Akhlak.docx

  • Uploaded by: firaaulia
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Akhlak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,519
  • Pages: 9
BAB 5 AKHLAK Pengertian Akhlak Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, jama’nya khuluqun yang berarti perangai (al-sajiyah), adat kebiasaan (al’adat), budi pekerti, tingkah laku atau tabiat (ath-thabi’ah), perbedaan yang baik (al-maru’ah), dan agama (ad-din). Akhlak adalah suatu istilah agama yang dipakai menilai perbuatan manusia apakah itu baik, atau buruk. Sedangkan ilmu akhlak adalah suatu ilmu pengetahuan agama islam yang berguna untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia,bagaimana cara berbuat kebaikan dan menghindarkan keburukan. Dalam hal ini dapat dikemukakan contohnya: 1. Perbuatan baik termasuk akhlak, karena membicarakan nilai atau kriteria suatu perbuatan. 2. Perbuatan itu sesuai dengan petunjuk Ilmu Akhlak; ini termasuk ilmunya, karena membicarakan ilmu yang telah dipelajari oleh manusia untuk melakukan suatu perbuatan. Adapun ayat yang menjelaskan tentang akhlak yaitu terdapat dalam (Q.S. al-ahzab,33:21) Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. Sedangkan pengertian akhlak secara terminologi dapat dilihat dari beberapa pendapat para ahli : a. Ibnu Maskawaih, menyebutkan bahwa akhlak yaitu keadaan jiwa yang mendorong atau mengajak melakukan sesuatu perbuatan tanpa melalui proses berpikir, dan pertimbangan terlebih dahulu. b. Prof. Dr. Ahmad Amin, Akhlak menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yaitu suatu ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan yang harus dilakukan, menyatakan tujuan yang harus dituju dan menunjukkan apa yang harus di perbuat. c. Didalam

buku akhlak dalam

berbagai

dimensi, akhlak

yaitu

sifat-sifat

yang berurat berakar dalam diri manusia, serta berdasarkan dorongan dan pertimbangan sifat tersebut, dapat dikatakan bahwa perbuatan tersebut baik atau buruknya dalam pandangan manusia.

Dari definisi berbagai pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa, akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur paksaan. Selain dari kata akhlak, ada beberapa kata yang sama dengan kata akhlak yaitu: 1. Etika Kata etika berasal dari yunani yaitu ethos yang berarti adat kebiasaan. Tetapi didalam kamus bahasa indonesia, etika diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak(moral). Etika berbicara tentang kebiasaan (perbuatan) tetapi bukan menurut arti tata adat. Oleh karena itu, etika landasannya adalah sifat dasar manusia. Tetapi etika menurut filsafat yaitu menyelidiki mana yang baik, dan mana yang buruk menurut perbuatan manusia. 2. Moral. Berasal dari bahasa latin, mos yaitu prinsip-prinsip tingkah laku manusia yang sejalan dengan adat kebiasaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Meskipun etika dan moral mempunyai kesamaan pengertian dalam percakapan sehari-hari, namun dari sisi lain mempunyai unsur perbedaan, misalnya : - Istilah etika digunakan untuk mengkaji sistem nilai yang ada. Karena itu, etika merupakan suatu ilmu. Istilah moral digunakan untuk memberikan kriteria perbuatan yang sedang dinilai. Karena itu, moral bukan suatu ilmu tetapi merupakan suatu perbuatan manusia. 3. Kesusilaan dan Kesopanan Kesusilaan berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “su” yang berarti lebih baik, dan kata “sila” berarti prinsip atau aturan hidup. Jadi kesusilaan adalah dasar-dasar aturan hidup yang lebih baik. Sedangkan kesopanan berasal dari bahasa Indonesia yang berasal dari kata sopan yang artinya tenang, beradab, baik dan halus (perkataan ataupun perbuatan) Istilah Etika dan ilmu Aklak adalah sama pengertianya sebagai suatu ilmu yang dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk melakukan perbuatan yang baik. Sedangkan istilah moral, kesusilaan, kesopanan, dan akhlaq sama pengertianya sebagai suatu norma untuk menyatakan perbuatan manusia. Jadi istilah ini bukan suatu ilmu tetapi merupakan suatu perbuatan manusia.

Istilah etika dan ilmu akhlaq dinyatakan sama bila ditinjau dari fungsinya. Tetapi bila ditinjau dari segi sumber pokoknya maka tentu keduanya berbeda. Dimana etika bersumber dari filsafat yunani, tetapi ilmu akhlak sumber pokoknya adalah al-qur’an dan hadits dan sumber pengembangannya adalah filsafat. Istilah akhlaq dengan moral, kesusilaan dan kesopanan,dapat dilihat perbedaanya bila dipandang dari objeknya di mana akhlaq menitikberatkan perbuatan terhadap tuhan dan sesama manusia, sedangkan moral, kesusilan dan kesopanan hanya menitikberatkan perbuatan terhadap sesama manusia saja. Maka istilah akhlaq sifatnya teosentris meskipun akhlaq itu ada yang tertuju kepada manusia dan makluk-makluk lain,namun tujua utamanya hanya karena Allah swt semata. Tetapi kesusilaan dan kesopanan semata-mata sasaran dan tujuanya untuk manusia saja karena itu istilah tersebut bersifat antroposentris (kemanusian saja). Ruang Lingkup Akhlak Ruang lingkup ilmu akhlak adalah pembahasan tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah perbuatan itu tergolong baik atau tergolong buruk. Ilmu Akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku manusia, obyek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Jika kita katakana baik atau buruk, maka ukuran yang harus digunakan adalah ukuran normative. Banyak

contoh

perbuatan

yang

termasuk

perbuatan

akhlak

dan

begitu

juga

sebaliknya. Seseorang yang membangun mesjid, gedung sekolah, rumah sakit, jalan raya, dan pos keamanan termasuk perbuatan akhlak yang baik karena itu berdasarkan kemauan manusia itu sendiri yang telah dipersiapakan sebelumnya. Tetapi jika seseorang yang memicingkan mata dengan tiba-tiba pada waktu benda berpindah dari gelap ke terang, atau menarik tangan pada waktu tersengat api atau binatang buas,bernapas, hati yang berubah rubah, orang yang menjadi ibu-bapak kita, tempat tinggal kita, kebangsaan kita,warna kulit kita, dan tumpah darah kita itu tidak termasuk perbuatan akhlak karena semua itu diluar perencanaan, kehendak atau pilihan kita. Jadi sekarang kita bisa memahami yang dimaksud ilmu akhlak adalah ilmu yang mengkaji suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang dalam keadaan sadar,kemauan sendiri, tidak

terpaksa, dan sungguh-sungguh atau sebenarnya bukan perbuatan yang pura-pura. Perbuatanperbuatan demikian selanjutnya diberi nilai baik atau buruk. Ruang lingkup akhlak sangat luas karena mencakup semua aspek kehidupan. Secara vertikal hubungan dengan sang Haliq dan secara horizontal dengan sesama manusia. Dan inilah ruang lingkup akhlak tersebut: 1. Akhlak kepada Allah Yang dimaksud akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kepasrahan kepada Allah, yaitu mengakui bahwa Allah itu ada, mengerjakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, ikhlas dalam semua amal, berbaik sangka terhadap semua ketetapan Allah, dan bertaubat serta beristighfar ketika berbuat salah. 2. Akhlak kepada Rasul 3. Akhlak kepada diri sendiri Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah menjaga diri dari hal yang tidak terpuji, baik secara lahiriah maupun batiniah. Contohnya adlah dengan tidak menyakiti diri sendiri dan tidak berlarut dalam kesedihan. 4. Akhlak dalam keluarga Akhlak kepada keluarga bisa dilakukan seperti berbakti kepada kedua orang tua, bergaul dengan ma’ruf, memberi nafkah dengan sebaik mungkin saling mendoakan, dan bertutur kata dengan lemah lembut kepada semua anggota keluarga. 5. Akhlak dalam masyarakat atau kepada tetangga Membina tetangga sangat penting, sebab tetangga adalah sahabat yang paling dekat. Bahkan dalam sabdanya Nabi saw. menjelaskan: “Tidak henti-hentinya Jibril menyuruhku untuk berbuat baik pada tetangga, hingga aku merasa tetangga sudah seperti ahli waris” (HR. al-Bukhari). Bertolak dari hal ini Nabi saw. memerinci hak tetangga sebagai berikut: “mendapat pinjaman jika perlu, mendapat pertolongan kalau minta, dikunjingi bila sakit, dibantu jika ada keperluan, jika jatuh miskin hendaknya dibantu, mendapat ucapan selamat jika mendapat kemenangan, dihibur jika susah, diantar jenazahnya jika meninggal dan tidak dibenarkan membangun rumah lebih tinggi tanpa seizinnya, jangan susahkan dengan bau masakannya, jika membeli buah hendaknya memberi atau jangan diperlihatkan jika tidak memberi” (HR. Abu Syaikh).[12]

6. Akhlak bernegara atau kepemimpinan Seorang pemimpin hendaknya memiliki akhlak yang baik. Diantaranya adalah beriman dan bertaqwa, pintar dan berilmu pengetahuan, sabar, sopan, santun, jujur, berani dan tekun. Dari bekal itulah pemimpin akan mampu memimpin dengan baik, adil, arif dan bijaksana, mampu melindungi pengikutnya dan amanah. 7. Akhlak lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar kita, baik itu hewan, tumbuhan maupun benda mati yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Kita perlu menjaga agar seluruh proses pertumbuhan alam berjalan sesuai dengan fungsi ciptaan-Nya. Sumber Akhlak 1. Tabiat (pembawaan); yaitu suatu dorongan jiwa yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan manusia, tetapi disebabkan oleh naluri(gharizah) dan factor warisan sifat-sifat dari orang tuanya atau nenek moyangnya. 2. Akal pikiran; yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh lingkungan manusia setelah melihat sesuatu, mendengarkanya, merasakan serta merabanya. Alat kejiwan ini hanya dapat menilai sesuatu yang lahir (yang nyata) 3. Hati nurani; yaitu dorongan jiwa yang hanya berpengaruh oleh alat kejiwaan yang dapat menilai hal-hal yang sifatnya absrak (yang batin) karena dorongan ini mendapatkan keterangan(ilham) dari allah swt. Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

َ ‫ ال َّل ُهمَّ ا ْه أدنأي أ‬. َ‫ َوب أ َذلأكَ ُأ أم ْرتُ َو َأنَا مأنَ ا ْل ُم ْس ألمأين‬،ُ‫اي َو َم َماتأي أ َّلِل أ َربأ ا ْلعَا َلمأينَ َل ش أَريكَ َله‬ « ‫ِل ْحسَ أن‬ ُ ‫ص ََلتأي َو ُن‬ َ ‫إ أ َّن‬ َ َ‫س أكي َو َم ْحي‬ َْ ‫ئ‬ َْ ‫ئ‬ َ ‫ق َل يَ ْهدأي أ‬ َ ْ ‫اِل ْع َما أل َو َأ ْحسَ أن‬ َْ» َ‫ق َل يَ أقي سَيأئَهَا إ أ َّل َأ ْنت‬ َ ‫اِل ْع َما أل َوسَي أ‬ َ ‫ َوقأنأي سَي أ‬، َ‫ِل ْحسَنأهَا إ أ َّل َأ ْنت‬ ‫اِل ْخ ََل أ‬ ‫اِل ْخ ََل أ‬

"Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta alam tiada sekutu bagi-Nya, dan demikianlah aku diperintahkan dan aku bagian dari orang Islam, Ya Allah berilah aku amalan yang terbaik dan akhlak yang paling mulia, tiada yang bisa memberi yang terbaik selain Engkau, dan lindungilah aku dari amalan dan akhlak yang buruk, tidak ada yang bisa melindungiku dari hal yang buruk selain Engkau". [Sunan An-Nasa'i: Sahih]

Hadist tersebut menjelaskan betapa pentingnya akhlak mulia itu, terutama untuk umat islam saat ini. Akhlak mulia merupakan cermin seorang muslim, mencerminkan kesucian hati dan fikirannya, sedangkan akhlak buruk mencerminkaan seseorang yang telah gelap hatinya sehingga ia tidak bisa menentukan mana yang baik dan buruk baginya karena keburukan itu telah mendarah daging dalam dirinya. Dalam islam telah dijelaskan mengenai akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Hal itu tercantum dalam Al-Quran dan juga hadits Nabi SAW. Yang pada akhirnya kedua hal tersebut dijadikan sebagai sumber ilmu akhlak dalam islam. Namun demikian, Islam tidak menafikan adanya standar lain selain al-Quran dan Sunnah untuk menentukan baik dan buruk akhlak manusia. Standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan buruk adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat. Dengan hati nuraninya, manusia dapat menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar kepada manusia berupa tauhid. Allah Swt. Berfirman yang Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".” (QS. al-A’raf [7]: 172). Dalam ayat yang lain Allah Swt. Berfirman yang artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. al-Rum [30]: 30). Macam-macam Akhlak 1. Akhlak mahmudah, artinya: akhlak terpuji, contoh akhlak mahmudah adalah: a.

Sabar, adalah mampu menahan diri atau mampu mengendalikan amarah.

b. Ikhlas, adalah mengejakan sesuatu amal hanya semata-mata karena Allah, yakni harus

mengharap ridhoNya. c.

Jujur, adalah mengatakan sesuatu itu dengan apa adanya dan harus dengan hati yang lurus.

d. Pemaaf, adalah orang yang memberikan maaf kepada peminta maaf yang menyadari

kesalahannya. e.

Pemurah, adalah sikap seseorang yang ringan untuk mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan orang lain,

f.

Menepati janji, adalah orang yang datang ketempat yang sudah disepakati sebelumnya.

2. Akhlak mazmumah, adalah akhlak yang buruk atau tercela, contoh akhlak mazmumah adalah: a. Ujub dan Takabur Ujub adalah mengagumi kemampuan dirinya sendiri. Sedangkan takabur, adalah membanggakan diri karena dirinya merasa lebih dari pada yang lain. b. Ria dan Sum’ah Ria adalah beramal baik dan bermaksud ingin memperoleh pujian orang lain. Sedangkan sum’ah, adalah berbuat atau berkata agar didengar orang lain sehingga namanya jadi terkenal. c. Malas dan Tamak Malas adalah enggan atau tidak mau melakukan sesuatu, dan Tamak( serakah) adalah terlalu bernafsu untuk memiliki sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri. d. Dendam dan Iri hati Dendam adalah keinginan untuk membalas kejahatan yang dilakukan orang lain atas dirinya. Dan Iri hati adalah perasaan tidak senang apabila melihat orang lain mendapat kesenangan. e. Fitnah dan Penipuan Fitnah adalah berita bohong atau desas- desus tentang seseorang dengan maksud yang tidak baik. Sedangkan penipuan adalah perkataan atau perbuatan tidak jujur dengan maksud menyesatkan seseorang dan mencari untung dari perbuatannya tersebut. f. Bohong dan Khianat Bohong adalah dusta, berarti tidak sesuaidengan keadaan yang sebenarnya., sedangkan Khianat adalah perbuatan tidak setia terhadap pihak lain. g. Bakhil dan Takut miskin

Bakhil adalah perasaan tidak rela memberikan sesuatu kepada orang lain atau untuk kepentingan agama. Dan Takut miskin adalah rasa cemas akan menderita hidupnya karena kekurangan harta. Ciri-ciri Akhlak Akhlak dalam islam mempunyai ciri-ciri yaitu: a. Akhlak Rabbani, yaitu akhlak yang tercantum dalam al- Qur’an dan sunnah Rasul, yang menekankan untuk mendapatkan kebahagian di dunia dan akhirat. b. Akhlak Manusiawi, adalh ajaran akhlak untuk manusia yang membutuhkan kebagiaan yang hakiki, ajaran ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan fitrahnya, sebagai manusia yang terhormat. c. Akhlak Universal, adalh ajaran yang mencakup segala aspek kehipan manusia baik dalam dimensi vertikal atau pun horizontal. d. Akhlak Keseimbangan, adalah akhlak yang bersumber dari akal, hati urani dan kekuatan buruk yang didorong oleh hawa nafsu. Setiap oarng memiliki naluri hewaniah dan malaikat, maka disini dituntut adanya keseimbangan. e. Akhlak Realistik, semua manusia mempunyai kelemahan disisi kelebihan yang dimilikinya. Ajaran ini memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan- kesalahan dengan cara bertaubat. Beberapa ciri-ciri lain dari akhlak yaitu: a. Akhlak mempunyai suatu sifat yang teranam kuat di dalam jiwa atau lubuk hati seseorang yang menjadi kepribadiannya dan itu akan membuat berbeda dengan orang lain. b. Akhlak mengandung perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, dalam keadaan bagaimana pun juga. Dengan kata lain akhlak merupakan adat kebiasaan yang selalu dilakukan oleh seseorang. c. Akhlak mengandung perbuatan yang dilakukan karena kesadaran sendiri, bukan karena di paksa, atau mendapatkan tekanan dan intimidasi dari orang lain. d. Akhlak merupakan manifestasi dari perbuatan yang tulus ikhlas, tidak di buat-buat. Tujuan Akhlak

Mustafa Zahri mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu ialah untuk membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehinggahati menjadi suci bersih bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan. Keterangan tersebut memberikan panduan kepada manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut termasuk perbuatan baik atau buruk. Tujuan mempelajari ilmu akhlak adalah untuk mengetahui hal dan perbuatan yang baik dan buruk, serta dapat mengamalkan perbuatan baik tersebut dan membuang perbuatan yang buruk. Tujuan mempelajari ilmu akhlak adalah untuk membersihkan kalbu dari berbagai macam kotoran kalbu seperti hawa nafsu dan amarah sehingga kalbu menjadi bersih dan suci. Jika tujuan ilmu akhlak tersebut tercapai, maka manusia akan memiliki kebersihan batin yang yang pada gilirannya melahirkan perbuatan terpuji. Dengan perbuatan terpuji ini, akan lahirlah keadaan masyarakat yang damai, sejahtera, harmoni lahir dan batin, yang memungkinkan ia dapat beraktifitas guna mencapai kebahagiaan hidup didunia dan juga di akhirat Tujuan akhlak adalah 1. Untuk membentuk pribadi muslim, 2. Bertingkah laku yang baik demi meningkatkan derajat kehidupan manusia, 3. Menyempurnakan keimanan 4. Sebagai pengatur cara hidup berkeluarga dan bertetangga 5. Mengatur adab pergaulan berbangsa dan bernegara.

Jadi mempelajari ilmu akhlak bukanlah sekedar untuk mengetahui mana akhlak baik dan buruk, akan tetapi yang terpenting adalah, mengamalkan dan menerapkan akhlak yang luhur itu dalam kehidupan sehari-hari, sesuai tuntutan ajaran Islam.

More Documents from "firaaulia"

Akhlak.docx
April 2020 0
Bi Surat Dinas.ppt
April 2020 0