Bendung Alami, Penyebab Utama Banjir Bandang Sentani
Yang menjadi pertanyaan pertama, kapankah topografi pembentukan “Bendung Alami” ini terbentuk, 1 Tahun lalu, 10 Tahun lalu atau 100 Tahun lalu. Karena sejarah mencatat bahwa bencara banjir bandang Sentani merupakan banjir bandang pertama selama kurung waktu 100 tahun. Artinya bahwa tidak ada kegiatan tektonik besar yang menghasilkan pembentukan topografi baru berupa pelipatan, patahan, amblesan maupun pengangkatan sehingga terbentuk suatu topografi yang baru dalam era 10 dasawarsa.
Dia menuturkan bencana banjir bandang di Sentani Papua disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi. Yaitu mulai pukul 19.00 sampai dengan 23.30 WIT. Data menunjukkan bahwa debit air di wilayah Sentani pada malam tersebut melebihi kondisi normal mencapai 193,21 meter kubik per detik yang menyebabkan debit aliran tinggi. Sementara itu, mulut sungai terhitung kecil dengan kapasitas tampung yang rendah yaitu hanya 91,38 meter kubik per detik. Sementara itu, faktor lain yang menyebabkan bencana banjir bandang Sentani adalah kondisi hulu daerah aliran sungai (DAS) yang tidak stabil. Hulu DAS tersebut memiliki kontur batuan yang kedap air sehingga membentuk bendung alami yang mudah jebol pada saat hujan ekstrim. Apalagi, adanya perluasan kota dan permukiman di bagian hilir turut memberikan dampak yang cukup signifikan, menyebabkan berkurangnya infiltrasi. Beberapa lokasi terdampak dari musibah banjir tersebut meliputi Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram, Sentani dan sekitarnya. Lokasilokasi tersebut merupakan dataran banjir (flood plain) dan berada di lereng kaki perbukitan yang terjal. Luas daerah tangkapan air (DTA) di lokasi tersebut mencapai 15.199,83 hektare. Sementara, di dalam daerah
tangkapan air, ada pemukiman dan lahan pertanian lahan seluas 2.415 hektare. Menurut Putera, faktor tutupan hutan di DAS Sentani terhitung baik dan berkisar 55 persen dari total area DAS. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pohon yang tercabut dari akarnya, serta adanya longsor pada area hulu daerah tangkapan air. Dengan melihat kondisi tersebut dan data-data di lapangan, Putera menyimpulkan terjadinya banjir bandang di Sentani itu utamanya disebabkan oleh curah hujan tinggi dengan kondisi DAS yang rentan longsor ketika dilanda hujan ekstrim. "Begini hulu yang curam dengan jenis tanah yang sangat mudah longsor ditambah sering terjadi gempa-gempa kecil karena kita ada di 'ring of fire' (cincin api) yang menyebabkan tambah rentan hulu itu maka sering terjadi longsor-longsor alami. Dan dari foto satelit juga menunjukkan itu, sering terjadi longsor alami. Longsor alami ini menciptakan bendunganbendungan alami yang sangat tidak stabil. Nah, ketika terjadi hujan ekstrim, bendungan alami ini jebol dan membawa segala yang tadinya bahan longsoran itu termasuk pohon utuh, batu dan sebagainya, itulah yang menciptakan banjir bandang ke hilir," jelasnya. JAYAPURA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penangglangan Bencana ( BNPB) mencatat bahwa setidaknya ada tiga hal yang menjadi penyebab terjadinya bencana banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (16/3/2019) malam hingga Minggu dini hari. Ketiga hal itu merupakan kombinasi dari faktor topografi, cuaca dan manusia. "Secara khusus, kami belum menemukan sebuah jawaban yang akurat, tetapi paling tidak ada tiga faktor," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Beni Munardo di RS Bhayangkara Jayapura, Senin siang (18/3/2019). Baca juga: Video Detik-detik Evakuasi Bayi 5 Bulan yang Terjepit Reruntuhan Pasca-banjir Sentani Jayapura Untuk topografi, lanjut Beni, kemiringan cagar alam Cyclop yang menjadi kawasan hulu air sangat terjal. Selain itu, lapisan tanahnya sangat tipis dan di bawahnya terdapat bebatuan yang ditutupi oleh beberapa tanaman. Dengan kondisi tersebut, Beni mengatakan, ketika ada satu saja tanaman yang terpotong atau tercabut maka akan akan memudahkan terjadinya longsor. Apalagi dengan tingkat kecuraman di atas 40 derajat, maka unsur gravitasi membawa material dengan sangat cepat ke daerah yang lebih rendah. Kedua, menurut dia, adalah faktor cuaca. Dengan intensitas hujan sangat lebat yang berlangsung lebih dari lima jam menyebabkan kawasan Cyclop tidak mampu lagi menampung debit air yang turun sehingga dengan cepat mengalir ke kawasan yang ada di bawahnya. Baca juga: #PrayForSentani, Foto-foto Terkini Pasca-Banjir Bandang Sentani Jayapura Sementara itu, dari sisi manusia, Beni mengungkapkan, sudah terjadi banyak alih fungsi lahan di kawasan cagar alam Cyclop sehingga kemampuan daya serap air terus melemah. "Saya mendapat laporan yang menyampaikan bahwa sebagian dari kawasan Gunung Cyclop sudah dijadikan sebagai
kawasan perkebunan. Tentunya (untuk mengatasi) hal ini harus ada komitmen dari semua pihak, termasuk dari para tokoh di Papua, khususnya di Sentani, untuk bisa mengajak kawan-kawan kita agar bisa dengan sukarela meninggalkan kawasan itu," katanya. Hingga Senin (18/3/2019) siang, korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang di Kabupaten Jayapura mencapai 72 orang, luka ringan 75 orang, luka berat 41 orang, pengungsi 4.739 orang. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diungkap, 3 Penyebab Banjir Bandang di Sentani Jayapura", https://regional.kompas.com/read/2019/03/18/16213701/diungkap-3penyebab-banjir-bandang-di-sentani-jayapura. Penulis : Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi Editor : Caroline Damanik
BNPB Sebut Dua Faktor yang Jadi Penyebab Banjir Bandang Sentani M. Reza Sulaiman | Fakhri Fuadi Muflih Selasa, 19 Maret 2019 | 00:05 WIB
Suasana pasca banjir bandang melanda wilayah Sentani, Jaya Pura, Papua, Senin (18/3). [ANTARA FOTO/Zabur Karuru]
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan ada dua faktor penyebab terjadinya banjir bandang Sentani.
Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut kombinasi faktor alam dan manusia menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang di Sentani, Jayapura pada Sabtu (16/3/2019). Kapusdatinmas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sebelum terjadinya banjir bandang di Sentani, curah hujan di daerah tersebut diketahui mencapai tingkat ekstrem. ADVERTISING inRead invented by Teads
Curah hujan diketahui mencapai 248,5 mm dan mengguyur Sentani dan pegunungan Cycloop selama tujuh jam, mulai pukul 17.00 hingga 24.00 WIT. Hal ini menurut Sutopo sangat tidak wajar, mengingat jumlah curah hujan sebesar itu normalnya terjadi dalam waktu satu bulan. Akibatnya, air sungai meluap dan alirannya tidak bisa menampung debit air yang sudah berlebihan. Hulu sungai yang berkontur tanah curam menjadikan air mengalir sangat deras, ditambah bebatuan yang menyusun aliran sungai terbuat dari batuan berjenis remah yang mudah hancur. Batuan yang hancur itu akhirnya membentuk bendungan-bendungan kecil hingga menahan laju air. Setelah debit air yang menumpuk di bendungan-bendungan kecil tersebut semakin bertambah karena hujan deras.
Suasana pasca banjir bandang melanda wilayah Sentani, Jaya Pura, Papua, Senin (18/3). [ANTARA FOTO/Zabur Karuru] Air dengan volume besar tak terbendung dan terjadilah banjir bandang yang menghantam sembilan kelurahan di Sentani. Daerah yang terdampak banjir bandang merupakan wilayah hilir sungai yang memiliki tanah dengan topografi datar. "Curah hujan ekstrem, batuan mudah hancur, dan bendungan kecil seperti kita tahu akhirnya terbentuk adalah faktor alam penyebab banjir bandang," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (18/3/2019) malam.
Berdasarkan faktor manusia, Sutopo menyebut kegiatan penambangan pohon liar dan penggalian merusak Pegunungan Cycloop. Padahal, pegunungan tersebut seharusnya menjadi penyerap air hujan. S utopo juga mengatakan kerusakan tersebut bahkan sudah terjadi sejak tahun 2003. "Faktor ulah manusia ini adalah perusakan di pegunungan Cycloop," kata Sutopo
Faktor Utama Yang Menyebabkan Terjadinya Banjir
By Staff PKK September, 13 2016 Intermezo
Daerah daeah di Indonesia sudah seringkali dilanda banjir. banjir yang terjadi saat ini sudah semakin meluas, bukan hanya di kota kota besar namun juga ke pelosok daerah. Bencana ini sering kali terjadi saat musim hujan, tentu hal ini sangat perlu diwaspadai. Sebab bencana ini bisa memberikan dampak yang buruk. Setiap kali banjir terjadi akan menimbulkan permasalahan seperti, merendam pemukiman warga, merusak infrastruktur, mengganggu aktifitas masyarakat, menimbulkan masalah kesehatan, menyebabkan korban jiwa hingga menimbulkan kerugian ekonomi. oleh sebab itu bencana banjir perlu diantisipasi untuk meminimalisir dampak dan resiko akibat bencana ini. Penyebab banjir karena meluapnya sungai akibat curah hujan yang tinggi. Selain luapan, juga akibat genangan air yang menumpuk sulit meresap ke tanah apalagi pada saat sungai dan gorong-gorong terpenuhi air semua pasti terjadi banjir. bukan hanya faktor alam yang menyebabkan bencana banjir namun juga ada faktor manusia yang menyebabkan bencana ini terjadi, dan hampir 70% banjir terjadi akibat ulah manusia. Tentu meningkatkan kesadaran masyarakat sangat penting untuk mencegah terhadinya banjir. jadi terdapat 2 faktor terjadinya banjir, yaitu faktor alam dan faktor manusia.
Faktor Utama Penyebab Banjir Intensitas Hujan Yang Tinggi Curah hujan yang tinggi dan dalam waktu yang lama menjadi faktor utama terjinya banjir, biasanya terjadi saat memasuki puncak musim hujan. Akibat hujan lebat, sungai menjadi meluap selain itu minimnya daerah resapan air membuat air akan semakin tidak tertampung dan terjadi banjir. Sampah Yang memenuhi Sungai Masyarakat masih memiliki kebiasaan buruk yang sulit hilang yaitu membuang sampah ke sungai, sampah yang menumpuk membuat aliran sungai terganggu sehingga saat hujan deras air akan meluap ke pemukiman warga Kerusakan Lahan Seperti yang terjadi di beberapa wilayah, banyak kejadian banjir dan tanah longsor karena ulah perusakan lahan untuk penambangan liar. Tanah yang seharusnya jadi penahan air menjadi tergerus dan menyebabkan banjir. Penebangan Hutan Hutan sangat berperan sebagai daerah resapan air sehingga akan mengurangi banjir karena hutan akan menyimpan air hujan kemudian mengalirkan kepada manusia melalui bentuk air tanah. Bila hutan terus ditebangi secara liar akan menimbulkan banjir bagi kawasan daerah tersebut, dengan banjir yang terus terjadi dengan skala besar maka ada kemungkinan menyebabkan tanah longsor. Pembangunan Pemukikam di Bantaran Sungai Di Jakarta banjir yang terjadi akibat adanya faktor dari ulah manusia seperti pembangunan pemukiman di bantaran sungai, pemukiman sembarangan menjadi faktor penyebab banjir yang utama akibat meluapnya aliran sungai yang terhambat. Seperti rumah-rumah di bantaran yang pasti menjadi penyumbang sampah terbesar yang menjadi penghambat dan pendangkalan. Sumber : http://blog.act.id/5-faktor-faktor-penyebab-banjir/
Geologi Tambang Stratigrafi Eksplorasi Malang Cebakan Timur Sedimen Karst gas logampeta geologi CBM
Mineral Energi Fisiografi Geotermal Jawa
Beberapa Miskonsepsi Dalam Pengetahuan Dasar Ilmu Geologi Oleh : R.P. Koesoemadinata (Guru Besar Teknik Geologi ITB)
I. Pendahuluan Pengalaman menguji pada sidang-sidang Ujian Sarjana di Bandung maupun di Yogya ternyata terdapat kekeliruan pengertian yang umum dalam dasar-dasar geologi, yang bersifat fundamental. Hal tersebut disebabkan karenakurangnya si calon sarjana mambaca texbook geologi yang baru, sudah kunonya diktat-diktat geologi, atau adanya salah tafsir atau pengertian geologi yang telah kepalang salah dan berurat akar serta dikomunikasikan secara lisan antara mahasiswa senior ke mahasiswa junior. Lain-lain penyebab adalah adanya pengertian orang awam mengenai geologi yang salah tetapi para mahasiswa geologi ikut-ikutan karena takut disebut nonkonformist. Terakhir adalah perkembangan ilmu geologi dalam methoda walaupun konsep, misalnya “Plate-tectonics”. II. Istilah Umur Absolut dan Umur Relatif
Ditahun limapuluhan umur geologi secara konsepsional ditegaskan sebagai umur absolut dan umur relatif. Umur absolut dinyatakan dalam tahun ada jutaan tahun, sedangkan umur relatif adalah penempatan suau satuan stratigrafi relatif terhadap zaman-zaman geologi yang established” berdasarkan fosil-fosil tertentu, tanpa ditentukan batas-batasnya secara geochronologi yang dinyatakan dalam skala waktu / satuan waktu dalam tahun. Maklum dalam dekade belakangan ini methoda penentuan umur secara radiometrik telah menjadi sesuaty yang standard, berkat kemajuan teknologi. Batas-batas zaman/periode geologi yang sekarang lebih ditentukan (fixed) secara radiometris dan dinyatakan dalam jutaan tahun. Hal ini ternyata dapat dilihat dalam daftar skala waktu yang dikeluarkan berbagai instansi/peneliti. Dengan demikian tidak ada perbedaank onsepsional konsepsional antara “umur absolut” dan “umur relatif”, yang ada hanya metoda penentuannya saja, malah ada pula metoda-metoda lain. Metoda-metoda tersebut adalah:
1.
2.
Metoda penentuan secara relatif (dengan fosil/posisi stratigrafi)
Metoda penentuan radiometris 3.
Metoda penentuan dengan skala paleomagnetik
Istilah umur absolut malah telah tidak dipergunakan, dan istilah metoda radiometris yang dipakai sedikit banyak sebagai pengganti umur absolut. Secara kelakar istilah absolut ini tidak dipakai karena umur absolut itu bisa bersifat “absolutely right” atau absolutely wrong”. Juga hal tersebut dapat dilihat dalam buku-buku text modern seperti Holmes. III. Prinsip-Prinsip Stratigrafi
3.1 Hukum-Hukum Steno, 1669
Prinsip-prinsip Steno sering diidentikan hanya dengan prisip Superposisi, padahal prinsip-prinsip superposisi hanya merupakan salah satu prinsip dari prinsip-prinsip Steno. Prinsip Steno secara lengkap adalah: 1.
Prinsip Superposisi (Superposition of strata)
2.
Prinsip kesinambungan lateral (lateral continuity)
3.
Prinsip akumulasi vertikal/keaselian horizontal (original horizontality)
Prinsip-prinsip Superposisi dinyatakan sebagai: “Lapisan (batuan sedimen) yang berada di bawah lapisan (sedimen) lainnya, berumur lebih tua daripada lapisan yang berada di atasnya”. Perlu ditekankan bahwa prinsipin mengenailapisan (sedimen) dan bukan satuan batuan, formasi, dll. Prinsip ini secara implisit menyatakan bahwa bidang perlapisan adalah bidang kesamaan waktu. Secara lengkap hukum-hukum ini adalah sebagai berikut:
(a) Hukum Superposisi: Lapisan yang berada di atas adalah lebih muda daripada lapisan yang ada di bawahnya dalam urut-urutan normal.
Dalil yang diturunkan: ·
·
Bidang perlapisan adalah bidang kesamaan waktu
Bidang perlapisan adalah permukaan pengendapan (depositional interface).
(b) Hukum kesinambungan lateral (lateral continuity): Lapisan sedimen menerus secara lateral (sampai ke tepi cekungan pengendapannya; dimana ia membaji). Dalil yang diturunkan: · ·
Penerusan/penyusuran bidang perlapisan atau lapisan adalah meneruskan bidang kesamaan waktu atau merupakan dasar dari prinsip korelasi stratigrafi. Penghentian kesinambungan lapisan terjadi oleh: 1. Pembajian, atau/dan; 2. Perubahan fasies (dimana perlapisan tetap menerus), atau/dan; 3. Pemancungan karena erosi dibawah ketidakselarasan, atau/dan; 4. Dislokasi karena sesar.
(c) Hukum asal horizontal (original horizontality): lapisan pada asal mulanya diendapkan pada keadaan mendatar (horizontal). Dalil yang diturunkan: · Akumulasi pengendapan terjadi secara vertikal (principle of vertical accumulation).
· Pengecualian: pada keadaan tertentu (lingkungan delta, pantai, terumbu, dan seterusnya) dapat terjadi permukaan pengendapan yang miring yang disebut kemiringan asli (original dip), atau clinoform. · Turunan pengecualian: Akumulasi pengendapan dalam keadaan tertentu dapat terjadi secara lateral karena progradasi (lateral accumulation through progradation).
3.2 Prinsip William Smith Prinsip ini dalam aslinya berbunyi: “Successive untis of sedimentary strata can be traced by it diagnostic fossil assemblage when lithologic criteria isindecisive”. Urutan lapisan sedimen dapat dilacak (secara lateral) dengan mengenali kumpulan fosilnya yang diagnostik jika kriteria lithologi tidak menentu (sama sekali tidak disebut-sebut mengenai umur). Ini dapat diartikan bahwa dalam urut-urutan lapisan batuan sedimen, maka suatu lapisan yang sama mengandung kumpulan fossil yang sama walaupun lithologinya sudah berubah. Ini berarti pula bahwa kesinambungan lateral suatu lapisan kendati tidak dapat dilacak secara fisik dan juga walaupun litologinya sudah berubah, masih tetap dapat dikenali sebagai lapisan yang sama dengan mengelai isi kandungan fosilnya sama. Aplikasi prinsip ini oleh William Smith dipergunakan untuk membuat peta geologi pertama dari daerah Inggris, yang didasarkan atas kesinambungan lapisan dan bukan kesinambungan litologi. Satuan stratigrafi dapat saja berubah litologinya secara lateral. Dengan demikian prinsip William Smith tidak menyatakan bahwa kumpulan fossil dapat dipakai untuk menentukanumur ataupun umur yang sama, tetapi dapat dipakai untuk melacak/meneruskan lapisan/perlapisan secara lateral, jadi fossil dapat dipergunakan untuk korelasi. Gabungan prinsip Steno dan Prinsip William Smith menurunkan suatu kaidah : Kumpulan fossil yang sama menunjukkan umur yang sama. Tetapi prinsip yang merumuskan bahwa fossil dapat dipakai untuk menentukan umur relatif adalah prinsip yang berikutnya: 3.3 Hukum Urutan Pergantian Fauna (Law of Faunal Succession) Dalam urut-urutan lapisan batuan sedimen, maka sekelompok lapisan dapat mengandung kumpulan fosil-fosil (fauna) tertentu, yang berbeda dengan sekelompok lapisan diatasnya ataupun satuan sekelompok lapisan yang ada di bawahnya.
Dalam meneliti jenis-jenis fossil pada setiap satuan stratigrafi maka Cuvier (1769-1832) menurunkan prinsip berikutnya. 3.4 Prinsip Kepunahan Organik (Principles of Organic Extinction).
(George Cuvier, 1769-1832) “Principles of organic extinction is demonstrated by different fossil assemblages in successive stratigraphic untis, younger deposit contained creatures more like those of the present day than did the older deposit. Rock succession revealed advanding complexity of life”.
Prinsip kepunahan organik dibuktikan oleh kumpulan-kumpulan fossil yang berlainan dalam urutan satuan stratigrafi, endapan yang lebih muda mengandung makhluk-makhluk yang lebih menyerupai makhluk-makhluk yang sekarang daripada yang dikandung oleh endapan yang lebih tua. Urutan batuan mengungkapakan kekompleksan kehidupan yang semakin maju. Pengkaitan prinsip Steno, prinsip William Smith, Hukum urutan penggantian Fauna dan prinsip kepunahan organik (Cuvier), maka dapatlah diturunkan prinsip umur relatif geologi.
Prinsip Umur Geologi Relatif: Setiap zaman geologi dicirikan oleh sekumpulan fossil tertentu. Berdasarkan prinsip ini dan prinsip ketidakselarasan dari James Hutton berkembanglah secara berangsur-angsur skala waktu relativ, yang setiap zamannya mempergunakan nama lokasi geografi daerah dimana satuan waktu itu terungkapkan pertama kali secara baik dalam suatu urutan lapisan sedimen yang merupakan satuan stratigrafi. Contoh: Cambrium, Silurian, dsb. Selain itu penggabungan prinsip-prinsip status tadi juga menghasilkan dua teori untuk menafsirkan penyebab prinsip-prinsip di atasterutama Hukum Pergantian Fauna dan Prinsip Ketidakselarasan.
1.
Teori Katastrofisme (Malapetaka) dari Cuvier (1769-1832) dimana pada akhir suatu zaman fauna itu punah oleh suatu malapetaka yang diwakili oleh ketidakselarasan, dan suatu fauna lain dikreasikan kembali pada permulaan berikutnya. 2.
Teori Evolusi Organik dari:
a) Darwin (survival of the fittest, natural selection) b) Lamarch (adaptasi terhadap lingkungan). Dimana ketidakselarasan diakibatkan perioda pembentukan pegunungan secara perlahan-lahan serta denudasinya kembali, dan mewakili waktu lama yang hilang. 3.5 Prinsip Perubahan Facies (Grezzly) Apa yang dilakukan dan diamati oleh Grezzly sebetulnya adalah dia mengikuti perlapisan suatu kelompok lapisan sedimen secara lateral sesuai dengan prinsip Steno yang kedua, yaitu lateral continuity, dan mengamati aspek paleontologi dan litologi (fosil-fosil dan jenis batuan, atau textur dan sifat-sifat batuannya) dapat berubah dari titik satu ketempat yang lain sepanjang lapisan yang sama. Dikatakan bahwa pada setiap titik (sepanjang lapisan) faciesnya dapat berubah-rubah, yang ditafsirkan sebagai lingkungan pengendapan. Sesuai dengan prinsip Steno, maka bidang perlapisan dianggap permukaan waktu yang sama, sehingga facies sekarang diklasifikasikan sebagai aspek litologi (kimia, fisika) dan paleontologi (biologi) yang dimanifestasikan pada endapan-endapan yang bersamaan umurnya. E. Haug mendefinisikan fasies sebagai jumlah total aspek litologi dan paleontologi pada suatu titik (dalam endapan-endapan yang bersamaan waktu). Karena kurang dihayati mengenai apa yang dilakukan oleh Grezzly untuk sampai pada konsep facies, maka “waktu yang sama” ini ditafsirkan harus ditentukan/dikorelasikan dengan fosil saja. Bahwasanya perubahan fasies dapat ditentukan sampai korelasi dengan fossil, tetapi dengan mengkorelasikan dengan melacak/meneruskan bidang perlapisan, didemonstrasikan oleh korelasi log listrik, dimana shale-out lapisan pasir dapat terbukti.
Pemakaian istilah facies dalam urutan vertikal perlu disesalkan begitu pula istilah facies diidentikkan dengan lingkungan pengendapan sangat menyesatkan. Istilah marine facies, diidentikkan dengan lingkungan pengendapan sangat menyesatkan. Istilah marine facies, neritic dan sebagainya dianjurkan tidak dipakai. Yang benar adalah coal facies, sandstone facies, koralalgal facies, algalforaminifera facies, planktonic foraminifera facies. Begitu pula istilah lithofacies, seismofaices, electrofacies dan mikro facies dapat digunakan, selama ini berarti aspek lithologi/paleontologi sepanjang perlapisan yang ditentukan oleh sifat seismiknya, sifat litologi, sifat listrik dan sifat-sifat yang dapat dilihat secara mikroskopis.
3.6 Bidang Perlapisan, Batas Litologi dan Batas Formasi Sering dikatakan: Batas formasi memotong batas (bidang kesamaan) waktu. Dalam hal ini bidang perlapisan dikacaukan dengan batas lithologi/lithofacies dan dengan batas formasi. Bidang perlapisan boleh diidentifikasikan dengan bidang kesamaan waktu sesuai dengan prinsip Steno.
Memang dalam urutan vertikal batas litologi adalah bidang perlapisan, tetapi secara lateral batas litologi adalah berangsur dan disebut batas perubahan lithofaices. Batas formasi setempat berhimpitan dengan bidang perlapisan/batu litologi, tetapi secara regional batas formasi adalah batas litologi tetapi memotong bidang perlapisan atau bidang kesamaan waktu. Juga sering dikatakan: “ Time boundaries are inherently diahronic to lithologic boundaries” (Shaw, 1964). Hal ini benar selama lithologic boundaries tidak diidentifikasikan dengan bidang perlapisan. Sebaiknya dikatakan: “Formation boundaries shift in stratigraphic position form localities to localities”.
3.7 Prinsip-Prinsip Ketidak-selarasan Prinsip ini dinyatakan oleh James Hutton (1775) dan terutama dalam rangka interpretasi adanya gejala pembentukan pegunungan serta adanya siklus geologi. Sebetulnya hanya ada 3 jenis ketidakselarasan: 1.
2.
Ketidakselarasan sejajar (disconformity)
Ketidakselarasan bersudut (angular unconformity) 3.
Bukan keselarasan (nonconformity)
Para mahasiswa selalu menganggap paraconformity atau paraunconformity sebagai sesuatu yang penting diantara jenis ketidakselarasan, padahal jenis ini adalah sangat kontraversial dan diragukan akan adanya dan tidak mempynyai arti stratigrafi yangpentingdantidaklah sesuatu yang fundamental. Adanya ketidakselarasan atau keidakmenerusan vertikal (stratigraphic discontinuity) ini pada zamannya menunjang teori katastropisme,dimana setiap diskontinuitas merupakan perioda terjadinya malapetaka. Secara lengkap hukum tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dalam urutan-urutan lapisan batuan sedimen kadang-kadang didapatkan bidang pemisah dimana lapisanlapisan yang di bawah adalah merupakan hasil daur geologi yang lebih tua dari urutan lapisan diatasnya.
2. Setiap daur geologi terdiri dari peristiwa permulaan dan akhir suatu pengendapan (berlangsung beberapa puluh juta tahun) yang ditandai/dipisahkan oleh bidang yang mewakili perioda tidak ada pengendapan yang disebabkan pengangkatan dengan atau tanpa pemiringan, perlipatan ataupun yang disertai intrusi batuan beku serta metamorfosa yang kemudian diikuti erosi. 3. Bidang ini disebut bidang ketidakselarasan yang dibagi atas:
a)
Bidang ketidakselarasan sejajar (disconformity) jika perioda ini hanya diwakili pengangkatan atau erosi saja (epirogenesa). Pengamatan stratigrafi: Lapisan di atas bidang ketidakselarasan sejajar dengan lapisan di bawahnya.
b) Bidang ketidakselarasan bersudut (angular unconformity) jika perioda ini diwakili pemiringan atau perlipatan serta pengangkatan dan erosi (orogenesa). Pengamatan stratigrafi: lapisan di bawah bidang ketidakselarasan membuat sudut terhadap lapisan yang di atasnya.
c)
Bidang bukan keselarasan (nonconformity) Jika perioda pemisah ini diwakili oleh gejala intrusi dan atau metamorfosa regional serta pengangkatan yang diikuti erosi sehingga menyingkapkan batuan kristalin ini (beku dan metamorfosa) sebelum lapisan diatasnya diendapkan. Pengamatan stratigrafi: Batuan di bawah bidang bukan keselarasan adalah batuan beku plutonik atau metamorfosa (kristalin).
4. Bidang ketidakselarasan merupakan dasar untuk pengendapan sedimen daur geologi yang berada di atasnya. Turunan: Lapisan di atas bidang ketidakselarasan selalau berada dalam keadaanparallel atau subparallel terhadap bidang ketidakselarasan.
3.8 Orogenesa Konsep ini merupakan konsep klasik dari pembentukan pegunungan, namun demikian pengertian ini harus betul. Sering untuk mahasiswa mengartikan proses ini sebagai pengangkatan saja (tanpa perlipatan/deformasi tektonik). Sebetulnya arti dari orogenesa ini adalah pembentukan pegunungan, dansecara klasik proses ini melibatkan deformasi tektonik seperti perlipatan dan pematahan yang kandangkaladiikuti oleh intrusi magam dan kemudian diangkat menjadi rangkaian pegunungan.
3.9 Orogenesa dan Ketidakselarasan Para mahasiswa sering tidak dapat melihat hubungan antara ketidakselarasan dan orogenesa, seperti kalau ditanya bagaimana cara menentukan adanya orogenesa di Paleozoikum dan
Mesozoikum, mereka bingung. Padahal justru konsep orogenesa dan siklus geologi itu ditafsirkan dari adanya ketidakselarasan bersudut. Juga sukar dibayangkan hubungan antara bukan-keselarasan (nonconformity) dengan orogenesa; karena tidak sadar bahwa orogenesa pada umumnya diikuti oleh aktivitas magma berbentuk pluton atau batholit, sehingga perlu adanya waktu yang lama untuk erosi dari pegunungan sampai ke akarnya, sebelum diendapkannya siklus sedimentasi yang berikutynya.
3.10 Epirogenesa dan Ketidakselarasan Sejajar
Pada umumnya tidak ada kesulitan untuk melihat hubungan ini, tetapi kebanyakan mahasiswa tidak sadar bahwa ketidakselarasan sejajar pada umumnya disebabkan gerakan epiroggenesa.
3.11 Transgresi dan Regressi Sangatlah tepat bahwa proses transgressi diterjemahkan sebagai genang laut sedangkan regresi sebagai susut laut, karena proses ini adalah perpindahan relatif dari garis pantai. Namun sering sekaliproses ini ditafsirkan sebagai proses pengangkatan dan penurunan dasar cekungan,
Penafsiran regresi sebagai pengangkatan dasar cekungan adalah keliru, sebab pengangkatan dasar cekungan akan berarti lapisan sedimen akirnya akan berada di atas mukalaut dan sedimentasi berhenti, malah akan terjadi erosi sehinga menimbulkan ketidakselarasan.
Kekeliruan ini disebabkan karena transgressi dan regressi selalu diperlihatkan dalam penampang melintang yang ideal; yang memperlihatkan hubungan susut laut ini secara lateral, dan seolah-olah sedimentasi ini secara vertikal berhenti dan bergerak secara akumulasi lateral.
Padahal prinsip dari konsep transgressi dan regressi berasal dari analisa suatu profil/kolom stratigrafi, yangmemperlihatkan berubahnya fasies dari lingkungan darat di bawah menjadi fasies batuan yang diendapkan di lingkungan laut di atas ini ditafsirkan sebagai proses transgressi, sedangkan pembahasan dari fasies lingkungan pengendapan naik ke atas menjadi lingkungan daratan disebut regressi. Jelas bahwa sebetulnya kita berhubungan dengan adanya sedimentasi yang menerus (tanpa adanya erosi/ketidakselarasan) dan ini berarti bahwa sebetulnya cekungan terus menurun sehingga tebal yang menerus dapat terjadi. Hal ini juga berlaku di lingkungan pengendapan non marine; cekungan tetap menurun sehingga memungkinkan terjadinya lapisan nonmarin yang tebal/jauh lebih tebal dari kedalaman rawa-rawa atau sungai dan menerus. Maka sebaiknya pengertian transgressi dan regressi dikaitkan dengan pengertian laju sedimentasi (rate of deposition) dan dibandingkan dengan laju penurunan cekungan (rate of subsidence). Transgressi: Laju penurunan cekungan (rate of subsidence) lebih cepat dari pada laju pengendapan (rate of deposition) sehingga menyebabkan pantai mundur ke arah daratan (Rs > Rd).
Regressi: Laju pengendapan (rate of deposition) lebih cepat dari laju penurunan cekungan (rate of subsidence) sehingga menyebabkan pantai maju ke arah laut (Rs < Rd). Instilah majunay pantai ke arah laut, yang juga merupakan majunya pusat pengendapan (deposentrum) disebut pula progradasi. 3.12 Perlapisan Silang Siur Sering calon sarjana jika ditanyakan cara terbentuknya lapisan silang siur menjawab “disebabkan arus bolak balik”. Entah dari mana, tidak ada satupun texbook yang menyatakan demikian, tetapi rupanya interpretasi sendiri dari gambar corssbedding yang seolah-olah oleh pengendapan terjadi dari dua arah yang berbeda. Sebenranya pembentukan struktur silang-suir terbentuk oleh pengendapan dari arus traksi yang membentuk gelembur-gelombang besar yang berpindah-pindah dalam arah arus (migrating dunes). Pengendapan lapisan-lapisan tipis pada bagian muka (foreset) dari gelembur yang berpindah tersebut sebagai avalanche ataupun dibelakangnya sebagai acretion menghasilkan struktur lapisan silang siur, yang membuat sudut terhadap bidang pengendapan horizonta. Kekecualian terbentuk silang-siur yangdibentuk arus bolak-balik adalah di daerah pasangsurut (tidal flats), tetapi jenis dari struktur silang-siur ini adalah khusus dan disebut “herring bone cross stratification” (silang-siur tulang ikan). 3.13 Penentuan Umur dengan Fossil dan Kisaran Umur Ada terdapat suatu kekeliruan pengertian mengenai cara penentuan umur dengan fossil. Misalnya saja suatu contoh batuan diambil dari Formasi Baong, dna mikropaleontologi menentukan umurnya sebagai N8-N12 menurut zonasi Blow si Mahasiswa kemudian berkesimpulan bahwa Formasi Baong ini berlangsung dari N8 sampai N12. Hal ini sangat keliru! Yang benar adalah bahwa lapisan pada posisi mana dalam Formasi Baong contoh itu diambil boleh jadi berumur N8, atau N9, atau N10, atau N11 dan atau N12, tetapi tidak betul sama sekali umur contoh batuan itu berkisar dari umur N8 sampai dengan N12, apa lagi seluruh formasi ini umurnya mulai dari N8 (batas bawah Formasi) dan berakhir pada N12 (batas atas formasi). Jika seandainya contoh lain diambil dari posisi stratigrafi lebih atas dari contoh 1 menunjukkan N13 N14, maka mungkin contoh 1 berumur N12 dan contoh kedua N13 atau N14. Begitu pula contoh 3 diambil dari posisi stratigrafi lebih rendah dari contoh 1 menunjukkan N12 – N13, maka mungkin contoh 1 berumur N13 dan contoh 3 berumur N12, atau contoh 1 dan contoh 3 berumur N12 atau contoh 1 dan contoh 3 kedua-duanya berumur N13 (stau N13 bagian atas satu lagi N13 bagian bawah).
3.14 Prinsip Intrusi (James Hutton, 1795) 1.
Batuan intusi (magmatic) selalu mengintrusi batuan yang lebih muda.
2.
Tubuh batuan intrusi dapat bersifat (terhadap batuan yang diintrusinya): a.
-
Konkordan (batas intrusi adalah sejajar dengan perlapisan batuan yang diintrusinya):
Sill (bentuk pipih seperti lapisan) Lakolit (bentuk lensa cembung)
-
Lapolit (bentuk lensa cekung)
-
Fakolit (Phacolit) b.
Diskordant (batas intrusi adalah memotong perlapisan batuan yang diintrusinya)
-
Dyke (korok, gang), bentuk pipih seperti lapisan Stock, bentuk pipa
-
Boss, bentuk kubah kecil
-
Batolit: bentuk tak menentu besar (ratusan kilometer) tanpa dasar yang diketahui.
3.
Perbatasan antara batuan intrusi dan batuan yang diintrusi Jalur pendinginan (chill zone) pada batuan yang mengintrusi; penghalusan kristal berangsur ke arah batas intrusi. a.
Front basis (basic front) pada batuan yang mengintrusi; peningkatan mineral-mineral mafik (hitam) ke arah batas intrusi, terutama dalam pluton / batolit. b.
Effek pembakaran (baking effect) pada batuan sediment yang diintrusi, bentuk pengerasan, pada sedimen lempung. c.
d.
Jalur ubahan pada batuan yang diintrusi
Jalur metamorfosa termal (contack metamorphism) pada sedimen yang diintrusi, seperti batuan tanduk (hornstone), rekristalisasi, pembentukan mineral-mineral khusus seperti wollastonit, garnet, kyanit e.
Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran tertentu di antara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi bawah permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembang ketika air permukaan (surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi. Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari jaringan pengaliran sungai. Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-cabangnya di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut : 1. Pola Aliran Dendritik Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang
rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.
2. Pola Aliran Radial Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan laccolith. Pada bentang alam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular.
3. Pola Aliran Rectangular Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya luruslurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan. 4. Pola Aliran Trellis Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus di sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan.
5. Pola Aliran Sentripetal Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi). Pola aliran sentripetal merupakan pola aliran yang umum dijumpai di bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir ke suatu cekungan, di mana pada musim basah cekungan menjadi danau dan mengering ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau mengering. 6. Pola Aliran Annular Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith. 7. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar) Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-aliran sungainya akan berbentuk luruslurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel
kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.
Copyright by Djauhari Noor
Bendung Alami, Penyebab Utama Banjir Bandang Sentani Penulis maghfira Maret 19, 2019 0
Sentani yang berlokasi di sisi selatan Pegunungan Cycloop, sabtu malam (16/3) dihempas banjir bandang yang hingga kini menewaskan 79 korban jiwa dan 43 lainnya masih dalam proses pencarian. Banjir bandang
Wasior juga pernah terjadi pada tahun 2010 yang menelan korban hingga 68 jiwa. Dua lokasi ini memiliki karakteristik daerah yang hampir mirip, di mana Wasior berada di sisi barat tinggian Semenanjung Wandamen, dan Sentani berlokasi di sisi selatan Pegunungan Cycloop. Pengaruh kondisi morfologi menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang.
Kekuatan Banjir Bandang Banjir bandang berbeda dengan banjir pada umumnya yang kerap terjadi karena luapan sungai atau air laut (banjir rob). Banjir bandang terjadi secara mendadak dengan kekuatannya berlipat kali lebih besar karena muatannya berupa bongkah batu, kayu, dan lumpur yang turut terbawa bersama aliran dari arah hulu, sehingga sifatnya sangat merusak. Luar biasanya, menurut Pakdhe Widjo Kongko, banjir bandang ini dalam beberapa aspek mirip dengan tsunami. Pakdhe Ma’rufin mencoba menghitung, tekanan yang ditimbulkan oleh banjir bandang ini setara 1,5 ton bagi tiap meter persegi bidang yang diterjang (dengan anggapan kecepatan aliran airbah-nya 18 km/jam). Kekuatan ini terbilang cukup bombastis sebagai parameter aliran permukaan, setara kekuatan tubrukan kecelakaan sebuah truk berkecepatan sedang.
Pembentukan Bendung Alami Saat curah hujan tinggi, air yang jatuh pada kawasan Pegunungan Cycloop akan mengalir melalui lembah – lembah yang memanjang tegak lurus terhadap puncak pegunungan (aliran air ditandai dengan garis berwarna biru). Jika alirannya tidak terhalang (lembah terbuka) aliran akan perlahan menuruni lereng menuju ke dataran yang lebih rendah. Namun, jika alirannya tertahan baik oleh longsoran atau material endapan tanah, maka air akan terakumulasi (lembah tertutup / membentuk bendung alami). Proses pembendungan alamiah ini dapat terjadi secara lebih cepat apabila disertai dengan penumpukan batang-batang kayu yang terseret saat longsor terjadi karena semakin memperkuat konstruksi bendungan. Namun, semakin lama jika daya dorong air lebih besar dibandingkan kekuatan bendung, maka banjir bandang akan terjadi.
Coba perhatikan muka air tanah (warna biru) yang terpotong oleh garis-garis terputus. Disitu berarti air tanahnya terkuak dan air tanah itu keluar seperti mata air yang akhirnya menjadi sumber air ketika longsoran itu berubah
menjadi banjir air lumpur pada akhirnya, yang semakin menambah densitas dan kekuatan aliran.
kayak kalau lagi main seluncuran di kolam renang ya bulek, aliran airnya yang di atas ditutup dulu biar airnya ke kumpul jadi bisa meluncur lebih cuepet..
Pada salah satu lembah pada utara Sentani juga terbentuk bendung alami yang disebabkan oleh longsoran yang sudah lama terjadi sebelumnya.
Bendung inilah yang kemudian mengakumulasi air hingga memiliki daya atau kekuatan yang besar untuk menghasilkan banjir bandang yang menyapu kawasan Sentani dan Doyo Baru. Jadi SMSnya, jika kita hidup pada kawasan disekitar tinggian perlu sekali memperhatikan kondisi atau bentukan dari lereng.
Ashiaaap, berarti lancar tidaknya aliran di hulu yaa yang mempengaruhi potensi banjir bandang tho bulek..
selain juga karena curah hujan yang tinggi..
Cuaca Ekstrim Sejak sabtu sore menjelang maghrib, BMKG sudah merilis peringatan dini yang menginformasikan bahwa akan terjadi hujan dengan intensitas sedang – lebat. Hingga pukul 20.36 WIT, peringatan cuaca semakin memburuk yang menunjukkan terjadinya hujan sedang – lebat disertai badai guntur termasuk di kawasan Sentani yang kemudian berujung pada peristiwa banjir bandang. Hujan ekstrim ini terjadi karena adanya kumpulan awan yang terbawa angin pada wilayah Papua bagian utara. Bak menyiram minyak dalam api, kondisi permukaan air laut yang hangat juga mengakibatkan penguapan yang memicu pertumbuhan awan – awan hujan. Sehingga, benarlah terjadi, pembentukan awan hujan (kiri bawah) yang kemudian terekspresikan sebagai hujan ekstrim pada kawasan Jayapura.
Keterangan : kondisi temperatur muka air laut yang hangat pada kawasan Papua bagian Utara (kiri atas), terdapat awan-awan hujan (berwarna biru tua) di wilayah Jayapura bagian utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram, Sentani dan sekitarnya (kiri bawah) yang menyebabkan hujan ekstrim pada kawasan Jayapura (kanan), dan direkam pada tanggal 16 Maret 2019 (sumber : BMKG)
Apakah Pembalakan Hutan Ikut Berperan?
Pembalakan hutan bisa jadi menjadi salah satu faktor penyebab banjir bandang, jika potongan kayu yang tertumpuk akibat pembalakan hutan terseret oleh arus dan turut membendung aliran. Namun, menariknya jika kita perhatikan kondisi vegetasi pada sepanjang pegunungan Cycloop, pada lokasi terdampak (Sentani dan Doyo Baru) lokasi vegetasi masih relatif rimbun jika dibandingkan pada daerah bagian timur (Waena). Jika seandainya intensitas curah hujan pada sepanjang sisi pegunungan serupa, maka kawasan Waena akan terkena dampak, bahkan lebih parah. Untungnya, Peg. Cycloop di kawasan Waena selain memiliki morfologi lereng yang lebih landai, lembah – lembah nya terbuka (tidak ada bendung alam). Aliran menjadi mudah mengalir sehingga kecepatan aliran relatif lambat.
Berarti pembalakan hutan ini boleh – boleh aja tho bulek?
Yaa, tetep nggak boleh, coba bayangkan, kalau lahan di utara Sentani kemaren sudah tidak rimbun lagi, maka aliran akan mengangkut material batu dan tanah yang lebih banyak, artinya densitas dan tekanan aliran akan juaauuh lebih besar
Duuh.. berarti kayak ketabrak rombongan kampanye truk pasir ya bulek..
Liked it? Take a second to support Dongeng Geologi on Patreon! https://geologi.co.id/2019/03/19/bendung-alami-penyebab-utama-banjir-bandang-sentani/
Bikin Peta dengan Map Creator 20APR
Rate This
MapCreator menggabungkan program kartografi dan program grafis. Software ini dirancang untuk membuat peta dan peta animasi dengan kualitas terbaik, seperti yang sering dibutuhkan untuk presentasi. Sebagai contoh, peta mungkin diperlukan untuk keperluan mengajar, atau untuk presentasi perjalanan wisata. Dalam kasus lain, di mana peta diperlukan untuk menyajikan informasi penting secara profesional, MapCreator adalah pilihan yang tepat.
Peta yang dihasilkan dapat diedit lebih lanjut, objek Peta (kota, label, simbol, gambar dan rute) dapat ditambahkan, diubah atau dihapus. Ukuran, posisi, warna, gaya,
transparansi dan berbagai efek 3D dari objek peta dapat diedit. Data yang tersedia dalam bentuk tabel dapat diimpor. Peta yang dibuat dapat disimpan dalam format gambar biasa (TIF, BMP, JPG, PNG, …).
Berbagai animasi dapat dihasilkan dari peta yang dibuat. Efek juga bisa ditambahkan, misalnya proses rute perjalanan, fade-in fade-out dari objek peta atau penerbangan atas peta yang lebih besar. Animasi dapat disimpan dalam format Video (AVI), untuk integrasi dalam film video dan dalam format Flash (SWF) untuk representasi dari sebuah animasi pada halaman Internet. Dan frame rate ukuran video / film Flash bebas disesuaikan. Silahkan download disini: (103 Mb)
Faktor Penyebab Terjadinya Banjir Bandang By Jaya KurniaPosted on 10/08/2016
Faktor Penyebab Terjadinya Banjir Bandang – Sudah kah anda tahu tentang apa saja faktor penyebab banjir bandang? banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak diketahui atau disadari oleh warga yang berada di daerah aliran sungai tersebut. Banjir bandang ini skala kerusakan nya tergantung dari situasi dan kondisi, bisa sangat besar sekali, namun juga bisa biasa-biasa saja alias tidak terlalu besar. Meski begitu, kita harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana banjir bandang ini, karena yang namanya bencana pasti merugikan dan menyebabkan kerugian bagi warga yang terkena banjir bandang, bisa kerugian materil seperti rumah yang jadi terendam, peralatan elektronik yang jadi rusak/korsleting,
kendaraan baik itu motor atau mobil yang jadi rusak akibat terendam, belum lagi seperti baju, kursi, meja, lemari dan berbagai barang lainnya yang ada di dalam rumah menjadi rusak. Selain kerugian materil, tentu saja banjir bandang ini bisa menyebabkan jatuh nya korban. Bisa saja ada warga yang terseret arus banjir, tenggelam karena tidak bisa berenang dan sebagainya. Kerugian materil maupun nyawa ini tentulah sangat merugikan, maka dari itu kita harus mempelajari apa saja sih yang menjadi penyebab dari banjir bandang ini, agar kita bisa lebih waspada lagi. Berikut adalah 3 Faktor Penyebab Terjadinya Banjir Bandang : 1. Curah Hujan Yang Sangat Tinggi dan Terus Menerus, Hujan yang deras dan berlangsung lama hingga berjam-jam akan menyebabkan volume air sungai naik dan akhirnya terjadilah banjir bandang. 2. Terjadi Longsor Yang Menyebabkan Sungai Tersumbat, Sungai yang tersumbat oleh longsoran tanah menyebabkan air tertahan dan semakin banyak serta fenomena ini tidak diketahui warga karena biasanya longsoran nya terjadi di pegunungan atau jauh dari pemukiman warga. Longsoran tanah yang sudah tidak bisa menahan air yang banyak akhirnya jebol dan menyebabkan banjir bandang. kejadian ini pernah terjadi di daerah cisalak, subang. 3. Bendungan Jebol/Waduk Jebol/Tanggul Jebol, ini pernah terjadi di tangerang yaitu pada saat situ gintung jebol dan menyebabkan banyak korban jiwa serta kerugian materiil yang sangat banyak. Semoga dengan mempelajari apa saja faktor penyebab dari banjir bandang ini, kita akan jadi lebih waspada dan lebih hati-hati lagi.
Sehingga kita bisa terhindar dari bencana banjir bandang ini, atau bahkan bila kita telah mengetahui penyebab dari banjir bandang, maka kita bisa bersiap siap dalam menghadapi kemungkinan terjadinya banjir bandang, misalnya dengan cara segera memindahkan barangbarang ke tempat yang lebih aman atau juga mengungsi ke rumah saudara yang aman dan jauh dari jangkauan banjir bandang. Sehingga kemungkinan terjadinya kerugian materil maupun bukan materil bisa dihindari, demikian itu lah uraian mengenai Faktor Penyebab Terjadinya Banjir Bandang ini
Pengertian Banjir Banjir ialah bencana alam yang sering terjadi di banyak kota dalam skala yang berbeda dimana air dengan jumlah yang berlebih berada di daratan yang biasanya kering. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian banjir adalah berair banyak dan juga deras, kadang-kadang meluap. Hal itu dapat terjadi sebab jumlah air yang ada di danau, sungai, ataupun daerah aliran air lainnya yang melebihi kapasitas normal akibat adanya akumulasi air hujan atau pemampatan sehingga menjadi
meluber. Di mata masyarakat, pada umumnya pengertian banjir merupakan hal yang negatif. Hal ini karena banjir selalu berkaitan dengan hal-hal yang merugikan sehingga dapat disebut juga bencana alam. Banjir dapat menyebabkan kerusakan parah, khususnya pada daerah yang padat penduduk yang berada di bantaran sungai atau daerah-daerah yang terkena banjir periodik.
Pengertian banjir merupakan suatu peristiwa yang terjadi saat aliran air yang berlebihan merendam suatu daratan. Meski kerusakan yang dapat akibatkan bencana banjir dapat dihindari dengan cara pindah menjauh dari danau, sungai, atau aliran air lainnya, orangorang akan tetap menetap serta bekerja dekat daerah-daerah aliran air tersebut guna mencari nafkah dan juga memanfaatkan biaya murah. Manusia masih terus menetap di wilayah yang rawan banjir tersebut merupakan sebuah bukti bahwa nilai menetap di wilayah yang rawan banjir lebih besar dibandingkan dengan biaya kerusakan akibat bencara banjir periodik. Untuk lebih lengkapnya, berikut macam-macam banjir.
Macam-Macam Banjir
Terdapat macam-macam banjir yang disebabkan karena beberapa faktor, antara lain : 1. Banjir Air Banjir air merupakan banjir yang sering terjadi. Penyebab banjir air dikarenakan meluapnya air di danau, sungai, selokan, atau aliran air yang lainnya sehingga menyebabkan air tersebut naik dan menggenangi daratan. Biasanya banjir air
disebabkan karena hujan yang terjadi secara terus-menerus sehingga mengakibatkan aliran air tersebut tidak dapat menampung air yang berlebih. 2. Banjir Bandang Pengertian banjir bandang merupakan banjir yang mengangkut air dan juga lumpur. Banjir bandang tersebut sangatlah berbahaya dibandingkan dengan banjir air biasa, hal ini karena akan sulit untuk menyelamatkan diri. Banjir bandang dapat menghanyutkan benda-benda dan memiliki daya rusak yang tinggi. Banjir bandang pada umumnya terjadi di area pegunungan yang tanah pegunungan tersebut seolah longsor karena adanya air hujan yang ikut terbawa air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir tersebut dapat menghanyutkan pohon yang berukuran besar sehingga dapat merusak pemukiman warga yang terkena banjir bandang tersebut. 3. Banjir Lumpur Banjir lumpur merupakan banjir yang mirip banjir bandang namun lumpur tersebut keluar dari dalam bumi sehingga dapat menggenangi daratan. Lumpur tersebut terkadang memiliki kandungan bahan serta gas kimia berbahaya. 4. Banjir Rob (Laut Pasang) Pengertian banjir rob merupakan banjir yang disebabkan karena pasang air laut. Banjir rob pada umumnya melanda kota muara baru di jakarta. Pasang air laut pada umumnya akan menahan air sungai yang menumpuk, hingga dapat menjebol sebuah tanggul dan menggenangi daratan. 5. Banjir Cileunang Banjir cileunang merupakan salah satu macam-macam banjir. Pengertian banjir cileunang ialah suatu banjir yang mirip dengan banjir air akan tetapi banjir tersebut dikarenakan hujan yang sangatlah deras dan mempunyai debit air yang banyak. Terjadinya banjir ini sangatlah cepat, hal ini karena hujan yang terjadi sangatlah deras sehingga dapat terjadi dalam waktu cepat. 6. Banjir Lahar Pengertian banjir lahar adalah banjir yang disebabkan karena lahar gunung berapi masih aktif saat yang meletus atau mengalami erupsi. Dari proses erupsi tersebut, gunung akan mengeluarkan lahar dingin yang dapat menyebar ke lingkungan di sekitarnya. Air yang ada dalam sungai atau danau dapat mengalami pendangkalan sehingga berdampak terkena banjir.
Penyebab Banjir
Saat bencana banjir terjadi, banyak orang yang kehilangan harta benda. Bahkan hingga menimbulkan korban jiwa. Oleh sebab itu, alangkah baiknya untuk mengetahui penyebab banjir supaya dapat mengambil langkah tepat guna mencegah bencana banjir tersebut. Berikut penyebab banjir yang harus Anda ketahui. 1. Penebangan hutan liar Penebangan hutan secara liar yang membuat hutan menjadi gundul merupakan salah satu penyebab banjir. Hal ini karena, akar pohon memiliki fungsi untuk menyerap air. Oleh sebab itu, jika banyak pohon yang hilang maka akan dengan mudah terjadi bencana banjir. 2. Buang sampah sembarangan Penyebab banjir yang satu ini sudah tidak asing lagi. Sampah yang dibuang sembarang khususnya apabila dibuang di sungai atau aliran air lainnya dapat menyumbat aliran air tersebut sehingga dapat meluap dan menyebabkan terjadinya banjir. 3. Pemukiman di bantaran sungai atau aliran air Pemukiman yang didirikan di bantaran sungai mengakibatkan sungai tersebut rentan terjadi pendangkalan. Pendangkalan yang terjadi di sungai karena kebiasaan untuk membuang sampah ke sungai serta keadaan tanah di kiri kanan bangunan tersebut dapat saja ambles dan kemudian menutup sisi sungai. Sehingga sungai menjadi menyempit dan rawan banjir. 4. Dataran rendah Daerah-daerah yang berada di dataran rendah dapat menyebabkan banjir, hal ini karena luapan air yang mengalir dari tempat di dataran tinggi ke rendah sehingga dapat beresiko terkena banjir. 5. Curah hujan yang tinggi Penyebab banjir ini disebabkan karena faktor cuaca. Apabila terdapat daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan terjadi berlarut-larut dalam jangka waktu lama, memiliki resiko yang besar untuk terjadi banjir terlebih jika berada di dataran rendah. 6. Drainase yang sudah diubah tanpa memperhatikan Amdal Drainase yang sudah diubah tanpa memperhatikan amdal yang terlebih di lingkungan perkotaan. Daerah hutan ataupun rawa yang dapat membantu untuk mencegah atau
mengurangi banjir, namun dipakai untuk membangun mall atau bangunan lainnya sehingga merusak lapisan atmosfer dan akan mudah beresiko terjadinya banjir. 7. Bendungan yang jebol Bendungan yang jebol adalah salah satu penyebab banjir disekitar lingkungan yang daerah tersebut kurang terawat serta mudah dirusak kelestariannya, dengan memanfaatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya dan juga hasilnya dapat berakibat banjir bandang yang sangat merugikan. 8. Salah sistem kelola tata ruang Penyebab banjir yang satu ini dapat mengakibatkan air sulit untuk menyerap serta alirannya lambat. Sementara air yang datang ke wilayah tersebut jumlahnya akan lebih banyak dari yang biasanya dialirkan sehingga dapat dengan cepat terjadi banjir. 9. Tsunami Merupakan jenis banjir air laut yang sangat besar. Tsunami merupakan penyebab banjir yang sangat merugikan. Tsunami pada umumnya dapat terjadi dikarenakan pergeseran lapisan lempeng bumi. Tingginya gelombang tsunami dapat dengan mudah menyapu daerah-daerah yang ada di sekitarnya hingga dapat menimbulkan banyak kerugian dan korban jiwa. 10. Tanah yang sudah tidak dapat menyerap air Tanah yang sudah tidak dapat untuk menyerap air dapat dikarenakan beberapa faktor, salah satunya karena tanah tersebut sudah jarang ditemukan lahan hijau ataupun lahan kosong. Sehingga air tidak terserap ke dalam tanah melainkan langsung masuk ke sungai, danau, selokan, atau saluran air yang lainnya. Air yang ada dalam jumlah banyak apabila sudah tidak dapat tertampung oleh saluran air tersebut dapat menggenang serta menyebabkan banjir.
Akibat Banjir
Setiap bencana alam pasti menimbulkan kerugian dan dampak di wilayah yang terkena bencana tersebut, begitu pula dengan banjir. Berikut beberapa akibat banjir dan cara mengurangi banjir. Akibat Banjir :
1) Menyebarnya berbagai bibit-bibir penyakit. 2) Kehilangan harta benda. 3) Pertanian, tanaman, atau ladang yang rusak. 4) Menimbulkan banyak korban apabila terjadi banjir bandang. 5) Fasilitas umum, sarana dan prasarana yang menjadi rusak. 6) Jarang air karena sebelumnya sudah terkontaminasi dengan banjir. 7) Pohon-pohon yang lama terendam banjir akan mati. 8) Dampaknya dalam jangka panjang, jumlah wisatawan yang datang ke daerah tersebut akan menurun. 9) Pemulihan kembali wilayah bencana membutuhkan waktu yang lama. 9) Mahalnya biaya untuk membangun sarana dan prasarana yang rusak akibat banjir. 10) Terjadi kenaikan harga, hal ini karena bahan makanan yang menjadi langka. Cara mengatasi banjir : 1) Menata daerah aliran-aliran air seperti sungai, danau, dan lain sebagainya sesuai dengan fungsinya. 2) Tidak membuang sampah sembarangan ke danau, sungai, selokan. 3) Tidak membangun rumah ataupun bangunan dibantaran sungai. 4) Lakukan pengerukan sungai. 5) Perlu dilakukan reboisasi atau penghijauan hutan. 6) Sistem pemantau dan peringatan apabila terjadi bencana harus dibangun di daerah yang rawan banjir. Keuntungan Datangnya Banjir Banyak yang berpikir bahwa banjir hanya mendatangkan kerugian dan dampak negatifnya, namun ada juga keuntungan datangnya banjir, antara lain : 1) Air tanah yang terisi kembali. 2) Di daerah yang kering, kebutuhan air dapat untuk tercukupi. 3) Banjir menambah kandungan pada tanah. 4) Ikan sangat cocok untuk berkembang biak di air banjir. 5) Tambahan kandungan ke danau atau sungai yang pada akhirnya berpengaruh positif pada industri perikanan. 6) Penyeimbang ekosistem sungai. 7) Air banjir yang melimpah dapat dimanfaatkan oleh berbagai jenis ikan guna mencari tempat hidup baru. 8) Burung memiliki cadangan makanan melimpah.
Itulah pengertian banjir, penyebab banjir, akibat banjir, dan cara mengatasi banjir. Bencana banjir dapat merusak lingkungan alam dan merugikan makhluk hidup. Namun masih banyak cara guna mengendalikan bencana banjir tersebut
Read more: http://woocara.blogspot.com/2016/02/pengertian-banjir-penyebab-akibatmacam-macam.html#ixzz5icrpZ4L1
Banjir Bandang : Pengertian, Karakteristik, Penyebab dan Dampaknya Salah satu jenis jenis banjir yang kita ketahui bersama ialah banjir bandang. Ya, banjir bandang merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan banjir bandang? Apakah ada perbedaan antara banjir bandang dengan banjir yang lainnya? Pengertian banjir bandang Banjir bandang merupakan banjir yang terjadi di suatu daerah yang memiliki permukaan rendah dan terjadi karena hujan yang turun secara terus- menerus. Banjir bandang ini mempunyai sifat atangnya tiba- tiba dan biasanya terjadi dengan sangat cepat. Banjir bandang ini terjadi karena air yang berada di wilayah tersebut sudah berada di titik jenuh, sehingga banjir ini terjadi sangat cepat hingga tidak dapat lagi diserap oleh lapisan tanah. Karena air yang mengalir tidak dapat lagi diserap oleh tanah, akibatnya sisa- sisa air akan tergenang di daerah yang lebih rendah. Banjir bandang ini tergolong ke dalam banjir yang besar dan banyak menimbulkan kerugian. Hal ini karena banjir bandang yang datang dengan tia- tiba dapat menyeret apa saja apabila arusnya kuat. Selain itu semua benda yang dilewati oleh banjir tersebut akan dikelilingi air dengan tiba- tiba. Selain menyebabkan kerugian besar yang berupa materi, banjir bandang juga menimbulkan banyak kerugian lainnya.
Karakteristik Banjir Bandang Jenis- jenis banjir yang berbeda- beda mempunyai karakteristik yang berbeda- beda pula antara jenis satu dengan jenis yang lainnya. Masing- masing dari banjir mempunyai ciri khasnya masing- masing, termasuk juga dengan banjir bandang ini. Banjir bandang setidaknya mempunyai ciri atau karakteristik sebagai berikut: 1. Datang dengan tiba-tiba Salah satu ciri yang khas yang dimiliki oleh banjir bandang adalah terjadi dengan cara yang tiba- tiba. Banjir bandang ini terjadi karena air yang berada di suatu wilayah sudah mengalami kejenuhan, sehingga datangnya banjir ini dengan tiba- tiba, dan biasanya datangnya air yang tiba- tiba ini langsung bersifat besar, dan tidak perlahan- lahan seperti banjir yang terjadi karena luapan air sungai atau semacamnya. 2. Disebabkan oleh hujan lebat yang turun tidak kunjung berhenti Ciri- ciri selanjutnya yang dimiliki oleh banjir bandang adalah terjadi karena hujan lebat yang bersifat terus- menerus atau tidak kunjung berhenti. Maka dari itu banjir bandang ini terjadi setelah hujan lebat turun dalam durasi waktu yang lama pula. Biasanya banjir bandang ini akan terjadi maksimal selama enam jam. Dengan kata lain, banjir bandang biasanya terjadi kurang dari enam jam. (baca : proses terjadinya hujan) 3. Durasi terjadinya banjir relatif singkat Ciri khas dari banjir bandang yang selanjutnya adalah terjadi dalam durasi yang cukup singkat. Banjir bandang ini bukanlah tipe banjir yang datang dan berlama- lama menggenangi daerah yang dilewatinya. Banjir bandang merupakan tipe banjir yang terjadi dalam durasi yang cukup singkat. Meskipun singkat, banjir bandang ini dapat juga menggenangi. Namun genangan air yang
diakibatkan oleh banjir bandang ini relatif tidak banyak. Hanya sedikit genangan yang menempati daerah yang lebih rendah. Dan ini terjadi ketika banjir surut. 4. Viskositas aliran yang tinggi Banjir bandang juga merupakan tipe banjir yang mempunyai viskositas tinggi. 5. Tinggi genangan air di antara 3 hingga 6 meter Meskipun telah disebutkan sebelumnya bahwa banjir bandang merupakan tipe banjir yang tidak menimbulkan genangan yang terlalu banyak, namun bukan berarti tidak ada genangan sama sekali. Banjir bandang tetap merupakan suatu genangan, hanya saja air yang akan menggenangi itu datangnya dengan tiba- tiba dan berlangsung dalam durasi yang tidak terlalu lama (biasanya maksimal 6 jam). Tinggi genangan air akibat banjir bandang ini mempunyai ukuran antara 3 hingga 6 meter. 6. Membawa beberapa material lainnya Ciri khas yang menonjol linnya dari banjir bandang adalah banjir bandang ini memuat banyak sekali material- materian yang bisa dibawa oleh air banjir tersebut. Beberapa material yang dapat dibawa oleh air dari banjir bandang antara lain lumpur, kerikil, batu, hingga pepohonan. Ya, arus dari banjir bandang yang kuar terkadang mampu mengangkut kayu- kayu pepohinan yang seresrakan di tanah, atau bahkan bisa mencabut pepohonan yang ukurannya lebih kecil. Oleh karena banyaknya material yang diangkut ini menyebabkan banjir bandang ini sebagai bencana yang menyebabkan banyak sekali kerugian material. Itulah beberapa karakteristik ataupun ciri- ciri yang dimiliki oleh banjir bandang ini. Ciri- ciri atau karakteristik ataupun sifat yang disebutkan di atas merupakan sifat yang melekat kuat yang dimiliki oleh banjir bandang yang bisa membedakannya dengan jenis banjir- banjir yang lainnya.
Penyebab Terjadinya Banjir Bandang Banjir bandang merupakan suatu bencana alam. Bencana alam yang terjadi ini dapat terjadi karena dipicu oleh berbagai faktor. Bagaimanapun juga bencana alam terjadinya terjadi karena berbagai hal yang berada di belakangnya. Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya banjir bandang ini antara lain: 1. Hujan deras yang terjadi terus-menerus atau dalam durasi yang cukup lama Salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya banjir bandang adalah turunnya hujan yang terus menerus dan dalam waktu yang cukup lama. Hujan yang turun terus menerus akan menyebabkan terjadinya banjir dan juga genangan air. Hal ini karena debit air yang turun dari hujan tersebut akan semakin banyak- dan banyak. Hal ini tentu saja akan menyebabkan sungai menjadi kelebihan jumlah air dan akibatnya bisa meluap. Sungai yang meluap tersebut akan menjadikan air meluap- luap dan menggenangi area tertentu. Dan inilah yang penyebab banjir bandang terjadi. 2. Terbentuknya bendungan yang berada di hulu Salah satu faktor yang manyebabkan terjadinya banjir bandang yang selanjutnya adalah adanya bendungan yang berada hulu. Hulu ini merupakan bagin yang lebih tinggi nya nantinya bisa mengalirkan air ke hilir. Ketika bahian hulu ini sudah penuh terisi air, maka air tersebut akan membludak atau menumpahkan air tersebut ke area yang berada di sekelilingnya. Hal inilah salah satu yang menyebabkan terjadinya banjir bandang di suatu wilayah. 3. Geometri di daerah aliran sungai yang menunjang antara bagian hulu dan juga hilir Terjadinya banjir bandang juga bisa disebabkan oleh karena geometri di daerah aliran sungai yang menunjang antara bagian hulu dan juga di bagian hilir. (baca : ciri sungai bagian hulu dan hilir)
4. Membuang sampah sembarangan Kita semua tahu bahwasannya membuang sampah sembarangan akan menyebabkan terjadinya bencana alam berupa banjir. Bencana alam berupa banjir yang bisa disebabkan karena membuang sampah sembarangan di sungai salah satunya adalah bencana banjir bandang. Ketika orang membuang sampah di sungai maka sampah- sampah yang dibuang di sungai tersebut akan mengendap di dasar sungai. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pendangkalan di dasar sungai. Ketika terjadi pendangkalan ini maka jumlah muatan air yang tertampung di dalam sungai akan menjadi berkurang jumlahnya, akibatnya sungai akan mudah sekali membludak atau meluap. Karena sungai mudah sekali meluap inilah yang akan menyebabkan terjadinya banjir bandang. 5. Mendirikan bangunan liar yang berada di sekitar sungai Lahan kosong dapat berfungsi sebagai penyerap air hujan ketika turun. Ketika lahan- lahan kosong ini tidak digunakan dengan semestinya maka hal ini akan akan menyebabkan air yang dapat terserap ke dalam tanah tidak maksimal. Ketika air yang terserap ini tidak maksimal, maka hal ini akan menyebabkan banjir. Terlebih apabila lahan yang disalah gunakan tersebut adalah lahan yang berada di sekitar sungai. Maka hal ini akan semakin membuat banjir bandang mudah sekali terjadi di daerah yang demikian tersebut. 6. Penggundulan pepohonan Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya pepohonan mempunyai banyak sekali manfaat. Salah satu manfaat yang dimiliki oleh pepohonan adalah untuk menyerap air agar dapat tersimpan ke dalam tanah dan merupakan cara menghindari banjir. Ketika pepohonan yang tumbuh di lingkungan menjadi sedikit, maka hal ini akan membuat penyerapan air menjadi sedikit terganggu. Akibatnya akan banyak air yang tidak diserap atau penyerapan menjadi kurang maksimal. Ketika air yang tidak bisa diserap jumlahnya terlalu banyak, maka akan meningkatkan resiko terjadinya banjir bandang. Itulah beberapa hal yang menyebabkan terjadinya banjir bandang atau faktor- faktor yang memudahkan terjadinya banjir bandang. Dari faktor- faktor yang telah disebutkan di atas, dapat dilihat bahwasannya sebagian faktor merupakan faktor dari alam, sementara sebagian lainnya merupakan faktor yang bisa diperbuat oleh manusia. Oleh karena itulah sebisa mungkin manusia menghindari hal- hal yang demikian itu. Sebagai manusia yang mempunyai sikap bijak, kita harus melindungi alam di sekitar kita agar tetap bisa lestari dan terbebas dari bencana alam. Tanda-tanda akan Terjadi Banjir Bandang Banjir bandang merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Meskipun terjadinya banjir bandang ini secara tiba- tiba, namun bukan berarti datangnya banjir bandang ini tidak dapat diprediksi. Kedatangan banjir bandang ini bisa kita prediksi dengan cara kita melihat dari tanda- tandanya. Ada beberapa tanda yang menunjukkan akan terjadinya banjir bandang yang akan mengganggu lapisan atmosfer bumi. Tanda- tanda akan terjadinya banjir bandang antara lain sebagai berikut:
Air berubah warna menjadi keruh Salah satu tanda yang menyebabkan akan terjadinya banjir bandang adalah adanya perubahan pada air sungai dari yang semula jernih menjadi keruh secara tiba- tiba. Hal ini merupakan slaah satu tanda yang dapat dengan mudah diketahui adan dilihat secara kasat mata. Apabila melihat hal yang demikian ini, maka segera menjauh dari area sungai adalah pilihan yang sangat tepat. Karena apabila hal ini tidak segera dilakukan, maka terjadi resiko yang tidak baik karena banjir bandang dapat terjadi dengan tiba- tiba tanpa sepengetahuan orang- orang yang berada di sekitarnya.
Terdapat banyak ranting pepohonan maupun sampah yang mengalir di sungai Salah satu tanda akan terjadinya banjir bandang yang selanjutnya adalah apabila kita menemui banyak sampah ataupun ranting pepohonan yang hanyut terbawa arus sungai. Padahal bila kita
amati sebelumya, ranting dan sampah tersebut pada mulanya tidak ada. Hal ini merupakan salah satu tanda akan terjadinya banjir bandang.
Di bagian hulu sungai terlihat langit yang berwarna gelap Tanda atau ciri- ciri akan terjadinya banjir bandang yang selanjutnya adalah adanya ketika kita melihat ada awan hitam yang berada di arah hulu sungai. Ketika kita melihat adanya awan hitam tersebut maka mengindikasikan terjadi hujan lebat di daerah hulu sungai tersebut. Hujan yang lebat di daerah hulu sungai akan membangkitkan peluang terjadinya banjir bandang. Maka dari itulah ketika kita melihat awan hitam yang berada di hulu sungai sebaiknya kita segera menjauhi daerah sekitar aliran sungai, karena berpotensi terjadinya banjir dandang tersebut. Itulah beberapa hal yang mengindikasikan akan terjadinya banjir bandang. Apabila kita menemukan ciri- ciri tersebut atau hanya salah satunya saja maka hal tersebut sudah cukup mengindikasikan akan terjadinya banjir bandang. Maka dari itu ketika kita melihat hal yang demikian, segera saja kita menjauhi aliran air sungai. Hal ini karena banjir bandang akan datang dengan tiba- tiba dan berlangsung sangat cepat. Ketika kita tidak sigap dalam menyelamatkan diri, maka kemungkinan akan timbul resiko kita tersusul oleh aliran air yang sangat deras dari banjir bandang tersebut.
Dampak Terjadinya Banjir Bandang Semua jenis bencana alam dapat menimbulkan kerugian ataupun dampak negatif. Kerugian yang ditimbulkan dapat berupa kerugian material maupun non material. Tidak terlepas juga dengan banjir bandang. Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan akibat banjir bandang antara lain: 1. Merusak berbagai macam sarana dan prasarana umum Salah satu dampak yang paling besar dan paling terlihat dari adanya banjir bandang adalah rusaknya berbagai macam fasilitas umum dan juga sarana dan pra sarana yang ada di sekitar masyarakat. Beberapa macam sarana dan pra sarana yangmungkin dapat rusak karena terjadinya banjir bandang ini antara lain jalan umum, jembatan, gedung, perumahan dan lain sebagainya sehingga akan mengganggu ruang publik untuk kehidupan manusia. 2. Merusak aset pribadi Selain merusak berbagai macam fasilitas umum ataupun sarna dan prasarana umum, banjir bandang ini juga merusak berbagai aset pribadi yang dimiliki oleh seseorang. bagaimanapun juga material serta kuatnya arus yang ditimbulkan oleh banjir bandang dapat menghanyutkan berbagai macam barang yang dimiliki oleh masyarakat. Tidak hanya barang saja, namun banjir bandang ini juga dapat merusak bangunan- bangunan rumah. 3. Merusak jaringan listrik Dampak selanjutnya yang dihasilkan dari banjir bandang adalah terganggunya aliran listrik. Bahkan bisa saja aliran listrik menjadi putus ataupun mati total karena adanya banjir bandang ini. aliran dari air yang ditimbulkan oleh banjir bandang dapat berupa arus yang kuat, sehingga akan menyebabkan rusaknya tiang- tiang listrik ataupun kabel- kabel listrik. Hal ini akan berakibat paad putusnya jaringan listrik. Belum lagi jika ada pohon tumbang ataupun bangunan yang roboh. 4. Mengganggu aktivitas sehari- hari Yang namanya bencana alam merupakan suatu peristiwa yang akan merusak atau mengganggu aktivitas sehari- hari oleh manusia. Hal ini juga brlaku pada banjir banidang. Terjadinya banjir bandang ini sudah otomatis mengganggu aktivitas sehari- hari masyarakat, atau bahkan melumpuhkannya. Itulah beberapa dampak buruk atau negatif dari adanya banjir bandang. Memang keberadaan banjir bandang akan membawa dampak yang buruk, bahkan kemungkinan tidak akan ada dampak positif yang akan dihasilkan dari banjir bandang ini.
Kasus Banjir Bandang di Indonesia Banjir bandang bukan lagi menjadi hal yang mengherankan bagi masyarakat Indonesia. Bahkan banjir bandang ini hampir selalu menyambangi Indonesia di setiap tahunnya. Beberapa kasus mengenai banjir bandang antara lain:
April 2016 di Kecamatan Ponorogo Maret 2016 di lereng Gunung Merbabu April 2016 di Luwu Agustus 2015 di Sulawesi Tengah Itlah beberapa kasus mengenai banjir bandang yang terjadi di Indonesia. Kasus yang disebutkan tersebut hanyalah sebagain kecil, bahkan sangat kecil dari kasus- kasus yang ada di Indonesia. Demikianlan informasi mengenai banjir bandang yang hanya sekilas. Semoga setelah membaca artikel ini kita dapat memperoleh manfaatnya
10 Penyebab Banjir – Akibat dan Cara Mengatasi Banjir Banjir merupakan suatu kondisi di mana terjadi luapan air yang berlebih yang mengakibatkan terendamnya suatu wilayah. Banjir adalah air dalam volume besar yang menggenangi sebuah daerah, Banjir pun bisa diartikan sebagai aliran air yang tidak dapat lagi tertampung oleh sungai, laut, danau, dan saluran lainnya. Biasanya air banjir berasal dari sungai atau hujan lebat yang terus menerus. Saat bencana ini terjadi, banyak orang kehilangan harta benda mereka. Bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. Karena itu, kita harus tahu tentang penyebab banjir agar bisa mengambil langkah tepat untuk mencegahnya. 1. Penebangan hutan liar yang menyebabkan hutan gundul Kita sama-sama tahu bahwa gundulnya hutan berarti pohon berkurang. Akar pohon yang berfungsi sebagai penyerap air juga hilang sehingga akan lebih mudah terjadi nya banjir karena tidak ada perlindungan pohon untuk menahan serapan air. (baca : dampak akibat kerusakan hutan) 2. Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat alirannya mampet Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat alirannya mampet dan akibatnya air sungai akan meluap yang berakibat terjadinya bencana banjir yang dapat merugikan masyarakat karena memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. 3. Pemukiman di bantaran kali Pemukiman di bantaran sungai membuat kali rentan terjadi pendangkalan. Pendangkalan sungai atau kali terjadi karena kebiasaan buang sampah para warganya yang langsung ke sungai dan keadaan tanah yang ada di kiri kanan bangunan bisa saja ambles lalu menutup sisi-sisi sungai. Sehingga kali atau sungai jadi sempit dan rawan bencana banjir. 4. Daerah yang datarannya rendah Tentu saja wilayah yang datarannya rendah akan mengakibatkan rawan banjir, karena luapan air akan mengalir dari tempat yang datarannya tinggi ke tempat yang datarannya rendah sehingga banjir sering terjadi. 5. Curah hujan yang tinggi Suatu daerah yang curah hujannya tinggi, jika terjadi berlarut-larut atau hujan lebat dalam kurun waktu lama, sangat berpotensi terjadi nya banjir terutama daerah yang datarannya rendah serta
memiliki curah hujan yang tinggi akan semakin lebih mudah terjadinya banjr. (baca : manfaat curah hujan yang tinggi) 6. Drainase yang diubah tanpa mengindahkan Amdal Drainase yang diubah tanpa mengindahkan amdal yang terutama di lingkungan perkotaan. Daerah hutan atau rawa yang seharusnya bisa membantu mengurangi banjir, dipakai untuk mambangun mall atau lainnya yang menyebabkan merusaklapisan atmosfer sehingga akan mudah terjadinya banjir. 7. Bendungan yang jebol Bendungan yang jebol merupakan penyebab yang sering terjadi di sekitar lingkungan yang kurang terawat dan mudah dirusak kelestariannya, memanfaatkan sesuatu tidak pada tempatnya dan hasilnya akan berakibat banjir bandang. 8. Salah sistem kelola tata ruang Dengan melakukan kesalahan sistem kelola tata ruang yang mengakibatkan air sulit untuk menyerap dan alirannya lambat. Sementara air yang datang ke daerah tersebut jumlahnya lebih banyak dari yang biasa dialirkan sehingga mudah cepat terjadinya banjir. (baca : ruang publik untuk kehidupan) 9. Terjadinya tsunami Merupakan salah satu jenis banjir air laut yang besar. Tsunami biasanya terjadi akibat dari pergeseran lapisan atmosfer lempeng-lempeng bumi. Tingginya gelombang tsunami ini dapat menyapu daerah-daerah di sekitarnya hingga menimbulkan banyak korban jiwa. (baca : manfaat pasang surut air laut) 10. Tanah tidak mampu menyerap air Ketidakmampuan tanah dalam menyerap air tersebut dikarenakan sudah jarang ditemukan lahan hijau atau lahan kosong. Sehingga air langsung masuk ke salurannya, sungai, danau, selokan. Air dalam jumlah yang banyak dan deras yang tidak bisa tertampung lagi oleh saluran-saluran tersebut pun menggenang dan mengakibatkan banjir.
Akibat Banjir Setiap bencana pasti menimbulkan kerugian di wilayah yang terkena bencana, begitu pula ketika bencana banjir melanda. Berikut beberapa dampak banjir dan mengurangi banjir agar tidak berakibat fatal dan parah ketika terjadi banjir. Berikut adalah penjelasannya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Menyebarnya berbagai bibit penyakit Kehilangan harta benda Ladang, tanaman, lahan pertanian yang rusak Banyak korban jiwa akibat banjir bandang Fasilitas umum, sarana prasarana yang rusak Jarang air karena sudah terkontaminasi banjir Pohon-pohon besar yang lama terendam akan mati Dalam jangka panjang, jumlah wisatawan akan menurun Pemulihan kembali daerah bencana yang butuh waktu lama Biaya untuk membangun sarana prasarana yang rusak tidak murah Terjadi kenaikan harga karena bahan makanan yang langka. Cara mengurangi dampak banjir
Menata daerah aliran sungai sesuai fungsinya Jangan membuang sampah sembarangan ke kali Jangan bangun rumah atau bangunan di bantaran kali
Lakukan pengerukan sungai Sistem pemantau dan peringatan akan terjadi bencana perlu dibangun di daerah rawan banjir Lakukan penghijauan hutan kembali (reboisasi) Keuntungan Datangnya Banjir Banjir yang kita pikir hanya mendatangkan kerugian, ternyata ada keuntungan juga di balik musibah ini. Apa saja keuntungannya?
1. 2. 3. 4. 5.
Air tanah jadi terisi kembali Di wilayah kering, mencukupi kebutuhan air Banjir menambah kandungan yang ada di tanah Ikan sangat pas berkembang biak di air banjir Tambahan kandungan atau nutrisi ke danau dan sungai sehingga berpengaruh baik pada industri perikanan selanjutnya 6. Penyeimbang ekosistem sungai (air banjir yang tawar) 7. Air banjir yang melimpah dimanfaatkan oleh beberapa jenis ikan untuk mencari tempat hidup yang baru 8. Setelah terjadinya banjir burung memiliki cadangan makanan yang melimpah
Jenis-jenis Banjir Berdasarkan Penyebabnya Banjir terdapat beberapa jenis yang akan dijelaskan berdasarkan penyebabnya yang akan memberikan informasi mengenai jenis-jenis banjir sehingga akan mudah untuk di cegah sebelum banjir terjadi. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis banjir berdasarkan penyebabnya : 1. Banjir Pantai (Rob) Banjir yang biasa melanda pemukiman dekat pantai ini terjadi karena dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Sebabnya ialah angin taifun dan gelombang pasang laut. Wilayah Semarang paling sering dilanda banjir rob. 2. Banjir Kiriman atau Luapan Sungai 3. Banjir Hujan Ekstrim 4. Banjir Bandang 5. Banjir Hulu
Bencana Banjir yang Mematikan dan Pengendaliannya Bencana banjir yang terjadi hampir di seluruh dunia dapat menyebabkan terjadi kebanjiran yang dapat merusak lingkungan yang dapat merugikan seluruh makhluk hidup di bumi yang berawal dari erosi tanah yang kemudian akan menyebabkan terjadinya kebanjiran. Namun masih banyak cara untuk pengendalian terjadinya banjir yang bisa dilakukan untuk menanggulangi terjadinya banjir. (baca : cara mencegah erosi tanah) Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa bencana banjir mematikan dan pengendaliannya : 1. bencana banjir yang paling mematikan di dunia 1. Banjir Cina (1931) dengan korban jiwa sebanyak 2500.000 – 3700.000;
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Banjir Sungai Kuning, Cina (1887) dengan korban jiwa sebanyak 900.000 – 2000.000; Banjir Sungai Kuning, Cina (1938) dengan korban jiwa sebanyak 000 – 700.000; Tsunami Samudra Hindia, Indonesia (2004), dengan korban jiwa sebanyak 235.000 – 280.000; Taifun Nina yang merusak bendungan Banqiao, China (1975), dengan korban jiwa sebanyak 231.000; Banjir Sungai Yang Tse, Cina (1935), dengan korban jiwa sebanyak 145.000; Banjir Badai St. Felix, Belanda (1530), dengan korban jiwa sebanyak lebih dari 100.000; Banjir Hanoi dan Delta Sungai Merah, Vietnam Utara (1971), dengan korban jiwa sebanyak 100.000; Banjir Sungai Yang Tse, Cina (1911), dengan korban jiwa sebanyak 100.000. 2. Pengendalian banjir di berbagai negara Tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana Banyaknya bencana yang melanda negeri kita, harus dapat diantisipasi dan ditangani dengan cepat. Misalnya saja banjir. Bencana banjir yang melanda suatu daerah akan mengakibatkan banyak kerugian, seperti yang telah di bahas sebelumnya. Oleh karena itu pemerintah yang telah mengeluarkan Undang-Undang No.24 Tahun 2007 mengenai penanggulagan bencana, lalu kembali mengeluarkan Peraturan Presiden No.8 Tahun 2008, mengenai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Yang memiliki tugas dan fungsi melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana yang terencana di tiap-tiap terjadinya bencana alam besar yang menimbulkan banyak korban jiwa. Semoga penjelasan ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan anda
BANJIR BANDANG (DEBRIS FLOW) Banjir bandang merupakan salah satu bencana yang sering “memakan” banyak korban. Waktu kejadiannya bisa dipastikan setelah hujan lebat atau di musim penghujan. Dalam istilah inggris, ada yang menamakan banjir bandang sebagai flash flood karena datangnya sangat cepat (flash) dan ada juga yang menamakannya debris flow (aliran bahan rombakan). Penulis sendiri lebih memilih istilah debris flow untuk banjir bandang karena ketika banjir bandang terjadi, ianya membawa bahan rombakan (air, tanah, batu, dan kayu). Bahan rombakan ini bisa menambah momentum air (massa x kecepatan) sehingga apa saja yang ada di depannya pasti disapu bersih.
Longsor di Hulu Banjir bandang terjadi dalam waktu yang sangat cepat seolah-olah tanpa peringatan dan berbeda dengan banjir biasa, dimana permukaan air naik secara perlahanlahan. Banjir bandang berpotensi terjadi di kawasan aliran sungai yang terbentuk dari lembah perbukitan, seperti yang terjadi pada bencana alam banjir bandang padang. Penyebab utama banjir bandang adalah terbentuknya bendungan alami akibat longsornya tanah dari lereng-lereng di sepanjang aliran sungai. Bendungan alami ini biasanya terbentuk dari hasil longsoran berupa batu, tanah, dan kayu hasil penebangan liar sepanjang lereng. Kejadian longsor ini sangat dipengaruhi oleh keadaan geologi batuan/tanah pembentuk lereng, perpohonan dan kemiringan lereng.
Faktor Penyebab Banjir Bandang (Sumber: http://www.gov.scot/Publications/2005/07/08131738/17492)
Bendungan alami yang terbentuk karena longsor ini menyebabkan air hujan dan air yang turun dari lereng-lereng perbukitan tertampung di atas sehingga terbentuk danau atau tampungan air dalam jumlah besar. Kian hari air yang terbendung tersebut bertambah banyak dan ketika bendungan alami tadi tidak sanggup lagi menahan jumlah air tersebut maka bendungan tersebut akan rusak. Rusaknya bendungan alami ini menyebabkan tertumpahnya air sekian banyak dan mengalir melalui lembah dan aliran sungai lama serta menghantam segala yang ada di depannya. Faktor-faktor penyebab terjadinya tanah longsor dapat dilihat pada gambar 1 di atas. Melihat proses kejadiannya, banjir bandang ini tidak bisa di kategorikan sebagai bencana hidrologi murni melainkan bencana geologi karena ada proses geologi berupa tanah longsor sebagai penyebab utama terbentuknya bendungan alami. Dikarenakaan kejadian banjir bandang ini bermula dari longsoran tanah di hulu, maka sangat diharapkan kepada masyarakat yang tinggal hilir aliran sungai kawasan permukitan untuk melakukan pengecekan secara berkala keadaan di hulu.
Pengecekan ini bisa dilakukan dengan cara membentuk organisasi pemuda yang bertugas untuk melakukan pengecekan setiap seminggu sekali atau setiap sebulan sekali. Di bawah ini ada beberapa video menarik terkait dengan banjir bandang
RAHASIA AIR ZAMZAM Dari Ibnu Abbas RA, bahwasannya Nabi Muhammad SAW, bersabda tentang air zam zam yang artinya sebagai berikut “ Sebaik-baiknya air dipermukaan bumi ialah air zam zam, padanya terdapat makanan yang menyegarkan dan padanya terdapat penawar bagi penyakit”.
Kehadiran air zam zam tidak terlepas dari keajaiban yang dipertontonkan oleh Allah SWT, sebagai mukjizat kepada umat manusia melalui Nabi Ismail dan Ibunya Siti Hajjar, dan banyak sekali keistimewaannya, bahwa Allah memang bermaksud menyediakan sumber air ditengah-tengah gunung batu dan padang pasir yang gersang, hal ini sebagai konsekwensi atas perintahnya kepada Nabi Ibrahim AS, guna mengundang sebanyak-banyaknya umat manusia ke Baitullah. Kesitimewaan : 1. Meminum Air zam zam menjadi satu amalan ibadah, dengan niat mengikuti anjuran Rasulullah. 2. Diriwayatkan oleh Abdullah ibnu Abbas, Aku pernah menyiapkan air zam zam untuk Rasulullah, kemudian beliau meminumnya sambil berdiri. 3. Makruh hukumnya apabila dipergunakan untuk mencucu najis, atau dipakai untuk membersihkan hadast besar. 4. Disunahkan membawa air zamzam pulang ke negerinya bagi jamaah “penunai rukun Islam ke lima) yang memang berasal dari luar Negara Arab, dan Rasullulullah adalah orang pertama yang membawanya keluar kota Mekkah, yaitu ke Madinah. 5. Mata Airnya tidak pernah kering, meskipun berjuta-juta umat manusia meminumnya setiap hari terutama pada musim ibadah “H”, bahkan sekarang dengan peralatan canggih, orang yang di Masjid Nabawi (Madinah) yg berjarak 450 Km dari Mekah meminum air zam zam setiap saat.
6. Pada waktu Rasululullah akan melakukan Sa’I, beliau meminum air zam zam sampai kenyang, kemudian menyiram kepalaNya dengan air zam zam. 7. Banyak orang mengguyur dan membasahi kain (baju) ihram, kemudian direntang tanpa diperas agar kering sendiri, dan akan dipakai sebagai ‘Kafan” ( pembungkus mayat) kalau meninggal nanti. Keutamaan : 1. Air Surga (maa’ul-Jannah), artinya air yang penuh berkah dan manfaat, seperti air surga. 2. Nikmat Allah, salah satunya nikmat Allah bagi para Jamaah haji yang langsung dapat merasakan nikmatnya air ditengah-tengah padang pasir. 3. Pencuci Kalbu, Air Pencuci Kalbu Nabi Muhammad SAW, ketika Malaikat Jibril membasuh hati Muhammad dengan air zam zam. 4. Penuh Berkah, Karena Rasulullah SAW sering meminumnya dan tangannya yang penuh berkah dicelupkannya ke sumur zam zam. 5. Mengenyangkan, Air yang mengenyangkan dan menghilangkan dahaga. 6. Obat penyakit, Air penyembuh penyakit, baik penyakit jiea, batin atau jasmani dan Rasulullah menyebutnya “ mengobati penyakit” dan banyak kisah dan riwayat, sebagai bukti kebenaran hadist diatas. 7. Abadi, Tidak akan kering hingga hari Kiamat, karena ia menjadi bukti keagungan dan kebenaran Allah. Kajian Ilmiah : Selama ini kita mengenal sumur Zamzam dari buku-buku agama. Namun sebenarnya ada sisi ilmiah saintifiknya juga looh. Cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang air adalah hydrogeologi. Khasiat air Zam-zam tentunya bukan disini yang mesti menjelaskan, tapi kalau dongengan geologi sumur Zam-zam mungkin bisa dijelaskan disini. Sedikit cerita Pra-Islam, atau sebelum kelahiran Nabi Muhammad, diawali dengan kisah Isteri dari Nabi Ibrahim, Siti Hajar, yang mencari air untuk anaknya yang cerita selanjutnya bisa ditanyakan ke Wak haji disebelah ya. Sumur ini kemudian tidak banyak atau bahkan tidak ada ceritanya, sehingga sumur ini dikabarkan hilang. Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita lihat adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari “ilmu persumuran” maka sumur Zam-zam termasuk kategori sumur gali (Dug Water Well). Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam : Bentuk sumur Zam-zam dapat dilihat dibawah ini.
Profil dalam tanah sumur zam-zam Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.
Mata air zamzam Di bawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam.
Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahanrekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu. Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 - 18.5 liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75 cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa. Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m, kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter. Air Hujan Sebagai Sumber :
Daerah tangkapan air hujan (cekungan Mekah) Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological Survey) luas cekungan yang mensuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Sumber air Sumur Zam-zam terutama dari air hujan yang turun di daerah sekitar Makkah. Sumur ini secara hydrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan para jamaah haji di Makkah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.
Lokasi sumur zamzam di tengah lembah (Wadi Ibrahim Catchment Area) Gambar di atas ini memperlihatkan lokasi sumur Zamzam yang terletak di tengah lembah yang memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas area tangkapan yang hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan yang sangat langka terjadi di Makkah, sehingga memerlukan pengawasan dan pemeliharaan yang sangat khusus. Sumur Zamzam ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi , hanyalah seperti sumur gali
biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding sumur-sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga bisa kering kalau tidak dijaga. Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur ini diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW) setelah hilang terkubur 4000 tahun (?).
Foto Kabah zaman dahulu Dahulu di atas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x 10.7 m = 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk memperluas tempat thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat minum air zam-zam dengan sejumlah 350 kran air (220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan), ruang masuk laki perempuan-pun dipisahkan. Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas itu sudah tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah inipun sudah ditutup. Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf menjadi lebih luas. Tetapi kalau anda jeli pas Thawaf masih dapat kita lihat ada tanda dimana sumur itu berada. Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur dari Ka’bah. Monitoring dan Pemeliharaan Sumur Zamzam : Jumlah jamaah ke Makkah tiga puluh tahun lalu hanya 400 000 pertahun (ditahun 1970-an), terus meningkat menjadi lebih dari sejuta jamaah pertahun di tahun 1990-an, Dan saat ini sudah lebih dari 2.2 juta. Tentunya diperlukan pemeliharaan sumur ini yang merupakan salah satu keajaiban dan daya tarik tersendiri bagi jamaah haji.
Kabah di dalam Masjidil Haram
Pemerintah Saudi tentunya tidak dapat diam pasrah saja membiarkan sumur ini dipelihara oleh Allah melalui proses alamiah. Namun pemerintah Arab Saudi yang sudah moderen saat ini secara ilmiah dan saintifik membentuk sebuah badan khusus yang mengurusi sumur Zamzam ini. Sepertinya memang Arab Saudi juga bukan sekedar percaya saja dengan menyerahkan ke Allah sebagai penjaga, namun justru sangat meyakini manusialah yang harus memelihara berkah sumur ini. Pada tahun 1971 dilakukan penelitian (riset) hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari Pakistan bernama Tariq Hussain and Moin Uddin Ahmed. Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor di Mesir yang menyatakan air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi. Tariq Hussain (termasuk saya dari sisi hidrogeologi) juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan Sumur Zam-zam, karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai. Menyangkut dugaan doktor mesir ini, tentu saja hasilnya menyangkal pernyataan seorang doktor dari Mesir tersebut, tetapi ada hal yang lebih penting menurut saya yaitu penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya memacu pemerintah Arab Saudi untuk memperhatikan Sumur Zamzam secara moderen. Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun di sekitar Masjidil Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun disekitar Makkah, sehingga saat ini pembangunannya harus benar-benar dikontrol ketat karena akan mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat. Badan Riset sumur Zamzam yang berada di bawah SGS (Saudi Geological Survey) bertugas untuk :
Memonitor dan memelihara untuk menjaga jangan sampai sumur ini kering. Menjaga urban disekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian air. Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area). Memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui bangunan kontrol. Meng-upgrade pompa dan dan tangki-tangki penadah. Mengoptimasi supplai dan distribusi airZam-zam
Perkembangan Perawatan Sumur Zamzam : Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air, dan diantaranya juga ke kran-kran yang ada di sekitar sumur zamzam.
Sistem pompa sumur Zamzam Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8000 liters/detik selama lebih dari 24 jam memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan
menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah. Banyak hal yang sudah dikerjakan pemerintah Saudi untuk memelihara Sumur ini antara lain dengan membentuk badan khusus pada tahun 1415 H (1994). dan saat ini telah membangun saluran untuk menyalurkan air Zam-zam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15.000 m3, bersambung dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air Zam-zam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggunakan truk tangki diantaranya ke Masjidil Nabawi di Madinah Al-Munawarrah. Saat ini sumur ini dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam dibawah (electric submersible pump). Kita hanya dapat melihat foto-fotonya saja seperti diatas. Disebelah kanan ini adalah drum hidrograf, alat perekaman perekaman ketinggian muka air sumur Zamzam (Old style drum hydrograph used for recording levels in the Zamzam Well). Kandungan Mineral : Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik mengandung elemenelemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi :
Yang pertama, positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre). Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre).
Molekul air zam zam Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.
Analisa Kualitas Air Zamzam (Perbandingan Unsur Kimia Air Zamzam dengan Air Mineral) : Parameter
Air Zamzam (mg/l)
Air Mineral (mg/l)
Klorida (Cl)
159,75
30
Sulfat (SO2)
140
27
Nitrat (NO3)
-
15
Nitrit (NO2)
0,045
-
Bikarbonat (HCO3)
398,22
32
Flour (F)
-
0,7
Besi (Fe)
tak terdeteksi
0
Mangan (Mn)
0,014
-
Natrium (Na)
318
20
182,2
3
Zat Padat Terlarut (TDS)
858
170
Magnesium (Mg)
6,86
5
Zat Organik
2,79
-
-
-
7,3
7,2
Kalium (Ca)
Jumlah Mikro Organisme (TPK) PH
Wallahu'alam [Dari berbagai sumber
Sumur Zam-Zam mengering Ah masak bisa sih ? Penulis pakde Januari 18, 2008 82
Mari berfikir logis ! Suatu saat pernah ada berita di Detik.com dan JawaPos menuli skan bahwa ada kekhawatiran mengeringnya sumur Zam-Zam. Pasti berita seperti ini akan mengagetkan banyak orang, apalagi yang percaya bahwa keajaiban Zam-zam itu akan abadi dan kekal selamanya. Padahal kalau kita teliti sedikit jeli melihatnya maka kita akan tahu bahwa dari sudut pandang hidrogeologi sumur Zam-zam secara tehnis hanyalah sumur gali biasa. Bahkan kalau dilihat dari sejarah bisa ditelesik bahwa sumur ini pernah hilang, dan diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW. Sedangkan kisah sebelum diketemukan
(kembali) sumur ini, masih banyak mengandung mitos serta metafora yang dipercayai oleh umat Islam sebagai sumur (mata air) yang muncul ketika Allah menolong Siti Hajar setelah beralir-lari (sa’i) diantara bukit Shofa dan Marwa. Bukan soal bener dan salah tetapi tentang kebenaran metafor ini tentunya ngga mungkin dikaji dengan dongeng geologi, kan ?
“Looh Pakdhe, katanya sumur ini ngga bakalan kering ?” “Sumur ini tetap harus dijaga. Dan sumur inipun tidak akan melanggar sunatullah lainnya yaitu adanya keterbatasan untuk segala sesuatu yang ada di semesta ini. Manusia jugalah yang berkewajiban menjaga sumur ini selanjutnya”.
Berita tentang Zam-zam, Sumur ini sering mengundang berita. Selain karena air sumur dipercaya ini mengandung mineral-mineral yg berguna, namun juga tidak kalah yang memberitakan bahwa air sumur ini juga berbahaya, tidak higienis dan sebagainya. Pada tahun 1982 ketika sedang ada pengerjaan bagian bawah Kabah terjadi semburan air cukup deras yang diperkirakan dari akifer Zamzam. Raja Fahd akhirnya memerintahkan untuk meneliti secara khusus dengan melibatkan ahli-ahli geologi Dr Adnan Niazi, professor of Geo-Physics dari King Fahd University of Petroleum and Minerals Dhahran, Saudi Arabia. Berita bahwa sumur ini mengering juga sudah beberapa kali tersebar. Dalam dasa warsa terakhir ini salah satunya terlontar akibat ditutupnya jalan menuju sumur dari tempat thawaf. Secara tehnis memang dengan penutupan jalan kebawah ini menjadikan tempat thawaf semakin lebar dan mampu membuat ibadah thawaf lebih lengang. Berita terakhir kemarin adalah larangan untuk membawa air zam-zam didalam pesawat. Laranganlarangan ini tentu saja banyak mengundang spekulasi, apa benar sumur zam-zam mengering ? Kebetulan, suatu pagi tadi ada kawan di geologi yang juga bertanya soal ini
Iwan B <
[email protected]>: Mas Vicky,
– air zam-zam yang ada sekarang ini apa sama dengan yg digali zamam Nabi Muhammad SAW? Kebetulan ada Buku Sejarah Arab, pinjeman dari sahabat Pakde, Mas Latif. Buku yang berjudul History of the Arabs, Revised: 10th Edition (Paperback) by Philip Hitti , Buku ini cukup banyak menggambarkan “sejarah” Arab , bukunya tuebel banget Tetapi dari beberapa buku lain yang pernah di baca menyatakan bahwa sumur yang saat ini merupakan sumur jaman Nabi Muhammad dahulu yg digali dan diketemukan kembali oleh Kakeknya Kanjeng Nabi Muhammad. Sedangkan sejarah sebelum diketemukannya kembali itu masih burem atau masih seperti “metafora” (berbau mitos, legenda dll), hanya keyakinan yang dapat dipakai, tetapi sulit (tidak mudah) membuktikan sebagai kajian “sejarah”. Nanti kalau buku ada buku yang menyebutkan arkeologisnya kita dongengkan juga disini
– apakah ada penelitian geologi & geofisika (seismic & geolistrik) untuk menjelaskan aquifer dan volumenya? Kalau menurut SGS (Saudi Geological Survey) mereka melakukan studi khusus tentang sumur ini. Mereka juga melakukan studi pumping test akifer dll. Yang salah satunya akhirnya membuat sumur ini menjadi sumur moderen dengan sumersible pump. Alhamdulillah aku sudah sempat melihat dengan mata kepala sendiri konstruksinya sebelum sumur ini ditutup untuk umum.
Pernah kering dan hilang Kalau soal hilang (pernah kering) dan terkubur pasir sebenernya sudah ada tulisan SGS yang jelas mengatakan, “According to Arab historians, the Zamzam Well, except for a few periods when it became dry or was
buried under sand, has been in use for around 4000 years”. Jadi kalau tulisan ini benar, maka memang iya Sumur Zam-zam pernah hilang dan pernah kering ! Hal ini harus dimengerti dan disadari oleh siapa saja. Menurutku kita (sebagai manusia yang berfikir) tidak boleh menutup mata dan telinga tentang sifat alamiah sumur Zam-zam ini. Dan ini juga yang dilakukan oleh pemerintah Saudi. Bahkan menurut sebuah kisah “Pada masa lalu, saat kesucian Masjidil Haram tercemari oleh kemusyrikan satu kabilah bernama Jurhum, sumur air zamzam itu pernah kering dan perlahan sumurnya tertutup. Sumur zamzam pun hilang selama beberapa abad lamanya. hingga akhirnya digali ulang oleh Kakeknya Nabi Muhammad SAW.
– dengan catch area yang kecil, apakah memungkin sumur zam-zam menyuplai air sejak zaman Nabi Ibrahim sampai sekarang? kecuali karena keajaiban? Kalau kita hanya mengandalkan data rata-rata curah hujan yang bisa dillihat disebelah ini, dengan curah hujan 100mm/tahun maka dengan cacthment areayang terbatas didaerah ini, mungkin model apapun yang dibuat untuk sumur Zamzam akan kekurangan air kalau diambil terus, dan juga tidak hanya diambil lewat sumur Zam-zam. Tentusaja sejak dahulu ada sumur2 lain di sekitar Makkah milik penduduk lokal. Mungkin saja banyak atau ada anomali-anomali curah hujan yang tidak masuk dalam kondisi rata-rata seperti yang tergambar dipeta sebelah kanan ini. Kalau melihat sejarah soal hidrologi di Saudi khususnya Makkah ini maka kita akan mengerti adanya kondisi khusus dimana terjadi banjir di
Makkah ! Menurut saya banjir cukup besar yang datang terakhir tahun 1941 menyebabkan ibadah haji terganggu. Mekanisme Banjir ini pula yang apabila dimasukkan dalam perhitungan neraca air, merupakan salah satu “cara” mensuplai air untuk sumur Zam-zam. Bisa jadi tanki utama (water storage) air Zam-zam ini bukan hanya Wadi Ibrahim saja tetapi juga fracture atau rekah-rekah di basement yang konon air ini justru mengucur lebih banyak dari celah-celah rekahannya. Uji pumping test menjelaskannya : Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 18.5 liters/detik selama lebih dari 24 jam (note: perlu referensi angka yang lebih sahih, tapi angka 118.5 sepertinya lebih reliable) memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah. Dari uraian pumping test diatas sepertinya banyak kontribusi justru dari rekahan yang ada dibawah (basement) bukan hanya dari Alluvium Wadi Ibrahim. Dan setahu saya yang ditakutkan atau dikhawatirkan saat ini adalah tumbuh kembangnya daerah ini menjadi hutan beton dengan gedung-gedung bertingkat. Tentusaja mereka akan menggali fondasi hingga basement. Dan kalau “wadah” atau “storage” Zam-zam ini terganggu akan mengurangi kapasitas produksinya.
FYI, jumlah jamaah haji ini sejak jaman Nabi hingga sekitar 1940-an selalu konstan pertumbuhannya. Tahun 1940-an (Pra perang dunia II) ini masih sekitar 400 000. Saat ini jamaah haji sudah lebih dari 2 juta dalam satu musim haji saja. Dan tahu kan banjir besar itu juga terjadi pada tahun 1941 …. Peningkatan jumlah jamaah haji ini justru terjadi pasca banjir. Apakah waktu itu sebenernya pertanda akan membanjirnya jamaah haji ? … “Wallah hualam”
Lantas apa donk keajaibannya ? Keajaibannya mnurutku “tidak statis”, tetapi keajaiban itu selalu berkembang. Dahulu sesuatu yang aneh kalau di gurun ada sumur air, sehingga akan menarik peziarah. Apalagi air ini merupakan kebutuhan hidup para Saat ini manusia dapat menjelaskannya, dan keberadaannya mungkin menjadi tidak aneh dan tidak ajaib lagi. Menurutku salah satu keajaibannya saat ini justru dari muncul dari olah pikir, teknologi, serta kemauan dan semangat manusia-manusia yang berpikir untuk menjaganya. Bayangkan saja berapa ilmu pengetahuan baru yang akan muncul dengan meneliti, menyelidiki, dan mengamati sumur yang satu ini. Dibawah sana ada berita dari ArabNews (14 Jan 2008) bahwa pemompaan Zam-zam akan dihentikan untuk diteliti. Ini menunjukkan bahwa saat ini pemerintah Saudi pun juga telah menggunakan dasar ilmiah, teknologi dan keilmuan dalam memelihara sumur ini. Bacaan terkait :
Rahasia Sumur Zamzam – 1 (Geologi) Penulis pakde Juni 26, 2007 104
Selama ini kita mengenal sumur Zamzam dari buku-buku agama. Namun sebenarnya ada sisi ilmiah
saintifiknya juga looh. Cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang air adalah hydrogeologi. Cabang ilmu ini mempelajari bagaimana mengelola akifer (lapisan yang mengandung air). Bagimana merawat supaya air tetap mengalir, termasuk menghitung kapasitas produksi sumur.
“Lah, ya sudah semestinya PakDhe membahas dari sisi ilmiahnya, dhe. Kalau khasiatnya nanti aku tanya Wak Haji sebelah aja ya, Dhe. Eh, Pakdhe mau umrah lagi kapan, Dhe ?” “Emang mau apa ?” “Ya pingin oleh-oleh air Zamzam to, Pak dhe ? looh emange nopo saya boleh ngikut nderek ?” Khasiat air Zam–zam tentunya bukan disini yang mesti menjelaskan, tapi kalau dongengan geologi sumur Zam–zam mungkin bisa dijelaskan disini. Sedikit cerita Pra-Islam, atau sebelum kelahiran Nabi Muhammad, diawali dengan kisah Isteri dari Nabi Ibrahim, Siti Hajar, yang mencari air untuk anaknya yang cerita selanjutnya bisa ditanyakan ke Wak Haji disebelah ya. Sumur ini kemudian tidak banyak atau bahkan tidak ada ceritanya, sehingga sumur ini dikabarkan hilang. Sumur Zam–zam yang sekarang ini kita lihat adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari “ilmu persumuran” maka sumur Zam–zam termasuk kategori sumur gali (Dug Water Well). Dimensi dan Profil Sumur Zam–zam Bentuk sumur Zam–zam dapat dilihat dibawah ini. Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas menembus lapisan
alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya. Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam–zam. Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu. Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 – 18.5 liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75 cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa. Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m, kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter.
Air hujan sebagai sumber berkah
Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological Survey) luas cekungan yang mensuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Sumber air Sumur Zam–zam terutama dari air hujan yang turun di daerah sekitar Makkah. Sumur ini secara hydrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan para jamaah haji di Makkah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.
Gambar disebelah ini memperlihatkan lokasi sumur Zamzam yang terletak ditengah lembah yang memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas area tangkapan yang hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan yang sangat langka terjadi di
Makkah, sehingga memerlukan pengawasan dan pemeliharaan yang sangat khusus. Nah tulisan kedua nanti akan dodongengkan tentang monitoring dan pengawasan serta pemeliharaan kualitas air termasuk menjaga apa saja isi kandungan air Zamzam.
“Pakdhe, jangan lama-lama nulis yang keduanya ya ?” “Mengapa hampir semua agama memiliki air suci ya ?”
Model 3 dimensi dari reservoir Sumur Zam-Zam. Dibuat oleh SGS (Saudi Geological Services) Sumur Zam-zam dikelola secara ilmiah saintifik dan mengikuti kaidah hidrologi serta dirawat kebersihan, higienis, namun tetap mempertahankan “keaslian”-nya.
Model dalam peta dari reservoir Sumur Zam-Zam. Dibuat oleh SGS (Saudi Geological Services)
Tahukah kamu bahwa sumur zam-zam pernah kering ?
Sumur Zam-Zam mengering Ah masak bisa Ajaibnya kandungan air zam zam ditinjau dari geologi Selama ini kita mengenal sumur Zamzam dari buku-buku agama. Namun sebenarnya ada sisi ilmiah saintifiknya juga looh. Cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang air adalah hydrogeologi.
Sumur Zamzam Khasiat air Zam-zam tentunya bukan disini yang mesti menjelaskan, tapi kalau dongengan geologi sumur Zam-zam mungkin bisa dijelaskan disini. Sedikit cerita Pra-Islam, atau sebelum kelahiran Nabi Muhammad, diawali dengan kisah Isteri dari Nabi Ibrahim, Siti Hajar, yang mencari air untuk anaknya yang cerita. Sumur ini kemudian tidak banyak atau bahkan tidak ada ceritanya, sehingga sumur ini dikabarkan hilang. Sumur Zam-zam yang sekarang ini kita lihat adalah sumur yang digali oleh Abdul Muthalib kakeknya Nabi Muhammad. Sehingga saat ini, dari “ilmu persumuran” maka sumur Zamzam termasuk kategori sumur gali (Dug Water Well). Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam Bentuk sumur Zam-zam dapat dilihat dibawah ini.
Bentuk sumur Zam-zam Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya. Mata air zamzam Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam.
Mata air zamzam Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu.
Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 – 18.5 liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75 cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa. Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m, kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter. Air hujan sebagai sumber berkah
Air hujan sebagai sumber berkah Kota Makkah terletak di lembah, menurut SGS (Saudi Geological Survey) luas cekungan yang mensuplai sebagai daerah tangkapan ini seluas 60 Km2 saja, tentunya tidak terlampau luas sebagai sebuah cekungan penadah hujan. Sumber air Sumur Zam-zam terutama dari
air hujan yang turun di daerah sekitar Makkah. Sumur ini secara hydrologi hanyalah sumur biasa sehingga sangat memerlukan perawatan. Perawatan sumur ini termasuk menjaga kualitas higienis air dan lingkungan sumur serta menjaga pasokan air supaya mampu memenuhi kebutuhan para jamaah **** di Makkah. Pembukaan lahan untuk pemukiman di seputar Makkah sangat ditata rapi untuk menghindari berkurangnya kapasitas sumur ini.
lokasi sumur Zamzam Gambar diatas ini memperlihatkan lokasi sumur Zamzam yang terletak ditengah lembah yang memanjang. Masjidil haram berada di bagian tengah diantara perbukitan-perbukitan disekitarnya. Luas area tangkapan yang hanya 60 Km persegi ini tentunya cukup kecil untuk menangkap air hujan yang sangat langka terjadi di Makkah, sehingga memerlukan pengawasan dan pemeliharaan yang sangat khusus. Sumur Zamzam ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi , hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding sumur-sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga bisa kering kalau tidak dijaga. Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur ini diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW) setelah hilang terkubur 4000 tahun (?). Dahulu diatas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x 10.7 m = 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk memperluas tempat thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat minum air zam-zam dengan sejumlah 350 kran air (220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan), ruang masuk laki perempuan-pun dipisahkan.
Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas itu sudah tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah inipun sudah ditutup. Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf menjadi lebih luas. Tetapi kalau anda jeli pas Thawaf masih dapat kita lihat ada tanda dimana sumur itu berada. Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur dari Ka’bah. Monitoring dan pemeliharaan sumur Zamzam Jumlah jamaah ke Makkah tiga puluh tahun lalu hanya 400 000 pertahun (ditahun 1970-an), terus meningkat menjadi lebih dari sejuta jamaah pertahun di tahun 1990-an, Dan saat ini sudah lebih dari 2.2 juta. Tentunya diperlukan pemeliharaan sumur ini yang merupakan salah satu keajaiban dan daya tarik tersendiri bagi jamaah haji. Pemerintah Saudi tentunya tidak dapat diam pasrah saja membiarkan sumur ini dipelihara oleh Allah melalui proses alamiah. Namun pemerintah Arab Saudi yang sudah moderen saat ini secara ilmiah dan saintifik membentuk sebuah badan khusus yang mengurusi sumur Zamzam ini. Sepertinya memang Arab Saudi juga bukan sekedar percaya saja dengan menyerahkan ke Allah sebagai penjaga, namun justru sangat meyakini manusialah yang harus memelihara berkah sumur ini.
Sistem Pompa Pada tahun 1971 dilakukan penelitian (riset) hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari Pakistan bernama Tariq Hussain and Moin Uddin Ahmed. Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor di Mesir yang menyatakan air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi. Tariq Hussain (termasuk saya dari sisi hidrogeologi) juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan Sumur Zamzam, karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai. Menyangkut dugaan doktor mesir ini, tentusaja hasilnya menyangkal pernyataan seorang doktor dari Mesir tersebut, tetapi ada hal yang lebih penting menurut saya yaitu penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya memacu pemerintah Arab Saudi untuk memperhatikan Sumur Zamzam secara moderen. Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun disekitar Masjidil Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun disekitar Makkah, sehingga saat ini pembangunannya harus benar-benar dikontrol ketat karena akan mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat.
Badan Riset sumur Zamzam yang berada dibawah SGS (Saudi Geological Survey) bertugas untuk: Memonitor dan memelihara untuk menjaga jangan sampai sumur ini kering. Menjaga urban disekitar Wadi Ibrahim karena mempengaruhi pengisian air. Mengatur aliran air dari daerah tangkapan air (recharge area). Memelihara pergerakan air tanah dan juga menjaga kualitas melalui bangunan kontrol. Meng-upgrade pompa dan dan tangki-tangki penadah. Mengoptimasi supplai dan distribusi airZam-zam Perkembangan perawatan sumur Zamzam. Dahulu kala, zamzam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air, dan diantaranya juga ke kran-kran yang ada di sekitar sumur zamzam. Uji pompa (pumping test) telah dilakukan pada sumur ini, pada pemompaan 8000 liters/detik selama lebih dari 24 jam memperlihatkan permukaan air sumur dari 3.23 meters dibawah permukaan menjadi 12.72 meters dan kemudian hingga 13.39 meters. Setelah itu pemompaan dihentikan permukaan air ini kembali ke 3.9 meters dibawah permukaan sumur hanya dalam waktu 11 minut setelah pompa dihentikan. Sehingga dipercaya dengan mudah bahwa akifer yang mensuplai air ini berasal dari beberapa celah (rekahan) pada perbukitan disekitar Makkah. Banyak hal yang sudah dikerjakan pemerintah Saudi untuk memelihara Sumur ini antara lain dengan membentuk badan khusus pada tahun 1415 H (1994). dan saat ini telah membangun saluran untuk menyalurkan air Zam-zam ke tangki penampungan yang berkapasitas 15.000 m3, bersambung dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram guna melayani para pejalan kaki dan musafir. Selain itu air Zam-zam juga diangkut ke tempat-tempat lain menggunakan truk tangki diantaranya ke Masjidil Nabawi di Madinah AlMunawarrah. Saat ini sumur ini dilengkapi juga dengan pompa listrik yang tertanam dibawah (electric submersible pump). Kita hanya dapat melihat foto-fotonya saja seperti diatas. Disebelah kanan ini adalah drum hidrograf, alat perekaman perekaman ketinggian muka air sumur Zamzam (Old style drum hydrograph used for recording levels in the Zamzam Well). Kandungan mineral Tidak seperti air mineral yang umum dijumpai, air Zamzam in memang unik mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 mg perliter. Biasanya air mineral alamiah (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandng dalam air Zamzam dapat dikelompokkan menjadi Yang pertama, positive ions seperti misal sodium (250 mg per litre), calcium (200 mg per litre), potassium (20 mg per litre), dan magnesium (50 mg per litre). Kedua, negative ions misalnya sulphur (372 mg per litre), bicarbonates (366 mg per litre), nitrat (273 mg per litre), phosphat (0.25 mg per litre) and ammonia (6 mg per litre). Molekul air zam zam Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon prosesnya higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.