Ahmadsuyutiunairbab3

  • Uploaded by: Irfan Mulyana
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ahmadsuyutiunairbab3 as PDF for free.

More details

  • Words: 3,403
  • Pages: 37
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

Pendidikan pesantren dalam menghadapi era globalisasi, meskipun pada awalnya dunia pesantren terlihat enggan dan rikuh dalam menerima perubahan, sehingga tercipta kesenjangan antara pesantren dengan dunia luar. Tetapi secara gradual pondok pesantren kemudian melakukan akomodasi dan konsesi tertentu untuk kemudian menemukan pola yang dipadangnya cukup tepat guna menghadapi perubahan yang kian cepat dan berdampak luas. Dalam hal ini, Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan santri. Respons pondok pesantren terhadap perkembangan tesebut salah satunya dengan diterapkannya pendidikan berbasis kompetensi, dengan semakin banyak memasukkan ketrampilan dan praktek ketrampilan secara nyata dengan dasar pendidikan wirausaha atau enterpreneurship, yang diharapkan bisa membekali santri dengan berbagai kemampuan sesuai dengan tuntutan zaman. Terutama berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Menyadari hal tersebut maka pengembangan model pendidikan yang harus yang dikembangkan di pondok pesantren Sunan Drajat adalah sebuah model pendidikan yang berbasis kompetensi. Pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan skill, Knowledge dan Ability

46

47

terhadap santri, dengan mengembangkan kompenen-komponen pendidikan yang ada baik dari segi metode, media, materi mapun tenaga edukatifnya. Untuk dapat memainkan peran edukatifnya dalam penyediaan sumber daya

manusia

(SDM)

yang berkualitas

mensyaratkan

pesantren

harus

meningkatkan mutu sekaligus memperbaruhi model pendidikannya. Sebab, model pendidikan pesantren yang mendasarkan diri pada system konvensional atau klasik tidak akan banyak cukup membantu dalam penyediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi integratif baik dalam penguasaan pengetahuan agama, pengetahuan umum dan kecakapan teknologis. Padahal ketiga elemen ini merupakan prasyarat yang tidak bisa diabaikan untuk konteks perubahan sosial akibat modernisasi. Seperti sekilas diungkapkan dalam latar belakang masalah, tanpaknya tipe ideal model pendidikan pondok pesantren yang dapat dikembangkan saat sekarang ini adalah tipe integrasi antara system pendidikan klasik dan system pendidikan modern. Pengembangan model pendidikan ini tidak akan merubah total wajah dan keunikan system pendidikan pesantren menjadi sebuah model pendidikan umum yang cenderung reduksionistik terhadap nilainilai yang terkandung dalam sistem pendidikan pondok pesantren. Untuk melahirkan generasi yang mempunyai kompetensi unggul tidak cukup dengan memberikan bekal pengetahuan, namun harus dibarengi dengan kemampuan ketrampilan dengan memanfaatkan potensi dari masyarakat sekitar untuk itu perlu dikembangkan pesantren sebagai berbasis yang mampu mencetak santri-santri yang mempunyai jiwa mandiri dengan mengembangkan potensi alam

48

yang ada dan jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga lahir santri yang mampu berkiprah baik kemampuan agama, ilmu pengetahuan dan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut maka model penelitian yang dikembangkan adalah : Pesantren Tradisonal - Materi - media - Metode - Pendidik Pesantren Modern - Materi - Media - Metode - Pendidik

Model yang diharapkan Pesantren Berbasis Kompetensi - Materi - Media - Metode - Pendidik

Model berdasar Teori - Materi - Media - Metode - Pendidik Gambar 4.1. Gambar kerangka konseptual Pengelola

pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk

mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuan tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian, pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki

49

50

51

BAB 3 Kerangka Pikir Pengembangan Model

Pengembangan model pendidikan yang dilakukan pondok perantren Sunan Drajat adalah sebuah pola pengembangan pendidikan yang terintegratif. Lembaga pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan aspek pengetahuan dan kemampuan dari anak didik. Pola ini dilakukan secara bertahap dan bertingkat sebagaimana layaknya lembaga pendidikan pada umumnya. Tingkatan pendidikan formal yang dimiliki meliputi mulai TK sampai dengan SMA. Pada perkembangan terakhir telah mulai dirintis sebuah perguruan tinggi yang nantinya akan dijadikan wadah bagi pengembangan SDM secara terintegratif. Sebelum terwujudnya lembaga perguruan tinggi yang akan didirikan, maka pihak pengelola pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuian tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian,

52

pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki. Karena penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan uji statistik untuk membuat sebuah generalisasi maka penelitian ini tidak mengunakan hipothesis penelitian Kompetensi • Skill • Knowledge • Ability

Model Pendidikan Pondok pesantren

Sosio kutur

Pelatihan/magang

Gambar 1. Gambar kerangka konseptual

53

Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk

54

dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya. Gambar 2. Model pembelajaran (skill)

Sumber ide

Assesment

Learning design

Application

Evaluation

Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari

55

kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya. Gambar 2. Model pembelajaran (skill)

Sumber ide

56

Assesment

Learning design

Application

Evaluation

57

58

59

60

BAB 3 Kerangka Pikir Pengembangan Model

Model pengembangan SDM yang dilakukan pondok perantren Sunan Drajat adalah sebuah pola pengembangan SDM yang terintegratif. Lembaga pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan aspek pengetahuan dan kemampuan dari anak didik. Pola ini dilakukan secara bertahap dan bertingkat sebagaimana layaknya lembaga pendidikan pada umumnya. Tingkatan pendidikan formal yang dimiliki meliputi mulai TK sampai dengan SMA atau MA. Pada perkembangan terakhir telah mulai dirintis sebuah perguruan tinggi yang nantinya akan dijadikan wadah bagi pengembangan SDM secara terintegratif. Sebelum terwujudnya lembaga perguruan tinggi yang akan didirikan, maka pihak pengelola pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus

61

sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuian tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian, pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki. Karena penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan uji statistik untuk membuat sebuah generalisasi maka penelitian ini tidak mengunakan hipothesis penelitian Gambar 1. Model Pengembangan SDM di pesantren Sunan Drajat

MODEL PENGEMBANGAN SDM PESANTREN

KNOWLEDGE DAN ABILITY

SEKOLAHAN FORMAL

SKILL

PELATIHAN DAN MAGANG DI PERSH

SDM BERTAQWA DAN TERAMPIL DANTERAMPIL

DISALURKAN PD PERUSAHAAN YANG DI MILIKI

62

Skill Knowledge Ability

model Pendidikan Pondok Pesantren

Sosio kultur

Pelatihan/magang

Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah

63

mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya. Gambar 2. Model pembelajaran (skill)

Sumber ide

Assesment

Learning design

Application

Evaluation

64

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

Pendidikan pesantren dalam menghadapi era globalisasi, meskipun pada awalnya dunia pesantren terlihat enggan dan rikuh dalam menerima perubahan, sehingga tercipta kesenjangan antara pesantren dengan dunia luar. Tetapi secara gradual pondok pesantren kemudian melakukan akomodasi dan konsesi tertentu untuk kemudian menemukan pola yang dipadangnya cukup tepat guna menghadapi perubahan yang kian cepat dan berdampak luas. Dalam hal ini, Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan santri. Respons pondok pesantren terhadap perkembangan tesebut salah satunya dengan diterapkannya pendidikan berbasis kompetensi, dengan semakin banyak memasukkan ketrampilan dan praktek ketrampilan secara nyata dengan dasar pendidikan wirausaha atau enterpreneurship, yang diharapkan bisa membekali santri dengan berbagai kemampuan sesuai dengan tuntutan zaman. Terutama berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.

65

Menyadari hal tersebut maka pengembangan model pendidikan yang harus yang dikembangkan di pondok pesantren Sunan Drajat adalah sebuah model pendidikan yang berbasis kompetensi. Pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan skill, Knowledge dan Ability terhadap santri, dengan mengembangkan kompenen-komponen pendidikan yang ada baik dari segi metode, media, materi mapun tenaga edukatifnya. Untuk dapat memainkan peran edukatifnya dalam penyediaan sumber daya

manusia

(SDM)

yang berkualitas

mensyaratkan

pesantren

harus

meningkatkan mutu sekaligus memperbaruhi model pendidikannya. Sebab, model pendidikan pesantren yang mendasarkan diri pada system konvensional atau klasik tidak akan banyak cukup membantu dalam penyediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi integratif baik dalam penguasaan pengetahuan agama, pengetahuan umum dan kecakapan teknologis. Padahal ketiga elemen ini merupakan prasyarat yang tidak bisa diabaikan untuk konteks perubahan sosial akibat modernisasi. Seperti sekilas diungkapkan dalam latar belakang masalah, tanpaknya tipe ideal model pendidikan pondok pesantren yang dapat dikembangkan saat sekarang ini adalah tipe integrasi antara system pendidikan klasik dan system pendidikan modern. Pengembangan model pendidikan ini tidak akan merubah total wajah dan keunikan system pendidikan pesantren menjadi sebuah model pendidikan umum yang cenderung reduksionistik terhadap nilainilai yang terkandung dalam sistem pendidikan pondok pesantren. Untuk melahirkan generasi yang mempunyai kompetensi unggul tidak cukup dengan memberikan bekal pengetahuan, namun harus dibarengi dengan

66

kemampuan ketrampilan dengan memanfaatkan potensi dari masyarakat sekitar untuk itu perlu dikembangkan pesantren sebagai berbasis yang mampu mencetak santri-santri yang mempunyai jiwa mandiri dengan mengembangkan potensi alam yang ada dan jiwa wirausaha yang tinggi, sehingga lahir santri yang mampu berkiprah baik kemampuan agama, ilmu pengetahuan dan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut maka model penelitian yang dikembangkan adalah : Pesantren Tradisonal - Materi - media - Metode - Pendidik Pesantren Modern - Materi - Media - Metode - Pendidik

Model yang diharapkan Pesantren Berbasis Kompetensi - Materi - Media - Metode - Pendidik

Model berdasar Teori - Materi - Media - Metode - Pendidik Gambar 4.1. Gambar kerangka konseptual Pengelola

pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk

mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuan tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian,

67

pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki

68

69

BAB 3 Kerangka Pikir Pengembangan Model

Pengembangan model pendidikan yang dilakukan pondok perantren Sunan Drajat adalah sebuah pola pengembangan pendidikan yang terintegratif. Lembaga pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan aspek pengetahuan dan kemampuan dari anak didik. Pola ini dilakukan secara bertahap dan bertingkat sebagaimana layaknya lembaga pendidikan pada umumnya. Tingkatan pendidikan formal yang dimiliki meliputi mulai TK sampai dengan SMA. Pada perkembangan terakhir telah mulai dirintis sebuah perguruan tinggi yang nantinya akan dijadikan wadah bagi pengembangan SDM secara terintegratif. Sebelum terwujudnya lembaga perguruan tinggi yang akan didirikan, maka pihak pengelola pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus

70

sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuian tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian, pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki. Karena penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan uji statistik untuk membuat sebuah generalisasi maka penelitian ini tidak mengunakan hipothesis penelitian Kompetensi • Skill • Knowledge • Ability

Model Pendidikan Pondok pesantren

Sosio kutur

Pelatihan/magang

Gambar 1. Gambar kerangka konseptual

71

Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa

72

maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya. Gambar 2. Model pembelajaran (skill)

Sumber ide

Assesment

Learning design

Application

Evaluation

73

Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya.

74

Gambar 2. Model pembelajaran (skill)

Sumber ide

Assesment

Learning design

Application

Evaluation

75

76

77

78

BAB 3 Kerangka Pikir Pengembangan Model

Model pengembangan SDM yang dilakukan pondok perantren Sunan Drajat adalah sebuah pola pengembangan SDM yang terintegratif. Lembaga pendidikan yang dikelola oleh pondok pesantren mempunyai tugas untuk mengembangkan aspek pengetahuan dan kemampuan dari anak didik. Pola ini dilakukan secara bertahap dan bertingkat sebagaimana layaknya lembaga pendidikan pada umumnya. Tingkatan pendidikan formal yang dimiliki meliputi mulai TK sampai dengan SMA atau MA. Pada perkembangan terakhir telah mulai dirintis sebuah perguruan tinggi yang nantinya akan dijadikan wadah bagi pengembangan SDM secara terintegratif.

79

Sebelum terwujudnya lembaga perguruan tinggi yang akan didirikan, maka pihak pengelola pondok pesantren telah mempunyai upaya-upaya untuk mengembangkan kemampuan santri untuk mendalami sebuah ketrampilan khusus sesuai yang diminati oleh santri. Kemampuian tersebut meliputi berbagai bidang sesuai jenis kegiatan usaha yang dijalankan oleh pondok pesantren ini. Kegiatan usaha yang dikelola oleh pihak pondok adalah meliputi bidang pertanian, pengembangan industri pengolahan, dan peternakan. Semua jenis usaha yang dimiliki oleh pondok tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi para santri untuk menerapkan pengalaman dan keahlian yang telah dimiliki. Karena penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan uji statistik untuk membuat sebuah generalisasi maka penelitian ini tidak mengunakan hipothesis penelitian Gambar 1. Model Pengembangan SDM di pesantren Sunan Drajat

MODEL PENGEMBANGAN SDM PESANTREN

KNOWLEDGE DAN ABILITY

SEKOLAHAN FORMAL

SKILL

PELATIHAN DAN MAGANG DI PERSH

SDM BERTAQWA DAN TERAMPIL DANTERAMPIL

80

Skill Knowledge Ability

model Pendidikan Pondok Pesantren

Sosio kultur

Pelatihan/magang

Dalam upaya pengembangan SDM di pondok pesantren Sunan Drajat tidak bisa terlepas dari sikap dan tindakan kiai pimpinan pondok. Hal ini dapat dilihat bahwa hampir semua upaya peningkatan kualitas santri selalu datang dari kiai. Meski terkadang ide tersebut bisa berasal dari para guru atau para pengasuh. Tetapi sebagian besar kreatifitas yang muncul tersebut adalah hasil inisiatif dari kiai. Sehingga dalam hal kreatitas pikiran atau ide masih didominasi oleh kiai. Kondisi tersebut dapat dimaklumi bahwa karena kiai pengasuh pesantren ini telah

81

mempunyai tingkat pengetahuan dan wawasan yang luas yang didukung dengan pengalaman dan jaringan yang sudah memadai. Setelah ide telah muncul dan secara otomatis menjadi sebuah komitmen untuk dijalankan. Model membuat assessment seperti ini memang kurang bisa maksimal atau kurang membawa kemantapan para peserta atau pekerja yang mau di didik, namun yang harus diperhatikan adalah terdapat faktor lain yang menguntungkan yang dapat membuat para peserta atau yang akan dilatih untuk dapat optimal dalam menjalankan assessment yang disepakati secara sepihak oleh pihak pimpinan pondok yakni ketaatan dan rasa hormat terhadap kiai. Untuk langkah seterusnya adalah sesuai dengan tahapan dalam pelaksananan pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran (learning Design). Setelah Desain pembelajaran tersebut dibuat maka dilakukan upaya untuk melaksanakan dalam bentuk kegiatan. Untuk dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kegiatan tersebut. Hasil evaluasi tersebut akan dijadikan dasar bagi pengembangan pada tahap berikutnya. Gambar 2. Model pembelajaran (skill)

Sumber ide

Assesment

Learning design

Application

Evaluation

82

Related Documents

Ahmadsuyutiunairbab3
October 2019 14

More Documents from "Irfan Mulyana"

Pedoman Anemia Gizi
October 2019 39
Manual My - Psb
October 2019 15
Ahmadsuyutiunairbab2
October 2019 15
Ahmadsuyutiunairbab3
October 2019 14
Inf03040105
October 2019 17