Adriana Palimbo-hubungan Paritas.pdf

  • Uploaded by: Mutiara Utami
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Adriana Palimbo-hubungan Paritas.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,340
  • Pages: 4
112

Palimbo dan Rusiva, Hubungan Paritas dengan

ISSN 2085-3548

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM DI VK BERSALIN RSUD. Dr . ANSARI BANJARMASIN TAHUN 2011 (The Realtion Between Parity and Perineal Rupture at VK. Bersalin RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin in 2011) Adriana Palimbo dan Eva Rusiva Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia Jl. Pramuka No. 2 Banjarmasin Telp. 0511-3268105

ABSTRACT The problem observed in this study is the relation between parity and perineal rupture which is one of the causes of maternal death due to hemorrhage (28%) while postpartum hemorrhage can be caused by impaired contraction of the uterus, the placenta detaches, and rips the birth canal. Objects of this study are spontaneous pervaginam delivery mothers at VK. Bersalin RSUD. Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.The objective of this study was to determine the relationship between parity and perineal rupture. The method used in this study is an analytic method by using secondary data. The results of the 246 study sample were primiparous which ruptured perineum 98 (100%), multiparous 116 (84.06%), and grandemultipara 0 (0%), whereas that is not ruptured perineum primiparous 0 (0%), multiparous 22 (15.94%), and grandemultipara 10 (100%). The conclusion of this study is obtained parity that most who ruptured perineum is primiparous and that not the least is grandemultipara. The suggestion from this study is for both low and high parity in order to practice correct partum leaders, teach correct abdominal strain muscle during partum, good cooperation between the mother and helper in order to reduce the occurrence of rupture of the perineum. Keyword: parity, perineal rupture

PENDAHULUAN Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup, jumlah kehamilan yang telah berlanjut ke viabilitas, untuk menentukan paritas kelahiran ganda merupakan pengalaman para tunggal atau sebelumnya. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami wanita.1 Paritas dibagi dalam beberapa bagian atau klasifikasi yaitu primipara adalah wanita yang pernah melahirkan sebanyak satu kali, multipara adalah wanita yang pernah melahirkan kurang dari lima kali, sedangkan grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan lebih dari lima kali.2 Perineum adalah daerah yang terletak antara

vulva dan anus yang juga berperan dalam persalinan.3 Perineum sangat berperan penting pada proses persalinan. Adapun jenis-jenis perineum yaitu Perineum lunak dan elastis serta cukup lebar, umumnya tidak memberikan kesukaran dalam kelahiran kepala janin. Jika terjadi robekan hanya sampai ruptur perineum tingkat I atau II, Perineum kaku dan tidak elastis akan menghambat persalinan kala II dan dapat meningkatkan risiko terhadap janin dan dapat menyebabkan robekan perineum yang luas atau tingkat III. Hal ini sering ditemui pada primitua yaitu primigravida berumur 35, dan Perineum sempit akan mudah terjadi robekanrobekan dijalan lahir. Dalam memimpin

Palimbo dan Rusiva, Hubungan Paritas dengan

persalinan kala II dianjurkan melakukan episiotomi primer.4 Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi sewaktu terjadi persalinan.5 Klasifikasi ruptur perineum yaitu ruptur perineum spontan dimana robekan pada perineum yang terjadi karena sebab tertentu tanpa dilakukan tindakan perobekan atau dilakukan tindakan/disengaja. Luka ini terjadi saat terjadi persalinan dan biasanya tidak teratur dan ruptur perineum disengaja yaitu luka pada perineum yang terjadi karena disengaja dilakukan pengguntingan atau perobekan.6 Ruptur perineum memilik tingkatantingkatan ruptur yaitu tingkat I robekan hanya mengenai kulit dan mukosa sekitar 1-11/2 cm, tingkat II Robekan lebih dalam sudah mengenai musculus levator ani, tapi tidak mengenai sfingter ani, tingkat III robekan mengenai pada kulit, mukosa, otot-otot sfingter ani, dan tingkat IV robekan mengenai perineum sampai otot sfingter ani dan mukosa rectum.7 Penyebab-penyebab terjadinya ruptur perineum dibagi dua yaitu penyebab maternal dan penyebab neonatal. Penyebab maternal yakni primipara, partus presipitatus, Partus diselesaikan secara tergesa-gesa, edema dan kerapuhan pada perineum, varikositas yang melemahkan jaringan perineum, arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang juga sempit sehingga menekan kepala bayi ke arah posterior, peluasan episiotomi sedangkan penyebab neonatal yakni Bayi besar yaitu bayi >4000 gram, posisi kepala yang abnormal, misalnya presentasi muka occipito posterior, kelahiran bokong/letak sungsang, ekstraksi forceps yang sukar, distosia bahu, anomali konginetal, seperti hidrosepalus.8 Penatalaksanaan ruptur perineum terdiri dari penatalaksanaan derajat I robekan ini diperbaiki sessedrhana munkin, derajat II robekan ini lebih dalam Pada robekan ini akan dilakukan perbaikan lapis demi lapis,

113 ISSN 2085-3548

sedangkan derajat III dan IV biasanya dilakukan oleh dokter atau dokter obgyn karena luka dalam bahkan hingga rectum diperbaiki sama lapis demi lapis.9 METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dipilih adalah RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Jl. Brigjen.H. Hasan Basri, karena merupakan rumah sakit rujukan di Kabupaten Banjar. Sasaran dalam penelitian iniyaitu ibu bersalin dengan persalinan normal pervaginam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik.Metode analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor risiko (faktor yang mengakibatkan terjadinya efek/pengaruh) ataupun faktor efek (suatu akibat dari adanya faktor risiko).11 Variabel adalah ukuran atau yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.12 Definisi operasional adalah mendifinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.13 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin spontan pervaginam yang berada di ruang VK Bersalin RSUD Dr. H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin tahun 2010. Jenis data yang digunakan dlam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh dari ruang Vk Bersalin RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2010 yang meliputi paritas, kejadian ruptur perineum, serta

114

Palimbo dan Rusiva, Hubungan Paritas dengan

hubungan paritas dengan kejadian ruptur perineum. Hasil Analisis data di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2010 adalah sebagai berikut: paritas ibu bersalin ditemukan terbanyak dengan multipara (49, 40%) dam primipara (46, 25%), sedangkan grandemultipara (4,35%). Dari 246 orang sampel kejadian ruptur perineum ditemukan bahwa banyak yang mengalami ruptur perineum yaitu 214 orang (86,99%) dan yang tidak mengalami ruptur 32 orang (13,01%). Rupture perineum dalam penelitian hubungan paritas dengan kejadian ruptur perineum yaitu dari hasil penelitian bahwa ibu primipara bersalin mengalami ruptur perineum 98 (100%) ibu multipara bersalin mengalami ruptur perineum 116 (84, 06%) ibu grandemultipara 0 (0%) dan ibu yang tidak mengalami ruptur perineum primipara 0 (0%) ibu multipara yang tidak mengalami ruptur perineum 22 (15,94%) ibu yang tidak mengalami ruptur perineum grandemultipara 10 (100%). Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa pada paritas grandemultipara atau wanita yang melahirkan lebih dari 5 orang tidak ada yang mengalami ruptur perineum, sedangkan primipara seluruhnya mengalami ruptur perineum dan multipara sebanyak 116 orang (84,06%). Dari hasil tersebut paritas memiliki peran penting pada kejadian ruptur perineum, akan tetapi tidak hanya paritas faktor lain juga mempengaruhi terjadinya ruptur perineum seperti bayi yang besar, cara meneran yang salah, persalinan yang cepat, kerjasama antara ibu dan penolong yang kurang baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Terdapat 98 orang ibu primipara yang bersalin mengalami ruptur perineum (100%) dan 138 orang ibu multipara yang mengalami

ISSN 2085-3548

ruptur perineum (84,06%), sedangkan yang grandemultipara tidak ada yang mengalami ruptur perineum atau 10 orang (100%), Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada paritas primipara dan multipara yang mengalami ruptur perineum sedangkan yang grandemultipara tidak ada yang mengalami ruptur perineum. Sehingga ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan spontan pervaginam. Saran Cara meneran yang benar pada ibu bersalin dan juga bagi penolong persalinan agar dapat memimpin persalinan dengan sabar agar perineum tidak mengalami tekanan yang besar dan cepat sehingga tidak mengakibatkan terjadinya ruptur perineum, serta menambah wawasan keilmuan bagi peserta didik tentang ruptur perineum, dan peneliti yang selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan variabel yang berbeda misalnya : umur, paritas, lama persalinan dengan kejadian ruptur perineum. DAFTAR PUSTAKA Maimunah, Siti, 2005. Kamu Kebidanan. Jakarta: EGC Manuaba,

sistilah

Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan . Jakarta: EG C

Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1Edisi ke 2. Jakarta: EGC Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Oxorn, Harry, 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi persalinan dan

115

Palimbo dan Rusiva, Hubungan Paritas dengan

ISSN 2085-3548

Neonatal. Jakarta: JNPKKR, POGI Hidayat, A. Aziz Alimul, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Soelemba Medik Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta

Metode Jakarta:

Related Documents

Adriana
December 2019 44
Adriana K
November 2019 41
Adriana Informe
May 2020 28
Adriana Astutti.docx
April 2020 22
Hmtl Adriana
November 2019 80
Adriana Sw
June 2020 15

More Documents from ""