Aditya Priyo Utomo (115120400111022).docx

  • Uploaded by: Aditya Priyo Utomo
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aditya Priyo Utomo (115120400111022).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,698
  • Pages: 14
PAPER

ISU LINGKUNGAN: SENGKETA GAZPROM DAN GREENPEACE

Disusun untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Politik Internasional Dosen Pengampu : Muhaimin Zulhair Achsin, S.IP., M.A.

Oleh : AdityaPriyoUtomo

115120400111022

Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Berawal dari era revolusi industri, perkembangan industri yang pesat dikarenakan terus meningkatnya arus tekhnologi dan inovasi industri membuat masalah kerusakan lingkungan dan ekologi mulai muncul ke permukaan. Meskipun begitu, sampai tahun 19201 masalah kerusakan lingkungan ini masih menjadi masalah yang dihadapi pernegara, bukan masalah global. Barulah pada tahun 1972, setelah di Amerika Serikat terjadi beragam pergerakan yang dilakukan oleh para pelajar dan pencinta lingkungan, PBB mulai mengangkat isu mengenai kerusakan lingkungan dalam suatu konferensi (Conference on the Human Environment) yang dilaksanakan di Stockholm, Swedia. Konferensi inilah yang kemudian berhasil membentuk suatu badan baru di bawah naungan PBB yang dinamakan UNEP (United Nations Environment Programme). UNEP merupakan salah satu lembaga di bawah PBB yang menangani masalah kerusakan lingkungan. Terbentuknya UNEP menandakan bahwa isu mengenai kerusakan lingkungan dan ekologi bukanlah lagi permasalahan yang dihadapi pernegara, melainkan permasalahan global yang harus ditangani bersamasama oleh seluruh negara di dunia. Bagaimanapun juga, isu ini tidak hanya mengancam kondisi bumi tempat manusia tinggal, secara langsung maupun tidak berdasarkan laporan dari IPCC (report of the International Panel on Climate Change) perubahan iklim dunia memberi dampak negatif yang tak terhingga terhadap kesejahteraan masyarakat dan struktur politik global.

1 Balaam, D.N &Dillman, B, 2011, “Introduction to International Political Economy hal 509

Seiring berjalannya waktu, berbagai permasalahan mengenai iklim global terus berlangsung. Baru – baru ini terdapat sengketa yang terjadi antara Rusia dengan salah satu NGO pencinta lingkungan, Greenpeace. Sengketa ini bermula dari aksi protes damai Greenpeace di perusahaan migas milik Rusia, Gazprom. Gazprom merupakan perusahaan migas milik Rusia. Gazprom memasok sekitar seperempat dari jumlah total gas yang dikonsumsi di Benua Eropa. Di antara pembeli utama gas Rusia adalah Jerman, Turki, Italia, dan Perancis2. Dalam beberapa tahun terakhir, Gazprom telah meningkatkan produksi minyak mentahnya dan pada tahun 2014 ini akan memulai memproduksi minyak mentah di lokasi pengeboran primrazlomnaya yang terdapat di laut Pechora. Anjungan minyak ini merupakan rig minyak lepas pantai pertama di lautan Arktik. Gazprom menggambarkan ladang minyak Primrazlomnaya sebagai elemen penting dalam pengembangan strategi bisnis minyaknya. Namun Tindakan tersebut oleh organisasi lingkungan Greenpeace dianggap berpotensi merusak habitat beruang kutub, anjing laut, dan sejumlah burung laut langka yang hidup di sekitar lokasi pengeboran primrazlomnaya. Hal tersebut membuat greenpeace melakukan aksi protes damai dengan tujuan berupaya mempengaruhi Gazprom agar mempertimbangkan bahaya lingkungan yang akan ditimbulkan. Namun aksi kampanye ekologi yang dilakukan oleh aktivis Greenpeace justru dianggap oleh pihak Rusia sebagai tindakan pelanggaran. Oleh sebab itu, Rusia menangkap para aktivis tersebut dan mengajukan dakwaan membuat keonaran atau hooliganisme3. Dimulai dari abad ke 18 selama revolusi industri, ilmu, dan tekhnologi dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga kerja baru, mesin industri, dan barang –

2 dalam http://nasional.kompas.com/read/2013/09/18/2054006/Panjat.Pengeboran.Minyak.Aktivis.Greenpeace.Ditangkap.Rusia diakses pada 10 Januari 2017 3 dalam http://www.voaindonesia.com/content/rusia-dakwa-30-aktivis-greenpeace-dengan-pembajakan/1762722.html diakses pada 10 Januari 2017

barang untuk konsumsi luas. Karl Marx4 pada pertengahan abad sembilan belas mengeluh atas efek “satanic mills” yang tidak hanya berdampak pada tenaga kerja tetapi juga pada kondisi alam sekitarnya. Pencemaran udara, air, dan tanah telah menyebar di daerah Eropa yang salah satu faktornya adalah karena adanya perkembangan dari mesin-mesin di akhir abad kesembilanbelas.Seiring dengan berkembangnya industrialisasi, Amerika Serikat lantas menjadi salah satu negara yang melakukannya. Hal ini kemudian juga berdampak buruk bagi lingkungan dan membuat Amerika menjadi salah satu negara penghasil emisi terbesar di dunia. Pada tahun 1920, dengan terus tercemarnya lingkungan, Pemerintah Amerika Serikat dan Kanada mengagendakan isu lingkungan sebagai salah satu masalah negara yang cukup serius. Meski telah disadari sebagai isu yang cukup penting, masalah mengenai lingkungan belum dianggap menjadi permasalahan global. Hingga pada tahun 1960an, dengan banyaknya tekanan dari kaum terpelajar dan environmentalist yang menuntut adanya perbaikan lingkungan di Amerika Serikat. Ditambah lagi dengan kasus embargo minyak OPEC pada 1970an, langka dan mahalnya minyak kala itu membuat

sadar

seluruh

negara

betapa

pentingnya

sumber

daya

untuk

keberlangsungan ekonomi dan industri mereka. Pada tahun 1972, akhirnya, PBB menunjukkan perannya dalam permasalahan lingkungan dengan menyelenggarakan suatu konferensi di Stockholm, Swedia. Konferensi ini membahas mengenai lingkungan dengan 109 rekomendasi yang dipakai untuk menghadapi isu lingkungan yang semakin meluas. Selain itu, konferensi ini juga sukses menghasilkan badan baru yang disebut UNEP (United Nation Environment Programme) yang bertujuan untuk membentuk forum kerjasama dan penciptaan sumber informasi untuk penelitian yang mengenai perkembangan lingkungan yang ada.

4 Balaam, D.N & Dillman, B, 2011, “Introduction to International Political Economy hal 509

Pada tahun 1980, masalah lingkungan mulai mendapat dukungan dari politisi. Presiden Jimmy Carter memandang bahwa pesatnya laju pertumbuhan penduduk dunia berdampak buruk bagi lingkungan global. Seakan tidak mau kalah, Thatcher dan Shevardnadze juga menyatakan bahwa isu lingkungan dapat mengancam keamanan internasional5. Melihat kondisi yang demikian, di tahun 1980, PBB menanggapinya dengan mempublikasikan sebuah laporan yang berjudul “Our Common Future”. Laporan tersebut sedikit membuat pergesaran pandangan akan hubungan antara lingkungan dan perkembangan ekonomi suatu negara. Laporan inilah yang kemudian mengarah pada ditandatanganinya Montreal Protocol pada 1987 untuk mengontrol pengipisan lapisan ozon yang mengharuskan setiap negara untuk menuranga penggunaan CFC (chlorofluorocarbon). Masalah tentang Pemanasan global dan efek rumah kaca sedang mejadi isu yang hangat diperbincangkan oleh negara-negara di dunia. Bertahun-tahun lamanya para ilmuwan melakukan penelitian tentang bahaya pemanasan global yang disebabkan oleh terperangkapnya polusi udara di atmosfer bumi. Mauna Loa laboratory memperkirakan kandungan karbon dioksida dalam atmosfer bumi sudah mencapai 387 bagian per mm. meningkat 40% sejak revolusi industri dimulai, dan mencapai tingkat tertinggi sejak 650,000 tahun terakhir. Pemanasan global juga menjadi salah satu penyebab dari beberapa isu kerugian di beberapa Negara. Global Humanitarian Forum menyimpulkan pemanasan global telah menjadi penyebab dari 300,000 kasus kematian karena keracunan udara dan kerugian materil sebesar $125 triliun setiap tahun. Hasil laporan itu juga menyertakan bahwa 325 juta penduduk, terutama di Negara-negara berkembang terkena dampak langsung dari pemanasan global itu sendiri. Beberapa ahli yang skeptis dengan perubahan iklim menyatakan bahwa tidak selalu polusi yang berasal dari industri maupun kendaraan menyumbang pemanasan 5 Balaam, D.N & Dillman, B, 2011, “Introduction to International Political Economy hal 510

global. Richard Lindzen, Profesor ilmu atmosfer dari MIT menyatakan bahwa aktifitas gunung api yang tidak biasa antara tahun 1940 sampai tahun 1975 juga turut menyumbang efek dari pemanasan global. Argument lainnya juga menyebutkan bahwa karbon dioksida tidak lebih berbahaya daripada gas penyebab efek rumah kaca lainnya karena karbon dioksida setengahnya terserap secara alami oleh samudera, tanaman hijau dan hutan. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh keberadaan perusahaan minyak Gazprom terhadap kondisi lingkungan sekitar aktivitas pertambangan minyaknya?

BAB II PEMBAHASAN Perusahaan Multinasional Minyak Bumi dan Gas Rusia: Gazprom Gazprom merupakan sebuah perusahaan energi global milik Rusia yang bergerak dalam bidang gas alam. Perusahaan ini diidirikan pada tahun 1989. Perusahaan Gazprom berpusat di selatan Moskow. Di puncak gedung Gazprom yang tinggi megah, menyala lambang huruf G berwarna biru, denagn gambar api dan tulisan Gazprom yang ditulis dengan aksara Rusia. Di lantai ketujuh gedung itu terdapat bagian penting perusahaan. Terkadang lantai tersebut menjadi jantung perusahaan, terkadang juga menjadi otak Gazprom. Gazprom memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia. Saat ini, Perusahaan Gazprom secara aktif melaksanakan proyek-proyek besar yang bertujuan untuk mengeksploitasi sumber daya gas di Yamal Peninsula, Arctic Shelf , Siberia Timur , serta eksplorasi dan produksi hidrokarbon proyek di luar negeri .Tahun 1989 Gazprom menjadi perusahaan sebagai kelanjutan dari kementerian gas Uni Soviet. Saat ini Gazprom merupakan perusahaan terbesar di Rusia. Bahkan sekitar bulan Juni 2008 lalu, sebelum dunia dilanda krisis keuangan global, saham Gazprom berada di urutan ketiga setelah Exxon Mobil dan General Electric. Gazprom saat ini memiliki 430 ribu karyawan dengan gaji cukup dan posisi yang aman. Pengaruh Perusahaan Gazprom Terhadap Lingkungan Kelompok pribumi dari Rusia Utara, yakni penduduk Siberia yang berjumlah sekitar 250.000 orang. Ekonomi mereka dan gaya hidup tradisional secara langsung bergantung pada memancing, berburu, dan bertani sehingga pengembangan industri ekstraktif, perikanan swasta dan industri kehutanan yang buruk mempengaruhi wilayah tradisional mereka. Dengan adanya perusahaan Gazprom yang menghasilkan polutan yang dapat merusak lingkungan, beberapa diantaranya seperti merusak lahan pertanian yang digunakan masyarakat pribumi untuk bercocok tanam, dan mencemari

lahan perikanan yang digunakan untuk mengolah bisnis perikanan masyarakat setempat. Dari beberapa dampak yang diberikan oleh Gazpron membuat masyarakat setempat terganggu dan bila mereka bergantung pada lahan pertaniannya dan lahan tersebut tercemar, hal itu jelas membuat masyarakat mau tidak mau harus menghentikan kegiatan ekonomi mereka dan menimbulkan kerugian yang cukup signifikan bagi masyarakat setempat. Selama berproduksi, Gazprom telah menghasilkan polutan dari kebocoran minyak sebesar 5 juta ton (yang kira-kira kapasitasnya sama dengan sejumlah 18,325 truk minyak) dengan kasus kebocoran minyak lebih dari 10,000 kasus per tahunnya yang dampaknya banyak sekali merusak lingkungan utamanya di lingkarArktik. Air sungai yang menghitam di sungai-sungai yang ada di Arktik, banyaknya ikan mati di Desa Kolva yang membuat para penduduk yang sebagian besar adalah Nelayan tidak dapat lagi menangkap ikan di tempat mereka, dan juga banyaknya kasus kematian satwa-satwa di sekitar kutub utara seperti beruang kutub, anjing laut, ikan paus dan lain sebagainya yang membutuhkan perairan sebagai habitat hidupnya. Tapi banyak yang mati karena perairan-perairan di sekitar Arktik telah tercemar oleh tumpahan minyak yang dihasilkan oleh pengeboran minyak yang dilakukan oleh perusahaan migas. Pencemaran lingkungan akibat kegiatan produksi minyak yang dilakukan Gazprom berarti lambat laun akan merusak lingkungan biotik dan abiotik apabila tidak segera ditanggulangi. Laut akrtik yang tercemari minyak dan membuat es mencair akan mengancam kestabilan rantai makanan disana. Salah satu contoh adalah beruang kutub sebagai predator teratas. Habitat beruang kutub di laut akrtik terancam punah dan diperkirakan 60% persen dari beruang kutub di seluruh dunia akan mati dan punah pada tahun 2050.6 Hal ini dikarenakan kondisi laut tempat beruang kutub tinggal tercemari minyak yang membuat ikan-ikan makanan utama beruang kutub mati. Beruang kutub akan kesulitan mencari makanan dan pasti juga akan mati. 6 dalam http://nasional.news.viva.co.id/news/read/42416-kehidupan_beruang_kutub_terancam_punah diakses pada 11 Januari 2017

Tindakan yang diambil oleh Greenpeace Menurut organisasi lingkungan Greenpeace, aktivitas yang dilakukan perusahaan Gazprom tersebut berpotensi merusak habitat beruang kutub, anjing laut, dan sejumlah

burung

laut

langka

yang

hidup

di

sekitar

lokasi

pengeboran

primrazlomnaya. Hal tersebut membuat greenpeace melakukan aksi protes damai dengan tujuan berupaya mempengaruhi Gazprom agar mempertimbangkan bahaya lingkungan yang akan ditimbulkan dari aktivitasnya tersebut. 7 Aksi protes yang dilakukan greenpeace ini diawali dengan kesatuan khusus Rusia, FSB, (dahulu KGB) dengan bersenjata lengkap tiba-tiba menyerbu kapal menggunakan helikopter dan menurunkan tali. Setelah berada di atas kapal, mereka mengumpulkan para aktivis dan memerintahkan mereka menuju ruang makan dibawah todongan senjata. Disamping hal tersebut tindakan sigap yang dilakukan oleh Rusia yaitu mereka beraksi dengan cepat dan agresif menyusul penangkapan dua aktivis Greenpeace yang sebelumnya memanjat anjungan minyak Gazprom yang berbahaya di Arktik. Sekarang mereka juga ditahan bersama rekan-rekannya. Kapal Arctic Sunrise tiba di perairan Arktik bersama jutaan orang di seluruh dunia yang menentang pengeboran minyak di Arktik. Bersama-sama, greenpeace melakukan aksi protes damai menentang rencana Gazprom untuk menjadi perusahaan pertama yang melakukan pengeboran minyak di laut Arktik. Sebagai bagian dari aksi, Greenpeace Internasional membawa sebuah alat keselamatan menuju anjungan minyak Gazprom untuk melindungi aktivis dari hal-hal yang bisa membahayakan mereka seperti kanon air. Menurut laporan media Rusia, Gazprom menggambarkan benda ini sebagai ‘sesuatu yang menyerupai bom’. Alat ini berukuran 3 meter panjang x 2 meter lebar dicat dengan warna cerah dan dibuat berdasarkan hasil desain kompetisi yang diikuti oleh ribuan peserta. Alat ini menyerupai tabung busa besar. Prinsip anti kekerasan telah bersemayam di nadi organisasi Greenpeace selama lebih dari 40 tahun. Greenpeace terlibat dalam aksi protes damai untuk menyingkapkan kejahatan 7 dalam http://nasional.kompas.com/read/2013/09/18/2054006/Panjat.Pengeboran.Minyak.Aktivis.Greenpeace.Ditangkap.Rusia diakses pada 11 Januari 2017

lingkungan, dan kami tidak akan menimbulkan ancaman keamanan. Namun demikian, hal yang sama tak dapat dikatakan tentang Pasukan Rusia, yang menembakan 11 tembakan peringatan dari kapal mereka ke arah kapal Arktik Sunrise agar mereka hendak naik ke atas kapal Greenpeace. Karena adanya kondisi cuaca yang ekstrim dan disertai dengan kurangnya pemeliharaan terhadap fasilitas yang digunakan telah mengakibatkan bocornya rembesan minyak yang berjalan lambat tapi konstan dari pipa yang retak. Selain itu terjadi juga pembakaran gas terkait (60% dari yang merupakan metana - sebuah gas rumah kaca yang kuat). Rusia membakar sekitar 40 miliar meter3 gas semacam ini setiap tahunnya. Respon dari Rusia Aksi kampanye ekologi yang dilakukan oleh aktivis Greenpeace justru dianggap sebagai tindakan kejahatan oleh pihak Rusia. Aparat keamanan Rusia merangsek naik ke kapal Greenpeace yang tengah menggelar aksi unjuk rasa menentang raksasa energi Rusia Gazprom.Otoritas Rusia mengatakan kelompok itu akan dikenakan dakwaan dengan pasal perompakan. Presiden Rusia mengatakan bahwa tindakan greenpeace ini jelas melanggar hukum internasional.

Putin

mengatakan nilai para aktivis Greenpeace ini berusaha memanjat anjungan minyak lepas pantai Gazprom yang sangat berbahaya. Oleh sebab itu, Rusia menangkap para aktivis tersebut dan mengajukan dakwaan membuat keonaran atau hooliganisme.8 Komite penyelidikan pemerintahan Rusia mengumumkan tuntutan baru yang mana dengan tuntutan perompakan. Ke-28 aktivis Greepeace dan dua wartawan lepas itu dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena melakukan protes pada tanggal 18 september pada saat itu. Sementara hukuman maksimum bagi tuduhan melakukan tindakan ugal-ugalan adalah tujuh tahun penjara. Dari sumber yang kami dapat menyampaikan bahwa “Badan penyelidik Rusia menolak klaim Greenpeace bahwa mereka bertindak secara damai, dengan mengatakan upaya menduduki anjungan 8 dalam http://www.voaindonesia.com/content/rusia-dakwa-30-aktivis-greenpeace-dengan-pembajakan/1762722.html diakses pada 11 Januari 2017

minyak adalah kejahatan. Badan itu juga memperingatkan beberapa awak kapal bisa menghadapi tuduhan tambahan karena menggunakan kekerasan terhadap pihak berwenang Rusia”. Baru setelah 3 bulan ditahan oleh otoritas Rusia, pada akhirnya Rusia resmi membatalkan kasus hukum ini

dan membebaskan semua aktivis

Greenpeace.9 Pengadilan Rusia memutuskan untuk membebaskan aktivis greenpeace dengan jaminan yaitu dengan menetapkan uang jaminan bagi warga Australia Collin Russell sebesar 60 ribu dolar. Akhirnya permohonan tersebut di kabulkan padahal hari sebelumnya Russel diperintahkan untuk menjalani penahanan pra-pengadilan selama tiga bulan lagi. Ia adalah satu-satunya dari 30 aktivis yang permohonan pembebasan dengan jaminannya ditolak. Pengadilan Rusia tidak menjelaskan mengapa. Sejumlah pengadilan di St. Petersburg memberikan pembebasan dengan jaminan kepada beberapa aktivis Greenpeace lainnya. Di antara mereka adalah Peter Willcox, kapten asal Amerika dari kapal Greenpeace Arctic Sunrise, yang pada tanggal 18 September mencapai satu-satunya platform produksi minyak lepas pantai Rusia di Arktik.

9

dalam http://www.voaindonesia.com/content/rusia-turunkan-tuduhan-atas-aktivis-greenpeace/1775816.htm diakses pada

tanggal 11 Januari 2017

BAB III KESIMPULAN Isu lingkungan mulai terjadi sejak abad ke-18 ditandai dengan adanya revolusi industri. Sebagaimana teknologi dengan mesin-mesinnya telah menciptakan tenaga kerja baru yang memermudah pekerjaan manusia. Pengaruh dari teknologi ternyata memicu adanya pencemaran udara dan lingkungan yang dihasilkan hingga akhirnya menjadi suatu isu global yang perlu diperhatikan. Adapun aktor yang peduli terhadap isu lingkungan ini terus mengalami perkembangan, diantaranya dilakukan oleh negara, NGOs, Organisasi Internasional, dan Perusahaan yang peduli terhadap keamanan lingkungan. Lingkungan, disamping sebagai sumber ekonomi harus selalu dijaga dan bukan berarti mengacuhkan lingkungan dengan terus-menerus mengeksploitasi segala sumber daya yang dimiliki, karena dapat menyebabkan ketidakstabilan hidup didalamnya. Kasus sengketa antara Pemerintah Rusia, Perusahaan Migas Gazprom, dan NGO Greenpeace yang telah dibahas sebelumnya menunjukkan betapa isu mengenai lingkungan tidak lebih diprioritaskan daripada isu ekonomi. Isu ekonomi bisa diartikan sebagai superstructure isu lingkungan yang menunjukkan bahwa kondisi lingkungan boleh dikorbankan demi mendukung kepentingan ekonomi. Perusahaan Multinasional Gazprom milik Rusia ini tetap akan mengoperasikan anjungan minyak primrazlomnaya di Laut Arktik karena menganggap bahwa ladang minyak primrazlomnaya sebagai sebuah elemen penting dalam pengembangan strategi bisnis minyaknya.10 Padahal tindakan itu jelas akan semakin mengancam lingkungan biotik dan abiotik di laut arktik. Banyak hewan yang akan mati karena lingkungan buruk dan kestabilan rantai makanan terganggu. Kondisi ekonomi masyarakat yang tinggal 10 dalam http://nasional.kompas.com/read/2013/09/18/2054006/Panjat.Pengeboran.Minyak.Aktivis.Greenpeace.Ditangkap.Rusia diakses pada 11 Januari 2017

disana dan bermatapencaharian sebagai nelayan juga akan terancam akibat kegiatan produksi minyak tersebut. Di sisi lain, Rusia yang sudah pasti tahu mengenai dampak lingkungan tersebut justru lebih memilih tetap mendukung kegiatan Gazprom. Keputusan Rusia pada akhirnya jelas menunjukkan bahwa pihak yang benar-benar peduli lingkungan masih merupakan pihak swasta yang independen dan kurang mampu mempengaruhi perilaku MNC maupun negara. Disini negara justru lebih pro terhadap MNC dan cenderung memprioritaskan isu ekonomi daripada isu lingkungan. Bagaimanapun juga isu lingkungan juga harus diperhatikan negara yang mempunyai kapabilitas lebih besar untuk menjaga lingkungan daripada organisasi independen seperti Greenpeace. Isu lingkungan juga harus diperhatikan karena bagaimanapun, kondisi lingkungan global, baik secara langsung maupun tidak, memiliki dampak terhadap keberlangsungan kehidupan sosial, politik, maupun ekonomi dunia.

DAFTAR PUSTAKA Buku dan Jurnal Balaam, D.N &Dillman, B, 2011, “Introduction to International Political Economy” Dixon. T. H, “On the Threshold: Environmental Changes as Causes of Acute Conflict,” International Security, 16 (Fall 1991). Website http://www.investopedia.com/ http://unfccc.int/ www.pewarta.net http://www.gazprom.com/ http://www.greenpeace.org/ http://www.dw.de/ http://indonesian.irib.ir/ http://www.voaindonesia.com/ http://nasional.kompas.com/

Related Documents

Aditya Kavacham
June 2020 34
Aditya Pan
October 2019 28
Aditya _prinsmartcard
June 2020 10
Aditya Birla
June 2020 12
Aditya Hridayam
June 2020 4

More Documents from "Uttara"

Environment Kel 7.docx
November 2019 11
Outline.docx
November 2019 10
Sk.78.2018.pdf
November 2019 12