Adab-adab dalam berdoa “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” [QS. Al A'raaf, 7: 56] Berdoa adalah suatu amalan ibadah, yang hendak dimohonkan oleh manusia yang penuh kelemahan, banyak dosa dan tidak berdaya, akan diajukan kepada Dzat Yang Maha Tinggi, Yang Menggenggam semua khazanah bumi dan langit, maka tentu saja harus menggunakan adab-adab dalam memohon. Di dalam Kitab Fiqhus-Sunnah karya Sayid Sabiq dan juga Kitab Ihyaa ‘Ulumiddiin, dijelaskan bahwa di antara adab-adab dalam berdoa adalah: 1. Dengan hati yang merunduk dan penuh rasa takut kepada Allah (Q.S. Al-A’raf : 55). 2. Dengan suara yang lembut, di antara tidak berbunyi dengan suara keras (Q.S. Al-Isra :
3.
110; Q.S. Maryam : 3). Menghadap Allah dengan isi perut dan pakaian yang halal Sabda Nabi SAW kepada Sa’ad bin Abi Waqqash:
“Hai Sa’ad, jagalah soal makananmu, tentu engkau akan menjadi orang yang makbul doanya! Demi Tuhan yang nyawa Muhammad dalam genggaman-Nya! Jika seseorang memasukkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima doanya selama empat puluh hari. Dan siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari makanan haram atau riba, maka neraka lebih layak untuk melayaninya.” (H.R. Ibnu Mardawai dari Ibnu Abbas) 4. Mengamati saat-saat yang baik bagi doanya. Seperti Hari Arafah, bulan Ramadhan,
Hari Jum’at, di tengah malam, di akhir shalat, dll. Firman Allah :
َ وباْل ن ه ر حا س ْ َ ست ِ غ ُ َ فُرو َ ْ َم ي ْ ْ ِ َ ِ “Wa bi al ashari hum yastaghfiruun” “Dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)(Q.S. Adz-Dzariyat: 18 ). 5. Menghadap kiblat (H.R. Muslim). 6. Mengangkat kedua tangan sampai kira-kira se-bahu.
Sabda Nabi SAW : “Beliau mengangkat kedua tangannya sehingga tampak putih kedua ketiaknya dalam berdoa, dan beliau tidak berisyarat dengan jari-jari.” (H.R. Muslim dari Anas bin Malik) “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pemalu dan Maha Mulia, malu kepada hamba-hamba-Nya apabila mereka mengangkat tangan-tangan mereka kepada-Nya untuk menolaknya dengan kosong.” (H.R. Al-Hakim dari Salman)
7. Tidak menjadikan doanya untuk bersajak (dipuisikan) “Akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa.” (Al-Hadits) 8. Memantapkan apa yang sedang dimintanya. Sabda Nabi SAW : “Apabila kamu berdoa, maka hendaklah kamu berazam serta benar-benar memohon kepada Allah s.w.t dan janganlah berkata: Ya Allah, jika Engkau kehendaki maka perkenankanlah kepadaku, kerana sesungguhnya Allah itu tidak ada yang memaksa kepada-Nya.” (H.R. Bukhari-Muslim dari Anas r.a) 9. Mengulanginya tiga kali Sabda Nabi SAW : “Sesungguhnya Rasulullah SAW biasa mengulangi doa dan istighfar tiga kali.” (H.R. Abu Daud dari Abdullah bin Mas’ud). 10. Tidak menganggap lambat atas doanya. “Doa seseorang itu akan dikabulkan selagi dia tidak terburu-buru menyebabkan dia berkata: Aku berdoa tetapi tidak dimakbulkan” (H.R. Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah r.a). 11. Memulai doa dengan beristighfar, memuji Allah dan bershalawat atas Nabi SAW. “Jika salah seorang di antaramu berdoa, hendaklah dimulai dengan membesarkan Tuhannya Yang Maha Agung dan Mahamulia serta menyanjungNya, lalu mengucapkan shalawat atas Nabi SAW, serta setelah itu barulah ia berdoa meminta apa yang diinginkannya.” (H.R. Abu Daud dan Nasai dari Fudhalah bin Ubaid r.a)