PENDAHULUAN KULIAH FARMAKOLOGI & TOKSIKOLOGI II Alifia Putri Febriyanti, S.Farm., M.Farm.Klin., Apt.
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan UIN Alauddin makassar
TUJUAN PERKULIAHAN Mampu menguasai penatalaksanaan (terapi) penyakit dan
materi konseling untuk pasien pada penyakit tulang & persendian, juga pemantauan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan terapi memastikan pasien mendapatkan terapi obat yang optimal dan rasional (12T & 1W)
TUGAS MANDIRI & TUGAS TERSTRUKTUR Tugas mandiri dan Tugas terstruktur diberikan dengan
berbagai metode
Team-Based Learning APA ITU TBL?
Team-Based Learning merupakan sebuah strategi pembelajaran secara kolaboratif yang berbasis bukti dengan dirancang melalui beberapa unit instruksi BAGAIMANA PROSESNYA? Sebuah modul akan disampaikan melalui tiga fase, yaitu: (1) Persiapan di rumah (sebelum masuk kelas); (2) Di dalam kelas: Tes kesiapan belajar, dan (3) Di dalam kelas: Aplikasi konsep dalam bentuk studi kasus.
Gambar 1. Fase-fase dalam pelaksanaan TBL
(1) Persiapan di rumah (sebelum masuk kelas) Peserta perkuliahan WAJIB memahami (bukan hanya membaca saja) semua bahan bacaan yang telah disiapkan sebelum sesi perkuliahan dimulai. Bahan belajar dapat berupa naskah bacaan, visual atau bahan lainnya yang disiapkan sesuai dengan kebutuhan peserta untuk membantu memahami sebuah materi. Lamanya mempersiapkan diri diatur secara mandiri oleh peserta dengan memperkirakan banyaknya jumlah bahan bacaan yang disediakan di google classroom.
(2) Tes kesiapan belajar Dalam fase ini terdapat beberapa aktivitas, yaitu: a. Tes kesiapan individu (individual Readiness Assurance Test/ i-RAT): Peserta mengerjakan tes yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda secara individu. Tes ini ditujukan untuk menjamin kesiapan peserta sebelum mengikuti tahap-tahap selanjutnya di dalam kelas. Lama mengerjakan soal maksimum 20 menit. b. Tes kesiapan kelompok (team Readiness Assurance Test/ t-RAT): Setelah mengerjakan tes secara individu, peserta akan bergabung dalam kelompoknya masing-masing untuk mengerjakan soal yang sama seperti tes individu. Peserta diperbolehkan berdiskusi dan bertukar pikiran untuk membahas soal-soal yang terdapat dalam tes. Lama mengerjakan tes kelompok maksimum 60 menit. Setelah selesai mengerjakan tes kelompok, peserta akan segera mengetahui jawaban yang benar beserta skor akhir hasil tes nya (secara individu dan kelompok). Tes kesiapan ini (i-RAT dan t-RAT) merupakan kegiatan yang penting karena dengan demikian peserta akan lebih mempersiapkan diri dalam memahami materinya sebelum kelas dimulai, merangsang peserta untuk selalu hadir dalam setiap perkuliahan serta berkontribusi di dalam diskusi kelompok. Hal ini merupakan bentuk latihan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan bekerja bersama di dalam kelompok. Peserta yang tidak menyiapkan diri tidak akan dapat berkontribusi dalam diskusi bersama kelompoknya.
c. Appeals: Peserta akan diajak merefleksikan segala sesuatu yang telah dipelajari pada saat itu, terutama jika terdapat hal-hal yang masih dirasa baru/ asing, ada kontroversi, hal yang membingungkan. Fasilitator dapat juga mengajak peserta untuk menghubungkan topik yang sedang dipelajari dengan pengalaman praktik peserta sehari-hari. d. Mini-Lecture: Fasilitator dapat memberikan pembahasan terhadap materi keseluruhan yang terdapat dalam modul secara singkat, dapat juga membahas yang dirasa penting saja terutama dari soal-soal yang terdapat dalam tes (RAT). Namun, jika peserta telah merasa jelas dengan materi yang dipelajari, tahap ini dapat dilewati untuk menghemat waktu.
(3) Aplikasi konsep dalam bentuk studi kasus: Sisa waktu yang tersedia akan dimanfaatkan untuk latihan mengerjakan beberapa kasus (mulai dari kasus ringan hingga kasus yang rumit), supaya peserta mampu menerapkan (application) pengetahuan dan konsep yang telah dipelajari dari rumah maupun yang telah diujikan dalam tes kesiapan. Peserta akan diberi kasus yang sama untuk setiap kelompok, dan setiap kelompok diharapkan mampu menemukan masalahnya serta mencarikan solusi terbaik terhadap masalah tersebut. Di akhir sesi, fasilitator akan memandu diskusi antar tim untuk menggali opini dari setiap kelompok terkait usulan solusi dari masalah yang terdapat dalam studi kasus. Prinsip dalam kegiatan pengerjaan studi kasus ini adalah: a. menyangkut masalah yang bermakna bagi praktik apoteker, dalam hal ini adalah kasus pasien dan diharapkan tiap kelompok mampu memberi solusi terkait aktivitas pharmaceutical care. b. Semua kelompok akan mengerjakan masalah yang sama. c. Tiap kelompok diharapkan dapat memberikan pilihan solusi yang spesifik sesuai kebutuhan “pasien”nya. d. Fasilitator akan selalu memberikan umpan balik secara simultan terhadap setiap kelompok selama proses diskusi.
BAGAIMANA DAMPAK TERHADAP HASIL BELAJAR? Menurut hasil dari beberapa penelitian, dengan menerapkan strategi Team-Based
Learning ini kepada calon maupun apoteker akan diperoleh beberapa dampak seperti: a. mampu berpikir kritis di dalam melakukan assessment terhadap kondisi atau keluhan pasien. b. Mampu memilih obat yang tepat untuk kondisi-kondisi tertentu serta mampu menentukan apakah suatu kondisi perlu dirujuk ke dokter atau tidak. c. Mampu memberikan solusi terhadap masalah kesehatan pasien d. Mampu berkomunikasi dengan lebih baik sehingga dapat menjelaskan dan memberi edukasi pasien tentang cara pemakaian obat dengan lebih baik.
e. Mampu bekerja sama dalam tim tenaga kesehatan seperti dokter untuk menindaklanjuti hasil pengobatan dari pasien yang dirawat bersama. Secara kognitif, bila dikaitkan dengan taksonomi Bloom, maka dampak dari pembelajaran yang menggunakan TBL akan dapat memenuhi seluruh tahapan belajar (enam tahap), mulai dari “remembering” sampai dengan “creating” melalui berbagai aktivitas yang dilakukan peserta selama berproses dengan TBL (lihat gambar di bawah ini).
Gambar 2. Hubungan antara komponen kognitif dalam taksonomi Bloom dengan aktivitas dalam TBL.
BERAPA LAMA PROSES BELAJAR MELALUI TBL? Selain tahap belajar mandiri di rumah (15-20 jam), proses
belajar dengan TBL dapat diselesaikan dalam waktu 4 jam. Berikut ini sebagai gambaran agenda kegiatan TBL dalam sehari: 08.00 – 08.15 : Doa, Absen, Brain Gym 08.20 – 08.30 : Tes Kesiapan Individu (iRAT) 08.40 – 09.10 : Tes Kesiapan Kelompok (tRAT) 09.10 – 09.30 : Sholat Dhuha 09.30 – 10.00 : Brain Gym, Klarifikasi dan mini-lecture (bila diperlukan) 10.00 – 11.40 : Aplikasi Kasus Klinis dan Diskusi
SISTEM PENILAIAN KULIAH (4 SKS) KOGNITIF 25% Tugas mandiri + Tugas Terstruktur 55% i-RAT & t-RAT 20% Kehadiran + Diskusi AFEKTIF 100%:Nilai afektif adalah nilai mutlak dan akan berkurang setiap kali
mahasiswa melakukan pelanggaran (besarannya ditentukan oleh dosen sesuai berat-ringannya pelanggaran). Mahasiswa dianggap gugur apabila nilai afektif < 70%. Etika Jujur Tangguh Peduli PSIKOMOTOR Aktif Kreatif
PERATURAN PERKULIAHAN Berpakaian sopan dan mengenakan sepatu Diperbolehkan mengenakan celana jeans/denim tetap sopan (tidak
robek2 dan tidak ketat) untuk mahasiswa laki-laki Mahasiswa yang datang terlambat (datang sesudah ujian/tes dimulai) ditolak untuk mengikuti ujian. (tidak diperkenankan masuk saat ujian/tes sedang berlangsung). Tidak ada dispensasi keterlambatan. Mahasiswa dilarang melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan aktivitas pembelajaran farmakologi dan toksikologi II Mahasiswa yang kedapatan berbuat kecurangan selama mengikuti ujian/tes ataupun mengerjakan tugas, akan mendapatkan pengurangan komponen nilai soft skill. Besarannya ditentukan oleh dosen sesuai berat-ringannya pelanggaran.
PERATURAN PERKULIAHAN Apabila mahasiswa tidak hadir, diwajibkan memberikan
bukti. Mahasiswa wajib mempersiapkan diri untuk mengikuti perkuliahan yang akan diuji secara lisan atau tertulis yang harus dijawab oleh mahasiswa di setiap perkuliahan. Mahasiswa dianjurkan membawa sumber referensi yang dibutuhkankan kedalam kelas. Hp dimatikan/getar selama kuliah.