Abuna Syarief Hidayatullah PERTOBATAN PDT. ABUNA SYARIEF HIDAYATULLAH Kategori: Kesaksian - Pertobatan Diusir, Sempat Jadi Kuli Perjalanan pertobatan Pdt. Abuna Syarief Hidyatullah boleh dibilang tidak mulus. Pendertiaan hamba Tuhan ini juga sempat diisukan akan dibunuh. Secara blak-blakkan ia menceritakan kepada Gloria bahwa ia mampu bertahan dalampenderitaan karena Yesus Saya tidak pernah membayangkan dan berharap saya jadi orang Kristen. Saya orang yang fanatik, jadi sama orang Kristen saya paling benci. Kalau lihat orang Kristen saya buang ludah. Kalau ada kebaktian di rumah-rumah, pasti saya suka tumpukin batu. Saya suka meledekin orang Kristen. Pernah debat sama pendeta lalu pendeta itu saya tempelengin, gara-garanya debat tentang Tuhan Yesus, saya kalah. Waktu saya kalah debat, saya tempelengin pendeta. Waktu saya tempelengin dia, pendeta itu malah bilang heleluyah. Kan saya tambah marah. Lalu saya tempelengin lagi, dia juga masih bilang haleluyah. Tuhan Lawat Lewat Mimpi Suatu ketika Tuhan lawat saya. Rupanya pendeta ini berdoa supaya saya diselamatkan. Kemudian saya mimpi. Dalam mimpi itu saya ditegur oleh Tuhan. Saya tidak melihat wajah Tuhan. Tapi saya melihat sebuah sinar pelangi. Dibalik sebuah sinar pelangi itu ada suara yang berkata, "Syarief hambaku, engkau harus bertobat!" Lalu saya bilang, bukankah saya ini orang yang sudah bertobat? Berapa banyak orang-orang dari tetangga masuk ke agama saya? Tapi Tuhan bilang, nggak, kamu harus bertobat dan kamu harus datang ke salah satu hambaku yang namanya Pariadji. Saya tuh terus terang belum kenal Pariadji dan belum tahu, belum pernah lihat wajahnya. Setelah saya mimpi seperti itu, rupanya mimpi saya disensor. Kenapa? Karena mertua saya cepretin air ke muka saya suruh bangun sembayang subuh. Waktu saya habis dapat mimpi itu, di pikiran saya terngiang-ngiang terus nama Pariadji. Akhirnya saya cerita kepada istri saya. Saya bilang, saya tuh mimpi. Istri saya bilang, eh kamu tuh jangan percaya sama mimpi. Setelah mimpi itu saya alami, Genap satu bulan yang datang tukang minta-minta. Yang namanya tukang minta-minta itu langganan ke rumah saya. Jadi Kalau ada tukang minta-minta, saya kasih makan, minum, pakaian dan uang. Setelah saya kasih dia makan dan minum lalu dia berdoa. Dulu saya itu tidak ngerti, dia berdoa pakai bahasa yang saya tidak mengerti. Dan sekarang saya tahu itu bahasa roh. Tapi setelah dia keluar dari rumah saya, saya tarik taplak meja saya lalu jatuh sebuah amplop. Nah amplop itu berisi buletin Tiberias, traktat lalu saya baca ada nama Drs. Pariadji. Saya berpikir ini kenapa traktat ada disini. Ini pasti tukang minta-minta. Saya kejar tukang minta-minta itu. Ternyata sudah nggak ada, sudah hilang. Saya tanya sama saudara saya yang di depan. Kamu lihat nggak tadi tukang minta-minta, karena waktu saya keluar dengan tukang minta-minta, dia ada. Dia bilang, tidak, saya cuman lihat kamu ngomong sendiri. Saya cerita sama istri saya. Istri saya bilang, ya coba saja dicek. Kalau ini memang dari Tuhan, ya orangnya ada. Niat Membunuh Lalu saya coba cek. Saya coba datang ke alamat tersebut. Begitu di depan pintu, saya ketemu sama Pak Pariadji. Tapi karena saya tidak kenal maka saya tanya Pak Pariadji. Lalu dia tanya saya, kamu datang kesini ada perlu apa? Tanya Pariadji. Saya bilang, saya mau menceritakan mimpi saya. Lalu saya ceritakan mimpi saya. Terus saya tuh dari rumah sudah penasaran. Jujur saya katakan, dipinggang saya terselib yang namanya pisau. Saya mau bunuh Pariadji. Mengapa? Karena terus terang kalau saya bunuh orang Kristen, saya anggap ini jihad, saya masuk surga. Jadi saya sudah siapkan itu dari rumah. Sampai disana, sepertinya saya kok, tidak berdaya sama sekali. Saya malah ditantang untuk terima Yesus. Begitu ditantang, saya tidak bisa bilang apa-apa kecuali bilang mau. Singkat cerita, saya di beri Alkitab. Setelah diberi Alkitab, saya pergi. Di rumah saya pelajari. Waktu saya pelajari, ternyata disitu saya banyak sekali menemukan kebenaran-kebenaran yang selama ini selalu saya pertanyakan. Saya dulu kan selalu minta, tunjukkan kami ke jalan yang lurus. Eh, waktu saya baca di Injil Yohanes ada ayat yang mengatakan, "Akulah jalan kebenaran yang hidup, tidak ada seorangpun yang datang ke Bapa kecuali melalui Aku." Penasaran dan akhirnya disitulah saya mulai percaya Yesus dan ikut Tuhan Yesus Kristus hingga sekarang. Diusir dari Keluarga Hari itu waktu saya ambil keputusan tinggalkan aktivitasmu yang lama. Tetapi ada oposisi dari keluarga. Akhirnya mertua marah dengan saya, orang tua juga. Waktu orang tua saya marah, saya tetap bilang, saya pilih Yesus. Kamu pilih Yesus, saya coret kamu dari daftar keluarga dan saya tidak mau lagi menerima kamu sebagai anak, dan namamu kucoret dari daftar ahli waris. Kata saya, tidak apa-apa, yang penting nama saya tercatat dalam buku kehidupan dan aku adalah ahli waris kerajaan Allah. Dan sejak itu, waktu dia dengar itu, mertua saya marah dan saya dipukul. Waktu dipukul, saya bilang haleluyah. Saya jadi ingat waktu saya tempeleng pendeta. Hukum tabur tuai berlaku. Dia pukul lagi semakin keras, gigiku rontok satu, haleluya. Pertama kali Berdoa Dalam Nama Yesus. Makanya saya tahu di dalam kekristenan jangan main-main. Apa yang kita lakukan itu yang akan kita tuai. Itu konsekuensi dan akhirnya saya diusir. Saya keluar tidak pakai baju yang mewah. Cuman pakai kaos yang melekat di badan, tidak pakai sandal hanya bawa Alkitab.
Makanya saya tahu di dalam kekristenan jangan main-main. Apa yang kita lakukan itu yang akan kita tuai. Itu konsekuensi dan akhirnya saya diusir. Saya keluar tidak pakai baju yang mewah. Cuman pakai kaos yang melekat di badan, tidak pakai sandal hanya bawa Alkitab. Firmannya berkata, sekali-kali aku tidak akan membiarkan engkau. Di situ saya, untuk pertama kalinya belajar berdoa di dalam nama Yesus. Doa saya yang pertama yang paling alkitabiah ya hari itu, saya mulai mengganti dari doaku yang dulu. "Tuhan Yesus, kalau engkau nggak malu lihat saya terlantar, tidak punya siapa-siapa, sayapun tidak malu. Tapi kalau Engkau malu lihat saya terlantar, sayapun malu Tuhan". Lalu saya jalan sampai di lampu merah, saya lihat mobil. Di mobil itu saya lihat ada berisi sayur mayur. Truk itu berisi angkutan sayur mayur, saya naik di situ. Di situ rata-rata Ismael semua, kuli-kulinya Ismael semua. Waktu saya naik di situ, saya ditanya, engkau mau kemana? Saya cerita, disitulah pelayanan pertama saya kesaksian. Saya cerita bagaimana saya terima Yesus dan konsekuensinyha saya terima Yesus. Disitulah untuk pertama kalinya saya khotbah diatas truk, di hadapan 3000 jiwa alias 3 orang. Ada perasaan rindu ingin ke gereja. Jadi kalau hari minggu, saya ke gereja bawa Alkitab walaupun tidak pakai sandal, saya nyeker. Dulu saya pikir semua gereja itu sama ternyata berbeda-beda. Saya pergi dari gereja ke gereja lalu tiap kali masuk ke gereja, banyak orang-orang Kristen yang tidak bisa menerima kehadiran saya. Ada lagi mejelis berkata, "Eh hati-hati, kamu kalau nampung dia, jangan-jangan alat musik gerejamu diambil, digondol" Dengar kata-kata seperti itu rasanya kecewa, apalagi saya jiwa baru. Maka terus terang amit-amit, kalau saya jadi orang kristen itu hanya karena lihat orang Kristen maka saya nggak bakalan jadi orang Kristen. Tapi saya jadi Kristen karena saya lihat Yesus. Lalu saya ingat keluarga saya di Bogor, ada paman saya Frans. Saya ingat dia kan orang seberang. Saya pikir, lewat dia, saya bisa didamaikan dengan keluarga. Ternyata begitu sampai disana, dia sudah ikut Yesus. Jadi saya bukannya didamaikan dengan keluargaku, tapi didamaikan kembali dengan Tuhan Yesus. Malah saya diajak kebaktian. Akhirnya saya terima Tuhan dan dibabtis lalu dikirim ke Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu jadi dosen. Lalu gabung dengan Tiberias Solo Baru. Sumber: Gloria, edisi 269: Minggu IV September 2005 Diperoleh dari "http://faithfreedom.frihost.net/wiki/Abuna_Syarief_Hidayatullah" Kategori: Mantan Muslim Halaman ini terakhir diubah pada 21:05, 17 Juli 2008.