Aaaa.docx

  • Uploaded by: reinhard
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aaaa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 665
  • Pages: 4
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG Hasil laboratorium tanggal 16 Februari 2019 jam 16:54 Darah Rutin Hemoglobin

: 12,1 g/dL

Hematokrit

: 35,6 %

Leukosit

: 7,919/mm3

Trombosit

: 276.000/mm3

Golongan darah Golongan darah

:B

Rhesus

: positif

Hemostatis Masa perdarahan

: 2 menit 30 detik

PT Pasien

:14,1 detik

kontrol

: 13,8

INR

: 1,05

APTT Pasien

: 28.9

kontrol

: 31.6

Gula Darah Gula darah sewaktu

: 76 mg/dL

1. Rencana Terapi Induksi : Syntocinon 5 IU dalam Ringer Laktat 500 cc /24 jam. Observasi tanda-tanda inpartu, persalinan dengan partus biasa. Bila gagal induksi, dilakukan sectio sesarea. Co amoxiclav 3 x 500 mg

Asam mefenamat 3x 500 mg Cefotaxime inj 3 x 1 3. Rencana Edukasi: 

Edukasi mengenai proses persalinan pervaginam



Edukaai mengenai cara mengedan yang benar



Edukasi mengenai vaksin pada bayi

IX. PROGNOSIS 

Ad vitam

: bonam



Ad fungtionam

: bonam



Ad sanationam

: bonam

2). Prostaglandin E1 (PGE1) Misoprostol atau cytotec adalah PGE1 sintetik, diakui sebagai tablet 100 atau 200 μg. Obat ini telah digunakan secara off label (luas) untuk pematangan serviks prainduksi dan dapat diberikan per oral atau per vagina. Tablet ini lebih murah daripada PGE2 dan stabil pada suhu ruangan. Sekarang ini, prostaglandin E1 merupakan prostaglandin pilihan untuk induksi persalinan atau aborsi pada Parkland Hospital dan Birmingham Hospital di University of Alabama. Misoprostol oral maupun vagina dapat digunakan untuk pematangan serviks atau induksi persalinan. Dosis yang digunakan 25 – 50 μg dan ditempatkan di dalam forniks posterior vagina. 100 μg misoprostol per oral atau 25 μg misoprostol per vagina memiliki manfaat yang serupa dengan oksitosin intravena untuk induksi persalinan pada perempuan saat atau mendekati cukup bulan, baik dengan rupture membrane kurang bulan maupun serviks yang baik. Misoprostol dapat dikaitkan dengan peningkatan angka hiperstimulasi, dan dihubungkan dengan rupture uterus pada wanita yang memiliki riwayat menjalani seksio sesaria. Selain itu induksi dengan

PGE1, mungkin terbukti tidak efektif dan memerlukan augmentasi lebih lanjut dengan oksitosin, dengan catatan jangan berikan oksitosin dalam 8 jam sesudah pemberian misoprostol. Karena itu, terdapat pertimbangan mengenai risiko, biaya, dan kemudahan pemberian kedua obat, namun keduanya cocok untuk induksi persalinan. Pada augmentasi persalinan, hasil dari penelitian awal menunjukkan bahwa misoprostol oral 75 μg yang diberikan dengan interval 4 jam untuk maksimum dua dosis, aman dan efektif. 1,4

3). Donor nitrit oksida Beberapa temuan telah mengarahkan pada pencarian zat yang menstimulusi produksi nitrit oksida (NO) lokal yang digunakan untuk tujuan klinis diantaranya yakni, nitrit oksida merupakan mediator pematangan serviks, metabolit NO pada serviks meningkat pada awal kontraksi uterus, dan produksi NO di serviks sangat rendah pada kehamilan lebih bulan. Dasar pemikiran dan penggunaan donor NO yaitu isosorbide mononitrate dan glyceryl trinitrate. isosorbide mononitrate menginduksi siklo-oksigenase 2 serviks, agen ini juga menginduksi pengaturan ulang ultrastruktur serviks, serupa dengan yang terlihat pada pematangan serviks spontan. Namun sejauh ini uji klinis belum menunjukkan bahwa donor NO sama efektifnya dengan prostaglandin E2 dalam menghasilkan pematangan serviks, dan penambahan isosorbide mononitrate pada dinoprostone atau misoprostol tidak meningkatkan pematangan serviks pada awal kehamilan atau saat cukup bulan dan tidak mempersingkat waktu pelahiran pervaginam.

4). Pemberian oksitosin intravena Tujuan induksi atau augmentasi adalah untuk menghasilkan aktifitas uterus yang cukup untuk menghasilkan perubahan serviks dan penurunan janin. Sejumlah regimen oksitosin untuk stimulasi persalinan direkomendasikan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists (1999a). Oksitosin diberikan dengan menggunakan protokol dosis rendah (1 – 4 mU/menit) atau dosis tinggi (6 – 40 mU/menit). Jika masih tidak terbentuk kontraksi yang baik pada dosis maksimal, lahirkanlah janin melalui sectio caesar. Dalam pemberian infuse oksitosin, selama pemberian ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan yaitu:1 a)

Observasi ibu selama mendapatkan infuse oksitosin secara cermat.

b)

Jika infuse oksitosin menghasilkan pola persalinan yang baik, pertahankan kecepatan

infuse yang sama sampai pelahiran. c)

Ibu yang mendapat oksitosin tidak boleh ditinggal sendiri

d)

Jangan menggunakan oksitosin 10 unit dalam 500 ml (20 mIU/ml) pada multigravida dan

pada ibu dengan riwayat section caesar. e)

Peningkatan kecepatan infus oksitosin dilakukan hanya sampai terbentuk pola kontraksi

yang baik, kemudian pertahankan infus pada kecepatan tersebut.1

More Documents from "reinhard"

Kemkes-01.pdf
October 2019 32
Aaaa.docx
October 2019 17
11861-27262-1-pb
October 2019 15
The Alternative 1
October 2019 25