77184_76074_lapran%20apus%20darah.docx

  • Uploaded by: Sheren Starr
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 77184_76074_lapran%20apus%20darah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 797
  • Pages: 9
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER 1 APUS DARAH

oleh Anggota kelompok : 1. Alya Nita Shena Gayanti - 1809511112 2. Sheren - 1809511113 3. Brainna Kirayna Ginting - 1809511114 4. Silvia Dwi Lestari – 1809511115 5. Maria Dlorosa Leta Bili - 1809511116

LABORATORIUM FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2018

PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Adapun laporan ini dibuat dengan tujuan sebagai hasil akhir dari praktikum Fisiologi Veteriner I, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat, maka dari itu saran maupun kritik akan sangat kami harapkan demi perkembangan yang lebih baik kedepannya. Akhir kata kami ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam pembuatan laporan ini dan terimakasih.

Denpasar, Hormat kami,

Penulis

ii

2018

DAFTAR ISI

Judul

Halaman

Halaman Judul ..................................................................................................

i

KATA PENGANTAR .........................................................................................

ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................

iii

I. PENDAHULUAN ............................................................................................ II. MATERI DAN METODE ............................................................................... III. HASIL PRAKTIKUM ..................................................................................... IV. BAHASAN .................................................................................................... KEPUSTAKAAN .................................................................................................

iii

I. PENDAHULUAN

Dengan mewarnai sediaan apus darah dengan zat warna yang bersuasana asam dan basa, mis. Giemsa, Wright, Hematoksilin-eosin, maka sel-sel darah yang bersuasana asam akan berwarna merah, dan yang basa akan berwarna biru, atau biru keunguan. Oleh karena itulah dengan mikroskop dapat dilakukan penghitungan (prosentase) sel-sel darah putih. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mempelajari, mengetahui, dan memahami Mengamati darah tanpa diproses lebih lanjut (sediaan natif) yaitu memperhatikan bentuk sel-sel darah eritrosit, leukosit), bentuk kerput (krenasi), berbaris-jajar (rouleaux), dan ada tidaknya mikroorganisme (parasit atau bakteria). mempelajari cara membuat sediaan apus, dan mengamati bentuk-bentuk sel darah dan putih, serta menghitung sel-sel darah putih (leukosit)

II. Materi dan metode

Alat dan bahan 

Darah manusia



Buffer fosfat



NaCl fisiologis



Kaca benda (object glass)



Cat giemsa



Mikroskop dan minyak imersi



Xylol dan metil alkohol atau



Pen lancet

metanol

Metode : - apus : usapan pada obyek glass - identifikasi : dengan pengecatan Giemsa

III. Tata kerja

Sediaan apus darah a. Teknis pembuatan sediaan apus darah 1. Disiapkan dua gelas benda yang bersih dari lemak/minyak (dibersihkan dengan kertas tissue yang dibasahi dengan alkohol 70%) 2. Ambil darah dengan emnggunakan pen lancet pada ujung salah satu jari. 3. Teteskan darah yang keluar ke ujung kanan (1,5 cm dari tepi kanan) pada gelas benda 1, dan memegang gelas benda tersebut dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada kedua ujungnya. Kemudian gelas benda ke 2 dipegang dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan. Lalu salah satu ujung datar gelas benda ke-2 tersebut diletakkan pada sebelah kiri tetesan darah tadi membentuk sudut 30o ( makin besar sudut, makin tebal sidiaan apusnya). Seperti Gambar 1 dibawah ini. 4. Gelas benda ke-2 tersebut ditarik ke kanan sampai menyentuh tetesan darah, Di tunggu sampai darah merata keseluruh sudut gelas. Bila sudah rata segera

dorong gelas ke-2 (gelas yang ditangan kanan) tersebut tanpa mengangkatnya, maka akan terbentuklah lapisan atau sediaan apus darah yang tipis. 5. Sediaan apus dikeringkan di udara bebas (atau kipas-kipaskan), lalu diwarnai dengan Giemsa. 6. Tunggu selama 30 menit, lalu sesaat sebelum diamati teteskan minyak imersi.

I II Gambar 1. Cara membuat sediaan apus darah

III HASIL PENGAMATAN

Sediaan Natif dan butir darah putih Nama Eritrosit

Gambar

Keterangan Sel darah merah

Limfosit Inti: berwarna ungu. Berbentuk bulat, di tengah ataupun ditepi, satu inti berukuran besar. Plasma: bening Monosit Inti: berwarna biru keunguan Plasma: bening

Neutrofil Inti: memiliki inti berlobus 3-5 Plasma: warna biru muda

Basofil Inti: lebih cerah dari pada granulnya Plasma: biru

Eusinofil Inti: berwarna biru Plasma: merah

IV. BAHASAN

Praktikum pembuatan apusan darah manusia ini menggunakan metode oles. Darah

yang digunakan adalah darah manusia berdasarkan dari hasil pengamatan, terdapat eritrosit ( sel darah merah) dan leukosit ( sel darah putih). diketahui bahwa preparat secara fisik cukup baik, dan bersih. Dapat terlihat adanya eritrosit dalam jumlah banyak. Eritrosit teramati terwarna agak bening transparan. Ditemukan tipe-tipe dari leukosit maka ditunjukkan dengan sel yang memiliki inti limfosit adalah sel darahputih yang berjumlah 20-25% dalam tubuh, intinya satu berwarna keunguan berbentuk bulat besar, dengan warna plasma bening berada di bagian tengah maupun pinggir. Monosit adalah sel darah putih yang memiliki bentuk yang persis sama dengan kacang, tidak mempunyai butiran halus dalam sel (granula). Berjumlah 1-3% dalam tubuh. Memiliki sifat fagosit dan motil, dengan inti berbentuk seperti U dan plasma yang berwarna bening. Basofil adalah sel darah putih yang berjumlah 0,01-0,03% dari tubuh. Dengan inti yang berwarna lebih cerah dibandingkan granulanya dan plasma yang berwarna biru. Eusofil adalah sel darah putih berjumlah 7% di dalam sel darah putih. Intinya berwarna biru dan plasma berwarna merah, serta bergranula kasar dan padat. Neutrofil adalah sel darah putih dengan jumlah 50-60% di dalam tubuh. Bergranula, dengan inti yang memiliki lobus 3-5 serta warna plasma biru muda.

KEPUSTAKAAN

Artikelsiana,2014. Fungsi dan Ciri-Ciri dari Jenis-Jenis Sel Darah Putih. http://www.artikelsiana.com/2014/12/fungsi-dan-ciri-ciri-dari-jenis-jenis.html

More Documents from "Sheren Starr"