701_paket Penyuluhan.docx

  • Uploaded by: Dinda Ayu Annisa
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 701_paket Penyuluhan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,191
  • Pages: 20
PAKET PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) “KENAKALAN REMAJA” DI RUANG 23 PSIKIATRI

Oleh : Tim PKRS R. 23 PSIKIATRI IRNA 1 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SYAIFUL ANWAR MALANG 2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN “KENAKALAN REMAJA” Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Departemen Jiwa di R. 23 Psikiatri RSUD dr. Saiful Anwar Malang

Oleh: Riska Anisa Alifia Rahma Hidayatullah Vindry Mercuryanita Dewi Fatika Maulidiyah Dinda Ayu Annisa PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

LEMBAR PENGESAHAN PAKET PENYULUHAN KENAKALAN REMAJA DI DEPARTEMEN JIWA RUANG 23E RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Oleh : KELOMPOK 1B Riska Anisa Alifia Rahma Hidayatullah Vindry Mercuryanita Dewi Fatika Maulidiyah Yuwanto Dinda Ayu Annisa Telah diperiksa dan disetujui pada : Hari

:

Tanggal

:

Dilaksanakan : Menyetujui, Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik

Ns. Renny Nova.,M.Kep.,Sp.Kep J NIP. 2012018811102001

Wachid Abdillah, S.ST NIP. 198005142008011013

Mengetahui, Kepala Ruangan

Rus Yuliati, S.Kep, Ns NIP. 196207281986032005

BAB I 1. LATAR BELAKANG Satu masalah sosial/kemasyarakatan yang harus mendapat perhatian kita bersama dan perlu ditanggulangi ialah tentang kemerosotan akhlak moral. Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan akhlak yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan remaja putrid, penyakit HIV/AIDS akibat sex bebas dan lain sebagainya. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya bahkan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja. Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak. Oleh kerena itu persoalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan dikalangan remaja. 2. TUJUAN A. Tujuan Umum Setelah mengikuti proses penyuluhan, diharapkan peserta dapat memahami dan mengerti tentang gambaran bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan remaja dan cara penganggulangan perilaku kenakalan remaja.

B. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu : 1) Memahami tentang perilaku kenakalan remaja 2) Menyebutkan macam jenis perilaku kenakalan remaja dan dampak nya 3) Memahami cara penanggulangan kenakalan remaja kenakalan remaja

3. MANFAAT a. Bagi Kontribusi Pendidikan Sebagai sarana penyebarluasan infromasi mengenai perilaku kenakalan remaja, dampak dan cara penganggulangannya b. Bagi Pasien dan Keluarga Sebagai tambahan pengetahuan bagi pasien dan keluarga mengenai dampak perilaku kenakalan remaja dan peran serta keluarga dalam penanggulangan perilaku kenakalan remaja agar dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Bagi Rumah Sakit Sebagai salah satu bentuk promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga terkait dampak perilaku kenakalan remaja dan peran serta keluarga dalam penanggulangan perilaku kenakalan remaja. d. Bagi Mahasiswa Menambah pengetahuan mahasiswa tentang skill dalam penanganan pasien dengan

perilaku

kenakalan

remaja

dan

penanggulangan perilaku kenakalan remaja.

peran

serta

keluarga

dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. KONSEP KENAKALAN PADA REMAJA Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang diantaranya adalah kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan tindakan diluar batas kewajaran yang dilakukan remaja yang belum menemukan jati diri mereka, sehingga tindakan-tindakan

yang

diluar

batas

kewajaran

tersebut

dilakukan

untuk

memperlihatkan eksistensi mereka yang dapat merugikan diri sendiri maupun bagi lingkungan mereka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ternyata ada hubungan negative antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga. Artinya semakin meningkatnya keberfungsian sosial sebuah keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan, peranan, dan fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya semakin rendah. Di samping itu penggunaan waktu luang yang tidak terarah merupakan sebab yang sangat dominan bagi remaja untuk melakukan perilaku menyimpang. Pada dasarnya kenakalan remaja menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.

2. BAHAYA PERGAULAN BEBAS (FREE SEX) Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik

suka

sama

suka

atau

dalam

dunia

prostitusi.

Seks bebas bukan hanya dilakukan oleh kaum remaja bahkan yang telah berumah tangga pun sering melakukannya dengan orang yang bukan pasangannya. Biasanya dilakukan dengan alasan mencari variasi seks ataupun sensasi seks untuk mengatasi kejenuhan. Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan

kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya. Pada orang yang telah menikah, seks bebas dilakukan karena mereka mungkin hanya sekedar having fun. Biasanya mereka melakukan perselingkuhan denga orang lain yang bukan pasangan resminya, bahkan ada juga pasangan suami istri yang mencari orang ketiga sebagai variasi seks mereka. Ada juga yang bertukar pasangan. Semua kelakuan diatas dapat dikategorikan seks bebas dan para pelakunya sangat berisiko terinfeksi virus HIV. 1. Dampak Seks Bebas terhadap Kesehatan Fisik dan Psikologis Remaja a) Dampak Fisiologis ABORSI Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas masih sangat rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1 dari 2 anak hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil perzinahan, 1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996 penyakit syphillis meningkat hingga 486%. Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan komplikasi pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan terhadap keselamatan jiwa ibu. Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak profesional (unsafe abortion). Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas. Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat. HIV / AIDS HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan

keringat, air liur, air mata dan lain-lain. Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi) : Gejala Mayor : - Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan - Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan - Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan - Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis - Demensia / HIV ensefalopati Gejala Minor : - Batuk menetap lebih dari 1 bulan - Dermatitis generalisata - Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang - Kandidias orofaringeal - Herpes simpleks kronis progresif - Limfadenopati generalisata - Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita - Retinitis virus sitomegalo PENYAKIT MENULAR SEKS (PMS) Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. Kata penyakit menular seksual semakin banyak digunakan, karena memiliki cakupan pada arti' orang yang mungkin terinfeksi, dan mungkin mengeinfeksi orang lain dengan tanda-tanda kemunculan penyakit. Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum suntik dan juga kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual telah diketahui selama ratusan tahun Dampak Psikologis Rasa

bersalah,

marah,

sedih,

sesal,

malu,

kesepian,

tidak

punya

bantuan,bingung,stres,benci diri sendiri,benci orang yang terlibat,takut yang tidak jelas, insomnia, kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak punya pengharapan, cemas,

tidak memaafkan diri sendiri, takut hukuman Tuhan, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi. 2. BAHAYA NARKOBA 1. Pengertian Istilah narkoba / NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, bahanbahan berbahaya dan zat adaptif lainnya. Yang dimaksud narkotika adalah zat / obat yang berasal dari tanaman / bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan / perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. 2. Jenis – Jenis Narkoba dan Efeknya a. Putaw, adalah herion yang berkadar rendah, dibuat dari sari bunga upim Efek : 1) Badan menjadi kurus 2) Nafsu makan berkurang 3) Sulit berpikir 4) Kelumpuhan b. Shabu-shabu, bentuknya seperti gula / kristal Efek : 1) Sulit konsentrasi 2) Terkena gangguan liver 3) Cepat marah 4) Tidak tenang 5) Cepat lelah dan tidak semangat 3. Extasy Ciri-ciri pemakai : a. Energik, overacting b. Mata sayu, pucat Efek : 1) Susah tidur 2) Syaraf otak rusak 3) Tulang terasa nyeri

A. Faktor Yang Dapat Menimbulkan Ketergantungan Pada Narkoba 1. Sebagai manifestasi dari bentuk gangguan kepribadian dimana ada kecenderungan untuk memperoleh pemuasan dengan segera, tindakantindakan bertanggung jawab dan tidak berpikir panjang 2. Frustasi toleransi yang rendah 3. Sebagai manifestasi dari tingkah laku di lingkungan, tidak memperdulikan peraturan-peraturan harapan masyarakat darinya 4. Sebagai usaha untuk mengatasi keadaan yang mengecewakan, konflik dan stress terhadap keadaan ekonomi, sosial, budaya 5. Sebagai manifestasi ekspresi diri untuk melakukan tindakan yang mengandung bahaya seperti nyebut, berkelahi, dll 6. Sebagai manifestasi melawan otoritas dari orang tua, guru maupun normanorma yang ada 7. Untuk memenuhi rasa setia kawan B. Bahaya Narkoba a. Bahaya Umum 1. Merusak otak dan sistem tubuh yang bisa terjadi komplikasi dan menimbulkan penyakit macam-macam 2. Adanya perubahan perilaku, yang tadinya periang jadi pemurung, yang rajin jadi malas 3. Terjadi perubahan fisik, badan jadi kurus dan mata merah 4. Mengalami perubahan penampilan, yang tadinya rapi atau cuek, berantakan b. Bahaya Buat Wanita 1. Mengganggu siklus menstruasi, bisa jadi tidak mens selama memakai narkoba 2. Peranakan (rahim) menjadi kering sehingga bisa menyebabkan mandul dan menimbulkan kista 3. Alat reproduksi terganggu, sehingga bisa melahirkan anak cacat / abortus C. Penanggulangan Narkoba 1. Mengadakan kampanye / seminar anti narkoba 2. Melalui pendekatan edukatif, yaitu memadukan antara pihak keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai pusat-pusat pendidikan anak

3. Melalui pendekatan pendidikan melalui pilar kemasyarakatan Contoh : informasi tentang bahaya narkoba lewat pendidikan

kepramukaan, karang

taruna

4. Melakukan kegiatan-kegiatan yang positif

3. CARA PENANGGULANGAN PADA KENAKALAN REMAJA a. Pendidikan Pada Anak/Remaja dan Orang Tua  Berikan Informasi Kesehatan Tentang : Penggunaan Obat terlarang Masalah seks Pencegahan Bunuh diri dan tindakan kejahatan Fungsi Emosi yang sehat  Ketahui Tentang : Perilaku anak/remaja Konflik yang dialami anak / remaja  Membangun hubungan kearah yang positif b. Terapi Keluarga Mengkaji tingkat fungsi keluarga dan perbedaan yang terdapat didalamnya termasuk konflik. Membangun kembali interaksi keluarga yang sehat dan konstruktif c. Terapi Kelompok Memanfaatkan dukungan teman sebayanya dan mengikuti kegiatan-kegiatan

yang

kreatif dan digemarinya yang tidak menyimpang ( seperti kelompok seni, kelompok olahraga dll) d. Terapi Lingkungan Lingkungan yang aman dan kegiatan yang teratur serta terpogram Perilaku yang baik diberi reward Perilaku yang negative tidak ditoleransi – berikan pengarahan. e. Terapi Individu Ini dilakukan oleh petugas yang telah berpengalaman dan mempunyai pendidikan formal yang memadai. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja : i. Menjaga kerahasiaan ii. Dengar keluhannya

iii. Jangan Memvonis

BAB III PENGORGANISASIAN SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan

: Kenakalan Remaja

Hari / Tanggal

: Jumat, 15 Maret 2019

Tempat

: Ruang 23 Empati RSSA

Sasaran

: Pasien dan keluarga pasien di Ruang 23 Empati

Waktu

: 30 menit

1.

Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran mampu menerapkan perilaku remaja

yang baik dan bermoral 2.

Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan, peserta penyuluhan mampu :

3.



Memahami tentang perilaku kenakalan remaja



Menyebutkan macam jenis perilaku kenakalan remaja dan dampak nya



Memahami cara penanggulangan kenakalan remaja kenakalan remaja Materi

1. Pengertian tentang kenakalan remaja 2. Dampak dari kenakalan remaja 3. Penyakit yang sering muncul akibat perilaku kenakalan remaja 4. Cara penanggulangan pada kenakalan remaja 4.

Metode Ceramah dan Tanya jawab

5.

Media  Leaflet  Laptop  LCD  Microphone

Proses Penyuluhan No 1.

Fase Pra Interaksi

Kegiatan

Kegiatan keluarga

 Menyiapkan satuan acara penyuluhan dan Memperhatikan

( 5 menit )

Reinforcement

leaflet  Memperkenalkan diri  Menentukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga di ruang 23 E  Mahasiswa memberikan salam pembuka  Membagikan soal pretest

2.

Kerja

 Mahasiswa menjelaskan kepada pasien dan Memperhatikan

( 20 menit )

dan

keluarga di ruang 23 E konsep kenakalan menanyakan hal yang kurang jelas.

remaja  Mahasiswa menjelaskan kepada pasien dan keluarga di ruang 23 E tentang penyakit yang disebabkan oleh perilaku kenakalan remaja  Mahasiswa menjelaskan kepada pasien dan keluarga di ruang 23 E cara mencegah perilaku kenakalan remaja  Mahasiswa

memberikan

kesempatan

kepada pasien dan keluarga di ruang 23 E untuk mengajukan pertanyaan 3.

Terminasi



( 5 menit )

Mahasiswa

menyimpulkan

penjelasan yang telah diberikan

menjawab



Membagikan lembar posttest

yang



Mengucapkan

terima

memberikan salam.

6.

Kriteria Evaluasi a. Evalusi Struktur b. Evaluasi Proses c. Evaluasi Hasil

kembali Menyimpulkan

kasih

pertanyaan

diajukan

dan para remaja

dan

oleh

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan Terdapat peningkatan pengetahuan peserta penyuluhan tentang kenakalan remaja dan penanggulangannya sebesar 10%. Meskipun, peningkatannya tidak signifikan, namun hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan bisa menjadi salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga.

1.2 Saran 1.2.1

Diharapkan kepada penyuluh selanjutnya bisa lebih memperhatikan strategi pelaksanaan kegiatan seperti yang telah tercantum di makalah

1.2.2

Adanya peran dari moderator untuk mengarahkan peserta agar lebih memperhatikan saat penyampaian materi

1.2.3

Dilanjutkan

pelaksanaan

penyuluhan

tentang

kenakalan

remaja

dan

penanggulangannya dengan peserta yang berbeda dan dengan materi yang lebih fokus kepada peran keluarga dalam penanganan depresi

DAFTAR HADIR PERSERTA PENYULUHAN DI RUANG 23 EMPATI RSUD dr.SAIFUL ANWAR MALANG No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Nama Peserta

Alamat

Ttd

STRATEGI PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien Keluarga Klien dan klien yang sudah kooperatif yang mengikuti penyuluhan adalah keluarga dan klien dengan halusinasi, isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah, gannguan proses pikir. 2. Diagnosa Keperawatan : 3. Tujuan : a. Tujuan Umum Setelah

dilakukan

penyuluhan

diharapkan

keluarga

dan

pasien

dapat

mengetahui dan memahami tentang perilaku kenakalan remaja. b. Tujuan Khusus Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui tentang: 1. Konsep perilaku kenakalan remaja 2. Dampak perilaku kenakalan remaja 3. Peran serta keluarga dalam menganggulangi perilaku kenakalan remaja 4. Tindakan Keperawatan : a. BHSP b. Melakukan penyuluhan sesuai dengan prosedur yang ada c. Mengevaluasi hasil penyuluhan

B. Strategi Komunikasi 1. Fase Orientasi a. Salam terapeutik “Assalamualaikum wr.wb.. selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu, perkenalkan kami mahasiswa S1 UB” b.

Evaluasi Validasi “Bagaimana kabarnya hari ini? alhamdulillah sehat-sehat ya..”

c. Kontrak 

Topik: “jadi kami berlima disini akan melakukan penyuluhan tentang perilaku kenakalan remaja.”



Waktu: “waktu yang kami butuhkan untuk penyuluhan ini sekitar 30 menit ya bapak-bapak dan ibu-ibu.”



Tempat : “untuk tempatnya akan dilakukan disini, di ruangan rehabilitasi.”

2. Fase Kerja “Jadi bapak-bapak dan ibu-ibu, disini kami berlima akan membagi sedikit pengetahuan yang kami miliki kepada bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian di sini. Sebelumnya terlebih dahulu saya akan memperkenalkan diri, nama saya Dinda sebagai pemateri, yang akan memimpin jalannya acara penyuluhan hari ini. Sebelum lanjut ke penyajian materi, disini kami punya selembar kertas yang berisi beberapa pertanyaan yang bapak dan ibu harus isi, supaya kami mengetahui seberapa jauh pengetahuan bapak dan ibu tentang perilaku kenakalan remaja. (pretest selesai).” “Selanjutnya langsung saja kegiatan penyuluhan kita di mulai ya Pak, Bu. Assalamualaikum wr.wb.. baiklah, seperti yang sudah di katakan sebelumnya, materi penyuluhan hari ini adalah perilaku kenakalan remaja. Sebelumnya saya ingin bertanya. Disini sudah ada yang tahu apa itu perilaku kenakalan remaja? Belum ada? Baiklah kalau begitu langsung saja mari kita sama-sama perhatikan materinya. (penyaji menyampaikan materinya dari awal hingga akhir).” “Baiklah, materi sudah selesai di sampaikan. Baik bapak-bapak dan ibu-ibu sudah jelas ya materi yang di sampaikan, jika ada yang belum jelas silahkan jika ingin bertanya. (peserta memberikan pertanyaan dan penyaji menjawab pertanyaan)” 3. Fase Terminasi a. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan bapak/ ibu setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini?” b. Evaluasi objektif “Apakah dari materi yang sudah disampaikan ada yang belum jelas? Adakah dari bapak/ibu disini dapat menyebutkan kembali bagaimana peran keluarga dalam menangani perilaku kenakalan remaja?” c. Rencana tindak lanjut “Baik, jangan lupa ya untuk selalu menjaga kesehatannya baik fisik maupun mental, semoga apa yang disampaikan hari ini bisa diterapkan dalam kehidupan bapak dan ibu selama mengasuh anaknya, dan juga adek-adek yang sekarang usia remaja disini agar bisa menjaga diri dari perilaku kenakalan remaja.”

d. Rencana kontrak yang akan datang 

Topik : “Baiklah. Sekian penyuluhan dari kami, namun akan ada penyuluhan selanjutnya dengan topik yang berbeda”



Waktu : “untuk waktunya setiap hari jumat, apakah bapak ibu bisa?”



Tempat : “nanti tempatnya seperti biasa disini, bagaimana apakah bapak ibu bersedia?” “Sebelum saya tutup kegiatan pada hari ini, mari kita berdoa menurut agama masing-masing agar ilmu yang diperoleh hari ini dapat bermanfaat. Berdoa kami persilahkan. Terimakasih atas perhatian ibu bapak. Bila ada salah kata atau kesalahan yang lain, saya dan teman-teman mengucapkan mohon maaf. Wassalamualaikum wr. Wb. Terimakasih”

PRE TEST 1. Apa yang dimaksud perilaku kenakalan remaja ? a. Tindakan remaja bermain-main b. Tindakan remaja diluar batas wajar c. Tindakan remaja menemukan jati diri 2. Dampak seks bebas pada remaja adalah . . . . . a. Mudah bersosialisasi dengan orang lain b. Perasaan bersalah dan berdosa c. Patuh terhadap orangtua 3. Yang bukan termasuk dampak buruk kenakalan remaja adalah . . . . a. Cenderung marah-marah b. Aborsi, sulit konsentrasi c. Mudah bergaul 4. Hal yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja, kecuali . . . . . a. Membatasi cerita anak b. Menjaga kerahasiaan c. Jangan memvonis 5. Peran keluarga dalam menanggulangi kenakalan remaja yaitu . . . . . . a. Menerapkan pola asuh mengekang b. Sering berinteraksi dengan anak c. Jarang berkumpul dengan anak

POST TEST 1. Apa yang dimaksud perilaku kenakalan remaja ? a. Tindakan remaja bermain-main b. Tindakan remaja diluar batas wajar c. Tindakan remaja menemukan jati diri 2. Dampak seks bebas pada remaja adalah . . . . . a. Mudah bersosialisasi dengan orang lain b. Perasaan bersalah dan berdosa c. Patuh terhadap orangtua 3. Yang bukan termasuk dampak buruk kenakalan remaja adalah . . . . a. Cenderung marah-marah b. Aborsi, sulit konsentrasi c. Mudah bergaul 4. Hal yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan remaja, kecuali . . . . . a. Membatasi cerita anak b. Menjaga kerahasiaan c. Jangan memvonis 5. Peran keluarga dalam menanggulangi kenakalan remaja yaitu . . . . . . a. Menerapkan pola asuh mengekang b. Sering berinteraksi dengan anak c. Jarang berkumpul dengan anak

More Documents from "Dinda Ayu Annisa"