6.11 kebijakan pemerintah dibidang kebidanan 1. MDG Untuk percepatan pencapaian target MDGs pada tahun 2015 angkat kematian ibu harus dapat diturunkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi diturunkan menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup telah dilakukan upaya mendekatkan pelayanan kemasyarakatan melalui program desa siaga dengan poskesdes, pelayanan PONED dipuskemas dan pelayanan PONEK dirumah sakit.sistem rujukan pelayanan obstetridan neonatal emergensi hendaknya dikembangkan terus oleh pemerintah daerah dengan mengidentifikasi kesiapan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan baik di puskesmas dan rumah sakit juga bidan desa sebagai satu kesatuan pelayanan yang terintegrasi. Pada tahun 2011 kementerian kesehatan memperluas upaya akselerasi pencapaian DMGs dengan meluncurkan program jampersal sebagai salah satu upaya terobosan dengan anggaran lebih dari Rp 1,2 T dengan program rumah tangga untuuk mendekatkan akses masyarakat.program tersebut telah dilaksanakan bidan sebagai pelaksana terdepan. Untuk menjaga kualitass dan kesinambungan pelayanan kebidana diharapkan dukungan penuh baik pendanaan maupun teknis manajemen dari Kepala Dines Kesehatan provinsi, kabupaten/kota. Dalam hal ini Kementerian Kesehatan mempunyai kebijakan dalam penurunan AKI(Angka Kematian Ibu) dan AKB(angka kematian bayi) dengan harapan sebagai berikut. a) Bidan dalamm memberikan pelayanan kebidanan, memperlihatkan safety dan security bagi pasien dan masyarakat. b) Pemberi pelayanan kebidanan adalah bidan yang memenuhi standar kompetensi tertingggi, ilmiah,menunjukan kepedulian yang tinggi (care) etos kerja dan kinerja yang baik tercermin dalam perilaku pada saat memberikan usaha kebidanan. c) Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan berdasarkan pada standar profesi dan kode etik,standar praktik dan standar pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan oleh kementerian kesehatan dan organisasi profesi. d) Bidan dalam memberikan pelayanan mampu Menghasilkan inovasi baru dan menggunakan teknologi tepat guna sehingga dapat berkontribusi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. e) Bidan terus endukung kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh kementerian kesehatan untuk ,meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan dimanapun bidan bertugas. 2. Desa Siaga Aktif Pengertian Desa dan kelurahan siaga aktif adalah bentuk pengembangan dari Desa Siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006 Desa atau kelurahan siaga aktif adalah Desa atau kelurahan yang (Kementerian Kesehatan,2012): a. Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui pos Kesehatan Desa (polkesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut. Seperti pustu, puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya.
b. Penduduknya mengembangkan UKBM dan melaksanakan survailans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu hamil dan anak,gizi lingkungan dan perilaku) kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehat lingkungan sehingga Masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan pengertian diatas maka Desa atau Kelurahan Siaga Aktif memiliki komponen sebagai berikut: Pelayanan Kesehatan Dasar Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan primer sesuai dengan kewenangan tenaga kesehatan yang bertugas. Pelayanan kesehatan dasar berupa: Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui Pelayanan kesehatan untuk anak Penemuan dan penanganan penderita penyakit Pemberdayaan Masyarakat melalui pengembangan UKBM Survailans berbasis masyarakat adalah pengamatan dan pencatatan penyakit yang diselenggarakan oleh masyarakat (kader) dibantu oleh tenaga kesehatan dengan berpedoman kepada petunjukan teknis dari dari kementerian kesehatan, kegiatanan-kegiatan berupa :
Pengamatan dan pemantauan penyakit serta kesehatan ibu dan anak,gizi, lingkungan dan perilaku yang dapat menimbulkan masalah kesehatan masyarakat. Pelapor cepat (kurang dari 24 jam) kepada petugas kesehatan untuk direspon dengan cepat Pencegahan dan penanggulangan sederhana penyakit dan masalah kesehatan, serta Pelaporan kematian
Kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencena adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam mencegah dan mengatasi bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, dengan berpedoman kepada kepada petunjuk teknis dari kementerian kesehatan. Kegiatan-kegiatan berupa:
Bimbingan dalam pencarian tempat yang aman untuk mengungsi. Promosi kesehatan dan bimbingan mengatasi masalah kesehatan akibat bencana dan mencegah factor-faktor penyebab masalah. Bantuan/fasilitas pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar(air bersih, jamban,pembuangan sampah, dan lain-lain). Penyediaan relawan yang bersedia menjadi donor darah dan Pelayanan kesehatan bagi pengungsi
Penyehatan lingkungan adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk menciptakan dan memelihara lingkungan Desa/Kelurahan dan pemukiman agar terhindar dari penyakit dan masalah kesehatan, dengan berpedoman kepada petunjuk teknis dari kementerian kesehatan