5_6122912395154161816.pptx

  • Uploaded by: Septilia Delia
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 5_6122912395154161816.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,438
  • Pages: 28


Filtrasi adalah penyaringan yang dapat menahan mikroba hingga mikroba yang dikandung dapat dipisahkan secara fisika. Ada beberapa macam tekhnik filtrasi salah satunya yaitu filtrasi membran.



Filtrasi membran adalah suatu teknik pemisahan campuran 2 atau lebih komponen tanpa menggunakan panas dan juga telah menjadi alat dasar dalam pembuatan larutan-larutan steril, dan penggunanya telah dikuatkan secara resmi oleh United State Pharmacopoeia (USP) dan The US Food and Drug Administration (FDA).

Metode ini dilakukan apabila :  Bila sterilisasi dengan panas tidak bisa dilakukan  Tidak ada proses pembunuhan mikro organisme tetapi penghilangan mikro organisme Ada 2 prinsip dterilisasi dengan cara filtrasi : 1. Filter di permukaan (screen) 2. Filter di kedalaman (depth)

   

  

  

Rambut : 125 μm Fungi : 30 μm Sel kulit : 10 μm Bakteri : > 0.5 μm Asap rokok : 0.2 μm Karbon : 0.09 μm Virus : 0.05 μm Pori-pori ultra filter : 0.005 μm Pori-pori RO : 0.0005 μm Pirogen : 0.007 – 0.1 μm

Depth Filter Seperti tumpukan serat-serat yang dipadatkan (spt. kapas atau asbes) sehingga mikro organisme terjebak di dalamnya.  Membrane Filter Lapisan tipis yang berpori sehingga mikro organisme terjebak di dalamnya 

Cara Kerja Filter : 1. Mikro organisme dihilangkan secara fisik 2. Tidak ada proses inaktivasi 3. Semua partikel yang ukurannya lebih besar dari ukuran pori yang tertera akan tertahan.

Prinsip kerja Filtrasi dengan cara :  Prinsip kerja ayakan  Adsorbsi  Retensi pada kapiler

Keuntungan Filtrasi dengan metode ini :  Prosesnya cepat  Dapat dilakukan pada segala suhu  Dapat untuk sterilisasi bahan yang termolabil  Dapat diterapkan pada : larutan air, minyak, cairan kental, pelarut organik, udara densas  Merupakan alternatif terakhir apabila cara sterilisasi yang lain tak dapat digunakan

Filter yang dipakai untuk sterilisasi :  Filter Membran (Membrane Filter)  Filter Gelas Sinter ( Sinterglass Filter) FILTER MEMBRAN Bahan dan sifat-sifatnya : 1. Sellulosa asetat : kuat, hidrofil, tidak dapat di otoklaf. 2. Sellulosa nitrat : lemah, hidrofil, dapat di-otoklaf, murah 3. Campuran Sellulosa asetat-nitrat : kuat, hidrofil, dapat di-otoklaf, untuk asam/ basa encer, larutan apolar, KH alifatik dan aromatik

4. Politetra Fluoro Etilen (Teflon) : kuat, hidrofob, dapat di-otoklaf, untuk asam/basa pekat, untuk pelarut organik 5. PVC : kuat, hidrofob lemah, tidak dapat diotoklaf, untuk filtrasi alkohol, untuk asan dan alkali 6. Gelatin : dapat larut dalam air, tidak dapat diotoklaf, untuk filtasi udara

Menurut ukuran pori dan penggunaannya :  Microporous Ukuran : 1.0 ; 0.8 ; 0.65 ; 0.45 ; 0.22 ; 0.10 μm Metode filtrasi : through flow and tangential Kegunaan : filtrasi partikel (0.22-0.10 μm) Rating : partikel > ukuran standart  Ultrafiltrasi Ukuran : ± 5 nm Metode filtrasi : tangential flow Kegunaan : separasi molekuler, separasi virus, separasi koloid, pemurnian air Rating : retensi dalam persen dari senyawa dengan ukuran tertentu

Reverse Osmosis Ukuran pori : ± 0.5 nm Metode filtrasi : tangential flow Kegunaan : desalinasi, purifikasi air Rating : retensi dalam persen dari molekul garam 

Untuk menyaring partikel dan mikro organisme : Partikel kasar : 3 μm Partikel kecil : 1,2 μm (untuk obat mata) Filter asbes : 0,8 μm Periksa sterilitas : 0,45 μm Sterilisasi : 0.2 μm Pada pemakaian jangka lama filter membran dapat tersumbat dan karena adanya pemakaian tekanan ada kemungkinan bocor serta mikro organisme dapat tumbuh sehingga terjadi pertumbuhan kuman Oleh sebab itu, filter membran tidak boleh dipakai lebih dari 1 hari dan harus bekerja secara teknik aseptis.

2 cara pengerjaan filtrasi :  Dengan dihisap (1 kg/m3) volume diameter 10 ml 13 mm 50 ml 25 mm 1L 50-100mm  Penekanan (± 6-8 kg/m3) < 40 L 110 mm < 200 L 142 mm < 400 L 200 mm < 400 L 293 mm Buble Point Test : untuk melihat apakah ada kebocoran dari filter atau ketidaktepatan pada pemasangan alat

Gambar alat filtrasi membrane untuk uji sterilitas

Gambar ukuran pori membrane 0,0001 μm.





 

 

Struktur : kaku, tidak terpengaruh oleh gelembung atau tekanan Kecepatan pengaliran tinggi : 80% permukaan filter tdd pori-pori Tidak melepaskan serat Absorbsi bahan yang diserap kecil shg. tidak berpengaruh thd konsentrasi larutan yang disaring Sisa penyaringan kecil sdh retensi larutan kecil Dapat di-test sebelum dan sesudah dipakai



 

G3 dengan diameter pori 15-40 μm G4 dengan diameter pori 5-15 μm G5 dengan diameter pori 1-1,5 μm

Sifat : • Dapat membebaskan partikel dengan cepat • Tahan asam dan basa • Adsorbsi sedikit • Mudah disterilkan dengan otoklaf • Mudah dibersihkan • Merupakan filter kedalaman

Cara pembersihan :  Direndam dalam asam sulfat / asam klorida / asam nitrat / pelarut organik / hidrogen peroksida 30%  Kemudian dicuci dengan air (disemprot dengan arah yang berlawanan) Gambar ukuran pori membrane μm. Karena sesudah pemanasan berulang0,0001 pori-pori akan membesar dan karena tergolong dalam depth filter maka : 1. Dapat terjadi kebocoran shg perlu di test setiap saat 2. Dapat terjadi pertumbuhan kuman 3. Dapat terjadi retensi cairan Oleh sebab itu, metode ini jarang dipakai dan hanya dipakai untuk larutan organik, larutan korosiv, dan larutan dengan viskositi yang tinggi.





Untuk filtrasi udara yang volume nya kecil, misal : gas medik atau untuk aerasi dengan sterilisator dipakai filtrasi membran yang hidrofobic Untulk filtrasi udara yang volumenya besar dengan jumlah partikel yang rendah, misal : untuk ruang produksi aseptik

Pemakaian : 1. Filter membran yang vibrous 2. HEPA filter ( High Efficiency Particulate Air)





Terdiri atas : A. glass wool, slag wool, long staple cotton wool B. Filter dengan serat gelas yang dibasahi dengan minyak agar daya tangkap terhadap partikelnya bertambah besar Kegunaan : sebagai pre-filter untuk menghilangkan 99,9% partikel dengan ukuran sampai dengan 5 μm dengan resistensi yang sangat rendah pada aliran udara bila diatur longgar (loosely packed)

Terdiri dari gelas mikro yang menolak air (water repelant microglass) dengan ukuran 0,1 μm yang diikat dengan resin / bahan pengikat acrylic.  Pengaliran udara dengan kecepatan 0,025-0,050 m/s  Untuk pemakaina di bidang farmasi : filter dengan efisiensi 99,9997% terhadap partikel berukuran 0,3 μm. Mekanisme filtrasi : 1. Pengayaan dan penapisan awal untuk partikel > 1 μm 2. Retensi elektrostatik untuk 0,5 – 1 μm 3. Retensi secara difusi untuk partikel < 0,5 μm 

 





Test efisiensi Filter Udara : Dengan mengalirkan partikel dengan ukuran tertentu Test DOP ( dioctyl phtalat) smoke test, yaitu dengan memanaskan DOP sampai menjadi aerosol dengan ukuran partikel 0,3 μm yang dapat dideteksi dengan alat photoelektrik Sodium Flame Test (British standart), yaitu denga aerosol yang dibuat dari larutan NaCl dengan ukuran tertentu yang dideteksi dengan flame photometri.

Teknik yang dipakai untuk mencegah masuknya mikro organisme dan kontaminasi partikel ke dalam produk parenteral dan obat mata yang tidak dapat disterilkan dalam wadah akhir.  Untuk produk yang disterilkan dengan filtrasi  Sterilitas produk steril Penerapan teknik aseptik lainnya (di RS) : 1. i.v. admixture 2. Pencampuran sediaan sitotoksik 3. Pencampuran nutrisi parenteral 4. Penyiapan sediaan radiofarmasi 

Persyaratan :  Bahan awal yang steril  Alat-alat yang steril  Lingkingan yang terkontrol  Wadah yang steril  Teknik yang sesuai dengan personil yang terlatih Semua sediaan yang dibuat dengan teknik aseptik mempunyai nilai SAL yang yang rendah Oleh sebab itu, teknik ini sebaiknya dihindari Bahan awal, alat, wadah, paling baik disterilkan dengan panas basah Oven dan E.O merupakan alternatif yang lain Larutan yang tidak bisa disterilkan dengan panas di-filtrasi Untuk mengontrol lingkungan dipakai teknologi ruang bersih (clean room) yang dilengkapi dengan LAF (vertical / horizontal)

Barang-barang yang akan dimasukkan ke dalam ruang bersih yang disterilkan di luar harus dilewatkan air lock (pass throught cabinet) yang sebelumnya didisinfeksi dengan cara dicelupkan atau dibasuh dengan desinfektan atau dibungkus rangkap dua / tiga. Bungkus paling luar ditinggalkan pada tahap memasuki ruang bersih.

   





Jumlah sesedikit mungkin Mempunyai integritas dan motivasi yang tinggi Terlatih Sehat : harus lapor kalau sakit meskipun ringan / sakit kulit Pakai pakaian pelindung : dalam 25 jam terlepas 109 sel yang sering sekali ditumpangi mikro organisme Oleh sebab itu harus pakai pakaian pelindung : baju, sarung tangan, penutup kepala, masker, penutup kaki

 -



-

Hindari sentuhan (no-touch technique) Barang yang kecil pegang dengan tang / pinset Bila memegang alat steril ( meskipun memakai sarung tangan steril) sejauh mungkin dari bagian yang akan kontak dengan cairan atau zat padat yang steril Gangguan aliran udara sekecil mungkin Gerakan seminimal mungkin Alat-alat diletakkan dalam jangkauan tangan

Pengaturan letak alat yang tepat Udara bersih tidak boleh mengalir melalui barang kotor yang kemudian menyebabkan kontaminasi barang steril. Peletakan harus benar dan menyesuaikan.  Hindari intervensi Intervensi hanya diizinkan apabila seluruh prosedur telah disesuaikan dengan tuntas… 

More Documents from "Septilia Delia"