5096-14574-1-pb.docx

  • Uploaded by: Siska Fauziah 'fau'
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 5096-14574-1-pb.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,833
  • Pages: 13
YKulit Batang = 0.3455x + 41.012 R2 = 0.9408

Karakaterisasi dan Uji Aktivitas Antioksidan serta Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Etanol Kulit Batang Kapuk Randu (Ceiba petandra L. Gaertn) Yamin, Rini hamsidi, Nasria, Sabarudin

Abstrak : Antioksidan merupakan senyawa penting dalam menjaga kesehatan tubuh karena berfungsi sebagai penangkap radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat menginduksi penyakit kanker, aterosklerosis, dan penuaan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi ekstrak, serta menguji potensi antioksidan dan menentukan kadar fenolik total ekstrak etanol kulit batang kapuk randu (Ceiba petandra L Graetn). Aktivitas antioksida ditentukan dengan uji penangkal radikal bebas DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil). Kandungan fenolik total ditentukan dengan metode Folin-Ciocalteau menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang Ceiba petandra L Graetn mengandung metabolit sekunder yang terdiri dari alkaloid, flavonoid, fenol tannin dan saponin, memiliki potensi antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 sebesar 26,06 µg/mL, serta memiliki kadar fenolik total sebesar 43,063 µg/mL Kata Kunci : Antioksidan, kulit batang Kapuk Randu, DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil)

1. Pendahuluan

dengan

cepat.

Penuaan

ditandai

Dalam kehidupan sehari hari, manusia

dengan

hilangnyaintegritas

fisiologis

tidak terlepas dari beragam masalah

yang progresif, yangmemicu gangguan

yang

fungsi

ditimbulkan

akibat

penyakit

degeneratif. Indonesia yang merupakan

kematian.

negara

inimenjadi

berkembang

mempunyai

dan

meningkatkanrisiko Kemunduran

faktor

risiko

fungsi utama

keterbatasan dalam penanggulangan

patologipada manusia meliputi kanker,

masalah kesehatan, yaitu prevalensi

diabetes,kelainan kardiovaskuler, dan

penyakit degeneratif makin meningkat

penyakitneurodegeneratif.

(Werdhasari,

Marta, et al. 2016).

2014).

Selain

akibat

(Lisnawati

penyakit degeneratif, penuaan pun juga

Semua penyakit tersebut ialah akibat

menjadi

di

dari radikal bebas yang terpapar pada

Indonesia. Indonesia seperti negara-

tubuh manusia, sehingga radikal bebas

negara lainnya dikawasan Asia Pasifik

masih menjadi penyebab kematian di

akan mengalami penuaan penduduk

Indonesia.

masalah

kesehatan

Radikal

bebas

tersebut

bersifat reaktif dalam mencari pasangan

tidak

elektronnya, jika sudah terbentuk dalam

bermanfaat bagi kesehatan (Sarastani,

tubuh maka akan terjadi reaksi berantai

2002).

menghasilkan radikal bebas yang baru

dalam Trilaksani (2003),

yang akhirnya jumlah radikal bebas ini

antioksidan

akan terus bertambah. Keadaan dimana

senyawa fenolik

tubuh terpapar radikal bebas dalam

yang

jumlah yang melebihi kapasitas tubuh

flavonoid, tokoferol dan asam-asam

disebut stress oksidatif. Oleh karena itu

polifungsional. Salah satu tanaman

tubuh

yang memiliki potensi antioksidan

kita

memerlukan

substansi

memiliki Menurut

adalah

membantu

petandra

serangan

senyawa

tumbuhan atau

adalah

polifenolik

berupa golongan

kapuk L.

dan Hudson

randu

( Ceiba

Gaertn).

Dimana

pada fraksi methanol kulit batang

meredam efek negatif yang disebabkan

kapuk randu (Ceiba petandra L)

oleh senyawa ini (Setiati, 2003).

memiliki kadar fenolik total yang

Antioksidan

senyawa

lebih besar dibandingkan dengan

kesehatan

fraksi n-heksana dan etil asetat

tubuh

bebas

dari

alami

dan

dengan

penting

radikal

tubuh

samping

Pratt

dapat

penting yaitu antioksidan yang dapat melindungi

efek

merupakan

dalam

menjaga

karena

berfungsi

sebagai

yakni

sebesar

penangkap radikal bebas dalam tubuh.

µgGAE/ml(fitria, et., al.)

Radikal

Penelitian

bebas

dapat

menginduksi

bertujuan

90,87 untuk

penyakit kanker, aterosklerosis, dan

mengkarakterisasi ekstrak etanol

penuaan dini (Hernani dan Rahardjo,

dari

2005).

(Ceiba petandra L. Gaertn) serta

Pada umumnya, antioksidan

dibagi menjadi dua antioksidan

sintetik

jenis

yaitu

dan antioksidan

kulit

batang

kapuk

uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan

metode

alami. Antioksidan sintetis yang banyak

diphenyl-2-picrylhidrazyl

digunakan

dan kadar total fenoliknya.

berbahaya

bagi

kesehatan karena bersifat racun jika dikonsumsi dengan konsentrasi yang

2. Bahan dan Metode

berlebih. Oleh karena itu, diperlukan

2.1.

antioksidan

alami

yang

cenderung

randu

Bahan Kimia

1,1(DPPH)

Daun kapuk randu (Ceiba petandra (L.)

masing golongan senyawa kimia yang

Gaertn) yang diperoleh di Kelurahan

terkandung dalam ekstrak. Penapisan

Lepo-Lepo, Sulawesi Tenggara, DPPH

fitokimia

(Sigma-Aldrich), etanol 96% (teknis),

dengan dua metode, yaitu metode

akuades, pereaksi Mayer LP, pereaksi

reaksi warna/ pengendapan dan metode

Dragendroff’s (teknis), HCl pekat, NaCl,

kromatografi lapis tipis (KLT).

pereaksi

a) Alkaloid

Lieberman-Burchard,

H2SO4

secara

kualitatif

dilakukan

(E. Merk), serbuk Mg, FeCl3 (E. Merk),

Identifikasi alkaloid dilakukan dengan

amoniak, klorofom (E. Merk), DPPH

metode Dragendorf. Sampel 10 mg

2.2.

ditambah dengan 1 mL HCl 2 M dan 9

Material Tanaman

Dan kapuk Randu diperoleh dari

mL akuades dipanaskan selama 2

Kelurahan Bonggoeya Kecamatan

menit, dinginkan kemudian disaring.

Wua-Wua Kota Kendari Provinsi

Filtrat

Sulawesi Tenggara

Dragendorf.

2.3.

Dragendorf

Preparasi Ekstrak Etanol

Sebanyak simplisia

950 Kulit

gram

serbuk

batang

kapuk

di

tambahkan Hasil

positif

pereaksi pada

ditandai

uji

dengan

terbentuknya endapan coklat mudah sampai kuning (Harborne, 1987).

randu (Ceiba petandra (L.) Gaertn)

b) Flavonoid

diekstrkasi dengan etanol 96% selama 3

Ekstrak ditambahkan 10 mL air panas,

x 24 jam, dimana setiap 1 x 24 jam

didihkan selama 5 menit kemudian

dilakukan

penyaringan,

yang

disaring. Ambil filtratnya, dimasukkan ke

selanjutnya

dilakukan

pemekatan

dalam tabung reaksi, ditambahkan 0,1 g

Rotary

serbuk Mg dan 10 tetes HCl pekat,

evaporator. Selanjutnya ekstrak yang

dikocok kuat. Jika terbentuk warna

diperoleh digabungkan dan ditimbang

merah jingga sampai merah ungu,

beratnya

menunjukkan

dengan

menggunakan

untuk

ditentukan

besar

adanya

rendemennya.

flavonoid (Depkes, 1989).

2.4.

c) Uji Fenol

Penapisan Fitok imia

senyawa

Ekstrak 10 mg dalam 10 ml air Penapisan fitokimia (Farnsworth, 1996),

dididihkan

dalam

tabung

reaksi

dilakukan untuk mengetahui masing-

kemudian disaring. Beberapa tetes besi

klorida 0,1 % ditambahkan dan diamati,

selama 5 jam dan ditimbang. Lanjutkan

terbentuknya warna hijau kecoklatan

pengeringan dan timbang pada jarak 1

atau

jam

biru

kehitaman

menunjukkan

adanya fenol (Ayoola, et al., 2008). d) Tanin

sampai

perbedaan

antara

2

penimbangan berturu-turut tidak lebih dari 0,25% (Depkes RI, 2000).

Sampel 10 mg ditambahkan 10 mL air suling. Campuran dididihkan selama 30

2. Kadar Abu

menit. Setelah dingin kemudian disaring

Sebanyak 2 gram ekstrak kental yang

dengan kertas saring. Filtrat diambil,

telah ditimbang seksama, dimasukkan

ditambahkan FeCl3 1% ke dalam filtrat.

ke dalam cawan porselin yang telah

Terbentuknya warna biru tua atau hijau

dipijarkan

kehitaman

diratakan.

menunjukkan

adanya

dan

ditara,

Selanjutnya

dipijarkan

senyawa golongan tannin.

perlahan-lahan

e) Uji Saponin

didinginkan, lalu ditimbang, kadar abu

Ekstrak 10 mg ditambahkan 5 mL

dihitung terhadap bahan yang telah

akuades dalam tabung reaksi. Larutan

dikeringkan di udara (Depkes RI, 2000).

dikocok kuat dan diamati. Terbentuknya

2.6. Pengujian Aktivitas Antioksidan

busa

stabil

menunjukkan

adanya

saponin (Ayoola, et al., 2008). 2.5. a.

hingga

kemudian

arang

habis,

Pengujian aktivitas antioksidan merujuk pada Zou dkk., (2004) ekstrak etanol kulit

Karakteristik Ekstrak Parameter spesifik (Pemeriksaan Organoleptik)

Parameter ini mendeskripsikan bentuk, warna, bau dan rasa.

kapuk

randu

(Ceiba

Petandra L. Gaertn) dilakukan dengan menggunakan difenil-1-

metode

DPPH

pikrilhidrazil)

(2,2secara

spektrofotometri UV-Visibel. a.

b. Parameter Non Spesifik

batang

Pembuatan Larutan DPPH

1. Kadar Air

Pereaksi DPPH konsentrasi 50 ppm

Ekstrak ditimbang dengan seksama

dibuat dengan cara DPPH ditimbang

sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke

sebanyak 5 mg kemudian dilarutkan

dalam

ditara,

dengan pelarut etanol 96% hingga

kemudian keringkan pada suhu 105º C

semua larut, kemudian dimasukkan ke

wadah

yang

telah

dalam

labu

takar

100

mL

dan

Sebanyak 0,05 gram ekstrak etanol

diencerkan hingga tanda tera kemudian

kulit

dihomogenkan (Brand Williams, 1995).

masing dilarutkan dengan etanol dalam

b.

Penentuan Panjang Gelombang

labu takar 100 mL sehingga diperoleh

Serapan Maksimum DPPH

konsentrasi

Penentuan maksimum

panjang larutan

gelombang

DPPH

dilakukan

dengan memipet 3,5 ml larutan DPPH 50 ppm ditambahkan dengan 0,5 ml etanol

96%

dan

dikocok

hingga

batang kapuk randu masing-

500

µg/ml,

kemudian

dibuat seri konsentrasi 10, 20, 30, 40,50 ppm. 2. Pengukuran serapan sampel dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis Pengujian

aktivitas

antioksidan

homogen, diinkubasi selama 30 menit

dilakukan dengan uji DPPH (1,1-

pada suhu ruang yang gelap kemudian

difenil-2-pikrilhidrazil)

diamati

ekstrak etanol kulit batang kapuk

panjang

serapannya gelombang

pada

rentang

400-800

terhadap

nm

randu (Ceiba Petandra L. Gaertn)

menggunakan spektrofotometer UV-Vis

dilakukan dengan memipet 0,5 ml

(Brand Williams, 1995).

larutan

c.

konsentrasi (10 ppm, 20 ppm, 30

Pembuatan larutan blanko

Pembuatan larutan blanko dilakukan dengan cara memipet 0,5 ml etanol 96 % dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3,5 ml larutan DPPH 50 ppm lalu dikocok hingga homogen dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang dalam ruangan yang gelap. Serapan blanko diukur pada panjang gelombang maksimum DPPH.

etanol kulit batang kapuk randu (Ceiba Petandra L. Gaertn).

dari

berbagai

ppm dan 40 ppm dan 50 ppm). Kemudian

masing-masing

ditambahkan

3,5

ml

DPPH.

Kemudian Divortex dan diinkubasi pada suhu ruang pada ruangan gelap. Kemudian diukur serapannya pada

panjang

gelombang

maksimum DPPH. e. Pengujian Larutan Vitamin C sebagai pembanding

d. Pembuautan larutan uji 1. Pembuatan larutan induk ekstrak

sampel

Asam

askorbat

ditimbang

10

mg

kemudian dilarutkan dalam etanol 96 % hingga larut selanjutnya dimasukkan

kedalam labu takar 100 ml

dan

tidak terjadi paparan langsung sinar

diencerkan hingga tanda tera sehingga

matahari. Dimana jika terjadi paparan

diperoleh

ppm.

langsug dengan sinar matahari akan

untuk

terjadi degradasi dari metabolit yang

konsentrasi

Dilakukan

100

pengenceran

membuat seri konsentrasi 1 ppm, 2

ada dalam simplisia tersebut.

ppm, 3 ppm, 4 ppm dan 5 ppm. Setelah

Ekstraksi

itu

Metode

0,5

ml

konsentrasi

larutan

masing-masing

dimasukkan

ke

dalam

ekstraksi

yang

digunakan

adalah metode maserasi. Pemilihan

tabung reaksi dan ditambahkan 3,5 ml

metode

larutan DPPH 50 ppm dikocok hingga

sederhana

homogen dan diinkubasi pada suhu

Disamping itu metabolit yang tidak

ruang selama 30 menit. Serapan diukur

tahan panas tidak mengalami kerusakan

menggunakan spektrofotometri Uv-Vis

atau hilang selama proses ekstraksi.

pada panjang gelombang maksimum

Maserat ditarik dengan menggunakn

DPPH (Rosahdi dkk., 2013).

pompa

Hasil dan Pembahasan

ini

dikarenakan dan

vakum

tidak

menjenuhkan.

pada

sehingga

diperoleh

sebesar

39,80

metodenya

suhu

40

ekstrak

gram

dan

0

C

etanol nilai

rendamennya sebesar 4,18%. Sampel

Kulit

batang

kapuk

(Ceiba Petandra L. Gaertn)

randu

diperoleh

Uji Fitokimia Pengujian

fitokimia

dilakukan

dari Kelurahan Bonggoeya Kecamatan

mengetahui

Wua-Wua kota Kendari, dimana sampel

sekunder yang ada dalam sampel. Hasil

kulit batang kapuk randu tersebut di

uji fitokimi didapatkan bahwa dalam

panen pada sore hari. Pengambilan ini

ekstrak etanol daun kapuk randu (Ceiba

dilakukan agar metabolit sekunder yang

Petandra L. Gaertn) terdapat Alkaloid,

diperoleh maksimal. Sampel kulit batang

flavonoid, fenol, tannin, dan saponin.

kapuk tersebut selanjutnya dikeringkan

Sebagaimana

di

tabel 1.

bawah

sinar

matahari

yang

ditutupikain hitam. Hal ini dilakukan agar .

kondungan

untuk

yang

metobolit

terdapat

dalam

Tabel 1. Hasil uji fitokimia ekstrak Kulit batang kapuk randu (Ceiba Petandra L. Gaertn) No. 1. 2. 3 4. 5.

Metabolit Sekunder Alkaloid Flavonoid Fenolik Saponin Tanin

Pereaksi metode Dragendorff Serbuk Mg + HCl pekat Besi klorida 0,1% Akuade FeCl3 1%

Hasil + + + + +

Standar (warna) endapan coklat mudah Merah jingga Hijau kecoklatan Terbentuk busa stabil Hijau kehitaman

Karakrerisasi ekstrak

dapat

menjamin

Karakterisasi ekstrak dilakukan agar

tanaman tersebut. Karakterisasi ekstrak

khasiat dan kualitas ekstrak etanol kulit

kulit batang dan daun kapuk randu

batang dan daun kapuk randu (Ceiba

(Ceiba petandra (L.) Gaertn) meliputi

petandra (L.) Gaertn) dapat terjamin

parameter

dengan memenuhi suatu standar mutu

organoleptik, kadar sari larut air, dan

ekstrak. Selain itu, karakteristik ekstrak

kadar sari larut etanol, sebagai mana

perlu dilakukan agar dapat diperoleh

tersaji dalam tabel 2.

spesifik

efek

farmakologi

yaitu

identitas,

bahan baku yang seragam sehingga Tabel 2. Penetapan Parameter Spesifik Ekstrak Etanol Kulit Batang Kapuk Randu No Jenis Karakterisasi Parameter Spesifik a. Identitas - Nama latin tumbuhan - Nama Indonesia tumbuhan b. Organoleptis - Bentuk - Bau - Warna c. Kadar sari laut air d. Kadar sari larut etanol

Hasil Ceiba petandran (L.) Gaertn Tumbuhan kapuk randu Kental Khas Coklat kemerahan 12% 3,22%

YKulit Batang = 0.3455x + 41.012 2 = 0.9408 R YKulit Batang = 0.3455x + 41.012 R2 = 0.9408

Pengujian Antioksidan

yang ditampilkan pada table 3 dan table

Pengujian aktivitas antioksidan masing-

4 serta gambar1 dan gambar 2. Dalam

masing

uji ini yang dijadikan control adalah

ekstrak

dilakukan

dengan

metode peredaman radikal bebas DPPH

Vitamin C

dan memberikan hasil sebagaimanan Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit batang Kapuk Randu (Ceiba petandra L. Gaertn) Ekstrak

Absorbansi blanko

% penghambatan

Kulit batang

0,573

Kosentrasi (ppm) 10 20 30 40 50

% inhibisi

Absorbansi Ekstrak

43,80 48,34 53,05 52,88 58,81

0,322 0,296 0,269 0,27 0,236

% Penghambatan 100.00 50.00

f(x) = 0.35x + 41.01 R² = 0.94 0.00 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55

% penghambatan Linear (% penghambatan)

Konsentrasi

Gambar 1. Persentase Penghambatan Radikal Bebas DPPH Persamaan garis yang diperoleh antara

%

penghambatan

dengan

konsentrasi ekstrak etanol kulit batang dan ekstrak etanol daun kapuk randu

digunakan untuk menentukan nilai IC 50.

(IC50 250-500 ppm), dan tidak aktif

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai

(IC50 >500 ppm).

IC50 dari ekstrak etanol kulit batang

Berdasarkan identifikasi fitokimia

kapuk randu yaitu sebesar 26,06 µg/mL.

ekstrak etanol kulit batang kapuk randu

Hal ini menunjukkan pada konsentrasi

(Ceiba petandra (L.) Gaertn) positif

26,06 µg/mL ekstrak etanol kulit batang

mengandung alkaloid maupun senyawa

kapuk randu dapat menghambat 50%

fenolik (flavonoid dan tanin). Golongan

dari radikal bebas DPPH.

alkaloid dan senyawa fenolik (flavonoid

Dari

data

hasil

perhitungan,

dan

tanin)

merupakan

salah

satu

diketahui bahwa ekstrak kulit batang

indikator

kapuk randu (Ceiba petandra L. Gaertn)

aktivitas antioksidan. Hal ini karena

memiliki kekuatan antioksidan kuat. Hal

alkaloid dan senyawa fenolik memiliki

ini

dengan

gugus hidroksi (-OH) yang terikat pada

antiksidan

cincin aromatik. senyawa fenol akan

sebagaimana

sesuai

penggolongan

kekuatan

menurut

dkk,

Jun

(2003)

suatu

tanaman

memiliki

tingkat

mendonorkan atom hidrogennya yang

kekuatan antioksidan adalah kuat (IC50

terdapat pada gugus hidroksi pada

<50 ppm), aktif (IC50 50-100 ppm),

radikal

sedang (IC50 101-250 ppm), Lemah

radikal DPPH menjadi stabil (Meenakshi

DPPH

sehingga

membuat

et al., 2012). Penentuan Kandungan Fenolik Total Tabel 4. Hasil pengukuran absorbans asam galat pada panjang gelombang maksimun 744 nm Konsentrasi (µg/mL)

Absorbans

10 20 30 40 50

0,227 0,346 0,427 0,565 0,677

Persamaan regresi linear y = 0,0112x+0,1127 r = 0,9952

Penentuan senyawa kandungan total fenolik pada daun samama dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu. Prinsip metode ini adalah oksidasi gugus fenolik hidroksil. Pereaksi ini mengoksidasi fenolat (garam alkali), mereduksi asam heteropoli menjadi suatu kompleks molibdenum-tungsten (Mo-W). Fenolat hanya terdapat pada larutan basa, tetapi pereaksi ini dan produknya tidak stabil pada kondisi basa. Selama reaksi belangsung, gugus fenolik-hidroksil bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteu, membentuk kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat berwarna biru dengan struktur yang belum diketahui dan dapat dideteksi dengan spektrofotometer. Warna biru yang terbentuk akan semakin pekat setara dengan konsentrasi ion fenolat yang terbentuk, artinya semakin besar konsentrasi senyawa fenolik maka semakin banyak ion fenolat yang akan mereduksi asam heteropoli

sehingga warna biru yang dihasilkan semakin pekat (Khadijah, 2017).

Penentuan kandungan total fenolik ekstrak dilakukan berdasarkan kurva standar asam galat. Penggunaan asam galat sebagai standar, disebabkan karena asam galat adalah turunan dari hidrobenzoat yang merupakan suatu asam fenol sederhana yang bersifat murni dan stabil ( L e e , d k k . , 2 0 0 3 ) pembuatan kurva baku asam galat ditentukan dengan mengulang pengukurannya sebanyak 3 kali pengulangan, sampai memperoleh nilai koefisien korelasi yang mendekati 1(R2 = 1 atau mendekati 1) berikut kurva standar yang disajikan pada gambar berikut:

Absorbansi

Grafik Hubungan Kosentrasi dan Absorbansi Asam Galat pada λ744 nm 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0

f(x) = 0.01x + 0.11 R² = 1

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 Konsetrasi (ppm)

Absorbansi Linear (Absorbansi )

Gambar 2. Kurva baku asam galat Dimana, Y = 0,0112x + 0,1127, dengan koefisien korelasi R2 = 0,9952 dengan pengukuran sampel pada panjang gelombang 744 nm. Berdasarkan persamaan regresi linier tersebut, serta hasil pengukuran absorbansi ekstrak etanol kulit batang kapuk randu sebesar 0,595, maka kadar total fenolik yang yang terdapat dalam ekstrak etanol kulit batang kapuk randu (Ceiba petandra L. Graetn) adalah sebesar 43,063 µg/mL. Kesimpulan Ekstrak Kulit batang kapuk randu (Ceiba petandra L Graetn) memiliki metabolit sekunder yang terdiri dari Flavonoid, alkaloid, fenolik, saponin dan tannin, dengan kadar fenolik total sebesar 43,063 µg/mL, serta menunjukkan aktivitas antioksidan yang tergolong kuat dengan nilai IC50 sebesar 26.06 µg/mL.

Daftar Pustaka Ayoola, G. A., HAB Coker, SA Adesegun, AA Adepoju-Bello, K Obaweya, ECCEzennia, dan TO

Atangbayila, 2008, Phytochemical Screening and Antioxidan Activities of ome Selected Medicinal Plants Used for Malaria Therapy in Shoithwestrn Nigeria, Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 7 (3): 1019-1024 Brand Williams, W. Cuvelier, M.E, 1995, Use of a free radical method to evaluate antioksidant activity, Food science and technology, 28 (1), Hal 25–30 Depkes, 1989, Materi Medika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Depkes RI, 2000, Inventaris Tanaman Obat Indonesia Jilid I, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Republik Indonesia : Jakarta, Hal 55-56. Farnsworth, N.R, 1996, Biological and phytochemical Screening of Plants, Journal Pharmaceutical Science,Vol. 55 (3). Hal 120 Harborne, J. B, 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Institut Teknologi Bandung : Bandung. (diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro)

Hernarni dan Rahardjo. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Penebar Swadaya. Jakarta Jun, M.H.Y., J., Fong, X., Wan, C.S., Yang, C.T., Ho. 2003. Camparison of Antioxidant Activities of Isoflavones Form Kudzu Root (Puerarua labata O). Journal Food Science Institute of Technologist. 68:2117-2122 Khadijah, Ahmad Muchsin Jayali, Sudir Umar dan Iin Sasmita, 2017, Penentuan Total Fenolik dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanolik Daunsamama (Anthocephalus macrophylus) Asal Ternate, Maluku Utara Lisnawati Marta, et al. (2016) Proses Menua, Stres Oksidatif, dan peran

Antioksidan. Di dalam: Lopez - Otin C, Blasco MA, Partridge L, Manuel S, Guido K. The hallmarks of aging. Cell. 2013;153(6):194 - 217 Sarastani, D., Soekarto, S.T., Muchtadi, T.R., Fardiaz, D. & Apriyantono, A., 2002. Aktivitas Antioksidan Ekstrak danFraksi Ekstrak Biji Atung, Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. 13 (2). Werdhasari, A. 2014. Peran Antioksidan Bagi Kesehatan. Jurnal Biomedik Medisiana Indonesia, 3(2), 59–68 Zou Y., Lu Y. & Wei D. 2004. Antioxidant Activity Of Flavonoid Rich Extract Of Hypericum Perforatum L In Vitro. Journal Agric Food Chemistry. 52. Hal 5032-9

More Documents from "Siska Fauziah 'fau'"

47574.docx
December 2019 4
Mk. Kimia Koloid.pdf
April 2020 2
5096-14574-1-pb.docx
April 2020 0
Lampiran Kegiatan.docx
December 2019 10