GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PROMOSI K3 PADA PT PERTAMINA TRANS KONTINENTAL JAKARTA TAHUN 2018 Irenia Tennovia Yulius1, Siti Rahmah H. Lubis2 Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Email:
[email protected];
[email protected]
1,2Fakultas
ABSTRACT Work accidents and occupational diseases can adversely affect both material and non- material to the company. Recorded by BPJS employee 2016 there are still 101,367 cases of work accidents in Indonesia. In preventing it is necessary a form of prevention of work accident. One of the efforts to prevent accidents is by doing health and safety promotion in the company environment. Health and Safety promotion conducted by PT Pertamina Trans Continental has various forms of programs. Information on Health and safety promotion conducted at the company is obtained through interview, observation, and document review. In the implementation of Health and safety promotion at PT Pertamina Trans Continental, in general, is in accordance with existing theories and policies. However, in some cases still need to be considered an improved in the implementation and evaluation of every Health and safety promotion program. It is done either based on the existing theory and based on the policy used as a reference in every existing program. Suggestions for improvement of Health and safety promotion program is to evaluate the effectiveness of health and safety training which can be measured and documented, monitoring and evaluation of safety sign that already exist. As well as implementing a punishment system, evaluation of effectiveness orientation familiarization, as well as the making of Health and safety promotion procedure. Keywords: Health and safety promotion, promotion programme, implementation, PT Pertamina Trans Kontinental PENDAHULUAN Keselamatan dan kesehatan kerja
agar dapat mencegah kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja (PAK).
merupakan suatu sistem yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai suatu upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
(Depnakertrans
RI,
2009).
Pelaksanaan keselamatan kesehatan kerja merupakan tanggung jawab seluruh pihak untuk berperan aktif sesuai fungsi dan kewenangannya untuk membudayakan K3
Menurut ILO (2003) rerata setiap hari terdapat 6000 orang meninggal akibat sakit dan kecelakaan kerja, serta 350.000 orang per tahun diantaranya meninggal akibat kecelakaan kerja. Menurut Biro Statistik
Buruh
(Bureau
of
Labour
Statistics) Amerika melaporkan terdapat 5703 kecelakaan fatal per
100.000
pekerja
atau sekitar ditahun
Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019
3,9 2006.
15
(Maurits and Widodo, 2008). Berdasarkan
membantupekerja dan perusahaan dalam
penelitian (Suardi, 2005) terdapat 51.523
hal
kasus kecelakaan kerja yang terdiri dari
kesehatan dengan partisipasi langsung dari
cedera kecil, cacat sebagian, cacat total
pekerja, serta manajemen.
hingga
kematian.
Data
BPJS
memperbaiki
dan
meningkatkan
PT Pertamina Trans Kontinental
Ketenagakerjaan, di tahun 2016 telah
(PTK)
merupakan
terjadi 101.367 kasus kecelakaan kerja di
bergerak di bidang industry jasa maritime
Indonesia dengan jumlah kematian korban
penyewaan
2.382 pekerja (BPJS Ketenagakerjaan,
aktivitas shipping PT Pertamina (Persero),
2016). Kemudian menurut data ILO, 2003
sebagai anak perusahaan PT Pertamina
angka keselamatan kesehatan kerja di
Trans Kontinental (PTK) harus memiliki
Indonesia masih dalam kategori buruk.
standard dan kualitas yang baik dalam
kapal.
perusahaan
Dalam
yang
memenuhi
Kecelakaan kerja dapat memberikan
menyediakan jasa tersebut. Berdasarkan
dampak buruk baik material maupun non
data kecelakaan kerja PT Pertamina Trans
material,
Kontinental
sehingga
sangat
diperlukan
diketahui masih terdapat
pencegahan kecelakaan kerja. Salah satu
recordable incident di tahun 2016 yaitu 2
upaya
kecelakaan
kasus lost time incident dan 1 kasus
promosi
kecelakaan yang membutuhkan medical
keselamatan kesehatan kerja di lingkungan
treatment yang terjadi di sepanjang tahun
perusahaan atau industri tersebut. Hal
2016. Promosi keselamatan kesehatan
tersebut pula tercantum dalam UU No. 1
kerja oleh perusahaan, diharapkan dapat
Tahun
keselamatan
meningkatkan pengetahuan pekerja dan
kesehatan kerja pada pasal 3 serta menurut
sikap awareness terhadap keselamatan
UU No. 36 Tahun 2009 yaitu pada pasal
kesehatan
165 ayat 1. Berdasarkan peraturan tersebut
tersebut maka penulis tertarik untuk
pencegahan
kecelakaan
mengetahui
dilaksanakan
oleh
adalah
untuk
pencegahan
dengan
1970
melakukan
tentang
setiap
kerja
perlu
kerja.
Berdasarkan
bagaimana
uraian
gambaran
perusahaan.
pelaksanaan promosi keselamatan dan
Pencegahan tersebut dapat dilaksanakan
kesehatan kerja yang dilaksanakan di PT
melalui penerapan Promosi K3. Promosi
Pertamina Trans Kontinental.
Keselamatan Kesehatan Kerja menurut WHO adalah suatu bentuk aktivitas di tempat
16
kerja
yang
dirancang
untuk
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian kualitatif,
dimana
informasi
yang
didapatkan
K3
Nasional.
PT
Pertamina
Trans
merupakan hasil wawancara terhadap
Kontinental menyelenggarakan kegiatan
informan dengan teknik triangulasi dan
safety
observasi
diadakan antara bulan Januari – Februari
di
lapangan
serta
telaah
dokumen sekunder.
setiap
Kebijakan Program Promosi K3 di PT Pertamina Trans Kontinental PT Pertamina Trans Kontinental memenuhi
tahunnya,
HSE
Award
dimana
yang
pemerintah
secara nasional menyelenggarakan bulan
HASIL PENELITIAN
telah
campaign,
Peraturan Daerah DKI Jakarta No. 8 Tahun 2008 tentang pencegahan dan
dan
penanggulangan bahaya kebakaran pasal 7
perundangan lebih dari 40 peraturan, baik
ayat 2 pelaksanaan terkait kebakaran dan
peraturan nasional
situasi kegawatdaruratan PT Pertamina
internasional.
peraturan
K3.
maupun peraturan pelaksanaan
Trans Kontinental menyediakan rambu
program promosi Keselamatan Kesehatan
evakuasi sebagai sarana penyelamatan dan
Kerja
PT
pelatihan simulasi tanggap darurat dan
Pertamina Trans Kontinental mengacu
upaya promosi K3 kepada pekerja. Salah
pada UU No. 1 Tahun 1970 pada pasal
satu acuan internasional yang wajib
9ayat 2, pada pasal 9 ayat 3, kemudian
digunakan oleh perusahaan pelayaran,
pasal 14 poin b, UU No. 36 Tahun 2009
yaitu ISM Code. ISM Code adalah
yaitu pada pasal 165 ayat 1 yang dalam
ketentuan manajemen Internasional untuk
pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk
pengoperasian kapal secara aman dan
pelatihan K3, Buletin PTK.
pencegahan pencemaran. Pada elemen 6
(K3)
yang dilakukan
Acuan Pertamina
Beberapa
yang Trans
di
digunakan Kontinental
PT
ISM Code mengenai sumber daya dan
terkait
personil dinyatakan bahwa perusahaan
rambu K3 (Safety sign) terdiri dari 3 (tiga)
wajib
acuan baik nasional maupun internasional
sosialisai kepada setiap crew kapal terkait
yaitu
kondisi
IMO
(International
Maritime
memberikan
pengenalan
keselamatan
diatas
atau
kapal.
Organization), ANSIZ535.X-2016, serta
Kemudian,
Permenakertrans
Per.
tersebut ada pula Peraturan 1/14 SCTW
acuan
’95 tentang tanggung jawab perusahaan
Kepmenaker No. Kep. 245/MEN/1990
pelayaran yang disebutkan bahwa setiap
pada ketetapan ketiga yaitu terkait bulan
perusahaan memiliki tanggung jawab
04/MEN/1980.
No. Berdasarkan
sejalan
dengan
peraturan
Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019
17
untuk memberikan familiarisasi kepada
HSSE akan menunjuk pelatih/trainer
awak kapal.
atau lembaga pelatihan yang sesuai
Bentuk upaya promosi K3 yang
dengan
kebutuhan
program
terlebih
direalisasikan pada PT Pertamina Trans
dahulu. Pelatihan yang dilakukan di PT
Kontinental berupa pelatihan (training)
Pertamina Trans Kontinental ini lebih
K3, Buletin PTK, safety induction, safety
banyak bekerjasama dengan pihak luar
pause, HSE Campaign, Rambu K3
seperti Damkar Jakarta Pusat, Pusdiklat,
(safety sign), safety meeting, toolbox
dll karena safety officer pada fungsi
meeting, Familiarisasi, HSE reward.
HSSE belum ada yang tersertifikasi
Pelatihan K3
sebagai trainer.
Pelatihan K3 yang dilakukan di PT
Pelaksanaan pelatihan K3 ada yang
Pertamina Trans Kontinental bermacam-
dilakukan di dalam ruangan maupun
macam,
dari
diluar ruangan. Pelatihan yang sifatnya
masing-masing pekerjaan. Pelatihan K3
teori biasanya dilakukan didalam ruangan
bertujuan
(indoor). Tempat pelaksanaan pelatihan
tergantung
kebutuhan
untuk
meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan pekerja
tersebut
dalam hal mencegah kecelakaan kerja
jumlah peserta dan kapasitas ruangan
serta penyakit akibat kerja. Sasaran
yang ada. Pelatihan K3 yang sifatnya
pelaksanaan
diberikan
praktik, misalnya pelatihan Fire Fightning
sesuai dengan karakteristik kebutuhan
akan dilakukan di ruang terbuka atau
tiap pekerjaan, sehingga tidak seluruh
halaman kantor PT Pertamina Trans
pekerja (darat atau laut) mendapatkan
Kontinental.
pelatihan
K3
pelatihan yang sama.
disesuaikan
tergantung pada
Tahapan pelaksanaan pelatihan K3
Pelatihan K3 pada perusahaan ini
di PT Pertamina Trans Kontinental sudah
umumnya adalah pelatihan eksternal,
sesuai dengan tahap yang dikeluarkan
yaitu
dilakukan
oleh (UNESCO, 2012) yaitu tahapan
bekerjasama dengan lembaga pelatihan
sebelum pelatihan, pelaksanaan pelatihan,
diluar perusahaan, baik negeri ataupun
dan evaluasi pelatihan, serta pembuatan
swasta.
laporan.
pelatihan
Program
yang
pelatihan
K3
dilaksanakan oleh fungsi HSSE dan bekerjasama dengan fungsi HR. Sebagai pelaksana
18
program
pelatihan, fungsi
1. Tahap Sebelum Training Pada membuat
tahap Training
ini
fungsi Need
HSSE Analysis
(Analisa
kebutuhan
diperuntukkan
baik
pelatihan)
kepada
staff
yang
Kontinental secara keseluruhan belum
HSSE
memenuhi model evaluasi empat level
maupun pekerja dari unit lainnya terkait
pelatihan
program K3. Training Need Analysis (TNA)
dilakukan oleh
dilakukan sebagai upaya untuk menganalisa kebutuhan pelatihan bagi pekerja terkait K3 selama 1 tahun ke depan. Hal tersebut sejalan dengan
tahapan
yang
dikeluarkan
oleh
UNESCO yaitu melakukan analisa kebutuhan training. Dalam hal ini ada beberapa pelatihan
Kirkpatrick. PT
Evaluasi
yang
Pertamina
Trans
Kontinental sebatas penyusunan laporan. Penyusunan laporan tersebut berupa form yang telah disediakan dan ditentukan oleh fungsi
HR.
laporan
tersebut
harus
diserahkan kepada fungsi HR sesaat
yang diluar dari TNA tersebut, karena
setelah
terkadang dalam berjalannya waktu ada
dilaksanakan.
beberapa
tingkat
fungsi HR akan di record sebagai data
urgensinyatinggi, sehingga hal tersebut butuh
perusahaan, namun sejauh ini belum ada
segera dilaksanakan. Sehingga fungsi HSSE
pemberian feedback kepada fungsi HSSE
diperbolehkan
sebagai hasil keefektifan dari setiap
pelatihan
untuk
yang
membuat
semacam
memo permohonan pelatihan yang dalam kasus butuh segera dilaksanakan dan diluar
Pada umumnya, pada PT Pertamina Kontinental
sebagian
besar
pelatihan yang ada diadakan secara eksternal sehingga tahap pelaksanaan pelatihan
pada
umumnya
bergantung
dengan susunan acara yang diberikan oleh
Training dapat dievaluasi dengan beberapa
model,
salah
satunya adalah model evaluasi empat level pelatihan (Kirkpatrick,
oleh
Buletin PTK
yang berisi berita umum terkait kegiatan yang telah dilakukan di PTK, baik dari fungsi
lain
maupun
fungsi
HSSE.
Kegiatan yang biasanya dicantumkan dalam bulletin PTK terkait K3 dapat berupa kegiatan yang dilakukan oleh
yang sifatnya terdokumentasi. Bulletin
Tahap Evaluasi Pelatihan
menggunakan
evaluasi
internal maupun eksternal fungsi HSSE
pihakpenyelenggara. 3.
Laporan
selesai
Buletin PTK merupakan lembaran
Tahap Pelaksanaan Pelatihan
Trans
pelatihan
pelatihan yang dilaksanakan.
dari TNA.
2.
kegiatan
2005).
Pelaksanaan evaluasi pelatihan K3 yang dilakukan di PT Pertamina Trans
PTK bertujuan untuk mempromosikan secara periodik terkait kegiatan terbaru yang
telah
dilakukan
oleh
internal
perusahaan. Sasaran dalam komunikasi melalui bulletin PTK ini adalah pihak eksternal.
Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019
19
Bulletin PTK terkait K3 tidak hanya
induction sudah sesuai dengan teori yaitu
merangkum berita-berita umum terkait K3
ditujukan kepada pekerja baru, serta pihak
yang sedang dilakukan di PT Pertamina
eksternal lain (kontraktor, tamu dan
Trans Kontinental, namun terdapat pula
lainnya). Safety induction dilakukan setiap
bulletin khusus mengenai narkoba tentang
kali
pencegahan
eksternal dan pekerja baru. Materi yang
dan
penyalahgunaan
penanggulangan
dan
peredaran
ada
pertemuan
bersama
pihak
gelap
disampaikan dalam video safety induction
narkotika, psikotropika dan zat adiktif
darat, yaitu berupa General perusahaan:
lainnya di tempat kerja.
profile perusahaan secara umum, Potensi
Pelaksanaan buletin PTK berita K3 sifatnya
accidentally
terdapat
Prosedur
suatu berita yang sedang dilaksanakan
Prosedur
pada saat tertentu) bukan yang bersifat
Peraturan standar keselamatan/larangan
wajib dan rutin. Namun dalam rutinitas
(do and don’t), jalur evakuasi serta lokasi
bulletin PTK terdapat satu spot khusus
titik kumpul (assembly point) perusahaan,
yang digunakan untuk mempromosikan
prosedur pelaporan bahaya, serta video
HSE
setiap
tersedia
bulannya oleh fungsi HSSE. Berikut
English.
Campaign
(ketika
bahaya pada gedung kantor PT PTK,
yang
dibuat
keselamatan
gempa
keselamatan
dalam
bumi,
kebakaran,
terjemahan
Bahasa
dokumentasi bulletin PTK terkait K3 yang
Safety induction yang dilakukan
telah dilaksanakan di PT Pertamina Trans
diatas kapal berbeda dengan didarat,
Kontinental.
karena risiko yang ada dikapal akan
Safety Induction
sangat berbeda dengan risiko di darat.
Terdapat dua bentuk pelaksanaan
Safety induction diatas kapal dibagi
safety induction yang ada yaitu safety
menjadi
induction di darat dan di laut (kapal/on
pemaparan, yaitu safety induction untuk
board).
keduanya
pekerja baru, dan safety induction untuk
terdapat perbedaan dalam aplikasinya.
pendatang/tamu. Hal tersebut dibedakan
Pada saat pertemuan di darat, safety
berdasarkan materi, yaitu materi untuk
induction dilaksanakan didalam ruangan
pendatang hanya sekilas bahaya yang
(indoor) dan pemaparan dalam bentuk
terdapat diatas kapal hingga prosedur
video animasi yang telah dimiliki oleh
darurat, serta larangan diatas kapal yang
fungsi HSSE. Sasaran pelaksanaan safety
perlu
20
Namun
diantara
dua
dipatuhi
berdasarkan
setiap
sasaran
pendatang.
Sedangkan materi yang diberikan kepada
laut yang lebih memiliki risiko tinggi
pekerja akan jauh lebih spesifik terkait
dalam pekerjaannya dibandingkan pekerja
prosedur penggunaan alat diatas kapal.
darat (high risk). Safety pause memiliki
Safety
ditampilkan
tujuan untuk menyebarluaskan informasi
menggunakan video seperti di darat,
kepada internal pekerja (khususnya top
karena keterbatasan akses dan teknologi
management) serta mencegah agar seluruh
yang dimiliki tiap kapal berbeda, sehingga
pekerja lebih berhati-hati dalam setiap
dalam pemaparannya hanya menggunakan
pekerjaannya. Safety pause juga berguna
lisan dan media dalam bentuk tulisan yaitu
untuk
lembaran prosedur safety induction yang
(awareness) pekerja dan Top Manajemen
diberikan (dipinjamkan) kepada pendatang
terkait keselamatan dan kesehatan kerja.
dan
induction
pekerja
tidak
baru.
Setiap
kapal
meningkatkan
kepedulian
Safety pause dilaksanakan diawal
memberikan lembaran safety induction
rapat
tersebut kepada pendatang (tamu/ pekerja
pembukaan oleh protokol rapat. Materi
baru),
akan
safety pause disesuaikan dengan keadaan
diorientasi dan disosialisasikan terkait
terbaru dilapangan, sehingga dalam setiap
bahaya yang terdapat didalam kapal, dan
rapat
hal yang dilarang dilakukan dalam kapal,
berbeda.
hingga APD yang wajib digunakan dan
laporan
kondisi
safety
(berupa deskripsi kejadian secara umum
induction diatas kapal dipandu oleh
dan detail) atau fakta terkini yang terjadi
Nahkoda/Master ataupun Safety Officer
diatas
diatas kapal.
Kontinental. Materi tersebut melampirkan
Safety Pause Safety pause adalah suatu bentuk
beberapa dokumentasi (berupa foto atau
kemudian
darurat.
pengembangan
pendatang
Sosialisasi
yang
dilakukan
PT
Pertamina Trans Kontinental dalam hal promosi
K3.
Bentuk
promosi
yang
dilakukan oleh fungsi HSSE ini adalah pemaparan materi secara singkat atau berita terkait incident yang telah terjadi pada lingkungan PT Pertamina Trans
selama
materi
20
yang
Materi
PT
setelah
disosialisasikan
safety
investigasi
kapal
menit
pause
berisi
kecelakaan
kerja
Pertamina
Trans
video) fakta dilapangan yang berguna sebagai bukti yang ingin diinformasikan kepada sasaran, serta dilampirkan pula rekomendasi
yang
telah
dibuat
dan
didiskusikan oleh fungsi HSSE. HSE Campaign HSE campaign di PT Pertamina Trans Kontinental adalah bentuk promosi
Kontinental khususnya bagian laut/pekerja
Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019
21
berupa media visual (slogan/poster) rutin
Organization). Safety sign diletakkan di
yang berisikan tentang keselamatan dan
area (darat-laut) yang memiliki potensi
kesehatan kerja. HSE campaign dilakukan
bahaya
setiap bulan oleh fungsi HSSE. Sasaran
tertentu.
HSE campaign adalah seluruh pekerja
dengan
baik darat/laut maupun cabang dan anak
Pelaksanaannya safety sign PT Pertamina
perusahaan serta pihak eksternal lainnya.
Trans Kontinental lebih banyak pada area
Topik atau tema yang diangkat dalam HSE
kerja laut (di kapal) yang teridentifikasi
Campaign setiap waktunya berubah-ubah
memiliki suatu bahaya tertentu seperti
tergantung
ruang mesin, ruang dek dan lainnya
kesepakatan
awal
yang
ditetapkan oleh fungsi HSSE. Implementasi
HSE
dan
perlu
adanya
Pemasangannya kondisi
bahaya
himbauan disesuaikan yang
ada.
bandingkan diarea kerja darat. Sasaran campaign
safety sign adalah seluruh pekerja serta
disebarkan dalam 3 bentuk upaya, yaitu
tamu ketika setiap kali berkunjung. Secara
melalui email dalam bentuk (soft file)
keseluruhan
yang disebarluaskan ke masing-masing
Pertamina
email pekerja (pekerja darat, pekerja laut,
menerapkan
pekerja cabang, hingga sub kontraktor).
peraturan ANSI dan IMO.
Upaya yang kedua melalui media visual
Safety Meeting
yang terdapat di Buletin PTK. Upaya yang ketiga
adalah
sosialisasi
di
atas
di
darat
Trans
dan
laut
Kontinental
safety
sign
PT
sudah
berdasarkan
Safety meeting pada PT Pertamina Trans
Kontinental
adalah
pertemuan
kapal.Sosialisasi diatas kapal tersebut
setiap bulan yang membahas isu-isu
diwajibkan kepada seluruh kapal milik PT
terkait
Pertamina Trans Kontinental. Selanjutnya
Performance Indicator HSSE yang di
konten sosialisasi tersebut oleh pihak
dalamnya mencakup banyak aspek K3.
kapal
dan
Safety meeting dijadikan suatu kewajiban
diletakkan di dinding sebagai himbauan
yang rutin. Safety meeting pada PT
diatas. Sosialisasi tersebut dilaksanakan
Pertamina Trans Kontinental memiliki 2
secara rutin setiap bulan.
(dua) bentuk upaya, yaitu didarat dan
Rambu K3 (Safety Sign) Safety sign untuk darat mengacu
dilaut (diatas kapal/on board). Safety
harus
dijadikan
poster
berdasarkan pedoman ANSI, sedangkan untuk safety sign laut mengacu pada pedoman IMO (International Maritime 22
meeting
K3
serta
membahas
yang dilaksanakan
di
Key
darat
dihadiri oleh internal fungsi HSSE dan berbagai
perwakilan
lintas
fungsi
perusahaan. Umumnya, safety meeting
dalam hal keselamatan dan kesehatan
dilaksanakan di ruang rapat sesuai dengan
kerja masing-masing pekerja maupun tim.
kondisi di kantor. Topik pembahasan
Jika
safety meeting di darat membahas hal
masalah terkait K3 diatas kapal yang tidak
terkait Key Performance Indicator HSSE
dapat diselesaikan dalam safety meeting
dan temuan terkini yang terjadi di internal
maka hal tersebut disampaikan sebagai
perusahaan hingga topik bahasan safety
note kepada staf fungsi HSSE di darat,
meeting
dan hal tersebut akan segera ditindak
dikapal
yang
tidak
dapat
dalam
suatu
lanjuti.
Tujuan safety meeting tersebut untuk
tanggung jawab safety officer untuk selalu
menyelesaikan masalah terkait internal
dilaksanakan secara rutin. Hal tersebut
serta mencegah pekerja dari potensi-
juga harus selalu di dokumentasikan
potensi bahaya yang dapat menimbulkan
dalam
kecelakaan serta penyakit akibat kerja.
dilaporkan kepada fungsi HSSE secara
adalah yang dilakukan di atas laut (onboard), safety meeting ini dihadiri oleh seluruh
pekerja
perusahaan
serta
berkala. Toolbox Meeting Toolbox meeting yang diterapkan di PT Pertamina Trans Kontinental adalah
dipimpin oleh masing-masing Mualim1
pertemuan wajib yang dilaksanakan secara
(safetyofficer) ataupun nahkoda/master.
singkat oleh pekerja sebelum memulai
Topik pembahasan safety meeting on
suatu pekerjaan saat di kapal (on board)
board ini sedikit berbeda dengan di darat,
seperti kegiatan bongkar muat, kegiatan
pembahasan safety meeting ini lebih
engine di kamar mesin dan lain lain.
spesifik terkait operasional keselamatan
Toolbox
meeting
diatas kapal oleh tim ataupun tiap pekerja.
sebelum
kegiatan
safety meeting ini dilakukan secara dua
Toolbox meeting dilaksanakan dilapangan
arah,
diberikan
yaitu diatas kapal (onboard) di area yang
menyampaikan
dianggap aman dari potensi bahaya,
beberapa laporan terkait hal yang dapat
misalnya dek kapal. Toolbox meeting
mencelakai pekerja. Dalam hal tersebut
dilakukan
nahkoda atau mualim 1 akan memberikan
kepada pekerja yang bersangkutan terkait
timbal balik berupa solusi kepada pekerja
tiap-tiap pekerjaan yang akan dilakukan
kesempatan
(crew)
wajib
merupakan
yang
sehingga
kapal
form
meeting
terdapat
diselesaikan oleh pekerja diatas kapal.
Upaya safety meeting yang kedua
Safety
keadaan,
pekerja
untuk
untuk
dilaksanakan pekerjaan
setiap dimulai.
memberitahukan
Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019
23
dan bagaimana bekerja secara aman.
familiarisasi diwajibkan kepada seluruh
Umumnya, toolbox meeting dipimpin oleh
pekerja laut yang akan segera bekerja
safety officer/mualim 1 dan dihadiri oleh
diatas kapal. Kegiatan ini dilakukan setiap
seluruh pekerja yang terkait dengan
hari Selasa dan Kamis di Ruang RIB II
pekerjaan pada waktu tersebut. Toolbox
lantai 4 PT Pertamina Trans Kontinental
meeting dilaksanakan secara dua arah,
Jakarta (head office) selama 3 jam.
sehingga pekerja diberikan kesempatan
Dalam pelaksanaan Kegiatan familiarisasi
untuk
komentar,
semua crew kapal tersebut berkumpul dan
pertanyaan, serta menjawab pertanyaan
dipimpin oleh HSSE Staff Ahli sesuai
singkat yang diberikan oleh mualim 1.
jadwal. Materi yang disampaikan yaitu
Namun
dalam
toolbox
terkait risk assesment, job safety analysis,
meeting
dilaksanakan
informal
firstaid diatas kapal, serta kewajiban
dibandingkan safety meeting. Hal tersebut
menggunakan APD saat bekerja dan
merupakan suatu kewajiban sehingga
dalam aplikasinya pekerja yang mengikuti
kegiatan
di
kegiatan ini diberikan kesempatan untuk
wajib
melaporkan hal-hal terkait K3 yang
menyampaikan
aplikasinya
ini
harus
dokumentasikan
dalam
lebih
selalu form
perusahaan serta dilaporkan secara rutin
menjadi
kepada fungsi HSSE.
berlayar di kapal sebelumnya. Materi
Familiarisasi
tersebut disampaikan secara lisan dan
Familiarisasi merupakan salah satu program
HSSE
berupa
masing-masing
pengalaman
visual berupa power point, foto, serta
pengenalan
video keselamatan yang dimiliki oleh
(orientasi) kepada personil baru dan
fungsi HSSE. Hal-hal yang dilaporkan
personil yang dimutasi ke posisi baru
oleh masing-masing pekerja dijadikan
terkait keselamatan kesehatan kerja diatas
noted oleh staf ahli HSSE sebagai bahan
kapal dan perlindungan lingkungan sesuai
evaluasi yang dapat disampaikan saat
dengan tugasnya. Tujuan diadakannya
safety
familiarisasi yakni agar kru kapal dapat
kegiatan pekerja diberikan kesempatan
mengenal dan memahami mengenai tugas
untuk bertanya kepada staf ahli HSSE.
pokok, pengaturan kapal dan semua prosedur kerja yang berlaku di atas kapal. Berdasakan hasil observasi yang dilakukan
24
oleh
penulis,
kegiatan
meeting.
Berdasarkan
Kemudian
observasi
diakhir
penulis,
walaupun kegiatan tersebut merupakan kegiatan
wajib,
namun
dalam
pelaksanaannya masih dianggap hanya
sebatas formalitas sebagai syarat agar
PTK Pusat maupun Cabang. Dan dalam
crew
kategori
dapat
berlayar.
Hal
tersebut
dibuktikan oleh kurang aktif pekerja
tersebut
memiliki
macam-
macam karakteristik penilaian.
kapal dalam hal pelaporan wajib (on
HSE
award
dilakukan
melalui
board) yang diwajibkan kepada tiap
beberapa tahapan yaitu tahap broadcast/
kapal
milik
dipromosikan
masih
ada
PTK.
Implementasinya,
beberapa
media
e-mail
yang
kepada seluruh pekerja di masing-masing
kelengkapannya masih kurang dalam hal
pihak. Dan setelah dipromosikan hingga
pelaporan. Kegiatan ini pula belum
batas
dilakukan evaluasi efektivitas program.
dilanjutkan dengan tahap penilaian yang
HSE Award
dilaksanakan oleh fungsi HSSE Kantor
Ketika
kapal
melalui
perhelatan
waktu
yang
ditentukan
maka
bulan
K3
Pusat dan setelah tahap penilaian selesai
nasional
PT
lalu akan diumumkan melalui broadcast
dilaksanakan
secara
Pertamina
Trans
melaksanakan
kegiatan
HSE
award
fungsi HSSE dengan fungsi lain yang
satu
upaya
untuk
bersangkutan akan memberikan reward
K3 kepada
seluruh
kepada pihak-pihak terkait yangberhasil
pekerja dilingkup PT Pertamina Trans
menang pada tiap-tiap kategori. Bentuk
Kontinental. Sesuai dengan teori, terdapat
reward yang diberikan adalah berupa
beberapa kategori dalam penerapan HSE
sertifikat dan incentive yang diberikan
award yaitu Best HSE Performance
kapada pemenang.
sebagai
salah
mempromosikan
Kontinental
Vessel, Best HSE Performance Cabang, Best Awarness OBITCard, Best Auditee SMT. Sehingga dalam setiap kategori sasarannya berbeda-beda, pada Best HSE Performance
Vessel,
Best
Awarness
email
kembali.
Setelah
diumumkan,
Berdasarkan hasil wawancara dan telah dokumen yang dilakukan, pelaksanaan kegiatan HSE award yangtelah dilakukan di PT Pertamina Trans Kontinental sesuai dengan teori,
Auditee SMT memiliki sasaran yang lebih
dimana memang sudah seharusnya suatu organisasi dapat memberikan penghargaan berkaitan dengan K3 yang dapat mendorong pekerja berkeinginan untuk berbuat lebih dalam upaya mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
luas yaitu kepada seluruh fungsi baik
diperusahaan.
OBIT Card sasarannya adalah kapalkapal milik PTK, sedangkan Best HSE Performance Cabang ditujukan kepada setiap cabang PTK, kemudian Best
Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019
25
kepada
KESIMPULAN a. PT Pertamina
Trans
Kontinental
adalah anak perusahaan dari PT Pertamina
(Persero)
merupakan
perusahaan jasa maritime yang bidang usahanya berupa Penyediaan Kapal, Pengelolaan Pelabuhan, Charter and Brokerage, Bunker Agent, Keagenan Kapal, Offshore & Onshore Logistic Base. Memiliki 15 (lima belas) cabang perusahaan yang tersebar di wilayah Indonesia,
dan
4(empat)
perusahaan
yang
membantu
anak PT
Pertamina Trans Kontinental dalam menjalankan bidang usahanya. b. PT
Pertamina
Trans
dan peraturan baik nasional maupun internasional mengenai promosi K3 dengan cukup baik yang dapat dilihat berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang telah berlangsung.
Kontinental melalui beberapa tahapan, sebelum
pelatihan,
pelaksanaan pelatihan, dan evaluasi pelatihan berupa pembuatan laporan. Namun,
dalam
pelaksanaannya
terdapat hal yang belum dilakukan berupa evaluasi efektivitas dari tiap kegiatan
pelatihan
K3
yang
dilaksanakan di PT Pertamina Trans Kontinental 26
sebagai
internal
d. Pelaksanaan
komunikasi
yang
dilakukan di PT Pertamina Trans Kontinental
sesuai
dengan
tujuan
komunikasi itu sendiri dakam bentuk Buletin PTK, safety induction, safety pause,
HSE
meeting,
Campaign,
toolbox
meeting,
safety sudah
sesuai dengan teori dan acuan yang berlaku. Namun program safety sign, serta familiarisasi masih memiliki kekurangan dalam pelaksanaannya. e. HSE award yang dilakukan di PT Trans
Kontinental
memberikan penghargaan berkaitan dengan
K3
untuk
memberikan
semangat dan meningkatkan kesadaran K3
dalam
menjalankan
kegiatan
pekerja sehingga meminimalkan risiko dalam
operasi
kerja,
peningkatan
kompetensi, efisiensi dan produktifitas
c. Pelatihan K3 di PT Pertamina Trans
tahap
maupun
perusahaan.
Pertamina
Kontinental
sudahmengimplementasikan kebijakan
yaitu
pekerja
timbal
balik
perusahaan. f. Realisasi program Promosi K3 di PT Pertamina Trans Kontinental terdapat 7 (tujuh) program yang sudah sesuai dengan kebijakan teori yang berlaku dari tiap program. Program tersebut yaitu Buletin PTK, safety induction, safety pause, HSE Campaign, Safety Meeting, toolbox meeting, HSE Award. Dan terdapat 3 (tiga) program promosi
K3 yang masih belum sesuai dengan
kelengkapan informasi pekerja. Hal
kebijakan-teori terkait, yaitu program
tersebut dilakukan karena diketahui
PelatihanK3,
msih banyak kapal/crew yang tidak
Rambu
K3
serta
Familiarisasi.
melaksanakan beberapa anjuran yang diwajibkan oleh perusahaan.
SARAN 1. Melakukan evaluasi pelatihan K3 yang
4. Pembuatan prosedur promosi K3 yang
dapat terukur dan terdokumentasi yang
digunakan
sebaiknya
pelaksanaan setiap program yang akan
dilengkapi
pengukuran
untuk
efektivitas
dengan mengetahui
pelatihan
K3
yang
dilakukan. 2. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
safety
diletakkan
di
Monitoring
sign
yang
berbagai dilakukan
mendokumentasikan
serta
telah lokasi. dengan
inspeksi
pada sign yang sudah tidak jelas atau kurang tepat dalam implementasinya. 3. Melaksanakan
sistem
punish
(hukuman) dalam implementasi setelah familiarisasi dilaksanakan setelah crew on board) dan menilai kefektifan orientasi ini dengan cara pre post test atau evaluasi lisan tanya jawab yang anntinya dinilai oleh fungsi HSSE yang dijadikan
acuan
sebagai
dasar
sebagai
acuan
dalam
berjalan serta evaluasi. DAFTAR PUSTAKA ILO, 2003. Encyclopedia of Occupational Health and Safety. Geneva. Kirkpatrick, D.., 2005. Kirkpatrick’s training evaluation model. Kurniawidjaja, L., 2008. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departeman Kesehatan RI, Jakarta. Maurits, L.S., Widodo, I.D., 2008. Faktor dan Penjadualan Shift Kerja. Muryadi, A.D., 2017. Model Evaluasi Program dalam Penelitian Evaluasi. Suardi, R., 2005. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatankerja. Penerbit PPM, Jakarta. .Widjaja, A., 2002. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. PT Bumi Aksara, Jakarta. https://www.aims.gov.au/docs/aboutwo rking/safety.html. Diakses pada 2 Maret 2018 pukul17.50
Jurnal JUMANTIK Vol. 4 No. 1 Des 2018 – Mei 2019
27