355652529-millati-lbm-1-kb.docx

  • Uploaded by: Khotifah Haning
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 355652529-millati-lbm-1-kb.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 13,962
  • Pages: 64
LBM 1 KB “ Bingung Memilih Metode Kontrasepsi “

STEP 7 1 Bagaimana fisiologi hormonal terkait dengan KB ? 

Menghalangi ovulasi (masa subur)



Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental



Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada Rahim



Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma



Mengubah kecepatan transportasi sel telur

1.Fase Proliferatif (Follicular, estrogenic) • Sel epitel stratum basale  migrasi  melapisi stroma • Disertai regenerasi dari pembuluh darah & sel stroma • Peningkatan ketebalan • Dipengaruhi estrogen

2. Fase Sekretori (Luteal, Progestasional) • Saat ovulasi & pembentukan korpus luteum  menstruasi • Dipengaruhi progesteron • Glandula berkelok-kelok; lumen dilatasi, sakulasi  berisi glikogen • Ketebalan endometrium akibat akumulasi sekret dan edema di • stroma. 5 mm • Arteri spiralis  elongasi dan konvolusi • Hari ke 21 siklus menstruasi 1. Fase Menstruasi (Menses)  Progesteron dan estrogen menurun sehingga Spasme arteri spiralis lapisan fungsionalsuplai darah

• •

Peningkatan sintesis prostaglandin oleh sel arteri-> vasokonstriksi kuat dan hipoksi->sitokin-> meningkatkan permeabilitas vaskuler dan imigrasi lekosit Leukosit melepaskan kolagenase dan sejumlah matriks metalloproteinase (MMP) lain yang menguraikan membran basal dan komponen matriks ekstrasel lain Lapisan basal endometrium yang tidak bergantung pada a. spiralis yang peka-progesterorL relatif tidak dipe ngaruhi oleh aktivitas tersebut. Namury bagian utama lapisan fungsional, termasuk epitel permukaanny kebanyakan kelenjar, stroma dan lakuna darafu terlepas dari endometrium dan keluar sebagai darah haid atau mens. Nekrotik  ruptur pembuluh darah perifer 3-4 hari  seluruh lapisan fungsionalis  nekrosis dan lepas. Periode subur dari setiap siklus seksual Ovum akan tetap hidup dan mampu dibuahi sesudah dkeluarkan dari ovarium mungkin tidak lebih dari 24 jam. Oleh krena itu, sperma harus segera tersedia sesudah ovulasi agar dapat terjadi pembuahan. Beberapa sperma dapat tetap subur dialam saluran reproduksi wanita sampai 5 hari. Oleh karena itu agar terjadi pembuahan, hubungan kelamin harus dilangsungkan pada beberapa waktu antar 4-5 hari sebelum ovulasi dan sampai beberapa jam sesudah ovulasi. Jadi periode kesuburan wanita setiap bulan termasuk singkat, setiap 4-5 hari (Guyton & E Hall, 2006)

2 Apa saja macam2 metode kontrasepsi ? 1. METODE SEDERHANA a. TANPA ALAT 

KB ALAMIAH : -

METODE KALENDER(OGINO-KNAUS)



-

METODE SUHU BADAN BASAL(TERMAL)

-

METODE LENDIR SERVIKS

-

METODE SIMPTO TERMAL

COITUS INTERUPTUS

b. DENGAN ALAT 

MEKANIS(BARRIER) 1. KONDOM PRIA 2. BARRIER INTRA VAGINAL :



-

DIAFRAGMA

-

KAP SERVIKS(CERVICAL CAP)

-

SPONS(SPONGE)

-

KONDOM WANITA

KIMIAWI SPERMASID -

VAGINAL CREAM

-

VAGINAL FOAM

-

VAGINAL JELLY

-

VAGINAL SUPPOSITORIA

-

VAGINAL TABLET(BUSA

-

VAGINAL SOLUBLE FILM.

2. METODE MODERN a. KONTRASEPSI HORMONAL 

PIL ORAL -

PIL ORAL KOMBINASI(POK

-

MINI PIL

-

MORNING AFTER PILL



INJEKSI/SUNTIKAN



SUB KUTIS/IMPLANT

b. INRA UTERINE DEVICES(IUD,AKDR) c. KONTRASEPSI MANTAP 

WANITA(MOW)



PRIA(MOP)

3. METODE AMENOREA LAKTASI(MAL) PENJELASAN

METODE KB ALAMIAH PANTANG BERKALA 

Efektifitas Bagi wanita yang siklus haidnya teratur efektivitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur. Angka kegagalan pada system kalender berkisar antara 6-42, sedangkan pada system pengukuran suhu basal angka kegagalannya berkisar 0-7. Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC



Cara kerja Pada system kalender dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut: -

Hari pertama mulai subur siklus haid terpendek – 18

-

Hari subur terakhir siklus haid terpanjang – 11

Sebelum memulai cara ini hendaknya wanita mencatat pola siklus haidnya paling sedikit selama 6 bulan dan sebaiknya selama 12 bulan. Pada system pengukuran suhu basal: Suhu badan diukur memakai thermometer, sewaktu bangun pagi hari (dalam keadaan istitahat penuh), setiap hari. Hasil pengukuran ini dicatat pada kartu pencatatan suhu badan. Menjelang ovulasi suhu badan akan turun (pada hari ke 12 dan 13 siklus haid), pada hari ke 14 terjadi ovulasi, lalu suhu akan naik lagi sampai lebih tinggi dari suhu sebelum ovulasi pada hari ke 15 dan 16 siklus haid. Dengan cara ini masa berpantang lebih pendeK namun lebih meninggikan efektivitas metoda pantang berkala Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

METODE LENDIR SERVIKS(BILLINGS) Dasar : perubahan siklus dari lender serviks yang terjadi karena perubahan kadar estrogen

Ada 2 macam lender servik : 1. Lendir Tipe E(estrogenic) a) Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi b) Sifat-sifat : -

Banyak, tipis seperti air (jernih) dan visksitas rendah.

-

Spinnbarrkeit(elastisitas ) besar. Spinnbarkeit : sampai seberapa jauh lendir dapatdiregangkan sebelum putus.

-

Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis(fernlike patters, ferning,arborization)

c) Spermatozoa dapat menembus lendir ini

2. Lencir tipe G (gestogenik) a) Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi. b) Sifat-sifat : -

Kental

-

Viskositas tinggi

-

Keruh.

c) Dibuat karena peninggian kadar progesterone d) Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini

KB ALAMIAH 

Indikasi 1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun premenopause 2. Semua perempuan dengan paritas berapapun termasuk nulipara 3. Perempuan kurus ataupun gemuk 4. Perempuan yang merokok 5. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu hipertensi sedang, varises, dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia def, Fe, hepatitis virus, malaria, thrombosis vena dalam, atau emboli paru

6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak mengguanakan metode lain 7. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid 8. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2003 

Keuntungan dan kerugian Keuntungan: 1. Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan 2. Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi 3. Tidak ada efek samping sistemik 4. Murah atau tanpa biaya 5. Menigkatkan keterlibatan kaum laki2 dalam KB 6. Menambah pengetahuan entang system reproduksi laki2 dan perempuan 7. Memungkinkan

mengeratkan

relasi/

hubungan

melalui

peningkatan

komunikasi antar suami istri atau pasangan

Kerugian: 1. Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti intruksi 2. Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk mengguanakan jenis KBA yang paling efektif secara benar 3. Dibtuhkan pelatih/ guru KBA 4. Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan

5. Perlu pencatatan setiap hari 6. Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2003

Kekurangan pada sisten pengukuran suhu basal: 1. Merepotkan untuk mengukur suhu badan setiap hari 2. Pencatatan tidak lagi akurat, bila terjadi infeksi, ketegangan, atau tidur tidak teratur 3. Tidak cocok untuk wanita yang kurang pendidikannya 4. Hanya dapat digunakan bila siklus haid teratur sekitar 28-30 hari Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC 

Efek samping Terlalu lama berpantang kadang kala tidak tertahankan, terutama bila masa berpantang terlalu lebar (lama) Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

Coitus interuptus -

Efektifitas Angka kegagalan (kehamilan) tinggi yaitu antara 18-38. Sebab kegagalan antara lain: 1. Adanya pengeluaran cairan sebelum ejakulasi yang mengandung sel mani sebelum penis ditarik keluar, apalagi pada koitus yang berulang 2. Terlambat mengeluarkan penis dari liang senggama 3. Bila semen tumpah di vulva dan terdapat penumpukan semen, sel mani dapat masuk kedalam dan menyebabkan kehamilan Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

-

Cara kerja Penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, dengan demikian semen sengaja ditumpahkan di luar ruang senggama untuk mencegah sel mani masuk area fertilisasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa reflex ejakulasi datangnya dapat disadari oleh sebagian besar pria Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

-

Indikasi 1. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB 2. Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak memakai metode2 lain 3. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segara 4. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain 5. Pasanga yang membutuhkan metode pendukung 6. Pasangan yang melakuakan hub seks tidak teratur Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

-

Kontraindikasi 1. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini 2. Pria yang sulit melakukan senggama terputus 3. Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis 4. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit dalam bekerja sama 5. Pasanga yang kurang dapat saling komunikasi 6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

-

Keuntungan dan kerugian Keuntungan: 1. Efektif bila digunakan dengan benar

2. Tidak mengganggu produksi ASI 3. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lainnya 4. Tidak ada efek samping 5. Dapat digunakan setiap waktu 6. Tidak mebutuhkan biaya Kerugian: 1. Memutuskan kenikmatan dalam hubungan seks 2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis 3. Efektifitas tergantung pada kesediaan pasangan untuk melakuakan senggama terputus setiap melaksanakannya Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003 -

Efek samping Dapat menyebabkan penyakit ginekologik, neurologis, kejiwaan Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

KONDOM -

Efektifitas Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi bila (a)kondom bocor atau robek, atau (b) pemakai kurang disiplin dan kurang teliti mematuhi petunjuk cara pemakaiannya Angka kegagalan adalah berkisar antara 15-36 %. Efektifitas dapat dipertinggi dengan jalan: Memakai kondom berminyak, karenanya jarang koyak Penis segera ditarik keluar dari vagina setelah ejakulasi Waktu menarik penis, pangkal kondom dipegang supaya jangan tertinggal dan tertumpah

Mengoleskan spermisida pada kondom atau pakai kondom yang sudah ada spermisidanya Pakailah satu kondom untuk satu kali koitus Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC -

Cara kerja Kondom menyarungi penis sewaktu koitus sehingga dapat mencegah masuknya sel mani ke dalam liang senggama kerena seluruh semen tertampung di dalam kondom Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil) Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

-

Indikasi Sesuai untuk pria yang: Ingin berpartisipasi dalam program KB Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi Ingin kontrasepsi sementara Ingin kontrasepsi tambahan Hanya ingin menggunakan alat ontrasepsi jika akan berhubungan Berisiko tinggi tertular/ menularkan IMS Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

-

Kontraindikasi Tidak sesuai untuk pria yang: Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi apabila terjadi kehamilan Alergi terhadap bahan dasar kondom Tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk melakukan hubungan seksual

Tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003 -

Keuntungan dan kerugian Keuntungan:  Efektif bila digunakan dengan benar  Tidak mengganggu produksi ASI  Tidak mengganggu kesahatan klien  Tidak mempunyai pengaruh sistemik  Murah dan dapat dibeli secara umum  Tidak perlu resep dokter atau pe eriksaan kesehatan khusus  Membantu mencegah terjadinya Ca serviks  Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda Kerugian:  Efektifitas tidak terlalu tinggi  Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi  Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentihan langsung)  Pada beberapa klien bias menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi  Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

-

Efek samping 1. Kondom ruskak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan) 2. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan 3. Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida) 4. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

DIAFRAGMA Diagfragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks a. JENIS 

flat spring (flat metal band)



coil spring (coiled wire)



arching spring (kombinasi metal spring) b. CARA KERJA 

Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida.

c. MANFAAT Kontrasepsi 

efektif bila digunakan dengan benar



tidak menggangu produksi ASI



tidak menggangu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya.



Tidak menggangu kesehatan klien.



Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

Nonkontrasepsi 

Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya bila digunakan dengan spermisida.



Bila digunakan saat haid bisa menampung darah menstruasi.

Keterbatasan o

Efektifitas sedang

o

Keberhasilan kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan

o

Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap berhubungan seksual.

o

Pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasngan.

o

Pada beberapa pemasangan menjadi penyebab infeksi saluran uretra.

o

Pada 6 jam pascahubungan seksual alat masih harus berada di posisinya.

d. SELEKSI KLIEN PENGGUNA DIAGFRAGMA DIGFRAGMA SESUAI UNTUK KLIEN YANG

TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG

Tidak meyukai metode kontrasepsi hormonal Berdasarkan umur dan paritas serta masalah seperti perokok atau di atas usia 35 tahun.

kesehatan

menyebabkan

kehamilan

menjadi

berisiko tinggi Tidak menyukai pemakaian kontrasepsi AKDR

Terinfeksi saluran uretra.

Menyusui dan perlu kontrasepsi

Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyebtuh alat kelaminnya (vulva dan vagina)

Memerlukan proteksi terhadap IMS

Mempunyai

riwayat

keracunan. Memerlukan

metode

menunggu metode lain.

e. EFEK SAMPING

sederhana

sambil Ingin metode KB efektif

sindrom

syok

karena

EFEK SAMPING Infeksi saluran uretra

PENANGANAN Pengobatan dengan antibiotik

Dugaan adanya alergi Jika ada gejala iritasi vagina khususnya pasca bersenggama dan tidak diagfragma atau dugaan mengidap IMS, berikan spermisida yang lain atau pilih metode yang lain. reaksi alergi spermisida Rasa nyeri pada tekanan Cobalah dengan alat yang lebih kecil. terhadap

kandung

kemih Timbul

cairan

vagina Periksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina (tampon dll), jika tidak

dan berbau jia dibiarkan ada sarankan klien untuk melepaskan diagfragma setelah melakukan lebih dari 24 jam

hubungan seksual. Setelah diangkat, cuci diagfragma dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air, jangan menggunkan bedak atau talk jika akan disimpan.

f.efektivitas kurang disukai karena factor-faktor psikis dan hygiene, serta untuk pemakaian nya memerlukan motivasi dan pengajaran yang memerlukan pendidikan akseptor.angka kegagalan 9-34.

SPERMASIDA -

Efektifitas Angka kegagalan berkisar antara 3-30. Efek samping yang teradi biasanya adalah timbulnya perasaan kurang enak pada kedua pihak yang karena becek dan kadang kala timbul reaksi alergi Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

-

Cara kerja 1. Melumpuhkan dan mematikan sperma

2. Menutup mulut cerviks 3. Merubah keadaan lendir/ cairan vagina, sehingga menjadi tidak begitu baik untuk mobilitas dan aktivitas sperma Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC -

Indikasi Sesuai untuk perempuan yang: 1. Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, atau diatas usia 35 tahun 2. Tidak menyukai penggunaan AKDR 3. Meyusui dan perlu kontrasepsi 4. Memerlukan proteksi terhadap IMS 5. Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

-

Kontraindikasi Tidak sesuai untuk perempuan yang: 1. Berdasarkan umur dan paritas dan masalah kesehatan menyeabkan kehamilan dan risiko tinggi 2. Terinfeksi saluran uretra 3. Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminya (vulva dan vagina) 4. Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan 5. Ingin metode KB efektif Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

-

Keuntungan dan kerugian Keuntungan : Kontrasepsi



Efektif seketika (busa dan krim)



Tidak menggangu prosuksi ASI



Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain.



Tidak menggangu kesehatan klien.



Tidak mempunyai pengaruh sistemik.



Mudah digunakan.



Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.



Tidak perlu resep dokter.

Nonkontrasepsi 

Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.

Kerugian : 

Efektifitas kurang



Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan.



Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual.



Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan film)



-

Efektivitas aplikasii hanya 1-2 jam.

Efek samping Iritasi vagina, iritasi penis da tidak nyaman, gangguan rasa panas di vagina, kegagalan tablet tidak larut.

-

Efektivitas Angka kegagalan berkisar kurang 3-30.

KONTRASEPSI HORMONAL Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone.



Jenis Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal yaitu: a) Kontrasepsi Suntikan b) Kontrasepsi Oral (Pil) Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil. Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu : 1. Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu. 2. Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir. 3. Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid. 4. Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ” yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang 5. Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor. c) Kontrasepsi Implant

1) kontrasepsi suntikan progestin a. jenis : -

Depo mendroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong).

-

Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular.

b. cara kerja : -

Mencegah ovulasi

-

Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma

-

Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.

-

Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

c. keuntungan : -

Sangat efektif

-

Pencegahan kehamilan jangka panjang

-

Tidak berpengaruh pada hubungan suami – istri

-

Tidka mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah

-

Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

-

Sedikit efek samping

-

Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

-

Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause

-

Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

-

Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

-

Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

-

Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)

d. keterbatasan : 



Sering ditemukan gangguan haid, seperti : o

Siklus haid yang memendek atau memanjang,

o

Perdarahan yang banyak atau sedikit,

o

Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting),

o

Tidak haid sama sekali.

Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan).



Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.



Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.



Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus/infeksi virus HIV.



Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.



Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).



Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.



Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas).



Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.

e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin 

Perempuan usia reproduksi.



Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki anak.



Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.



Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.



Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui.



Perempuan setelah abortus atau keguguran.



Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.



Perempuan perokok.



Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit.



Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).



Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.



Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.



Perempuan dengan anemia defisiensi besi.



Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.

f.

Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin 

Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran).



Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya.



Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.



Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.



Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi.

g. cara penggunaan : 

Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular dalam di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat clan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.



Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil



Asopropil alkohol 60 - 90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.



Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dengan menghangatkannya. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

2) Kontrasepsi pil progestin a. jenis : 

Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron.



Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg norgestrel.

b. cara kerja : 

Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat).



Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.



Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.



Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.

c. keuntungan :  Keuntungan Kontrasepsi 

Sangat efektif bila digunakan secara benar.



Tidak mengganggu hulungan seksual.



Tidak mempengaruhi ASI.



Kesuburan cepat kembali.



Nyaman dan mudah digunakan.



Sedikit efek samping.



Dapat dihentikan setiap scat.



Tidak mengandung estrogen.

 Keuntungan Nonkontrasepsi 

Mengurangi nyeri haid.



Mengurangi jumlah darah haid.



Menurunkan tingkat anemia.



Mencegah kanker endometrium.



Melindungi dari penyakit radang panggul.



Tidak meningkatkan pembekuan darah.



Dapat diberikan pada penderita endometriosis.



Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi.



Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah).



Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi.

d. waktu mulai menggunakan :  Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.  Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.  Bila klien tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.  Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan clan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan.  Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dan klien telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1 - 5 siklus haid.  Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran.  Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau perempuan tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.  Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi yang lain.  Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan perempuan tersebut ingin menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1 – 5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain.  Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon), minipil dapat diberikan pada hari 1 - 5 siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR. e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin  Perempuan usia reproduksi.  Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki anak.

 Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.  Perempuan menyusui clan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.  Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui.  Perempuan setelah abortus atau keguguran.  Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.  Perempuan perokok.  Pempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau perempuan dengan anemia bulan sabit.  Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).  Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.  Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.  Perempuan dengan anemia defisiensi besi.  Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi. f.

Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin  Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran).  Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.  Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.  Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.  Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi.

g. cara penggunaan :  Setiap saat selama siklus haid, asal perempuan tersebut tidak hamil.  Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.  Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja perempuan tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.  Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila perempuan telah menggunakan kontrasepsi dengan hormonal sebelumnya secara benar, dan perempuan tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 3) Kontrasepsi implant/susuk

a. jenis :  Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi derigaii 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.  Implanon. Terdiri dari satu batang atang putili lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi deiigan 68 mg 3-keto-desogestrel dari lama kerjanya 3 tahun. b. cara kerja :  Lendir serviks meniadi kental.  Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.  Mengurangi transportasi sperma.  Menekan ovulasi. c. keuntungan : Keuntungan Kontrasepsi  Daya guna tinggi.  Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).  Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.  Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.  Bebas dari pengaruh estrogen.  Tidak mengganggu kegiatan sanggama.  Tidak mengganggu ASI.  Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.  Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan Keuntungan Nonkontrasepsi  Mengurangi nyeri haid.  Mengurangi jumlah darah haid 

Mengurangi/memperbaiki anemia.

 Melindungi terjadinya kanker endometrium.  Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.  Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul.  Menurunkan angka kejadian endometriosis. d. keterbatasan : Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea. e. Yang Boleh Menggunakan Implan

 Perempuan pada usia reproduksi.  Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.  Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang  Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.  Perempuan pascapersalinan dan tidak menyusui.  Perempuan pascakeguguran.  Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.  Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik.  Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell).  Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.  Perempuan yang sering lupa menggunakan pil. f.

Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan  Hamil atau diduga hamil  Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.  Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.  Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi  Mioma uterus dan kanker payudara.  Gangguan toleransi glukosa.

g. cara penggunaan :  Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.  Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menaLunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.  Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode 9 kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.  Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.

 Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari Mau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.  Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan z,implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar. Z~  Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, imlpan dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.  Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan Norplant, insersi Norplant dapat dilakukan C, menggantinya saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampaidatangny  Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan, Norplant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.  Pascakeguguran implan dapat segera diinsersikan. Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Efek samping kontrasepsi suntikan: 1) Gangguan Haid :  Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.  Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan kontrasepsi suntikan.  metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya 2) Keputihan Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa mengganggu ( jarang terjadi) 3) Perubahan berat badan Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah menggunakan kontrasepsi suntikan

4) Pusing dan sakit kepala Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara. 5) Hematoma Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit. Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ): 1). Nousea 2). Nyeri payudara 3). Gangguan Haid 4). Hipertensi 5). Acne 6). Penambahan berat badan. efek samping yang ditimbulkan implant Pada umumnya tidak berbahaya. Yang paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan. BKKBN, 1996, Apa Yang Anda Harus Ketahui Tentang Alat Kontrasepsi, Hartono hanifa, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi

AKDR DENGAN PROGESTIN a. jenis :  AKDR CuT-380A Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)

 AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (schering) b. cara kerja :  Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.  Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.  AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitas.  Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. c. keuntungan :  sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi.  AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.  Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)  Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.  Tidak mempengaruhi hubungan seksual.  Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.  Tidak ada efek samping hormonal.  Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI  Daat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)  Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)  Tidak ada interaksi dengan obat  Mencegah kehamilan ektopik d. keterbatasan :  Efek samping yang umum terjadi :  Komplikasi lain :  Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS  Tidak baik bagi pasangan perempuan dengan IMS  Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR.  Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui.  Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.  Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. e. waktu mulai menggunakan :  Setiap waktu dalam siklus haid, klien tidak hamil  Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid  Segera setelah melahirkan, 48 jan pertama atau 4 minggu pascapersalinan. Setelah 6 bulan apabila menggunakan MAL.

 Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.  Selama 1 sampai hari setelah sanggama yang tidak dilindungi f.

Yang Dapat Menggunakan  Usia produktif  Keadaan nulipara  Risiko rendah dari IMS  Menginginkan memakai kontrasepsi jangka panjang  Menyusui yang menginginkan memakai kontrasepsi  Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya  Setelah abortus dan tidak ada infeksi  Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama

g. Yang Tidak Dapat Menggunakan  Sedang hamil  Perdarahan vagina yang tidak diketahui  Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)  Menderita TBC pelvik  Kanker alat genital  Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm  Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri. h. Efek samping AKDR:  Perdarahan  Rasa nyeri dan kejang di perut  Gangguan pada suami akibat ada benang yg timbul saat bersenggama  Ekspulsi (pengeluaran sendiri) i.

Komplikasi AKDR:  Infeksi pada traktus genitalis  Perforasi AKDR yang sampai menuju ke rongga perut  Kehamilan

j.

Teknik pemasangan AKDR  Setelah kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan di atas meja ginekologik dalam posisi litotomi. Kemudian dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk dan besar uterus. Spekulum dimasukkan ke dalam vagina, dan serviks uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik. Sekarang dengan cunam serviks dijepit bibir depan porsio uteri, dan dimasukkan sonde ke dalam uterus untuk menentukan arah poros dan

panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri. AKDR dimasukka ke dalam uterus melalui ostium uteri eksternum sambil mengadakan tarikan ringan pada cunam serviks.  Tabung penyalur digerakkan di dalam uterus, sesuai dengan arah poros kavum uteri sampai tercapai ujung atas kavum uteri yg ditentukan lebih dahulu dnegan sonde uterus. Selanjutnya, sambil mengeluarkan tabung pentalur perlahan-lahan, pendorong (plunger) menahan AKDR dalam posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, pendoromg juga dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang AKDR digunting hingga 2 ½ - 3 cm keluar dari ostium uteri, dan akhirnya spekulum diangkat.

Metode kontrasepsi mantap TUBEKTOMI Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)seorang perempuan secara permanen. a. Jenis : o

minilaparotomi,

o

laparoskopi

b. Manfaat Kontrasepsi  Sangat efektif  Permanen  Tidak mempengaruhi proses menyusui  Tidak bergantung pada faktor sanggama  Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius  Pembedahan sederhan, dapat dilakukan dengan anstesi lokal  Tidak ada efek samping dalam jangka panjang  Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium) Nonkontrasepsi  Berkurangnya risiko kanker ovarium c. Keterbatasan :  Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini  Kliien dapt menyesal dikemudian hari  Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anastesi umum)

 Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan  Dilakukan oleh dokter yang terlatih  Tidak melindungi diri dari IMS d. Yang dapat menjalani tubektomi :  Usia >26 tahun  Paritas>2  Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya  Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius  Pascapersalinan  Pascakeguguran  Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini e. Yang sebaiknya tidak melakukan tubektomi :  Hamil  Perdarahan vaginal yang belum terjelas (hingga harus di evaluasi)  Infeksi sistemik atau pelvik yang akut  Tidak boleh menjalani proses pembedahan  Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas masa datang  Belum memberikan persetujuan tertulis f.

Keadaan yang memerlukan perhatian khusus  Masalah-masalah medis yang signifikan (misalnya penyakit jantung atau pembekuan darah, PRP sebelumnya/sekarang, obesitas, diabetes)  Anak tunggal dan atau dengan tanpa anak sama sekali.

g. Kapan dilakukan :  Setiap waktu selama siklus mestrusi apabila diyakinkan secara rasional tersebut tidak hamil.  Hari ke 6 hingga 13 dari siklus menstruasi (fase poliferasi)  Pasaca persalinan :tidak tepat untuk klien pascapersalinan.  Minilap : di dalam 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu Laparoskopi :  Pascakeguguran : Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau laparoskopi) Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak da bukti infeksi perviks (minilap saja)

h. Komplikasi :  Infeksi luka  Demam pascaoperasi (>38 derajat C)  Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi)  Hematoma (subkutan)  Emboli gas yang diakibatkan oleh laparoskopi (sangat jarang)  Rasa sakit pada lokasi pembedahan  Perdarahan superfisial (tepi-tepi kulit atau subkutan

VASEKTOMI a. Batasan  Adalah prosedur klinikuntuk meghentikan kapasitas reprosuksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilitas (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. b. Indikasi  Vasektomi merupakan upaya menhentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan kesehatn pria dan pasangan serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga c. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus :  Infeksi kulit pada daerah opersi  Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien  Hidrokel atau varikokel yang besar  Hernia inguinalis  Undesensus tertikularis  Massa intraskrotalis  Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antinoagulansia d. Konseling, informasi dan persetujuan medis  Klien dijelaskan tentang prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon pria tau menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual  Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi pilihan hingga spermatozoa yang tersisa dalam vesika seminalis telah dikeluarkan seluruhnya. http://bidandesa.com/berbagai-macam-metode-kontrasepsiyang-dapat-digunakan-oleh-ibu-menyusui.html

Sumber: Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan (BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012) Macam-macam Metoda Kontrasepsi a. Kontrasepsi Sederhana 1) Kondom Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa

mencapai saluran genital wanita.

Sekarang sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan dari penggunaan kondom ini 5-21%. 2) Coitus Interuptus Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan senggama dengan mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi. Kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk digunakan wanita dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari metode ini cukup tinggi. 3) KB Alami KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu : metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.

4) Diafragma Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-8% kehamilan.

5) Spermicida Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan

dan

menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina, krim dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma.

b. Kontrasepsi Hormonal 1) Pil KB Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil KB menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sukar untuk masuk Ke dalam rahim, dan menipiskan lapisan

endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui. Efektifitas pil sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil. 2) Suntik KB Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3 bulan (DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek sampingnya dapat terjadi gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat,

perubahan berat badan, pemakaian jangka

panjang bisa terjadi penurunan libido, dan densitas tulang. 



KB Suntik 3 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dengan volume 150 mg. Alat kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan atau 12 Minggu. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama saat periode menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah persalinan. Jenis Suntikan KB ini ada yang dikemas dalam cairan 1ml atau 3ml. KB Suntik 1 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang diberikan 1 bulan sekali. Dengan pemberian suntikan pertama sama dengan suntik 3 bulan, yaitu setelah 7 hari pertama periode menstruasi, atau 6 minggu setelah melahirkan. Alat kontrasepsi ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen). 3) Implan Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant

mengandung levonogestrel.

Keuntungan dari metode implant ini antara lain tahan sampai 5 tahun, kesuburan akan kembali segera setelah

pengangkatan. Efektifitasnya sangat tinggi, angka

kegagalannya 1-3% 4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang dililit tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada pula yang batangnya hanya berisi hormon progesteron. Cara kerjanya, meninggikan getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim, endometrium belum siap menerima nidasi, menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi penumpukan sel darah putih yang melarutkan blastokista, dan lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas. Efektifitasnya tinggi, angka kegagalannya 1%. c. Metoda Kontrasepsi Mantap (Kontap) 1) Tubektomi

Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan

cara

mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba fallopi (pembawa sel telur ke rahim), efektivitasnya mencapai 99 %. 2) Vasektomi Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas defferent) sehingga sel sperma tidak keluar pada saat senggama, efektifitasnya 99%. (Suratun, 2008) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37114/4/Chapter%20II.pdf

1. Suntikan KB Kelebihan: - Mudah digunakan. Hanya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali subur saat ingin dihentikan. - Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan pembengkakan pinggul. - Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid. - Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan. - Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah. - Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu. - Jika digunakan ibu menyusui enam minggu setelah melahirkan, tidak

mempengaruhi ASI.

Kekurangan: - Awal pemakaian bisa terjadi bercak darah. - Bisa menyebabkan kenaikan berat badan. - Setelah setahun menggunakan dan berhenti haid belum teratur. - Kesuburan lambat kembali, membutuhkan waktu empat bulan atau lebih.

2. Pil Kelebihan: - Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar dan tidak terputus. - Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan. - Bisa digunakan wanita segala usia. - Kesuburan segera kembali setelah dihentikan. Kekurangan: - Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual. - Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum pil. - Bisa merasakan sakit kepala ringan. - Berat badan bisa naik. - Biasanya haid akan terhenti. - Walau sangat jarang, wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun ke atas dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau penggumpalan darah dalam pembuluh.

3. IUD Kelebihan: - Pencegahan kehamilan yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun. - Tidak mengganggu hubungan seks dengan pasangan. - Tidak terpengaruh obat-obatan. - Bisa subur kembali setelah IUD dikeluarkan, - Tidak mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI. - Dapat mencegah kehamilan di luar kandungan.

Kekurangan: - Terjadi perubahan siklus haid. - Bisa merasakan pembengkakan di pinggul. - Pemasangannya membutuhkan prosedur medis. - Saat memasang dan mengeluarkan IUD, harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih. - Bisa keluar dari rahim tanpa diketahui, sehingga wanita yang memakai IUD harus rutin periksa ke tenaga kesehatan. - Bisa merasakan nyeri setelah 3-5 hari pertama pemasangan. - Saat haid, darah yang keluar cukup banyak sehingga bisa menyebabkan kurang darah. 4. Implan Kelebihan: Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun). Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah dilepas. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam. Bebas dari pengaruh estrogen. Tidak mengganggu hubungan seks. Tidak menggaggu ASI Hanya perlu pemeriksa ke tenaga kesehatan jika ada keluhan Dapat dilepas sesuai kebutuhan. Kekurangan: Akan timbul perasaan mual. Bisa terjadi peningkatan atau penurunan berat badan. Bisa menimbulkan sakit kepala. Perubahan perasaan atau kegelisahan. Membutuhkan tindak pembedahan kecil untuk insersi dan pencabutan.

5. Kontrasepsi Mantap **. Tubektomi (MOW) Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen. Kelebihan: Sangat efektif dan permanen. Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana. Tidak ada efek samping.

Konseling mutlak diperlukan. Tidak mempengaruhi proses menyusui. Tidak mengganggu hubungan seks dan perubahan dalam fungsi seksual. Kekurangan: Harus dipertimbangkan dengan baik karena bersifat permanen (tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi. Dapat menyesal di kemudian hari saat ingin memiliki anak lagi. Rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan. Harus dilakukan dokter terlatih atau dokter spesialis. **. Vasektomi (MOP) Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan okusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Kelebihan: Sangat efektif dan permanen. Tidak ada efek samping jangka panjang. Konseling dan persetujuan mutlak diperlukan. Kekurangan: Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat tindakan, akibat reaksi anafilaksi yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi berlebihan terhadapa anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia.

6. Kondom Kelebihan: Efektif bila digunakan dengan benar. Murah dan dapat dibeli secara umum. Tidak perlu pemeriksaan khusus. Kekurangan: Efektifitas tidak terlalu tinggi. Penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi. Agak mengganggu hubungan seksual. Harus selalu tersedia. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BKBPM) 1. Indikasi dan kontraindikasi dari masing2 metode kontrasepsi ? Pil

Tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesteron sintetik disebut Pil Kombinasi dan yang hanya mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestin. 13 Cara Kerja a. Menekan Ovulasi Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari maka tidak akan terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi tidak akan terjadi kehamilan. b. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu c. Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi d. Memperkental lendir serviks (mencegah penetrasi sperma) Efektivitas Efektivitas teoritis untuk pil sebesar 99,7 % sedangkan efektivitas praktisnya sebesar 90-96 %. Artinya pil cukup efektif jika tidak lupa meminum pil secara teratur. 14 Keuntungan 

ƒ mudah penggunaannya dan mudah didapat22



ƒ mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid



ƒ mengurangi resiko terjadinya KET (kehamilan ektopik terganggu) dan Kista Ovarium



ƒ mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim



ƒ pemulihan kesuburan hampir 100% 14 Baik untuk wanita yang masih ingin punya anak dan punya jadwal harian yang rutin 15

Oleh karena pil harus diminum setiap hari (membutuhkan motivasi yang tinggi) maka ia cocok untuk mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi misalnya masyarakat kota dan kurang sesuai untuk masyarakat desa. 12 Kontraindikasi - Menyusui (khusus pil kombinasi) - Pernah sakit jantung - Tumor/keganasan - Kelainan jantung, varices, dan darah tinggi - Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya

- Penyakit gondok - Gangguan fungsi hati dan ginjal - Diabetes, epilepsi, dan depresi mental23 - Tidak dianjurkan bagi wanita umur lebih dari 40 tahun. Efek Samping Penggunaan Pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek samping, antara lain enek/mual, berat badan bertambah, sakit kepala (berkunang-kunang) perubahan warna kulit dan efek samping ini dapat timbul berbulan-bulan. 2. Suntik Kontrasepsi suntikan adalah hormon yang diberikan secara suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormon ini ada yang terdiri atas satu hormon, dan ada pula yang terdiri atas dua hormon sebagai contoh jenis suntikan yang terdiri satu hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston dan Noristerat. Sedangkan yang terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversibel, dan belum bersedia untuk sterilisasi. Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2 bulan. Wanita yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi. Efektivitas Dalam teori: 99,75 % Dalam praktek: 95-97 % 14 Keuntungan 

ƒ Mengurangi kunjungan



ƒ Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat



ƒ Dapat dipakai dalam waktu yang lama



ƒ Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu 14

Baik untuk wanita yang yang tinggal di daerah terpenci, lebih suka disuntik daripada makan pil, menginginkan metode yang efektif dan bias dikembalikan lagi, mungkin tidak ingin punya anak lagi, dan Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid. 15 Kontraindikasi - Hamil atau disangka hamil

- Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya - Tumor/keganasan25 - Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru berat, varices. 14 Efek Samping Efek samping dari dari suntikan Cyclofem yang sering ditemukan adalah mual, berat badan bertambah, sakit kepala, pusing-pusing dan kadang-kadang gejala tersebut hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan. Sedang efek samping dari suntikan Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston dan Noristeat yang sering dijumpai adalah mensturasi tidak teratur, masa mensturasi akan lebih lama, terjadi bercak perdarahan bahkan mungkin menjadi anemia pada beberapa klien.. 3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) AKDR atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat dilepaskan setiap saat bila anda berkeinginan untuk mempunyai anak. 3.1. Cara kerja AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur. 14, 15 3.2. Efektivitas26 Sangat efektif (0,5 – 1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama satu tahun). 3.3. Keuntungan 

ƒ Tidak terganggu faktor lupa



ƒ Metode jangka-panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan Tembaga T 380A) 19



ƒ Mengurangi kunjungan ke klinik



ƒ Lebih murah dari pil dalam jangka panjang 15

Baik untuk wanita yang menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang tinggi, dan jangka panjang, tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak, memberikan ASI, berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI, berada dalam masa pasca aborsi, mempunyai resiko rendah terhadap PMS, tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari, lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang tidak boleh menggunakannya, yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi

darurat. Kontraindikasi - Hamil atau diduga hamil - Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin - Pernah menderita radang rongga panggul - Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal - Riwayat kehamilan ektopik - Penderita kanker alat kelamin. Efek Samping Perdarahan dan kram selama minggu-minggu pertama setelah pemasangan. Kadangkadang ditemukan keputihan yang bertambah banyak. Disamping itu pada saat berhubungan (senggama) terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya. Pemasangan IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, dan dihubungkan dengan resiko infeksi rahim. 10, 13 AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) Adalah 6 kapsul kecil yang terbuat dari silikon berisi hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit. Cara kerja AKBK atau sering disebut dengan implan secara tetap melepaskan hormon tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah. Di Indonesia saat ini digunakan Norplant (6 kapsul).14,15 Bekerja dengan cara: 

Lendir serviks menjadi kental



Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi



Menekan ovulasi. 10

Efektivitas Dalam teori: 99,7 % Dalam praktek: 97-99 %. 14 Keuntungan ƒ Sekali pasang untuk 5 tahun ƒ Tidak mempengaruhi produksi ASI

ƒ Tidak mempengaruhi tekanan darah ƒ Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian ƒ Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi, tetapi belum mantap untuk ditubektomi. Baik untuk wanita yang: ¾ Ingin metode yang praktis ¾ Mungkin tidak ingin punya anak lagi29 ¾ Tinggal di daerah terpencil ¾ Tak khawatir jika tak dapat haid. 15 Kontraindikasi - Hamil atau disangka hamil - Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya - Tumor/keganasan - Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis. 14 Efek Samping Kadang-kadang pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang-kadang terjadi spotting atau anemia karena perdarahan yang kronis. 13 5. Kondom pria Adalah sarung karet tipis yang dipakai oleh pria pada waktu bersenggama. Cara kerja Sarung karet ini mencegah sperma bertemu dengan ovum. 15 Efektivitas Dalam teori: 98 % Dalam praktek: 85 %30 Efektif jika digunakan secara benar tiap kali berhubungan. Namun efektivitasnya kurang jika dibandingkan metode pil, AKDR, suntikan KB. 14 Keuntungan ƒ Dapat dipakai sendiri ƒ Dapat mencegah penularan penyakit kelamin ƒ Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui ƒ Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain

ƒ Tidak mengganggu kesehatan ƒ Tidak ada efek samping sistemik ƒ Tersedia secara luas (toko farmasi dan toko-toko yang ada di masyarakat) ƒ Tidak perlu resep atau penilaian medis ƒ Tidak mahal (jangka pendek). 20 Baik untuk pasangan yang: ¾ Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak ¾ Jarang bersenggama ¾ Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin ¾ Wanita yang kemungkinan sudah hamil. 14,15 Kontraindikasi Alergi. Kontrasepsi Mantap (Kontap) Adalah pemotongan/pengikatan kedua saluran telur wanita (Tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (Vasektomi).14 Operasi tubektomi ada beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi dan Minilaparatomi. Cara yang sering dipakai di Indonesia adalah Laparaskopi dan Minilaparatomi. 13 Cara kerja Hal ini mencegah pertemuan sel telur dengan sperma.14 Efektivitas Dalam teori : 99,9 % Dalam praktek : 99 %. Keuntungan ƒ Paling efektif ƒ Mengakhiri kesuburan selamanya (keberhasilan pembalikan tidak bisa dijamin). Rekanalisasi dengan microsurgery sedang dikembangkan. ƒ Tidak perlu perawatan khusus. 14,15 Baik untuk pasangan yang: ¾ Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi ¾ Jika hamil akan membahayakan jiwanya

¾ Ingin metode yang tidak menganggu. 14 Kontraindikasi Tidak ada. Efek Samping bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan infeksi pada luka operasi. Pada vasektomi infeksi dan epididimitis terjadi pada 1-2% pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan organ lain dan komplikasi karena anastesi dapat terjadi. 14 Radita Kusumaningrum. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan pada Pasangan Usia Subur. Fakultas Kedokteran Undip

3

Apa saja syarat-syarat pemilihan kontrasepsi ?

www.bkkbn.go.id/.../FAKTOR-FAKTOR%20YANG%

a) b) c) d) e)

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya Efek samping yang merugikan tidak ada Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan Tidak mengganggu hubungan persetubuhan Tidak memerlukan bantuan medic atau control yang ketat selama pemakaiannya

f) Cara pengguanaannya sederhana g) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas h) Dapat diterima oleh pasangan suami istri Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

4 Apakah indikasi pemakaian metode kontrasepsi ? 1. Pil Pil kb sebaiknya tidak digunakan oleh:           

wanita yang merokok dan berusia diatas 35 tahun wanita penderita penyakit hati aktif atau tumor wanita yang memiliki kadar trigliserida tinggi wanita penderita tekanan darah tinggi yang tidak diobati wanita penderita diabetes yang disertai penyumbatan arteri wanita yang memiliki gangguan pembekuan darah wanita yang tungkainya sedang digips wanita penderita penyakit jantung wanita yang pernah menderita stroke wanita yang pernah menderita penyakit kuning pada saat kehamilan wanita penderita kanker payudara atau kanker rahim.

Pengawasan harus dilakukan jika pil kb digunakan oleh: a. wanita yang mengalami depresi b. wanita yang sering mengalami sakit kepala migren c. wanita yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun

a. Efek Samping  Perdarahan tidak teratur. sering terjadi pada beberapa bulan pertama pemakaian pil kb, jika tubuh telah menyesuaikan diri dengan hormon biasanya perdarahan abnormal akan berhenti.  beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil kb, mungkin tidak akan terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya kesuburan secara permanen.  efek samping yang berhubungan dengan estrogen adalah mual, nyeri tekan pada payudara, perut kembung, penahanan cairan, peningkatan tekanan darah dan depresi.  efek samping yang berhubungan dengan progestin adalah penambahan berat badan, jerawat dan kecemasan. penambahan berat badan sebanyak 1,5-2,5 kg biasanya terjadi akibat penahanan cairan dan mungkin karena meningkatnya nafsu makan.



bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil kb dosis tinggi. jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau nyeri tungkai, pemakaian pil kb harus segera dihentikan dan segera memeriksakan diri karena gejala tersebut mungkin menunjukkan adanya bekuan darah di dalam vena tungkai dan kemungkinan sedang menuju ke paru-paru. pil kb dan pembedahan menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan bekuan darah, sehingga 1 bulan sebelum menjalani pembedahan pemakaian pil harus dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulah setelah pembedahan. mual dan sakit kepala. 1-2% wanita pemakai pil kb mengalami depresi dan kesulitan tidur. melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah). jika terkena sinar matahari, bercak semakin gelap. melasma akan menghilang secara perlahan setelah pemakaian pil kb dihentikan. resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika pil kb telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. karena itu wanita pemakai pil kb harus rutin menjalani pemeriksaan pap smear (minimal 1 kali/tahun). Di lain fihak, wanita pemakai pil kb memiliki resiko kanker ovarium ataupun kanker rahim yang lebih rendah.

  



2. SUSUK  Yang Boleh Menggunakan Implan : • Usia reproduksi. • Telah memiliki anak ataupun yang belum. • Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang. • Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi. • Pascapersalinan dan tidak menyusui. • Pascakeguguran. • Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi. • Riwayat kehamilan ektopik.?? • Tekanan darah < 180/110 mmllg, dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell). • Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen. • Sering lupa menggunakan pil.

 Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan : • Hamil atau diduga hamil.

• Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. • Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara. • Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi. • Miom uterus dan kanker payudara. • Gangguan toleransi glukosa.

 Waktu mulai Menggunakan Implan : • Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan. • Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 sikius haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. • Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. • Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat.Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. • Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. • Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar. • Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implan dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain. • Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan Norplant, insersi Norplant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak harnil. Tidak penlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya. • Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan, Norplant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut. • Pascakeguguran implan dapat segera diinsersikan.

 Instruksi untuk Klien :

• Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi. • Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan, atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan. • Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah insersi. • Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari). • Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar. • Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.

 Informasi Lain yang Perlu Disampaikan : • Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5 tahun bagi Norplant dan 3 tahun bagi susuk Implanon, dan akan berakhir sesaat setelah pengangkatan. • Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 sampai 12 bulan pertama. Beberapa perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali. • Obat-obat tuberkulosis ataupun obat epilepsi dapat menurunkan efektivitas implan. • Efek samping yang berhubungan dengan implan dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya. • Norplant dicabut setelah 5 tahun pemakaian, susuk Implanon dicabut setelah 3 tahun, dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal. • Bila Norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implanon sebelum 3 tahun, kemungkinan hamil sangat besar, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik. • Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan nama klinik. • Implan tidak melindungi klien dan infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila pasangannya memiliki risiko, penlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.  Jadwal Kunjungan Kemball ke Klinik : Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin mencabut implan. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implan dipasang bila ditemukan hal-hal sebagai berikut.

-

Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah. Perdarahan yang banyak dan kemaluan. Rasa nyeri pada lengan. Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah. Ekspulsi dan batang implan. Sakit kep ala hebat atau penglihatan menjadi kabur. Nyeri dada hebat. Dugaan adanya kehamilan.

(www.infosehat.com) 3. SUNTIK a. Indikasi dan kontra indikasi Indikasi -

Memberikan ASI >6 bulan Pasca persalinan dan tidak menyusui Nyeri haid hebat Kontraindikasi

-

Hamil atau diduga hami Perdarahan pervaginal tak jelas penyebabnya Perokok usia>35th Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi(>180/110mmHg) Riwayat trombo emboli atau DM > 20 th Penyakit hati akut Keganasan payudara secara umum, kebanyakan wanita boleh memakai kb suntik, meskipun: -

perokok berat menyusui gemuk atau kurus remaja baru keguguran berpenyakit tiroid epilepsi tbc (bukan tbc kandungan) varises ringan hipertensi ringan siklus haid tidak teratur anemi kekurangan zat besi (www.medicastore.com)

4. AKDR

a. yang dapat menggunakan AKDR o usia reproduktif o keadaan nulipara o menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang o menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi o setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya o setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi. o Resiko rendah dari IMS. o Tidak menghendaki metode hormonal o Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari. o Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama

b. yang tak diperkenankan menggunakan AKDR o perempuan sedang hamil o perdarahan vagina yang tidak diketahui o sedang menderita infeksi alat genital(vaginitis,servisitis) o 3 bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic o Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yg dapat mempengaruhi kavum uteri. o Penyakit trofoblas yang ganas o Diketahui menderita TBC pelvik o Kanker alat genital o Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2003. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo . Jakarta) 5. TUBEKTOMI i.

Yang dapat menjalani tubektomi :  Usia >26 tahun  Paritas>2  Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya  Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius  Pascapersalinan  Pascakeguguran  Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini j. Yang sebaiknya tidak melakukan tubektomi :  Hamil  Perdarahan vaginal yang belum terjelas (hingga harus di evaluasi)  Infeksi sistemik atau pelvik yang akut  Tidak boleh menjalani proses pembedahan  Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas masa datang  Belum memberikan persetujuan tertulis k. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus  Masalah-masalah medis yang signifikan (misalnya penyakit jantung atau pembekuan darah, PRP sebelumnya/sekarang, obesitas, diabetes)  Anak tunggal dan atau dengan tanpa anak sama sekali. l. Kapan dilakukan :  Setiap waktu selama siklus mestrusi apabila diyakinkan secara rasional tersebut tidak hamil.  Hari ke 6 hingga 13 dari siklus menstruasi (fase poliferasi)  Pasca persalinan:tidak tepat untuk klien pascapersalinan.  Minilap : di dalam 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu 6. VASEKTOMI e. Indikasi Vasektomi merupakan upaya menhentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan kesehatn pria dan pasangan serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga f. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus :  Infeksi kulit pada daerah opersi  Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien  Hidrokel atau varikokel yang besar  Hernia inguinalis  Undesensus tertikularis  Massa intraskrotalis  Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan antinoagulansia g. Konseling, informasi dan persetujuan medis

 

Klien dijelaskan tentang prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon pria tau menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi pilihan hingga spermatozoa yang tersisa dalam vesika seminalis telah dikeluarkan seluruhnya.

7. KONDOM a. SELEKSI KLIEN PENGGUNA KONDOM KONDOM SESUAI UNTUK PRIA YANG :

TIDAK SESUAI UNTUK PRIA YANG :

Ingin berpartisipasi dalam program KB

Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi bila terjadi kehamilan.

Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi Alergi terhadap bahan dasar kondom. Ingin kontrasepsi sementara

Menginginkan kontrasepsi jangka panjang.

Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi Tidak mau terganggu dengan berbagai jika akan berhubungan persiapan untuk melakukan hubungan seksual. Berisiko tinggi tertular/menularkan IMS

Tidak peduli barbagai macam persyaratan kontrasepsi.

8. DIAGFRAGMA DIGFRAGMA SESUAI UNTUK KLIEN YANG

TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG

Tidak meyukai metode kontrasepsi hormonal seperti perokok atau di atas usia 35 tahun.

Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi berisiko tinggi

Tidak menyukai pemakaian kontrasepsi AKDR

Terinfeksi saluran uretra.

Menyusui dan perlu kontrasepsi

Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyebtuh alat kelaminnya (vulva dan vagina)

Memerlukan proteksi terhadap IMS

Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan.

Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lain.

Ingin metode KB efektif

9. SPERMISIDA a. SELEKSI KLIEN PENGGUNA SPERMISIDA SPERMISIDA SESUAI UNTUK KLIEN YANG

TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG

Tidak meyukai metode kontrasepsi hormonal seperti perokok atau di atas usia 35 tahun.

Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi berisiko tinggi

Tidak menyukai pemakaian kontrasepsi AKDR

Terinfeksi saluran uretra.

Menyusui dan perlu kontrasepsi

Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyebtuh alat kelaminnya (vulva dan vagina)

Memerlukan proteksi terhadap IMS

Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan.

Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lain.

Ingin metode KB efektif

10. coitus interuptus

5 6 7

Apakah efek samping yang dapat terjadi pada pemakaian kontrasepsi SUDAH TERJAWAB (KONTRAINDIKASI) Bagaimana hubungan menderita clamydiasis dengan pemilihan kontrasepsi ? Apa hubungan riwayat penyakit hepatitis dengan pemilihan kontrasepsi ? Pil Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain. Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan wanita. Berdasarkan atas buktibukti yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman selama bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi, ada pula keuntungan bagi penggunaan jangka panjang pil pencegah kehamilan. Misalnya, beberapa wanita tertentu merasa dirinya secara fisik lebih baik dengan menggunakan pil daripada tidak. Atau mungkin

menginginkan perlindungan yang paling efektif terhadap kemungkinan hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan yang paling baik untuk menggunakan pil itu secara jangka panjang. Jenis-jenis Pil a. Pil gabungan atau kombinasi Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur. b. Pil berturutan Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14—15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5—6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar antara 98—99%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan. Karena pil berturutan dalam mencegah kehamilan hanya bersandar kepada estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar dengan kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efek-efek sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen. c. Pil khusus – Progestin (pil mini) Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi. Kontra indikasi Pemakaian Pil Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala). Efek Samping Pemakaian Pil Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

8 9 10

Bagaimana hub pernah menderita DM dengan pemilihan kontrasepsi ? Bagaimana hub terapi griseofulvin dengan pemilihan kontrasepsi ? Bagaimana hub suntik kb dengan terjadinya Fibroadenoma ? Jika ibu tersebut tetap ingin menggunakan kontrasepsi hormonal pil, berikan kontrasepsi hormonal pil yang mengandung progesterone only, merk levonogestrel. Tapi sebaiknya berikan penjelasan mengenai kontrasepsi nonhormonal seperti IUD.

Mengapa demikian? Karena ibu tersebut suspect fibroadenoma mammae maka kita jelaskan kandungan dan bagaimana kerja kontrasepsi hormonal terhadap tubuh terutama pengaruhnya terhadap payudara ibu tersebut. Jelaskan sesuai pemahaman ibu, mengenai kelainan yang ada pada payudaranya bahwa kontrasepsi hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan sel dari fibroadenoma mammae. Karena kontrasepsi hormonal memicu pertumbuhan sel tersebut. Bagaimana informed choicenya? Jelaskan kepada ibu macam – macam kontasepsi, Jika ibu tersebut memilih kontrasepsi hormonal pil, berikan kontrasepsi hormonal pil yang hanya mengandung progesterone. Jika memungkinkan ibu memilih kontrasepsi nonhormonal ,bantu ibu untuk memilih kontrasepsi nonhormonal seperti metode kalender (ajarkan ibu untuk menggunakan metode kalender), metode lendir serviks (ajarkan ibu utuk mengetahui metode tersebut), kondom, koitus interuptus, IUD. Yang tidak memicu pertumbuhan sel kanker. Apakah fibroadenoma bisa menjadi ganas? Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobil, sehingga sering disebut sebagai ”breast mouse”. Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil disbanding pada usia muda. Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus menstruasi

atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.

Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras,dll. Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70 tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography. Pada FNAC kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumpor tersebut tampak seperti berikut : a. Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus; b. Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler); c. Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform

FIBRO ADENOMA MAMMAE 1. DEFINISI  Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa.  Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas.  Fibroadenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon estrogen.  Fibroadenoma mammae dibedakan menjadi 3 macam: • Common Fibroadenoma • Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm. • Juvenile fibroadenoma pada remaja. 2. PENYEBAB  Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen.



Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat.

3. GEJALA Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada saat disentuh kenyal seperti karet 4. PATOLOGI Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan. Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.). 5. PENEGAKAN DIAGNOSA Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada mammae) atau ultrasound pada mammae apabila diperlukan. Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsi. Pengambilan sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma tersebut. Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis, ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan: • Umur: Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun 6. TREATMENT Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan. FAM DGN PEMILIHAN KONTRASEPSI ANATOMI DAN FISIOLOGI



Anatomi fisiologi Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.  Fibroadenoma terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat.  Estrogen  adalah hormon yang memainkan peran kunci dalam perkembangan organ dan sistem reproduksi wanita.  Estrogen adalah kelompok hormon steroid yang berasal dari kolesterol. Ada tiga jenis estrogen yaitu estradiol, estrone, dan estriol. Hormon steroid seperti estrogen dapat berdifusi bebas melalui membran plasma.  Fungsi Estrogen bertanggung jawab untuk mempercepat pertumbuhan tubuh wanita, dan kemudian berperan mengembangkan rahim, ovarium, dan sistem reproduksi lain sehingga tubuh siap untuk mendukung kehamilan. Estrogen juga berperan membantu perkembangan dan pembesaran payudara, meningkatkan timbunan lemak di lapisan subkutan, membantu perkembangan panggul, pertumbuhan rambut ketiak dan kemaluan, serta berbagai fungsi metabolik lainnya.  Siklus Menstruasi

Pada awal siklus, follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormon (LH) merangsang folikel dalam ovarium untuk mulai memproduksi estrogen, yang ujungnya menghambat pelepasan FSH dan LH dari kelenjar hipofisis. Efek Samping Estrogen  Meskipun estrogen memberikan manfaat positif bagi wanita, bentuk-bentuk tertentu dari kanker payudara menggunakan estrogen sebagai hormon pertumbuhan.  Aksi pada Jaringan Payudara Unit lobuler saluran terminal dari jaringan payudara wanita-wanita muda sangat responsif dengan estrogen. Pada jaringan payudara, estrogen menstimulasi pertumbuhan dan diferensiasi saluran epitelium, menginduksi aktivitas mitotik saluran sel-sel silindris, dan menstimulasi pertumbuhan jaringan penyambung. Estrogen juga menghasilkan efek seperti histamin pada mikrosirkulasi payudara. Densitas reseptor estrogen pada jaringan payudara sangat tinggi pada fase folikuler dari siklus menstruasi dan menurun setelah ovulasi. Estrogen menstimulasi pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Pada wanita-wanita postmenopause dengan kanker payudara, konsentrasi estradiol tumor tinggi, karena aromatisasi in situ, meskipun adanya keonsentrasi estradiol serum yang rendah  Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen.  Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat.  Jika ibu tersebut memilih kontrasepsi hormonal pil, berikan kontrasepsi hormonal pil yang hanya mengandung progesterone. Jika memungkinkan ibu memilih kontrasepsi nonhormonal ,bantu ibu untuk memilih kontrasepsi nonhormonal seperti metode kalender (ajarkan ibu untuk menggunakan metode kalender), metode lendir serviks (ajarkan ibu utuk mengetahui metode tersebut), kondom, koitus interuptus, IUD. Yang tidak memicu pertumbuhan sel kanker.  Unit lobuler saluran terminal dari jaringan payudara wanita-wanita muda sangat responsif dengan estrogen.  Pada jaringan payudara, estrogen menstimulasi pertumbuhan dan diferensiasi saluran epitelium, menginduksi aktivitas mitotik saluran sel-sel silindris, dan menstimulasi pertumbuhan jaringan penyambung.  Estrogen juga menghasilkan efek seperti histamin pada mikrosirkulasi payudara. Densitas reseptor estrogen pada jaringan payudara sangat tinggi pada fase folikuler dari siklus menstruasi dan menurun setelah ovulasi. Estrogen menstimulasi pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Pada wanita-wanita postmenopause dengan kanker payudara, konsentrasi estradiol tumor tinggi, karena aromatisasi in situ, meskipun adanya keonsentrasi estradiol serum yang rendah Sumber : Gruber CJ, Tschugguei W, Schneebeger C, Huber JC. Production and action of estrogens. N Engl J Med 2002; 346: 340-50 http://www.cancerhelps.co.id/Tumor/fibroadenoma-mammae-fam.html

Referensi:  Karkata MK. Keluarga Berencana saat laktasi. Dalam: Soetjiningsih, ed. ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan. EGC, Jakarta. 1997  American Academy of Family physicians. Blenning EC, Paladine H. An approach to the post partum office visit. Am Fam Physician 2005;72:2491-6, 2497-8.  Combined hormonal versus nonhormonal versus progestin-only contraception in lactation. Cochrane Database syst rev.2003

11 12

Mengapa dengan pemberian kontrasepsi suntik pasien mengeluhkan BB meningkat dan tidak pernah menstruasi, Apa hubungan dengan metode suntik 3 bulan ? Apakah hubungan hasil pemeriksaan vital sign TD: 160/90 dengan pemilihan kontrasepsi ? pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap peningkatan tekanan darah. Kontrasepsi hormonal dimanfaatkan untuk mengatur kehamilan. Penelitian menunjukan bahwa pemakaian kontrasepsi hormonal meningkatkan tromboemboli dan gangguan pembuluh darah otak. Tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan bersifat tidak menetap. Jika tekanan darah tinggi menetap setelah penggunaan kontrasepsi hormonal dihentikan, maka telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah akibat aterosklerosis. Baziard (2002) menambahkan bahwa wanita yang memakai kontrasepsi hormonal terjadi peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik terutama pada 2 tahun pertama penggunaannya. Tidak pernah ditemukan terjadi peningkatan yang patologik, karena jika pemakaian kontrasepsi di hentikan, biasanya tekanan darah akan kembali normal. Tekanan darah sama atau lebih dari 140/100 mmHg , karena khasiat estrogen terhadap pembuluh darah sehingga terjadi hipertropi arteriole dan vasokonstriksi. Estrogen mempengaruhi sistem renin – Aldosteron-Angiotensin sehingga terjadi perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit. Konseling. Sewaktu memberikan konseling kepada aseptor kb hal yang paling utama dilakukan adalah menanyakan kepada klien apakah klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan adakah mempunyai riwayat penyakit keturunan hipertensi. Kemudian jelaskan kepada klien bahwa kontrasepsi hormonal mempunyai efek samping terhadap peningkatan tekanan darah di khawatirkan akan memperburuk keadaan klien. Anjurkan kepada klien untuk memilih alat kontrasepsi yang non hormonal.

Merokok dan penanganan Kontrasepsi Oral (KO)

 Pada saat pertama kali diperkenalkan 30 tahun yang lalu, KO berisi 150 mg etinil estradiol dan 10 mg progestin, yaitu ± 5-10 kali isi KO yang beredar sekarang.  Sebelum 1985, wanita yang memakai KO memiliki resiko terserang Miokard Infark 4 kali lipat wanita yang tidak memakai. Jika wanita ini merokok, resiko Miokard Infark menjadi 10 kali lipat wanita yang tidak memakai keduanya. Bahkan resikonya menjadi 40 kali lipat jika wanita itu merokok lebih dari 25 batang rokok sehari. Demikian juga dengan resiko terjadinya stroke.  Dengan makin turunnya dosis KO, maka seharusnya resiko PJK juga ikut turun. Akan tetapi penelitian tetap saja menunjukkan tingginya resiko PJK pada wanita yang memakai KO jika ia merokok.  Karenanya ada pendapat yang mengatakan bahwa bagi wanita usia diatas 35 tahun yang merokok lebih dari 15 batang sehari, sebaiknya tidak menggunakan KO. Namun karena merokok cenderung lebih berperan dalam meninggikan resiko PJK, maka perhatian seharusnya lebih ditujukan kepada usaha menghentikan kebiasaan merokok a. Hormon Sex  Oleh karena asap rokok mempunyai efek anti estrogenik, maka banyak terjadi yang diakibatkan defisiensi estrogen dan penurunan resiko terjadinya penyakit akibat kadar tinggi estrogen.  Merokok menyebabkan kadar estrogen terutama esriol dan estradiol yang lebih rendah pada waktu hamil dibanding wanita yang tidak merokok, walaupun wanita itu mendapat tambahan estrogen atau progestin oral.  Penelitian menunjukkan adanya perbedaan metabolisme estrogen secara berbeda dibanding wanita yang tidak merokok. Perokok akan lebih banyak menghasilkan 2 hidroxy estradiol yang mempunyai aktifitas estrogenik lebih rendah, sedangkan yang tidak merokok lebih banyak menghasilkan estriol yang mempunyai aktifitas estrogenik yang tinggi.

13

14 15

Kontrasepsi apakah yang cocok untuk pasien A dan pasien B, alasannya? Pasien a ? Pasien B ? Apakah yang disampaikan saat konseling KB ? Metode kontrasepsi apakah yang sesuai untuk ibu menyusui dan bagaimanakah proses fisiologinya ? Memilih kontrasepsi saat menyusui Pil kontrasepsi Pil KB kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron tidaklah dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengurangi produksi ASI. Bila Anda tak cocok dengan cara KB yang lain sedangkan Anda menyusui, lebih baik memilih pil KB yang hanya mengandung turunan hormon progesteron (mini pil). Sebuah studi menunjukkan mini pil ini tidak mempengaruhi ASI dibandingkan pil kombinasi. Efek kontrasepsi mini pil yang lebih lemah bisa dibantu dengan memberi ASI

1. 2. 3. 4. 5.

eksklusif. Dan bila ibu sudah berhenti menyusui, barulah menggantinya dengan pil kombinasi. KB suntik atau implant Karena hanya mengandung hormon turunan progesteron, KB suntik pada prinsipnya sama dengan mini pil. KB suntik memiliki efek lebih panjang dan disuntikkan pada periode tertentu saja (satu bulan atau 2-3 bulan). Konon, saat penyuntikan dengan dosis tinggi, hormon yang masuk ke ASI akan meningkat, namun menurut studi hal ini tidak merugikan si bayi. KB implant merupakan jenis KB hormonal yang bersifat jangka panjang. KB dilakukan dengan memasukkan sejenis selongsong berisi hormon ke bawah kulit, dan akan diambil bila ibu menginginkannya atau setelah lima tahun. Efeknya sama dengan KB suntik. WHO menyarankan ibu yang menyusui eksklusif mulai memakai kontrasepsi berisi hormon turunan progesteron ini enam minggu setelah melahirkan. AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) Sampai saat ini, AKDR menjadi pilihan pertama untuk ibu yang masih menyusui namun belum ingin kontrasepsi mantap.Selain keluhan yang minimal, AKDR tidaklah berpengaruh pada ASI karena bekerja secara lokal di dalam rahim. Pemasangan AKDR tidaklah perlu menunda waktu, bisa dilakukan pada akhir nifas, biasanya saat satu bulan tujuh hari setelah ibu bersalin. Sebab, bila diberikan lebih awal, risiko AKDR untuk terlepas (ekspulsi) lebih besar. Metode kontrasepsi lain Beberapa ibu memilih untuk mengkombinasi ASI eksklusif dengan metode KB sederhana seperti kondom, diafragma, atau senggama terputus. Kedua metode ini akan saling melengkapi selama proses menyusui dilakukan dengan benar. Ingatlah untuk mengganti metode KB bila ibu tak lagi menyusui secara eksklusif karena metode-metode ini memiliki efektifitas yang rendah. Pada ibu yang tak ingin punya anak lagi, kontrasepsi mantap yaitu dengan mengikat saluran rahim bisa dilakukan dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Kontrasepsi mantap juga bisa dilakukan pada pasangan dengan mengikat saluran sperma. Pilihan terbaik KB saat menyusui Bila sudah tak ingin punya anak lagi, lakukan kontrasepsi mantap AKDR Suntik KB depoprovera KB implant Mini pil atau cara sederhana lain

6. Pil kombinasi adalah pilihan terakhir, digunakan bila ibu tak lagi menyusui atau anak sudah diberi makanan padat. Pilihlah yang kandungan estrogennya rendah. Referensi: 1. Karkata MK. Keluarga Berencana saat laktasi. Dalam: Soetjiningsih, ed. ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan. EGC, Jakarta. 1997 2. American Academy of Family physicians. Blenning EC, Paladine H. An approach to the post partum office visit. Am Fam Physician 2005;72:2491-6, 2497-8. 3. Combined hormonal versus nonhormonal versus progestin-only contraception in lactation. Cochrane Database syst rev.2003 produksi asi menurun setelah mengkonsumsi pil KB ibu dapat mencurahkan perhatian sepenuhnya dan kasih sayang bagi pertumbuhan bayinya, dan memberi kesempatan pada ibu untuk memulihkan kondisinya setelah kehamilan dan persalinan. Penurunan kesuburan ini terjadi akibat hambatan yang terletak di sentral maupun di perifer. Efek sentral atau di otak tampaknya merupakan hambatan yang paling berperan dalam mencegah ovulasi yaitu dengan adanya penurunan sensitivitas hipothalamus terhadap umpan balik positif dari estrogen, hambatan sekresi GnRH oleh hipothalamus, dan penurunan sekresi gonadotropin oleh dominasi hormon prolaktin. Sementara efek di perifer atau di ovarium adalah menurunnya mempunyai

sensitivitas peran

ovarium

dalam

terhadap gonadotropin.

pencegahan

ovulasi

tetapi

Hal

efeknya

ini meskipun tidak

terlalu

berpengaruh, terbukti dengan adanya pemberian gonadotropin eksogen dapat menekan laktasi dan memulihkan kembali kesuburan seorang wanita.

More Documents from "Khotifah Haning"

Lbm 1 Jiwa.docx
December 2019 9
17554-46957-1-pb.pdf
April 2020 4