331484327-ptk-melipat-kertas-paud-bunda.docx

  • Uploaded by: Aryn R
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 331484327-ptk-melipat-kertas-paud-bunda.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,042
  • Pages: 24
LAPORAN PENELITIAN PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK DENGAN KEGIATAN MELIPAT MELALUI MEDIA KERTAS WARNA KELOMPOK B TK AISYIYAH SUKA MULYA 07 TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pemantapan Kemampuan Professional (PAUD 4501) Program Strata 1 FKIP Universitas Terbuka

Oleh : Nama NIM

: SRI NAWARTI AYAMI : 823 547 6969

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH JAKARTA POKJAR BABAD SARI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN Nama : SRI NAWARTI AYAMI NIM : 823 547 6969 Program Studi : SI PAUD Lokasi Penelitian : TK Aisyiyah Gentong Kec. Demak Kab. Sabda Waktu Pelaksanaan PTK Siklus I : tanggal 17 Oktober – 25 Oktober 2014 Siklus II : tanggal 7 November – 15 November 2014 Masalah yang menjadi fokus perbaikan pembelajaran : “Peningkatan Kreatifitas Anak Dengan Kegiatan Melipat Melalui Media Kertas Warna Kelompok B TK Aisyiyah Genting 02”

Kepala TK Aisyiyah Gentong 02

Gentongan, 29 November 2014 Mahasiswa/ Peneliti

RINAH NIP.

SRI Nawarti Ayami NIM. 823 547 6969

Supervisor 1

Dra. Lejkan, M.Pd NIP. 1965 04211950211009

KATA PENGANTAR

1. 2. 3. 4. 5.

Assalamu’alaikum Wr Wb Saya ucapkan alhamdulillahi robbil’alamin, atas segala limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PAUD 4501) pada Program SI PAUD yang berjudul “Peningkatan Kreatifitas Anak Dengan Kegiatan Melipat Melalui Media Kertas Warna Kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02” Saya menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak laporan ini tidak mungkin dapat terwujud. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada : Orang tua, suami dan anakku tercinta Rekan- rekan Guru di TK Aisyiyah Gentong Teman sejawat yang telah membantu hingga selesainya penulisan ini. Rekan-rekan seperjuangan Pokjar Jakarta Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan Sebagai manusia biasa, saya menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, agar laporan ini menjadi sebuah karya yang berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin. Tidak lupa saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka yang telah mendukung dan membantu penyelesaian laporan ini. Gentongan, April 2015 Penulis

Sri Nawarti Ayami NIM. 823 5480696969

SISTEMATIKA PENULISAN

A. B. C. D.

A. B. C. A. B. A. B.

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN Subyek Penelitian Prosedur Pelaksanaan Deskripsi persiklus BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pembahasan BAB IV PENUTUP SIMPULAN SARAN Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

DAFTAR ISI Halaman Judul............................................ .....……….................................. …….i Halaman Pengesahan ……......…………............................................ .........……..ii Kata Pengantar................................ .………..................... ................…......….....iii Sistematika Penulisan......................................................... ....................................iv Daftar Isi............................................................ ........………….....................…...v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................... ..............…2 C. Tujuan Penelitian……....................................... …............................... 2 D. Manfaat Penelitian............................................................................ …2 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Melipat ……………..………........................................................... …4 B. Kreativitas............................................................................................. 5 C. Pengembangan Kreativitas............... …................................ ….......... 7 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian ……………….....…….......…................…............ 9 B. Deskripsi Per Siklus …….....……………………….......................... 10 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian …............................................................ …........ …17 B. Pembahasan ................................................... …... ….................. …..20 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .......…..………….............................................................. 23 B. Saran .................…………..................................................................24

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Mengacu pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Paud jalur formal adalah pendidikan yang terstruktur sebagai upaya pembinaan dan pengembangan anak berusia 4-6 tahun yang dilaksanakan melalui taman kanak-kanak, Raudhatul Athfal dan bentuk lain yang sederajat. Setiap anak usia 4-6 tahun sangat perlu untuk mendapatkan pelayanan yang sangat penting karena pada masa ini adalah masa keemasan bagi anak bahkan integrensinya ditentukan pada masa keemasan tersebut untuk itu perlu diperhatikan yang khusus (Kartini – Kartono th 1990:20). Berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai terletak pada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh anak serta guru dalam menerapkan metode yang cocok, sehingga ada peningkatan-peningkatan dan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan serta sikap, untuk itu guru harus mempunyai strategi dan cara-cara dalam memfasilitasi perkembangan dalam belajar anak TK. Pada pembelajaran dikatakan mencapai hasil yang diharapkan apabila anak mampu menguasai materi yang disampaikan oleh guru sesuai tujuan yang hendak dicapai, akan tetapi penelitian menyadari bahwa pada kegiatan melipat belum berhasil. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat kemampuan anak dalam kegiatan. Contoh : di TK Aisyiyah Gentong 02 kelompok B dari 19 anak yang bisa melipat hanya 4 anak. Banyak media bermain di PAUD diantaranya bermain puzzel, bermain warna, bermain dengan alat musik dan termasuk melipat dan lain-lainnya. Yang itu termasuk individual maupun kelompok yang membutuhkan dorongan dari keluarga sehingga anak dapat belajar sama dengan teman lain, tidak mementingkan diri sendiri. Pada usia prasekolah sangat diperlukan kesiapan latihan untuk memasuki jenjang pendidikan masuk SD, maka Taman Kanak-Kanak banyak menarik perhatian masyarakat di jaman sekarang ini. TK Aisyiyah Genting merupakan tempat pendidikan anak usia dini yang sangat memperhatikan kegiatan bermain dan juga tentang memacu kreatifitas kegiatan yang peneliti maksud adalah melipat dengan kertas. Anak diharapkan akan lebih kreativ, lebih disiplin dalam kegiatan sehari-hari yaitu anak mempunyai kreatifitas yang tinggi, anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar sehingga akan berkreasi secara optimal.

B. RUMUSAN MASALAH Setelah dilakukan observasi di TK Aisyiyah Gentong 02 maka peneliti akan berfokus pada Peningkatan Kreatifitas Anak Dengan Kegiatan Melipat Melalui Media Kertas Warna Kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian selama ini secara umum adalah untuk mengetahui apakah dengan melipat dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok B pada TK Aisyiyah Gentong 02. - Mendeskripsikan kreatifitas anak melalui ketrampilan melipat. - Mengetahui dampak dengan alat peraga dan penerapan metode melipat di kelompok B pada TK Aisyiyah Gentong 02 tahun pembelajaran pelajaran 2014 – 2015. D. MANFAAT PENELITIAN Perbaikan diharapkan bermanfaat bagi : Bagi anak didik a. Agar anak dapat meningkatkan kreatifitasnya. b. Memberi motivasi pada anak terhadap kegiatan melipat. a.

b. Bagi guru a. Memberi masukan terhadap kualitas pembelajaran melipat. b. Untuk memperbaiki pembelajaran yang yang dikelolanya c. Dengan melakukan penelitian guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. c.

Bagi sekolah Diharapkan dapat memberi masukan yang berguna bagi sekolah untuk meningkatkan keterampilan melipat.

d. Bagi orang tua / masyarakat a. Perkembangan motorik halus anak dapat diketahui oleh orang tua. b. Keterampilan melipat dapat menambah wawasan masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. MELIPAT Menurut Bambang Sujiono dkk (2009 : 1-14). Motorik halus dapat diartikan gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dilakukan oleh otot-otot kecil seperti ketrampilan menggunakan jari - jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Menurut Patty Smith Hill (2009:1.7) memperkenalkan sebuah masa di taman kanakkanak dengan bebas mengeksplorasikan benda-benda serta alat-alat bermain yang ada di lingkungan serta melaksanakan ide-ide mereka sendiri. Bredcamp & Copple (2008:5-8) mengemukakan bahwa proses belajar anak bukan hanya lingkungan fisik, tetapi juga lingkungan yang nyaman dan media yang baru yang belum sering dijumpai oleh anak tersebut. (Khafidhoh. 2013) Kecerdasan anak berbeda-beda oleh karena itu jika anak belum dapat menguasai kemampuan yang akan dicapai, maka seorang melakukan penelitian. Kemampuan daya cipta anak sangat luar biasa, satu diantaranya adalah melipat, melalui kegiatan ini anak dapat mengembangkan seni lipat, kemampuan motorik halus berolah tangan dan daya imajinasi anak. Organisasi ini sering dikenal dengan nama seni melipat, melipat kertas merupakan kegiatan yang menyenangkan anak, orang tua dan para remaja juga menyukai kegiatan ini, hal ini membuat origami sebagai salah satu seni kerajinan tangan mampu berkembang dengan cepat di dunia. Selain menyenangkan kegiatan ini memiliki banyak manfaat lain, diantaranya dapat membuat anak menjadi kreatif dan teliti, origami memang membutuhkan ketelitian yang tinggi, semakin teliti maka akan semakin unik hasilnya. Kertas merupakan benda yang dekat dengan anak dan sering dijumpai dimana-mana, ketika anak beradaptasi dengan lingkungannya, merupakan media yang cocok jika digunakan untuk mengasah bakat, imajinasi, ketrampilan serta kreativitas anak. Selain mudah ditemukan kertas juga murah harganya, jenisnya bermacam-macam warna sangat menarik anak. Beberapa macam kegiatan yang bisa dikerjakan anak melalui ketrampilan melipat kertas diantaranya : 1. Merobek Koran menjadi potongan-potongan kecil (dapat digunakan membuat mozaik kertas) anak hanya dilatih untuk memegang kertas dan menarik serta anak anak diajak untuk merasakan gerakan di telapak tangan dan jari-jari.

2. Robek koran menjadi potongan-potongan panjang (biarkan anak untuk merobek kertas dan masih berbentuk potongan yang panjang) anak diminta untuk mulai mengontrol tangan maupun jari-jari. 3. Rekatkan potongan kertas panjang menjadi bentuk yang bagus, misalnya ranati yang berbentuk gabungan dari clilin atau tali kertas yang panjang (dengan mengelim ujung-ujungnya). 4. Ajarkan anak untuk melipat kertas menjadi 2 bagian yang sama, perhatikan ujung-ujungnya saat melipat usahakan anak menggabungkan ujung-ujung dengan baik. 5. Melipat kertas menjadi 3 bagian tahap terampil dari dalam membagi kertas dan melipat, awalnya bisa dengan bantuan penggaris atau karton. Pendidikan keterampilan (rast for kid bisa disampaikan pada anak usia dini) yaitu untuk mengukur terbentuknya pribadi-pribadi yang kreativ dan memberikan alternativ dan bermanfaat bagi siswa. B. KREATIFITAS 1. Pengertian Kreativitas Menurut Utami Munandar (1993:42) menjelaskan kreatifitas dengan beberapa kesimpulan para ahli, pertama kreatifitas adalah kemampuan anak membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Kedua kreatifitas adalah kemampuan anak berdasarkan data atau informasi yang tersedia yang menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap masalah, dimana penekanan pada kreatifitas keragaman dan ketepat gunaan jawaban. Ketiga secara operasional kreatifitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran keluwesan (memperkaya, merinci, mengembangkan suatu gagasan). Dari pendapat di atas dapat disampaikan bahwa kreatifitas adalah kemampuan anak untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada dalam perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penggunaan, penguasaan, dan penelitian terhadap sikap niali-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar. Pada dasarnya semua anak kreatif, orang tua dan guru hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya. Didalam pendidikan anak usia dini orang tua dan guru bukanlah pengajar, orang tua dan guru diharapkan member stimulasi pada anak, sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada anak. 2. Ciri-Ciri Kreativitas Guiltora dalam Sihudi Darma (2001:3) dalam analisis menemukan ada 5 faktor yaitu : pertama kelancaran kemampuan untuk memproduksi gagasan, kedua keluwesan yaitu untuk mengajukan kemampuan bermacam-macam pendekatan atau jalan pemecahan terhdap masalah, ketiga keaslian yaitu kemampuan anak melahirkan gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri, keempat penguraian yaitu : kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara tertulis, kelima

perumusan kembali yaitu kemampuan untuk menguji, melatih, kembali suatu masalah melalui cara, dan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah lazim. Stimulasi dapat diberikan dengan cara memberikan kesempatan pada anak untuk menjadi kreatif, biarkan anak melakukan dengan bebas, memegang, menggambar, membentuk dengan caranya sendiri. Bebaskan daya kreatif anak dengan cara menuangkan imajinasinya, ketika anak dapat menghasilkan ide-ide yang inovativ dan meningkatkan kemampuan dalam mengingat sesuatu. C. PENGEMBANGAN KREATIFITAS Meningkatkan pengembangan kreatifitas sejak dini, tinjauan dan penelitian tentang proses kreatifitas, kondisi-kondisinya, cara-cara yang dapat untuk memupuk, merangsang dan mengembangkan menjadi sangat ada beberapa alasan mengapa kreatifitas begitu bermakna dalam hidup dan perlu sejak dini dalam diri anak didik yaitu : 1. karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya yang merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tinggi dalam hidup manusia (Maslow dalam Kunandar, 1993.:33) kreatifitas merupakan manivestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. 2. Kreatifitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap masalah (Build Ford dalam Munandar, 1999:31). 3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi pribadi dan lingkungan, tetapi juga member kepuasan kepada individu (Brondi dalam Munandar, 1993:31). 4. Kreatifitas memungkinkan akan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan Negara tergantung pada sumbangan pada kreativ, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru untuk menemukan atau mencapai hal tersebut di atas perlu sikap pemikiran dan perilaku yang kreatif di pupuk sejak dini. Beberapa upaya pengembangan kreatifitas banyak di lakukan Muanndar (1992:69) menjelaskan upaya pengembangan kreatifitas yang dapat dilakukan guru kelas yaitu : a. Guru menghargai kreatifitas. b. Guru bersifat terbuka terhadap gagasan baru. c. Guru dapat mengakui dan menghargai adanya perbedaan individual d. Guru bersifat menerima dan menunjang anak. e. Guru menyediakan pengalaman belajar yang berdiferensiasi. f. Guru cukup memberikan struktur dalam mengajar sehingga anak tidak merasa ragu tetapi pihak lain guru harus cukup luas sehingga tidak menghambat pemikiran sikap dan perilaku kreatif anak. g. Setiap anak ikut mengambil bagian dalam merencanakan pelajaran sendiri atau kelompok.

Guru tidak bersifat sebagai tokoh yang paling tahu tetapi menyadari keterbatasannya sendiri. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kreatifitas perlu dilakukan sejak dini dengan cara memupuk atau merangsang dan mengembangkan kreatifitas yang tampak. h.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian 1. Lokasi Nama TK Alamat Kelompok Tema Kompetensi Dasar

Hasil Belajar

: : : : :

TK Aisyiyah Gentong Kecamatan Demak Kabupaten Babakan B Pekerjaan Anak Mampu Melakukan Kreatifitas Fisik Secara terkoordinasi dalam rangka persiapan untuk menulis masal, kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan, serta melatih keberanian. : Dapat menggerakkan jari tangan untuk kelenturan otot dan koordinasi. : Meniru melipat kertas sederhana (1-6 lipatan) : I

Indikator Semester 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus yang terdiri dari siklus I dan II, masing-masing waktu penelitian ada 5 hari, dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut : a. Siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 23 Pebruari 2015 sampai dengan Jum’at 27 Pebruari 2015. b. Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 27 Pebruari 2015 sampai dengan Jum’at, 6 Maret 2014. 3. Tema a. Siklus I : Pekerjaan b. Siklus II : Pekerjaan 4. Kelompok Penelitian dilaksanakan pada anak kelompok B TK Aisyiyah Genting. 5. Karakteristik anak kelompok B TK Aisyiyah Genting. a. Anak usia 4-6 tahun adalah masa peka, usia emas. Pada rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. b. Anak usia 4-6 tahun suka menanyakan hal-hal yang baru dilihat, anak memiliki rasa ingin tahu yang besar.

B. Deskripsi Per Siklus Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus masing-masing terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi 1. Siklus I a) Perencanaan 1) Rencana Penelitian ini dilakukan peneliti diawali dengan melakukan kegiatan belajar pada tahap sebelum tindakan perbaikan, setelah itu penelitian mengetahui tingkat penguasaan materi, memberikan alasan tidak berhasil karena hanya 4 anak yang mendapatkan nilai baik dari 19 anak. Dengan menganalisa hasil nilai yang dicapai yang mencapai ketuntasan, maka peneliti merancang perbaikan pembelajaran yaitu dengan : a. Merancang sebuah rencana pembelajaran. b. Merumuskan tujuan perbaikan pembelajaran. c. Menyiapkan tujuan pembelajaran d. Menyiapkan lembar pengamatan e. Menyiapkan kertas lipat. 2) Tindakan Perbaikan Agar pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada materi melipat pesawat dapat berjalan baik, maka perbaikan pembalajaran dilaksanakan dengan menggunakan contoh-contoh lipatan yang menggunakan metode yang berulang-ulang. 3) Langkah-langkah Perbaikan Langkah-langkah perbaikan yang dilaksanakan dalam memberikan saran serta disertai alas an yaitu : a. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan contoh lipatan. b. Guru memberikan tugas perorangan untuk lipat kertas menjadi bentuk segitiga dan membalik kemudian melipat ke luar ujung-ujung sisi segitiga ke atas agar menjadi sayap pesawat. c. Guru menunjukkan kertas lipatan yang sudah jadi dan kemudian siswa disuruh membuat lipatan. d. Mengadakan tanya jawab tentang materi yang baru saja diberikan/diterangkan yang belum jelas. e. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. f. Siswa mendiskusikan kertas lipatan secara kelompok. g. Pemberian tugas tindak lanjut.

b) Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran jarang dilakukan dengan tahapan. 1. Guru mempersiapkan sesuatu demi keberhasilan pembelajaran. 2. Guru melaksanakan apresiasi dengan mengadakan tanya jawab tentang materi yang lau atau materi yang mau menuju materi yang akan disampaikan. 3. Diadakan kegiatan inti materi dilakukan dengan menerangkan metode. Pemberian tugas dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Sebelum latihan dilaksanakan penelitian membangkitkan motivasi belajar pada anak-anak supaya anak merasa senang. b. Peneliti memberikan secara bertahap : yaitu dimulai dari ringan kemudian menuju tahap yang sulit. c. Sebelum anak berlatih membuat lipatan, peneliti mengulang-ulang lipatan yang sulit bagi anak. d. Bagian yang dinggap sulit guru membimbing secara individu. e. Perbedaan individu anak hendaknya diperhatikan karena intergensinya tidak sama. f. Didalam kegiatan akhir peneliti mengadakan pengamatan untuk melihat sejauh mana materi yang diberikan dapat dikuasai oleh anak. a.

1. 1. 2. 3. 4. 2. a) b) c) d) e) f) g) h) i)

Pengamatan Pada waktu pelaksanaan kegiatan perbaikan, pembelajaran diadakan pengamatan baik oleh peneliti sebagai guru maupun oleh teman sejawat. Adapun yang diamati adalah : Anak Perhatian anak terhadap penjelasan guru. Tanggapan anak terhadap materi yang sedang dijelaskan. Tanya jawab dan diskusi kelasikal Pelaksanaan praktek melipat. Guru Penjelasan guru Penyampaian tujuan perbaikan pembelajaran Pemberian motivasi terhadap anak Pemberian materi latihan Penggunaan alat peraga Penggunaan metode Pemberian penguatan tentang materi Analisa nilai pemberian nilai Pelaksanaan tindak lanjut

b. Refleksi Setelah melakukan tindakan pembelajaran pada siklus I, hasil tes observasi maupun pengamatan belum mencapai tingkat ketuntasan secara klasikal karena dari 19 anak yang mendapat nilai B, baru 8 anak. Hasil renungan peneliti yang dibantu teman sejawat, kemudian membuat refleksi mengapa belum berhasil perbaikan yang dilaksanakan pada siklus I ini? hal itu disebabkan : 1. Bagi Anak 1. Tingkat kemampuan anak dalam melipat masih rendah. 2. Anak kurang mampu menanggapi penjelasan guru akibatnya tidak ada yang bertanya dan kurang memperhatikan. 3. Belum semua anak bisa melipat pesawat. 2. Bagi Guru Permasalahan anak tersebut diatas disebabkan : a) Penjelasan materi itu terlalu cepat dan anak masih bingung. b) Pelaksanaan materi pembelajaran tidak menggunakan alat peraga. c) Pemberian motivasi dan waktu untuk bertanya masih kurang. 2. Siklus I a. Perencanaan 1) Rencana Perencanaan tindakan perbaikan pada siklus II dilandasi setelah mengetahui refleksi pada siklus I. Maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran siklus II, dengan membuat rancangan perbaikan pembelajaran sebagai berikut : a) Merancang rencana pembelajaran b) Merumuskan tujuan perbaikan c) Menyiapkan alat peraga d) Merancang langkah perbaikan e) Merancang lembar kerja/ kertas lipat f) Merancang lembar pengamatan g) Merancang penilaian 2) Tindakan Perbaikan Agar rencana perbaikan pembelajaran pada materi melipat pesawat tidak berhasil, maka tindakan perbaikan dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Materi melipat banyak diberikan contoh-contoh yang lain. 2. Anak diberi tugas-tugas yang sudah bisa melipat sendiri. 3. Dalam menjelaskan materi penggunaan pendekatan komunikatif 3) Langkah-Langkah Perbaikan

a. b. c. d. e. f.

Langkah-langkah perbaikan pembelajaran yang dilakukan peneliti pada siklus II tentang membuat lipatan yaitu dengan cara : Dalam menjelaskan materi anak mengamati bentuk lipatan yang di demonstrasikan. Anak diberi suatu permasalahan untuk diselesaikan (lipatan) Guru banyak member contoh bentuk lipatan Penyajian tanya jawab tentang permasalahan yang dihadapi Anak mengerjakan tugas dari guru Pemberian tugas untuk dikerjakan secara teliti

b. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran dengan prosedur : 1. Guru menyiapkan perbaikan pembelajaran dengan prosedur 2. Guru mengadakan persepsi tentang materi yang lalu 3. Pelaksanaan kegiatan inti dengan pendekatan komunikatif Dengan cara yaitu : 1. Menjelaskan materi dengan cara member banyak contoh 2. Guru mendemonstrasikan melipat pesawat. 3. Anak dicoba untuk membuat lipatan sendiri 4. Anak menyerahkan lipatan yang sudah jadi yang dibuatnya. 5. Guru mengadakan evaluasi dengan menghitung beberapa menit 6. Anak selesai melipat, kemudian menganalisa dan member nilai dan tindak lanjut c.

1. a. b. c. d. e.

Pengamatan Untuk menemukan berbagai kekurangan, maka dalam tindakan perbaikan iadakan pengamatan selain oleh peneliti sebagai guru maupun bantuan teman sejawat, adapun yang diamati adalah : Anak Konsentrasi anak dalam penjelasan guru Motivasi anak dalam melihat contoh lipatan Kemampuan anak dalam membuat lipatan Kemampuan anak dalam bertanya tentang materi yang belum jelas. Kegiatan anak dalam mengerjakan tugas

2. a. b. c.

Guru Penyampaian tujuan pembelajaran Penerapan dan penggunaan pendekatan komunikatif Penjelasan guru tentang materi

d. e. f. g. h.

Lipatan yang salah ditunjukkan guru kepada anak Pemberian motovasi dan pertanyaan kepda anak Penggunaan alat peraga yang jelas Pemberian penguatan Pelaksanaan tindak lanjut

d. Refleksi Setelah selesai kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II dari hasil analisa nilai dapat diketahui ketuntasan mencapai 100 %, hal itu disebabkan karena kemampuan anak tuntas, dukungan dari keluarga dangan tingkat pendidikan orang tua yang rendah, sehingga orang tua dapat memberi motifasi kepada anak dalam pendidikan. Oleh karena faktor orang tua perlu dipertimbangkan dalam keberhasilan anak-anaknya. Hasil analisa nilai pada siklus II dari 19 anak yang dapat nilai baik 19 anak. Selain faktor orang tua penyebab lain yaitu : adanya komunikasi yang pro aktif antara guru dan anak diluar kelas dan dalam segala kesempatan. Dari penyebab-penyebab yang menjadikan hasil tingkat ketuntasan bisa maksimal (100%) tersebut diatas, peneliti sebagai pribadi seorang guru juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi dan juga peneliti menyerahkan kepada pihak sekolah untuk diatasi, agar proses belajar mengajar bisa mencapai standar ketuntasan yang maksimal. Namun apabila dilihat dari hasil analisa siklus II yang sudah mencapai nilai baik, maka dapat dikatakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di TK Aisyiyah Gentong 02 Kec. Demak Kab. Babakan kelompok B dapat dikatakan berhasil dan sudah memenuhi standar ketuntasan secara klasikal oleh karena itu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti mungkin dapat diterapkan dengan harapan pelaksanaannya dapat ditingkatkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Sebelum Perbaikan Sebelum diadakan perbaikan pada siklus I, diawali dengan kegiatan belajar mengajar tentang membuat lipatan ayam yang dilakukan untuk mengukur pemahaman, penguasaan anak terhadap materi, menunjukkan bahwa dari 19 anak yang mendapatkan nilai B hanya 4 anak, data tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar sangat rendah. Dari data tersebut diatas, dibawah ini peneliti menyajikan dalam bentuk table frekuensi nilai berikut : Tabel 1 Hasil Frekuensi Kreativitas Kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02 Sebelum Perbaikan No Kategori Jumlah Anak 1. Baik 2 anak 2. Cukup Baik 2 anak 3. Kurang baik 15 anak Jumlah 19 anak Tabel II Hasil Frekuensi Kreativitas Kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02 Siklus I No Kategori Jumlah Anak 1. Baik 7 anak 2. Cukup Baik 1 anak 3. Kurang baik 11 anak Jumlah 19 anak 2. Penelitian Siklus I Setelah mengetahui hasil proses belajar mengajar sebelum perbaikan yang hasilnya belum memenuhi standart ketuntasan (42%), maka peneliti mengadakan Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I dengan menggunakan alat peraga yang jelas (contoh lipatan) yang lebih baik dan benar. Dengan metode demonstrasi dan pemberian tugas maka hasilnya meningkat yaitu yang mendapatkan nilai B menjadi 8 anak.

Tabel III Hasil Frekuensi Kreativitas Kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02 Siklus II No Kategori Jumlah Anak 1. Baik 10 anak 2. Cukup Baik 9 anak 3. Kurang baik 0 anak Jumlah 19 anak Gambar 1 Hasil Frekuensi Kreativitas Kelompok B TK Aisyiyah Gentong Siklus II Grafik Siklus II

Grafik Hasil Belajar Siklus 2 Tabel 3 Hasil Evaluasi Kreatifitas Kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02 Siklus II No

1.

2. 3.

Kategori

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Jml

%

Jml

%

Jml

%

Kemapuan sesuai indikator

2

10,5 %

7

37 %

10

52.5 %

Kemampuan sedang atau rata-rata

2

10,5 %

1

5%

9

47,5 %

15

79 %

11

58%

0

0%

19

100 %

19

100%

19

100%

Belum sesuai indikator Jumlah

Dalam tabel dapat diketahui bahwa perbaikan kreatifitas menggunakan keterampilan melipat yang dilakukan kelompok B TK Aisyiyah Gentong 02 telah berhasil dengan baik dalam 2 siklus, hal itu terbukti sudah mencapai 52.5 %, kreatifitas cukup 47.5 %, kreatifitas kurang 0 %. Berdasarkan refleksi dari data penemuan dikatakan bahwa dengan meningkatkan kreatifitas melalui ketrampilan melipat anak TK Aisyiyah Gentong 02 kelompok B sudah mempunyai kemampuan tentang materi yang biasa disampaikan oleh guru yang memberikan pembelajaran walaupun belum mencapai ketuntasan secara optimal yaitu baik 100 % dari jumlah siswa 19 anak. 3. Penelitian Siklus II Dengan mengamati hasil perbaikan pembelajaran pada siklus yang hasilnya belum memuaskan, maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas siklus II dengan strategi pembelajaran yaitu mengadakan pendekatan komunikasi, dengan penyajian tanya jawab materi, secara terbuka anak diajak memikirkan tugas seadanya sebagai sebagai latihan sebelum melakukan kegiatan melipat yang sebenarnya. Diamati dan dievaluasi pelaksanaannya anak mengamati lipatan yang didemonstrasikan guru dan akan diberi tugas untuk melaksanakan tugas tersebut. Kemudian di akhir pertemuan setelah dievaluasi hasilnya menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan nilai baik dan cukup baik 19 anak dari jumlah 19 anak yaitu mencapai 100 %. B. Pembahasan 1. Sebelum Penelitian Pada kegiatan belajar mengajar sebelum perbaikan, kemampuan anak tentang upaya meningkatkan kreatifitas melalui keterampilan melipat masih rendah. Hal ini dapat dilihat dan hasil penilaian perbaikan sangat rendah sekali, karena masih jauh dari harapan guru. Permasalahan tersebut dikarenakan tingkat kemampuan melipat masih sangat rendah. Pada pertemuan awal guru tidak mengemukakan tujuan pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas saja tanpa menggunakan alat peraga, sehingga anak kurang memahami pelajaran dan tidak mampu atau takut bertanya tentang materi yang belum jelas. Maka hasil yang dicapai dari 19 anak yang mendapatkan nilai baik hanya 4 anak. Melihat data tersebut di atas peneliti mengadakan penelitian keadaan kelas pada siklus I untuk mengadakan perbaikan pembelajaran. 2. Perbaikan Pembelajaran Siklus I Setelah mengamati perolehan nilai pada sebelum perbaikan sesusai harapan peneliti, maka peneliti kemudian mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I. Agar proses

pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman anak tentang upaya meningkatkan kreatifitas melalui ketrampilan melipat maka pada perbaikan pembelajaran siklus I ini peneliti mengubah strategi pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dengan member bermacammacam contoh lipatan yang sudah jadi. Penggunaan metode demonstrasi dan pemberian contoh lipatan yang sudah jadi dapat menunjukkan adanya peningkatan pemahaman anak terhadap materi pelajaran. Terbukti pada latihan melipat kertas dengan menggunakan kertas berwarna-warni ternyata anak sangat tertarik untuk mengikuti dan ternyata anak yang mendapat nilai baik meningkat menjadi 8 anak. Namun hal itu belum menunjukkan hasil standar ketentuan yang diterapkan. Oleh karena itu, peneliti menganggap bahwa pembelajaran perlu diulang kembali dengan menggunakan metode dan alat yang tepat. Karena penerapan metode demonstrasi dan pemberian tugas belum mencapai nilai standar ketentuan klasikal yang diharapkan. 3. Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pada siklus II ini peneliti mengupayakan agar penguasaan anak terhadap materi melipat dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti pada siklus II menggunakan pendekatan komunikatif dengan kegiatan pembelajaran menggunakan system yaitu meningkatkan kreatifitas melalui melipat dengan percakapan sehingga tersentuh hatinya, jika tidak takut mengerjakan sendiri. Oleh karena itu, anak mau mengumpulkan pekerjaannya atau lipatannya, guru memberikan sanjungan, penguatan motivasi agar dalam mengerjakan tugas nanti mandiri dengan hasil yang baik. Dengan strategi yang diterapkan diatas peneliti mendeteksi hasil ketuntasan yang diharapkan karena semula hasil pada siklus I hanya 37%, pada siklus II mencapai 100 % dari jumlah anak. Melalui hasil mencapai 100% pada siklus II sebenarnya sudah mencapai ketuntasan yang maksimal yaitu 100%. Hal itu peneliti sadar bahwa materi meningkatkan kreatifitas melalui melipat tentunya berbeda-beda cara penerapannya, dan ini juga dipengaruhi oleh dukungan orang tua dirumah. Peran serta orang tua sangat berpengaruh terhadap intelegensi putra putrinya, sebab setelah dilihat dari hasil pengamatan peneliti bahwa anak yang belum tuntas adalah berasal dari keluarga kurang perhatian. Sehingga pemberian motivasi terhadap anak-anaknya masih kurang. Penyebab lain mengapa dulu pembelajaran di TK Aisyiyah Gentong 02 belum bisa maksimal karena suasana gaduh dari luar kelas yaitu wali murid yang menunggu anaknya, sehingga konsentrasi anak waktu belajar kurang nyaman.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang sudah dicapai oleh anak, baik pada sebelum perbaikan, perbaikan siklus I dan perbaikan pembelajaran siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar khusunya pada bidang pengembangan fisik motorik/ kemampuan melipat dengan kertas yang pelaksanaannya menggunakan pendekatan komunikatif, pembelajaran dilakukan dan dengan metode demonstrasi, tanya jawab dan pemberian tugas serta evaluasinya adalah pengamatan dan penilaian kualitatif yaitu B (baik), C (cukup), K (kurang). Jadi proses pembelajarannya mengamati, tanya jawab, praktik langsung dengan kertas berwarna akan berhasil dengan baik. Adapun hasil yang dicapai oleh anak selama pembelajaran sebelum perbaikan, perbaikan siklus I dan perbaikan siklus II adalah sebagai berikut : 1. Sebelum perbaikan yaitu dari 19 anak yang mendapat nilai B = 2, C = 2, K = 15. 2. Perbaikan pembelajaran siklus I dari 19 siswa yang mendapatkan nilai B = 7, C = 1, K = 11. 3. Perbaikan pembelajaran siklus I dari 19 siswa yang mendapatkan nilai B = 10, C = 9, K = 0. Melihat hasil yang dicapai diatas dapat disimpulkan bahwa hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran sebelum perbaikan, perbaikan siklus I terjadi peningkatan pada siklus II mencapai ketuntasan 100% dari anak yang ada. Hal ini membuat pengamatan peneliti menyatakan bahwa anak tuntas kecapaiannya sudah maksimal, dan peran serta dukungan orang tua dalam memotivasi anaknya sudah baik. Keberhasilan pendidikan tidak hanya terletak pada pribadi seorang guru saja, akan tetapi orang tua juga sangat menentukannya. Sebaliknya ketidakberhasilan perbaikan pembelajaran juga tergantung pada tempat kegiatan belajar mengajar, tergantung juga keadaan kelas, lingkungan sekolah juga ikut menentukan berhasil tidaknya pembelajaran. Pengalaman peneliti saat terjadi proses belajar mengajar pada upaya meningkatkan kreatifitas melalui ketrampilan melipat yaitu pada awal pertemuan peneliti merasa canggung untuk menyampaikan pembelajaran. Karena untuk menyampaikan materi kurang persiapan yang matang, tidak menggunakan alat peraga hanya metode ceramah bervariasi, tanyajawab sehingga hasilnya sangat rendah. Pada perbaikan siklus I peneliti optimis karena pelaksanaan pembelajaran sudah mengadakan persiapan agak matang. Dengan alat peraga macam-macam lipatan dan contoh lipatan, metode demonstrasi dan tanyajawab hasilnya meningkat. Pada perbaikan siklus II proses pembelajaran sangat menyenangkan karena anak diajak melipat dengan cara langkah demi langkah secara individu maupun kelompok/ sambil bersama-sama bahkan sambil menyanyi “Senyum Manismu Itu Lihatkanlah” tak terasa melipatnya tahu-tahu lipatan sudah jadi dan bagus sekali. B. Saran

Dalam menyampaikan pembelajaran dapat berhasil dengan baik hendaknya materi dikuasai terlebih dahulu sebelum guru berdiri didepan kelas agar membuat perencanaan yan g matang antara lain : 1. Bahan atau materi pembelajaran yang akan disampaikan disiapkan terlebih dahulu agar didepan kelas tidak canggung, menarik perhatian anak dan percaya diri. 2. Memilih metode yang akan digunakan yaitu efektif dapat menarik anak dan disesuaikan dengan materi. 3. Menggunakan alat peraga, proses pembelajaran tanpa alat peraga akan sulit diterima atau dipahami anak karena anak hanya membayangkan. Setelah perencanaan matang, kemudian guru melaksanakan rencana itu di depan kelas. Guru menggunakan langkah-langkah serta strategi baik dan tepat. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar hendaknya guru mengumpulkan data dan nilai untuk dijadikan pedoman materi mana yang belum dikuasai oleh anak untuk direfleksi dan dipecahkan masalahnya.

DAFTAR PUSTAKA Sub Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak.1994. Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdikbud Kartini Kartono. 2003. Psikology Anak (Psikolog Perkembangan). Bandung : CV Mandar Maju Raka Joni, Kardiawarman, Hadi Subroto. 1998. Pelatihan Keadaan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka Suemarti Patmanaodewo. 2000.Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta Moeslichatun R. 1999 Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak.Jakarta : Pusat Perkebunan Departemen Pendidikan Kebudayaan dan PT Rineka Cipta Wardani dkk.2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka Pamadhi Hajar, Evan Suhardi,S.2008. Seni Ketrampilan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka Coople dan Brecame (2008) Startegi Pembelajaran TK hal.5.8 jakarta : Universitas Terbuka. Hill Patry Smith (2009) Bermain dan Permainan Anak hl. 1.7. Jakarta : Universitas Terbuka. Khafidoh (2013) Pemantapan Kemampuan Profesional 1.1. Sujiono Bambang, dkk (2009) Metode Pengembangan Fisik hal 1.14. Jakarta : Universitas Terbuka. Sujiono Bambang, dkk (2009) Metode Pengembangan Fisik hal 1.3. Jakarta : Universitas Terbuka. Tim PKP PG PAUD (2013) Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka. Wardhani Igak, Wihardit Kuswaya (2010) Penelitian Tindakan Kelas hal. 1.19-21. Jakarta : Universitas Terbuka.

More Documents from "Aryn R"