301937871-proposal-skripsi-upaya-meningkatkan-kemampuan-berhitung-permulaan-melalui-kegiatan-memancing-ikan.docx

  • Uploaded by: Aryn R
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 301937871-proposal-skripsi-upaya-meningkatkan-kemampuan-berhitung-permulaan-melalui-kegiatan-memancing-ikan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,697
  • Pages: 28
JUDUL

:

UPAYA

MENINGKATKAN

KEMAMPUAN

BERHITUNG

PERMULAAN MELALUI KEGIATAN MEMANCING IKAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KRISTEN SAMUEL KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah Anak adalah tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak, karena pada masa itu merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Pada masa ini, anak usia dini mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang sangat pesat. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta seni dan budaya. Penyiapan sumber daya manusia sejak dini supaya berkualitas sehingga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Anak usia dini memiliki karakteristik perkembangan fisik dan psikologis yang khas. Secara teoritis mereka berada dalam periode emas, sehingga usia dini sering disebut sebagai The golden age / usia emas. Dimana pada periode ini, mereka sangat peka untuk menerima berbagai stimulasi dari lingkungannya. Selain itu pada masa usia dini merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, sehingga diperlukan layanan pendidikan yang sesuai agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Merujuk

pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) bahwa pendidikan terdiri atas

1

Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi yang keseluruhan merupakan kesatuan yang sistematik. Artinya pendidikan harus dimulai dari usia dini, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan demikian PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar ( Arifin : 2009). Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak – Kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan formal sebelum memasuki sekolah dasar. Lembaga ini menjadi sangat penting karena usia dini merupakan usia emas (golden age), yang merupakan masa peka bagi anak. Fungsi TK adalah membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangan agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Tujuan Taman Kanak – Kanak : 1.

Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, inovatif, mandiri dan percaya diri.

2.

Mengembangkan

potensi

kecerdasan

spiritual,

intelektual,

emosional, kinestetis dan soaial peserta didik. 3.

Membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi nilai – nilai agam dan moral, sosio – emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik motorik (Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2010 : 4) Penyampaian pembelajaran di TK tidak pernah lepas dari

permainan. Lingkup perkembangan diajarkan di TK ada lima : Nilai – nilai Agama dan Moral, Fisik Motorik, Kognitif, Bahasa dan Sosial Emosional. Dari kelima lingkup perkembangan tersebut yang menjadi fokus bahasan

2

tulisan ini adalah lingkup perkembangan kognitif terutama menghitung benda. Pada dasarnya pendidikan anak usia dini tidak ada tuntutan bahwa anak harus bisa berhitung dan menjumlah, akan tetapi dalam pembelajaran baru taraf pengenalan akan angka – angka dan bilangan – bilangan yang diberikan

melalui

berbagai

permainan.

(Depdiknas

2007

:

1)

mengemukakan bahwa kemampuan berhitung permulaan merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh – kembangkan ketrampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari – hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Mengajarkan berhitung permulaan penting karena melalui berhitung akan meningkatkan pemahaman anak tentang berbagai konsep bilangan. Ketrampilan berhitung sangat perlu dimiliki anak usia dini sebagai persiapan untuk bekal hidupnya nanti. Kemampuan berhitung di taman kanak – kanak tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja tetapi juga kesiapan mental, sosio – emosional, dan aspek – aspek perkembangan yang lain. Mengajarkan berhitung permulaan pada anak tidaklah mudah, kenyataannya banyak berbagai kendala yang dihadapi guru. Kendala yang sering dihadapi para guru adalah anak merasa bosan. Penyebab anak bosan mengikuti proses pembelajaran adalah karena takut pada guru atau proses pembelajaran tidak menarik. Untuk itu diperlukan metode yang dapat membuat anak tidak takut pada guru dan proses pembelajaran yang yang menyenangkan dan bervariasi. Agar anak tidak takut pada guru ciptakan figur guru yang menyenangkan dan bersikap ramah pada anak. Pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran pada anak ditaman kanak – kanak adalah dengan bermain sambil belajar seraya bermain.

3

Mengajarkan berhitung permulaan di TK Kristen Samuel Baki, tanpa benda anak – anak dapat berhitung dengan baik, namun setelah diberi tugas menghitung anak tetap belum bisa menghitung. Hal ini dibuktikan dari jumlah anak sebanyak 25anak, dikelompok A di TK Kristen Samuel Baki 5 anak dapat berhitung dengan baik tanpa benda ataupun menggunakan benda, dan 20 anak masih mengalami kesulitan bila diajak berhitung. Anak belum bisa berhitung walaupun sudah diberi pembelajaran dapat disebabkan oleh pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan metode konvensional maka perlu dicari model pembelajaran yang inovatif. Salah satunya adalah model pembelajaran yang menarik, tidak membosankan dan membuat guru untuk tampil menyenangkan. Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI KEGIATAN MEMANCING IKAN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KRISTEN SAMUEL BAKI KABUPATEN SUKOHARJO. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas, terdapat permasalahan yang dapat penulis identifikasikan sebagai berikut : 1. Kemampuan berhitung awal yang belum optimal 2. Kurang tepatnya guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan kemampuan berhitung anak didik. 3. Kurangnya sarana dan prasarana sekolah sehingga proses belajar mengajar kurang. 4. Lingkungan sekolah yang kurang kondusif ( dekat dengan jalan raya) juga menjadi masalah dalam pembelajaran karena suara bising.

4

C.

Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah tersebut di atas maka penulis membatasi permasalahan pada :

D.

1.

Kemampuan berhitung dibatasi pada membilang angaka 1 – 10.

2.

Permainan dibatasi dengan kegiatan bermain memancing ikan.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakng masalah yang telah penulis kemukakan diatas, agar permasalahan dapat dibahas secara optimal maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah peningkatan kemampuan berhitung permulaan melalui kegiatan memancing ikan pada anak kelompok A di TK Kristen Samuel Baki Kabupaten Sukoharjo ?

E.

Tujuan Penelitian Sesuai dengan urutan permasalahan yang sudah dirumuskan maka penitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung permulaan melalui kegiatan memancing ikan pada anak kelompok A di TK kristen Samuel Baki Kabupaten Sukoharjo.

F.

Manfaat Penelitian 1.

Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran atas teori baru dalam ilmu dan teori – teori pengetahuan terkait yang berhubungan dengan pembelajaran kognitif ( berhitung permulaan ).

2.

Manfaat Praktis a. Manfaat ditujukan pada anak TK Kristen Samuel Baki dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan. b. Bagi orang tua penilitian ini dapat membantu orang tua untuk menumbuhkan minat anak agar menyenangi pembelajaran berhitung.

5

c. Bagi guru penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan tentang cara pembelajaran berhitung. d. Bagi sekolah penelitian ini diharapkan mendorong pihak sekolah untuk memotivasi semangat guru untuk mengadakan penelitian tindakan kelas sehingga bisa meningkatkan kinerja guru.

II.

Landasan Teori A. Kajian Teori 1. Kemampuan Berhitung Permulaan a. Pengertian Kemampuan Menurut Sujiono, dkk (2008 : 1. 7) ada tiga pengertian kemampuan. Pertama, dalam teori “ Primary Mental Abilities”, Thurstone

berpendapat

bahwa

intelegensi

merupakan

penjilmaan dari kemampuan primer yaitu : ( 1) Kemampuan berbahasa ( verbal comprehension), ( 2) Mengingat ( memory), ( 3 ) Nalar atau berfikir logis ( reasoning ), ( 4) Pemahaman Ruang ( spatial faktor ), ( 5) bilangan ( numerical ability), ( 6 ) Menggunakan kata – kata ( word fluency ), ( 7 ) Mengamati dengan cermat dan cepat ( perceptual speed). Kedua, Gardner mengemukakan tentang delapan dasar kecerdasan dasar ( kecerdasan jamak / multiple inteligences ). Menurut Gardner kecerdasan adalah kapasitas untuk menyesaikan masalah – masalah dan membuat cara penyelasaiannya dalam kontek yang beragam dan wajar. Ketiga, menurut Poerwodarminto (2007 : 742) kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa (sanggup melaksanakan sesuatu) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Dari ketiga pengertian kemampuan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang

dalam

mengerjakan

6

/

melaksanakan

tugas.

Kemampuan juga untuk menyelesaikan masalah – masalah dan mencapai hasil yang baik. b. Pengertian Berhitung Permulaaan Berhitung adalah kegiatan mengurutkan konsep bilangan dengan diawali urutan terendah dengan menggunakan alat media atau lambang yang sesuai dengan kegiatan sehari – hari. Anak usia TK berada pada fase perkembangan pra – operasional menuju kekongkritan. Anak belajar dengan menggunakan benda – benda. Berbagai benda yang ada disekitar kita dapat digunakan untuk melatih berhitung, berfikir logis, dan matematis (Depdiknas, 2007 : 4). c. Manfaat Pengenalan Berhitung 1). Tujuan umum : Untuk mengetahui dasar – dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saat memasuki jenjang pendidikan selanjutnya lebih siap mengikuti pelajaran berhitung yang lebih komplek. 2). Tujuan Khusus : a) Dapat berfikir logis dan sistemamtis sejak dini. b) Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan ketrampilan berhitung. c) Memiliki ketelitian, konsentrasi, abtraksi dan daya apresiasi yang tinggi. d) Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan

sesuatu

peristiwa yang terjadi di sekitarnya. e) Memiliki kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.

7

Agar dalam pengenalan berhitung permulaan dapat dicapai

seperti

apa

yang

diharapkan,

maka

perlu

memperhatikan prinsip – prinsip berhitung permulaan ( Depdiknas, 2007 : 2) 1) Permainan berhitung diberikan secara bertahap. Diawali dengan menghitung benda atau peristiwa kongkrit yang dialami. 2) Pengetahuan dan ketrampilan pada permainan berhitung diberikan secara bertahap menurut tingkat kesulitan. 3) Permainan berhitung akan berhasil jika anak – anak diberikan kesempatan berpartisipasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah – masalahnya sendiri. 4) Permainan berhitung membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan anak. 5) Bahasa yang digunakan di dalam konsep berhitung dengan bahasa sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat dilingkungan sekitar anak. 6) Dalam permainan berhitung anak dapat dikelompokan sesuai tahap pengawasannya. 7) Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan. Ciri – ciri yang menandai bahwa anak sudah menyenangi pembelajaran berhitung menurut ( Depdiknas, 2007 : 12 ) sebagai berikut : 1)

Secara spontan telah menunjukan ketertarikan pada aktivitas berhitung.

2)

Anak

mulai

pemahaman.

8

menyebut

urutan

bilangan

tanpa

3)

Anak mulai menghitung benda – benda yang ada disekitarnya secara spontan.

4)

Anak mulai membanding – bandingkan benda – benda dan peristiwa yang ada disekitarnya.

5)

Anak mulai menjumlah – jumlahkan atau mengurangi angka dan benda – benda di sekitarnya tanpa sengaja.

d.

Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan berhitung. Sujiono ( 2008 : 1.25 – 1. 27) mengemukakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan berhitung ( kognitif) adalah : 1) Faktor Hereditas Bahwa manusia sejak lahir sudah memiliki potensi – potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor lingkungan hanya memberi pengaruh hanya 20% - 25%. Loehlin, lindzey dan spuler berpendapat 75% - 80% taraf intelegensi merupakan faktor keturunan atau warisan. 2) Lingkungan John Locke berpendapat bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan suci. Perkembangan manusia sangat ditentukan oleh lingkungannya. Oleh sebab itu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan manusia. 3)

Kematangan Organ manusia baik fisik maupun psikis dapat dikatakan telah matang apabila dia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing – masing. Kematangan tidak bisa dipaksakan untuk segera hadir, karena berkaitan dengan umur kronologis. Sehingga pendidik harus mengetahui kematangan masing – masing

9

agar tindakan pendidikan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. 4) Pembentukan Pembentukan adalah semua kondisi diluar dari individu yang yang mempengaruhi kemampuan berhitung. Pembentukan dapat dilakukan pada sekolah formal, keluarga dan masyarakat. 5) Minat dan Bakat Minat merupakan dorongan yang mengarahkan individu untuk melakukan sesuatu dan akan berbuat dengan cara yang baik. Bakat merupakan kemampuan bawaaan yang potensial dan perlu dilatih agar berkembang dengan baik. 6) Kebebasan Kebebasan yaitu keadaan yang tidak mengikat individu.

Anak

yang

memiliki

kebebasan

akan

memungkinkan menghasilkan banyak hal, anak dapat berfikir divergen dan tidak hanya konvergen saja.

e.

Indikator dalam keberhasilan berhitung permulaan Indikator adalah kompetensi dasar yang lebih spesifik dan operasional yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran (Depdiknas, 2006). Indikator merupakan penanda Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP) yang menunjukkan adanya perubahan perilaku, dapat diukur dan mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan (Kemendiknas, 2010). Indikator yang akan dikembangkan dalam kemampuan berhitung antara lain : 1) Mengenal konsep banyak – sedikit, lebih – kurang, sama – tidak sama,(Kognitif 27)

10

2) Membilang / menyebut urutan bilangan minimal dari 1 – 10 (Kognitif 29) 3) Membilang dengan menunjuk benda ( mengenal konsep bilangan dengan benda – benda sampai 10) (Kognitif 30) 4) Menunjuk urutan benda untuk bilangan sampai 10 (Kognitif 31) (Derektorat Pembinaan TK dan SD, 2010 : 39 – 41) f.

Pengertian Memancing Memancing adalah suatu kegiatan menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olah raga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau di tengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan. Atau bisa juga sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa alat atau dengan menggunakan sebuah alat oleh seorang atau beberapa pemancing. Memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumicumi, gurita, bahkan ikan paus. Memancing ikan dapat dibedakan berdasarkan alam buruannya, yaitu: 1. Memancing ikan air laut 2. Memancing ikan air tawar Pada dasarnya memancing hanyalah salah satu cara menangkap ikan. Oleh karena itu banyak cara atau teknik menangkap ikan yang lain. Teknik Menangkap ikan 1.

Menangkap ikan dengan tangan Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol pancing dan

11

senar atau biasa disebut mancing tangan. Menangkap ikan dengan cara ini digunakan untuk jenis memancing dasar laut (bottom fishing). 2. Menangkap ikan dengan Tombak Menangkap ikan dengan cara menombak lebih mudah daripada dengan tangan dan cara ini sudah digunakan sejak lama oleh manusia. Ujung tombak dibuat sedemikian rupa seperti pada mata kail agar ikan yang tertangkap tidak dapat lepas dari mata tombak. Tombak yang dipakai dapat mermacam-macam bentuk, dari yang mempunyai gagang pendek hingga yang panjang dan biasanya bercabang tiga diujungnya (semacam trisula). 3. Harpoon Pada masa sekarang cara menangkap ikan dapat menggunakan harpoon yaitu alat penangkap ikan berupa tombak

yang

diberi

tali

yang

panjang.Harpoon

ditembakkan dengan menggunakan sebuah alat pelontar, biasanya alat ini digunakan untuk menangkap Paus. 4. Tali pancing / Rol pancing Pada saat ini cara menangkap ikan paling favorit dan praktis serta dapat dilakukan secara sendirian ialah dengan menggunakan tali pancing yang disebut juga senar. Pada ujung senar dipasang satu atau lebih mata kail yang mana setiap mata kail diberi umpan hidup ataupun umpan tiruan. Menangkap ikan dengan cara ini dapat dilakukan di pinggir sungai, danau, tepi laut atau bahkan di tengah laut dengan menggunakan perahu. 5. Menyedot air Teknik

ini

lebih

sering

digunakan

untuk

menangkap berbagai jenis hewan dasar laut atau moluska seperti kerang, lobster, kepiting dan hewan sejenisnya

12

yang berada di dasar air atau dasar laut. Caranya dengan menggunakan kompresor yang bekerja dengan menyedot air ke atas kapal lalu disaring dan kemudian air dibuang kembali ke laut. 6.

Jaring Dilakukan dengan cara menyerok dengan jaring atau menebar jala yang kemudian diangkat atau dengan memasang jala dengan cara ditunggu selama beberapa waktu tertentu lalu kemudian jala baru diangkat.

7. Layang-layang Cara ini dilakukan dengan menaikkan sebuah layang-layang yang terbuat dari bahan anti air dan diterbangkan dengan menggunakan tali. Tetapi cara ini kurang efektif jika dilakukan pada saat cuaca tidak mendukung seperti hujan atau angin kencang 8. Melubangi permukaan ice Teknik ini dilakukan di laut atau danau yang sedang membeku akibat dinginnya iklim di daerah tersebut. Menangkap ikan dengan cara ini dilakukan dengan cara mengebor atau membuat lubang pada lapisan es agar alat pancing dapat masuk kedalam air melalui lobang yang telah dibuat sebelumnya. 9. Perangkap lobster Cara ini tidak sebatas menangkap ikan, tapi dapat pula digunakan untuk menangkap hewan laut lain yang biasanya berada di dasar perairan, seperti lobster, kepiting dan sejenisnya. 10. Bantuan hewan Di Cina dan Jepang teknik menangkap ikan dapat menggunakan sejenis burung air yang terlatih, yaitu

13

burung Cormorant.

Biasanya

teknik

ini

dilakukan

bersama-sama dengan nelayan lainnya yang semuanya memiliki burung ini. Dengan perahunya para nelayan membentuk lingkaran lalu kemudian burung-burung tersebut diperintahkan untuk mengejar ikan dengan arah ke tengah dari lingkaran. 12. Menyetrum Biasanya

menggunakan

tongkat

yang

pada

ujungnya disambung ke alat penghasil listrik seperti baterai, aki mobil atau generator listrik. Teknik ini juga tidak diperbolehkan terutama untuk penangkapan ikan laut karena dapat berpengaruh dan merusak terumbu karang. Cara ini sebenarnya lebih efektif dilakukan di perairan air tawar seperti sungai, tambak atau kolam. 13. Mancing Dasaran Teknik mancing ini biasa digunakan di laut, yaitu dengan menjatuhkan umpan dengan pemberat sampai ke dasar laut. g.

Kajian Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ini digunakan penelitian terdahulu sebagai telaah pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya sebagai berikut : Penelitian yang dilakukan oleh Suratmi (2012) dengan judul Upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan melalui permainan bola dalam model pembelajaran bermain peran dengan pendekatan tematik pada anak kelompok A TK RA AL – IMAN Perumda Gergunung Klaten Tahun Ajaran 2011 / 2012, menyimpulkan bahwa melalui penggunaan penggunaan permainan bola dapat meningkatkan kemamapuan berhitung.

14

Penelitian yang dilakukan Handayani (2011) dengan judul Upaya meningkatkan kemampuan berhitung melalui bermain dengan media gambar di TK Indria Putra I Semanggi Kec. Pasar Kliwon kota Surakarta Tahun 2010 / 2011 menyimpulkan bahwa

melalui

bermain

dengan

media

gambar

dapat

meningkatkan kemampuan berhitung anak. Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian Suratmi terletak pada media yang digunakan. Suratmi menggunakan media bola dan memngembangkan kemampuan anak dengan membilang angka 1 – 20 dan mengenal lambang bilangan. Penelitian Handayani menggunakan media gambar dan mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal penjumlahan dan pengurangan . h.

Kerangka Pikir Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika didukung oleh komponen pembelajaran secara utuh yaitu tujuan, materi, metode, media dan evaluasi pembelajaran. Pembelajaran berhitung permulaan adalah salah satu aspek bidang pengembangan anak dalam meningkatkan kemampuan kognitif. Pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media – media yang ada di lingkungan sekitar. Kemampuan berhitung sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari – hari, karena selain meningkatkan kemampuan kognitif juga dapat meningkatkatkan kemampuan sosio – emosional dan kemampuan yang lainnya.

15

Kondisi awal guru belum menggunakan media

Pencapaian peningkatan kemampuan berhitung belum maksimal ( 25%)

Pembelajaran dengan menggunakan media

Hasil yang diharapkan peninghkatan kemampuan berhitung dapat mencapai 85%

1.1 Diagram Kerangka Pikir

Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah dengan pendekatan bermain seraya belajar dan guru dapat menjadi figur yang ramah dan menyenangkan. Dengan demikian maka guru akan dapat menyampaikan pembelajaran dengan baik dan tercapai dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak. i.

Hipotesis Tindakan Dengan uraian diatas maka hipotesis yang penulis ajukan adalah adanya peningkatan kemampuan berhitung anak melalui kegiatan memancing ikan pada anak kelompok A di TK Kristen Samuel Baki.

16

III.

METODE PENILITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian dengan judul “Upaya meningkatkan kemampuan berhitung permulaan melalui kegiatan memancing ikan pada anak kelompok A di TK Kristen Samuel Baki adalah Penelitian Tindakan Kelas(PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan di kelompok A di TK Kristen Samuel Baki dengan kegiatan memancing ikan. PTK adalah Penelitian yang dilakukan oleh guru kelas sendiri melalui refkesi diri dengan tujuan memperbaiki kinerja sehingga hasil belajar siswa meningkat(Aqib, 2009 : 3).

B. Setting Penelitian 1.

Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A di Taman Kanak – Kanak (TK) Kristen Samuel Baki Kabupaten Sukoharjo. Jumlah siswa 25 anak yang terdiri dari 10 anak laki – laki dan 15 anak perempuan.

2.

Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan peneliti adalah Taman Kanak – Kanak Kristen Samuel Baki Kabupaten Sukoharjo. Alasan Peneliti memilih TK tersebut karena peniliti bekerja pada

lembaga

PAUD

tersebut

sehingga

memudahkan

perolehan data dan mempunyai waktu yang luas. Selain itu TK Kristen Samuel Baki belum pernah dilakukan penelitian yang serupa dengan penelitian ini. 3.

Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas dilakukan di semester satu / gasal, mulai bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Januari Tahun 2015.

17

C. Metode Penelitian 1. Pengertian Metode Metode berasal dari bahasa Yunani “ Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Pengertian menurut Poerwodarminto (2007: 767) metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai sesuatu maksud ( dalam ilmu pengetahuan). 2. Jenis Penelitian Menurut Arifin (2011 : 32 – 37) ada beberapa jenis penelitian berdasar fungsinya antara lain : a. Penelitian Dasar ( basic / fundamental research) Penelitian dasar atau penelitian murni untuk memahami, menjelaskandan memprediksi berbagai fenomena alam dan sosial. Dengan tujuan untuk meningkatkan penyeledikan dan metodelogi sosial. b. Penelitian Terapan (applied research) Penelitian terapan berfungsi untuk memecahkan masalah – masalah praktis. c. Penelitian Tindakan (action research) Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri melalui tindakan nyata dalam situasi yang sebenarnya. Dengan tujuan untuk memperbaiki proses dan pemahaman tentang praktik – praktik pendidikan secara utuh, mengembangkan kemampuan profesional, meningkatkan hasil belajar. d. Penelitian Penilaian (assessment research) Penelitian yang dilakukan untuk menentukan perubahan atau perbaikan perilaku individu. e. Penelitian Evaluasi (evaluation research)

18

Jenis penelitian yang digunakan untuk menilai keberhasilan, dan kelayakan suatu program. f. Penelitian Kebijakan (policy research) Bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan pemimpin. g. Penelitian Grounded (grounded research) bertolak dari data – data faktual dilapangan secara empiris 3. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Devinisi PTK atau classroom action research adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. Dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas dan proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas. Menurut Hamdani, (2008 : 44) penelitian tindakan merupakan proses yang mengevaluasi kegiatan prose belajar mengajar

yang

dilaksanakan

secara

sistematik

adn

menggunakan teknik – teknik yang relevan. PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus peniti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penelitian terhadap tindakan nyata berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Santyasa, 2007 : 4). D. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara Lexy J. Moleong (2002 : 135) mengatakan bahwa wawancara adalah metode percakapan yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan di wawancarai yang memberikan

19

jawaban atas pertanyaan tersebut yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan penelitian. 2. Metode Observasi Metode

observasi

adalah

pengamatan

dan

pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penulisan ( Arikunto, 2002 : 158). Metode ini digunakan

untuk

mendapatkan

data

tentang

upaya

meningkatkan kemampuan berhitung permulaan melalui kegiatan memancing ikan pada anak kelompok A TK Kristen Samuel Baki, yaitu langsung mengamati dan mencatat materi yang diteliti. Kinerja guru dan siswa yang diamati

tentang

kemampuan

mengelola

kegiatan

pembelajaran dan kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan berhitung. 3. Metode Dokumentasi Menurut Lexy J. Moleong (2002 : 161), dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film. Metode digunakan untuk memperoleh data teori yang ilmiah serta landasan teori yang benar, akurat dan terpecaya untuk mengetahui data untuk mengambil dokumen – dokumen yang berhubungan dengan data siswa, guru dan lingkungan sekolah.

E. Data dan Sumber Data Adapun dalam penelitian ini data dan sumber datanya : data tentang hasil belajar berhitung dari memancing ikan dan sumber datanya jumlah siswa yang sedang melakukan kegiatan memancing ikan.

20

F. Rancangan Penelitian Penelitian

dilakukan

dengan

model

Penelitian

Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini terdiri dari empat tahapan kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini dilaksanakan dua siklus dengan satu pokok bahasan. 1. Siklus I berbicara dengan guru untuk : a. Perencanaan 1) Membuat rencana kegiatan harian (RKH) 2) Pembuatan instrumen untuk penilaian selama kegiatan berlangsung 3) Pola pengaturan kelas 4) Menyiapkan

media

yang

digunakan

dalam

peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak. b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah disesuaikan dengan rencana yang meliputi : 1) Anak – anak diminta untuk duduk melingkar 2) Guru membuka pelajaran dengan bercerita tentang 3) Guru membuka gambar peralatan yang digunakan oleh nelayan 4) Guru memperlihatkan ikan mainan yang telah disediakan 5) Guru menjelaskan tentang ikan 6) Guru mempraktikan permainan kepada anak agar anak memahami aturan permainan 7) Anak bermain memancing lalu menghitung hasil ikan uang diperoleh 8) Guru memberi nilai

c. Observasi / Pengamatan

21

Pada saat kegiatan berlangsung, peneliti bersama guru kolaborator melakuakan pengamatan dan penilaian kepada anak selama proses anak bermain memancing. Peneliti menilai tentang keaktifan anak, minat anak selama proses kegiatan berlangsung serta melakukan penilaian terhadap ketepatan anak dalam menyebutkan bilangan / angka. d. Refleksi 1) Berdasarkan data yang diperoleh setelah pelaksanaan tindakan pertama, maka data tersebut diolah dan dianalisis. Kemudian diperoleh masukan sehingga mampu menganbil keputusan baik sebelum maupun sesudah pembelajaran berlangsung. 2) Melakukan perbaikan jika dalam pembelajaran pada siklus I masih terdapat hambatan.

G. Metode Analisi Data Teknik yang dilakukan untuk melihat ketuntasan belajar anak dan peningkatan hasil belajar : P = ____x 100% Keterangan : P = Prosentase n = jumlah skor yang diperoleh dari data N = jumlah skor maksimal

H. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan ini dilakukan dalam indikator beberapa kali anak melakukan kegiatan dengan benar, dengan diberi waktu15 menit. Ketentuan dikatakan tuntas apabila anak telah mencapai 80%. NO

VARIABLE

INDIKATOR

22

ASPEK

SKALA

PENILAIAN

1

2

3

Kartu Angka

PENILA IAN 1 2 3 4

1. Membilang / Menyebut urutan bilang 1- 10 (Kog.C.2.1)

1. Mengucap urutan bilangan dengan benar 2. Mengenal bentuk angka 3. Menunjuk angka dengan benar 4. Menuliskan angka Berhitung 1 Membilang 1. Berhitung tanpa benda dengan dengan urut (dengan jari) menunjuk 2. Membedakan benda / banyak gambar untuk sedikit mengenal 3. Mengenal konsep sama - tidak bilangan ( sama dengan Kog C.3.1) Berhitung 1 Menyebut 1. Menulis dengan benda kembali angka (ikan mainan) penambahan 2. Mengenal dan Angka pengurangan 3. Berhitung dengan dengan tepat memisahkan/ mengumpulk an benda 1-5 3.1 Tabel Indikator Keberhasilan Keterangan Skor : Angka 4

: Berkembang sangat pesat (BSP)

Angka 3

: Berkembang sesuai harapan (BSH)

Angka 2

: Mulai berkembang (MB)

Angka 1

: Belum berkembang (BB)

23

I. Daftar Pustaka

Ahmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media group. Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan Berhitung Permulaan di Taman Kanak – kanak. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Kementrian

Pendidikan

Nasional.

2010.

Pedoman

Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak – kanak. Jakarta : Direktorat Pembinaan TK dan SD. Lexy J. Moleong, (2002). Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya M. Yazid Busthomi. 2012. Panduan Lengkap PAUD. Citra Publishing. Nining Sriningsih. 2009. Pembelajaran Matematika terpadu untuk Anak Usia Dini. Bandung : Pustaka Sebelas. Poerwodarminto W. J. S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Santyasa, I Wayan. 2007. Metodelogi Penelitian Tindakan Kelas. Makalah. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. (Tidak Diterbitkan Sujiono, Yuliani, dkk. 2008. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta. Universitas Terbuka. Suyadi, Maulidya Ulfah. 2013. Konsep Dasar PAUD. Bandung : Remaja Rosdakarya.

24

J. Jadwal Kegiatan

No

Bulan / Minggu Kegiatan

1

Menemukan Masalah

2

Menyusun Proposal

3

Permohonan Ijin

4

Penyusunan Bab I, II, III

5

Tindakan Siklus I

6

Tindakan Siklus II

7

Pengolahan Data

8

Penyusunan Bab

9

Konsultasi

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

3.2 Tabel Jadwal Kegiatan

25

K. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan disusun dengan tiga bagian adalah : I.

Bagian Awal Memuat : Halaman Judul, Persetujuan Pembimbing, Pengesahan, Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Abstrak dan Daftar Lampiran.

II.

Bagian Isi BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika skripsi. BAB II Pengertian kemampuan Berhitung ; pengertian kemampuan, pengertian berhitung permulaan, manfaat perkembangan

berhitung,

indikator

keberhasilan

berhitung permulaan, pengertian memancing, kajian penelitian yang relevan, kerangka berpikir, hipotesis tindakan. BAB III Metode Penelitian Terdiri atas Pendekatan penelitian, setting penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data, data dan sumber data, rancangan penelitian, metode analisis data, indikator keberhasilan, jadwal penelitian, sistematika penelitian, daftar pustaka. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis tindakan. BAB V Kesimpulan dan Saran Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pusataka dan lampiran – lampiran.

26

PERSETUJUAN

Proposal

skripsi

dengan

judul

UPAYA

MENINGKATKAN

KEMAMPUAN

BERHITUNG PERMULAAN MELALUI KEGIATAN MEMANCING IKAN PADA

27

ANAK KELOMPOK A DI TK KRISTEN SAMUEL BSKI KABUPATEN SUKOHARJO Telah disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II diketahui Ketua Pr ogram Sarjana (S1) Kependidikan bagi guru dalam jabatan pendidikan guru Pendidikan Anak Usia Dini dan disahkan Dekan Fakultas Ilmi Pendidikan IKIP Veteran Semarang, pada : Hari

:

Tanggal

: Disetujui

Pembibing I

Pembibing II

Fifti Istiklaili, M.kes NIP/NIY 621051984

Maulidya Ulfah, M.pd.I NIP/NIY 603121984

Disahkan

Diketahui

Dekan FIP

Ketua Program Sarjana KGJ

Dra. Sri Sayrekti, M.Si NIP . 19610311 198603 2 002

Maulidya Ulfah, M.Pd.I NIY . 6033121984

28

More Documents from "Aryn R"