KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN NOMOR PER- 1
/PK/2018
TENTANG PROSEDUR PEMBAHASAN, FORMAT, DAN STANDAR RINCIAN RANCANGAN KEGIATAN DAN PENGANGGARAN PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN DANA REBOISASI
DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN,
Menimbang
: bahwa
dalam
rangka
perancangan
kegiatan
dan
penganggaran penggunaan DBH DR sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.07/2017 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi, Jenderal
perlu
menetapkan
Peraturan
Direktur
Perimbangan
Keuangan
tentang
Prosedur
Pembahasan,
Format, dan Standar Rincian Rancangan
Kegiatan Penggunaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi;
Mengingat
: 1.
Undang-Undang Anggaran
Nomor
Pendapatan
15 dan
Tahun Belanja
2017
tentang
Negara
Tahun
Anggaran 2018 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 233); 2.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor
225/PMK.07/2017
tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017; 3.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.07/2017 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi
Hasil
Reboisasi;
Sumber
Daya Alam
Kehutanan
Dana
MEMUTUSKAN: Menetapkan
: PERATURAN KEUANGAN
DIREKTUR
JENDERAL
PERIMBANGAN
TENTANG
PROSEDUR
PEMBAHASAN,
FORMAT, DAN STANDAR RINCIAN RANCANGAN KEGIATAN DAN PENGANGGARAN PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN DANA REBOISASI.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1.
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi selanjutnya disingkat DBH DR adalah bagian daerah yang berasal dari penerimaan sumber daya alam kehutanan Dana Reboisasi.
2.
Organisasi
Perangkat
Daerah
(OPD)
adalah
unsur
pembantu Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 3.
Rehabilitasi disingkat
Hutan
RHL
dan
adalah
Lahan upaya
yang
untuk
selanjutnya memulihkan,
mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan
sehingga
peranannya
daya
dalam
dukung,
mendukung
produktivitas, sistem
dan
penyangga
kehidupan tetap terjaga. 4.
Sisa DBH DR adalah selisih lebih antara alokasi DBH DR dengan realisasi penggunaan DBH DR yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan selama satu periode
tahun anggaran dan/atau beberapa tahun
anggaran. 5.
Kepala
Daerah adalah gubernur bagi
provinsi atau
bupati bagi kabupaten atau wali kota bagi kota.
-2-
BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup yang diatur dalam
peraturan
Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan ini, meliputi prosedur pembahasan,
format,
dan
standar
rincian
rancangan
kegiatan dan penganggaran penggunaan: a.
DBH DR yang disalurkan mulai tahun anggaran 2017 kepada Daerah provinsi; dan
b.
Sisa DBH DR bagian kabupaten/kota yang masih terdapat
di
rekening
kas
umum
Daerah
kabupaten/kota dan telah disalurkan sampai dengan tahun anggaran 2016.
BAB III RINCIAN KEGIATAN PENGGUNAAN DBH DR
Pasal 3 (1)
Kegiatan
DBH
DR
yang
dapat
diusulkan
oleh
pemerintah daerah provinsi adalah kegiatan RHL yang meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
monitoring,
evaluasi, dan kegiatan pendukungnya. (2)
Kegiatan pendukung sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi: a. Perlindungan dan pengamanan hutan; b. Teknologi rehabilitasi hutan dan lahan; c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan; d. Pengembangan perbenihan; e. Penelitian pelatihan,
dan
pengembangan,
penyuluhan,
serta
pendidikan
dan
pemberdayaan
masyarakat setempat dalam kegiatan reboisasi hutan dan lahan; f. Pembinaan; dan/atau g. Pengawasan dan pengendalian. -3-
(3)
Kegiatan
DBH
DR
yang
dapat
diusulkan
oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota terhadap Sisa DBH DR atas penyaluran DBH DR sampai dengan tahun 2016 yang masih terdapat di kas umum
daerah
kabupaten/kota adalah: a. Pengelolaan taman hutan raya (Tahura); b. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan; dan c. Penanaman pohon pada daerah aliran sungai kritis, penanaman bambu pada kanan kiri sungai, dan pengadaan bangunan konservasi tanah dan air. (4)
Kegiatan-kegiatan
yang
dapat
diusulkan
oleh
pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) mengacu pada standar rincian rancangan
kegiatan
penggunaan
dana
bagi
hasil
sumber daya alam kehutanan dana reboisasi.
BAB IV TATACARA PEMBAHASAN USULAN KEGIATAN DBH DR
Pasal 4 (1)
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan bersama Kementerian
Lingkungan
Kementerian rancangan
Hidup
Dalam Negeri kegiatan dan
disampaikan
dan
Kehutanan,
membahas
usulan
penganggaran
oleh Kepala
Daerah
yang dengan
memperhatikan: a. kesesuaian kegiatan dengan peraturan perundangundangan
di
bidang
lingkungan
hidup
dan
kehutanan. b. kesesuaian
kegiatan
dengan
prioritas
kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (8) Peraturan Menteri Keuangan tentang Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi. c. sumber pendanaan kegiatan dan output kegiatan. -4K
d. mekanisme penugasan kegiatan DBH DR provinsi ke kabupaten/kota. (2)
Usulan rancangan kegiatan dan penganggaran yang dinyatakan tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan
diberi
catatan
oleh
pembahas
dan
disampaikan kembali kepada daerah yang bersangkutan untuk dilakukan perbaikan. (3)
Usulan rancangan kegiatan dan penganggaran yang dinyatakan telah sesuai dengan ketentuan perundangundangan
disampaikan
kepada
daerah
yang
bersangkutan. (4)
Kepala Daerah menetapkan usulan rancangan kegiatan dan penganggaran dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Pasal 5 Dalam rangka pembahasan usulan rancangan kegiatan dan penganggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dapat dibentuk tim pembahas yang melibatkan Kementerian Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Dalam Negeri.
Pasal 6 Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
memfasilitasi
kegiatan
pembahasan
usulan
rancangan kegiatan DBH DR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1).
Pasal 7 Hasil pembahasan usulan rancangan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dituangkan dalam berita acara
hasil
Kementerian
pembahasan
yang
Keuangan
c.q.
ditanda
tangani
Direktorat
oleh
Jenderal
Perimbangan Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, dan Pemerintah Daerah. -5-
BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 8 Ketentuan mengenai: a.
Standar rincian rancangan kegiatan penggunaan DBH DR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4),
b.
Format usulan daftar kegiatan dan surat penyampaian penggunaan DBH DR, dan
c.
Berita acara hasil pembahasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak
terpisahkan
dengan
Peraturan
Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan ini.
BAB VI KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9 Pada
saat
Peraturan
Direktorat Jenderal
Perimbangan
Keuangan ini mulai berlaku: a.
Kepala
Daerah
menyampaikan
usulan
rancangan
kegiatan dan penganggaran penggunaan DBH DR yang telah
ditetapkan
Direktorat
kepada
Jenderal
Menteri
Perimbangan
Keuangan Keuangan
c.q. paling
lambat minggu keempat bulan Januari tahun anggaran berjalan. b.
Untuk
Tahun
menetapkan
Anggaran usulan
2018
rancangan
Kepala
Daerah
kegiatan
dan
penganggaran DBH DR dalam perubahan peraturan kepala
daerah
tentang
pendapatan dan belanja daerah.
-6-
penjabaran
anggaran
BAB VII KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal
>0f9
DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN,
-7-
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN NOMOR p£(L~VPK/2018 TENTANG PROSEDUR PEMBAHASAN, FORMAT, DAN STANDAR RINCIAN RANCANGAN KEGIATAN DAN PENGANGGARAN PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN DANA REBOISASI
A. STANDAR RINCIAN RANCANGAN KEGIATAN PENGGUNAAN DBH DR PROVINSI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN No. 1.
Program
Peraturan Teknis
Rincian Kegiatan
RHL yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring, danevaluasi
1. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan. 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.39/MenLHK/Setjen/Kum. 1/4/2016. 3. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Nomor P.8/PDASHL/SET/KUM.1/11/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Rehabiltasi Hutan dan Lahan.
Perencanaan: 1. Reviu Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RPRHL), yang terdiri dari Rencana Pengelolaan Rehabilitasi di dalam kawasan hutan (RPRH) dan Rencana Pengelolaan Rehabilitasi di lahan (RPRL). 2. Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTnRHL) dengan Tugas Pembantuan. Pelaksanaan: 1. Rehabilitasi hutan termasuk rehabilitasi Tahura melalui antara lain: a. penyediaan bibit; b. reboisasi; c. pemeliharan tanaman; d. pengayaan tanaman; dan e. penyelenggaraan konservasi tanah dan air. 2. Rehabilitasi lahan melalui aintara lain: a. penyediaan bibit; b. penghijauan antara lain hutan kota, hutan hak, kebun raya, penghijauan lingkungan; c. pemeliharaan tanaman;
No.
Program
Peraturan Teknis
Rincian Kegiatan d. pengayaan tanaman; e. penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipil teknis; f. penanaman pohon dan/atau bambu kanan kiri sungai; g. pengendalian kebakaran lahan; dan h. pembuatan bangunan konservasi tanah dan air (KTA). 3. Rehabilitasi mangrove melalui antara lain: a. penyediaan bibit; b. reboisasi; c. pemeliharaan tanaman; dan d. pengayaan tanaman. 4. Rehabilitasi hutan dan lahan di daerah pesisir/pantai melalui antara lain: a. penyediaan bibit; b. reboisasi; c. pemeliharaan tanaman; dan d. pengayaan tanaman. 5. Rehabilitasi hutan dan lahan di kawasan bergambut melalui antara lain: a. penyediaan bibit; b. penataan areal tanam; c. pembuatan jalan pemeriksaan; d. pembuatan jalur tanam; e. pemasangan ajir; f. pembuatan gundukan; g. pengangkutan bibit; h. penanaman; i. reboisasi; j. pemelihaaran tanaman; k. perlindungan tanaman; dan -9ft
No.
Program
Rincian Kegiatan
Peraturan Teknis
1. pengayaan tanaman. Monitoring dan Evaluasi: 1. Penyusunan data dan informasi pelaksanaan rehabilitasi. 2. Penilaian keberhasilan pelaksanaan rehabilitasi. 2.
Perlindungan dan pengamanan hutan
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun Merupakan usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan 2004 tentang Perlindungan Hutan jo hutan dan lahan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit serta mempertahankan dan menjaga hak-hak 2009. negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan. Kegiatannya dapat berupa: 1. Sosialisasi; 2. Koordinasi; 3. Penjagaan di tempat-tempat tertentu; dan 4. Patroli pengamanan.
3.
Teknologi rehabilitasi hutan dan lahan
1. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan. 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 39 /MenLHK/Setjen /
Teknologi rehabilitasi hutan dan lahan, dapat dikembangkan melalui kerjasama antara lembaga penelitian, perguruan tinggi maupun melalui penggalian kearifan budaya masyarakat setempat, meliputi: 1. teknologi perencanaan; 2. pelaksanaan, dan 3. monitoring-evaluasi RHL. Sasaran pengembangan teknologi RHL antara lain: 1. RHL di wilayah arid/kering; 2. RHL di kawasan bergambut; 3. Teknologi penebaran benih melalui udara (aerial
);
- io 0,
No.
Program
Rincian Kegiatan
Peraturan Teknis Kum. 1/4/2016.
4.
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
4. 5. 6. 7.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.32/MenLHK/ Setjen/Kum. 1/3/2016 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan.
RHL RHL RHL RHL
pada berbagai tipe hutan dan iklim; di wilayah padat penduduk; di wilayah sentra sayuran; dan dengan pola wanatani.
Perencanaan: 1. Penyadartahuan pencegahan kebakaran hutan dan lahan; 2. Keteknikan pencegahan, dan pengelolaan kanal pada gambut; 3. Peningkatan sistem kemitraan pada Masyarakat Peduli Api; 4. Pengembangan sarana prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan; 5. Peringatan dini; 6. Patroli; 7. Perencanaan strategi dan ketatausahaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan; 8. Monitoring dan evaluasi operasional pencegahan kebakaran hutan dan lahan; 9. Kesiapsiagaan; 10. Deteksi dini; 11. Pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan dan lahan; 12. Monitoring dan evaluasi operasional pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan dan lahan; 13. Pelatihan/pembekalan/inhousetraining/penyegaran/bimtek pengendalian kebakaran hutan dan lahan; 14. Monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas SDM; dan 15. Pembentukan dan pembinaan brigade pengendalian kebakaran hutan. Penyelenggaraan pencegahan:
- n -
a
No.
Program
Peraturan Teknis
Rincian Kegiatan 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
18.
- 12 -
Penerapan agroforestry, agro silvo pastura, silvo pastura dan kegiatan sejenisnya; Sosialisasi dan/atau penyuluhan pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui berbagai ragam metode; Kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan dalam rangka penyadartahuan pencegahan kebakaran hutan dan lahan; Pembuatan bahan kampanye dan/atau alat peraga pencegahan kebakaran hutan dan lahan; Gerakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan; Pendampingan masyarakat peduli api; Praktek pembukaan lahan tanpa bakar; Pembuatan dan/atau pengelolaan sekat bakaran; Pembuatan kompos hasil limbah vegetasi; Pengelolaan bahan bakaran; Pembuatan sekat kanal, embung dan kantong air; Pemantapan organisasi dan prosedurnya; Simulasi mobilisasi berbagai tingkatan; Peningkatan koordinasi melalui rapat keija, rapat koordinasi, kunjungan kerja dan lain-lain; Peringatan dini dan aplikasi sistem peringkat bahaya kebakaran atau sistem sejenisnya; Pembuatan, pemasangan dan sosialisasi rambu-rambu dan papan peringatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan; Pembuatan, penyajian dan penyebarluasan informasi kerawanan kebakaran hutan dan lahan melalui peta atau sejenisnya; Pembuatan, penyajian dan penyebarluasan informasi sumberdaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa; dan
No.
Program
Rincian Kegiatan
Peraturan Teknis
19. Patroli pencegahan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Penyelenggaraan penanggulangan: 1. Penerapan deteksi dini melalui berbagai macam metode pengamatan seperti deteksi melalui menara pengawas, aplikasi berbagai jenis kamera/ CCTV, penginderaan jauh (potret udara atau citra satelit); 2. Pengolahan data dan informasi hotspot; 3. Penyebarluasan data dan informasi hotspot; 4. Penetapan level kesiagaan; 5. Penetapan posko pengendalian kebakaran hutan dan lahan; 6. Pelaksanaan pengukuran api (size up); 7. Pendirian posko lapangan; 8. Pemadaman langsung; dan 9. Pembuatan ilaran api. Penyelenggaraan penanganan pasca kebakaran: 1. Penaksiran luas; 2. Analisa vegetasi bekas terbakar; 3. Penaksiran kerugian; 4. Rekomendasi pelaksanaan rehabilitasi areal bekas terbakar; 5. Investigasi sebab-sebab kebakaran; 6. Melakukan penandaan dengan garis Polisi dan/atau garis PPNS Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 7. Penempatan pegawai untuk bertugas di suatu tempat dalam jangka waktu tertentu (Detasering) terhadap areal pasca kebakaran hutan dan lahan; 8. Melakukan penyidikan; dan 9. Monitoring dan menindaklanjuti segala hal terkait pelaksanaan penanganan proses penegakan hukum bidang kebakaran hutan dan lahan. - 13 -
No.
Program
Peraturan Teknis
Rincian Kegiatan
5.
Pengembangan perbenihan
Peraturan Menteri Kehutanan No. 1. P. l/Menhut-II/2009 jo. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.72/Menhut11/2009 tentang Penyelenggaraan 2. Perbenihan Tanaman. 3.
Pembangunan sumberdaya genetik, yaitu: a. penetapan jenis prioritas; b. pengamatan variasi genetik; dan c. konservasi sumberdaya genetik. Pemuliaan tanaman hutan. Penyediaan benih melalui: a. tegakan benih teridentifikasi; b. tegakan benih terseleksi; c. areal produksi benih; d. tegakan benih provenan; e. kebun benih semai; f. kebun benih klon; dan g. kebun pangkas. 4. Penyediaan bibit melalui: a. pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR); b. pembangunan persemaian permanen; dan c. pembangunan kebun bibit Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). 5. Pengedaran benih dan bibit. 6. pembinaan dan pengawasan peredaran benih.
6.
Penelitian dan pengembangan
1. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan. 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, -
14 -
Penelitian dan pengembangan meliputi litbang terapan, kebijakan dan eksperimental dalam jangka pendek, utamanya terkait dengan pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) serta peningkatan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS).
No.
Program
Rincian Kegiatan
Peraturan Teknis sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.39/MenLHK /Setjen/Kum. 1/4/2016. 3. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung No. P. 8 /PDASHL/ SET /KUM. 1 /11/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
7.
Pendidikan dan pelatihan
1. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan. 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.39/MenLHK/Setjen/Kum. 1/4/2016. 3. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Nomor P. 8/PDASHL/SET/KUM. 1 /11/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. 4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Pendidikan dan pelatihan jangka pendek untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas kelompok masyarakat terkait pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) serta peningkatan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS).
- 15 f*
No.
Program
Rincian Kegiatan
Peraturan Teknis dan Kehutanan Nomor P.46/MENLHK /SETJEN/KUM. 1/7/2017 tentang Pedoman Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
8.
Penyuluhan
1. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan. 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.39/MenLHK/Setjen/Kum. 1/4/2016. 3. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Nomor P. 8/PDASHL/SET/KUM. 1 /11/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. 4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.76/MenLhk /Setjen/Kum. 1/8/2016 Tentang PenyuluhKehutanan Swasta dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat. 5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
1. Pendampingan kegiatan RHL dalam kegiatan: a. Sosialisasi kebijakan RHL oleh Penyuluh Kehutanan; b. Identifikasi areal RHL oleh Penyuluh Kehutanan; c. Survey sosial ekonomi masyarakat sekitar areal RHL; dan d. Bimbingan teknis RHL bagi Penyuluh Kehutanan. 2. Pendampingan kelompok tani hutan (KTH) dalam kegiatan persiapan, pelaksanaan dan monitoring RHL; 3. Pemberdayaan KTH melalui peningkatan kelola kelembagaan, kelola kawasan dan kelola usaha; 4. Metode dan materi penyuluhan dapat berbentuk: a. Metode penyuluhan: Lomba wana lestari; Temu Teknis KTH; Sekolah lapang; dan Workshop, dll. b. Materi Penyuluhan: Media cetak (buku, majalah, leaflet, booklet, buletin, modul, dll); dan Media Elektronik (radio, TV, dan online sistem). 5. Penyusunan Program (tingkat UPTD dan Provinsi) meliputi: a. identifikasi potensi wilayah menggunakan metode dan instrumen Participatory Rural Appraisal (PRA), Impact Point, Focus Group Discussion (FG D ) atau teknik identifikasi keadaan wilayah lainnya; dan b. Program penyuluhan kehutanan sebagai pedoman
- 16 -
Of
No.
Program
Rincian Kegiatan
Peraturan Teknis dan Kehutanan Nomor77/MenLhk /Setjen/Kum. 1/2016 tentang Metode 6. dan Materi Penyuluhan Kehutanan. 6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 78 /MenLHK/Setjen /Kum. 1/2016 tentang Pedoman Penyusunan Program Penyuluhan Kehutanan.
9.
Pemberdayaan masyarakat setempat dalam kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan
penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) Kehutanan. Monitoring, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 1. Penyiapan Kemasyarakatan, Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan dan Kehutanan Nomor P.30/MenLHKAdat, dan Kemitraan, melalui: Setjen/2015 tentang Pedoman a. operasionalisasi kelompok kerja percepatan perhutanan Pemberian Bantuan Peralatan Pengembangan Usaha Ekonomi sosial (Pokja PPS); Produktif Ramah Lingkungan. b. sosialisasi Tingkat Tapak; 2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup c. fasilitasi Usulan; dan dan Kehutanan Nomor P.32/MenLHKd. verifikasi Administrasi dan Teknis. 2. Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial, meliputi: Setjen/2015 tentang Hutan Hak. 3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup a. sosialisasi tingkat tapak; b. pelatihan pengembangan usaha; dan Kehutanan Nomor c. penguatan kelembagaan kelompok; P. 34 /MenLHK/ Setjen /Kum. 1/2015 d. rehabilitasi hutan dan lahan (restorasi perlindungan dan tentang Pengakuan dan Perlindungan Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan tumpang sari); dan Sumber Daya Alam dan Lingkungan e. alat ekonomi produktif. 3. Penanganan Konflik, Tenurial Dan Hutan Adat, meliputi: Hidup. a. pendataan potensi konflik tenurial dan hutan adat; 4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup b. pengaduan dan pendaftaran konflik; dan Kehutanan Nomor P.84/MenLHKc. pemetaan/assesment konflik tenurial; Setjen/2015 tentang Penanganan d. fasilitasi/mediasi penanganan konflik tenurial; Konflik Tenurial Kawasan Hutan. e. fasilitasi percepatan pengakuan hutan ada; dan 5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup - 17 -
No.
Program
Rincian Kegiatan
Peraturan Teknis
f. identifikasi, inventarisasi, verifikasi, dan validasi untuk dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.83/MenLHK/Setjen/Kum. 1 hutan adat. 4. Pembinaan, meliputi: /10/2016 tentang Perhutanan Sosial. a. Penyu sunan pedoman; dan b. Melakukan bimbingan terkait prosedur dan tata kerja. 10.
Pembinaan, Pengawasan dan pengendalian
1. Peraturan Pemerintah Republik Merupakan kegiatan hasil monitoring, evaluasi, pelaporan Indonesia No. 76 tahun 2008 tentang pelaksanaan rehabilitasi yang ditindaklanjuti dengan pelaporan pelaksanaan pengendalian. Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P. 39 /MenLHK /Setjen /Kum. 1/4/2016. 3. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Nomor P. 8/PDASHL/SET/KUM. 1 /11/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
- 18 -
4
B. STANDAR RINCIAN RANCANGAN KEGIATAN PENGGUNAAN SISA DBH DR KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN No.
Program
Peraturan Teknis
Rincian Kegiatan
1.
Pengelolaan taman hutan raya (Tahura)
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.35/MenLHK/Setjen /K. 1/3/2016 tanggal 24 Maret 2016 tentang Tata Cara Penyu sunan Rencana Pengelolaan pada KSA dan KPA.
1. Penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang: a. pembentukan tim kerja; b. penyusunan tujuan pengelolaan; c. penyusunan strategi dan rencana kegiatan; d. penyusunan rencana pemantauan dan evaluasi; dan e. konsultasi publik. 2. Penyusunan dokumen. 3. Penyusunan Rencana Pengelolaan Jangka Pendek, merupakan penjabaran dari Rencana Pengelolaan Jangka Panjang. Paling sedikit memuat tujuan dan sasaran, arahan kegiatan dalam kerangka prioritas pengelolaan, rencana kegiatan, pembiayaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan. 4. Rehabilitasi Tahura: a. Reboisasi; b. Pemelihaaran tanaman; c. Pengayaan tanaman; dan d. penyelenggaraan konservasi tanah dan air.
2.
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Perencanaan: Kehutanan Nomor P.32/MenLHK/Setjen/ 1. Penyadartahuan pencegahan kebakaran hutan dan lahan; Kum. 1/3/2016 tentang Pengendalian 2. Keteknikan pencegahan, dan pengelolaan kanal pada gambut; 3. Peningkatan sistem kemitraan pada Masyarakat Peduli Api; Kebakaran Hutan dan Lahan 4. Pengembangan sarana prasarana pengendalian kebakaran - 19 1
No.
Program
Peraturan Teknis
Rincian Kegiatan 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
hutan dan lahan; Peringatan dini; Patroli; Perencanaan strategi dan ketatausahaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan; Monitoring dan evaluasi operasional pencegahan kebakaran hutan dan lahan; Kesiapsiagaan; Deteksi dini; Pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan dan lahan; Monitoring dan evaluasi operasional pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan dan lahan; Pelatihan /pembekalan/inhousetraining/penyegaran /bimtek pengendalian kebakaran hutan dan lahan; Monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas SDM; dan Pembentukan dan pembinaan brigade pengendalian kebakaran hutan.
Penyelenggaraan pencegahan: 1. Penerapan agroforestry, agro silvo pastura, silvo pastura dan kegiatan sejenisnya; 2. Sosialisasi dan/atau penyuluhan pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui berbagai ragam metode; 3. Kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan dalam rangka penyadarantahuan pencegahan kebakaran hutan dan lahan; 4. Pembuatan bahan kampanye dan/atau alat peraga pencegahan kebakaran hutan dan lahan; 5. Gerakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan; - 20 -
0(
No.
Program
Peraturan Teknis
Rincian Kegiatan 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
18.
19.
Pendampingan masyarakat peduli api; Praktek pembukaan lahan tanpa bakar; Pembuatan dan/atau pengelolaan sekat bakaran; Pembuatan kompos hasil limbah vegetasi; Pengelolaan bahan bakaran; Pembuatan sekat kanal, embung dan kantong air; Pemantapan organisasi dan prosedurnya; Simulasi mobilisasi berbagai tingkatan; Peningkatan koordinasi melalui rapat kerja, rapat koordinasi, kunjungan kerja dan lain-lain; Peringatan dini dan aplikasi sistem peringkat bahaya kebakaran atau sistem sejenisnya; Pembuatan, pemasangan dan sosialisasi rambu-rambu dan papan peringatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan; Pembuatan, penyajian dan penyebarluasan informasi kerawanan kebakaran hutan dan lahan melalui peta atau sejenisnya; pembuatan, penyajian dan penyebarluasan informasi sumberdaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa; dan patroli pencegahan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Penyelenggaraan penanggulangan: 1. Penerapan deteksi dini melalui berbagai macam metode pengamatan seperti deteksi melalui menara pengawas, aplikasi berbagai jenis kamera/CCTV, penginderaan jauh (potret udara atau citra satelit); 2. Pengolahan data dan informasi hotspot; 3. Penyebarluasan data dan informasi hotspot; 4. Penetapan level kesiagaan;____________________________________ -2 0,
No.
Program
Rincian Kegiatan
Peraturan Teknis 5. 6. 7. 8. 9.
Penetapan posko pengendalian kebakaran hutan dan lahan; Pelaksanaan pengukuran api (size up); Pendirian posko lapangan; Pemadaman langsung; dan Pembuatan ilaran api.
Penyelenggaraan penanganan pasca kebakaran: 1. Penaksiran luas; 2. Analisa vegetasi bekas terbakar; 3. Penaksiran kerugian; 4. Rekomendasi pelaksanaan rehabilitasi areal bekas terbakar; 5. Investigasi sebab-sebab kebakaran; 6. Melakukan penandaan dengan garis Polisi dan/atau garis PPNS Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 7. Penempatan pegawai untuk bertugas di suatu tempat dalam jangka waktu tertentu (Detasering) terhadap areal pasca kebakaran hutan dan lahan; 8. Melakukan penyidikan; dan 9. Monitoring dan menindaklanjuti segala hal terkait pelaksanaan penanganan proses penegakan hukum bidang kebakaran hutan dan lahan. 3.
Penanaman pohon pada lahan di luar kawasan
1. Peraturan Pemerintah Republik 1. Pembibitan. Indonesia No. 76 tahun 2008 tentang 2. Penanaman, meliputi: a. Penanaman di kawasan mangrove; Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan b. Penanaman di pesisir/pantai; dan 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor c. Penanaman di kawasan bergambut. P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan 3. Pemeliharaan. Pemberian Insentif Kegiatan 4. Pembuatan bangunan konservasi tanah dan air antara lain Rehabilitasi Hutan dan Lahan, berupa berupa: - 22 -
No.
Program
Rincian Kegiatan
Peraturan Teknis sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.39/MenLHK/Setjen/Kum. 1/4/2016. 3. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Nomor P. 8/PDASHL/SET/ KUM. 1/11/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
4.
Penanaman bambu pada kanan kiri sungai, sempadan danau dan daerah tangkapan air (DTA), sekitar mata air dan daerah imbuhan air tanah.
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
sengkedan; teras guludan; teras bangku; saluran buntu atau rorak; saluran pembuangan air; terjunan air; biopori; sumur resapan; pengendali jurang; dam penahan; dam pengendali; kolam retensi; dan/atau beronjong.
1. Peraturan Pemerintah Republik 1. Penanaman bambu di kanan kiri sungai; Indonesia No. 76 tahun 2008 tentang 2. Penanaman di sempadan danau dan Daerah Tangkapan Air Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan (DTA); dan 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 3. Penanaman di sekitar mata air dan daerah imbuhan air tanah. P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.39/MenLHK/Setjen/Kum. 1/4/2016. 3. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Nomor P. 8/PDASHL/SET/ KUM. 1/11/2016 tentang Petunjuk - 23 -
"I
No.
Program
Peraturan Teknis
Rincian Kegiatan
Teknis Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
5.
Pengadaan bangunan konservasi tanah dan air
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 76 tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan 2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.39/MenLHK/Setjen/Kum. 1/4/2016. 3. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Nomor P. 8/PDASHL/SET/ KUM .1/11/2016 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. 4. Peraturan Direktur Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Nomor P. 6/PDASHL/SET/ KUM. 1/8/2017 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bangunan Konservasi Tanah dan Air.
- 24 -
1. Pembuatan bangunan konservasi tanah dan air antara lain: a. sengkedan; b. teras guludan; c. teras bangku; d. saluran buntu atau rorak; e. saluran pembuangan air; f. terjunan air; g. biopori; h. sumur resapan; i. pengendali jurang; j. dam penahan; k. dam pengendali; l. kolam retensi; dan/atau m. beronjong.
C. FORMAT USULAN DAFTAR KEGIATAN DBH DR MENURUT SUB KEGIATAN UNTUK MASING-MASING KEGIATAN DBH DR RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Form ulir RKASKPD
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota.
2.2.1
_________Tahun anggaran : 20XX_______
Urusan Pemerintahan
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Organisasi
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Program
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kegiatan____________
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Lokasi Kegiatan Sumber Dana INDIKATOR & TOLOK UKUR KINERJA BELANJA LANGSUNG INDIKATOR
TARGET KINERJA
TOLOK UKUR KINERJA
MASUKAN KELUARAN HASIL
Kelompok Sasaran Kegiatan RINCIAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG PROGRAM DAN PER KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KODE
URAIAN
REKENING
Rincian Perhitungan Volume
Satuan
Harga Satuan
Jumlah
3
4
5
6
2
1
...J U . ...... ....JL...
1
i —
H
i........ .....________ j •;.....,...........1................Jj i ......... ".—i1............ ._ .L i! i|
i , i.................i.................. ................. 1!..................;.................. ..................;.................:.................. r .... ^ ^ 1 I
I j
j
....... 1f.*.....'...'...'..
1 ......... . t . ........... ....,i.......... Provinsi/Kabupaten/Kota ....
RENCANA PENARIKAN DANA PER TRIWULAN
Jabatan
Triwulan 1 Triwulan II
NO.
._
.
....
1
Triwulan III ' Triwulan IV
Nama
Jumlah
NIP.
NAMA
—
NIP
JABATAN
TANDATANGAN
D. FORMAT SURAT PENYAMPAIAN USULAN RANCANGAN KEGIATAN DAN PENGANGGARAN PENGGUNAAN DBH DR
KOP KEPALA DAERAH Kepada: Menteri Keuangan Republik Indonesia c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan di Jakarta Kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap : Jabatan : Alamat : bersama ini menyampaikan usulan rancangan kegiatan dan penganggaran penggunaan Dana Bagi Hasil Kehutanan - Dana Reboisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 230/PMK.07/2017 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi, untuk selanjutnya dapat dibahas bersama antara Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Demikian surat ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tem pat..., Tanggal ... Gubernur /Bupati /W alikote
(tanda tangan asli dan stempel basah) Nama
- 26 -
E. FORMAT BERITA ACARA HASIL PEMBAHASAN
BERITA ACARA HASIL PEMBAHASAN USULAN RANCANGAN KEGIATAN DAN PENGANGGARAN PENGGUNAAN DBH DR
Pada hari ini, ...... , tanggal ...... bulan ..... tahun 20XX, bertempat di ..............., telah dilakukan pembahasan oleh Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan c.q.................., atas usulan rancangan kegiatan dan penganggaran penggunaan DBH DR Provinsi/Kabupaten/Kota .... sebagaimana terlampir. Pembahasan dimaksud mencakup: 1. Kesesuaian kegiatan dengan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan; 2. Kesesuaian kegiatan dengan prioritas kegiatan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 230/PMK.07/2017 tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi; 3. Sumber pendanaan kegiatan dan output kegiatan; dan 4. Mekanisme penugasan kegiatan DBH DR provinsi ke kabupaten/kota. Adapun hasil pembahasan usulan dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Berita Acara ini. Terhadap ketidaksesuaian kegiatan penggunaan DBH DR yang diusulkan pemerintah daerah bersangkutan sebagaimana terlampir, usulan dimaksud akan disampaikan kembali dan direvisi oleh pemerintah daerah bersangkutan. Demikian Berita Acara Pembahasan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. ............, Tanggal.......... Kementerian Keuangan
Bulan.... Tahun........... Kementerian Dalam Negeri
Nama NIP
Nama NIP Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nama NIP
DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN,
- 27 -