PENGANTAR SERTIFIKASI KOMPETENSI FARMASI
Arif Budiman, MPH., Ap
CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK
DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 Tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 16 ayat: (1)Dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian, Apoteker sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 harus menetapkan Standar Prosedur Operasional. (2)Standar Prosedur Operasional harus dibuat secara tertulis dan diperbaharui secara terus menerus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Distrbution of Pharmaceutical Product Indonesia (2016) Manufacturer 206 •2.810-Distributor •60%
in Jawa –bali 30 Distributor have branches in15 Prov •5 PBF owned 85% Market share •Only
Puskesmas dan Klinik (>10.000)
Distributo r PBF(2810)
Hospitals (2200)
Pharmacy (17.000)
End Customer (PATIENTS)
Licensed Drug store (5200 ?)
Mengapa ? Obat digunakan untuk menyelamatkan jiwa, atau memulihkan atau memelihara kesehatan Menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi.
INDUSTRI FARMASI
Obat
Efficacy, Safety, and Quality
CPOB
Tujuan ?
Menjamin obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten
Memenuhi persyaratan yang ditetapkan
Sesuai dengan tujuan penggunaannya
Persyaratan izin edar Spesifikasi produk
Prinsip Umum CPOB
Pengendalian menyeluruh Tidak hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi mutu harus dibangun ke dalam produk Mutu obat tergantung pada :
Bahan awal Proses pembuatan Pengawasan mutu Bangunan Personalia Peralatan
yang terlibat dalam proses produksi
Kondisi dikendalikan dan dipantau secara cermat
Prinsip Umum CPOB Kualitas dibangun ke dalam produk
Pengawasan dalam pembuatan obat Kualitas tidak tergantung pada pengujian yang dilakukan
Elemen CPOB 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Manajemen mutu Personalia Bangunan & fasilitas Peralatan Sanitasi & higiene Produksi Pengawasan mutu Inspeksi diri dan audit mutu Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk & produk kembalian Dokumentasi Pembuatan & analisis berdasarkan kontrak Kualifikasi & validasi
Bab 1. Manajemen Mutu (Quality Management )
11
Apa sih persyaratan dari kualitas obat itu??
Persyaratan Kualitas Obat Persyaratan Kualias Obat, menurut Academy of Pharmaceutical Science, USA : Mengandung kuantitas masing-masing bahan aktif sesuai dengan persyaratan pada etiket, yang masih dalam nilai batas sesuai dengan spesifikasinya Mengandung kuantitas bahan aktif yang sama, dalam setiap satuan takaran obat. Tidak boleh mengandung bahan lain, yang tidak dinyatakan secara jelas Sampai saat digunakan oleh penderita, tetap terjaga potensi, penampilan dan ketersediaan terapeutikanya untuk tujuan pengobatan Pada saat digunakan, melepaskan bahan aktif agar supaya tercapai secara penuh ketersediaan biologisnya PRODUK INDUSTRI FARMASI DIATUR SECARA KETAT, BAIK OLEH INDUSTRI FARMASI MAUPUN OLEH PEMERINTAH 13
Quality Management Prinsip:
Farmasi Memberikan Jaminan Khasiat, Keamanan dan Mutu Produk yang dihasilkan agar sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Industri
Diperlukan
Manajemen Mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan dengan benar. 14
Quality Management Untuk melaksanakan Manajemen Mutu, dibutuhkan 2 Unsur Dasar, yaitu : Infrastruktur atau Sistem mutu yang tetap, mencakup struktur Organisasi, Prosedur, Proses dan Sumber Daya Tindakan sistematis diperlukan untuk mendapat kepastian dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk yang dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu (Quality Assurance/QA) 15
CPOB dan Pengawasan Mutu
CPOB memastikan obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk.
Pengawasan Mutu (Qc) fokus pada pelaksanaan pengujian lingkungan, fasilitas, bahan, komponen dan produk sesuai dg standar
Konsep Quality Management Manajemen Mutu Tindakan sistematis untuk melaksanakan Sistem mutu
Pemastian Mutu CPOB Pengawasan Mutu
Menghindarkan atau meminimalkan resiko yg tidak dapat dideteksi melalui serangkaian tes, misalnya kontaminasi dan tercampurnya produk Bagian dari CPOB yg fokus pada pelaksanaan pengujian lingkungan, fasilitas, bahan, komponen dan produk sesuai dg standar 17
Quality Management System Dalam organisasi industri farmasi, bagian Pemastian Mutu menggulirkan Sistem Mutu dari perusahaan dan memastikan penerapan CPOB dalam setiap langkah pembuatan obat
JAMINAN Tujuan
Khasiat
Keamanan
Mutu
Pengelolaan menyeluruh seluruh komponen (sumber daya) dalam industri agar tujuan mutu, yaitu jaminan terhadap khasiat, keamanan dan mutu produk tercapai Quality Management System 18
Pengkajian Mutu Produk
Tujuan :
Untuk membuktikan KONSISTENSI proses, kesesuaian dari spesifikasi bhn awal, bhn pengemas dan obat jadi; Melihat TREN; Mengidentifikasi perbaikan yg diperlukan untuk produk dan proses
Pengkajian Mutu Produk dilakukan secara berkala Pengkajian Produk Tahunan (PPT) PPT dilakukan terhadap SEMUA produk/obat yg dibuat dalam satu tahun lebih dari 3 batch/tahun PPT dilakukan oleh bagian Penjaminan Mutu (QA), dibantu oleh Bagian Pengawasan Mutu dan Bagian Produksi 19
Pengkajian Mutu Produk
Aspek-aspek yg harus diperhatikan :
Jumlah bets yg dibuat dalam 1 tahun Jumlah dan prosentase (%) yg ditolak/diproses ulang dan bila ada bets yg bermasalah Hasil dari pengujian analisa dan mikrobiologi dari produk akhir dan/atau pemeriksaan selama proses serta pemantauan lingkungan (terutama untuk produk steril) Status validasi proses Penyimpangan dan hasil dari penyelidikan terhadap penyimpangan Keluhan produk yg diterima Teguran kritis dari Pemerintah (BPOM)/penarikan kembali obat jadi Data Stabilitas (termasuk masalah stabilitas produk yang potensial) 20
Bab 2. Personalia
21
Syarat Personnel yg terlibat dalam pembuatan Obat:
Sehat, dibuktikan dgn pemeriksaan kesehatan fisik dan mental pada saat perekrutan dan dilakukan secara berkala, terutama untuk personalia yg bekerja di bagian produksi, pengawasan mutu (QC), petugas kebersihan, dan teknisi dari mulai karyawan biasa hingga tingkat manajerial Kualified dan berpengalaman,
Personnel Kunci : Kepala bagian Produksi Kepala bagian Pengawasan Mutu Kepala bagian Penjaminan Mutu Masing-masing harus “independen” (tdk saling bertanggung jawab), diberi kewenangan penuh dan sarana yg memadai untuk dpt melaksanakan tugasnya secara efektif
Jumlah personnel memadai 22
Personnel Kunci Kepala Bagian Produksi Kualifikasi
Harus seorang Apoteker Terdaftar (Registered Pharmacist) Pengalaman praktis Min. 5 tahun bekerja di bagian Produksi Obat Memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat Menguasai CPOB Penguasaan Bahasa Inggris dengan baik Ketrampilan kepemimpinan (tersertifikasi)
Tugas Utama
Bertanggung-jawab atas pelaksanaan pembuatan obat agar obat yang dibuat memenuhi spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan dan dibuat sesuai dengan peraturan CPOB dalam batas dan biaya yang telah ditetapkan 23
Kepala Bagian Pengawasan Mutu (QC) Kualifikasi
Harus seorang saintis dalam IPA, diutamakan Apoteker Pengalaman praktis Min. 5 tahun bekerja dalam laboratorium analisis kimiawi, pengujian mikrobiologi dan bahan pengemas. Memiliki pengalaman dalam menyiapkan peralatan laboratorium dan menggunakan metode termutakhir Memiliki kemampuan dalam menyiapkan metode analisis. Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam CPOB, In Process Control (IPC), dan pengujian stabilitas. Penguasaan Bahasa Inggris dengan baik Ketrampilan kepemimpinan (tersertifikasi)
Tugas Utama
Meluluskan atau menolak bahan24awal, bahan pengemas dan produk ruahan menurut spesifikasi yang telah ditetapkan
Kepala Bagian Pemastian Mutu (QA) Kualifikasi
Harus seorang Apoteker Terdaftar Pengalaman praktis Min. 5 tahun bekerja di industri farmasi. Memiliki pengalaman dan pengetahuan di bidang pembuatan obat serta pengujian fisis dan analisa kimia Memiliki pengetahuan mengenai peralatan yang digunakan dalam pembuatan obat dan laboratorium terkini. Memiliki pengetahuan mengenai CPOB baik nasional maupun internasional Penguasaan Bahasa Inggris dengan baik Ketrampilan kepemimpinan (tersertifikasi)
Tugas Utama
Memantau kinerja sistem mutu dan prosedur serta menilai efektifitasnya dan mendorong perbaikan Melakukan penilaian terhadap keluhan teknik farmasi dan mengambil keputusan serta tindakan atas hasil penilaian, bila perlu bekerja sama dengan pihak lain. Memastikan penyelenggaraan Program Validasi Memastikan pengelolaan penyimpangan, penerapan sistem pengendalian dan perubahan 25 Melakukan Pelulusan atau Penolakan akhir/obat jadi
Struktur Organisasi
Beberapa model struktur organisasi urusan mutu Kepala Pabrik
Ka.Bag. Produksi
Ka.Bag. Urusan Mutu
Ka.Bag. Pemastian Mutu
Ka.Bag. Pengawasan Mutu
Model A http://priyambodo71.wordpre ss.com
Ka.Bag. PPIC
26
Ka.Bag. Teknik
Direktur Op. Teknis Kepala Urusan Mutu Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kepala Pabrik
Ka.Bag. Produksi
Kepala Bagian Pengawasan Mutu
Model B
http://priyambodo71.wordpre ss.com
27
Ka.Bag. Teknik
Ka.Bag. PPIC
Direktur Op. Teknis
Kepala Bagian PPIC
Kepala Bagian Operasional Mutu
Kepala Bagian Pengawasan Mutu
Ka.Bag. Produksi
Kepala Bagian Pengawasan Mutu
Model C http://priyambodo71.wordpre ss.com
28
Ka.Bag. Teknik
Struktur Organisasi Industri Farmasi President Director
HRD Manager
Technical Manager
Plant Manager
R&D Manager
Product dev. Packaging dev. Registration Off.
Production Supervisor Packaging Supervisor
Production Manager
Marketing Manager
QC/Lab
PPIC Manager
QA Manager
Manager
Lab. Supervisor Microbiology IPC Spv.
Model D http://priyambodo71.wordpre ss.com
Finance Manager
29
Int. Auditor Validation Off. Product Stability
Pelatihan
Seluruh Personil yang oleh karena tugasnya harus berada di area Produksi, Gudang dan Laboratorium HARUS mendapat pelatihan Program & materi Pelatihan disiapkan oleh masing-masing Kepala Bagian dan dikoordinasikan oleh QA Manager Program Pelatihan mencakup :
Materi umum CPOB Dasar (mikrobiologi dan higiene perorangan) CPOB Spesifik (terutama untuk yg bekerja di bagian produksi steril) Pemahaman semua PROTAP, Metode Analisa, dan prosedur lain Pengetahuan mengenai sifat bahan/produk, cara pengolahan dan pengemasan
Harus dibuat “Catatan Pelatihan” untuk setiap karyawan
http://priyambodo71.wordpre ss.com
30
Materi Pelatihan
Materi Umum: Pengenalan Perusahaan : Sejarah perusahaan, Struktur Organisasi, Peraturan/Tata Tertib Pabrik, dll Pengenalan Produk Uraian Tugas Karyawan ybs. Pengenalan Pabrik/tempat kerja
CPOB Dasar Kekhususan industri farmasi Higiene Perorangan : Pakaian kerja & kelengkapan (masker, tutup kepala, sarung tangan, dsb.), Cuci tangan, Ketika sakit, dsb. Kebersihan secara umum
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K-3) P3K Penanganan Bahan Berbahaya Penanggulangan Kebakaran
Pelatihan Khusus (misal penanganan produk steril, penisilin, dll) Pelatihan di Tempat 31 Pelatihan Tambahan
3. Bangunan & Fasilitas
32
Persyaratan Lokasi Industri Farmasi Bebas banjir dan rembesan air Tidak ada sumber pencemaran lingkungan, misalnya tidak berdekatan dengan sumber cemaran baik mikroorganisme maupun kimia seperti tempat timbunan sampah, rumah sakit, pasar, industri kimia Tidak mencemari lingkungan sekitar, misalnya berada di daerah pemukiman padat penduduk, dsb. Mudah terjangkau oleh sarana transportasi. (Khusus untuk industri yang berorientasi eksport harus dekat dengan sarana pelabuhan untuk kegiatan eksport/import, misalnya bandara atau pelabuhan laut) Tersedia sarana dan prasarana, misalnya Sumber Energi/ Listrik, sumber Air dan saluran pembuangan limbah
33
Bangunan Industri Farmasi
Pemilihan Lokasi Tidak ada sumber pencemaran lingkungan
Bangunan memiliki perlindungan terhadap :
Cuaca
Banjir
Rembesan air tanah
Binatang pengerat dan serangga
Tata letak dan lay out
Principle of Minimum Distance
Principle of Flow of Goods/
Zoning System
Principle of Flow of Process 34
Lay out Bangunan Industri Farmasi
35
Persyaratan Bangunan
Mempunyai Rencana Induk Pembangunan/Perbaikan (R.I.P) yg sudah disetujui oleh Badan POM Adanya pemisahan secara fisik Bangunan/fasilitas untuk sediaan beta laktam (penisilin) dengan non beta laktam Untuk pengolahan bahan beracun, sefalosporin, hormon, sitotoksik dan immunosupresif harus mempunyai fasilitas tersendiri untuk masingmasing produk Ukuran dan rancang bangun memadai, sesuai dengan aktifitas/ kegiatan industri Pengaturan tata udara sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan Dinding, lantai, langit-langit dan pintu harus kedap air, tdk terdapat sambungan dan mudah untuk dibersihkan (berbentuk lengkung) serta tahan terhadap metode pembersihan, bahan pembersih (desinfectan) yg digunakan secara berulang Untuk daerah pengolahan dan pengemasan dihindari pemakaian bahan dari KAYU (atau diberi cat epoxy/enamel) Lampu rata dengan langit-langit dan diberi lapisan untuk mencegah kebocoran 36 Pipa saluran udara dipasang diatas langit-langit atau dikoridor untuk
DINDING
HOSPITAL SHAPE
LANTAI
http://priyambodo71.wordpress.com
37
Pipa & Saluran Udara PIPA YANG TIDAK TERTANAM HARUS DIBERI IDENTITAS DAN ARAH ALIR JARAK PIPA DENGAN DINDING HARUS MEMPUNYAI JARAK YG CUKUP, AGAR DAPAT DILAKUKAN PEMBERSIHAN DENGAN SEMPURNA. KABEL – KABEL HARUS DIBERI “COVER”, UNTUK MEMUDAHKAN PEMBERSIHAN
38
HVAC/AHS - Sistem Tata Udara 39
Bab 4. Peralatan
40
Rancang Bangun & Kontruksi Sebelum digunakan dikualifikasi (KI/IQ; KO/OQ; KK/PQ) Bag. peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk antara dan produk jadi tidak boleh bereaksi, mengadisi / mengabsorbsi Mudah dibersihkan Dikalibrasi
Persyaratan Peralatan (GMP Compliance)
Rancang Bangun :
Sederhana, tapi sesuai dgn tujuan penggunaan, mudah dibongkar, dan dipasang kembali sebelum dan setelah dibersihkan Tidak ada bagian yang tidak terjangkau pada pembersihan Tidak ada bagian yang menahan sisa produk atau larutan pencuci Tidak berkarat dan tidak mudah tergores
Pencucian
Lap bebas serat Mesin penghisap debu (jangan menggunakan udara bertekanan/ compressed air) Sikat nylon (tidak boleh pake ijuk)
X http://priyambodo71.wordpre ss.com
X 42
Pemasangan & Penempatan
Dalam satu ruangan hanya boleh ada satu atau satu set peralatan untuk satu produk Pipa-pipa harus diberi tanda yang jelas, termasuk arah aliran Peralatan Utama Harus diberi Nomor Pengenal, antara lain : Mesin Pengaduk Alat pengering Mesin Pencetak tablet Mesin penyalut Mesin Pengemas strip Perawatan Harus ada “Jadwal Perawatan Berkala” yang tertulis dan disetujui untuk mencegah malfungsi atau pencemaran Bahan pendingin, pelumas dan bahan kimia yg digunakan harus dievaluasi dan diuji “Log book” berisi tanggal, waktu, produk, kekuatan dan nomor bets atau lot yang diolah 43
Bab 5. Sanitasi & Higiene
44
Sanitasi & Higiene DEFINISI Sanitasi : Pengendalian higiene terhadap proses produksi, termasuk bangunan, peralatan dan penanganan bahan Sanitasi menitik beratkan pada Bangunan & Peralatan Higiene Perorangan :
Kewajiban tiap personil mengamati peraturan mengenai kesehatan kerja, Pemeliharaan dan perlindungan kesehatan personil, Pengawasan higiene terhadap proses pembuatan obat yang harus diterapkan oleh personil.
Higiene menitik beratkan pada Personnel
45
Sanitasi & Higiene
BERSIH, TERANG SEGAR, KERING
MEMADAI ?
http://priyambodo71.wordpress.com
46
WC & Kamar Mandi
KLOSET TIDAK LANGSUNG TERLIHAT
KLOSET TIDAK LANGSUNG TERLIHAT
PERHATIKAN SABUN DAN ALAT PENGERING ADA SEMACAM RUANG ANTARA
47
4. Sistem Produksi
48
Sistem Produksi
Penimbangan/Penyerahan bahan baku dan bahan pengemas Proses Pengolahan Validasi Proses Pengolahan Protap dan Dokumen Produksi
49
BAHAN BAKU & BAHAN PENGEMAS
ALUR PRODUKSI
PENIMBANGAN
STAGING/RUANG STAGING
BELUM SEDIAAN
PRODUK ANTARA
PENGOLAHAN
SUDAH SEDIAAN
PENGEMASAN PRIMER
PRODUK RUAHAN
PENGEMASAN SEKUNDER
OBAT JADI http://priyambodo71.wordpre ss.com
50
BAHAN AWAL
PENIMBANGAN
TABLET
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
MIXING KERING MIXING BASAH GRANULASI BASAH PENGERINGAN GRANUL GRANULASI KERING MIXING GRANUL CETAK TABLET
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
TABLET SALUT
TABLET 1. 2. 3. 4. 5
MIXING KERING GRANULASI - FBD MILLING-UNIFORMITY MIXING GRANULAT CETAK TABLET
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
MIXING KERING MIXING BASAH GRANULASI BASAH PENGERINGAN GRANUL GRANULASI KERING MIXING GRANUL CETAK TABLET PENYALUTAN
TABLET BETALAKTAM 1. 2. 3. 4.
MIXING KERING (GRANULASI) MIXING GRANUL CETAK TABLET
TAHAPAN PENGOLAHAN 51
OBAT JADI
BAHAN AWAL
CAIRAN ORAL / LUAR 1. MIXING 2. PENYARINGAN 3. PENGISIAN
PENIMBANGAN
CAIRAN STERIL (AKHIR) 1. 2. 3. 4.
MIXING SARING PENGISIAN STERILISASI
PENGOLAHAN
CAIRAN STERIL (ASEPTIS) 1. MIXING 2. SARING 3. PENGISIAN
PENGEMASAN
SERBUK ORAL / OBAT LUAR 1. AYAK 2. MIXING 3. PENGISIAN
OBAT JADI
KRIM/SALEP 1. MIXING 2. (HOMOGEN) 3. PENGISIAN
SUSPENSI 1. MILLING PRO UNIFORMITY 2. MIXING + (PEMANASAN) 3. (SARING) 4. PENGISIAN
TAHAPAN PENGOLAHAN
52
GUDANG BAHAN AWAL & Pengemas
http://priyambodo71.wordpre ss.com
53
PENANGANAN BAHAN AWAL (Bhn baku Aktif & Tambahan)
Pemilihan dan Persetujuan Pemasok (Approved Supplier)
Kondisi dan kapasitas Gudang
Sistem pelulusan bahan
Kontrol bahan awal : penandaan, sistem karantina, pengambilan contoh, pelulusan, penyimpanan dan pengujian ulang
http://priyambodo71.wordpre ss.com
54
Perguda ngan Syarat-syarat gudang (sesuai dgn cGMP)
Harus ada Prosedur Tetap (protap) yang mengatur/tata cara kerja bagian Gudang, termasuk didalamnya mencakup tentang tata cara penerimaan bahan, penyimpanan dan distribusi bahan/produk Gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan dalam keadaan kering, bersuhu sesuai dengan persyaratan, bersih dan teratur Harus terdapat tempat khusus untuk menyimpan bahan yg mudah terbakar atau mudah meledak (misalnya alkohol atau pelarut - pelarut organik) Tersedia tempat khusus untuk produk atau bahan dalam status “karantina” dan “Ditolak” Tersedia tempat khusus untuk melakukan sampling (sampling room) dengan kualitas ruangan seperti ruang produksi (grey area) Pengeluaran bahan harus menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) atau FEFO (First Expired First Out) Ada program “Pest Control” yang terdokumentasi Khusus untuk LABEL, harus terkunci. 55
1. BANGUNAN a. Kelas : grey / kelas E / 100.000 BAHAN AWAL & b. Mempunyai landasan timbang yang kokoh ( meja beton ) BAHAN PENGEMAS c. Dilengkapi sarana cuci alat dan dust extractor d. Cukup luas untuk kegiatan penimbangan PENIMBANGAN
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI
2. PERALATAN a. Mempunyai alat timbang (kg, g) dan alat ukur yang telah dikalibrasi b. Alat pengambil bahan terbuat dari bahan yang tidak memberikan cemaran atau bereaksi dengan bahan yang ditimbang atau ditakar c. Mempunyai sarana pembersih yang sesuai dan tidak memberikan cemaran terhadap bahan yang ditimbang atau ditakar ( Sebaiknya mempunyai pengisap debu / vaccum cleaner ) 3. ADMINISTRASI Mempunyai catatan dari setiap pernimbangan atau pengukuran (log book) 4. TENAGA PENIMBANG a. Mempunyai kecakapan / pelatihan yang cukup b. Dilakukan oleh 2 orang (penimbang dan pemeriksa) 56
BAHAN AWAL & BAHAN PENGEMAS
PENIMBANGAN
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI 57
BAHAN AWAL & BAHAN PENGEMAS
• •
Timbangan terkalibrasi Dilakukan oleh 2 orang
PENIMBANGAN
Ruang Staging
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI 58
BAHAN AWAL & BAHAN PENGEMAS
PENIMBANGAN
PENGOLAHAN (PROCESSING)
(non-steril)
PENGEMASAN
OBAT JADI 59
Pengolahan
Pemantauan terhadap suhu dan kelembaban ruangan prosedur sebelum kegiatan pengolahan dimulai
Nomor Batch identitas obat jadi
Setiap ruang pengolahan harus diberi label jenis kegiatan dan nomor batch produk yang sedang diproses dalam ruangan tersebut
Operator: Mengenakan pakaian kerja dan sepatu kerja yg bersih
Setiap wadah bahan baku HARUS diberi IDENTITITAS yang jelas
Pelumas yang digunakan untuk mesin : Food Grade
Dilakukan pemantauan kualitas lingkungan kerja (kelas I, II, atau III) secara periodik
http://priyambodo71.wordpre ss.com
60
BAHAN AWAL & BAHAN PENGEMAS
PENIMBANGAN
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI http://priyambodo71.wordpre ss.com
61
Pengemasan & Kesalahan terbanyak di industri farmasi Pengemasan Penandaan Kesalahan di bagian Pengemasan sangat sulit dideteksi Dapat berakibat FATAL Anggapan: Pengemasan BUKAN bagian yang penting, sehingga pengawasan sering diabaikan
62
Sistem Pengemasan & Penandaan Pengecekan label, penggunaan
label, penyimpanan label dan rekonsiliasi Pelaksanaan pengemasan Protap dan Dokumen Pengemasan Validasi Proses Pengemasan Proses terkendali dan dipantau Tidak ada sisa produk lain (line clearance) Penandaan bets dan kadaluwarsa Perhitungan pemakaian vs hasil (rekonsiliasi) 63
BAHAN AWAL & BAHAN PENGEMAS
PENIMBANGAN
PENGOLAHAN
PENGEMASAN
OBAT JADI
1. TUJUAN a. Sebagai wadah b. Protektif - Melindungi kualitas obat - Melindungi lingkungan dari dampak obat c. Tujuan marketing 2. JENIS a. Pengemasan primer Pengemasan obat jadi dengan bahan pengemas pertama - Pengemasan primer dilakukan di ruang kelas grey b. Pengemasan sekunder Pengemasan lanjutan setelah pengemasan primer - Pengemasan sekunder dilakukan di ruang kelas black 3. HAL-HAL YANG PERLU DIINSPEKSI a. Perintah pengemasan berdasarkan persetujuan QC b. “Line clearance” = kesiapan jalur c. Bukti pengambilan bahan pengemas d. Penanganan sisa bahan pengemas e. Laporan hasil pengemasan f. Bukti penyerahan obat jadi ke gudang obat jadi. g. Pengesahan supervisor / manajer produksi 64
Bab 7. Pengawasan Mutu
65
Prinsip Dasar
Pengawasan Mutu (Quality Control/QC) merupakan bagian essensial dari Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) Pengawasan Mutu TIDAK TERBATAS pada kegiatan laboratorium, tapi juga terlibat dalam SEMUA KEPUTUSAN yg terkait dengan mutu produk Bagian Pengawasan Mutu HARUS independen (tidak tergantung) dengan Bagian Produksi dan merupakan bagian dari Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System) dalam upaya menjamin SETIAP produk yang dihasilkan
66
Quality Control Tugas utama Dept. QC adalah : Memastikan bahwa bahan awal untuk produksi obat memenuhi spesifikasi yang ditetapkan untuk identitas, kekuatan, kemurnian, kualitas dan keamanannya pemeriksaan bahan awal Memastikan bahwa tahapan-tahapan proses produksi obat telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Pengawasan selama proses Produksi (In Process Control/IPC) Memastikan bahwa semua pengawasan selama proses dan pemeriksaan laboratorium terhadap suatu batch obat telah dilaksanakan dan batch tersebut memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sebelum didistribusikan Evaluasi prosedur produksi dan pengkajian catatan produksi Suatu batch obat memenuhi persyaratan mutunya selama waktu peredaran yang telah ditetapkan Program stabilitas
Bagian QC memiliki wewenang khusus untuk memberikan keputusan akhir meluluskan atau menolak atas mutu Bahan Awal, Bahan Kemas, Produk Antara dan Produk Ruahan ataupun hal lain yang mempengaruhi mutu obat
Berdasarkan fungsi (c-GMP) Laboratory Based Function 67
Pengawasan Selama Proses (IPC) Definisi : Pemeriksaan dan pengujian yang dilembagakan dan dilaksanakan selama proses pembuatan obat, termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap lingkungan dan peralatan Tujuan : Untuk mencegah terlanjur diproduksinya obat yang tidak memenuhi spesifikasi. Cara Pengawasan :
Pengawasan dilakukan dengan cara mengambil contoh dan mengadakan pemeriksaan dan pengujian terhadap produk yang dihasilkan pada langkah-langkah tertentu dari proses pengolahan Pengawasan oleh bagian produksi untuk menjamin bahwa mesin dan peralatan produksi serta proses yang digunakan akan menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi yang ditetapkan Pengawasan oleh bagian QC Untuk meyakinkan bahwa produk yang dihasilkan pada tahap tertentu telah memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan sebelum dilanjutkan proses berikutnya Bagian pengawasan mutu menentukan apakah tahap lanjutan dari proses pengolahan dapat dilaksanakan atau tidak berdasarkan hasil 68 pengujian yang dilakukan
Contoh
Penimbangan Metode cetak langsung
Metode granulasi basah
Pengayakan
Pencampuran awal
Pencampuran
Granulasi
Cek IPC : - Keseragaman kadar - LOD/kadar air
Pengayakan basah Pengeringan granul Cek IPC : - kadar air
Cek IPC : - Keseragaman kadar - LOD/kadar air Pencetakan tablet Cek IPC : - Penampilan - Kebocoran - Penandaan
Pengemasan primer Pengemasan sekunder
Gudang Obat Jadi 69 Alur Proses Pembuatan Tablet
Pengayakan kering Pencampuran akhir Cek IPC : - Keseragaman kadar - Keragaman bobot - Kekerasan - Kerapuhan - Waktu hancur - Dissolusi
Cek IPC : - Penampilan - Kelengkapan - Penandaan
Contoh
Penimbangan
Pembuatan syrupus simplex
Fase dispersi bahan aktif
Pelarutan gula
Pencampuran bahan aktif
Penyaringan Penghalusan (Colloid Mill)
Cek IPC : - ukuran partikel Cek IPC : - Penampilan - Kebocoran - Volume Cek IPC : - Penampilan - Kelengkapan - Penandaan
Pencampuran akhir Pengisian dan Penutupan botol (filling & cropping) Labelling Pengemasan sekunder
Gudang Obat Jadi 70 Alur Proses Pembuatan Suspensi
Cek IPC : - Organoleptis - Kadar Zat Aktif - pH - BJ - Viskositas
Cek IPC : - Penampilan - Kelengkapan - Penandaan
Contoh
Penimbangan
Fase Air
Fase Minyak
Pencampuran bahan-bahan
Pelelehan bahan-bahan
Penyaringan Pencampuran bahan-bahan Pencampuran Fase Air dan Fase Minyak
Homogenisasi, pendinginan dan pemvacuuman Pengisian dalam tube Cek IPC : - Penampilan - Kontrol bobot - Penandaan
(tube filling)
Pengemasan sekunder
Gudang Obat Jadi 71 Alur Proses Pembuatan Ointment
Cek IPC : - Organoleptis - Kadar Zat Aktif - pH - BJ - Viskositas
Cek IPC : - Penampilan - Kelengkapan - Penandaan
Bab 8. Inspeksi Diri & Audit Mutu
72
Inspeksi diri dan Audit Mutu
Definisi : Inspeksi diri pada dasarnya adalah cara untuk mengkaji kembali secara obyektif seluruh tata kerja diri sendiri dari setiap aspek yang mungkin berpengaruh pada jaminan mutu (Quality Assurance) Tujuan : Mengetahui kekurangan (cacat), baik yang kritis, berdampak besar maupun berdampak kecil kemudian menetapkan cara-cara yang efektif untuk mencegah dan memperbaikinya. Pelaksanaan :
Harus ada protap Team inspeksi diri
Anggota minimal 3 orang yang berpengalaman dan memahami CPOB Penanggung jawab : QA Manager
Frekuensi : minimal 1 x dalam setahun Setelah dilakukan inspeksi diri harus dibuat Laporan Inspeksi Diri, yg mencakup hasil inspeksi diri, evaluasi dan kesimpulan serta saran tindak perbaikan 73 Tindak lanjut
Audit
Mutu Digunakan sebagai pelengkap program inspeksi diri Meliputi sebagian atau semua bagian manajemen mutu Umumnya dilaksanakan oleh
Audit
spesialis dari luar atau tim independen atau tim khusus yang dibentuk oleh manajemen
dan Persetujuan Pemasok : Tanggung jawab Pemastian Mutu bersama dengan bagian lain yang terkait Daftar Pemasok disetujui dan ditinjau ulang secara berkala Dilakukan evaluasi sebelum pemasok disetujui Kemampuan pemasok memenuhi standar CPOB 74
Bab 9. Penanganan Keluhan Terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan Produk Kembalian
75
Harus ada personnel yang bertanggung jawab menangani keluhan dan memutuskan tindakan yang harus diambil Kepala bagian Penjaminan Mutu (QA Manager)
Terdapat prosedur tertulis (protap) yg merinci untuk penyelidikan, evaluasi, tindak lanjut yg sesuai, termasuk pertimbangan untuk penarikan kembali produk, dalam menanggapi keluhan thd produk.
76
Laporan keluhan terhadap obat yang diproduksi dapat menyangkut soal mutu Teknis Produk, efek samping yang merugikan atau masalah efek terapeutik Semua keluhan dan laporan keluhan harus diteliti dan dievaluasi dengan cermat, kemudian diambil tindak lanjut yang sesuai dan dibuatkan laporan Dari hasil laporan terhadap keluhan tersebut kemudian dikategorikan dan selanjutnya dibuat trend analysis sebagai pedoman untuk membuat langkah-langkah pencegahan Obat Kembalian adalah obat jadi yang telah beredar yang kemudian dikembalikan ke pabrik pembuatnya karena adanya keluhan, kerusakan, kedaluarsa, masalah keabsahan atau sebab-sebab lain mengenai kondisi obat, wadah atau kemasan sehingga menimbulkan keraguan akan keamanan, khasiat atau mutu obat Penarikan kembali obat jadi dapat berupa penarikan kembali satu atau beberapa batch atau seluruh obat jadi tertentu dari semua mata rantai distribusi. Penarikan kembali obat jadi dilakukan apabila ditemukan adanya produk yang tidak memenuhi persyaratan mutu atau atas dasar pertimbangan efek samping yang tidak diperhitungkan yang merugikan kesehatan 77
Prosedur Penarikan Obat Laporan Adanya Cacat atau Reaksi merugikan
KEPUTUSAN PENARIKAN PERINTAH PENARIKAN
PEMUSNAHAN
Laporan Rencana Pemusnahan kepada BPOM
RENCANA PEMUSNAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN PENARIKAN PENERIMAAN HASIL PENARIKAN 78
Pemerintah (Badan POM) atau industri ybs
•
Bagian Marketing kepada Distributor Utama dan seluruh anak cabangnya
•
Direktur & Apoteker membuat laporan ke BPOM
Distributor membuat laporan pelaksanaan dan mengirim obat hasil penarikan ke pabrik
Bagian Gudang membuat laporan penerimaan kepada Direksi, Kepala Pabrik, Manajer Pemasaran, QA/QC Manajer & Manajer PPIC
Bab 10. Dokumentasi
79
Dokumentasi DEFINISI Seluruh prosedur, instruksi dan catatan yang berhubungan dengan proses pembuatan obat. Guna dokumentasi 1. Merupakan bagian dari sistem manajemen mutu dalam c-GMP 2. Memastikan bahwa setiap petugas mendapat instruksi secara rinci dan jelas mengenai bidang tugas yang harus dilaksanakan 3. Menggambarkan riwayat lengkap dari setiap batch / lot produk sehingga menjamin ketelusuran 4. Sebagai bahan pertimbangan tentang mutu produk yang dibuat
80
Dokumentasi
Jenis dokumentasi 1. Prosedur tetap (SOP = Standard Operating Procedure) 2. Spesifikasi (bahan baku, pengemas, produk jadi) 3. Catatan Pengolahan Batch/Catatan pengemasan Batch (batch processing records) 4. Identifikasi (kode/penomoran protap, peralatan, batch) 5. Penandaan (status ruangan, mesin, label bahan baku, karantina, rejected) 6. Protokol & Laporan Kualifikasi/Validasi 7. Dokumen registrasi 8. Catatan Kalibrasi, Pemantauan kondisi lingkungan ruang produksi 81
Daftar Dokumen yg Diperlukan Bahan Awal 1. Spesifikasi/kode produk 2. Persetujuan terhadap pemasok 3. Penerimaan dan penyimpanan 4. Prosedur pengambilan contoh 5. Pengujian oleh Pengawasan Mutu, Inspeksi Mutu 6. Karantina, Pelulusan dan Persetujuan Sarana/Prasarana 1. Pengoperasian sistem, pemeliharaan dan kalibrasi (HVAC, Air, Steam) 2. Pembersihan sarana 3. Pemantauan Lingkungan 4. Keluar-masuk ruang bersih 5. Pakaian kerja 6. Alur produk 82 7. Alur penyaluran bahan
Daftar Dokumen yg Diperlukan 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Alur karyawan Aliran udara Alur dan pembuangan limbah Pencucian dan sterilisasi pakaian dan peralatan gelas Desinfectan/fumigasi Pembasmian hama
Peralatan Produksi dan Pengawasan Mutu 1. Operasi 2. Pembersihan/sterilisasi 3. Persiapan larutan pembersih 4. Sisa produk dan bahan pembersih 5. Pemeliharaan preventif 6. Kalibrasi 7. Pemantauan 83 8. Kalibrasi peralatan yg disertifikasi
Daftar Dokumen yg Diperlukan
Produksi 1. Dokumen Produksi Induk 2. Prosedur Pengolahan Induk 3. Catatan Pengolahan Induk 4. Prosedur Pengemasan Induk 5. Catatan Pengemasan Induk 6. In-Process-Control (pengawasan selama proses)
Penandaan dan Pengemasan 1. Pengkajian dan pengendalian terhadap penandaan dan kemasan 2. Spesifikasi bahan kemas 3. Perujukan label 4. Tanggal kadaluwarsa Pengawasan Mutu 1. Pengujian dan Pelulusan Obat Jadi 2. Pengujian dan Pelulusan Produk Antara/Ruahan 84
Daftar Dokumen yg Diperlukan 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Penetapan Kadar (Metoda Analisa) Contoh untuk pengujian dan pertinggal Protokol kesimpulan dari Hasil Pengawasan Mutu Studi Stabilitas Baku Pembanding dan Pengawasannya (Pemeliharaan dan Pengujian) Sertifikasi Ulang/kalibrasi ulang peralatan pengawasan mutu Pembuatan pereaksi dan bahan untuk pengujian
Pemastian Mutu 1. Pengkajian catatan bets 2. Inspeksi Diri/Audit External 3. Persetujuan Protokol Validasi 4. Penarikan Kembali Obat 5. Keluhan Terhadap Obat 6. Audit Terhadap Pemasok dan atau kontraktor (jika ada) 85
Daftar Dokumen yg Diperlukan 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Pengendalian, Revisi dan Distribusi Dokumen Catatan Mengenai Karyawan, Catatan kesehatan Pelatihan (CPOB dan Teknis) Pembuatan Protap Laporan Kejadian yang Merugikan Pengendalian terhadap Perubahan Pemantauan terhadap suhu penyimpanan Prosedur distribusi produk Catatan distribusi Karantina, Pelulusan, Penolakan dan Penyimpanan Produk Rencana Induk Validasi
PRINSIP DOKUMENTASI : “ Kerjakan apa yang tertulis & tulis apa yang dikerjakan “ http://priyambodo71.wordpre ss.com
86
CO NT OH
http://priyambodo71.wordpre ss.com
87
CO NT OH
http://priyambodo71.wordpre ss.com
88
CO NT OH
http://priyambodo71.wordpre ss.com
89
Bab 11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
90
Untuk memfasilitasi/mendorong dilakukannya Toll Manufacture Harus ada “Kontrak Tertulis” antara pemberi kontrak dan penerima kontrak Kontrak hendaklah mengizinkan Pemberi Kontrak untuk mengaudit sarana Penerima Kontrak Industri Farmasi Penerima Kontrak harus memiliki gedung dan peralatan cukup, pengetahuan dan pengalaman, dan personil yg kompeten untuk melakukan pekerjaan yg diberikan pemberi kontrak 91
Pembuatan & analisis bdsrkan kontrak …….
Dibuat secara benar, disetujui & dikendalikan Kontrak tertulis antara pemberi kontrak-penerima kontrak tanggung jawab & kewajiban masing2 pihak Prosedur pelulusan tiap bets jelas ~ kepala bagian QA Tanggung jawab industri farmasi terhadap Otoritas Pengawasan Obat, dalam hal : - pemberian izin edar - pembuatan obat
Bab 12. Kualifikasi dan Validasi
93
Validasi Definisi : Suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan mutu akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan secara konsisten (terus-menerus) Pengertian : Validasi adalah : - Tindakan Pembuktian - Dengan cara yg sesuai - Bahan, Proses, Prosedur, kegiatan, dll - Dalam Produksi & Pengendalian Mutu - Senantiasa mencapai hasil yg diinginkan secara terus menerus
94
Dokumentasi Metode Obyek Ruang Lingkup Sasaran/target
Jenis-jenis Validasi 1. Validasi (Kualifikasi) Mesin dan Peralatan – – – –
Design Qualification (DQ) Installation Qualification (IQ) Operational Qualification (OQ) Performance Qualification (PQ)
2. Validasi Metode Analisa 3. Validasi Proses Produksi - Prospective Validation - Concurrent Validation - Retrospective Validation 4. Validasi Proses Pengemasan 5. Validasi Pembersihan (Cleaning Validation) 95
Bagaimana Cara Melaksanakan Validasi ???? 1. 2. 3. 4.
Membentuk Komite Validasi & Gugus tugas Membuat Rencana Induk Validasi (Validation Master Plan) Menetapkan Jadwal Validasi Membuat Dokumen Validasi (protokol & laporan validasi)
KOMITE VALIDASI (Validation Committee) Ketua Anggota
: QA Manager : Produksi, QC/IPC, Tekhnik, R&D, Bagian lain yang terkait
96
(Validation Master Plan) Definisi : Dokumen yang menguraikan (dalam garis besar) tentang program/kegiatan validasi di industri farmasi ybs secara keseluruhan.
Format : 1. 2. 3.
Pendahuluan (filosofi, maksud dan tujuan pelaksanaan program validasi) Organisasi dan Tanggung Jawab Perencanaan, Pendekatan dan Jadwal Pelaksanaan Fasilitas, proses dan produk; kriteria pelulusan; format dokumentasi; matriks pendekatan dan penjadwalan kegiatan ….. Lihat contoh Dokumen “Validation Master Plan” 97
Jenis-jenis Validasi 1. Validasi (Kualifikasi) Mesin dan Peralatan - Installation Qualification (IQ) - Operational Qualification (OQ) - Performance Qualification (PQ) 2. Validasi Metode Analisa 3. Validasi Proses Produksi - Prospective Validation - Concurrent Validation - Retrospective Validation 4. Validasi Proses Pengemasan 5. Validasi Pembersihan (Cleaning Validation)
98
Installation Qualification (IQ) Tujuan : Untuk menjamin & mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang diinstalasi sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada dokumen pembelian, manual alat ybs dan pemasangannya dilakukan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Sasaran/Target : Memastikan bahwa sistem atau peralatan telah dipasang sesuai rencana desain yang telah ditentukan (GMP complience) Memastikan bahwa bahan dan konstruksi peralatan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan (jenis baja anti karat, kemudahan pembersihan, dll) Memastikan ketersediaan perlengkapan pengawasan (alat kontrol) dan pemantauan (monitor) sesuai dengan penggunaannya. Memastikan sistem atau peralatan aman dioperasikan serta tersedia sistem atau peralatan pengaman yang sesuai Memastikan bahwa sistem penunjang, misalnya listrik, air, udara, dll telah tersedia dalam kualitas dan kuantitas yang memadai sesuai dengan penggunaannya Memastikan bahwa kondisi instalasi dan sistem penunjang telah tersedia dan terpasang dengan benar 99
Operational Qualification (OQ) Tujuan : Untuk menjamin & mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang telah diinstalasi bekerja (beroperasi) sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Sasaran/Target : Memastikan bahwa sistem atau peralatan bekerja sesuai rencana desain dan spesifikasi Memastikan bahwa kapasitas mesin atau peralatan secara actual dan operasional telah sesuai dengan rencana design yang telah ditentukan Memastikan bahwa parameter operasi yang berdampak terhadap kualitas produk akhir telah bekerja sesuai dengan rancangan design yang telah ditentukan Memastikan bahwa langkah operasi (urutan tata cara kerja) berdasarkan petunjuk operasional, telah sesuai dengan waktu dan peristiwa dalam operasi secara berurutan 100
Performance Qualification (PQ)
Tujuan : Untuk menjamin & mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan yang telah diinstalasi bekerja (beroperasi) sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dengan cara menjalankan sistem sesuai dengan tujuan penggunaan. Sasaran/Target : Memastikan bahwa sistem atau peralatan yang digunakan bekerja sesuai dengan yang diharapkan dan spesifikasi yang telah ditetapkan Pada umumnya pelaksanaan dilakukan dengan Placebo Selanjutnya dengan menggunakan produk (obat) dan pada kondisi produksi normal Dilakukan 3 kali secara berurutan PQ Checks : Kesinambungan operasi dan fungsinya Dapat diulang kembali (repeatability) Memastikan dalam kondisi yang sama, mutu produk dan spesifikasi obat jadi terwujud (PQ = Validasi Proses Produksi Perubahan alat baru) 101
Validasi Proses Produksi Concurrent Validation Untuk Produk yang sudah berjalan (sudah diproduksi) tetapi oleh karena satu dan lain hal, belum dilakukan validasi prospective. Terjadi perubahan pada parameter kritis, seperti peralatan yang digunakan, prosedur (cara) pembuatan, spesifikasi bahan baku, cara pengujian, dll yang dapat mempengaruhi mutu dan spesifikasi produk. Validasi dilakukan pada batch produksi yang sedang berjalan, sebanyak min. 3 batch berturut-turut.
102
Validasi Proses Produksi Retrospective Validation Untuk
Produk-produk yang sudah lama diproduksi yang belum di-validasi, namun memerlukan data validasi (mis. Untuk keperluan registrasi ulang, dsb) Penelusuran dari data produksi yang sedang berjalan Data berasal dari batch record (minimum 10 – 20 batch) Penelusuran sejarah (riwayat) produk yang bersangkutan
Batch Record
103
Urut-urutan Pelaksanaan Validasi Proses Produksi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pemilihan proses produksi yang di-validasi Pembuatan Protokol Validasi dan Penentuan Kriteria (Batas) Penerimaan Pembuatan lembar kerja (worksheet) validasi Pelaksanaan validasi Pengujian sampel Membuat Kesimpulan Pembuatan Laporan Validasi
104
Referensi : priyambodo71