UAS MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI 2 MODUL 1
DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 : (19) M. ARY AFRIADI
5423164818
(20) ALYA RAHMADANTY JAYA (21) TIARA LARASATI
5423164827 542316xxxx
D3 TEKNIK SIPIL B 2016
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2019
(BAB 3, (BAB 1,2) (BAB
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bangunan atau Gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi. Sebelum bangunan itu terbentuk sudah direncanakan bagaimana pembuatan Gedung tersebut, dan bagaimana cara perawatan yang dibutuhkan pada Gedung itu sendiri untuk nantinya. Namun, manusia tidak bisa mengatur keadaan alam sehingga suatu ketika Gedung itu mengalami kerusakan atau runtuh akibat alam, perencana atau yang membangun Gedung tersebut sudah harus memprediksi bangunan apakah benar-benar kokoh dan sudah harus merencanakan bangunan dengan matang sehingga mencegah terjadinya kerusakan yang terjadi. Mengenai kerusakan, Gedung ini tentunya sudah memiliki rencana untuk perawatan pada Gedung, sehingga jika terjadi kerusakan yang tiba-tiba atau tidak terduga, perencana atau pengguna Gedung dapat memperbaiki masalah itu. Seperti contoh kerusakan pada keramik lantai, plafond lepas, tembok rembes oleh air, dll dapat mengetahui bagaimana cara memperbaiki masalah tersebut beserta perawatannya. Dengan melakukan kegiatan observasi pada Gedung K.H. Hasjim Asjar’ie yang terletak dikampus Universitas Negeri Jakarta, dapat mengetahui contoh kerusakan dan perawatan pada Gedung serta sebagian data pada Gedung tersebut melalui wawancara dengan salah satu staff yang ada di Gedung K.H. Hasjim Asjar’ie.
1.2
Data Umum Gedung Nama Gedung
: K.H. Hasjim Asjar’ie
Alamat Gedung
: Jl. Rawamagun Muka, RT.11/RW.14, Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur
Jumlah Lantai
: 10 Lantai
Fungsi Gedung
: Gedung pembelajaran untuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Gambar 1.1 Gedung K.H. Hasjim Asjar’ie (sumber foto : http://fmipa.unj.ac.id/biologi/ruang-kuliah/)
BAB II DEKSKRIPSI MODUL 1
2.1
Pembahasan Modul Modul yang dipakai oleh kelompok 7 untuk observasi Gedung menggunakan modul 1 yang
berjudul “Mengkoordinir Diagnosa Permasalahan”.
BAB I Pendahuluan
1. Mengkoordinir diagnosa permasalahan
BAB II
BAB III
BAB IV
Instruksi dan Arahan Diagnosa
Meneliti Laporan Hasil Diagnosa Permasalahan
Instruksi Perhitungan Biaya
1. Melakukan diagnosa permasalahan
2. Menjelaskan kebutuhan peralatan yang digunakan
1. Meneliti laporan hasil diagnosa permasalahan
1. Memberikan arahan dan instruksi perhitungan
2. Memberikan hasil laporan diagnosa permasalahan
2. Memeriksa hasil perhitungan perkiraan biaya
3. Memberikan instruksi kepada bawahan terhadap diagnosa
Gambar 2.1 Bagan Modul 1 Pada modul 1 yang membahas Mengkoordinir Diagnosa Permasalahan terbagi menjadi 4 bab yang topik bahasannya berbeda-beda. Penjelasan dekskripsi pada modul sebagai berikut : 1.) BAB I : PENDAHULUAN Pada bab 1 terdapat penjelasan secara umum mengenai mengkoordinir diagnosa permasalahan.
Kegiatan
pada
bab
1
merupakan
tahap
awal
dari
proses
pemeliharaan/perawatan bangunan Gedung. Tahapan melakukan diagnose permasalahan yang terjadi dijelaskan kepada bawahan langsung terkait kebutuhan peralatan yang diperlukan, instruksi kepada bawahan langsung untuk melakukan diagnosa permasalahan
yang diberikan, laporan hasil diagnosa permasalahan oleh bawahan langsung diteliti, persetujuan laporan hasil diagnosa permasalahan oleh bawahan langsung diberikan, arahan dan instruksi pembuatan perhitungan perkiraan biaya diberikan kepada bawahan langsung terkait sesuai hasil didiagnosa, dan hasil perhitungan perkiraan biaya pekerjaan oleh bawahan langsung diperiksa. 2.) BAB II : INSTRUKSI DAN ARAHAN DIAGNOSA Bab ini membahas tentang mengkoordinir diagnosa permasalahan, untuk melaksanakan hal tersebut maka harus diketahui lebih dahulu lingkup pekerjaan atau jenisjenis permasalahan yang terjadi pada bangunan gedung yaitu arsitektural sipil / struktural, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan. Selain dari pada itu pengetahuan tentang gambar teknik juga diperlukan, terutama gamabr instruksi terpasang (as built drawing), gamabr ini harus diminta dari konstruktor sebagai serah terima pekerjaan. Tahapan gambar instalasi terpasang maka pelaksanaan perawatan di lapangan akan mengalami hambatan. Tahapan selanjutnya adalah menjelaskan tahapan melakukan diagnosa termasuk peralatanperalatan yang digunakan sesuai bidang pekerjaannya. 3.) BAB III : MENELITI LAPORAN HASIL DIAGNOSA PERMASALAHAN Bab ini membahas tentang pemeriksaan laporan hasil diagnosa permasalahan yang dikerjakan oleh bawahan langsung. Kegiatan memeriksa laporan adalah bagian dari proses manajemen karena harus menggunakan perinsip manajemen. Adapun tahapan pemeriksaan laporan adalah : a. Membandingkan hasil laporan dengan standar yang ditetapkan contohnya adalah proses dan tahapan melakukan pemeriksaan sudut sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan. b. Mengukur hasil laporan apakah sudah berhasil memerlukan permasalahan yang terjadi. c. Jika ternyata hasilnya belum sesuai maka dilakukan evaluasi untuk menemukan penyebabnya. d. Setelah itu dilakukan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. 4.) BAB IV : INSTRUKSI PERHITUNGAN BIAYA Setelah atasan menjelaskan tahapan melakukan diagnosa permasalahan kepada bawahan langsung dan diagnosa teresebut diselesaikan, selanjutnya bawahan langsung menyampaikan laporan hasil diagnosa kepada atasan. Apabila atasan tidak menyetujui
laporan-laporan tersebut maka proses diagnosa ulang lagi tetapi jika disetujui maka atasan memberi instruksi kepada bawahan langsung untuk membuat perkiraan biaya perawatan. Kegiatan instruksi juga merupakan bagian proses manajemen karena itu harus dilakukan dengan prinsip manajemen diantaranya memberi motivasi kepada bawahan langsung. Pada bab ini dijelaskan cara menyusun perkiraan biaya perawatan yang meliputi komponen material , suplier, consumbles, suku cadang, alat bantu kerja dan peralatan kerja, tenaga kerja dan overhead. Hasil perhitungan perkiraan biaya ini dibuat oleh bawahan langsung dan selanjutnya dilaporkan kepada atasan yaitu Building Maintenance Engineer untuk dievaluasi.