282219358-sop-pemberian-mgso-4.pdf

  • Uploaded by: Any Mana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 282219358-sop-pemberian-mgso-4.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,832
  • Pages: 11
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENATALAKSANAAN PRE EKLAMSIA NO. DUKUMEN

HALAMAN 1 dari 3

NO. REVISI Ditetapkan :

PETUNJUK PELAKSANAAN

TANGGAL. TERBIT dr. Mohammad Baharuddin, SpOG, MARS Direktur

PENGERTIAN

Pre Eklamsia terbagi atas 2 yaitu :  PRE EKLAMSIA RINGAN Tekanan darah antara 140/90 mmHg sampai < 160/110 mmHg  PRE EKLAMSIA BERAT (PEB) KLINIS : - TD > 160/110 mmHg. - Protein urin (+)  Untuk mencegah terjadinya komplikasi (eklampsi) dan progresifitas penyakit

TUJUAN



Mencegah terjadinya komplikasi dan progresifitas penyakit



Melahirkan bayi dengan komplikasi minimal



Agar tidak ada keluhan kecemasan dari pasien, suami dan keluarga.

 KEBIJAKAN PETUGAS

Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar

Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan Bidan, Perawat dan Mahasiswa 1. Persiapan alat : 

ATK dan status pasien



Pengukur Tekanan Darah (tensimeter)



Stetoscope



Surat ijin tindakan

2. Persiapan pasien : PROSEDUR



Pasien, suami dan keluarga diberitahu maksud dan tujuan dilakukan tindakan.



Pasien, suami dan keluarga diberi penjelasan tentang langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.

3.Persiapan Obat :  PELAKSANAAN

MgSO4 40 %, Calcium Glukonas 10%

 Diazepam inj 10 mg 1. Observasi keadaan janin. a. Pemeriksaan kardiotokografi (CTG) bila kehamilan > 36 mg. b. Pemeriksaan USG c. Bila terdapat tanda-tanda insufisiensi plasenta / gawat janin TERMINASI KEHAMILAN.

2. Observasi keadaan ibu ,lihat komplikasi / progresifitas penyakit

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENATALAKSANAAN PRE EKSLAMSIA NO. DUKUMEN PELAKSANAAN



NO. REVISI

HALAMAN 2 dari 3

PRE EKLAMSIA RINGAN 1. Pasien tidak perlu dirawat. 2. Dianjurkan banyak istirahat di rumah. 3. Antenatal secara teratur dan lebih ketat. Diberikan obat anti hypertensi : - Nifedipin 3 x 10 mg kalau perlu. 4. Diit tinggi kalsium ------- 2 gr/hari. 5. Rawat bila ada hal-hal lain seperti : infertilitas primer maupun sekunder atau penyulit lain. (lihat kasus per kasus). 6. Observasi 2 minggu, bila tidak ada perbaikan pikirkan kemungkinan terminasi



PRE EKLAMSIA BERAT / EKLAMSIA 1. Pemberian MGSO4 sesuai protokol (lihat protokol pemberian MgSO4). 2. Pemberian obat anti hypertensi, target penurunan tensi 25% dari tensi awal(masuk) : a. Nifedipin 3 x 10 mg 

Dapat diberikan peroral.



Bila 1 jam setelah pemberian obat, TD tidak turun dapat diberikan.



Tambahan 10 mg oral, dosis maksimal 80 mg/ 24 jam.



Bila dianggap perlu dapat ditambah.

b.Nicardipine Bila tekanan darah

tidak turun/persisten terhadap

nifedipin oral. Nicardipine dilarutkan dalam NaCL atau glukosa 5% sehingga larutan 0,01%-0,02% (0,1-0,2 mg/dl). Diberikan infus drip dengan kecepatan 0,5-6 mikrogram/kg BB/menit sampai penuruna tekanan darah yang dikehendaki. 3. Observasi keadaan umum ibu.

a. TD, nadi, suhu, pernapasan setiap 30 menit. b. Cek

laboratorium

PEB:

DPL,

UL,

SGOT/PT,Ureum,

Kreatinin, GDS c. Tanda-tanda perburukan, seperti : 

Muntah



Pusing



Mata berkunang-kunang



HELLP Syndrome : Hemolisis (urine hematuria) Elevated Liver Enzym Low Platelet



TD

tidak

turun

atau

semakin

naik

dengan

pengobatan adekuat PELAKSANAAN

 Tanda-tanda perdarahan otak (lateralisasi, parese) 4. Bila preterm dan tekanan darah membaik atau normal serta penyakit tidak progresif maka setelah dilakukan pematangan paru

pasien

boleh

minggu.Terminasi

rawat

dilakukan

jalan bila

dan PEB

kontrol preterm

setiap dengan

keadaan tensi yang tidak membaik kemungkinan dilakukan terminasi. 5. Observasi kemajuan persalinan sesuai dengan Partograf bila sudah inpartu. 6. Penjelasan

kepada

keluarga

mengenai

kemungkinan

tindakan operasi. 7. Surat ijin dilakukannya tindakan. Terminasi kehamilan 1. SC bila PEB fase laten atau PEB dengan komplikasi 2. Pervaginam bila PEB fase aktif atau bayi lahir dalam waktu 12 jam

UNIT TERKAIT

UGD, KB, KH dan R. Rawat Inap

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENATALAKSANAAN EKLAMSIA NO. DUKUMEN

HALAMAN 1 dari 2

NO. REVISI Ditetapkan :

PETUNJUK PELAKSANAAN

TANGGAL. TERBIT dr. Mohammad Baharuddin, SpOG, MARS Direktur

PENGERTIAN

KLINIS  Kejang dalam kehamilan, persalinan atau Post partum.  Tekanan Darah umumnya > 160 / 100 mmHg  Pasca kejang tidak sadar / ngorok.  Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang berat akibat kejang.

TUJUAN



Agar dapat memberikan pertolongan dengan segera.



Agar tidak ada keluhan kecemasan dari pasien, suami dan keluarga.

KEBIJAKAN PETUGAS

 Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar. Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan Dokter, Bidan dan Mahasiswa. 1. Persiapan Alat dan obat : Trolley Emergency lengkap 2. Persiapan petugas : Tim Emergency yang selalu siap 3. Persiapan pasien :

PROSEDUR



Suami dan keluarga diberitahu maksud dan tujuan dilakukan tindakan.

 PELAKSANAAN

Suami dan keluarga diberi penjelasan tentang langkah-langkah

tindakan yang akan dilakukan. 1. Pasang infuse dan berikan obat anti kejang MgSO4 4 gr bolus i.v/10 menit, bila kejang berulang dapat diberikan Magnesium sulfat 2 gr bolus i.v selama 10 menit. Bila kejang berulang dapat diberikan injeksi diazepam 10 mg iv atau Luminal 125 mg/i.m, lanjutkan dosis magnesium sulfat maintenance 2 gr/jam (6 gr dalam infuse RL 500 cc). 2. JAGA JALAN NAPAS AGAR TETAP BAIK. Mulut

diganjal

dengan

spatel/gudel

agar

bebas,

mudah

menghisap lender. Bahu pasien diganjal dengan kain setebal 5 cm agar leher defleksi sedikit, tetapi kepala harus tetap lebih tinggi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENATALAKSANAAN EKLAMSIA NO. DUKUMEN

HALAMAN 2 dari 2

NO. REVISI

3. Beri Oksigen 4-6 ltr/mnt. 4. Berikan Nifedipin 10 mg oral bila pasien sadar yang dapat diulang tiap 3-6 jam agar TD Diastolik 110 mmHg. Bila pasien tidak sadar dan tekanan darah > 160 mmHg beri Nicardipine sesuai protokol. 5. Koreksi Asidosis. PELAKSANAAN

6. Pemeriksaan Neurologik dan Reflek pupil untuk menentukan kerusakan atau perdarahan otak. 7. Dalam waktu < 6 jam kehamilan harus diakhiri baik per Abdominal maupun per Vaginam. 8. Penjelasan

kepada

keluarga tentang

keadaan

rencana tindakan. 9. Surat ijin tindakan. UNIT TERKAIT

UGD, KH ,KB, OK, R. Rawat Inap dan Poliklinik.

pasien

dan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PROTOKOL PEMBERIAN MgSO4 PADA PRE EKLAMSIA / EKLAMSIA NO. DUKUMEN PETUNJUK PELAKSANAAN

PENGERTIAN

HALAMAN 1 dari 2

NO. REVISI Ditetapkan :

TANGGAL. TERBIT

dr. Mohammad Baharuddin, SpOG, MARS Direktur Memberikan obat MgSo4 baik secara Intra Vena bolus maupun melalui infuse sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

Untuk mencegah terjadinya kejang pada pasien dengan Pre Eklamsia dan kejang ulang pada eklampsi.

 TUJUAN

Untuk

mencegah

komplikasi

yang

ditimbulkan

akibat

pemberian obat. 

Agar tidak ada keluhan kecemasan dari pasien, suami dan keluarga.

KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR

 Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar. Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan Bidan dan Mahasiswa. 1. Persiapan alat : 

Obat MgSO4



Spuit 5 cc dan 10 cc



Set pasang infus



Cairan infuse



Biknat dan mylon bila perlu



Set pasang Dower Catheter.



Urine Bag.



Sepasang sarung tangan.



Bengkok.

2. Persiapan pasien : 

Pasien, suami dan keluarga diberitahu maksud dan tujuan dilakukan tindakan.



Pasien, suami dan keluarga diberi penjelasan tentang langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan.

2. Persiapan obat :  Magnesium sulfat 20%, 40%  Calcium glukonas 10%  Infus RL  Nifedipine tab 10 mg  Inj Nicardipine  Inj Diazepam 10 mg

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PROTOKOL PEMBERIAN MgSO4 PADA PRE EKLAMSIA / EKLAMSIA NO. DUKUMEN PELAKSANAAN

NO. REVISI

HALAMAN 2 dari 2

INDIKASI : 

Pre Eklamsia berat



Eklamsia Iminens



Eklamsia

SYARAT : 

Pernapasan > 16x / menit.



Reflek patella ( + )



Diuresis cukup (25 ml / jam)



Urine berwarna jernih



Antidotum tersedia.

CARA PEMBERIAN : MgSO4 40% = 10 gram MgSO4 dalam 25 ml. MgSO4 20% = 5 gram MgSO4 dalam 25 ml. 3. Pertama kali diberikan 4 gr bolus i.v MgSO4 dalam 10 menit. (MgSO4 40% sebanyak 5 ml atau MgSO4 20% sebanyak 10 ml) 4. Dilanjutkan dengan 12 gr MgSO4 dalam RL 5% untuk 6 jam (28 tts/mnt) 2 gr/jam. 5. Kolf berikutnya tetap diberikan 12 gr MgSO4 dalam Dextrose 5% untuk 6 jam. KEJANG ULANG

6. Magnesium sulfat diberikan 2 gr bolus i.v dalam 10 menit. 7. Bila kejang berulang lagi dapat diberikan diazepam 10 mg i.v bolus atau phemobarbital 125 mg i.m 8. Pemberian MgSO4 tetap dilanjutkan dengan dosis dan tetesan maintenance. PENGHENTIAN PEMAKAIAN 1. Bila ada tanda-tanda keracunan obat. 2. Setelah 24 jam pengobatan. 3. 12 jam Post Partum PEB atau 24 jam postpartum eklampsi. TANDA-TANDA KERACUNAN 1. Paralysis total 2. Depresi pernapasan 3. Hypotensi ANTIDOTUM 1 ampul Calcium Glukonas 10% (10 cc) diberikan i.v selama 3 UNIT TERKAIT

menit. UGD, R. Rawat Inap dan KB/KH

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL INFEKSI LUKA OPERASI NO. DUKUMEN /YANMED.BK/I/2011

NO. REVISI 0

HALAMAN 1 dari 2 Ditetapkan :

PETUNJUK PELAKSANAAN

TANGGAL. TERBIT dr. Mohammad Baharuddin, SpOG, MARS Direktur

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR

Suatu keadaan dimana terjadinya pengeluaran pus dari dalam luka operasi, timbulnya warna merah disekitar luka dan tampak adanya rongga tempat keluarnya pus pada daerah luka operasi.  Untuk mengetahui sejauh mana luka operasi terinfeksi.  Agar pemberian obat segera dapat dilakukan sesuai dengan kuman yang ada pada luka operasi.  Agar tidak ada keluhan kecemasan dari suami dan keluarga pasien  Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar. Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan Dokter dan Bidan. 1. Persiapan alat :  Bak instrument kecil berisi : - Gunting - Pinset chirugis - Kassa kecil - Kassa besar - Kapas lidi  Bengkok  Plester  Bokal berisi kapas lidi untuk apusan  Formulir laboratorium  ATK 2. Persiapan keluarga :  Pasien dijelaskan langkahlangkah tindakan yang akan dilakukan



Pasien diberitahu maksud dan tujuan dilakukan tindakan 3.Identifikasi luka operasi (didokumentasikan) : - Ukuran Luka - Ukuran dehisennya bila ada (diameter), panjang, kedalaman dan lebar - Disertai pus/tidak atau serum/tidak - Adakah tanda2 radang disekitar luka operasi - Menembus fasia atau tidak dehisennya

PELAKSANAAN

1. pintu dalam keadaan tertutup, gorden dipasang 2. petugas mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 3. Petugas mencuci tangan dan mendekatkan alat-alat untuk melakukan pengambilan kultur dan menyediakan formulir pemeriksaan 4. Alat-alat didekatkan dekat dengan pasien, petugas memakai sarung tangan 5. Dokter/bidan mengambil apusan (swab) 1 arah pada luka operasi terinfeksi dengan menggunakan kapas lidi steril (dari laboratorium) sebelum luka operasi diberi larutan antiseptic

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL INFEKSI LUKA OPERASI NO. DUKUMEN

PELAKSANAAN

NO. REVISI

HALAMAN 2 dari 2

6. Lidi kapas yang sudah terdapat pusnya dimasukan kedalam tabung pemeriksaan kembali dan ditutup 7. Selanjutnya Dokter / Bidan membersihkan luka operasi yang terkomunikasi 8. Bersihkan luka dengan menggunakan cairan anti septic hingga bersih, cairan pus dikeluarkan hingga pus yang keluar sedikit. 9. Bila ditemukan radang dan dehisens luas (lebih dari 1/3 panjang luka) maka penderita dianjurkan rawat inap untuk perawatan luka dan rehecting (tidak ditemukan tanda2 radang) 10. Bila sudah bersih luka ditutup dengan kassa tebal dan minta pasien untuk datang kembali setiap hari untuk dibersihkan. 11. Setelah selesai dibersihkan, Dokter/Bidan membuang barangbarang terkontaminasi seperti kassa kedalam tempat sampah terkontaminasi 12. Alat-alat instrument yang kotor diletakkan didalam bak larutan chlorine 0.5% dan direndam selama 10 menit. 13. Petugas mencuci tangan dalam larutan chlorine 0.5% dan membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik. 14. Petugas mencuci tangan diair mengalir dan dikeringkan. 15. Alat-alat dirapihkan kembali dan diletakkan ketempatnya semula. 16. Pemberian antibiotik oral bradspektrum yang adekuat bila dehisens kecil (<2 cm), anti inflamasi dan perawatan luka kompres rivanol 3-4x/hari. Penderita dianjurkan untuk mkontrol 3 hari. 17. Pemberian antibiotik injeksi broadspektrum atau sesuai kultur bila luka dehisens luas atau > 2cm 18. Petugas melakukan dokumentasi dengan lengkap.

UNIT TERKAIT

UGD, rawat inap, kamar bersalin dan Poliklinik.

More Documents from "Any Mana"

May 2020 14
October 2019 19
October 2019 17
November 2019 13