260370680-laporan-sifat-koligatif-larutan.docx

  • Uploaded by: Andika Andisious
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 260370680-laporan-sifat-koligatif-larutan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,424
  • Pages: 10
LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Oleh:

Nama NRP Kelompok Meja Tanggal Percobaan Asisten

: Fanny Siti Khoirunisa : 123020228 :H : 13 (Tiga Belas) : 21 Desember 2012 : Vanidya Afsarah Permadi

LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2012

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Fanny Siti Khoirunisa 123020228 Asisten : Vanidya Afsarah Permadi

Tujuan Percobaan : Untuk mempelajari dan menentukan : 1. 2. 3. 4.

Penurunan tekanan uap Kenaikan titik didih Penurunan titik didih Tekanan osmotik

Prinsip Percobaan : Berdasarkan pada perhitungan : 1. 2. 3. 4.

Penurunan tekanan uap ∆p = Xp Penurunan titik beku ∆Tf = Kf . m Kenaikan titik didih ∆Tb = Kb . m Tekanan osmotik π = MR

Metode Percobaan :

Gambar 1. Metode Percobaan Titik Didih Naftalen

Gambar 2. Metode Percobaan Titik Didih Naftalen dan Belerang

Gambar 3. Metode Percobaan Titik Didih Gula

Hasil Pengamatan : 1. Penurunan Titik Beku Naftalen No. 1. 2. 3. 4. 5.

t (menit) 1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 5 menit

T (suhu) 87.5 ºC 86 ºC 84 ºC 82 ºC 79 ºC

6. 6 menit 7. 7 menit 8. 8 menit 9. 9 menit 10. 10 menit 11. 11 menit (Sumber : Fanny Siti Khoirunisa, Meja 13, 2012)

77 ºC 76 ºC 75 ºC 74 ºC 73 ºC 69 ºC

Grafik Penurunan Titik Beku Naftalen 100 80 60 40 20

0 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

2. Penurunan Titik Beku Naftalen dan Belerang No. t (menit) 1. 1 menit 2. 2 menit 3. 3 menit 4. 4 menit 5. 5 menit 6. 6 menit 7. 7 menit 8. 8 menit 9. 9 menit 10. 10 menit (Sumber : Fanny Siti Khoirunisa, Meja 13, 2012)

T (suhu) 85 ºC 84 ºC 82 ºC 80ºC 77 ºC 75 ºC 73 ºC 72 ºC 71 ºC 70 ºC

Penurunan Titik Beku Naftalen dan Belerang 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

3. Titik Didih Sukrosa Hasil Pengamatan T awal = 76 °C T akhir = 82 °C m = 0,146 mol ∆ Tb = 6 °C Kb = 41 °C/mol (Sumber : Fanny Siti Khoirunisa, Meja 13, 2012)

Pembahasan : Pada percobaan titik beku naftalen diperoleh hasil bahwa pada awal naftalen meleleh diperoleh suhu 82,5 ºC. Setelah dilakukan percobaan selama 11 menit selang waktu 1 menit perubahan suhu yang terjadi hanya selang 1 sampai 2 derajat, sampai diperoleh suhu 96 ºC. pada percobaan titik beku naftalen dan belerang diperoleh hasil bahwa pada naftalen dan belerang meleleh diperoleh suhu 85 ºC. setelah dilakukan percobaan selama 10 menit selang waktu 1 menit perubahan suhu yang terjadi hanya selang 1 sampai 2 derajat, sampai diperoleh suhu 70 ºC. Pada percobaan pertama naftalen berubah wujud padat pada menit kesebelas, sedangkan pada percobaan kedua waktu yang dibutuhkan naftalen dan belerang untuk berubah wujud menjadi padat pada menit ke delaan. Pada percobaan kedua naftalen dan belerang lebih cepat berubah wujud menjadi padat karena campuran belerang dan

naftalen saling bekerja sama dalam menurunkan suhu sehingga suhu turun lebih cepat. Pada percobaan kenaikan titik didih sukrosa diperoleh hasil bahwa letupan pertama pelarut air adalah 76 ºC, letupan pertama ini disebut Tawal. kemudian pelarut air ini ditambahkan sukrosa dan mendidih pada suhu 82 ºC, suhu ini yang disebut Takhir. Selisih Tawal dan Takhir adalah 6 ºC. Sifat koligatif larutan merupakan sifat fisik larutan yang bergantung pada jumlah partikel larutan namun tidak bergantung pada jenis larutan. Sifat koligatif larutan ini dibedakan menjadi sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non-elektrolit yang dibedakan pada kemampuannya untuk mengion. Ada 4 macam sifat koligatif larutan yaitu : 1. Kenaikan Titik Didih Kenaikan titik didih adalah bertambahnya titik didih larutan relatif terhadap titik didih pelarut murninya. Titik didih larutan adalah suhu dimana tetapan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarut murninya. Air mendidih pada suhu 100 ºC pada tekanan 1 atm. Jika terdapat zat terlarut, maka titik didih larutan akan semakin tinggi. ∆ Tb = m . Kb Atau ∆Tb =

gram Mr

.

1000 P

. Kb

Keterangan : ∆ Tb = kenaikan titik didih Gram = massa Mr = massa relatif P = pelarut Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (ºC g/mol) 2. Penurunan Titik Beku Penurunan titik beku adalah berkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik beku pelarut murninya. Titik beku larutan adalah suhu dimana tetapan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarut murni padat. Air membeku pada suhu 0 ºC pada tekanan 1 atm. Jika terdapat zat terlarut, maka titik beku larutan akan semakin rendah.

∆Tf = m . Kf Atau ∆Tf =

gram Mr

.

1000 P

. Kf

Keterangan : ∆Tf = penurunan titik beku Gram = massa Mr = massa relatif P = pelarut Kf = tetapan penurunan titik beku molal (ºC g/mol) 3. Penurunan Tekanan Uap Larutan Tekanan uap adalah tekanan gas yang berada diatas zat cair dalam tempat tertutup, dimana gas dan zat cair berbeda dalam keseimbangan dinamis. Tekanan uap terjadi karena adanya partikel-partikel zat cair yang meninggalkan permukaan zat cair dan berubah menjadi uap. Makin mudah partikel-partikel zat cair berubah menjadi uap, makin besar tekanan uapnya. Jika terdapat zat terlarut, maka proses penguapan akan berkurang sehingga tekanan uap yang terjadipun semakin kecil. P = P° . Xp ; dimana Xp =

mol pelarut mol total

∆P = P° . Xt ; dimana Xt = mol zat terlarut mol total

Plarutan = P° - ∆P

Keterangan : P ∆P P° Xp Xt

= tekanan uap larutan = penurunan tekanan uap = tekanan uap pelarut = fraksi mol pelarut = fraksi mol zat terlarut

4. Tekanan Osmosis Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut kedalam larutan melalui membran semi permeable dari cairan yang encer ke cairan yang lebih pekat. π= M . R . T Atau π=

gram Mr

.

1000 vl

.R.T

Keterangan : π = tekanan osmosis M = kemolaran larutan R = tetapan Rydberg (0,082 L atm mol-1 K-1) T = suhu dalam kelvin Dalam mempelajari sifat koligatif larutan kita sering mendengar istilah difusi, reverse osmosis, dan larutan ideal. Berikut akan dibahas penjelasannya : a. Difusi Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contohnya pemberian gula pada cairan teh tawar, lambat laun cairan akan menjadi manis. (Edi, 2012). b. Reverse Osmosis Reverse osmosis atau osmosis terbalik adalah suatu metode penyaring yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). (Edi, 2012). Contohnya pada proses pembuatan air tawar dari air laut. c. Larutan Ideal Larutan ideal menurut bunyi hukum larutan ideal (hukum raoult) adalah “Tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi mol zat terarut yang terkandung dalam larutan tersebut.” Syarat dari larutan ideal :  Molekul zat terlarut dan molekul pelarut tersusun sembarang  Pada pencampuran tidak terjadi efek kalor

   

Tidak ada perubahan sifat dari komponen, selain dari pengenceran, ketika zat bercampur Tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan Tidak ada penyusun volume Volumenya merupakan penjumlahan tepat volume komponen-komponen penyusunnya

Aplikasi sifat koligatif dalam bidang pangan yaitu berperan dalam pembuatan es lilin, berperan dalam pembuatan telur asin, berperan dalam proses pengawetan makanan, untuk menghilangkan rasa asin pada bahan makanan yang asin, berperan dalam pengolahan air laut menjadi air tawar.

Kesimpulan : Berdasarkan percobaan titik beku naftalen diperoleh hasil bahwa naftalen membeku pada suhu 69 °C. Setelah dilakukan perhitungan, mol naftalen adalah 0,130 mol, ∆Tf nya adalah 0,884 °C, dan Tf nya adalah -0,884 °C. Sedangkan pada percobaan titik bekunaftalen dan belerang diperoleh hasil bahwa naftalen dan belerangmembeku pada suhu 70 °C pada menit ke delapan. Setelah dilakukan perhitungan, mol belerang adalah 0,104 mol, ∆Tf campurannya 1,5912, Tf campurannya -1,5912 dan Tf belerang adalah -0,7072. Pada percobaan titik didih gula diperoleh hasil bahwa letupan pertama terjadi pada suhu 76 °C dan letupan pertama setelah air dan gula bersatu terjadi pada suhu 82 °C dan menghasilkan selisih suhu 6 °C. Setelah dilakukan perhitungan , mol gula adalah 0,146 mol dan Kb nya adalah 41 °C/mol.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J.E. 1999. Kimia Universitas:Asas dan Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta. Edi. 2012. Difusi, Reverse Osmosis. Diakses:27-12-2012. Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo: Bandung. S u t r i s n o , E . T , d k k . 2 0 1 2 . Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jurusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan : Bandung

More Documents from "Andika Andisious"

Nasri Zahari
June 2020 33
Sfac.docx
November 2019 52
Jaar-11-2015-0096.pdf
November 2019 97