Sfac.docx

  • Uploaded by: andika
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sfac.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,101
  • Pages: 18
A.

Sifat dan Isu-isu Kerangka Konseptual

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu system yang koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan akan mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi, sedangkan fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas dan mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.

1. Isu-isu Kerangka Konseptual a. Isu artikulasi Terdapat dua pendekatan terkait dengan pandangan artikulasi, yaitu: · Pendekatan aset-hutang (neraca atau balance sheet), disebut juga dengan pemeliharaan modal, yang berarti revenue dan expense merupakan hasil dari perubahan aset dan hutang. Peningkatan dan penurunan aset bersih yang tidak dimasukkan dalam definisi earnings antara lain, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi earnings periode sebelumnya dan gainsserta losses holding. · Pendekatan pendapatan-biaya (laba-rugi atau income statement), disebut juga pandangan laporan income atau penandingan, yang berarti revenuedan expense dihasilkan dari kebutuhan akan penandingan. Penandingan merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi yang terbagi atas dua tahap yaitu pengakuan revenue (dalam satuan waktu) melalui prinsip realisasi dan pengakuan expense dalam tiga cara, yaitu hubungan sebab akibat, alokasi yang rasional dan sistematis, dan pengakuan segera. Pandangan laba-rugi menekankan pada pengukuranearnings, dan tidak pada peningkatan atau penurunan modal bersih. b.

Isu definisi

Menurut pandangan neraca, aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki suatu entitas, dimana sumber daya tersebut merepresentasikan manfaat di masa mendatang yang diharapkan

menghasilkan aliran kas masuk secara langsung atau tidak langsung. Aset juga dibatasi untuk menyajikan sumber daya ekonomi yg dimiliki entitas.

· .Sumber daya produktif suatu entitas (aset entitas) Menurut pandangan laba-rugi, aset tidak hanya meliputi aset yang didefinisikan oleh pandangan neraca, tetapi semua item yang tidak merepresentasikan sumber daya ekonomu suatu entitas, namun diperlukan untuk penandingan dan penentian income secara memadai. Jika kita mengeluarkan masalah beban tangguhan, definisi aset akan mempunyai karakteristik sebagai berikut: -

aset merepresentasikan aliran kas suatu entitas.

-

manfaat potensial yang diperoleh entitas.

-

konsep legal atas properti yang mempengaruhi definisi akuntansi aset

-

cara aset diperoleh menjadi bagian dari definisi, dari transaksi sekarang atau masa lalu,

transaksi pertukaran, transfer searah dari pemilik, atau keuntungan yang tidak diduga. -

dapat dipertukarkan, merupakan karakteristik penting dari aset.

· Asal sumber daya atau hutang suatu entitas Menurut pandangan neraca, hutang adalah kewajiban entitas untuk mentransfer sumber daya ekonomi ke pihak lain di masa mendatang. Menurut pandangan laba-rugi, hutang tidak hanya meliputi hutang yang didefinisi oleh pandangan neraca, tetapi juga kredit tangguhan dan cadangan yang tidak merepresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi tetapi diperlukan untuk penandingan dan penentuan income dengan memadai. Pandangan ketiga atas hutang muncul dari persepsi neraca sebagai sumber dan komposisi modal yang dimiliki entitas. Hutang dianggap sebagai sumber modal, dan meliputi kredit tangguhan dan cadangan yang tidak merepresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi. · Kinerja entitas (earnings)

Menurut pandangan neraca, earnings adalah peningkatan dalam aset bersih suatu entitas kecuali perubahan modal. Menurut pandangan laba-rugi, earnings merupakan hasil proses penandingan antara revenue danexpense. 1)

Pendapatan dan Beban

Menurut pandangan aktiva/kewajiban, pendapatan didefinisikan sebagai peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban yang tidak mempengaruhi modal. Begitu pula beban, yang mencakup keuntungan dan kerugian, didefinisikan sebagai penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban yang timbul dari penggunaan sumber daya ekonomi dan jasa selama satu periode tertentu. 2)

Keuntungan dan Kerugian

Menurut pandangan aktiva/kewajiban, keuntungan merupakan meningkatnya aktiva bersih di luar peningkatan dari pendapatan atau perubahan modal. Kerugian merupakan menurunnya aktiva bersih di luar penurunan dari beban atau perubahan modal. 3) Hubungan antara penghasilan dan komponen-komponen Laba = Pendapatan – Beban + Keuntungan – Kerugian Laba = Pendapatan – beban Laba = Pendapatan (termasuk keuntungan) – beban (termasuk kerugian) · Akuntansi Akrual Hal-hal yang mendasari konsep akuntansi akrual : -

Akrual adalah proses akuntansi yang mengakui peristiwa dan kejadian nonkas pada saat

mereka terjadi atau dengan kata lain pengakuan pendapatan dan peningkatan aktiva yang berkaitan dengan pengakuan beban dan peningkatan kewajiban yang berkaitan dalam jumlah tertentu yang diharapkan akan diterima atau dibayarkan, biasanya dalam bentuk kas di masa depan.

-

Penangguhan adalah proses akuntansi yang mengakui penerimaan kas saat ini sebagai

kewajiban dan mengakui pembayaran kas saat ini sebagai aktiva dengan harapan akan terjadi dampak di masa yang akan datang. -

Alokasi adalah proses akuntansi yang menempatkan jumlah tertentu menurut rencana atau

rumus tertentu. -

Amortisasi adalah proses akuntansi untuk secara sistematis memperkecil jumlah tertentu

melalui pembayaran ataupun penghapusan secara berkala. -

Realisasi adalah proses pengkonversian sumber daya dan hak-hak nin kas menjadi uang.

Realisasi paling tepat digunakan dalam pelaporan akuntansi dan keuangan untuk merujuk kepada penjualan aktiva untuk mendapatkan sejumlah uang atau klaim atas sejumlah uang. -

Pengakuan adalah proses pencatatan atauu pemasukan secara formal suatu hal dalam

rekeningg dan laporan keuangan perusahaan 2. Konsep Pemeliharaan Modal (Cost Recovery) Konsep pemeliharaan modal memungkinkan kita membuat perbedaan antara return on capital atau (earning) dan return of capital atau (Cost of recovery). Earning berasal dari pemulihan atau pemeliharaan modal. Terdapat dua konsep pemeliharaan modal, konsep modal keuangan dan konsep modal fisik. Kedua konsep menggunakan pengukuran unit monetr atau unit daya beli umum yang sama, menghasilkan empat konsep pemeliharan modal : - Modal keuangan yang diukur dengan unit uang - Modal keuangan yang diukur dengan daya beli umum yang sama - Modal fisik yang diukur dengan uang - Modal fisik yang diukur dengan daya beli umum yang sama 3. Metode Pengukuran Isu metode pengukuran berkaitan dengan penentuan unit ukuran maupun atribut yang diukur. Terkait dengan unit ukuran, pilihannya adalah antara dolar actual dan dollar yang disesuaikan

dengan daya beli umum. Terkait dengan atribut yang akan diukur kita memiliki lima pilihan, yaitu : - Metode kos historis - Kos sekarang - Nilai keluaran /jual sekarang - Nilai keluaran/jual harapan - Nilai sekarang dan aliran kos harapan

B.

Statements of Financial Accounting Concept (SFAC)

SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual framework. Statemen ini dapat disamakan dengan APB Statement 4, dalam satu aspek: tidak membentuk prinsip-prinsip akuntansi berterima umum (GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana Rule 203 pada Rules of Conduct of AICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP. Kelemahan ini mungkin mengecewakan, meskipun demikian memiliki beberapa manfaat penting -

Menghindari munculnya krisis akibat kegagalan dalam mengikuti standar

-

Lebih terbuka untuk perubahan yang mendukung proses evolusi dalam penyusunan

struktur

metateori

Proses menghadirkan struktur metateori yang dapat berjalan dan bermanfaat harus diakui sebagai proses yang pelan, sebuah proses evolusi. Trial and error pasti terjadi dan statemen yang bersifat sementara dapat lebih mudah mengubah komponen yang perlu dikembangkan. Sayangnya kemungkinan juga kenyataannya, statemen hanya akan memiliki dampak kosmetik murni. Adanya kebutuhan akan rerangka konseptual mendorong FASB mengeluarkan Discussion Memorandum berjudul “ Conceptual Rerangka for Financial Accounting and Reporting : Elements of Financial Statements and Their Measurement “ pada tahun 1976. Hasil kerja dan tulisan tersebut akhinya pada perioda 1978-1985 dihasilkan enam komponen rerangka

konseptual dan diberi nama Statement of Financial Accounting Concept (SFAC). Sejak berdiri, FASB telah mengeluarkan 8 pernyataan keuangan. 1.

Statements of Financial Accounting Concept No.1

SFAC No.1 berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan bisnis. Tujuan secara keseluruhan adalah untuk informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi (paragraf 9). Statemen ini merupakan turunan langsung Trueblood report dan secara umum merupakan versi ‘singkat’ dari laporan tersebut, dengan beberapa petimbangan nilai penting SFAC No.1 ini: ·

melanjutkan tradisi ber-orientasi pengguna sebagaimana dokumen yang ditinjau pada bab 6,

walaupun mengakui keragaman pengguna eksternal, statemen ini menyatakan bahwa karakteristik inti yang sama dari semua pengguna eksternal adalah kepentingan untuk memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas pada masa yang akan datang. ·

berpendapat bahwa laporan keuangan harus lebih bersifat general purpose daripada

mengarah pada kebutuhan kelompok pengguna tertentu. ·

mengasumsikan pengguna mempunyai pengetahuan tentang informasi dan pelaporan

keuangan, sebuah penyimpangan dari asumsi Trueblood report yang menyatakan ‘kemampuan yang terbatas’ pengguna laporan keuangan. ·

Seperti Trueblood Report, pengguna juga diasumsikan memiliki‘wewenang yang terbatas’.

·

Statemen juga mencatat ‘the importances of stewardship’ yang menentukan seberapa baik

manajemen menjalankan kewajiban dan obligasi pada pemilik dan kelompok kepentingan lainnya. Gagasan ini muncul karena penafsairan yang sempit terhadap pemeliharaan sumberdaya perusahaan yang layak untuk pertanggungjawaban.

Beberapa petimbangan nilai penting tersebut adalah; ·

Manfaat informasi harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya.

·

Laporan akuntansi bukan merupakan satu-satunya sumber informasi tentang perusahaan

·

Akuntansi akrual sangat bermanfaat untuk menilai dan memprediksi earning power dan cash

flow perusahaan. ·

Informasi yang tersedia harus bermanfaat, tetapi setiap pengguna membuat prediksi dan

penilaian masing-masing.

SFAC 1 tidak menjelaskan secara spesifik laporan yang harus digunakan maupun bentuk dari laporan tersebut. Laporan hanya menyebutkan pelaporan keuangan seharusnya relatif menyediakan informasi sumberdaya ekonomi perusahaan, obligasi dan ekuitas pemilik (paragraf 41) dan bagaimana kinerja perusahaan disajikan dengan mengukur earnings dan komponennya (paragraf 43) bagaimana kas diperoleh dan dibayarkan (paragraf 49). Karenanya SFAC 1 secara ekstrem merupakan himbauan yang hati-hati dari tujuan komite Trueblood dan mempertahankan tingkat kelaziman yang tinggi.

2.

Statements of Financial Accounting Concept No.2 Karakteristik Kualitatif dari Informasi

Keuangan (Qualitative Characteristics of Accounting Information) Statemen ini bertujuan untuk memberikan karakteristik kualitas yang harus dimiliki oleh informasi akuntansi sehingga informasi tersebut menjadi lebih bermanfaat. a.

Relevansi informasi

Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan. Dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil. b.

Nilai umpan balik dan nilai prediksi sebagai unsur-unsur relevan

Informasi dapat menjadikan keputusan yang berbeda dengan meningkatkan kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi atau dengan membetulkan harapan awal mereka. Informasi berpengaruh terhadap perilaku manusia dan karena orang berbeda dapat bereaksi secara berbeda terhadap informasi tersebut, maka informasi keuangan tidap dapat dievaluasi dengan cara sebatas kebenaran peramalan atas dasar informasi tersebut. Nilai prediktif merupakan pertimbangan yang penting dalam memisahkan informasi akuntansi yang relevan dan tidak relevan. c.

Ketepatan waktu (timeliness)

Ketepatan waktu adalah aspek pendukung relevansi. Ketika informasi tidak tersedia saat dibutuhkan atau tersedia setelah sekian waktu setelah pelaporan maka informasi tersebut tidak memiliki nilai untuk tindakan masa depan. Informasi tersebut memiliki relevansi dan manfaat yang rendah. Timeliness berarti tersedianya informasi dalam pengambilan keputusan sebelum informasi

tersebut

kehilangan

keputusan. Timelinesssendiri kurangnyatimeliness dapat

tidak membuat

kapasitas dapat

pengaruhnya membuat

informasi

dalam

informasi

kehilangan

mempengaruhi relevan,

relevansinya.

Jadi

tetapi ada

derajat timeliness. d.

Keandalan informasi (reliablelity)

Keandalan merupakan kualitas informasi yang menyebabkan pemakaian informasi akuntansi, sangat tergantung pada kebenaran informasi yang dihasilkan. Keandalan suatu informasi sangat tergantung

pada

kemampuan

suatu

informasi

untuk

menggambarkan

secara

wajar

keadaan/peristiwa yang digambarkan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. e.

Representational faithfulness

Representational faithfulness berhubungan dengan tingkat kesesuaian antara pengukuran atau deskripsi dengan fenomena yang digambarkan. Dalam akuntansi fenomena yang digambarkan adalah sumber daya ekonomi, kewajiban, transaksi dan kejadian yang merubah sumber daya dan kewajiban entitas. Kadang informasi tidak andal karena kesalahan interpretasi.

3.

Statements of Financial Accounting Concept No.5 Pengakuan dan Pengukuran dalam

Laporan Keuangan Suatu Entitas Bisnis (Recognition and Measurement in Financial Statement of Business Enterprises) Konsep pengakuan dan pengukuran SFAC No. 5, “Recognition and Measurement in Financial Statement by Business Enterprises “, dimaksudkan untuk mengatasi masalah masalah yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran. Pengakuan adalah proses pencatatan atau memasukkan secara formal suatu ítem ke dalam laporan keuangan suatu entitas sebagai aktiva. Kewajiban, pendapatan, biaya atau sejenisnya. Pengukuran merupakan pemberian nilai dengan atribut-atribut pengukuran akuntansi pada ítem tertentu dari suatu transaksi Dalam kaitannya dengan pengakuan, SFAC No. 5 menyebutkan bahwa kriteria pengakuan pada umumnya konsisten dengan praktik akuntansi berjalan dan tidak ada perubahan radikal. Ditambahkan, pengungkapan dengan menggunakan media pelaporan yang lain diluar pelaporan keuangan bukan merupakan suatu pengakuan.

Kriteria pengakuan dan pengukuran Dalam SFAC No. 5 disebutkan bahwa kriteria yang digunakan untuk mengikuti elemen laporan keuangan didasarkan pada empat faktor sebagai berikut: a.

Definisi: pos akan diakuai apabila memenuhi definisi elemen laporan keuangan.

b.

Keterukuran: pos tersebut memiliki atribut yang dapat diukur dengan cukup andal.

c.

Relevan: informasi memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan dalam pengambilan

keputusan. d. Keandalan: informasi menggambarkan keadaan sebenarnya secara wajar, dapat diuji kebenarannya dengan netral. Dalam kaitannya dengan pengukuran, SFAC No. 5, FASB melaluidiscussion memorandum, mengakui adanya 5 dasar pengukuran yang dapat digunakan untuk menentukan nilai aset dan utang, yaitu :

a.

Cost historis (Historical cost), yaitu jumlah kas atau setaranya yang dikeluarkan untuk

memperoleh aset sampai siap untuk digunakan. b.

Cost pengganti terkini (Current replacement), yaitu jumlah kas atau setaranya yang harus

dibayar jika aset yang sejenis/sama diperoleh pada saat sekarang. c.

Nilai pasar terkini (Current market value), yaitu jumlah kas atau setaranya yang diperoleh

dengan menjual aset kegiatan penjualan normal. d. Nilai bersih yang dapat direalisasi (Net realisable value), yaitu jumlah kas atau setaranya (tanpa pendiskontoan) yang diperoleh jika aset diharapkan akan dijual setelah dikurangi dengan biaya langsung (biaya produksi dan penjualan). e.

Nilai sekarang aliran kas mendatang (Present value of future cast flow), yaitu nilai sekarang

aliran kas masa mendatang yang akan diperoleh seandainya aset dijual pada masa yang akan datang.

4.

Statements of Financial Accounting Concept No.6 Elemen-elemen Laporan Keuangan

(Elements of Financial Statements) SFAC No. 6, “ Elements of Financial Statement of Business Enterprises “, dijelaskan bahwa ada sepuluh elemen laporan keuangan, yaitu : a.

Aset (assets) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang

diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu. b.

Utang (liabitilies) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa

mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu. c.

Ekuitas (equity) adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah dikurangi

dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.

d.

Investasi oleh pemilik (investment by owners) adalah kenaikan aset neto suatu perusahaan

yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut. e.

Distribusi pada pemilik (distribution to owners) adalah penurunan aset neto suatu

perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang oleh perusahaan kepada pemilik. f.

Laba komprehensif (comprehensive income) adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu

entitas selam satu perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari sumber yang bukan berasal dari pemilik. g.

Pendapatan (revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan

utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus. h.

Biaya (expenses) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau penambahan

utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus. i.

Keuntungan (gains) adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu

entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh pemilik. j.

Kerugian (losses) adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu

entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi pada pemilik.

5.

Statements of Financial Accounting Concept No.7 Penggunaan Present Value dan Informasi

Cash Flows dalam Pengukuran-pengukuran Akuntansi (Using Cash Flows Information and Present Value in Accounting Measurements) SFAC No. 7 menyediakan kerangka kerja untuk dapat menggunakanfuture cash flows sebagai basis pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran segera serta untuk metode interest dalam penentuan amortisasi. Statemen ini juga menyediakan prinsip-prinsip umum yang mengatur penggunaan present value terutama ketika jumlah dari future cash flow, waktunya atau waktu dan tingkat ketidakpastiannya. Statemen juga menyediakan pemahaman yang bersifat umum dari tujuan pengukuran-pengukuran present value dalam akuntansi. Tujuan SFAC No. 7: 1.

Pengukuran dalam akuntansi dengan menggunakan present value dapat digunakan untuk

menangkap dan untuk mengembangkan perbedaan di antara aliran kas ekspektasian di masa yang akan datang. 2.

Menyediakan informasi yang relevan melalui pelaporan keuangan karena present

value menggambarkan beberapa atribut pengukuran assetdan liabilities secara logis. Statement No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada isu konseptual yang lebih luas, karena itu statement ini dapat dilihat sebagai bagian dari Statement No. 5. SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market value tidak tersedia sehingga harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang. Poin penting mengenai pengukuran asset adalah pengukuran present value yang digunakan untuk mensimulasi fair value. Discount rate harus meliputi risiko dan ketidakpastian yang merefleksikan pengukuran pasar terhadap nilai asset. Jika asset tertentu memiliki beberapa kemungkinan aliran kas dalam beberapa tahun, maka aliran kas yang diekspektasi harus menentukan probabilitas aliran kas individu tertimbang. Poin penting

dalam

pengukuran

liabilitas

adalah discount

rate harus

diikutkan

dalam

perhitungan credit standing perusahaan. Pengukuran asset dan liabilitas sesuai ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak konsisten. Sebuah asset dapat dipandang dan dinilai secara terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada saat mengukur liabilitas tidak dapat demikian. a.

Internasional Accounting Standard 37

Standar Akuntansi Internasional 37: Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi, atau IAS 37, adalah

standar pelaporan keuangan

Akuntansi Internasional

internasional yang

(IASB). IAS 37

diadopsi oleh Standar

menetapkan persyaratan akuntansi

dan pengungkapanuntuk ketentuan, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi, denganbeberapa pengecualian, menetapkan prinsip penting bahwa ketentuanyang harus diakui hanya jika entitas memiliki ketentuan kewajiban. Transaksi seperti, provisions, contingent, liabilities and contingent assets, membutuhkan secara luas penggunaan teknik-teknik present value. Pada tahun 1998 IASC mengagendakan proyek riset terkait dengan pentingnya penggunaan present value dalam akuntansi keuangan. Bentuk statement yang menyediakan kerangka dasar penggunaan basis future cash flows sebagai dasar pengukuran akuntansi, yaitu: · Menggambarkan tujuan pengukuran-pengukuran dalam present valuedalam akuntansi · Menyediakan

prinsip-prinsip

akuntansi

yang

berterima

umum

yang

mengtur

penggunaan present value, khususnya jumlah future cash flows sesuai dengan masanya atau waktu yang penuh dengan ketidakpastian. Rumusan present value merupakan alat untuk memasukkan pengukuran yang menyangkut time value of money.secara sederhana dapat dikatakan teknik-teknik present value dapat menangkap suatu nilai yang akan diterima oleh entitas di masa yang akan datang. present valuemerupakan pondasi ekonomik dan keuangan bagi entitas bisnis dan menjadi bagian penting dari model assets

pricing modern

mencakup

model-model option-pricing.

Konsep present

value dari estimated future cash flow secara implicit mencerminkan all market prices, juga rekord biaya / kos historis ketika suatu entitas membeli asset. Tujuan dari pengadopsian present value dalam akuntansi adalah untuk kepentingan pengukuran yang sangat mungkin dikembangkan karena adanya perbedaan diantara tahapan-tahapan future cash flow. Penggunaan present value dalam pengukuran akan menangkap secara penuh perbedaan-perbedaan ekonomik dari masing-masing asset termasuk elemen-elemennya. Konvensi-konvensi akuntansi yang memiliki scope dan penanganan yang berbeda terkait dengan pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

· Fair value measurement, mengisyaratkan bahwa 5 elemen digunakan untuk menangkap ekspektasi maupun estimasi-estimasi ketika pelaku pasar akan menggunakan faktor-faktor jumlah dengan mana asset yang dibeli atau yang dijual dalam current transaction diantara berbagai pihak. · Value-in-use and entity-specific measurements, berusaha menangkap nilai-nilai asset dan keajiban dalam hubungannya dengan entitas tertentu. Pengukuran entity-specific dapat dilakukan dengan mengambil keseluruhan 5 elemen tersebut. · Effective-settlement measurement, menggambarkan jumlah current amount dari asset jika diinvestasikan sekarang pada suatu tingkat bunga tertentu yang akan memberikan future cash inflows yang sebanding dengan cash outflows untuk setiap kewajiban tertentu. Dalam current accounting standards, Effective-settlement measurementtidak mengijinkan atau mengecualikan komponen harga yang terbentuk dari permintaan para pelaku pasar untuk tujuan membendung ketidakpastian aliran kas di masa depan dan atribut-atribut komponen harga untuk kridit yang dimiliki oleh suatu entitas. · Cost-accumulation

or

cost-accrual

measurement mencoba

untuk

menangkap

kos

(khususnya incremental cost) bahwa suatu entitas mengantisipasi kos yang akan dikenakan dalam perolehan suatu asset. Pengukuran-pengukuran juga mengecualikan asumsi-asumsi lainnya yang tercakup dalam mengestimasi fair value.

b.

Present Value and Fair Value

Present value merupakan satu-satunya tujuan, ketika digunakan dalam pengukuran- pengukuran akuntansi khususnya pada pengakuran awal, dan pengukuran-pengukuransegera dalam mengestimasi fair value. Pernyataan yang membedakan dimana Present Value dibentuk untuk menangkap elemen-elemen yang diambil bersama-sama yang akan menggambarkan market price, dan jika salah satu tidak ada, maka akan menggambarkan fair value.

Unsur-Unsur

dari

Pengukuran Present

Value (The

Components

of

A

Present

Value Measurement ) Unsur-unsur yang membentuk perbedaan ekonomik di antara jenis-jenis asset dankewajiban antara lain: a.

Estimasi tentang future cash flow Kasus-kasus yang lebih komplek memunculkan

serangkaian future flows yang bebeda dari waktu ke waktu. b.

Harapan-harapan yang berhubungan dengan variasi-variasi yang mungkin dalam jumlah

atau waktu dari keseluruhan cash flow c.

The time value of money yang digambarkan melalui tingkat bunga bebas risiko.

d.

Harga yang menghubungkan secara inheren ketidakpastian dalam aset atau kewajiban.

e.

Lain-lain aset dan kewajiban yang kadang-kadang dikenali, faktor-faktor mencakup

ilikuiditas dan ketidaksempurnaan pasar.

c.

Prinsip-prinsip Umum (General Principles)

Prinsip-prinsip umum mengatur dan menentukan berbagai aplikasi teknik-teknik present value dalam pengukuran asset dan kewajiban, yaitu: ·

Sedapat mungkin, tingkat bunga dan cash flows yang diestimasi merefleksikan asumsi-

asumsi yang berhubungan dengan future eventdan ketidakpastian yang akan datang dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan asset atau kelompok asset dalam transaksi kas jangka panjang. ·

Tingkat bunga yang digunakan untuk discount cash flows harus merefleksikan asumsi-

asumsi yang konsisten dengan kondisi-kondisi yang melekat dalam cash flows yang diestimasi. Di satu sisi pengaruh asumsi-asumsi akan mungkin telah dihitung ganda atau keliru.

·

Estimasi cash flow yang telah dibuat juga tingkat bunga yang digunakan harus bebas dari

bias dan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan dengan aset dan kewajiban bersangkutan. ·

Estimasi cash flow juga tingkat bunga haruslah merefleksikan rentang outcome yang masuk

akal disbanding dengan pernyataan, minimum atau maksimum angka yang mungkin.

Pendekatan-pendekatan Tradisional dan Cash FlowsEkspektasian Dalam Menentukan Present Value (Traditional and Expected Cash Flow Approaches to Present Value) Pengukuran dengan present value dimulai dari suatu setfuture cash flows, tetapidibutuhkan berbagai penggunaan standar akuntansi untuk menyesuaikan pendekatan yang berbeda dalam menentukan set future cash flow tersebut. Pencaharian rate yang tepat danyang sepadan dengan resiko setidaknya membuhkan dua tahapan analisis yaitu - Pertama, asset atau kewajiban tersedia di pasaran. - Kedua , tingkat bunganya dapat diamati serta asset dan kewajiban yang dimilikiterukur.

d.

Relevansi dan Reliabilitas Suatu Informasi

Berbagai pengukuran didasarkan pada estimasi-estimasi yang secara inherent estimasi tersebut disusun dengan tingkat ketelitian terbatas, dan pengukuran sendiri merupakan potret jumlah aliran kas aau nilai present value-nya. Estimasi cash flow untuk masa yang akan datang biasanya tidak sesuai dengan realisasinya. Konsep pelaporan menyatakan bahwa kendati informasi tersebut berbeda, namun memiliki tingkat relevansi yang tinggi walau tidak andal. Relevansi dan reabilitas haruslah seimbang terhadap isu-isu yang membedakan satu dengan yang lainnya. Penting untuk dipahami, bahwa isu-isu yang menyangkut kualitas tersebut akan memberikan beban yang berbeda bahkan saling bertukar dari satu situasi ke situasi berikutnya.

Pengukuran-pengukuran present value menjadi lebih kompleks dibanding dengan future cash flows ekspektasian yang menggunakan asumsi sederhana. Para akuntan mungkin menghasilkan kesimpulan yang berbeda terkait dengan jumlah dan saat atau waktu future cash flows dan penyesuaian yang simetris dengan ketidakpastian dan risiko. Bagaimanapun, harus seimbang antara prospek suatu pengukuranundiscounted yang membuat aset atau kewajiban tampak dapat diperbandingkan.

e.

Pengukuran Hutang dengan Menggunakan Pendekatan Present Value

Konsep yang digambarkan dalam mengukur aset juga berlaku pada kewajiban. Bagaimanapun, pengukuran kewajiban kadang-kadang melibatkan permasalahan yang berbeda dibanding pengukuran aset sehingga memerlukan teknik berbeda pula pada fair value-nya. Ketika menggunakan teknik present value untuk menaksir fair value suatu kewajiban,sasarannya adalah menaksir nilai aset yang diakui sekarang ini untuk tujuan yaitu: -

Menjamin kewajiban tersebut yang melibatkan pemilik atau

-

Mengakui kewajiban tersebut di dalam entitas dengan jumlah yang dapat diperbandingkan

Untuk mengestimasi fair value atas notes yang dimiliki oleh suatu entitas, para akuntanmencoba untuk menaksir nilai tersebut berdasarkan nilai yang diambil dari entitas laindimana entitas akan mengakui kewajiban entitas tersebut sebagai aset Jadi, proses melibatkan teknik-teknik yang sama seperti halnya pada pengukuran aset. Di sisi yang lain, berhutang beberapa kewajiban pada kelas individu yang tidak selalu disertai dengan menjual hak (right) yang mereka miliki, seperti mereka menjual others assets. Beberapa kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas, seperti obligasi, bukanlah aset-aset yang secara individu bisa diidentifikasi. Suatu kewajiban kadang bisa ditetapkan melalui asumsi pihak ketiga. Dalam menaksir fair value para akuntan berkewajiban mencoba mengestimasi nilai atau harga bahwa entitas memiliki kemampuan untuk membayar sepertiga dari kewajiban tersebut.

f.

Pengukuran Hutang dan Posisi atau Sisa Kredit (Credit Standing)

Ukuran kewajiban yang paling relevan selalu merefleksikan posisi kredit yang dimiliki entitas yang diwajibkan untuk melunasinya. Mereka memegang kewajiban entitas tersebut sebagai aset pernyataan atas posisi kredit yang dimiliki entitas dengan jumlah yang menentukan harga atau nilai yang akan mereka bayar. Suatu entitas yang memiliki posisi kredit yang kuat akan menerima kas yang lebih besar, yang berhubungan dengan janji untuk membayar dibanding dengan enitas yang memiliki posisi kredit lemah. Dampak dari posisi kredit yang dimiliki entitas pada fair valuekewajiban tertentu tergantung pada kemampuan entitas untuk membayar pada ketentuan kewajiban yang memberikan perlindungan kepada pemilik. Peran dari posisi kredit yang dimiliki entitas dalam penyelesaian suatu transaksi secaraumum penting namun sedikit yang bersifat langsung. Transaksi penyelesaian suatukewajiban yang melibatkan entitas sebagaipihak yangdiwajibkan. Harga mencerminkan transaksi yang terjadi dari pihak-pihak yang berminat

More Documents from "andika"

Nasri Zahari
June 2020 33
Sfac.docx
November 2019 52
Jaar-11-2015-0096.pdf
November 2019 97
Memo (0).pdf
November 2019 37