24097.docx

  • Uploaded by: Sis Siska
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 24097.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,081
  • Pages: 5
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RSU FITRI CANDRA WONOGIRI NOMOR TENTANG PENEMPATAN PASIEN INFEKSI “AIR BORNE”

PANDUAN PENEMPATAN PASIEN INFEKSI “AIR BORNE”

A. DEFINISI Infeksi Airborne adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang ada di udara, sering diklasifikasikan sebagai penyakit yang menular lewat udara (airborne disease). Penyakit ini sangat berpotensi menimbulkan wabah karena dapat menular dengan cepat, dan penularannya melalui saluran pernapasan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Tujuan umum : Menyiapkan agar Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan lain dengan sumber daya terbatas dapat menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi, sehingga dapat melindungi tenaga kesehatan dan masyarakat dari penularan penyakit menular yang mungkin timbul; 2. Tujuan khusus; Menempatkan beberapa diagnosa penyakit yang sama dalam satu ruangan saat ruang isolasi tidak ada dengan mempertimbangkan waktu perawatan.

C. RUANG LINGKUP 1. Pencegahan Transmisi Melalui Air Borne a.

Kriteria Ruangan: 1) Jarak antara tempat tidur (TT) 1,5 meter- 2 meter; 2) Terdapat 1 wastafel disetiap ruangan ; 3) Terdapat ventilasi udara yang mencukupi (jika perlu dipasang exhaust fan disamping TT pasien; 4) Terdapat kamar mandi di dalam ruangan;

5) Beri penyekat antara TT pasien dengan bahan dasar semi plastik yang mudah dibersihkan atau tidak menyerap cairan dengan ketinggian minimal 1,5 meter dari TT pasien; 6) Tidak perlu pemasangan AC, direkomendasikan untuk memakai ceiling fan; 7) Sediakan APD sesuai kebutuhan diluar ruangan didekat pintu masuk ruangan; 8) Usahakan pintu selalu tertutup. b. Alat Pelindung Diri: 1) Kenakan masker respirator (N95 / kategori N pada efisiensi 95%) saat masuk ruang pasien atau suspek TB paru; 2) Sarung tangan dan kebersihan tangan; 3) Baju pelindung/ gaun; 4) Kacamata Goggle. c. Transport Pasien: 1) Batasi gerakan dan transport pasien hanya kalau diperlukan saja; 2) Bila perlu untuk pemeriksaan pasien dapat diberi masker bedah untuk mencegah penyebaran droplet nuclei (airborne).

2. Pencegahan Transmisi Melalui Kontak a. Kriteria Ruangan: 1) Jarak antara tempat tidur (TT) diupayakan berjarak 1,5 meter-2 meter (penurunan jarak menjadi 1,9 meter menyebabkan peningkatan transfer MRSA 3,15 kali); 2) Terdapat 1 wastafel disetiap ruangan; 3) Terdapat kamar mandi di dalam ruangan; 4) Tidak direkomendasikan untuk memakai ruangan berpendingin (AC); 5) Sediakan APD sesuai kebutuhan diluar ruangan didekat pintu masuk; 6) Usahakan pintu selalu tertutup. b. Transport Pasien: 1) Batasi gerak pasien; 2) Transport pasien hanya kalau perlu saja; 3) Bila diperlukan pasien keluar ruangan perlu kewaspadaan agar resiko minimal transmisi ke pasien lain atau lingkungan. c. Alat Pelindung Diri: 1) Sarung tangan dan kebersihan tangan: a) Memakai sarung tangan bersih non steril;

b) Ganti sarung tangan saat kontak dengan bahan infeksius (faeces, cairan, drain); c) Lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien; d) Cuci tangan dengan antiseptik. 2) Gaun a) Pakai gaun bersih tidak steril saat masuk ruang pasien untuk melindungi baju dari kontak dengan pasien, permukaan lingkungan, barang diruang pasien, cairan dari pasien maupun luka terbuka; b) Lepaskan gaun sebelum keluar ruangan; c) Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain. 3) Apron a) Gaun permeable; b) Untuk penetrasi cairan; c) Tidak dipakai sendiri. d. Peralatan untuk perawatan pasien: 1) Bila memungkinkan peralatan non kritikal dipakai untuk satu pasien atau pasien dengan infeksi mikroba yang sama; 2) Bersihkan dan desinfeksi sebelum dipakai untuk pasien.

3. Pencegahan Melalui Transmisi Droplet a. Kriteria Ruang 1) Jarak antara tempat tidur (TT) sekitar 1,5 meter-2 meter; 2) Terdapat satu wastafel dalam satu ruangan; 3) Pertahankan pintu terbuka; 4) Tidak perlu penanganan khusus terhadap udara dan ventilasi; 5) Terdapat kamar mandi di dalam ruangan; 6) Beri penyekat antar TT dengan kain korden yang berbahan dasar semi plastik yang mudah dibersihkan, tidak menyerap cairan dengan ketinggian 1,5 meter dari TT pasien; 7) Sediakan APD sesuai kebutuhan diluar ruangan didekat pintu masuk. b. Alat Pelindung Diri Masker: 1) Pakailah bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap pasien, saat kontak erat;

2) Masker seyogyanya melindungi hidung dan mulut, dipakai saat memasuki ruang rawat pasien dengan infeksi saluran napas. c. Transport pasien 1) Batasi gerak dan transportasi, untuk batasi droplet dari pasien dengan mengenakan masker pada pasien; 2) Menerapkan hygiene respirasi dan etika batuk.

D. TATA LAKSANA 1. Perawatan Pasien dalam Ruang Pasien Infeksi Airborne a. Persiapan dan pemeliharaan ruang: 1) Lakukan tindakan pencegahan tambahan dengan meletakkan tanda peringatan pada pintu; 2) Pastikan bahwa setiap setiap orang yang memasuki ruangan, termasuk petugas kebersihan memakai APD yang lengkap; 3) Pindahkan semua perabot yang tidak penting. Perabot di ruang isolasi harus mudah dibersihkan dan tidak menahan kotoran tersembunyi atau kondisi basah, baik didalam maupun sekelilingnya; 4) Lengkapi tempat cuci tangan dengan kebutuhan untuk mencuci tangan yang cukup; 5) Sediakan kantong sampah yang sesuai dalam tempat sampah yang disediakan di dalam ruang; 6) Letakkan wadah khusus anti bocor untuk benda tajam dalam ruangan; 7) Upayakan agar pasien tidak menggunakan barang pribadi. Letakkan air minum dan cangkir, tissue dan semua barang untuk kebersihan pribadi dalam jangkauan pasien; 8) Sediakan peralatan yang diperlukan tersendiri untuk masing-masing pasien seperti stetoskop, termometer dan tensimeter. Bila karena keterbatasan sediaan, peralatan digunakan untuk pasien lain maka semua peralatan hendaknya dibersihkan dan didesinfeksi sebelum digunakan; 9) Diluar pintu masuk ruang pasien sediakan tempat (rak, troli, lemari) untuk menyimpan APD; 10) Diluar pintu keluar, letakkan wadah tertutup untuk setiap peralatan bekas pakai yang akan diproses ulang. Sesuai kebijakan masing-masing RS, dekontaminasikan terlebih dahulu sebelum dikirim;

11) Sediakan peralatan kebersihan dan desinfeksi yang dibutuhkan di dalam ruangan; 12) Bersihkan ruangan pasien secara menyeluruh setiap hari meliputi semua permukaan. Yakinkan bahwa barang-barang seperti meja, kursi, kaki tempat tidur dan lantai telah dibersihkan dan didesinfeksi; 13) Masukkan linen bekas pakai kedalam kantong linen ketika didalam ruangan (sesuai jenis sampah linen) kemudian kirim segera ke unit pencucian dan tangani sebagai linen yang kotor dan yang terkontaminasi; 14) Buang sampah kedalam kantong sampah sesuai jenisnya ; 15) Bersihkan dan desinfeksi urinal dan bedpan sebelum digunakan untuk pasien lain; 16) Hindari penggunaan desinfektan semprotan; 17) Bersihkan semua peralatan kebersihan (map/ lap) setiap setelah penggunaan; 18) Bersihkan peralatan makan dalam air sabun panas.

2. Memasuki Ruangan a. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan; b. Cuci tangan dengan air mengalir atau gunakan handrub berbasis alkohol; c. Pakai APD; d. Masuk ruangan dan tutup pintu.

3. Meninggalkan Ruangan a. Sarung tangan : lepas dan buang kedalam tong sampah; b. Kacamata atau pelindung wajah : letakkan didalam wadah peralatan bekas pakai; c. Gaun : dengan tidak memegang bagian luar gaun, masukkan ketempat sampah linen; d. Cuci tangan dengan air mengalir atau gunakan handrub berbasis alkohol; e. Lepaskan masker atau respirator dengan memegang elastis dibelakang telinga, jangan memegang bagian depan masker; f.

Setelah keluar ruangan, gunakan kembali handrub berbasis alkohol atau cuci tangan dengan air mengalir.

E. DOKUMENTASI

More Documents from "Sis Siska"