Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli, 2010 ISSN 2085-0921
PEMECAHAN PERSOALAN – PERSOALAN DALAM PENERAPAN DISIPLIN GEREJA PERIODE 2000 – 2005 DALAM LINGKUP GEREJA – GEREJA BAPTIS INDONESIA BADAN PENGURUS DAERAH KEDIRI Yosia Wartono Dosen luar biasa STIKES RS. Baptis Kediri Email :
[email protected] ABSTRAK Penerapan Disiplin Gereja di Gereja-Gereja Baptis Indonesia BPD Kediri dapat digambarkan bahwa ada 60% dari gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Kediri telah memiliki ketentuan tentang disiplin gereja, namun baru 35% yang telah menerapkan disiplin gereja. Secara konseptual gereja-gereja telah mengerti apa itu disiplin gereja, namun dalam pelaksanaannya mereka menghadapi berbagai persoalan yang sifatnya kontekstual, yaitu persoalan kepemimpinan (20%), persoalan jemaat yang tidak mengerti adanya aturan tentang disiplin gereja (20%), persoalan pemahaman yang kurang tepat tentang prinsip kasih (20%), dan persoalan budaya (40%). Persoalan-persoalan itu dapat diatasi dengan cara-cara, yaitu: Pertama, Tuhan Yesus adalah Kepala Agung Gereja, maka gereja tidak perlu ragu dalam melaksanakan semua ketentuan atau aturan hidup yang diajarkan sendiri oleh Tuhan Yesus. Kedua, persoalan berkenaan dengan pemahaman yang kurang tepat tentang prinsip kasih diatasi dengan cara mengajak para pendeta untuk melihat ulang hubungan kasih dengan tindakan mendisiplin. Ketiga, kekurang pahaman jemaat akan ketentuan disiplin gereja disebabkan karena gereja kurang mensosialisasikan ketentuan itu. Keempat, berhadapan dengan persoalan budaya yang berseberangan dengan sistem kehidupan gereja, gereja harus mempunyai pendirian bahwa budaya harus diuji dan dinilai oleh Kitab Suci. Disiplin gereja adalah sistem budaya yang diajarkan Alkitab untuk menjaga gerejanya dari dosa. Penelitian ini adalah penelitian teologi pastoral terhadap persoalan dalam penerapan disiplin gereja di gereja-gereja Baptis Indonesia BPD Kediri. Penelitian ini dirancang untuk menganalisis mengapa gereja-gereja Baptis Indonesia BPD Kediri sudah atau belum menerapkan disiplin gereja. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Alkitab mengajarkan disiplin gereja dalam Injil Matius, Surat-surat Paulus, Ibrani, Surat Yakobus, dan Surat Wahyu. Alkitab mengajarkan langkah-langkah pelaksanaan disiplin gereja dan juga apa tujuan dari disiplin gereja. Alkitab juga memberitahukan pelanggaran-pelanggaran apa saja yang perlu penerapan disiplin gereja. Disiplin gereja adalah suatu cara yang digunakan oleh gereja untuk menolong orang yang jatuh dalam dosa untuk kembali ke jalan yang benar melalui pemberian sanksi, pendampingan dan pemulihan. Kata kunci: Disiplin Gereja, Persoalan Penerapan Disiplin dan Pemecahannya. Pendahuluan Gereja adalah lembaga Ilahi yang didirikan oleh Yesus Kristus dan di atas dasar Yesus Kristus (Matius 16:18; 1 Kor. 3:11). Gereja itu suatu lembaga yang ilahi artinya, diciptakan oleh Allah, dirancangkan oleh Allah, dan ditugaskan oleh Allah. 36
Jemaat yang didirikan oleh Allah ditempatkan di dalam dunia ini, khususnya di tengah-tengah masyarakat supaya menjadi kesaksian yang baik. Gereja bertanggung jawab menjaga setiap anggotanya agar mereka tidak jatuh dalam dosa atau tersesat. Dalam upaya menjaga
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli, 2010
anggota gereja, gereja harus menjalankan tugas penggembalaannya dengan cermat, seperti yang dinasihatkan oleh Paulus kepada para penatua di Epesus. Pemimpin gereja dan anggota gereja yang digembalakan harus hidup dalam suatu tatanan yang dengannya baik pemimpin maupun yang dipimpin dapat menjaga diri. Dalam upaya layanan penggembalaan tatanan itu yang mengatur kehidupan para anggota gereja, supaya setiap anggota gereja hidup bergereja di bawah tata cara dan pemerintahan gerejanya. Disiplin gereja adalah suatu tatanan hidup kegerejaan yang berkenaan dengan tata aturan keanggotaan dalam suatu gereja. Sebagaimana gereja berhak menerima setiap orang percaya bergabung sebagai anggota gereja, gereja juga berhak melaksanakan disiplin gereja terhadap anggotanya yang melakukan pelanggaran. Dalam hal memberlakukan disiplin kuasa sepenuhnya ada pada gereja, namun harus dilakukan dengan prosedur yang benar dan harus dijalankannya dengan hati-hati dan dengan jiwa kasih. Pelanggaran-pelanggaran tertib hidup manusia pada umumnya semakin marak pada dekade ini. Pelaku dari pelanggaranpelanggaran itu tanpa terkecuali adalah orang-orang Kristen termasuk orang-orang Baptis Indonesia. Karena itu kajian tentang penerapan disiplin gereja di gereja-gereja Baptis Indonesia yang tergabung dalam wadah Gabungan Gereja Baptis Indonesia terhadap para anggota gerejanya yang melakukan pelanggaran tertib hidup menjadi masalah yang penting. Contoh-contoh permasalahan di atas menjadi titik tolak perlunya diadakan penelitian berkenaan persoalan-persoalan yang berkenaan dengan penerapan disiplin gereja itu. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian studi kasus pastoral menggunakan analisis data kualitatif. Studi
kasus dilakukan dengan tujuan untuk memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan, yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai suatu penelitian yang eksploratif.. Analisis data dilakukan didasarkan atas data yang telah tersaji. Analisis data dalam hal ini merupakan proses untuk menemukan jawaban mengapa disiplin gereja sebagai suatu sistem penggembalaan tidak dilaksanakan oleh gereja dan hal-hal apa yang menjadi masalah dalm pelaksanaan disiplin gereja. Pengumpulan data pada penelitian ini ada dua metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode pemeriksaan dokumen dan wawancara tertulis. Tempat penelitian dalam penelitian ini adalah gereja-gereja Baptis Indonesia yang tergabung dalam Badan Pengurus Daerah Kediri, yang berjumlah 23 gereja mandiri. Hasil Penelitian 1. Penerapan Disiplin Gereja No 1 2
Gereja Menerapkan Disiplin Gereja Ya Tidak Jumlah
Frekuensi
%
7 13 20
35% 65% 100%
2. Penerapan Disiplin Diatur dalam AD/ART Gereja Penerapan Disiplin Diatur No dalam AD/ART Gereja 1 Ya 2 Tidak Jumlah
Frekuensi
%
11 9 20
55% 45% 100%
3. Data Pelaksanaan Disiplin Gereja Ada dalam Arsip Gereja
37
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli, 2010
Data Pelaksanaan Disiplin Gereja No Ada dalam Arsip Gereja 1 Ya 2 Tidak Jumlah
Frekuensi
%
2 18 20
10% 90% 100%
Dari Tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa dari sebelas gereja yang mempunyai AD/ART, hanya empat yang sudah menerapkan, sementara yang tujuh belum menerapkan disiplin.
4. Rekapitulasi data hasil angket penerapan disiplin gereja tentang jenis sanksi yang pernah diberikan
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
Jenis sanksi yang diberikan oleh gereja dalam periode tahun 2000-2005 DiperTidak DiperDiberhentikan Dicabut ingatkan diijinkan ingatkan dari jabatan keanggotaan secara ambil Total secara lisan kepanitia-an gerejanya tertulis bagian (orang) (orang) (orang) (orang) (orang) 0 1 2 2 0 5 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 2 0 1 13 0 0 0 0 0 0 8 0 8 2 0 18 0 0 0 0 0 0 8 2 0 2 2 14 2 0 9 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 8 0 9 33 3 21 14 3 74
Dari tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa Sanksi yang paling banyak diberikan berupa peringatan secara lisan (44.6%), tidak boleh ambil bagian dalam pelayanan (28.4%), dan diberhentikan dari kepanitiaan (19%). Dua jenis yang lainnya adalah peringatan tertulis (4%), dan pencabutan keanggotaan (4%
38
5. Rekapitulasi Data Jumlah Anggota Gereja yang Dikenai Disiplin Gereja No
Tahun
1 2 3 4
2000 2001 2002 2003
Jumlah Anggota yang Dikenai Disiplin Gereja 4 5 17 6
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli, 2010
No 5 6
Tahun 2004 2005 Jumlah
Jumlah Anggota yang Dikenai Disiplin Gereja 8 14 54
Tabel diatas melaporkan data berkenaan dengan unsur-unsur dalam pelaksanaan disiplin gereja yang dalam penelitian ini dikategorikan sebagai data konseptual. Pembahasan Disiplin gereja dilaksanakan dengan suatu tujuan. Walaupun tujuan dari penerapan disiplin sudah jelas, namun ada banyak persoalan yang menyebabkan mereka tidak menerapkan disiplin gereja itu secara konsekuen. Jika dilihat dari konsep responden tentang tujuan, alasan, jenis pelanggaran yang dikenai sanksi, jenis sanksi, bentuk layanan yang diberikan, hal-hal yang mendorong, dan langkah-langkah pelaksanaan disiplin gereja, maka sebetulnya secara konseptual gereja dipimpin oleh para pemimpin yang mengerti apa itu disiplin gereja. Jadi secara ringkas bisa dikatakan bahwa secara konseptual gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Kediri tidak mengalami kesulitan berkenaan dengan pemahamannya terhadap disiplin gereja, sebab gereja dipimpin oleh orang yang mengerti apa itu disiplin gereja (80%). Sebagian besar persoalan berkenaan dengan penerapan disiplin gereja terletak dalam konteks pelaksanaannya, di mana gereja menghadapi berbagai hal yang menjadi masalah. Dan sebagian kecil persoalan berkaitan dengan persoalan konseptual, yaitu kekurangtepatan pemahaman tentang prinsip kasih (20%). Gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Kediri mengalami kesulitan dalam menerapkan disiplin gereja karena menghadapi beberapa persoalan dalam penerapan disiplin gereja, yaitu:
Pertama, persoalan berhubungan dengan kepemimpinan. Persoalan berhubungan dengan pemimpin itu bukan hanya bertumpu pada pemimpin saja, namun juga berkenaan dengan gereja secara menyeluruh dihantui oleh adanya ketakutan. Ketakutan itu di antaranya adalah takut kehilangan jemaat, takut terjadi perpecahan dan juga takut kalau anggota-anggota gereja itu pindah ke gereja lain. Hal ini juga berdampak terhadap tindakan pemimpin yang kurang tegas dalam menerapkan disiplin gereja. Gambaran dari persoalan dan pengaruhnya terhadap penerapan disiplin gereja adalah sebagai berikut: Permasalahan kepemimpinan yang mempengaruhi dalam penerapan disiplin gereja dengan tingkat pengaruh 20%, Pemimpin kurang tegas mengambil tindakan dalam pendisiplinan (5%), Pemimpin-pemimpin gereja yang terdahulu tidak tegas dalam menerapkan disiplin gereja (5%), Kurangnya pengawasan dalam penerapan disiplin gereja (5%), Gereja takut dicap terlalu keras (2.5%), Tidak ada pengawasan (2.5%). Hal-hal di atas juga ditopang oleh karena adanya kekuatiran-kekuatiran berkenaan dengan kemungkinan yang terjadi apabila disiplin gereja diterapkan. Disiplin gereja tidak diterapkan dengan baik oleh karena adanya kekuatirankekuatiran dari gereja. Adapun dasar dari kekuatiran itu adalah Takut kehilangan jemaat (12,5%), Dari satu indikator di atas diketahui bahwa tingkat kekuatiran yang mempengaruhi penerapan disiplin gereja adalah 12,5%. Jadi secara keseluruhan, tingkat kendala yang ditimbulkan dari masalah kepemimpinan terhadap penerapan disiplin gereja itu mencapai 32,5%. Kedua, gereja juga kesulitan menerapkan disiplin gereja sebab Pemimpin utama mempunyai pamahaman yang kurang tepat mengenai prinsip kasih (15%), sehingga gereja tidak melakukan
39
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli, 2010
pencabutan keanggotaan sekalipun terhadap seseorang yang melakukan pelanggaran keras. Akibat yang ditimbulkan dari pandangan yang kurang tepat ini Pemimpin kurang tegas mengambil tindakan dalam pendisiplinan (5%), Mentolelir sebuah pelanggaran (5%), Total pengaruhnya terhadap penerapan disiplin gereja adalah 25%. Apa yang terjadi di gereja-gereja Baptis Indonesia BPD Kediri sama seperti apa yang dijelaskan oleh Strauch. Ketiga, penerapan disiplin gereja mengalami kesulitan karena persoalan kekurangtahuan jemaat tentang aturan disiplin (20%). Para pendeta mengakui bahwa hal ini diakibatkan karena kurang adanya sosialisasi kepada anggota gereja. Sosialisasi tidak berjalan karena gereja memang tidak mempunyai aturan tertulis tentang disiplin gereja, karena sembilan dari duapuluh gereja memang belum mempunyai aturan tertulisnya. Keempat, gereja juga mengalami kesulitan menerapkan disiplin gereja karena berhadapan dengan persoalan budaya (40%). Gereja dalam konteksnya, ia tinggal dalam sistem budaya yaitu budaya Jawa yang diantaranya menjadi hambatan atau persoalan bagi gereja dalam menerapkan disiplin. Bagaimanapun persoalanpersoalan yang ditemukan di atas harus segera diatasi. Sebelum apa yang merupakan persoalan-persoalan dalam hal penerapan disiplin gereja ini diatasi, kemungkinan besar gereja-gereja Baptis Indonesia di Badan Pengurus Daerah Kediri masih akan mengalami kesulitan untuk menerapkan disiplin gereja itu secara tegas. Bab berikut akan menjelaskan tentang alternatif-alternatif pemecahan persoalan-persoalan ini. Kesimpulan 1. Pemimpin jemaat yang disebut juga dengan penatua tidak saja harus menghentikan guru-guru palsu, tetapi mereka juga harus melindungi jemaat
40
2.
3.
4.
dari kejahatan moral maupun pertikaian di dalam jemaat – suatu masalah yang justru lebih umum terjadi. Meskipun disiplin jemaat sebenarnya sangat penting, namun disiplin itu hampir tidak pernah dipraktikkan dalam gereja-gereja Injili. Kekurang pahaman jemaat akan ketentuan disiplin gereja disebabkan karena ketentuan tentang disiplin gereja tidak atau belum disosialisasikan kepada jemaat. Berhadapan dengan persoalan budaya yang berseberangan dengan sistem kehidupan gereja, gereja harus mempunyai pendirian bahwa budaya harus diuji dan dinilai oleh Kitab Suci.
DAFTAR PUSTAKA Abineno, J.L. Ch. Garis-Garis Besar Hukum Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994. ________. Jemaat. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. ________. Penggembalaan. Bandung: BPK Nilakandi, 1967. ________. Teologia Praktika I. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1980. Alampay, Maria Belen D. and ChiongJavier, Elena. Introduction to Qualitative Research Methods. Manila: De La Salle University Press, 1995. Anderson, Leith. A Church for the 21st Century. Minneapolis: Bethany House Publishers, 1992. Aom, Win. Rasio Pertumbuhan Gereja. Malang: Gandum Mas, 2002. Archen, Gleason L. Ensiklopedia Tentang Hal-Hal Sulit Dalam Alkitab. dit. oleh: Suhadi Yermia. Malang: Gandum Mas, 2004. Argyle, A.W. The Gospel According to Matthew. London: Cambridge University Press, 1963.
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli, 2010
Aritonang, Yan S. Berbagai Aliran di dalam dan di sekitar Gereja. Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2003. Artanto, Widi. Menjadi Gereja Misioner. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001. Banawiratma. Gereja Dan Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius, 1994. Barton, Bruce; Comfort, Philip; Osborne, Grant; Taylor, Linda K.; Veerman, Dave. Life Application New Testament Commentary. Illinois: Tyndale House Publisher, 2000. Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Matius. Vol.1. dit. oleh Wismoady Wahono. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991. ________. The New Daily Study Bible The Gospel of Matthew. Vol 2. Edinbourgh: Saint Andrew Press, 1975. Bartlett, David L. Pelayanan Perjanjian Baru. dit. oleh Liem Sie Kie dan Josafat Kristono. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999. Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab 3. dit. oleh Sastro Soedirdjo. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1988. Bavinck, J.H. Sejarah Kerajaan Allah (Perjanjian Baru). dit. oleh A. Simandjuntak. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. Bending, Marcel; dkk. Gereja Indonesia Pasca Vatikan II. Yogyakarta: Kanisius, 1997. Berkhof, Louis. Teologi Sistematika, „Doktrin Gereja‟. dit. oleh: Yudha Thianto. Surabaya: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1997. Bercot, David. A Dictionary of Early Christian Beliefs. Massachusetts: Hendricson Publisher, 1998. Boelaars, Huub J.W.M. Indonesianisasi Dari Gereja Katolik di Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia. dit. oleh R. Hardawiryana. Yogyakarta: Kanisius, 2005.
Boland, B.J. & Niftrik, van G.O. Dogmatika Masa Kini. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. Bolkestein, M.H. Azas-Azas Hukum Gereja. dit. oleh: P.W. Situmeang dan A. Simandjuntak. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1956. Bone, Indriani; Hidayat, Paul dan Tjen, Anwar. Berteologi Dalam Anugrah. Cipanas: STT Cipanas, 1997. Bonhoeffer, Dietrich. Life Together. Translated by John W. Doberstein. San Francisco: Harper Collins Publishers, 1954. ________. The Cost of Discipleship. New York: McMillam, 1977. Bons-Storm, M. Apakah Penggembalaan Itu? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986. Bosch, David J. Transformasi Misi Kristen. dit. oleh: Stephen Suleeman. Jakarta: BPK Gunung mulia, 2000. Brill, J. Wesley. Dasar Yang Teguh. Bandung: Kalam Hidup, t.th. Brown, Colin. The New International Dictionary of New Testament Theology. Grand Rapids: Regency, 1996. Bruggen, Jacob Van. Kristus di Bumi. dit. oleh:Tim Penerjemah LITINDO. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001. Cannistrati, David. Visi Allah Untuk Gereja. dit. oleh: Endyahswarawati Handoko. Malang: Gandum Mas, 2004. Charis, Edwin. Menyusun Program Gereja Bagi Pemula. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003. Ciptawilangga, Yunus dan Haryanto. Matius: Menang Dalam Persaingan Gereja. Jakarta: Metanoia, 2003. Collins, V. dan Dainton, M.B. „Matius‟, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. dit. oleh: H.A. Oppusunggu. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1999
41
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli, 2010
Conner, Kevin J. Jemaat Dalam Perjanjian Baru. dit. oleh: Erna M.K. Letik. Malang: Gandum Mas, 2004. Cowles, Robert. Gembala Sidang. dit. oleh: Pauline Tiendas-Iskandar. Bandung: Kalam Hidup, 1977. Criswell, W.A. Holy Bible Baptist Study Edition. Nashville: Thomas Nelson Publishers, 1991. ________. Expository Notes on the Gospel of Matthew. Michigan: Zondervan Publishing House Grand Rapids, 1963. Darmaputra, Eka. Gereja Harus Bertumbuh. Yogyakarta: Kairos, 2005. Daulay, Richard M. Mengenal Gereja Methodist Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004. De Heer, J.J. Tafsiran Injil Matius. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994. De Jonge, Christian. Apa itu Calvinisme? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000. De Jonge & Aritonang, Jan S. Apa dan Bagaimana Gereja? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003. Dentan, Robert C. A First Reader in Biblical Theology. New York: The Seabury Press, 1965. Departemen Kependetaan GGBI. Pendeta Baptis Indonesia. Semarang: Persekutuan Pendeta Baptis Indonesia, 1-5 Agustus 1988. Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. dit. oleh: P.G. Katoppo. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1996. Drewes, B.F. Satu Injil Tiga Pekabar. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. End, Th. Van den. Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000. Fickett Jr, Harold L. Kepercayaan Kaum Baptis Suatu Pedoman. dit. oleh: Imam Subekti dan Imam Hartoyo. Semarang:STBI, 1992. Gangel, Kenneth O. Membina Pemimpin Pendidikan Kristen. dit. oleh:
42
Yayasan Penerbit Gandum Mas. Malang: Gandum Mas, 1998. George, Timothy and Dockery, David S. Baptist Theologians. Nashville: Broadman Press, 1990. Gereja Baptis Indonesia Baitlahim. Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga GBI Baitlahim. Kediri: GBI Baitlahim, 2001. Gereja Baptis Indonesia Bukit Pengharapan. Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga GBI Bukit Pengharapan. Kediri: GBI Bukit Pengharapan, 2001. Gereja Baptis Indonesia Efrata. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Efrata. Kediri: GBI Efrata, 2005. Gereja Baptis Indonesia Genesaret. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Genesaret. Kediri: GBI Genesaret, 1992. Gereja Baptis Indonesia Getsemani. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Getsemani. Kediri: GBI Getsemani,1973. Gereja Baptis Indonesia Karunia. Anggaran Rumah Tangga Gereja Baptis Indonesia Karunia. Kediri: GBI Grogol, 1995. Gereja Baptis Indonesia Perdamaian. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Perdamaian. Kediri: GBI Perdamaian, 2002. Gereja Baptis Indonesia Sabdo Panebus. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Sabdo Panebus. Kediri: GBI Sabdo Panebus, 2004. Gereja Baptis Indonesia Sahabat. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Sahabat. Kediri: GBI Sahabat, 2004. Gereja Baptis Indonesia Sejahtera Pare. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Nasaret. Kediri: GBI Sejahtera, 2000. Gereja Baptis Indonesia Semboja. Anggaran Dasar dan Anggaran
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli, 2010
Rumah Tangga GBI Semboja. Kediri: GBI Semboja, 1993. Gereja Baptis Indonesia Setia Bakti. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga GBI Setia Bakti. Kediri: GBI Setia BAkti, 2003. Gereja Baptis Indonesia Tribakti. Struktur Organisasi Gereja Baptis Indonesia Tribakti. Kediri:GBI Jatinegara, 1997. Griffith, Michael. Gereja dan Panggilannya Dewasa Ini. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993. Grenz, Stanley J. Theology for the Community of God. Tennessee: Broadman & Holman Publishers, 1994. Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru 3. dit oleh Lisda Tirtapraja Gamadhi, dkk. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996. Hadi, Sutrisno. Bimbingan Menulis Skripsi Thesis. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 1984. Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986. Halley, Henry H. Penuntun Ke Dalam Perjanjian Baru. Surabaya: Yakin, 1979. Hasselgrave, David J., Mengkomunikasikan Kristus Secara Lintas Budaya. Dit. oleh: Wardani Mumpuni dan Rahmiati Tanudjaja, Malang: SAAT, 2005. _______________ & Rommen, Edward., Kontektualisasi, Makna, Metode, dan Model dit Oleh Stephen Suleeman Jakarta: Gunung Mulia, 1995 Hays, Brooks dan Steely, John E. The Baptist Way of Life: What It Means to Live and Worship as a Baptist. Macon: Mercer Univ. Press, 1981. Hartono, Chris; dkk. Perjumpaan Gereja di Indonesia Dengan Dunianya yang sedang Berubah. Jakarta: Persetia, 1995.
Hendriksen, William. New Testament Commentary. “Exposition of The Gospel to Matthew”. Michigan: Baker Book House Grand Rapids, 1987. Hobbs, Herschel H. The Baptist Faith and Message. Tennessee: Convention Press, 1989. Hogard, Ted. Gereja yang Memberi Kehidupan. dit. oleh: Indriyati Soebandi. Jakarta: Harvest, 2002. Holdaway, David. Kehidupan Yesus. dit. oleh Enosh Alexander. Semarang: Sinode GKMI, 2001. House, H. Wayne. Charts of Christian Theology and Doctrine. Michigan: Zondervan Publishing House, 1992. Howard, Fred D. The Gospel of Matthew. Michigan: Baker Book House, 1964. Hulse, Errol. An Introduction to The Baptists. Sussex: Carey Publ, 1976. Humpreys, Fisher. The Way We Were. New York: McCracken Press, 1994. Iverson, Dick. & Asplund, Larry. Gereja Sehat dan Bertumbuh. Malang: Gandum Mas, 2003. Jacobs, Tom. Gereja Menurut Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1988. JI. Packer, Jefrey Niehaus, Wayne Grudem, dll. Kebutuhan Gereja Saat ini. Malang: Gandum Mas, 1993. Kingsbury, Jack Dean. Injil Matius Sebagai Cerita. dit. oleh: Wenas Kalangit. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996. Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia, 1993. Kummel. The Theology Of The New Testament. Nashville: Abingdon Press, 1973. Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian Baru Jilid I. dit. oleh: Urbanus
43
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli, 2010
Selan, Henry Lantang. Bandung: Kalam Hidup, 2002 ________. Teologi Perjanjian Baru jilid II. dit. oleh: Urbanus Selan, Henry Lantang. Bandung: Kalam Hidup, 2002. L., Budiman R. Pelayanan Lintas Budaya & Kontekstualisasi. Laney, Carl. A Guide to Church Discipline. Minneapolis: Bethany, 1985. Leavell, Roland Q. Studies in Matthew The King and The Kingdom. Tennessee: Convention Press, 1962. Lillie, William. Studies in New Testament Ethics. Philadelphia: Westminster, 1961. Mangunwijaya. Gereja Diaspora. Yogyakarta: Kanisius, 1999.Manulang, Rachmat T. Gereja Sekota yang Mentransformasi Kota. Jakarta: Metanoia,2002. Marshall, Howard. Pedoman Lengkap Pendalaman Alkitab “Kitab-Kitab Injil dan Kisah Para Rasul.” dit. oleh Yap Wei Fong dkk. Bandung: Kalam Hidup, 2004. Mardiatmadja, B.S. Eklesiologi, Makna dan Sejarahnya. Yogyakarta: Kanisius, 1986. Martin, Andre M. dan Bhaskarra, F.V. Kamus Bahasa Indonesia. Surabaya: Karina, 2002. McCoy,Lee H. Mengenal Tata Gereja Baptis. dit. oleh Eddy J. Wiriadinata. Semarang: STBI, 1987. Mengkomunikasikan Kristus Secara Lintas Budaya. Malang: SAAT, 2005. Migliore, Daniel L. Faith Seeking Understanding An Introduction to Christian Theology. Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1991. Minit Konggres I Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Semarang 2 - 6 April 1973.
44
Minit Kongres II Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Semarang 7 - 11 Nopember 1977 Minit Kongres III Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Semarang 2 – 6 Maret 1981 Minit Kongres IV Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Semarang 4 – 8 Maret 1985 Minit Kongres V Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Semarang 4 – 8 Juni 1990 Minit Kongres VI Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Kediri 3 – 7 April 1995 Minit Kongres VII Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Cisarua-Bogor, 7 – 10 Maret 2000. Minit Kongres VIII Gabungan Gereja Baptis Indonesia. Yogyakarta 7-11 Maret 2005. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,2007. Morris, Leon. Teologi Perjanjian Baru. dit. oleh: H. Pidyarto O Carm. Malang: Gandum Mas, 1996. ____________. The Gospel According to Matthew. Michigan Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1992. Newman Jr., Barclay M. & Stine, Philip C. Pedoman Penerjemahan Alkitab Injil Matius. Jakarta: LAI, 1998. Newport, John P. Life‟s Ultimate Question. Dallas: World Publishing, 1989. Pasaribu, Marulak. Eksposisi Injil Sinoptik. Malang: Gandum Mas, 2005. Pfeiffer, Charles F. & Harrison, Everett F. The Wycliffe Bible Commentary. Chicago: Moody Press, 1979. Plummer, Alfred. An Exegetical Commentary on The Gospel According to S. Matthew. Michigan: WM. B. Eerdmans Publishing Company Grand Rapids, 1960. Radmacher, Earl D. What The Church is All About. A Biblical And
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli, 2010
Historical Study. Chicago: Moody Press, 1978. Ridderbos, H.N. Bible Students Commentary Matthew. Michigan: Zondervan Publishing House Grand Rapids, 1988. Riedel, K. Tafsiran Injil Matius. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1963. Riemer, G. Jemaat Yang Hidup: Peranan Tubuh Kristus secara Pribadi dalam Kebersamaan. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005. ________. Jemaat Yang Pastoral:Kunjungan Rumah Pacu Jantung Pertumbuhan Gereja. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005. ________. Jemaat Yang Tertib: Menata Organisasi Gereja Secara Profesional dan Alkitabiah. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005. Robinson, D.W.B. “Gereja”. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini 1. dit. oleh: Harun Hadiwijono. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,1999. Ryrie, Charles C. Teologi Dasar 2. Yogyakarta: Yayasan Andi, 1992. Sandjaja, B. & Heriyanto, Albertus. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006. Seirin, Weinata. Visi Gereja Memasuki Milenium Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000. Sider, Ronald J. Skandal Hati Nurani Injili. Dit. oleh Perdian K.M. Tumanan. Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur, 2007. Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, 1989. Singgih, Emanuel Gerrit. Bergereja, Berteologi dan Bermasyarakat. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 1997.
Sitompul, A.A. Manusia dan Budaya. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991. Sitompul, A.A. dan kawan-kawan. Perjumpaan Gereja di Indonesia dengan Dunianya yang sedang Berubah. Jakarta: Persetia, 1995. Skulfield, Ellis H. Iblis dalam Gereja. Jakarta: Cipta Olah Pustaka, 1998. Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003. Spurgeon, Charles Haddon. Pengakuan Iman Baptis 1689. dit. oleh Charles W. Cole Jakarta: IBI, 1996. Stockstill, Larry. Gereja Sel. dit. Oleh: Gunawati & Arie Saptaji. Jakarta: Metanoia, Storm, Bons M. Apakah Penggembalaan Itu? Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986. Stot, John R.W. Bagaimana Pandangan Kristus Akan Gereja? Malang: SAAT,1999. Stott, John. One People: Menuntun Gereja Menjadi Komunitas yang Melayani. dit. Oleh: Lena Suryana Himtoro. Malang: SAAT, 2004. . Subagyo, Andreas B. Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif: termasuk Riset Teologi dan Keagamaan. Bandung: Kalam Hidup, 2001. Sudiarjo, dkk. Tinjauan Kritis Atas Gereja Diaspora Romo Mangunwijaya. Yogyakarta: Kanisius, 1999. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, 1992. Suharyo, I. “Gambaran Gereja Dalam Injil Matius”: Gereja Menurut Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1988. Susabda, Yakub B. Prinsip-Prinsip Pertimbangan Utama Dalam Administrasi Gereja. Malang: Penerbit Gandum Mas, 1985. Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. dit. oleh: Yayasan Penerbit
45
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli, 2010
Gandum Mas. Malang: Gandum Mas, 2001. Thayer, Joseph Henry. Greek-English Lexicon of The New Testament Edinburgh: T&T. Clark 38 George,1889 Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka, 1989. Tisera, G. “Faham Gereja menurut Injil Matius”: Satu Tuhan Satu Umat? Yogyakarta: Kanisius, 1988. Tomatala, Y. Teologia Kontekstualisasi. Malang: Gandum Mas, t.th. Tulluan, Ola. Introduksi Perjanjian Baru. Malang: YPPII, t.th. Turner, J. Clyde. Pokok-Pokok Kepercayaan Orang Kristen. Bandung: LLB, 1978. Vredenberg, J. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia, 1984. Walvoord, John F. Gereja Dalam Nubuatan. dit. oleh Ricard Ngun. Surabaya: Yakin, 1984.] agner, C. Peter. Gempa Gereja. Jakarta: Nafiri Gabriel, 2000. Walz, Edgard. Bagaimana Mengelola Gereja Anda. dit. oleh. S.M. Siahaan. Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2002. Warren, Rick. Pertumbuhan Gereja Masa Kini. Malang: Gadum Mas, 2003. Waymire, Bob & Wagner, Peter. Pedoman Survei Pertumbuhan Gereja. dit. oleh: E. Maspaitella. Malang: Gandum Mas, 1996. Wiersbe, Warren W. & Sugden, Howard F. Memimpin Gereja secara Mantap. Bandung: LLB, 2003. White, Ranay. Gereja Tanpa Tembok. dit. Oleh: Gatot Suhendra. Jakarta: Imanuel, 2001. Wongso, Peter. Tugas Gereja dan Misi Masa Kini. Malang: SAAT, 1999. Wiriadinata, Eddy dan Tim. Pedoman Azas Kepercayaan Gabungan Gereja Baptis Indonesia dan Pedoman
46
Praktis Tata Cara Gereja Baptis Indonesia. Sukabumi: Panitia Doktrin Baptis, 1977. ________. Pedoman Pelayanan Pejabat Gereja Baptis Indonesia. Semarang: GGBI, 1995.