21 Mei 2009 | 20:24 | Sosial Museum Adam Malik Hilang dari Data Depbudpar Ilma Hairinasari
Museum Adam Malik (www.suaramedia.com) Jakarta - Nama Museum Adam Malik, yang tercatat milik pengusaha media Hary Tanoesoedibjo, hilang dari daftar 60 museum yang tercatat di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar). Koleksi 50 ribu lebih barang peninggalan mantan wakil presiden Adam Malik juga tidak jelas keberadaannya. "Koleksi yang ada di Museum Adam Malik, entah disimpan di mana," kata sejarawan Dasman Djamaludin saat dihubungi Primair Online di Jakarta, Kamis (20/5). Berdasarkan riset Primair Online, Hary Tanoesoedibjo atas nama istrinya telah membeli museum yang dilego oleh keluarga Adam Malik pada 2006. Keluarga Adam Malik terpaksa menjual museum itu karena sudah tidak mampu menanggung biaya pemeliharaannya. Mereka mengaku tidak pernah mendapat dukungan dana dari pemerintah dalam biaya operasional museum. Setelah mengabdikan diri demi bangsa dan negaranya, Adam Malik meninggal di Bandung pada 5 September 1984 karena kanker lever. Kemudian, isteri dan anakanaknya mengabadikan namanya dengan mendirikan Museum Adam Malik di kediamannya, yang berada di kawasan Jalan Diponegoro 29, Jakarta Pusat. Di museum itu, tersimpan berbagai tanda kehormatan yang diberikan negara terhadap wartawan yang menjadi wakil presiden itu. Selain itu, terdapat ribuan benda kenangkenangan Adam Malik selama menjalankan tugas kenegaraan di dalam negeri dan luar negeri. Antara lain, berupa lukisan-lukisan, keramik, benda-benda porselin, kerajinan tradisonal, dan koleksi fotografi dari berbagai model. Namun, sampai saat ini tidak ada kepastian apakah koleksi tersebut dijual atau disimpan oleh ahli waris, atau pemilik rumah.
(new)