2.1 Adendum 1 Irigasi Sukodono.pdf

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2.1 Adendum 1 Irigasi Sukodono.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 49,338
  • Pages: 151
ADENDUM I (SATU) DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Nomor : KU.0301/An.04/I.SKDN.GSK/IR1/2019/02 Hari ini Senin, tanggal Sebelas, bulan Februari, tahun Dua Ribu Sembilan Belas, Kelompok Kerja (POKJA) Pemilihan 51 ULP Jawa Tengah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2019 yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Kepala Unit Layanan Pengadaan Jawa Tengah Nomor : 007/KPTS/ULP-15/2019 tanggal 4 Februari 2019 menerbitkan Adendum ini untuk mengubah, menambah dan atau mengurangi bagian tertentu dari Dokumen Kualifikasi pada Paket Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi DI. Sukodono di Kabupaten Gresik, dengan rincian adalah sebagai berikut : I. BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR Semula : BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Keterangan Pokja Pemilihan menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. A. Uraian Spesifikasi Teknis Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan ditenderkan, dengan ketentuan : 1. Dapat menyebutkan merk dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan produksi dalam negeri; 2.

Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);

3.

Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;

4.

Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;

5.

Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

6.

Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;

7.

Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;

8.

Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;

9.

Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

10.

Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi: a. Pokja Pemilihan harus memastikan bahan bangunan konstruksi sesuai hasil yang telah diidentifikasi oleh PPK. b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku; c. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber- sumber yang berkompeten dan/ atau berwenang.

11.

Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan: a. Pokja Pemilihan harus memastikan setiap jenis alat dan perkakas sesuai hasil yang telah diidentifikasi oleh PPK . b. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja; c. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/pemeliharaan/pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.

12.

Spesifikasi Proses/Kegiatan: a. Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau dengan melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh PPK; b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan ramburambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut; c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan ( Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya; d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi; e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

13.

Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja a.

Analisis Keselamatan Pekerjaan/ Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;

b.

Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan operator yang terlatih;

c.

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material

dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;

14.

d.

Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis keselamatan pekerjaan/ Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;

e.

Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan pekerjaan/ Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;

f.

Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang independen.

Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait; b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang berlaku; c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran, pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait; d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;

B. Keterangan Gambar Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain : 1. Peta Lokasi 2. Lay out

3. Potongan memanjang 4. Potongan melintang 5. Detail-detail konstruksi

Seharusnya Menjadi : BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Keterangan Pokja Pemilihan menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. A. Uraian Spesifikasi Teknis Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan ditenderkan, dengan ketentuan : 1. Dapat menyebutkan merk dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan produksi dalam negeri; 2.

Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);

3.

Metode pelaksanaan harus logis, realistis dan dapat dilaksanakan;

4.

Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan;

5.

Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

6.

Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;

7.

Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;

8.

Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;

9.

Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

10.

Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi: a. Pokja Pemilihan harus memastikan bahan bangunan konstruksi sesuai hasil yang telah diidentifikasi oleh PPK. b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku; c. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber- sumber yang berkompeten dan/ atau berwenang.

11.

Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan: a. Pokja Pemilihan harus memastikan setiap jenis alat dan perkakas sesuai hasil yang telah diidentifikasi oleh PPK . b. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;

c.

Informasi tentang jenis, cara penggunaan/pemeliharaan/pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.

12.

Spesifikasi Proses/Kegiatan: a. Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau dengan melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh PPK; b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan ramburambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut; c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan ( Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya; d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi; e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

13.

Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja a.

Analisis Keselamatan Pekerjaan/ Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;

b.

Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan operator yang terlatih;

c.

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;

d.

Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis keselamatan pekerjaan/ Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;

e.

Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan pekerjaan/ Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;

f.

Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang independen.

14.

Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait; b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang berlaku; c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran, pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait; d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

BAB I UMUM 1.1

UMUM Keterangan : Spesifikasi teknis disusun oleh Pejabat Pembuat Komitmen berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri; 2. Menggunakan standar nasional SNI, atau Standart yang lebih tinggi : JIS,ASTM dsb; 3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan; 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan; 5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan; 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan; 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk; 8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan. 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara Pembayaran

1.2

Kondisi Umum a. Lokasi pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik tersebar di Kecamatan Dukun Kabupaten Gresik. b. Penyedia Jasa harus melindungi Pengguna Jasa dari tuntutan atas paten, lisensi serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan oleh Penyedia Jasa untuk dan selama pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik. c. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa, semua barang dan bahan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah baru, belum dipergunakan. d. Standar satuan yang dipergunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

1.3

RUANG LINGKUP KONTRAK Kecuali tidak ditentukan dalam Kontrak, Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan dengan menyediakan tenaga, material, peralatan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya yang diperlukan. Penyedia Jasa akan melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan sebagaimana ditegaskan pada spesifikasi dan gambar atau sesuai pengarahan langsung dari Direksi dan Konsultan Supervisi. Kecuali tidak ditentukan lain dalam Kontrak, maka lingkup Pekerjaan meliputi :

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

A. B a b I II III IV c I II III IV d I II III IV V e I II III IV f I II III IV V VI C a

1.4

PEKERJAAN PERSIAPAN PEMBANGUNAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR IRIGASI PENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA SERTA KELENGKAPANNYA PERLINTASAN JALAN 1. (PJ.1) - Dia. 300 mm (L = 10 m) - (6 UNIT) PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA & AKSESORIS PEKERJAAN GALIAN, URUGAN, BUANGAN, DAN PERKERASAN PEKERJAAN MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLAT BETON (1,0 m x 0,5 m x 0,12 m) PERLINTASAN JALAN 1. (PJ.2) - Dia. 250 mm (L = 10 m) - (6 UNIT) PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA & AKSESORIS PEKERJAAN GALIAN, URUGAN, BUANGAN, DAN PERKERASAN PEKERJAAN MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLAT BETON (1,0 m x 0,5 m x 0,12 m) PEKERJAAN PEMASANGAN AIR VALVE - (5 UNIT) PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN PEKERJAAN DINDING PEKERJAAN BETON PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA & AKSESORIES PEKERJAAN BAJA PEKERJAAN PEMASANGAN WASH OUT - (5 UNIT) PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN PEKERJAAN BETON PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA & AKSESORIS PEKERJAAN BAJA PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA AIR IRIGASI PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA DIA. 400 HDPE SDR 21 PN 8 (TANAH) PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA DIA.200 HDPE SDR 21 PN 8 (TANAH) PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA DIA.160 HDPE SDR 21 PN 8 (TANAH) PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA DIA.110 HDPE SDR 21 PN 8 (TANAH) PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA & AKSESORIS PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN TRUSH BLOCK PEKERJAAN BAK TAB IRIGASI PEKERJAAN BAK TAB IRIGASI

PEKERJAAN PENDAHULUAN Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang perlu dilaksanakan baik

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik sebelum, selama berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya kontrak. Item pekerjaan yang termasuk/dimasukkan dalam pekerjaan persiapan ini secara detail disajikan berikut ini : 1.1. Survey Pengukuran, Gambar Kerja dan Gambar Purnalaksana “As Built Drawing“ Dalam memulai, mengevaluasi dan mengerjakan seluruh harus berdasarkan data ketinggian dan posisi yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk ini Penyedia Jasa harus melaksanakan serangkaian kegiatan survey pengukuran berikut penggambarannya untuk I.2.1. Bench Mark Tanda dasar proyek merupakan Bench Mark (titik tetap) yang terletak di lokasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar yang diberikan kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan, Penyedia Jasa perlu melakukan pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan sendiri atas ketelitiannya. Pengguna Jasa tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik referensinya. Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk kemudahannya, tetapi tiap Bench Mark sementara yang didirikan merupakan rencana dan tempatnya disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi dan akan merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi dan Konsultan Supervisi. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan. I.2.2. Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang- kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi secara tertulis untuk menyelesaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.Dalam segala hal sebelum memulai pekerjaan tanah, Penyedia Jasa akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan Supervisi. Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan mendapat persetujuan dari pihak Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi sebelum melaksanaakan semua kegiatannya. Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia Jasa adalah : I.2.3. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap a. Umum Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi, dan apabila ada perubahan harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai. b. Gambar-gambar Pelaksanaan (Shop Drawing) Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang dari beton, pasangan batu, pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat. c. Penyedia Jasa harus menyediakan 1(satu) set gambargambar lengkap di lapangan. Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan. I.2.4. Gambar-Gambar purna Pelaksanaan (As Built Drawing) Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik di lapangan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama 6 (enam) hari kerja. Gambar pelaksanaan (As Built Drawing) harus dibuat di atas kertas A3 bila pekerjaan telah diselesaikan 100 %. Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima ke I (PHO), Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan gambar terlaksana (As Built Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan ukuran A3, rangkap 3. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan. 1.2. Mobilisasi dan Demobilisasi A. Mobilisasi 1.2.1. Umum Kegiatan-kegiatan mobilisasi dapat meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Penyiapan dan perataan lahan yang diperlukan untuk base camp Kontraktor dan kegiatan pembangunannya. b. Mobilisasi dan pemasangan konstruksi dari tempat perakitan/pabrik yang ada sampai lokasi pekerjaan. c. Pembangunan dan pemeliharaan Base Camp Kontraktor, meliputi kantor, tempat tinggal, bengkel, gudang dan sebagainya. d. Semua alat-alat berat dan kendaraan yang akan dipakai operasional kontraktor selama pengerjaan proyek. e. Mobilisasi semua tenaga kontraktor yang terlibat dalam pekerjaan tersebut. 1.2.2. Program Mobilisasi a. Sebelum pelaksanaan proyek Kontraktor harus mengajukan program mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . b. Program mobilisasi dibuat dalam jangka waktu 10 hari pertama sejak ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Bekerja c. Program Mobilisasi yang ada harus menetapkan pengaturan waktu dari semua kegiatan sebagaimana diterangkan dalam Pasal 16 dan memasukkan informasi tambahan yang dapat ditetapkan, antara lain : 1). Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi semua peralatan, jumlah peralatan dan saran transportasi yang dipakai.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 2). Suatu daftar terinci yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan untuk lintasan lalu-lintas yang aman, berikut dengan metodologi pelaksanaan yang diusulkan berikut tanggal-tanggal permulaan dan akhir yang dijadwalkan untuk perkuatan setiap struktur. 3). Setiap perubahan dalam daftar peralatan dan personil yang diajukan dengan Penawaran Kontraktor diharuskan untuk meminta persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 4). Suatu jadwal pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan dalam bentuk grafik balok yang menunjukkan setiap kegiatan pokok mobilisasi dan suatu kurva pelaksanaan pekerjaan yang diukur menurut persentase penyelesaian. B. Demobilisasi Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik.Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai. 1) Pengukuran Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui. 2) Dasar Pembayaran Mobilisasi harus dibayar atas dasar lumpsum menurut jadwal pembayaran yang diberikan dibawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dari Spesifikasi ini. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dapat setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lumpsum untuk Mobilisasi. a) Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut : (1). 50 % (lima puluh persen) bila mobilisasi 50 % selesai, dan pelayanan atau fasilitas pengujian laboratorium telah lengkap dimobilisasi. (2). 20 % (dua puluh persen) bila semua peralatan utama berada di lapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . (3). 30 % (tiga puluh persen) bila demobilisasi selesai dilaksanakan. b) Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan salah satu dari kedua batas waktu yang disyaratkan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik dalam jumlah yang disahkan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lump sum. Mobilisasi dikurangi sejumlah dari 1 % (satu persen) nilai angsuran untuk setiap keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai maksimum 50 (lima puluh) hari. Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran Mobilisasi dan Demobilisasi Lump Sum. 1.3.

Pembuatan Direksi keet dan kelengkapanya 1.3.1) Prinsip Dasar Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan dan fasilitasnya dengan memperhatikan prinsip dasar berikut : a) Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah. b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program Mobilisasi, di mana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . c) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan. d) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya. e) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan. f) Sesuai pilihan Penyedia Jasa, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit dari komponenkomponen pra-fabrikasi. g) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan di atas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas. h) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku. i) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan minimum dilengkapi dengan jalan masuk dari kerikil serta tempat parkir. j) Penyedia Jasa harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang memadai di seluruh barak, kantor, gudang dan bengkel. 1.3.2) Kantor Penyedia Jasa dan Fasilitasnya.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan jalan, Penyedia Jasa harus menyediakan kantor Penyedia Jasa dan fasilitas penunjang yang menenuhi ketentuan sebagai berikut ini : a). Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek sesuai dengan Seksi dari Spesifikasi ini. b). Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa dan harus menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan c). Bilamana sambungan saluran telepon tidak mungkin disediakan, atau tidak dapat disediakan dalam periode mobilisasi, maka Penyedia Jasa harus menyediakan pengganti telpon satelit (menggunakan sistem satelit Inmarsat atau Iridium atau sejenis) yang dapat berkomunikasi 2 arah (2-way) dengan jelas dan dapat diandalkan antara kantor Pemilik di Ibukota Propinsi, kantor Tim Supervisi Lapangan dan titik terjauh di lapangan. Sistem telpon harus dipasang di kantor utama dan semua kantor cabang serta digunakan sesuai dengan petunjuk dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . d). Bilamana ijin atau perijinan dari instansi Pemerintah yang terkait diperlukan untuk pemasangan dan pengoperasian sistem telepon satelit semacam ini, Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi akan melakukan semua pengaturan, tetapi semua biaya yang timbul harus dibayar oleh Penyedia Jasa. e). Meja rapat dengan kursi untuk paling sedikit 8 orang f). Rak atau laci untuk penyimpanan gambar dan arsip untuk Dokumentasi Proyek secara vertikal atau horisontal, yang ditempatkan di dalam atau dekat dengan ruang rapat. Departemen Pekerjaan Umum April 2005, Cetakan ke-2 1-17 g) Bilamana Penyedia Jasa menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor pendukung atau lebih, yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 50 km atau lebih dari kantor utama di lapangan, maka Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan melengkapi satu ruangan pada setiap kantor pendukung dengan ukuran sekitar 12 meter persegi yang akan digunakan oleh Staf Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk setiap kantor pendukung. 1.3.3). Bengkel dan Gudang Penyedia Jasa Untuk menunjang pemeliharan peralatan pelaksanaan pekerjaan dan peyimpanan bahan, Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas bengkel dan gudang yang memenuhi ketentuan sebagai berikut : a) Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan. Sebuah gudang untuk penyimpanan suku cadang juga harus disediakan.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik b)

Bengkel tersebut harus dikelola oleh seorang kepala bengkel yang mampu melakukan perbaikan mekanis dan memiliki sejumlah tenaga pembantu yang terlatih.

1.3.4). Kantor Akomodasi untuk Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Fasilitas ini termasuk ke dalam kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak Penyedia Jasa. 1.3.5). Dasar Pembayaran Bangunan yang diuraikan dalam Seksi ini akan dibayar menuru pembayaran Lump Sum untuk Mobilisasi, di mana pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk pembuatan,penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan tersebut setelah Pekerjaan selesai. 1.3.6. Fasilitas dan Pelayanan Pengujian 1) Prinsip Dasar Lingkup kegiatan yang diperlukan dalam penyediaan fasilitas pelayanan pengujian dalam kontrak ini secara umum Penyedia Jasa harus memenuhi ketentuan berikut: a) Pengujian yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Penyedia Jasa sebagaimana disyaratkan dalam kontrak harus menyediakan tempat kerja,bahan, fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian yang diperlukan. Umumnya Penyedia Jasa di bawah perintah dan pengawasan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi akan melakukan semua pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu bahan baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin bahwa bahan- bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan. Daftar Peralatan Laboratorium yang digunakan dalam pengujian terhadap pekerjaan.

1.4. Papan kegiatan dan Papan pengamanan Kontraktor harus menyediakan, mendirikan dan memelihara papan pengumuman dan tanda-tanda arah mana diarahkan atau disepakati oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi. Desain dan kualitas bahan yang digunakan untuk papan pengumuman dan tanda-tanda harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Papan kegiatan dengan ukuran minimal 1.50 m x 2.50 m dalam ukuran dan dipasang pada ketinggian 2 m. Logo dan kata-kata harus seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Papan Tanda harus diberikan pada masing-masing gedung kantor Engineer dan laboratorium dan rambu-rambu harus disediakan untuk mengarahkan setiap pengunjung. Papan dan tanda-tanda harus dipasang pada tiang

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik yang memadai dan disimpan rapi dan dapat dibaca setiap saat. Kontraktor harus menyimpan semua papan pengumuman dan tandatanda dalam kondisi baik dan akan menghapus dan mengganti papan yang jatuh atau dalam keadaan rusak atau tdk terbaca. Papan lambang Perusahaan Kontraktor hanya dapat ditampilkan di pintu masuk ke daerah kerjanya. Papan dan tanda- tanda harus dibongkar pada saat penyelesaian Pekerjaan (Kontrak). Penyedia Jasa wajib memasang papan nama kegiatan sebagai wujud keterbukaan informasi kepada masyarakat , yang antara lain berisi : 1) Nama Kegiatan ; 2) Lokasi kegiatan ; 3) Nama dan alamat Pengguna Jasa ; 4) Nama dan alamat Penyedia jasa ; 5) Nama dan alamat Konsultan Supervisi Konstruksi dan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi /Pengawas Pekerjaan ; 6) Sumber dana ; 7) Besaran Nilai Kontrak ; 8) Jangka waktu pelaksanaan ; 9) Jangka waktu pemeliharaan. Papan nama dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh masyarakat.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam satuan buah (bh). I.3. Dokumentasi foto Kemajuan Pekerjaan Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 4 seri foto yaitu sebelum pelaksanaan 0%, pada saat pelaksanaan 50%, pertengahan pelaksanaan 75% dan setelah selesai dilaksanakan 100%, dimana arah pengambilan melalui satu titik yang sama. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi foto-foto yang dibuat oleh ahli foto yang berpengalaman. Fotofoto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan/ pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus (initial bangunan dan lokasinya) untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut. Foto dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun dan soft copy dokumentasi di cetak dan di simpan dalam flasdisk atau external harddisk.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk disetujui. Tiap foto diberi catatan sebagai berikut: Nama paket pekerjaan Nama item pekerjaan Lokasi pekerjaan (STA) Tahap pelaksanaan 0%, 50%, 75% dan 100% Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan satu set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dalam album dan soft copy disimpan dalam flasdisk atau external harddi . Fotofoto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut progres kemajuan pekerjaan dan lokasinya masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0%, 50%, 75% dan 100% dan ditempelkan pada satu halaman. Penyerahan dilakukan sebanyak 3 (tiga) rangkap cetakannya. Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/ dipinjamkan kepada siapapun. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan. I.4. Pembuatan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-syarat Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu Bar-Chart dan Net Work Planning yang dilengkapi dengan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan : i) Mulai tanggal paling awal ii) Mulai tanggal paling akhir iii) Waktu yang diperlukan iv) Pertambahan Waktu kerja v) Tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan. Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik pekerjaan. I.4.1. Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan (On Going) Setiap tanggal 25 tiap bulannya, Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) salinan laporan Kemajuan Bulanan dalam format yang bisa diterima oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan Konsultan Supervisi, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut i) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya ii) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan laporan. iii) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal permulaan dan penyelesaiannya. iv) Daftar tenaga setempat. v) Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan. vi) Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan sebagai berikut : a) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan pembetonan b) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan c) Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan d) Jumlah banyaknya bangunan, dll. vii) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan. viii) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya. ix) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan. I.4.2. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (Tiga) rangkap Rencana Mingguan yang sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi setiap akhir Mingguan dan untuk minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan dan peralatan dan lainlain yang diminta Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (Tiga) rangkap rencana kerja harian secara tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan Sistim Bar-Chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan pada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan. I.4.3. Rapat Bersama Untuk Membicarakan Kemajuan Pekerjaan Rapat tetap antara Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diperoleh solusinya untuk diselesaikan. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan. I.6. Program dan Pelaksanaan K3 I.6.1. Umum Semua masalah kesehatan yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan, disediakan dan dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua pemeriksaan kesehatan, dan menyerahkan tata tertib peraturan dan organisasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi .Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan. I.6.2. Peraturan Kesehatan Penyedia Jasa harus mengusahakan lokasi kerja dalam keadaan bersih dan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang dipekerjakan dengan perlengkapan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik alat keselamatan kerja pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan Penguasa Setempat. Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman/peraturan kesehatan dan mengambil langkah langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lokasi kerja tetap bersih. I.6.3. Asuransi Semua kegiatan dan peralatan serta tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan paket pekerjaan ini sebaiknya diasuransikan pada Lembaga Asuransi yang bonafit yang sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Biaya yang diperlukan Penyedia Jasa dalam penyediaan asuransi ini dan segala resiko yang mungkin timbul harus sudah termasuk dalam harga kontrak yang dikontrakkan. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini termasuk penggandaannya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.

I.12. Lain – Lain a) Asuransi Semua kegiatan dan peralatan serta tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan paket pekerjaan ini sebaiknya diasuransikan pada Lembaga Asuransi yang bonafide yang sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi

b) Standar Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia dari edisi/revisi terakhir atau Standar Iinternasional yang secara substantial setara atau lebih tinggi dari Standar Nasional yang disyaratkan. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau dicakup oleh Standard National haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama. Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan tersebut, dan keputusan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dalam hal ini pasti dan menentukan Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yan diajukan oleh Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik dan Konsultan Supervisi menetapkan setuju atau tidak terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan. Standar satuan ukuran yang dipergunakan pada dasarnya MKS, sedangkan penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan. c) Bahan dan Perlengkapan yang Harus Disediakan oleh Penyedia Jasa Keterangan Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang tercantum dalam kontrak, semua bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru dan sesuai dengan standar yang diberikan dalam spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi Umum. Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . d) Perlengkapan Konstruksi Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi kekurangannya, dalam penyedian semua perlengkapan dan peralatan harus lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan lancar dan baik. e) Bahan Pengganti Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti. f) Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih tempat yang ditentukan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi : - Tempat produksi dan pembuatan - Tempat pengapalan - Lapangan Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang dimintanya untuk tujuan pemeriksaan, tetapi tidak mengurangi

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik tanggung jawab Penyedia Jasa untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi. g) Spesifikasi, Brosur dan Data yang Harus Disediakan oleh Penyedia Jasa Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi tiga set spesifikasi yang lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari Spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak. h) Bantuan Pengukuran Staf Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Penyedia Jasa bekerja sama dengan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dalam pemeriksaan setting-out dan dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran. Setting out / pengukuran harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi / Engineer Konsultan. Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga, cetakan profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Semua biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas merupakan beban Penyedia Jasa. Dan biaya tersebut sudah termasuk dalam harga satuan didalam pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan. i) Pekerjaan Sementara Keterangan : Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, Spesifikasi, pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan dilapangan, pertama–tama diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan sesuai dengan prosedur dalam spesifikasi teknis. Apabila Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biaya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik waktu bila terjadi keterlambatan. j) Lapangan Kerja Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pemberi Tugas dan bebas dari biaya pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan dan kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus dikembalikan kekeadaan semula. Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pemberi Tugas untuk semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pemberi Tugas atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak. Pembuangan genangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti cofferdam, saluran, drainase dari genangan atau bangunan sementara yang lain. Pada saat pembuangan air dilaksanakan, Penyedia Jasa harus memasang, mengerjakan, mengoperasikan dan memelihara semua pipa, pompa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pembuangan air dari bermacam-macam pekerjaan dan untuk pemeliharaan dasar pondasi serta bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air dan pekerjaan konstruksi sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pembuangan air atau pekerjaan pengaman atas biaya Penyedia Jasa. Semua sistem pengeringan sementara seperti cofferdam, tanggultanggul atau pembuangan air sementara yang lain harus segera dibongkar atau diratakan pada saat pekerjaan telah selesai sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran pekerjaan saluran dan bangunan-bangunan yang berhubungan dengan pembuangan atau parit alam, dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk pekerjaan pembuangan air Penyedia Jasa tidak akan mengganggu jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian. Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering. Apabila diperlukan pengeringan saluran irigasi yang ada, maka Penyedia Jasa harus mengajukan jadwal waktu dan periode pengeringan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk dibahas dengan instansi terkait sehingga mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang. Penyedia Jasa tidak diperkenankan menutup aliran air sebelum ada jadwal pengeringan yang telah disetujui. Sedangkan untuk keperluan dewatering/pengeringan areal kerja (pompanisasi), kontraktor harus bisa memperhitungkan kebutuhan pompa sesuai dengan jadwal yang dibutuhkan, pembayaran untuk pekerjaan ini diperhitungkan secara lumpsum. k) Pengalihan Sementara dari Saluran Pengairan yang Ada Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan yang ada selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi akan meminta Penyedia Jasa untuk mengerjakan pekerjaan pengalihan sementara pada saluran irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang berhubungan.

Penyedia Jasa supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Setelah rencana itu disetujui/diubah atas petunjuk Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah disetujui. Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara saluran pengairan yang ada supaya dicantumkan dalam volume pekerjaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan dan perintah Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kantor Penyedia Jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh, dll. Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara mengerjakan dan memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan, supaya diserahkan kepada Pemberi Tugas. Penyedia Jasa supaya meyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan sementara secara umum kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan pada waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik dilengkapi dengan semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan, jalan, gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak. Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang cukup untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan tempat lainnya di daerah kerja. l) Keamanan Keamanan atas biaya Penyedia Jasa, harus bertanggung jawab terhadap segi keamanan dan menyerahkan tertib peraturan dan organisasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Tidak ada pembayaran tambahan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam harga Kontrak. Penyedia Jasa supaya mengatur sistem pengawasan keamanan, keadaan organisasinya dan diserahkan untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Sistem pengawasan kemanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan maupun Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi .

Sistem pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia. m) Pencegahan Kebakaran Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang diperlukan/peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas. Penyedia Jasa akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi dilapangan kerja, dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dipekerjakan dilapangan termasuk peralatan dan tenaga Sub – Penyedia Jasa. n) Hari Kerja dan Jam Kerja a. Hari kerja adalah hari kalender, bulan adalah bulan kalender,

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik jam kerja adalah siang hari dan atas petunjuk Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . b. Dayworks adalah berbagai input pekerjaan yang pembayarannya tergantung kepada waktu untuk kegiatan Penyedia Jasa yang inputnya tergantung pada peralatan dan tenaga kerja, sebagai tambahan terhadap pembayaran yang terkait pada material dan bahan. c. Hari–hari libur Dalam pengaturan orang-orang yang dipekerjakannya, Penyedia Jasa harus menghormati perayaan resmi, hari-hari libur dan upacara keagamaan atau lainnya sesuai dengan penetapan hari libur nasional oleh Menteri Agama dan yang ditentukan oleh Pemerintah setempat. Penyedia Jasa harus membuat pengaturan khusus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi bila terjadi keadaan yang mendesak, sehingga rencana kerja mengharuskan pekerjaan berlangsung terus selama perayaan atau hari libur tersebut. d. Pekerjaan malam hari atau hari minggu Pekerjaan permanen tidak diperbolehkan dilakukan pada malam hari, pada hari Minggu, atau hari libur resmi tanpa ijin tertulis dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , kecuali : - Pekerjaan itu tidak dapat dihindari - Mutlak perlu demi keamanan jiwa atau harta benda atau demi keaman pekerjaan - Apabila ada ketentuan ketentuan yang sebaliknya, tercantum dalam Kontrak, atau - Sebagaimana yang selanjutnya ditetapkan di sini. Dalam hal demikian, Penyedia Jasa harus dengan segera memberitahu Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , dengan ketentuan bahwa Pasal ini tidak berlaku untuk pekerjaan yang menurut kebiasaan dilakukan secara bergilir atau dengan penggiliran ganda. o) Gangguan dan Keadaan Darurat A. Selama berlangsungnya pekerjaan, Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi sewaktu-waktu berwenang untuk memerintahkan secara tertulis : a. Penyingkiran bahan dari lapangan yang menurut Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi tidak sesuai dengan Pekerjaan/Kontrak b. Penggantian bahan dengan bahan yang tepat dan sesuai, dan c. Penyingkiran dan pelaksanaan ulang suatu pekerjaan atau bagian dari padanya, yang bahan atau mutu pekerjaannya menurut pendapat Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi tidak sesuai dengan Kontrak, meskipun sebelumnya telah dilakukan pengujian, atau telah dilakukan pembayaran angsuran, untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tersebut. Apabila dalam pengujian akhir membuktikan atau

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik menunjukkan adanya kesalahan B. Dalam hal terjadi kelalaian Penyedia Jasa dalam melaksanakan hal tersebut diatas, maka Pengguna berhak mempekerjakan orang lain untuk melaksanakan perintah tersebut. Semua pengeluaran sebagai konsekuensinya atau pertambahan biayanya harus ditanggung oleh Penyedia Jasa, dan Pengguna Jasa dapat menahan pembayaran uang yang menjadi hak Penyedia Jasa, sampai Penyedia Jasa membayar pengeluaran tersebut C. Perbaikan Mendesak Apabila sebagai akibat dari kecelakaan, atau kegagalan, atau peristiwa lain yang timbul sehubungan dengan pekerjaan, atau bagian dari pekerjaan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun selama masa pemeliharaan, menurut pendapat Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , segera diperlukan penanggulangan, atau pembuatan pekerjaan lain atau perbaikan yang mendesak untuk pengamanan, dan Penyedia Jasa tidak sanggup atau tidak bersedia dengan segera melaksanakan pekerjaan atau perbaikan tersebut, Pengguna Jasa dapat mepekerjakan atau membayar pihak ketiga atau pekerja–pekerjanya sendiri. Apabila pekerjaan atau perbaikan itu seharusnya dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan biaya Penyedia Jasa sendiri sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak, maka semua biaya dan ongkos yang wajar sebagaimana dikeluarkan oleh Pengguna Jasa dalam melakukan perbaikan tersebut, jika diminta, harus dibayar kembali oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa, atau dapat dipotong oleh Pengguna Jasa dari uang yang merupakan hak atau menjadi hak Penyedia Jasa. Dengan ketentuan bahwa Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi segera setelah terjadinya keadaan mendesak tersebut, dalam kesempatan pertama memberitahukan perihal tersebut secara tertulis kepada Penyedia Jasa. D. Tidak Ada Tanggung jawab Atas Resiko Khusus a. Penyedia Jasa tidak bertanggung–jawab atas akibat apapun yang timbul dari resiko khusus yang dirujuk dalam ayat b) Pasal ini, baik dengan cara pembayaran ganti rugi atau cara lain, untuk atau mengenai : i. Kehancuran atau kerusakan pekerjaan, kecuali pekerjaan yang dinyatakan salah berdasarkan ketentuan Pasal sebelumnya (Pembersihan pekerjaan yang tidak baik dan bahan yang memenuhi syarat) sebelum terjadinya resiko khusus tersebut. ii. Kehancuran atau kerusakan harta benda, baik milik Pengguna Jasa atau milik Pihak Ketiga, atau iii. Cedera atau meninggalnya seseorang. b. Resiko khusus

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik i.

Perang, perang terbatas (baik perang yang dinyatakan ataupun tidak), penyerbuan, tindakan musuh asing. ii. Radiasi yang mengakibatkan ionisasi atau radioaktif dari bahan bakar nuklir, limbah nuklir atau komponen nuklir lain yang berbahaya. iii. Gelombang tekanan yang disebabkan oleh pesawat terbang atau alat penerbangan yang bergerak dengan kecepatan suara atau diatas kecepatan suara. iv. Keributan, kekacauan, huru–hara, kecuali yang semata– mata terjadi pada pekerja Penyedia Jasa atau sub–Penyedia Jasanya dan timbul sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan. v. Pemberontakan, revolusi, kebangkitan atau perebutan kekuasaan militer atau perebutan kekuasaan atau perang saudara. c. Kerusakan pekerjaan dan sebagainya karena resiko khusus apabila : i. Pekerjaan atau bahan atau barang lain yang diperuntukkan menjadi bagian pekerjaan permanen, berada dilapangan atau didekat lapangan atau dalam pengangkutan ke lapangan, atau ii. Peralatan Penyedia Jasa yang dipergunakan dipekerjaan atau penggunaannya bagi keperluan pekerjaan. Menderita kehancuran atau kerusakan disebabkan oleh resiko khusus tersebut, maka Penyedia Jasa berhak memperoleh pembayaran sesuai Kontrak bagi pekerjaan permanen yang telah dilaksanakan dengan benar, dan bagi bahan atau barang lain yang diperuntukkan menjadi bagian pekerjaan permanen yang hancur atau rusak karena penyebab tersebut, dan sejauh diwajibkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atau yang diperlukan untuk penyelesaian, berhak atas pembayaran untuk : - Memperbaiki kehancuran atau kerusakan pekerjaan, dan - Mengganti atau memperbaiki bahan atau peralatan Penyedia Jasa tersebut Dan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi harus menentukan suatu penambahan pada Harga Kontrak sesuai wewenang Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi menetapkan harga, yang dalam hal biaya penggantian peralatan Penyedia Jasa haruslah memperhatikan harga pasar yang pantas bagi peralatan konstruksi sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , dan memberitahukan hal itu kepada Penyedia Jasa dengan tembusan kepada Pengguna Jasa. d. Biaya tambahan yang timbul karena resiko khusus Pengguna Jasa harus membayar kembali kepada Penyedia Jasa

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik biaya pelaksanaan pekerjaan, yang ditimbulkan oleh atau sebagai konsekuensi dari resiko khusus, atau akibat yang bersangkut-paut dengan resiko khusus tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut : i. Secepat mungkin setelah Penyedia Jasa mengetahui adanya biaya tersebut, harus segera memberitahukan hal itu kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . ii. Harus tetap tunduk kepada ketentuan berkenaan dengan pecah perang yang tercantum dalam ayat f) dibawah ini. Maka setelah berkonsultasi dengan Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi menentukan besarnya biaya yang harus ditambahkan kepada Harga Kontrak, kecuali jika : - Penyedia Jasa berhak memperoleh pembayaran berdasarkan ketentuan lain dalam Kontrak, dan atau - Biaya tambahan yang diakibatkan oleh biaya pembangunan kembali pekerjaan yang dinyatakan salah berdasarkan ketentuan Pasal sebelumnya (Pembersihan pekerjaan yang tidak baik dan bahan yang tidak memenuhi syarat). f.

Pecah perang Jika selama masa berlakunya Kontrak terjadi pecah perang, baik perang yang dinyatakan atau tidak, di bagian dunia manapun yang nyata-nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan, baik secara finansial atau lainnya, maka Penyedia Jasa harus tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan, sampai Kontrak diputus berdasarkan ketentuan dalam Pasal ini. Pengguna Jasa berhak memutus Kontrak sewaktu-waktu setelah pecahnya perang, dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Penyedia Jasa. Begitu pemberitahuan secara tertulis tersebut diberikan, maka Kontrak berakhir, kecuali mengenai hak kedua pihak berdasarkan Pasal ini dan mengenai berlakunya Syarat Kontrak perihal Penyelesaian Perselisihan, namun tanpa menghilangkan hak salah satu pihak, karena tidak dipenuhinya Syarat Kontrak yang dilakukan oleh pihak yang lain sebelumnya.

g. Penyingkiran peralatan pada waktu Kontrak putus Jika Kontrak diputus sesuai dengan ketentuan ayat f) diatas Penyedia Jasa harus secepatnya menyingkirkan semua peralatan Penyedia Jasa dari lapangan dan harus memberikan fasilitas yang sama kepada sub Penyedia Jasanya untuk melakukan hal tersebut. p) Lain–lain Pekerjaan

di

bawah

ini

tidak

termasuk

dalam

Kontrak

tetapi

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik merupakan pekerjaan yang menjadi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan atau mengerjakan : 1. Papan Tanda Proyek a. Penyedia Jasa harus membuat, memasang dan memelihara minimal 2 (dua) papan tanda proyek. Papan tanda proyek harus menunjukkan dan memuat nama Pengguna Jasa dan nama Penyedia Jasanya, judul nama proyek disertai perkiraan jumlah hari pelaksanaan b. Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi /Engineer Konsultan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan. Jika pekerjaan telah selesai dan telah diserah terimakan, maka papan nama proyek harus dicabut oleh Penyedia Jasa. 2. Jamuan Tamu Jamuan tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas yang wajar. 3. Semua pekerjaan yang telah disebutkan dalam spesifikasi, tetapi tidak termasuk dalam daftar harga satuan pekerjaan (unit price) dalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantities), maka harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa. Pembayaran pekerjaan hanya akan diberikan kepada jenis pekerjaan yang tercantum didalam daftar harga satuan pekerjaan yang tercantum didalam Daftar Kuantitas (Bill of Quantities). 4. Kontrol kualitas Semua material baik tanah, agregat, semen, air dan campuran beton, Besi yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus yang mempunyai kualitas yang baik. Untuk keperluan ini maka harus dilaksanakan pengujian-pengujian. Kegiatan pengujian bisa dilaksanakan di Bagian Pengujian dilaboratorium independen yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi. Segala biaya yang dibutuhkan untuk keperluan ini harus sudah termasuk dalam harga kontrak secara keseluruhan.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

BAB II PEKERJAAN TANAH 2.1.

Galian Tanah Biasa ( Manual ) Keterangan Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi. Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai. Galian Tanah Biasa Secara Manual biasa dilaksanakan dengan tenaga manusia serta dengan peralatan yang bisa dilaksanakan dengan tenaga manusia seperti pada Saluran Induk atau pada perapian Kemiringan Slope Saluran yang sudah tidak mungkin lagi dilaksanakan dengan menggunakan Alat Berat seperti Exavator serta pada pondasi Saluran pasangan tegak dan pada pondasi bangunan dan pada lokasi-lokasi tertentu yang tidak mungkin lagi dilaksanakan dengan menggunakan alat berat, dasar penentuan penilaian volume, berdasarkan gambar Shop drawing yang sudah ditanda tangani bersama kecuali atau intruksi dan arahan tertentu dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Volume untuk dasar pembayaran diatas dalam harga satuan meter kubik ( m3 ) dari semua pekerjaan yang dilaksanakan dengan galian manual menurut gambar dan spesifikasi atau yang diperintahkan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , dimana semua konsekuensi yang timbul sudah diperhitungkan

2.2.

Galian Tanah dengan alat berat Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi lebih dahulu, Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau sesuai dengan yang diarahkan/ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk ditinjau. Tidak ada galian yang langsung/ ditutupi dengan tanah/beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa. Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik alat Excavator, maka penyedia jasa melapor kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk menindak lanjuti pekerjaan tersebut atas keputusan bersama. Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meter kubik dimana tanah galian dari permukaan tanah sampai yang sesuai ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran untuk galian tanah biasa dibuat dalam meter kubik untuk item dalam BOQ. Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , material yang layak / bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian. Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan. Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan biaya longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi. Pengaturan, pembuangan tanah yang tak terpakai ataupun yang berlebihan kecuali ditetapkan lain dalam bagian yang terpisah dalam daftar volume dan biaya pekerjaan misalnya item pemompaan atau pembuatan buatan dan pemeliharaan penampungan air yang dilaksanakan dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan. Penggalian tanah termasuk untuk galian struktur dan saluran, penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan dengan cara yang paling aman hingga mencapai elevasi yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kecuali ditunjukan dengan jelas pada gambar atau telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Selama pelaksanaan pekerjaan ada kemungkinan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi bilamana dianggap perlu atau diinginkan untuk mengubah kemiringan galian atau dimensi galian dari ketentuan yang telah ditetapkan, setiap penambahan ataupun pengurangan dari total volume galian sebagai akibat dari perubahan tersebut akan diperhitungkan dalam pembayaran dasar dan kemiringan tepi galian dimana konstruksi akan ditempatkan/harus diselesaikan dengan rapih dan teliti dengan ukuranukuran yang tepat seperti yang ditetapkan dalam gambar atau ditetapkan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , dan permukaan dasar galian disiapkan sedemikian rupa menjamin pondasi yang kuat. Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi yang mengganggu selama pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut harus dipadatkan ditempat atau disingkirkan atau diganti dengan tanah timbunan pilihan yang sesuai atau beton atas biaya Penyedia Jasa. Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar pembayaran.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter kubik (M3) berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi 2.3.

Timbunan Tanah dari Hasil Galian di ratakan dan padatkan. Sebelum pekerjaan Timbunan Tanah dari hasil Galian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan pengukuran dan pemasangan titik – titik acuan (bouwplank) untuk menentukan elevasi dan batas – batas timbunan sesuai dengan gambar design. Material timbunan menggunakan material hasil galian yang memenuhi syarat untuk dipergunakan sebagai timbunan, kemudian dilakukan uji coba lapangan dengan mempergunakan peralatan yang sesungguhnya untuk mendapatkan perkiraan jumlah lintasan dan ketebalan pada setiap lapis pemadatan. Material timbunan diambil dari hasil galian dan angkut dengan menggunakan dump truck, kemudian dihampar dengan menggunakan Bulldozer,dan dipadatkan dengan Vibrator Roller. Selama proses pemadatan kadar air tanah timbunan terus diperhatikan, apabila tanah tampak kering maka dilakukan penyiraman dengan menggunakan Water tank, dan apabila tanah tampak basah maka proses pemadatan harus dihentikan sampai kondisi tanah sudah memungkinkan untuk dipadatkan. Proses pemadatan dilakukan secara bertahap / per lapis.

2.4.

Tanah hasil galian dibuang Semua material hasil galian akan dibuang dan sebagian akan digunakan sebagai timbunan sesuai Klasifikasi tanah dan Kondisi pekerjaan yang dilaksanakan, hasil galian ini dibuang disekitar kiri dan kanan disisi jalan, Saluran atau bangunan dan dirapikan serta diratakan sesuai dengan gambar rencana dan instruksi Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi serta tidak mengganggu Dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, mengganggu lingkungan sekitar . Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah sudah termasuk dalam pekerjaan galian tanah.

2.5.

Urugan Pasir dipadatkan Urugan pasir dilaksanakan dengan tenaga manusia dengan peralatan sederhana, semua material di ratakan dihamparkan dan sebagian akan digunakan sebagai timbunan sesuai Klasifikasi urugan pasir dan Kondisi pekerjaan yang dilaksanakan, seluruh timbunan pasir dirapikan serta diratakan sesuai dengan gambar rencana dan instruksi Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi serta tidak mengganggu Dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, mengganggu lingkungan sekitar .

Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada pengurugan dengan tanah timbunan. 2.6

Urugan sirtu dipadatkan.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan sirtu dipadatkan dilaksanakan sama seperti pada pengurugan dengan tanah timbunan. Yang dilaksanakan pemadatannya secara lapis demi lapis supaya mendapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi teknik urugan sirtu.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik BAB. III PEKERJAAN PASANGAN 3.1. Bongkaran Pasangan Batu Bongkaran batu yang dimaksud adalah bongkaran batu Belah secara manual (tenaga manusia), dengan menggunakan alat bantu sederhana. Bongkaran batu kali ini dimulai pada garis bongkaran yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi, dengan satuan M³ (meter kubik) dan hasil bongkaran adalah bukti bongkaran pasangan batu Belah, dilengkapi dengan dokumentasi progress pekerjaan dengan mengumpulkan bekas Bongkaran . Diperlukan Tukang Batu dengan keterampilan khusus, untuk membongkar dilokasi yang sulit atau pada sambungan lama dan yang baru, terutama pada daerah sambungan konstruksi dan sambungan exspansi. Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter kubik (M3) pasangan batu yang dibongkar, dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan bongkaran batu berdasarkan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 3.2. Pasangan Batu dengan Campuran 1 PC : 4 Ps Batu Belah yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambargambar seperti pasangan batu belah atau lapisan lindung batu, haruslah batu Belah yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis menurut persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau tidak sempurna lainnya. Batu Belah tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 3.2.1 Adukan Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk semua pekerjaan pasangan Batu Belah harus dibuat dari semen portland dan pasir dengan perbandingan isi 1 Pc : 4 Ps atau seperti ditentukan dalam gambar untuk tiap jenis pekerjaan. Jika tidak ditentukan lain adukan dipakai untuk pekerjaan pasangan dibuat perbandingan 1 Pc : 4 Ps. (Selanjutnya dipakai singkatan Pc untuk semen portland, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil, dalam kode perbandingan suatu adukan). Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik. Semen haruslah portland semen seperti yang dimaksud, Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi syarat dari spesifikasi ini. Air harus diberikan dalam jumlah cukup/sesuai untuk menghasilkan adukan yang baik. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi / Tenaga ahli. Apabila mesin aduk yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih dulu di dalam mesin selama paling tidak 2 menit. Adukan harus, dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan yang tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. 3.2.2 Penyimpanan dari Bahan-bahan Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan seperti yang disyaratkan. Dan juga harus dilindungi dengan atap atau penutup lain yang tahan air. 3.2.3 Alas dan Sambungan Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipasang dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lainnya. Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang. Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter kubik (M3) yang dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan Pasangan Batu Belah berdasarkan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 3.3. Plesteran dengan Campuran 1 Pc : 3 Ps Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada (existing) maupun yang baru harus diplester dengan adukan 1 Pc : 3 Ps. Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari pasangan bata/batu belah diplester dengan adukan PC : pasir 1:3 banyaknya semen untuk setiap 1 m2 sedikitnya 7,78 kg. Campuran untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran pada Pekerjaan plesteran dikerjakan secara berlapis sampai ketebalan 1.5 cm. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m dibawah tepi atas atau sesuai dengan yang tertera pada gambar. Pertemuan pasangan (Plesteran sudut) selebar 8 - 10 cm untuk bangunan kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar sedang pada samping rangka pintu sorong, diplester tegak selebar 10 cm. Plesteran juga dilakukan pada alur skot balk. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran harus rata, lurus dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian harus dipelihara dengan siraman air secara rutin. Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi (M²) yang akan dimasukkan dalam mata

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik pembayaran pekerjaan plesteran berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pembayaran berdasarkan harga satuan yang sesuai tercantum dalam dalam daftar kuantitas dan harga meliputi upah tenaga, bahan, alat yang dipakai dengan menggunakan satuan m2 dan sudah termasuk over head dalam analisa harga satuan pekerjaan. 3.4. Pasangan Batu Bata Campuran 1 Pc : 3 Ps Sebelum pekerjaan pasangan batu bata dimulai, semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan dengan memakai air dibasahi. Adukan untuk pasangan batu bata harus campuran 1 Pc : 3 Ps, banyaknya semen untuk setiap 1 m2 sedikitnya 6,34 kg kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Sebelum pekerjaan pasangan batu bata dimulai semua bidang sambungan diantara batu bata harus dikorek sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama). Pekerjaan pasangan batau bata dapat dibagi atas : a. Pasangan batu bata 1 batu penuh b. Pasangan batau bata ½ batu c. pasangan batu bata rolag Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi (M²) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran pasangan berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pembayaran berdasarkan harga satuan yang sesuai tercantum dalam dalam daftar kuantitas dan harga meliputi upah tenaga, bahan, alat yang dipakai dengan menggunakan satuan m2 dan sudah termasuk over head dalam analisa harga satuan pekerjaan.

3.4 Pasangan Batu Kosong (Anstamping) Batu Belah yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambargambar seperti pasangan batu belah atau lapisan lindung batu, haruslah batu Belah yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis menurut persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau tidak sempurna lainnya. Batu Belah tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pemasangan batu kosong disesuaikan dengan standar pemasangan batu kosong yang disusun secara lapis demi lapis sehingga bias mengisi batu secara baik. Kemudian setelah pasangan batu dilaksanakan juga pengisian pasir urug untuk memperkuat ikatan batu kosong tersebut. Pembayaran berdasarkan harga satuan yang sesuai tercantum dalam dalam

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik daftar kuantitas dan harga meliputi upah tenaga, bahan, alat yang dipakai dengan menggunakan satuan m3 dan sudah termasuk over head dalam analisa harga satuan pekerjaan.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik BAB IV PEKERJAAN BETON IV.1. Beton mutu fc = 14,5, (K.225) Menggunakan Ready Mix IV.2. Beton mutu fc = 14,5, (K.175) Menggunakan Ready Mix Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan akan mengacu pada Spesifikasi Teknis ini, Dokumen Kendali Mutu, dan Gambar Kerja yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Semua pekerjaan beton harus melalui persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi. Tidak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan untuk pelaksanaan beton, Penyedia Jasa harus mengirim Diagram Alir, Gambar dan Rencana Kerja untuk pekerjaan dan penempatan beton / mortar dengan mengacu pada Dokumen ini. spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan menggunakan Ready mix Beton K. 175 dan K.225 untuk semua lokasi yang bisa dijangkau atau dilewati Mobil dan apabila tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , maka Penyedia Jasa harus memberikan alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang menghasilkan produk yang setara dengan yang diusulkan oleh pihak Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Penyedia Jasa harus memberi perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul karena pengaruh pencucian material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air. Penyedia Jasa tidak bisa menuntut biaya tambahan lebih yang diakibatkan oleh kegiatan pelaksanaan pencampuran, transportasi dan penempatan beton sebagai dikehendaki oleh Spesifikasi ini.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam satuan m2. IV.1.1. Bahan-Bahan Untuk Pekerjaan Beton IV.1.1.a. Portland Cement (Semen) Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mempunyai mutu setara Semen Portland, atau type lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Semen yang dipakai harus produksi dalam negeri dan sesuai dengan SKSNI T-1 5-1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , keduanya yaitu contoh dari gudang Penyedia Jasa dilapangan dan dari pabrik, atau Penyedia Jasa harus menguji semennya menurut SKSNI T15-1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi. Penyedia Jasa harus membangun fasilitas yang akan melindungi

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik beton dari kondisi basah, lembab dan pengaruh matahari yang bisa mengurangi mutu dari semen yang akan dipergunakan. Semen harus diletakkan minimum 30.00 cm di atas lantai dan penataannya tidak boleh melebihi 20 zak semen pada arah vertikal yang bisa mengakibatkan pengerasan beton dengan waktu penyimpanan optimal 60 hari kalender. Semen yang telah disimpan selama 90 hari harus lebih prioritas untuk dipergunakan, kecuali apabila hasil test yang dilakukan baik. Bilamana Semen Portland telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran beton. Penyedia Jasa harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal bulan data-data sebagai berikut : - Rencana pengadaan semen yang baru selama bulan yang akan jalan. - Jumlah persediaan semen yang ada di lapangan sampai saat itu. - Jumlah semen yang dipakai selama periode 1 (satu) bulan. - Data lain yang dianggap perlu oleh pihak Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi IV.1.1.b. Bahan Additive Penyedia Jasa bisa memakai bahan additive dalam pelaksanaan untuk mempercepat proses konstruksi, apabila dianggap perlu. Penyedia Jasa harus memberi tahu kepada pihak Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , sumber pabrikasi bahan additive dan alasan pemakaian penggunaan additive. Semua biaya pemakaian bahan additive ini, bila ada, harus sudah termasuk dalam penawaran harga satuan dalam BOQ untuk item pembetonan. Penyedia Jasa tidak akan meminta biaya tambahan untuk pemakaian bahan additive tersebut dalam pelaksanaan konstruksi beton. Test pemakaian bahan additive dalam campuran harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri dan hasilnya dikirim ke Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Apabila lebih dari satu jenis bahan additive yang akan dipakai dalam pelaksanaan pembetonan, maka bahan additive tersebut harus dicampur dulu dengan air sebelum dicampur dalam Alat Pencampur (Molen, Car Mix, Batching Plant atau alat lainnya). Batas minimum atau maksimum slump yang diijinkan pada beton akibat adanya pemakaian bahan additive, bisa diubah oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi ketika ada ijin penggunaan pema kai an bahan additive. a.

Additive Pengurang Udara (Air-Entraining Admixture) Additive jenis ini bisa dipergunakan dengan catatan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik berikut. Bahan additive yang dipakai akan sesuai dengan ASTM C260 atau ekuivalennya. Bahan additive harus mempunyai konsistensi yang seragam dalam setiap wadahnya dan dari setiap pengirimannya. Estimasi jumlah pemakaian bahan additive ini dalam campuran beton adalah sebagai : Ukuran maksimum Kerikil Kasar (mm) 20 40

Total Bahan Additive (persentase dari volume beton) 6.0 + 1 4.5 + 1

Bahan additive ini akan dipergunakan tidak boleh melebihi 12% berat. Pencampuran bahan additive dalam beton, terlebih dahulu dicampur dalam air secara proportional. b. Bahan Additive Untuk Pengurang Air (Water Reducing Admixtures) Bahan additive yang dipakai akan sesuai dengan ASTM C494 Type D atau ekuivalennya. Bahan additive harus mempunyai konsistensi yang seragam dalam setiap wadahnya dan dari setiap pengirimannya. Pemakaian bahan additive harus mempunyai pengaruh yang sejalan dengan additive diatas dan pencampurannya dicampur dengan air terlebih dahulu sebelum dicampur dalam campuran beton. Jumlah pemakaian bahan additive ini harus melalui persetujuan pihak Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . c.

Tempat Penyimpanan Bahan Additive Bahan-bahan ini harus disimpan di tempat yang tahan air dan resapan air. Penyimpanan harus diatur sedemikian sehingga bahan additive ini langsung dipakai. Bahan additive yang telah habis masa berlakunya, harus ditandai dan tidak dipakai untuk campuran beton.

IV.1.1.c. Agregat Umum Pengadaan atau produksi material agregat halus dan agregat kasar (split atau kerikil) yang berasal dari lokasi quarry atau daerah lain harus sepengetahuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan akan diuji secara periodik minimum 1 (satu) minggu sekali atau setiap pengecoran beton atau setiap penggantian sumber material, akan diambil waktu pengujian yang paling cepat.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Apabila Penyedia J a s a akan mengambil material kerikil dari sumber lain selain daerah Quarry yang telah disepakati sebelumnya, maka Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian yang hasilnya harus diserahkan kepada pihak Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi. Biaya seluruh pengujian akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Penyedia Jasa. Pada areal dimana material akan diambil untuk dipakai, maka Penyedia Jasa harus membersihkan areal tersebut dari tanaman, akar, sampah, rumput, lempung, dan sebagainya. Proses pengadaan material mulai dari penyaringan, pencucian, dan lain-lain sampai dengan tersedianya material kerikil/split yang memenuhi spesifikasinya akan dikerjakan dengan sepengetahuan dan persetujuan dari pihak Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Biaya produksi kerikil yang dikehendaki oleh Spesifikasi ini harus sudah termasuk dalam analisa harga satuan pada BOQ untuk berbagai item pekerjaan beton dimana material agregat/kerikil dipakai. Analisa harga satuan ini harus sudah mencakup semua biaya pembayaran royalti galian C, penggalian, penanganan, tahap prosesing, transportasi sampai dengan penyimpanan material. Tiap jenis material pasir, kerikil, batu merah, dan batu harus disimpan dalam petak terpisah dan terpelihara dan aman dari hal-hal yang merusak. IV.1.1.d. Agregat Halus Pengertian material halus yang dipergunakan adalah material dengan ukuran maksimum 5 mm. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan, apabila menurut pendapat Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya. Apabila tidak ditentukan/disarankan pada Trial-Mix Design, maka gradasi kelolosan saringan material agregat halus untuk campuran beton adalah sebagai berikut : Ukuran

Saringan (mm) 10 5 2.5 1.2 0.6 0.3

Prosentase yang lolos (%) 100 90 - 100 80 - 100 50 - 90 25 - 65 10 - 35

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 0.15

2 - 10

Disamping hal tersebut di atas, bahan aggregat halus, yang tercantum harus mempunyai modulus kehalusan (fine modulus) tidak lebih kecil dari 2.30 atau tidak lebih besar dari 3.10. Apabila variasi modulus kehalusan lebih besar 0.20 dari harga yang ditetapkan untuk beton, bahan agregat halus harus ditentukan lain untuk mengimbangi perbedaan dalam tingkatan ukuran bahan dalam bagian beton. Kondisi maksimum dimana material pasir tidak dapat dipakai akan mengikuti nilai sebagai berikut : Item Kandungan lumpur Material lolos saringan 0.088 mm Material di atas saringan 0.297 mm dan mengambang di air atau SG < 1.95

Persentase terhadap Berat 1.0 3.0 3.0

Jumlah persentase material yang diterima adalah sebagaimana disebut diatas atau apabila debu batu yang bebas dari lempung atau lanau, maka persentasenya bisa mencapai 5% dari berat. IV.1.1.e. Agregat Kasar Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih besar dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik dengan diameter maximum tergantung dari klas betonnya. Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi adalah yang terbaik. Penyedia Jasa harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Disamping itu Penyedia Jasa harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan ASTM - AASHTO atau ekivalennya secara rutin dengan frekuensi yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi serta mengirimkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi setiap copy laporan test. Apabila test abrasi dibutuhkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , maka Penyedia Jasa harus melakukannya. Bahan batuan untuk beton tahan abrasi minimum mempunyai berat spesifik (SG) lebih besar dari 2,58 dan nilai tanah harus kurang dari 15% apabila diuji menurut ASTM - AASHTO atau ekivalennya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Supervisi . Ukuran maksimum aggregat kasar harus 40 (empat puluh) mm pada bangunan struktur dan 20 (dua puluh) mm dalam bangunan tipis lainnya, kecuali untuk beton cyclop sesuai dengan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Gradasi kelolosan saringan untuk aggregat kasar harus dipisahkan dalam ukuran yang telah ditetapkan, atau mengacu pada kelolosan sebagai berikut : Ukuran aggregat kasar (mm)

Ayakan (mm)

40 - 5

25 – 5

20 - 5

15 - 5

50 40 30 25 20 15 10 5 2.5

100 90 – 100 35 – 70 0 – 10 0–5 -

100 95 – 100 30 – 70 0 – 10 0-5

100 90 – 100 25 – 35 -

100 -

Bahan-bahan yang merugikan yang tercampur dalam bahan pengisi tidak boleh lebih dari batas yang ditentukan di bawah ini : Item Gumpalan tanah liat Partikel lunak Bahan yang hilang pencucian Bahan dengan SG < 1.95

dengan

Persentase terhadap Berat 0.25 5.0 1.0 1.0

IV.1.1.f. Air Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional Indonesia. Air dari Sungai Terdekat cukup baik untuk dipakai dalam campuran beton, kecuali apabila terjadi keadaan dimana aliran sungai membawa endapan yang cukup tinggi, maka air perlu ditampung dahulu dalam kolam/bak penampungan untuk diendapkan terlebih dahulu sebelum dipakai dalam campuran beton. IV.1.1.g. Selimut Beton Bertulang

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Selimut beton bertulang minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus sesuai dengan gambar atau tabel di bawah ini, kecuali ditentukan dalam gambar atau permintaan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi .

No. 1 2 3 4 5

Jenis Pekerjaan Plat Dinding Balok Kolom Bangunan yang masuk dlm tanah atau 5.0 nampak atau terpengaruh cuaca atau kena goresan

Selimut Beton Bertulang (cm) Dalam Luar Disentuh 1.0 1.5 2.0 1.5 2.0 2.5 2.0 2.5 3.0 2.5 3.0 3.0

IV.1.1.h. Kelas-Kelas Beton Kelas-kelas beton yang dipergunakan dalam pekerjaan dan batasan dari bahan-bahan pokok untuk tiap kelas, harus sesuai dengan Standar Indonesia SK SNI - T1 5 - 1991 - 03.i beton untuk D.I. Sungkur adalah sebagai berikut : Ukuran Kls Beton

Berat Min. Maksimum kerikil (mm)

Perkiraan Semen tiap M3 (Kg) (%)

Perbandingan air Semen

K.300

35 (20)

420

35

K.225

40 (20)

330

40

K.175

40 (20)

290

50

K.100

20

200

60

Bila dipandang perlu oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi, perbandingan campuran beton akan ditentukan/diperbaiki selama pekerjaan berlangsung Penyedia Jasa tidak merubah perbandingan campuran beton atau sumber dari bahan-bahan tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi IV.1.1.i. Perbandingan Campuran Penyedia Jasa harus menentukan perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan klasnya sampai mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi. Penentuan perbandingan diatas harus sesuai dengan petunjuk SKSNI T- 151991-03 atau standar lain yang setara atau yang lebih tinggi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Supervisi . Penyedia Jasa tidak boleh merubah perbandingan atau sumber bahan yang sudah disetujui tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi lebih dahulu. Persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi tentang campuran yang diusulkan tidak akan diberikan sebelum Penyedia Jasa mengadakan percobaan campuran dengan pengujiannya untuk tiap kelas beton dan telah menyerahkan keterangan lengkap hasil percobaannya tentang mutu pekerjaan (faktor kepadatan dan slump), kekuatan dan berat jenis kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk persetujuannya. Penyedia Jasa tidak boleh mulai dengan pekerjaan sebelum usul campuran tersebut disetujui. IV.1.1.j. Campuran Percobaan (Trial-Mix) Penyedia Jasa harus membuat campuran percobaan untuk setiap kelas beton dengan memakai alat alat yang sama yang akan dipakai dipekerjaan. Campuran percobaan akan diijinkan, apabila kekuatan tekan dari uji kubus yang diambil dari tiap kelas beton memenuhi syarat-syarat spesifikasi untuk masing-masing kelas beton. Pembuatan contoh dan pengujiannya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia SKSNI T-1 5-1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi. Tidak ada Mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan dengan pekerjaan utamanya yakni pekerjaan beton yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . a. Pengujian Beton Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan, dalam Standar Nasional Indonesia SKSNI T-1 5-1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi. Penyedia Jasa harus mengambil contoh beton untuk test kubus dari campuran bercobaan dan dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian dirawat seperlunya dan menyerahkan kepada Laboratorium yang disetujui untuk diadakan pengujian sesuai diperintahkan. Kubus harus dibuat dalam cetakan 15 cm x 15 cm x 15 cm seperti disyaratkan dalam SKSNI T-15- 199 1-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi untuk pekerjaan lining beton pengambilan sample uji kubus dilakukan setiap 50 m panjang pengecoran sedangkan untuk pekerjaan konstruksi bangunan dilaksanakan per 25 m3 beton kecuali ditentukan lain untuk setiap pekerjaan beton dengan volume kurang dari 25 m3 untuk setiap bangunannya tetap diambil sample uji kubus sesuai kebutuhan pengujian ditambah minimal satu (1) extra untuk cadangan yang tidak dimasukkan dalam volume

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik pembayaran. Penyedia Jasa harus menjaga untuk menghindari kerusakan pada kubus-kubus uji sepanjang tahap pengujian dilaksanakan pada umur beton 3 hari,7 hari dan 28 hari Selama pengecoran Penyedia Jasa harus selalu melakukan slump test pada saat memulai pengecoran. Test-test itu harus dilakukan berdasarkan SKSNI T-1 5-1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi, kecuali ditentukan lain. Penyedia Jasa harus pasti bahwa untuk tiap test dibuat laporan, yang menjelaskan hasil-hasil tersebut dalam satuan metrik. Penyedia Jasa diwajibkan membuat laporan itu dengan format yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan penyerahannya dilakukan dalam rangkap tiga tidak lebih dari 3 hari setelah pengetesan dilaksanakan. Penyedia Jasa harus juga menyerahkan laporan tekanan udara, temperatur beton dan bahan-bahan beton untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan tenaga di lapangan untuk melaksanakan percobaan kubus, slump test dan juga alat pencatat temperatur. Tidak ada pembayaran khusus untuk pekerjaan Pengujian beton, dan biaya untuk ini sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan terkait. b. Mengawasi Dan Mencampur Bahan Beton Penyedia Jasa harus mencampur dengan hati-hati bahanbahan dari tiap kelas beton dengan perbandingan berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus menunjukkan banyaknya air yang diperlukan dan direncana agar secara otomatis berhenti bila jumlah air tersebut sudah dialirkan kedalam campuran. Dan kemudian apabila beton kelas K-125 diijinkan dilakukan dengan tenaga manusia, maka semen, batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit dua kali dalam keadaan kering dan paling sedikit tiga kali sesudah air dicampur, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang sama/merata. Penyedia Jasa harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi, sebelum alat pencampur dan bahan-bahan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik ditempatkan. c. Mengangkut, Menempatkan, Dan Memadatkan Beton Hasi campuran beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan, beton masih merupakan mutu yang ditentukan dan kekentalan yang memenuhi, dan tidak terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan. Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atas pengaturan yang direncanakan, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai. Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1.50 m, ketebalan beton dalam tuangan tidak boleh lebih dari 1,0 m untuk satu kali pengecoran. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ketempat sambungan cor yang direncanakan sebelumnya. Penyedia Jasa harus mengingat pemadatan dari beton adalah pekerjaan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan kepadatan maximum. Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . d. Sambungan Cor Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan sebelum mulai dengan pengecoran. Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari penyusutan dan suhu sangat diperkecil. Dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan menurut Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi pelaksanaannya lebih praktis, maka Penyedia Jasa harus mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga sebelum beton baru dicorkan menyambung yang lama, beton sudah berumur 4 minggu. Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat dilaksanakan, pada tempat gaya lintang/geser yang terkecil. Sambungan itu merupakan jenis pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain dikehendaki oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Sebelum yang baru dicor disamping beton yang sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan diatas seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik kasar yang bersih serta bebas dari buih semen. Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada satu kali pengecoran harus tidak lebih dari 1,0 m dan ukuran mendatar harus tidak lebih dari 7 m, meskipun tanpa adanya persetujuan lebih dahulu dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . f. Pembetonan Diatas Permukaan Yang Tidak Kedap Air Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang tidak kedap air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/ membran kedap air atau kedap lainnya yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . g. Pembetonan Dalam Yang Tidak Menguntungkan Penyedia Jasa tidak boleh mengecor pada waktu hujan deras tanpa perlindungan, Penyedia Jasa harus meyiapkan alat pelindung beton terhadap hujan dan terik matahari sebelum pengecoran. Apabila suhu udara melebihi 35 derajat celcius Penyedia Jasa tidak boleh mengecor tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan penuangan kurang dari 35 derajat celcius misalnya dengan menjaga bahan-bahan beton dan acuan agar terlindung dari matahari, atau menyemprot air pada bahan batuan dan acauan. a) Melindungi Dan Merawat Beton Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari, Penyedia Jasa harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum waktunya lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak. Jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , Permukaan beton yang kelihatan harus dijaga terus basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen Portland, atau 3 hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras. Permukaan seperti itu segera setelah dibuka acuannya maka harus segera ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau pasir atau lain-lain bahan yang mungkin disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Penyedia Jasa harus membuat perlengkapan khusus atas permintaan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk perawatan dan pembasahan yang dimaksud sepanjang masa dari 6 sampai 24 jam sesudah pengecoran

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik beton. b) Pengangkutan/transportasi Cara dan peralatan yang dipakai untuk pengangkutan beton harus dijaga agar susunan campuran dan kekentalan beton akan terjamin sampai di lokasi tanpa terjadi penguraian material dan slump berkurang sampai maksimum 2,5 cm, kecuali dengan persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Penambahan air pada beton setelah dikeluarkan dari mixer atau sebelum mengeras tidak diijinkan. Untuk pengangkutan beton dapat digunakan dengan peralatan sebagai berikut : 1. Ready Mix dan Concrete Mixer Kecepatan pergerakan drum harus antara 2 - 4 putaran per menit, isi campuran beton di dalam drum tidak boleh lebih dari produksi rata- rata, atau tidak lebih dari 70 % volume drum. Atas persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , truck mixer dapat dipakai sebagai pengganti agitator truck untuk transportasi dari pusat pengolahan beton. Jarak antara waktu pencampuran semen ke drum mixer sampai ke tempat pengecoran beton tidak lebih dari 1 jam. Selama pengangkutan, pemutar harus bergerak menerus dengan kecepatan seperti tersebut di atas. 2. Pompa Beton Pipa penghantar harus dipasang sedemikian hingga mudah dipindahkan. Sebelum pompa beton mulai dioperasikan, kira-kira 1 m3 mortar dengan perbandingan campuran antara air, bahan tambahan, semen dan pasir yang sama seperti yang direncanakan untuk campuran beton harus dilewatkan pada pipa untuk pembasahan. Pipa harus dipasang selurus mungkin. Booster udara tidak harus dipakai untuk penghantar beton. 3. Peluncur Pada umumnya, transportasi beton dengan memakai peluncur tidak diizinkan kecuali dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Peluncur harus berpenampang setengah bulat dan arus mempunyai kemiringan tetap untuk memberikan aliran beton yang mudah tanpa terjadi penguraian. Ujung bawah peluncur harus diberi peluncur terjun tidak lebih dari 1.5 m meter tingginya untuk menghindari terjadi penguraian pada jatuhnya beton. Peluncur harus dilindungi dari penyinaran matahari langsung.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik c) Pengecoran 1. U m u m Semua peralatan pengecoran b e t o n dan cara kerjanya harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum semua bekesting, penulangan, dan pemasangan sambungan dimasukkan pada acuan, diperiksa serta disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pengecoran beton tanpa sepengetahuan dan persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi akan diminta untuk dikeluarkan dan dibongkar atas biaya Kontraktor.Kecuali atas ijin Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , tidak boleh ada beton yang dicor pada waktu hujan dan tidak boleh dicor pada aliran air. 2. Persiapan Pengecoran a) Kecuali atas perintah Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , semua air harus dikeluarkan dari lokasi beton sebelum dilakukan pengecoran. Beberapa air y a n g mengalir di permukaan galian harus dicegah dengan cara mengalirkan ke daerah genangan dan dipompa keluar atau dikeluarkan dengan cara lain yang disetujui. b) Sebelum mengecor beton diatas tanah, bahan yang meresap air (poroeus) pada permukaan pondasi harus dikeluarkan atau dipadatkan dengan memakai mesin atau tangan sampai kedap dan didapatkan permukaan pondasi yang seragam. Semua daerah dan permukaan yang berisi air, lumpur, lanau dan bahan organik harus dibersihkan dengan memindahkan bahan tersebut dan mengisi kembali rongga/lubang yang timbul dengan material yang baik sampai didapatkan permukaan yang rata.

c) Sebelum mengecor beton diatas bangunan lama, permukaan bangunan tersebut harus dibersihkan dan dikasarkan dan dibuat alur. Pada permukaan yang telah bersih ini ditabur dengan bahan perekat yang berbentuk emulsi yang dapat meningkatkan ikatan antara beton/bangunan lama dan yang baru. Bahan ini harus memperoleh persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pengecoran diizinkan setelah memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 3. Cara Pengecoran a) Setelah permukaan disiapkan dengan baik, permukaan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik horizontal pada siar pelaksanaan (construction joint) pada beton harus dilapisi dengan mortar setebal 1 cm dengan campuran seperti beton yang dicor tanpa kerikil. b) Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi berhak membatalkan pengecoran beton pada beberapa kejadian sebagai berikut : - Bila pelaksanaan pencampuran belum mulai dalam 30 menit setelah semen dituangkan pada pasir dan kerikil. - Bila lebih dari 30 menit berlalu antara penuangan dari mixer dan pengecoran beton tanpa menggerakgerakkan mixer. - Bila lebih dari 1,5 jam berlalu antara penuangan semen pada pasir dengan kerikil dan pengecoran beton. - Bila keenceran beton (slump) berkurang 2,5 cm atau dianggap oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi tidak benar selama waktu setelah penuangan dari mixer dan sebelum pengecoran beton. - Beton harus dijaga dengan cara sedemikian rupa sehingga terjadi penguraian dan dicor dengan memukul keras pada penulangan, sambungan atau bekisting yang dibuat untuk konstruksi, dan tidak menggunakan vibrator yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . c) Beton tidak diizinkan dijatuhkan bebas lebih dari 1,5 m dan tinggi yang lebih dari 1,5 m harus diturunkan melalui saluran miring atau terjunan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi agar tidak menimbulkan penguraian pada waktu pelaksanaan pengecoran. 4. Pengecoran Beton di Air Pengecoran beton di air tidak diizinkan, kecuali dengan persetujuan khusus dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Untuk pekerjaan ini maka campuran dan pengecoran beton harus menurut ketentuan sebagai berikut : - Banyaknya semen tidak kurang dari 400 kg/m3 beton. - Banyaknya pasir yang dibutuhkan biasanya 45% sampai 50% dari berat bahan pengisi (pasir dan kerikil). - Diameter maksimum kerikil harus 40 mm. - Kelelehan (slump) beton harus tidak lebih 10 cm. - Tidak ada air mengalir yang diizinkan.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik - Air harus dipompa keluar setelah selesai pengecoran pengerasan beton. - Faktor air semen harus tidak lebih dari 0.47 Usulan secara rinci untuk pengecoran dalam air harus dibuat oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari

IV.3. Pengadaan dan Pemasangan Besi Beton a. Umum Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos, digilas panas, sesuai dengan SKSNI T- 15-1991-03 atau standar lain yang setara atau yang lebih tinggi yang disetujui oleh pihak Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , dan harus memenuhi ketentuan standar serta ketentuan-ketentuan dibawah ini : Besi Polos

Besi Ulir

Kekuatan

Tarik, kg/mm2

29 – 53

49 – 63

Titik Leleh, kg/mm2

24 atau lebih

30 atau lebih

Penambahan panjang, %

20 atau lebih

14 atau lebih

Diameter rata-rata dari tulangan yang dipilih dari setiap contoh kiriman dengan ukuran yang sama tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % dari diameter yang ditentukan. Tulangantulangan harus bebas dari sisik, minyak, kotoran dan kerusakan-kerusakan struktur. Untuk tiap pengiriman batang baja lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan untuk tiap-tiap pembuatan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi suatu hasil pemeriksaan dari laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi. Untuk tiap kiriman tulang anyaman baja yang dikirim ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi satu kutipan yang diakui dari catatancatatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan dari mana kiriman itu dibuat. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika dibutuhkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Batang-batang baja yang telah bengkok, tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjakan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah yang diganjal untuk mencegah perubahan bentuknya. b. Penempatan Tulangan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tetap sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan tidak berubah pada posisinya didalam cetakan tanpa pergeseran selama proses penggetaran, pengisian dan penumbukan beton ditempat. Penyedia Jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan atas biayanya sendiri untuk memelihara tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat, sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian yang melengkung harus bersentuhan langsung dengan tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai kekuatan yang baik. Tulangan-tulangan harus diikat bersama-sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , dan pengikat harus dililit kuat-kuat dengan tang. Ujung kawat ikat yang bebas harus dilipat kedalam. Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran, maka harus diperiksa dulu oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan beton disetujuinya. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi selambat- lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya, untuk meminta dilakukan pemeriksaan atas penulangan yang telah disiapkan. c.

Penyiapan Gambar Tulangan Beton Penyedia Jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua gambar detail tulangan beton berdasakan gambar-gambar yang diberikan oleh pemberi tugas. Gambar-gambar tulangan beton ini harus meliputi gambar penempatan tulang, gambar pembengkokan tulangan, daftar besi dan gambar-gambar penulangan lainnya yang mungkin diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan. Semua gambar penulangan yang direncanakan oleh Penyedia Jasa harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk mendapat persetujuan.

d.

Sambungan Tulangan Beton Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari pada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode penyambungan harus ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Dalam hal sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan gambar atau tabel di bawah ini Diameter Tulangan (mm)

10

13

16

19 22

25 28

32

Panjang sambungan lewatan min. (cm)

60

60

60

65 75

85 95

100

B atang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan lewatan dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter 0.9 milimeter atau pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan,

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik diperlukan kait pada batang tulangan polos dan kait tidak diperlukan pada batang tulangan yang berulir. e.

Daftar Bengkokan Penyedia Jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi kepada Penyedia Jasa harus diperiksa dan diteliti.Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Ukuran pembengkok harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain, atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi .

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam satuan kg (Kilogram). f.

g.

Pemasangan Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangan yang saling tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Perenggang dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara. Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran untuk pembayaran dan penempatan tulangan dibuat dalam perencanaan berat jadi/terpasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Satuan berat jadi, kecuali ditentukan lain selama pelaksanaan, maka standard berat besi adalah sebagai berikut : Diameter (mm)

10

12/13 16

19

22

25

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Berat Besi Polos (kg/m)

0.617

0.888 1.580 2.23

2.98

3.85

Besi stagger, besi penstabil plastic cone, kawat pengikat, paku atau bahan Beratyang Besi digunakan Ulir 0.624 menyambung 0.995 1.582pada 2.25 3.04 3.98 lainnya untuk pelaksanaan pembesian yang merupakan bagian dari metode pelaksanaan tidak diukur untuk dibayar, sesuai dengan gambar atau petunjuk dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi .

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah tercantum dalam daftar kuantitas dan harga diperhitungkan dalam satuan Kg (Kilogram).

IV.4. & IV.5. Bekisting untuk Beton (tanpa perancah) dan Bekisting Beton (dengan Perancah) Bekisting harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang Halus, maka bahan yang diperlukan multiplek 12 mm untuk bekisting Expose dan Papan untuk bekisting non expose. Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana dan penjelasan tentang-acuan dan harus membuat contoh-contoh acuan untuk mendapat pengesahan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Bekisting harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar. Cara pendukungan yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh lebar dari permukaan beton tidak dibenarkan. Acuan penutup harus dibuat pada permukaan beton, dimana kemiringannya lebih curam dari 1 : 3. Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan terputus. Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan dibersihkan. Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi sudah memeriksa dan memberi per- setujuan acuan yang telah dipasang. Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, Penyedia Jasa harus membuat rencana acuan dan membukanya, sehingga permukaanpermukaan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin. Bekisting hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dibawah pengawasan seorang mandor yang berwewenang. Harus diberi perhatian yang besar pada waktu pembukaan acuan. untuk

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan beton. Dalam hal mana Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi berpendapat bahwa usul Penyedia Jasa untuk membuka acuan belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya, maka Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menunda pembukaan Bekisting dan Penyedia Jasa tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut, penggunaan bahan seperti plastic cone, besi stut dan besi siku sudah termasuk dalam mata item pembayaran pekerjaan ini. Pemasangan acuan dan perancah harus dipasang sedemikian rupa, sehingga memenuhi batas-batas toleransi pergeseran acuan yang diijinkan seperti tercantum berikut atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . pergeseran lebih dari batas toleransi atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , maka segala biaya perbaikan akan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Apabila terjadi kondisi, dimana setelah pelaksanaan pengecoran untuk bagian exposed mengakibatkan Untuk beton dengan semen Portland biasa, waktu paling sedikit untuk pembukaan acuan harus menurut daftar dibawah ini : Muka sisi balok, lantai dan dinding 3 hari Bagian bawah 21 hari Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi (M2) yang dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan bekisting (form work) berdasarkan kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi

BAB V PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL 5.1. PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA 5.1.1. PENGADAAN PIPA PVC 5.1.1.1. Umum Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau dalam gambar / drawing. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai dengan untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32° C. Tekanan kerja normal dan uji tekanan di lapangan disesuaikan dengan jenis pipa dan standarisasi pipa/material yang terkait. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia Jasa Pengadaan juga harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang. REFERENSI STANDARD Referensi pada standard dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk rnemberikan gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standard lain, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini. Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.Barang atau peralatan yang di produksi di dalam negeri atau berasal dari luar negeri dan sudah diatur dalam SNI maka barang/peralatan tersebut wajib memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar-standar sebagai berikut: - International for Standardization Organization - Japanesse Industrial Standard - British Standard - Deutsche Industrie Norm - American Water Works Association - American Society for Testing and Materials - American National Standard Institute. BAHAN PIPA DAN FITTING Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat di dalam negeri maka Penyedia Jasa Pengadaan aarus melampirkan surat dan pabrik untuk izin penggunaan Sll / SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan dapat menunjukkan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun. Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum dalam dokumen lelang ini, dengan syarat bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai kualitas keseluruhan yang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini. Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambargambar detail junction (gambar detail penyambungan pipa) disertai dengan jumlah dan spesifikasi dari tiap material yang ditawarkan. Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah tropis dengan temperatur air yang mengalir antara 15-35 derajat Celcius dan pH antara 6 sampai dengan 8. Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam didalam tanah kecuali untuk hal-hal khusus yang membutuhkan lain.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik TEKANAN KERJA / WORKING PRESSURE Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm2 (SNI 060084-1987 dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua) kali tekanan kerja pipa. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan. Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Pengawas Penyedia Jasa Pengadaan harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting pipa di lapangan pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya Rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Pengawas. Bila ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini, maka Penyedia Jasa Pengadaan harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan 5.1.1.2. Pipa PVC dan Fitting Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang efektif tidak lebih dari 6 meter. Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk penggunaan SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian. Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan trade mark. Standar lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah : -2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum dengan Jangka Sorong. -2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air Minum terhadap Hidrostatik -2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC untuk Air Minum -2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa PVC untuk Air Minum -2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk Air Minum -2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVC untuk Air Minum dengan Uji Tungku -2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk Air Minum terhadap Metilen Khlorida -2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC Air Minum dengan THF -2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum dengan Pita Meter -2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan Sistem Drainase di dalam tanah -6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk Air Bersih -20-1990-03 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum -17-2004 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Pipa PVC untuk Penyediaan Air Minum

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 5.1.1.3. Kelas Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), yang digunakan adalah jenis pipa PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm2 menurut standard SNI yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter. Ketebalan minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti tabel berikut: Table 2.2 Diameter Luar Pipa Polyvinyl Chliride (PVC) Nominal Diameter ( mm ) Rata-rata Diameter Luar ( mm ) 50 63 65 75 80 90 100 110 125 140 150 160 200 200 250 250 300 315 350 355 400 400 Tabel 2.3 Diameter Luar Dan Ketebalan Dinding – Pipa Polyvinyl Chliride (PVC) Nominal Diameter ( mm ) Sen Pipa Tebal Dinding Nominal (mm) S10 S12,5 50 2.4 2.0 75 3.6 2.9 90 4.3 3.5 110 5.3 4.2 125 6.0 4.8 160 7.7

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 6.2 200 9.6 7.7 250 11.9 9.9 315 15.0 12.1 355 16.9 13.6 400 19.1 15.3 5.1.1.4. Sambungan 1. Push On Rubber Ring Joint Kecuali ditentukan lain, sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa tersebut harus mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang lain dibavel dengan sudut kurang lebih 15 derajat. Pipa harus diberi tanda garis petunjuk pemasangan pada permukaan luarnya.Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung jenis bell. 2. Sleeve Coupling Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa PVC dan cocok dengan diameter luar pipa PVC. 3. Ring Karet Dan Gasket Ring karet yang digunakan untuk sambungan push-on dan gasket untuk penyambungan mekanikal fitting dari ductile iron atau besi tuang dan untuk sambungan flange harus dari styrene butadiene rubber atau karet sintetis lain yang tepat untuk pipa air minum. 4. Sambungan Solvent Cement Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40 mm dan lebih kecil dapat disambung dengan menggunakan pelarut sebagai perekat sesuai dengan standar pabrik. Bila digunakan sambungan solvencement ini, Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan solventcement sesuai dengan rekomendasi pabrik ditambah dengan imbuhan 10%. Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan memanjang akibat dari perubahan suhu pipa sebesar 50°C tanpa mengganggu kekedapan terhadap air. 5. Adaptor Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas flange pada satu ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik dengan mekanikal maupun push-on. 6. Fitting Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan ( Bill of Quantity ) maka sistem sambungan menggunakan sistem rubber ring joint .Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.4 kg/cm2). Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Bita fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi tuang ductile ( Ductile Cast Iron ). Bell and Flange yang dispesifikasikan harus mempunyai flange pada satu ujungnya dan push - on bell satu sambungan jenis mekanikal pad ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan, harus berupa ujung-ujung dengan push - on dan ujung pipa cabang dengan flange. Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari bahan bitumen, yaitu coal tar atau asphaltic base , yang mempunyai ketebalan kering tidak kurang dari 0,3 mm. permukaan dalam dari fitting tersebut harus dilapisi epoxy atau coal tar epoxy yang dipakai untuk lining harus dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan dilengkapi sertifikati dari instansi yang berwenang ( public health authorities ). Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus dari baja yang digalvanis. 5.1.1.5. Pengujian "Quality Assurance" (Jaminan Kualitas) Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit yang disuplai sesuai kontrak. Pengguna harus diijinkan untuk mengunjungi tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut. 5.1.1.6. Pengujian Tekanan Hidrostatis Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standarSNI 06-2549-1991. Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis pada tekanan paling sedikit 42 N/mm2 5.1.1.7. Pengujian Lain. Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerus dan lain-lain harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.

Valve 1. Umum 4.1.1.8. e sesuai dengan yang dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik. 4.1.1.9. asli dari pabrik dan dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan : 4.1.1.10. 4.1.1.11. 4.1.1.12. 4.1.1.13. 4.1.1.14. 4.1.1.15. 4.1.1.16. brass/kuningan, bila tidak disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa atau jenis sambungan dari sambungan ulir.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 4.1.1.17. pressure tight joint are made in the thread " 4.1.1.18. 4.1.1.19.

4.1.1.20.

4.1.1.21.

sistem dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang. flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan Pengguna Barang. am Volume Pekerjaan ( Bill of Quantity ) maka seluruh Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531. kaan berlawanan arah jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.

4.1.1.22. 4.1.1.23.

mencegah masuknya benda-benda asing. Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan seperti gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.

4.1.1.24. spesifikasi teknis dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material bekas dan sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat dari karet sintetis. 4.1.1.25.

4.1.1.26.

4.1.1.27.

force pada hardwheel , engkol ( crank ), T - bar dan perlengkapan lain sehingga tidak menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan besarnya maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim. valve, flange, surface box dan lainlain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non toxic coalterepoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh Direksi Pengawas. i kotoran sebelum digunakan. Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan minimum coating setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang berkontak dengan air harus harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh dgiunakan

4.1.1.28. (enam) set untuk setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa Indonesia. 4.1.1.29.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik yang menerangkan bahwa setiap valve telah persyaratan yang diminta dalam spesifikasi ini.

memenuhi

2. Gate Valve valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis " Non Rising Sytem ". (AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja rus dilengkapi dengan kunci T ( T e e K e y ) minimal satu buah dan maksimum satu untuk setiap 20 buah yang seukuran. boxstreet cover dan terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis. alam Volume Pekerjaan ( Bill of Quantity ) diperlukan extension spindle maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis. untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah. bahan dengan kualitas lebih tinggi. logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid ( solid wedge gate ). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak ( vertikal mounting ). Valve harus dirancang unluk saluran air yang bebas hambatan yang mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi terbuka. telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp atau ju te (rami) tidak boleh digunakan. 0 - ring stem seal dapat digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah 0-ring seal dan paling sedikil 1 (satu) buah diternpatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh. ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu. tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut dan diberi cetakan khusus pada bagian atasnya. dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masingmasing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti karat. emua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur ( wrench nuts)

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 3. Katup Udara (Air Release Valve) -hal sebagai berikut: a. Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa. b. Dapat memasukkan udara selama penggelontoran. c. Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa. d. Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan. e. Aman terhadap vakum. -B2213. Setiap valve lengkap dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada uraian pekerjaan. elampung dari ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel .

tidak menunjukkan gejala kebocoran.

Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti 'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves ' (AWWA Designation C 504) atau standard Internasional lain yang disetujui yang sama atau leblh tinggi kualitasnya dari yang disebutkan. b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90° dari posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus horizontal. c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan standard AWWA C 504, d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan perbaikan, e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula. f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa. g. Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama. h. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti " Specification for GreyIron Casting for Valves , Flange sand Pipe Fittings ” kelas B(ASTM Designation A 126) alau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213. Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya. Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung pada ukuran pipa yang dipasang.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Tabel 2.4 Spesifikasi Tipe Air Valve Ukuran Pipa (mm) Tipe Air Valve Diameter Nominal Air Valve (mm) 300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice kecil / tunggal 25 mm dan lebih kecil 350 dan lebih besar Tipe dengan dua orifice atau kombinasi 75 mm dan lebih besar 1). Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara otomatis yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat aliran air dalam penuh. 2). Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk dioperasikan secara otomatis, sehingga akan : a. Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer, dan menampung banyak udara selama operasi pengurasan saluran pipa. b. Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalam kondisi tekanan rendah, mengisi badan valve selama operasi pengisian. c. Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara tinggi, da d. Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air penuh dalam pipa. 4. Ball Valve Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut ball valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini dikondisikan unluk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm ) dan memiliki ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe non-lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan valve dan bola, stainless steel dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus diberi penguat dari teflon dan mudah diganti dilapangan tanpa menggunakan alat khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless steel. Teflon penguat digunakan untuk packing stem yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur pipa pada saat kondisi normal. Setiap valve harus clilengkapi dengan kunci dari ductile cast iron pada tiap operasi. 5. Plug Valve Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resifient faced eccentric dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus dilapisi dengan chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air. Valve juga dilengkapi dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainless steel atau perunggu. Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "0" atau multiple Buna - N Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve. 6. Check Valve Klep Tabok dengan sambungan flange.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik -flange) yang dapat dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan. menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besarnya diameter, tekanan kerja, dan arah aliran air. besi tuang. berkualitas baik.

dudukan cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk perbaikan harus mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan khusus atau harus memindahkan valve dari jalumya. ontal atau vertikal dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah aliran bersih ( a net - flow area ) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.

7. Gate Valve Perunggu (Bronze) us didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2). Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup). badan yang terbuat dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge (baji), skrup dalam dan tangkai pengungkit. 5111, kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196 N/mm2 (20 kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesifikasi di atas. 2.1.2. PENGADAAN PIPA BAJA DAN PERLENGKAPANNYA 2.1.2.1 Umum Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain. Referensi Spesifikasi Teknis Intake Bojonegoro Barrage I - 24 Standar lain yang digunakan adalah : -0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi urn urn, mutu dan cara uji. -1987 Pipa Baja Bergalvanis

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik -0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji -0822-1989 Baja Karbon strip canal panas untuk pipa -1338-1989 Baja Karbon strip canal panas untuk pipa -0949-1991 Baja karbon tempa -1769-1990 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar -1969-1991 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang kelabu I 07-2255-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang Kelabu, penyambung -2195-1991 Pipa Baja saluran air. -2196-1991 Permukaan pipa flens, dimensi. -3080-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi. -3025-1992 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untuk jaringan pipa bertekanan, bagian 2. -3026-1992 Persyaratan las, Ketentuan Umum, Persyaratan servis untuk sambungan las -3027-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu struktur las. -3078-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam penilaian perusahaan yang menggunakan las sebagai cara utama pabrikasi. -3073-1992 Flensa logam - flensa besi tuang. Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir -6398-2000 Tata cara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan luar pada pelapisan air dari baja -3360-1994 Penyambung pipa baja fit baja paduan dengan las tumpu. -90 Water Supply Steel Pipe e Made on The Threads - Protection Against Corrosion by Hot Dip Galvanzing Guilding Principles -Dip Galvanized Coating on Fabricated Ferrous Products Requirments nd Intermediate tensile Strenght Carbon Steel Plates, Shapes and Bars

-Tar Protective Coatings and Linings for Steel Water Pipelines Enamel and Tape Hot Applied 4 Inches and Larger Shop Applied. gn and Installation Water Pipe

JIS B 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

5.1.2.2 Pipa Baja Dan Fitting 1. Material Dan Fabrikasi Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, dites dan dibersihkan. Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang dari 226 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut: -0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan. -0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa. -1338-1989 Baja karbon tempa.

JIS G3101, Class 2 JIS G 3452, SGP

Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau Sll 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan proseduryang sesuai oleh tukang yang berpengalaman. Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang, kecuali ditentukan lain. Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa. 2. Dimensi Pipa Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding mminimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar sebagai berikut: Tabel 6.5 Diameter Luar Dan Ketebalan Dinding Pipa Baja Diameter Nominal (mm) Diameter Luar (mm) Ketebalan Dinding Minimum (mm) 100 114.3 4.5 150 168.3 5.0 200 219.1 5.8 250 273.0 6.6 300

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 323.8 6.9 350 355.6 6,0 400

406.4 6.0

3. Fitting Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dan standar berikut ini :

3451. atau AWWA C 208. Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat potongan bend. 2.1.2.3 Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam) a. Pemasangan Bawah Tanah Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus dilapisi coal tar enamel dan dibalut dengan bonded double asbestos felt sebagaimana dispesifikasikan pada Appendix A, Sec.A1.2 dalam AWWA C 203. Lapisan primer dan coal tar enamel adalah sebagai berikut; .2.4 dari AWWA C.203 C203. Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini: el, Type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering 2,4 mm +/minimum.

Sistim pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih dari pada yang dispesifikasikan di atas dapat diterima atas persetujuan Enggineer tetapi segala sistem proteksi yang menggunakan polyethylene tape tidak diperkenankan.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

b. Pemasangan Di Atas Tanah Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar di luar/dapat terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan berikut ini : -SP-6 atau SP-3

Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35 mikron. Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, Primer dan Etching Primer, Class 2. Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead Anticorrosive Paint, Class 1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1 atau sesuai dengan persetujuan Pengguna Barang. 5.1.2.4 Lapisan Pelindung Dalam 1. Umum Semua pipa dan fitting untuk pemasangan dibawah tanah harus diberi lapisan dalam dan adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy sesuai dengan AWWA C.210. Semua jalur pipa diatas tanah harus menggunakan epoxy atau coal tar epoxy sebagai lapisan dalam sesuai dengan AWWA C.210. Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan air bersih harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada air minum. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat yang menjamin persyaratan untuk saluran air minum. 2. Lapisan Adukan Semen (Cement Mortar Lining) Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205 atau standar internasional lainnya yang disetujui dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi dan pada standar yang telah disebutkan diatas. Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali pada sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari lapisan harus dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang pipa. Ketebalan lapisan harus mengikuti tabel dibawah ini.: Tabel 6.6 Ketebalan Cement Mortar Lining (mm) Ketebalan Lining (mm) Toleransi Untuk Ujung Pipa 100 sampai 250 6 -1.6 to +3.2 300 sampai 600 8 -1.6 to +3.2 3. Sistem Lapisan Epoxy Atau Coal Tar Epoxy Sistem pelapisan dengan epoxy dan coal tar epoxy harus sesuai dengan AWWA C.210 dan dilaksanakan di pabrik. Sistem tersebut terdiri dari sebagai berikut: a. Sistem pelapisan dengan epoxy i) Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer ii) Satu lapisan atau lebih liquid two part

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik epoxy finish coat yang tidak mengandung coal tar. b. Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy i) Satu lapisc n liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer ii) Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat. Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama. Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem altematif ini harus memenihi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama dan sistem altematif ini dianggap sebagai lapisan primer. Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang dari 400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.

5.1.2.5 Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa 1. Ujung Rata / Datar Spesifikasi pelapisan/coating harus dikupas/cutback sebesar 370 mm, Lining yang sesuai spesifikasi diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa dan permukaan luar, lebih dari 370 mm dari ujung pipa harus di cat dengan epoxy atau coal tar epoxy. Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik yang dipasang pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam dalarn tanah. Ukuran dari plat adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan ketebalan 5 mm. 2. Ujung Bevel Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti spesifikasi di bawah ini: Table 2.7 Spesifikasi Cutback Nominal Cutback Coating Cutback Tar Epoxy (mm) Lining Mortar (mm) 80 - 350 100 80 3±1 400 - 700 150 80 3±1 Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub bagian sebelumnya. Detail dan coating dan lining pada ujung bevel. 3. Ujung Flange Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan dari flens harus dicat dergan epoxy atau coal tar epoxy. 4. Coating Dan Lining Untuk Pipa-Pipa Khusus Dan Fitting Semua bagian luar dan bagian dalam permukaan dari pipa dan fitting khusus berikut ini harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy;

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Blank Flange 5. Lapisan Pelindung Sambungan a. Umum Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi terhadap korosi pada semua sambungan pipa dengan pengelasan di lapangan dan tertanam di dalam tanah., dan harus diselubungi oleh lembaran yang tahan panas-susut (heat shrinkable sleeve or sheet). Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai dengan spesifikasi dan memasukkannya kedalam Bill of Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit ini harus mencukupi untuk menutup permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan tambahan (allowance) 70 %. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perincian dari volume bahan tersebut. b. Selubung Atau Lembaran Tahan Panas-Susut (Heat Shrinkable Sleeve Or Sheet) Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari lapisan luar dan dalam. Lapisan luar menggunakan cross linked polyethylene dan lapisan dalam butyl rubber based adhesive. Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan minimum luar dan lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut: Tabel 2.8 Ketebalan Lapisan Minimum Luar dan Dalam Sebelum Susut Diameter Pipa (mm) Ketebalan Minimum Lapisan Luar (mm) Ketebalan Minimum Lapisan Dalam (mm) < = 350 0.6 0.6 400 0.9 0.6 450 1.2 0.6 Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisan dalam adalah sebagai berikut:

- circumferential (Min., N/mm2) : 17.7 (JIS K6760) - axial (Min., N/mm2) : 14.7 (JISK 6760) Elongasi : - circumferential (Min.,N/mm2) : 250 (JIS K 6760) - axial (Min.,N/mm2) : 500 (JIS K 6760) V/mm) : 30 (JIS K 6911) -cm) : 1x10^14 (JIS K 6911) - circumferential (Min.,N/mm2 : 40 - circumferential (Min.,N/mm2) : 8 Catatan : (.,) menunjukkan standard dari metode pengetesan yang diterapkan * Pada 2000 derajat celcius untuk 20 menit

ng Point (Min degrees C) : 60 (JISK 2207)

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Catatan : (.,) menunjukkan standard dari metode pengetesan yang diterapkan Penyedia barang harus menyediakan 6 (enam) set perlengkapan heat-shrink flame. Setiap set perlengkapan ini terdiri dari pembakar dengan nozzle, bak sebelum pembakaran dan stop valve, three-layer heavy duty hose, pengatur tekanan gas dengan pengukur tekanan dan lain sebagainya. Tiga (3) set tambahan dari pembakar dan pengatur tekanan gas harus juga disediakan. 6. Pengecatan Tanda (Marking) Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking) dengan jelas pada bagian tengahnya. Bahan cat tersebut harus dari long oil alkyd resin seperti berikut ini atau dari mutu yang setara. P.T. Dimet Indonesia : VYGARD 260 ICI : ICI SUPER P.T. ICI Paint Indonesia : STRUCTURE FINISH NIPPON PAINT : BODELAC 9000 P.T. Nippon Paint Indonesia : ALKYD RESIN 7. Perlindungan Korosi Petrolatum (Petrolatum Corrosion Protection Tape) Perlindungan Korosi petrolatum harus dari Denso tape untuk perlindungan korosi dan harus terbuat dari kain tidak beranyam dari fiber sintetis yang menyerap dengan karidungan petrolatum, anorgenik tak aktif dan pengisi organik, serta pengawet organik. Bahan ini harus didesain untuk perlindungan korosi tinggi dan tahan lama dengan mengikat adhesif, insulasi elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia, anti mikroorganisme,dll. Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus dilindungi dengan pita pembungkus kecuali ditentukan lain. Pita pembungkus harus berupa PVC adhesif atau material lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Pita pembungkus harus dari pabrik yang sama dengan pelindung korosi petrolatum. 8. Sambungan Fleksible Dan Kopling a. Umum Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja maksimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg /cm2) kecuali ditentukan lain. b. Referensi Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut : -Type Coupling for Plain-End Pipe

Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose

2.1.2.6 Sambungan Fleksibel Mekanikal Sambungan mekanikal fleksibel didesain untuk menerima gaya atau kombinasi gaya-gaya yang terjadi akibat pemuaian dan penyusutan, shear deflection, distorsi dan gaya-gaya lain pada jalur pipa. Sambungan mekanikal fleksibel harus setara dengan Closer Joint, Type CL-A yang diproduksi oleh

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Victaulic Company Japan Ltd, atau yang setara dan disetujui. 1. Persyaratan Desain Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk memenuhi kondisi operasi sebagai berikut: (a) Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan berat jenis 2.0 ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton. (b) Lendutan geser minimum sebesar 100 mm. (c) Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini: Tabel 2.9 Persyaratan Sambungan Fleksibel Mekanikal Diameter Nominal (mm) Panjang Maksimum Peletakan (mm) Minimum Ekspansi Yang diizinkan (mm) Minimum Kontraksi Yang diizinkan (mm) 300 to 400 1600 230 80 500 & 600 1700 270 80 2. Bahan-Bahan Dan Konstruksinya Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua) ring karet dan housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua ujungnya. Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat serta ujung flange. Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari lembaran atau pelat baja yang mempunyai batas keruntuhan sebesar 216 N/mm2 (2200 kg/cm2), sesuai dengan JIS G 3101 Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang setara. Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G 5502 class 2 FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet harus dari styrene butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan. 3. Coating. Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus dilapisi primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip pipe yang kontak langsung dengan air pengecatannya harus dilakukan sesuai dengan yang dispesifikasikan disini. Semua permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint harus dilapisi sistem epoxy atau sistem coal tar epoxy. 2.1.2.7 Sleeve Coupling 1. Umum Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk ujung pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua) end ring, dan mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain dan diproduksi sesuai dengan AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik serta mendapat persetujuan Pengguna Barang. 2. Bahan-Bahan dan Konstruksinya a. Center Sleeve Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast iron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih tinggi dari persyaratan dibawah ini.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Grade C JISG3101 Class 2 BS 4360 Grade 43 A DIN 17100

RST36

on ASTM A 536 Grade 65-45- 12 JIS G 5502 Class 2 FCD 45 BS 2789 Grade 420/12

Class 3 FCMB 340 BS 6681 35 or GTS 4t

Grade B32-10 or W34-04 DIN 1692

GTS

Panjang Center Sleeve harus memenuhi persyaratan berikut ini Tabel 2.10 a. Persyaratan Panjang Center Sleeve Diameter Nominal (mm) Panjang Minimum Center Sleeve (mm) 12.5 - 50 65 89 - 250 102 300 - 450 127 b. Gasket Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan. c. End Rings / Ring Ujung End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang (malleable cast iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut:

43 A. DIN 17100 RST 36

dispesifikasikan pada bagian sebelumnya 7.5.2:3. Center Sleeve. d. Mur dan Baut Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari persyaratan dari JIS G B101 Class 2. 2.1.2.8 Lapisan Coating a. Sarana di bawah tanah Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special hot fusion bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering sebesar 150 mikron. Baut dan mur harus di galvanisir dan ditambah lapisan special nylon coating tersebut, sehingga ketebalan kering lapisan mencapai 75 mikron. Sarana di atas tanah Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada bagian luarnya dan sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan bagian dalamnya sesuai dengan yang ditentukan, Semua permukaan end rings yang terlihat / terpapar harus dicat dengan lapisan primer seperti yang dispesifikasikan. Semua mur dan baut harus dilapisi dengan lapisan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik galvanis. 2.1.2.9 Special Sleeve Couplings 1. Umum Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung polos dari berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter nominalnya seperti diberikan dibawah ini, dan harus terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah end ring, 2 (dua) gasket serta mur dan baut untuk pemasangan coupling. Diameter luar yang diizinkan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.11 Diameter Luar yang Diizinkan Diameter Nominal (mm) Range Diameter Luar (mm) Dan Toleransinya ("I”) Min - max 50 60.2±1.0 - 63.0+0.6 80 88. 9 ± 1.0 -98.0 + 2,2 100 110.0±0.6 - 118.0 + 1.7 150 160.0+0.6 - 170.0 + 1.2 200 200.0 ±0.6 - 222.0 + 0.9 250 250.0 ±0.6 - 273.0 + 0.7 2. Konstruksi Dan Bahan Center sleeve dan end ringharus dibuat dari malleable cast iron (besi tuang yang bisa ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3 FCMB 340 atau BS 6681 Grade B32-10 atau bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar JIS G 3101 Class 2. Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang di vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk digunakan. Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari persyaratan JIS G 3101 class 2. Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan special hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum sebesar 150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan akhir (finish) dengan lapisan galvanis ditambah special nylon coating tersebut yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum sebesar 70 mikron. 2.1.2.10 Flange Insulasi Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk menjaga agar bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda. Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang dispesifikasikan untuk pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan insulasi tidak boleh kurang dari 50 megohms sebelum dan sesudah pekt'rjaan pengetesan hidrostatis.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur yang diinsulasi oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi dan pencuci logam. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi petrolatum dengan kuantitas yang cukup untuk digunakan pada semua Flange insula

2.1.3. PENGADAAN PIPA POLIETILENA DAN PERLENGKAPANNYA 2.1.3.1. Umum Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain. Referensi Standar lain yang digunakan adalah : -4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum -6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa Polietilena -4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum -1986 Polyolefin pipes and fittings - Determination of carbon black content by calcinations pyrolysis - Test method and basic spesification - 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene for us in gas pip degree of carbon black dispersion in polyolefin pipes, fittings and compound's - Part 1 : Determination of tensile ic pipe - measurement of dimension -resistance to internal pressure - Test Method - Determination of the melt mass - flow rate (MFR) and melt volume flow rate (MVR) of thermoplastics -1-1994 Thermoplastics pipe - Longitudinal reversion - part 1 : determination methods on - 1999 Standard spesification polyethylene plastics pipe and fittings material - 1998 Double wall polyethylene pipes for water supply 5.1.3.2. Spesifikasi Teknis 1. Ovalitas Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus sesuai dengan kelas N. Kelas N : a. Untuk diameter luar nominal < 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1) mm, dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm. b. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi < 250, toleransi sama dengan 0,02dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm. c. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn, dibulatkan menjadi 0,1 mm. Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik dan pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan untuk penggulungan ulang. 2. Panjang Pipa Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m. Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.

5.1.3.3. Sifat Mekanik 1. Ketahanan Hidrostatik Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana tabel dibawah ini: Tabel 2.12 Ketahanan Hidrostatik Pipa Jenis Bahan Tegangan Uji (Mpa) 100 jam pada 20°C 165 jam1) pada 80°C 1000 jam pada 80°C PE100 12.4 5.5 5.0 PESO 9.0 4.6 4.0 Catatan : Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan. Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dan 165 jam adalah merupakan kegagalan. Jika pengujian dalaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah. Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih sebagaimana tabel dibawah : Tabel 2.13 Ketahanan Hidrostatik Pada Kekuatan Suhu 80°C Kebutuhan Uji Ulang PEE JO PE1 00 Tegangan MPa Waktu Kegagalan Minumum (jam) Tegangan MPa Waktu Kegagalan Minumum (jam) 4.6 165 5.5 165 4.5 219 5.4 233 4.4 283 5.3 332 4.3 394 5.2 476 4.2 533 5.1 688 4.1 727 5.0 1000 4.0 1000 1. Kuat Tarik Nilai kuat tarik minimu harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400 %, bila diuji pada suhu 20°C. 5.1.3.4. Sifat Fisik 1. Stabilitas Panas Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum harus 20 menit jika diuji pada suhu 200°C. Contoh yang diuji supaya diambil dari permukaan sebelah dalam pipa. Nilai Perubahan Arah Panjang Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 % 5.1.3.5. Dimensi Pipa 1. Ketebalan Pipa Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 4829-2005 tentang pipa polietilena untuk air minum 2. Bahan Baku Pipa Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harus merupakan bahan baku yang menyatakan layak digunakan untuk air minum yang dikeluarkan oleh pemasok bahan baku, hal tersebut dibuktikan dengan Certificate Badan Independen BODYCOTE

5.1.3.6. Sambungan Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical Joint. Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR 13,6. Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa dengan diameter 20 - 110 mm. Sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat digunakan untuk semua ukuran pipa. 5.1.3.7. Pengujian Pipa Acuan normatif untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06-25521991 tentang metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum dan SNI 06-4821-1998 tentang metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum. 5.1.3.8. Penandaan Pipa Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :

5.1.4. PENGADAAN PIPA DUCTILE DAN PERLENGKAPANNYA 5.1.4.1. Umum Referensi Standar yang digunakan adalah :

5.1.4.2. Spesifikasi Teknis 1. Ketebalan Dinding Pipa Tabel 5.14 Ketebalan Dinding Pipa Nominal Diameter Ketabalan Dinding Pipa (mm) K = 9 K= 12 K= 14 80 6.0 7.0 8.1 100 6.1 7.2 8.4 150 6.3 7.8 9.1 200 6.4 8.4 9.8 250 6.8 9.0 10.5 300 7.2 9.6 11.2 350 7.7 10.2 11.9 400 8.1 10.8 12.6 450 8.6 11.4 13.3 500 9.0 12.0 14.0 600 9.9 13.2 15.4 700 10.8 14.4 16.8 800 11,0 15.6 18.2 900 12.6 16.8 19.6 1000 13.5 18.0 21.0 1200 15.3 20.4 23.8 1400 17.1 22.8

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 26.6 1600 18.9 25.2 29.4 1800 20.7 27.6 32.2 Nominal Diameter Ketabalan Dinding Pipa (mm) K = 9 K= 12 K= 14 2000 22.5 30.0 35.0 Catalan : K = 9, untuk pipa K = 12, untuk elbows K = 14, untuk tees 2. Panjang Pipa Tabel 2.15 Panjang Pipa Nominal Diameter Panjang Pipa (m) 80 4 - 6 100 4 - 6 150 4 - 6 200 4 - 6 250 4 – 6 300 4 - 6 350 4 - 6 400 4 - 6 450 4 - 6 500 4 - 6 600 4 - 6 700 4 - 6 800 4 – 6 900 4 - 6 1000 4 - 6 1200 4 – 6 1400 4 6 1600 4 – 6 1800 4 – 6 2000 4 - 6 5.1.4.3. Tekanan Hidrostatic Tabel 2.16 Tekanan Hidrostatic Diameter Pipa Fitting DN 80 - DM 300 50 bar 25 bar DN 350 - DN 600 40 bar 16 bar DN 700 - DN 1000 32 bar 10 bar DN 1100 - DN 2000 25 bar 10 bar 5.1.4.4. Sistem Penyambungan Sistem penyambungan pipa ductile, dapat dilakukan dengan cara-cara, sebagai berikut: a. Push on joint b. Mechanical joint c. Locking joint 5.2. PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA 5.2.1 LINGKUP PEKERJAAN Kontraktor harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan bahan serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada, pengujian, penggelontoran (flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi teknis ini. Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan sesuai dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang besangkutan di Indonesia dan menurut peintah Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau daerah sekitarnya disimpan oleh pemilik dan kontraktor akan diijinkan dan menelitinya di kantor proyek. Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar yang digunakan, menggunakan Standar Nasioanal Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur dalam SNI, standar yang digunakan merujuk kepada :

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

AISI : American Iron and Steel Institute ANSI : American National Standards Institute API : American Petrolium Institute ASTM : American Society of Testing Material AWWA : American Water Works Association DIN : Deutsche Institut fur Norming IEC : International Electrotecnical Commision ISO : International for Standardization Organization JIS : Japanese Industrial Standard KIWA : Dutch Institute for the Testing of water supply Material NEMA : National Electrical Manufactures'5 Assosiation PBI71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971 SNI : Standar Nasional Indonesia 5.2.2 PENYERAHAN GAMBAR KERJA DAN GAMBAR PELAKSANAAN Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (as-built) yang digambar dengan skala yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut harus diserahkan selama selama pekerjaan berlangsung maupun setelah penyelesaian pekerjaan. Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan pipa (fitting/accessories) perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve (katup), lubang kontrol (manholes) ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanya harus diperlihatkan dengan adanya pengikatan terhadap muka tanah pada bangunan permanen. 5.2.3 TANDA PAPAN NAMA Kontraktor harus menyediakan memasang dan memelihara sejumlah tanda atau papan narna yang diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Tanda atau papan nama tersebut nama pemilik dan kontraktor; nama proyek; dan juga lokasi yang menunjukan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama pekerjaan dan juga perubahan arus lalu lintas dan sebagainya, semuanya dimaksud sebagai informasi kepada masyarakat luas. Papan nama harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pada saat penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan. 5.2.4 RAMBU-RAMBU LALU LINTAS Dimana yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-rambu (tanda-tanda) untuk keperluan lalu lintas yang dilewati. Rambu-rambu tersebut harus jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Bila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan yang sibuk, kontraktor harus melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari. Biaya yang diperlukan untuk keperluan-keperluan tersebut, diatas harus sudah termasuk dalam kontrak. 5.2.5 SUMBER TENAGA DAN PENERANGAN Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan melakukan pengaturan untuk pemakaian tenaga listrik serta penerangan yang perlu bagi pelaksanaan pekerjaan. Harus tersedia cukup penerangan sehingga semua pekerjaan dapat

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik dilakukan secara wajar bila keadaan kurang cukup sinar matahari atau/pada saat malam hari.

5.2.6 TRASE DAN ELEVASI PIPA 2.2.6.1 Biaya Pemeriksaan Pekerjaan Pemasangan Pipa Instansi yang berwenang atau Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , akan memeriksa trase dan elevasi (ketinggian) jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stoke out) trase tersebut di lapangan. Kontraktor harus membayar sejumlah biaya untuk pemeriksaan dan pernatokan tersebut kepada instansi yang berwenang. 5.2.6.2 Tanggung Jawab Kontraktor Kontraktor harus bertanggungb jawab agar persyaratan dasar untuk pipa induk diletakan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan dengan fitting, valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan. Untuk maksud ini, kontraktor harus diminta membuat patok pekerjaan atau titik referensi atas biaya kontraktor sendiri. 5.2.6.3 Penyimpangan AkibafBangunan Lain Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan mempengaruhi pekerjaan sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan rencana, maka pemilik berhak untuk merubah rencana tersebut. Jika menurut Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan perubahan volume pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor, maka perubahan volume pekerjaan tersebut akan diker'akan sesuai dengan pasal yang berkaitan dengan hal tersebut dalam persyaratan umum. 5.2.6.4 Kedalaman Pipa Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah ditentukan atau sebagaimana diminta Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.2.7 JALAN SEMENTARA 5.2.7.1 Umum Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan kontrak, kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah ini. Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan, jalan sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah tersebut pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi yang diperoleh tersebut, kontraktor harus memulai pengukuran topografi berdasarkan gambar perencanaan dan berada dibawah pengarahan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai berikut: a. Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa tersebut. Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa. Kontraktor harus memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang berwenang atau Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , karena trase mungkin telah Gitetapkan berdasarkan Rencana Tata Kota. b. Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran dinding, pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan bahan untuk membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan. 5.2.7.2 Pembuatan Jalan Sementara Pembuatan jalan sementara apabila menurut Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi diperlukan, harus dilakukan atau diatur dengan baik sebagai berikut: a. Bila tidak ditetapkan lain oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , pengupasan muka tanah yang ada dengan kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengankebutuhan atau sesuai petunjuK Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . b. Tanah bawah jalan (sub srade) terdiri dari lapisan tanah "tanah merah atau yang sejenis sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi " yang dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,5 m. c. Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi dengan kerikil. d. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan minimum tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai selesainya pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut. 5.2.7.3 Pekerjaan Perbaikan Kembali Setelah penyelesaian pemasangan pipa, bila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , jalan sementara tersebut harus dibongkar dan dikembalikan seperti keadaan semula. Semua bahan yang tersisa harus dibuang, lapisan tanah atas harus dikembalikan menutup lokasi pekerjaan semula. Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara memadai, sampai serupa keadaan semula. 5.2.8 PEMBANGUNAN KANTOR SEMENTARA DAN GUDANG MILIK KONTRAKTOR Kontraktor harus menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan digunakan sendiri oleh kontraktor agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan. Kantor sementara digunakan untuk pengelolaan yang baik, membangun dan mengawasi pekerjaan sesuai dengan kontrak dan gudang sementara kontraktor untuk penyimpanan alat, mesin dan bahan lainnya menyangkup mateial penyambung (jointing material). Kontraktor harus menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor dan/atau gudang dan memberi tahu pemilik untuk persetujuannya. Kecuali ditetapkan lain oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara dan gudang tersebut, kontraktor harus menyerahkan desain untuk memperoleh persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.2.8.1. Kantor Sementara Kontraktor Kantor harus memiliki ruangan yang cukup dilengkapi dengan perabot kantor, ruang rapat dan ruangan kerja untuk Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan stafnya. Kontraktor harus menyimpan paling sedikit satu set dokumen kontrak, jadwal pelaksanaan dan data-data

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik terkait dengan kontrak dan gambar kerja dan/atau gambar pelaksanaan. Kantor harus dilengkapi dengan : a. Fasilitas air bersih dan penerangan yang memadai b. Kamar kecil dan tanki septik dengan bidang resapannya 5.2.8.2. Gudang sementara Kontraktor Kontraktor harus mengatur gudang sementara dengan atap yang rnemadai untuk melindunginya dari hujan dan dengan peralatan pengatur sirkulasi udara. Lantai gudang harus bebas dari rembesan air tanah dan sekiling gudang dijaga dari kemungkinan pencurian dan kerusakan selama periode pelaksanaan pembangunan. 5.3. PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI PERMUKAAN 5.3.1. UMUM Dalam bagian ini, kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti pembongkaran; penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembalf; pemilihan bahan untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan; peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara perlindungan lokasi; perbaikan permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi lalu lintas dan pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan yang ada dan lansekap dan semua peralatan kerja sesuai dengan dokumen kontrak dan memungkinkan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi 5.3.2. PEMBERSIHAN DAN PENGUPASAN Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau melakukan pengurugan. Pembersihan dan pengupasan berupa memberihkan akar-akar, tonggak, tumbuhan, perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang perlu disingkirkan secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua itu terdapat di area yang akan digali. Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh kontraktor tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh kontraktor dengan cara. yang baik, kecuali bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula. Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik. 5.3.3. PENGERINGAN (DEWATERING) Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan lainnya dengan cara yang baik. Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi .

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar keruskan harta benda dan gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya. Jika kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi terlebih dahulu. Pemasangan ramburambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah dilihat dan terbaca dengan jelas. 5.3.4. PENGGALIAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE) DAN LUBANG PENGUJIAN (TEST PIT) Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan pant persiapan sehingga lokasi tepat bangunan bawah tanah dapat ditentukan. Kontraktor harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila pecah atau rusak karena kelalainnya. Apabila, menurut pemikiran Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan bangunan bawah tanah yang ada, kontraktor harus melakukan pencarian tersebut atas biayanya sendiri dan menurut petunjuk Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Bila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, kontraktor harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Disamping itu kontraktor harus menggali lubang pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut. Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang cukup di depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat. 5.3.5. PENGGALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN 5.3.5.1. Umum Sebelum penggalian, Kontraktor harus menyingkirkan semua benda permukaan, menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang nantinya mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , semua permukaan yang terkena pekerjaan kontraktor pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik. Setelah perbaikan kembali, ko.itraktor harus memeriksa secara bulanan cekungan yang terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus diperbaiki sampai pada ketinggian semula. 5.3.5.2. Daerah Lansekap / Pertamanan Pada daerah lansekap yang ada, kontraktor harus menyingkirkan semua benda pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman, semak belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama pemasangan jalur pipa, untuk perbaikan kembali daerah tersebut nantinya. Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, kontraktornya sebelumnya

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik harus mendapatkan ijin pohon dan pemilik atau instansi terkait yang memelihaf%nya dan melaoporkannya pada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya kompensasi ditanggung oleh kontraktor sendiri. 5.3.5.3. Daerah Berumput Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada kedalaman terpadatkan yang sama dengan kondisi semula. Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan rusak karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian urugan. Bilamana karena pekerjaan kontraktor, tenah berumput menjadi rusak untuk diletakan kembali seperti semula, kontraktor harus menyediakan dan menempatkan tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk, menyiangi, dan memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru. 5.3.5.4. Daerah Berbatu Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang sesuai untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi mengijinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakan diatas tanah berbatu tersebut. 5.3.5.5. Daerah Persawahan / Perkebunan Untuk pemasangan di daerah persawahan/perkebunan, kontraktor sebelumnya harus mendapatkan ijin dari pemilik. Biaya kompensasi yang diperlukan ditanggung oleh kontraktor sendiri. Bila melewati saluran-saluran air (irigasi), harus diusahakan tidak mengganggu pengairan sawah dan tidak merusak saluran irigasi tersebut. 5.3.5.6. Jalan Batu dan Bahu Jalan Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras harus diganti dengan batu sebaimana telah ditentukan. 5.3.5.7. Jalan yang Diperkeras Perbaikan kembali jalan yang diperkeras hams sebaimana yang diperlihatkan dalam gambar atau sesuai dengan ketentuan dinas pekerjaan umum setempat. 5.3.5.8. Jalur Pejalan Kaki Jalur pejalan kaki harus diganti sebaimana yang diperlihatkan dalam gambar. 5.3.5.9. Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama sedemikian pula permukaannya harus kembali seperti keadaan semula. Semua pemotongan beton harus pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka perlu digunakan alat. pemotong. 5.3.6. PENGGALIAN Bagian berikut yaitu "PENGGALIAN" harus digunakan bagi

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik pekerjaan semua pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa. 5.3.6.1. Umum Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesasian pekerjaan. Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang diperlihatkan dalam gambar rencana ataupun yang diminta oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi sebagai yang tidak sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung dan penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan air, termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan maupun kepemilikan yang berada didekatnya. Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya. Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan lain-lain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan yang ada disekitarnya. 5.3.6.2. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi bangunan, utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada. Di daerah di dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, kontraktor harus melakukan tindakan pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah, gangguan, atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut. Lebih lanjut kontraktor harus menjaga dan memperhatikan pada kemungkinan adanya &ap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ke tanah atau telah terganggu selama penggalian dan pemasangan jalur pipa. 5.3.6.3. Penggalian Tanpa Ijin Kontraktor tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan ketinggian yang ditujukan dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Penggalian tanpa ijin harus diurug kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Bilamana menurut keputusan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , penggalian yang tidak diijinkan tersebut memerlukan penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, kontraktor harus menyediakan dan menempatkan bahan tersebut dengan baik. 5.3.6.4. Galian Terbuka

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 1. Umum Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan pipa sebagaimana yang diijinkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan/atau persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama pekerjaan agar pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien. 2. Lebar Galian Terbuka Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan disambung dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat memberikan kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan penopang lainnya, maupun penanganan khusus lainnya. 3. Lubang Galian Untuk Penyambungan Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi sambungan agar penyambungan dapat dilakukan dengan baik. 4. Panjang Galian Galian terbuka hagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang diijinkan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter didepan perletakan pipa terakhir. Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , penggalian dan pengurugan harus dilakukan dalam 24 jam, atau galian harus diurug penuh di akhir hari kerja setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja yang ditopang dengan cukup aman serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan. 5. Galian Terbuka dan Jarak Pipa Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang menerus dan seragarn dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak terganggu pada setiap titik diantara lubang galian sambungan. Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus diurug kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi sampai pada kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta dipadatkan. Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan tangan (manual). Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm. 6. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang kurang baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi bahan tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus menggali dan menyingkirkan bahan tersebut.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 7. Penopangan dan Penurapan Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian tidak gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga permukaan jalan dan bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap, tetapi jika terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum memasang penopang dan turap, kontraktor harus memberi tahu lokasi galian dengan turap dan penopang beserta dengan jadwal petaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , gatian terbuka diperkerasan sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan dengan penurapan dan penopangan. Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan hati-hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang ada, atau kepemilikan yang berada didekatnya. Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat yang sesuai dengan membasahinya atau cara lain yang diperintahkan. Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat selama pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut sernua turap, penopang dan lainlain, untuk ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah kerusakan bangunan, utilitas dan kepemilikan. Hak Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di fihak Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagaian melaksanakan hak seperti itu tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor terhadap kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga yang diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan sebagai akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah longsor atau bergeraknya tanah. 8. Penimbunan Bahan Galian Kontraktor harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa sehingga tidak terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun jalan nasional. Bahan hasil galian dapat ditimbun di bagian jalan lain dengan syarat menggunakan kotak penampung tanag galian agar tidak menghambat arus lalu lintas. Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang dengan cara yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan jauh dari jalan. Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , kontraktor harus mengangkut bahan galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri. 5.3.7. URUGAN Bagian berikut mengenai "URUGAN" harus untuk semua jenis pekerjaan pemasangan dan penyambungan pipa.

diterapkan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

5.3.7.1. Umum Urugan mencakup menyediakan, menernpatkan dan memadatkan semua bahan untuk mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya. Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa bahan yang tfrpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapf menurut pendapat Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan, kontraktor harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana ditentukan dan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa terpasang, diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.3.7.2. Bahan Urugan Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk urugan ditentukan sebagai berikut: 1. Bahan Terpilih Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar, semak atau tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).

2. Urugan Pasir Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampan, atau bahan lainnya yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dapat ditolak. Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat bahan keseluruhan. 3. Urugan Kerikil Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel yang kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm. Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai/buangan atau bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak boleh mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal. 5.3.7.3. Urugan Pada galian 1. Lapisan Alas Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat atau cara lain yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi pada kepadatan kering maksimum 95%. Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai pengganti pasir pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan untuk dilakukan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 2. Urugan di Bawah Pipa Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik lain yang disetujui, dengan tenaga manusia mulai dari lapisan pasir alas hingga garis tengah pipa, diletakan secara berlapis dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat pada ketebalan kering maksimum 95 %. Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di masing-masing sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus. Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam "Urugan Sampai Permukaan" harus diterapkan bagi pengurugannya.

3. Urugan di Atas Pipa Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman 10 cm diatas pipa baja (steel), galian harus diurug dengan peralatan tangan (manual) atau cara mekanis lainnya yang telah disetujuinya. Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar rencana, dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan ketebalan kering maksimum 95%. Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional atau cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas puncak pipa PVC dan tidak merusak pipa. 4. Urugan Sampai Permukaan Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan, galian harus diurug dengan peralatan tangan (manual) atau yang disetujui, ditempatkan berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan dipadatkan dengan tongkat pemadat untuk mencegah amblasnya permukaan tanah setelah penyelesaian pekerjaan pengurugan. Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual) atau cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa PVC dan tidak merusak pipa 5.3.7.4. PENGUJIAN KEPADATAN Dl LAPANGAN Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian pemadatan dapat dilakukan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , menggunakan prosedur pengujian yang ditetapkan dalam ASTM D-1556. Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan standard compaction test. ASTM D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam zona pipa, dan diatas zona pipa. 5.3.7.5. PERLINDUNGAN TERHADAP LERENG SUNGAI, SALURAN DAN SELOKAN Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna mencegah runtuhnya kemiringan tersebut. Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian "GALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN". Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik topografi daerah sekitarnya. Sebagaimana diputuskan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , pemasangan lapis lindung dilakukan dari bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan. Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan. Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan selokan. Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan batu untuk persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau dengan semen bila disetujui. Area dibawah tapisan batu harus diisi dengan kerikil yang dipadatkan dengan ketebalan 20 cm. Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi memang diperlukan. Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 - 3) m2 pasangan batu. Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.4. KONSTRUKSI BANGUNAN KHUSUS 5.4.1. KONSTRUKSI JEMBATAN PIPA 5.4.1.1. Umum Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya yang diperlukan, diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk pekerjaan konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar dan/atau ditentukan disini. Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan "flexible" dan/atau "fitting" yang, digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi sesuai dengan kondisi lapangan. Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan benar sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik ini. Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan. Kontraktor harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan membantun Pemilik mendapatkan ijin dari Instansi Pemerintah yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini. 5.4.1.2. Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Kontraktor berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi tersebut, harus menyusun jadwal pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang memperlihatkan semua ukuran, rincian pipa, bangunan bawah (abutment), pilar, pancang, pekerjaan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik sementara termasuk penurapan, perancah dan lain-lain, perbaikan kembali atau, membuat lapis lindung (revetment) pada sungai atau saluran dimana diperlukan, termasuk perhitungan yang diperlukan serta menyerahkannya kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk persetujuannya, sebelum memulai pekerjan pembanbunannya. Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh Pemborong dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung pipa di bor. Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa Chlorin per liter. Jika air ini masih mengandung Chlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak mengandung Chlorida yang berlebihan. Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Chlorin setelah periode kontak selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung klorin di atas, Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis dan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi l Tenaga Ahli untuk menggunakannya. 5.4.1.3. Desinfeksi Pipa Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan maka terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada dalam pipa dan rnembersihkan pipa dari kumankuman penyakit dengan larut- an desinfektan. 5.4.1.4. Perancah Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas dan mengecat pipa dan mernbuat pipa dengan aman dan efisien. Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah di lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan, sehingga dapat menopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dan" pelaksanaan pancang. 5.4.1.5. Konstruksi Bangunan Bawah Kontraktor harus menyediakan turap/atau perlengkapan kedap air untuk pembuatan bangunan bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalam kondisi kering dan aman. 5.4.1.6. Pondasi Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan atau yang diperlihatkan dalam gambar. a) Pondasi Langsung Kontraktor harus melakukan pengujiari kapasitas daya dukung tanah di lapangan sebagaimana diminta oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , sesuai dengan standar yang disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar. Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum diperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian yang direncanakan sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi kapasitas daya dukung. Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu. Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi tidak sesuai untuk fondasi, Kontraktor harus menggali lebih dalam lagi di bawah gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . b) Pondasi Pancang Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya. Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa, dan disetujui oleh" Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam bangunan bawah sedalam 10 cm. 2. Pekerjaan Beton Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton". Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 kg/cmf). Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan dengan cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula selama pengecoran beton. 5.4.1.7. Konstruksi Pilar Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton. Berkaitan dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Kontraktor harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran. 5.4.1.8. Konstruksi Bangunan Atas Kontraktor harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton expose dan peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding. 5.4.1.9. Pemasangan Pipa Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa "fittng" dan "coup/ins" sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

1. Anti Lendutan (cambering) Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan pancang bentang di bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk persetujuannya setelah pekerjaan pemasangan pipa. 5.4.1.10. Pendukung Berbentuk Cincin (ring support) "Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap pendukung berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar. "Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung berbentuk cincin yang dapat digeser secara horizontal di bantalan pilar ke surnbu dalam pipa. Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung berbentuk cincin harus dilas merata melingkari pipa baja 5.4.1.11. Pengujian Pengecatan (a) Umum Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi sebagaimana dinyatakan di bawah ini. Setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , semua permukaan bagian dalam (interior), sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat. (b) Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian radiografi hasil pengelasan. Pengujian radiografi harus dilakukan oleh penguji yang mampu, memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup untuk pekerjaan penguijian. Kontraktor harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang dimilikinya untuk persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Semua pelaksanaan pengujian harus dikerjakan dengan dihadiri oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atau Wakilnya. Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104 "Method qf Radiosrafic Test and Classification of (Radiographs)" cara pengujian radiografi dan klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau standar lain yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Hasil pengujian radiografi diklasifikasikan dalam standar sebagai berikut: Tabel 5.17 Hasil Pengujian Radiografi Kelas 1 2

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 3 Tingkatan 1 sampai 4 1 sampai 4 tidak ada tingkatan Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3 dan kelas 2, tingkat 1 sampai 3. Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada yang disebutkan di atas, Kontraktor harus menuelas dan menguji Ulang atas beban biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh diterima oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . (c) Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam Semua pipa baja yang terekpos, "Fitting", sambungan dan pipa yang akan dipendam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan yang dicantumkan dalam butir 2.1.2.3. Lapisan Pelindung Luar Dan Lapisan Pelindung Dalam. 5.4.2. PERLINTASAN DENGAN JALAN KERETA API 5.4.2.1. Umum Perlintasan Jalur Pipa dengan Jalan Kereta Api harus dikerjakan oleh Kontraktor. Goronggorong jalur pipa dan lubang kontrol di kedua sisi jalur jalan kereta api (KA) akan dikerjakan oleh Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA). Kontraktor harus membayar kepada PERUMKA semua biaya yang diperlukan bagi pembangunan tersebut termasuk pajak bila memang dikenakan. Waktu kerja bagi Bangunan Perlintasan dengan jalan Kereta Api sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atau PERUMKA. 5.4.2.2. Pemasangan Pipa Setelah PERUMKA membuat gorong-gorong, Kontraktor hams memasang pipa dan "valve" sesuai dengan butir-butir yang relevan dalam ketentuan ini. Pondasi dan penopang pipa harus disediakan dalam gorong-gorong sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Semua sarnbungan dalam gorong-gorong harus disambung sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan oleh sekeliling pipa yang menembus dinding lubang kontrol hams diisi dengan semen yang tidak mengerut. 5.4.3. PEKERJAAN PENEMBUSAN PIPA (PIPE DRIVING WORK) 5.4.3.1. Umum Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan oleh Pemilik bila pipa induk berdiameter 700 mm atau lebih besar, tetapi bila diameter 600 mm atau tebih kecil, bahan pipa unluk penembusan harus digunakan sebagai selubung (casing) dan harus disediakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus menyediakar tenaga kerja, bahan, perkakas dam peralatan, kecuali yang ditetapkan dalam BAGIAN SYARAT KHUSUS dan keperluan lain guna melaksanakan pekerjaan penembusan pipa sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan/atau ditetapkan di sini. Sebelum pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyelidiki struktur lapisan bawah yang ada, utilitas dan sumur yang berada di sekitar lokasi pekerjaan supaya tidak merusak fasilitas tersebut selama tahap pembangunan. Sebelum, selama dan setelah berjalannya penembusan, Kontraktor harus membuat pengukuran secara mekanis dan mendata ketinggian tanah, permukaan jalan yang ada dan muka air sumur, jika ada, dan harus melakukan penanggulangan yang memadai terhadap penurunan ketinggian tersebut. Bilamana diketahui

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik adanya penurunan ketinggian, Kontraktor harus segera menghentikan pekerjaan penembusan dan hal tersebut segera pula dilaporkan ke Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kerusakan terhadap perkerasan permukaan jalan, struktur lapisan bawah, peralatan dan lainnya yang diakibatkan pekerjaan penembusan harus diperbaiki dan/atau diperbarui olch Kontraktor atas beban biayanya sendiri serta memuaskan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kontraktor harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar sesuai dengan butir penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik. Kontraktor atas biayanya sendiri harus mencek semua ukuran yang diperlihatkan dalam gambar denah dan mensurvai sendiri lokasi pekerjaan. 5.4.3.2. Penyelidikan Tanah Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Kontraktor diijinkan untuk melihat dan memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang memperlihatkan keadaan tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa. Kontraktor harus, bila diminta oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , melakukan pemboran mencakup pengujian penetrasi standar (standard • penetration test) di lubang bor. Konsolidasi dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang didapat dari pengeboran tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya dukung, kuat geser, permeabilitas, nilai banding rongga (void ratio) dan kandungan air. Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5.4.3.3. Gambar Kerja, Perhitungan dan Data yang Berkaitan Lainnya Kontraktor berdasarkan pemeriksaan dan pengujian tanah tersebut, harus menghitung tenaga penembusan (driving power) yang diperlukan. Bila memang diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan sambungan "solvent cement" agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi 5.4.3.4. Tanah Penutup Kedalaman Pipa Ketebalan tanah penutup kedalaman pipa yang ditembus harus mengikuti peraturan setempat. 5.4.3.5. Ruang Penembus (driving pit) Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup bagi pekerja untuk menurunkan, menembuskan dan menyambung pipa secara aman dan efisien dalam ruang tersebut. Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan latu lintas haurus benar-benar dipenuhi oleh Kontraktor. Didasari setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan pompa yang menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan penembusan. Setiap ruang penembusan juga harus memiliki peralatan yang memadai untuk menaruh pipa dan peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil galian: 1. Penurapan dan Penopangan Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik baja (Steel seet pile) harus dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalarn gambar dan sebagaimana ditentukan di sini. Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan luar penopang. Yang dipasang sebelum pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan penopang sebagai pedoman pemancangan guna mencegah turap melintir atau melengkung selama pemancangan Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman tidak kurang dari 8 (delapan) meter. Ukuran dan dimensi penopang baja harus direncanakan sedemikian agar mampu mendukung; tiang turap yang dipancang disisi luarnya. Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang turap dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Walau demikian kerangka tersebut tidak boteh dilaskan ke tiang turap. 2. Pondasi dan Beton Penahan Desakan Setelah dilakukan perataan dan pemasangan pondasi batuan pada permukaan dasar ruang penembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh permukaannya. Kemudian pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E dengan ketebatan 15 cm dan disediakan pula tempat, pengeringan serta penyambungan pipa dengan ukuran sebagaima diperlihatkan dalam gambar dengan lebar 2 meter. Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya dorong secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti ditunjukkan pada gambar. Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan. Kontraktor harus, berdasarkan pada kebutuhan daya dorong, menghitung kekuatan tulangan beton yang diperlukan sehingga mampu mencegah kerusakan atau pecahnya beton dan harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi hasil perhitungan kekuatan dan tata-tetak tulangannya. 3. Ruang Penerima Tembusan (arriving pit) Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga dapat menerima pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi yang tepat serta dapat untuk menyambungkan dengan pipa biasa seperti ditunjukkan pada gambar setelah ujung pipa penembus diangkat. 4. Penembusan Pipa-Pipa Kontraktor harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan Instruksi Pabrik pembuatnya serta persyaratan berikut ini: a. Persiapan Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat penembus tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain sehingga memungkinkan pipa ditembuskan pada bukaan yang dibuat. Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja berketrampilan tinggi.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Setelah pendorongan pipa pertama. ruangan antara pipa dan bukaan turap harus diisi dengan karung pasir atau material lainnya yang disetului oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruangan penembus. b. Pemasangan Ujung Pipa Penembusan dan Bantalan Pendorong (leading pipe) Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana ditunjukkan pada gambar. Bantalan pendorong harus dipasangkan pada pipa penembus sebabai usaha meneruskan gaya dorong secara tersebar dan merata pada seluruh permukaan dan ujung pipa tembus yang didorong. c. Penembusan Kecuali diminta oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan semua terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan geser antara pipa dengan tanah. Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas taksiran kekuatan untuk kondisi tertentu, Kontraktor harus dengan segera menghentikan pekerjaan penembusan pipa dan memberitahukan keadaan ini tanpa menunda, kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi yang akan memberikan petunjuk/pengarahan yang sesuai. Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan, perlu diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut bekerja secara serempak. d. Penyambungan Pipa-Pipa Penembus Setelah pipa didorong masuk sampai panjang tertera hingga perlu penyambungan, penyambungan dengan berikutnya dilakukan di dalam ruang penembus. Penyambungan harus dilakukah sesuai dengan persyaratan dari bab-bab yang telah disebutkan terlebih dahulu sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya dengan cara memuaskan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . e. Pembuangan Tanah dari Dalam Pipa Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang lebih satu meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama pembuangan tanah, perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan kerusakan pada lapisan lindung dalam pipa. f. Survey Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor melakukan pengukuran datar, titik henti dan survai lainnva diperlukan untuk penembusan pipa sehingga berlangsung dengan tepat sesuai jalur dan ketinggian yang diminta. 5. Pengujian Sambungan Segera dan sedapat rnungkin setelah panjang jalur pipa diminta telah tembus tertanam sesuai dengan rencana, Kontraktor harus segera melakukan uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini. Bila kebocoran teijadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada pengujian, Kontraktor harus memperbaharui dengan biaya menjadi tanggungannya hingga memuaskan Direksi Pekerjaan dan Konsultan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Supervisi . 6. Pemasangan Pipa-Pipa Setelah menyelesaikan pekerjaan penembusan dan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kontraktor harus melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut sebagaimana pada gambar yang diserahkan Kontraktor: hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan langsung sebagai bagian dari jalur pipa utama dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipa-pipa lain seperti Ductile Cost Iron Pipe, pipa baja dan PVC yang lebih kecil dipasang kedalam selubung tersebut. 1. Pemasangan Pipa Ductile Cast Iron Pipa harus disambungkan dengan penyambung ditunjukkan pada gambar. Semua bagian pipa yang menanjak termasuk "bend" atau "fitting" harus dilindungi dengan selimut beton bertulang dengan cara yang sama seperti blok-blok penahan tekanan untul "blend" vertikal. Penyambungan dari pipa-pipa harus dilaksanakan sebagaimana diatur pada butir sebelumnya. 2. Pemasangan Pipa Baja atau PVC a) Penyambungan Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan penyambungannya di dalam ruang penembus seperti yang diatur pada bab sebelumnya dan di dorong masuk ke dalam selubung dengan peralatan dan cara yang memadai serta hatihati. b) Pengujian Sambungan Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Kontraktor harus melaksanakan uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi. Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan pada waktu pengujian, Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti atas tanggungan biaya sendiri hingga memenuhi syarat. c) Perlindungan dengan Beton Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk "bend" atau 'fitting" harus dilindungi dengan selimut beton bertulang sebagaimana layaknya pembuatan blok beton penahan tekanan untuk "bend" vertikal. Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya. d) Penyelubungan dengan Beton Rongga-rongga yang terbentuk antara pipa selubung dengan pipa-pipa yang dimasukkan ke dalamnya harus diiisi dengan beton tumbuk (kelas E) memakai pompa beton. Ukuran maksimum batuan untuk beton kelas E sebesar 25mm. 7. Pengurugan Ruang Penembus Sebelurn memulai pengurugan ruang penembus dan ruang penerima, beton penahan desakan, bila diminta oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , harus dibuang dari ruang-ruang tersebut. Setelah pekerjaan penembusan dan penyambungan pipa sebagaimana dimaksudkan telah selesai dilapisi dengan lapisan pelindung luar dan lapisan pelindung dalam pada setiap sambungan pipa baja seperti dijelaskan dimuka, serta Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi menyetujui untuk keperluan tersebut, Kontraktor harus mengurug ruang-ruang yang dimaksud.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecan dari dasar hingga ke dasar selubung beton. Material timbunan harus dipadatkan setiap ketebalan 15 cm dengan menggunakan pemadat tangan atau peralatan yang oisetujui. Bagian selanjutnya, diatas timbunan pasir atau batu pecah hingga sampai pada permukaan awal harus diurug dengan material terpilih sesuai dengan persyaratan pada butir yang sesuai dengan spesifikasi ini. 5.4.4. PERLETAKAN PIPA DIBAWAH AIR 5.4.4.1. Penyelam Setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan dalam air, Kontraktor harus menyediakan biaya bagi penyelam-penyelam Bilamana diperlukan berdasarkan instruksi Kontraktor atau Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalam dan Kontraktor harus menyediakan peralatan keamanan, dan bila perlu termasuk " pipe locator" (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah air. Kontraktor harus mengikuti peraturan yang berlaku dalam mempekerjakan penyelam. 5.4.4.2. Survey dan Penyelidikan Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus melakukan survey antara lain : 1) Kedalaman sungai rata-rata. 2) Perbedaan muka air pada saat pasang. 3) Kecepatan arus sungai. 4) Penyelidikan tanah di sungai 5.4.4.3. Persiapan Pekerjaan Bawah Air Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan bawah air. Kontraktor harus mempersiapkan antaralain: Mengajukan usulan metoda kerja. Mengatur dan merangkai perpipaan yang akan dipasang. Mengatur lalu lintas sungai bila ada. Mengurus perijinan untuk memulai kerja kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.4.4.4. Tegangan Tarik (Tensile Stress) Dalam mengajukan usulan metoda kerja, Kontraktor harus memperhitungkan tegangan tank maksimum yang diijinkan pada setiap tempat di dinding pipa, pada setiap saat setama pekerjaan penempatan pipa sehubungan dengan pembelokan, penarikan, beban tanah, beban luar (eksternal) lainnya, tekanan internal dan lain-lain tidak lebih dan 20 kg/mm2. 5.4.4.5. Penempatan Pipa Urutan pelaksanaan pekerjaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh Kontraktor, adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan survey pra pengerukan sebelum pelaksanaan pengerukan dimulai. Memonitor progres, pekerjaan selama pengerukan 2) Melaksanakan survey setelah pengerukan untuk memastikan bahwa. profile pant, yang diinginkan telah dicapai. 3) Sebaiknya melaksanakan survey pra penempatan, sebelum penempatan pipa pada parit yang telah dibuat. Bila perpipaan langsung ditempatkan setelah pengerukan selesai, survey setelah pengerukan bersamaan dengan survey pra penarikan pipa.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 4) Memonitor pekerjaan penempatan pipa, untuk memastikan posisi perpipaan clan penempatan head. 5) Melaksanakan survey setelah penempatan fas built survey 1), untuk memastikan posisi perpipaan. 6) Bila penimbunan diperlukan, memonitor, penimbunan parit kembali terutama bila terjadi sesuatu. 7) Melaksanakan survey setelah penimbunan (as built survey 2), untuk memastikan penimbunan parit dengan kerikil dan lempung telah dilaksanakan dengan baik. 8) Bila perlu, dapat dilakukan survey-survey lain atas perrnintaan Engineer 5.4.4.6. Pengujian Setelah Penempatan Pipa Setelah penempatan pipa, perlu dilakukan pengujian sebagai berikut: 1) Pengujian Tekanan Hidrolis, sesuai dengan pemasangan pipa biasa. 2) Pengujian Kalibrasi, yaitu untuk memastikan internal diameter di sepanjang pipa, tidak lebih dari 5 persen kurang lebihnya daripada nominal internal diameter di setiap tempat. 5.5. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA 5.5.1. UMUM 5.5.1.1. Lingkup Pekerjaan Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa dan penyambungan, dengan cara yang memuaskan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dengan spesifikasi ini dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja. 5.5.1.2. Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya Perhatian perlu diberikan datam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut setama pengangkutan, penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pada pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi harus diperbaiki hingga memuaskan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atas beban biaya kontraktor. Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut. Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik. Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga memuaskan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal perkakas dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus memberi kompensasi kepada pemilik. 5.5.2. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA BAJA (STEEL) 5.5.2.1. Umum Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve. Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan rekomendasi pabrik. Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan penopang tidak diperlihatkan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik dalam gambar kerja. Bagian dalam semua pipa, dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran disepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari kerja. Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alignment akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei. Pipa, valve, dan fitting harus dipeiksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang harus diberi tanda secara permanen; disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik. Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil. Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakan kedalam galian dan didalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan "coupling". Jika kontraktor mengusulkan menggunakan "Heat shinkable sleeves" untuk lapisan pelindung sambungan daripada "Heat shinkable sleeves", "sleeves" tersebut perlu dipasang pada pipa sebelum diletakan. Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk "Heat - shinkable sleeves" atau "Sleeves", harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan.

5.5.2.2. Pemasangan Pipa 1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian Peralatan Perkakas, dan fasilitas Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi yang memuaskan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi harus disediakan dan digunakan oleh komperator untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa "fitting", dan "valve" harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu, dengan batasan diameter memakai "crane", Derek, tali, atau dengan mesin, perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam (Linning). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian. Jika kerusakan terjadi pada pipa "valve" atau perlengkapan dapa saat penanganannya, harus segera dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi akan menentukan perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut, 2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan Semua pipa "Fitting" harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan, pada saat di atas galian sesaat sebelum

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik dipasang pada posisi akhir. Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau "Fitting" yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk perneriksaan oteh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya. 3. Pembersihan Pipa dan "Fitting" Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang. Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profH pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa. 4. Perletakan Pipa Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur. Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa. Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan. Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5. Pemotongan Pipa Pemotongan pipa untuk menyisipkan "Tee", "Bend" atau "Valve" atau tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa. Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa. Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi. Tidak boleh ada "Fitting" seperti "Bend", "Tee", dan "flange dan spigot" dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.5.2.3. Penyambungan dengan Pengelasan di Lapangan 1. Umum Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuai dengan persyaratan yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini. (a) Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures' Association (WSP)

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik (b) Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam agar mernungkinkan pengelasan sebagaimana diminta. Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang diiakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pengelasan yang diminta oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi harus diuji dengan cara pengujian yang dicantumkan dalam "4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN DI LAPANGAN" dalam 9.2.4 atau cara yang diterima oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setitap sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain. Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan. 2. Juru Las (Welder) Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan untuk persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh bada berwenang. 3. Batang Las dan Mesin Las Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau yang memiliki kuat tank yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa. Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang ya**g hydrogennya rendah (low hydrogenous rod). Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 4. Penyiapan Ujung Pipa Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar. Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi .

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

5.

Pengelasan Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding). Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan. "Fitting" tidak boleh dipotong di lapangan. Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.. Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan, tumpang tindih dan ketidakrataan.

5.5.2.4. Pengujian Tanpa Merusak Pada Pengelasan di Lapangan. 1. Umum Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di lapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan perwarna (dye penetrant test). Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen yang memiliki sertifikat dari badan yang berwenang. Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa yang diusulkan beserta pengalanriannya, bersama dengan kualifikasi kepala pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan. Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atau wakilnya, kecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab dalarn mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan. Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan di lapangan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 2. Pemeriksaan Secara Amatan (visual inspection) Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Kontraktor harus mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

h dan kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.

Tabel 2.18 Pengelasan Alur dan Kedua Ketebalan Dinding (mm) Maximum Reinforcement (mm) 12,1 atau lebih kecil 3,2 Lebih besar dari 12,7 4,8

3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan harus memenuhi rekomendasi pabrik. Adanya retakan dan/atau lubang hams diperbaiki dan diuji ulang atas biaya kontraktor sendiri. Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang independen 5.5.3. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA POLY VINILCHLORIDE 5.5.3.1. Umum Singkatan "Pefice" yang digunakan dalam spesifikasi dalam dokumen ataupun gambar berarti poly vinil cloride. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, "valve dan Fitting". Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peraltan harus sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.5.3.2. Pemasangan Pipa 1. Penurunan Pipa Kedalaman Galian Perkakas, peralatan yang baik, dan fasrtitas yang memenuhi syarat harus disediakan dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan. Semua Pipa, "Fitting, dan Valve" harus diturunkan kedalam galian satu persatu dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan Pipa, valve dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau ssudah pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan dan kerusakan. Ujung "Spigot" harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak selama penanganannya. Pipa atau "Fitting" rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 3. Pembersihan Pipa dan "Fitting" Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus dsingkirkan dari "be//", ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa dipasang bagian dalam "bell" harus diseka sampai bersih, kering dan bebas dari lemak. Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran. findakan pengahan harus berupa pengguna kain pembersih selama pemasangan dan penyurnbatan kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari. 4. Pemasangan Pipa Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam garnbar dan sesuai dengan jadual perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menernpatkan pipa ke posisinya alignment dan gradien akhir harus dicek dengan peraltan survey. Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak boleh ada sampan, perkakas, kain, atau benda lainnya yang diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa. Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus diletakkan ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang benar. Pipa harus dimantapkan di tempatya dengan bahan urugan yang dipadatkan merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan. Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Khususnya pada musim hujan, kontraktor harus melakukan tindakan untuk mencegah air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung 5. Pemotongan Pipa Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus dilakukan tegak lurus terhadap surnbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik. Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong resong (Beviled) dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik tersebut. Ujung potongan serong harus sarna denan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus sesuai denga rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus dibuat diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa. 5.5.3.3. Jenis Sambungan Pipa Polyvinil Cloride yang dipakai dalam Proyek, sebagai berikut: a. "Push-On Rabering" yang dipakai untuk pipa diameter 50 mm - 300 mm b. Sambungan "Solvencement", yang dipakai untuk pipa diameter 20 mm - 40 mm Semua bahan pelicin (lubricon) untuk sambungan "Push-On Raubbering" dan "Solvencement" untuk sambungan "Solvencement" untuk PVC harus disediakan oleh kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan untuk Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi 1. Penyambungan pipa dengan sambungan "Push-On Rubbering" "Socket" dan "Spigot" pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum cincing karet (rubbering) dipasang ditempatnya. "Spigot" kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah disetujui dan pipa ditekan masuk ke "Socket". Penekanan pipa "Socket" harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa yang sedang dipasang. Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus dibuganakan untuk mensegah kemungkinan terjadinya kerusakan "Socket" tersebut pada mana batang tersebut ditekan. Tidak boleh ada ganjal dibawah pipa dan pipa harus terletak merata diatas bahan alasnya (Badding material). Bila diperlukan sekali untuk pembelokkan pipa dengan sambungan "Push-on" agar membentuk lengkungan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 2. Penyambungan Pipa Dengan Sambungan "Solvencement" "Socket" dan "spigot" pipa, harus dibersihkan dengan seksama sebelum ujung spigot dilumuri "Solvencement" yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . "Solvencement' dalam jumlah yang mencuki dilumurkan secara merata diujung "Spigot". Penekanan "Spigot" yang telah diberi "Solvencement" ke "Socket" tersebut harus dilakukan engan hati-hati. Konraktor agar melakukan dengan hati-hati supaya tidak menyebabkan kerusakan pada pipa yang baru dipasang. Pipa yang baru selesai disambung dengan "Solvencement", tidak boleh digeser/dipindahkan ataupun dibat lengkung. Bila memang diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan sambungan "Solvencement" agar membentuk cengkungan dengan jari-jari panjang, besarnya belokan harus seuai dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.5.4. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA "POLYETHYLINE"

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 5.5.4.1. Umum Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, Pipa 'POLYETHYLINE" disingkat dengan nama "PE" termasuk jenis thermoplastik. Untuk air minum spesifikasi pipanya adalah PE 50 yang diproduksi dari jenis HOPE atau MDPE. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa "Valve" dan "Fittins". Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.5.4.2. Pemasangan Pipa 1. Penurunan Pipa Kedalam Galian Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memuaskan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi harus disediakan dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan kelancaran pekerjaan. Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam galiannya dapat dengan 2 cara, baik dilepas dulu dari gulungannya baru diturunkan atau diturunkan dulu kedalam galian dalam bentuk roll baru dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk batang. Semua pipa, "Fitting" dan "Valve" harus diturunkan kedalam galian satu persatu, dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa, "Fitting", "Valve" atau perlengkapan lain dalam penangannannya kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut. 2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan. Pipa, "Valve" dan "Fitting" harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat pemasangannya. Ahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah pemasangan pada kedududkan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan dan kerusakan. Pipa atau "Fitting" yang rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 3. Penyambungan Pipa Jenis sambungan pipa Polyetheline adalah sebagai berikut: a. Sambungan mekanis : -join: sambungan plastik, injection (20 mrn-63 mm) imulded, tipe push-in dengan 0-ring dan ulir b. Welding (heat fusion) : - 250 mm) - 125 m) c. Electro welding (25 mm - 125 mm)

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 1. Penyambungan Dengan Sambungan Mekanis Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur penekannya dikencangkan. Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya penyambunganpenyambungan yang biasa dilakukan. 2. Penyambungan Pipa dengan Welding (Heat fusion) dibersihkan dan diratakan dengan pengetap. Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua permukaan pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik. Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu. Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin-klem dapat dibuka. k luru dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang sudah ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket sambungan ke dalam spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan kedalam socket sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin. -mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan dengan cairan pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sudle dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan sambung segera pipa dengan sudle tersebut dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat. Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat yang biasanya sudah ada pada sambungannya. 3. Penyambungan dengan Elektro Welding Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan yang harus sama dengan tegangan dan spesifikasi sambungan yang ditentukan oleh produsen sambungan tersebut. Mula-mula kedga permukaan yang akan disarnbung harus dubersihkan dengan cairan pembersih.Sambung pipa dengan sambungan yang akan dilas. Kemudian kabel dari kontrol box disarnbung kedalam sambungan yang tersedia. Hidupkan kontrol box dan secara otomatis akan berhenti sendiri bila proses penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam akan keluar dari lubang indikator pada sambungan. 5.5.5. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA DUCTILE CAST IRON 5.5.5.1. Umum Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik pekakas dan peralatan untuk menangani dan mernasang pipa dan valve. Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas dan juga peralatan harus sesuai dengan rekomendasi pabrik. Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua celah/lubang yang ada pada setiap akhir hari kerja. Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyamen akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survey. Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang harus diberi tanda secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik. 5.5.5.2. Pemasangan Pipa 1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi harus disediakan dan digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian. 2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara teliti dan retak dan kerusakan lainnya pada saat benda berada diatas galian sebelum saat pemasangan dalam posisi akhir. Ujung spigot harus diperiksa dengan teliti karena daerah ini merupakan yang paling mudah mengalami kerusakan dalam penanganan. Pipa atau fitting yang rusak harus diletakan terpisah untuk diperiksa oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi yang akan menetapkan perbaikan yang diperlukan atau menoaknya. 3. Pembersihan Pipa dan Fitting Semua gumpalam, gelembung udara, dan kelebihan lapisan pelindung harus disingkirkan dari bell dan ujung spigot setiap pipa dan sebelum pipa dipasang bagian luar ujung spigot dan bagian dalam bell harus diseka bersih, kering dan bebas minyak atau lemak. 4. Pemasangan Pipa Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa saat dipasang dalam jalurnya. Selama pemasangan berlangsung, benda, perkakas, kain atau bahan lainnya tidak boleh diletakan dalam pipa. Pada saat batangan pipa diletakan kedalam galian, ujung spigot harus ditempatkan pada lingkaran bell dan ditekan masuk serta diatur pada jalur yang benar. Pipa dimantapkan pada tempatnya dengan bahan urugan yang telah disetujui yang kemudian dipadatkan kecuali pada bagian bell. Langkah pencegahan harus dilakukan guna mencegah tanah atau bahan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik lainnya masuk kedalam ruang sambungan. Pada saat tidak dilakukan pemasangan pipa, bukaan pada ujung pipa harus ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5. Pemotongan Pipa Pemotongan pipa guna menyisipkan tee, bend atau valve ataupun untuk tujuan lain harus dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara yang rapi dan tenaga terlatih tanpa menimbulkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya serta menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang sesuai terhadap sumbu pipa. 5.5.5.3. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Mechanical Penyambungan pipa yang ditentukan berikut ini hanya memperlihatkan penerapannya secara umum. Untuk rincian pekerjaan penyambungan, kontraktor harus memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti perintah Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Semua pipa yang ditentukan dalam bagian ini, mencakup pipa fitting dari jenis sambungan yang sama/sejenis. 1. Pemasangan Perlengkapan Di bagian luar spigot dan di bagian dalam bell jenis pipa dengan sambungan mekanik (mechanical joint) ini harus dibersihkan dengan kain yang bersih agar bebas dari kotoran. Bis - tekan (sland) dan cincin karet ductile iron selanjutnya disisipkan diujung spigot dengan bibir bis-tekan menghadap kearah ujung bell atau socket. 2. Pembautan Sambungan Seluruh bagian pipa harus ditekan/didorong masuk guna menempatkan ujung spigot pada bell. Cincin karet sedemikian harus ditekan keposisinya dalam bell, perhatian perlu diberikan untuk menempatkan cincin karet secara merata disekeliling sambungan. Bis-tekan ductile iron harus digeser sepanjang pipa sampai pada posisi untuk pembautan, semua baut dimasukan dan sekrup diputar dengan tangan. Semua sekrup dikencangkan dengan kunci puntir (wrench) yang sesuai. Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat harus dikencangkan bergantian agar diperoleh tekanan yang seimbang diseluruh bis-tekan. Akhirnya semua sekrup harus dikencangkan dengan kunci puntir dan pastikan bahwa semua sekrup telah dikencangkan dengan puntiran (torque) yang telah ditentukan. Puntiran baut bagi setiap ukuran baut harus sesuai dengan standar pabriknya tetapi secara umum adalah sebagai berikut: Tabel 5.19 Pembautan Sambungan Ukuran Sekrup (mm) Diameter Nominal Pipa (mm) Standar Momen Puntir (kg-m) 16 20 24 30 75 100-600 700 - 800 900 atau lebih besar 6 10 14 20 3. Sudut Belokan yang diperbolehkan untuk Pipa dengan Sambungan Mekanik Bilamana diperlukan untuk membelokan pipa dengan sambungan mekanik agar supaya membentuk lengkungan berjari-jari panjang, besarnya penyimpangan harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi .

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 5.5.5.4. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Push On 1. Pemasangan Jenis sambungan push on diterapkan untuk pipa diameter 300 mm dan yang lebih kecil dan dengan memakai jenis sambungan mekanik dimana pipa lurus dan fitting atau fittingnya itu sendiri disambungkan. Pemasangan dan penyambungan pipa sambungan push on dengan fitting harus dilakukan dengan bahan pelicin (lubricant) yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kontraktor harus menyerahkan katalog dan data teknis serta contoh kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi sebelum menggunakan bahan pelicin tersebut dalarn pekerjaannya dalam waktu yang cukup bagi Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi untuk memeriksanya terlebih dahulu. Bagi semua sambungan antara fitting dan pipa lurus, atau fittingnya sendiri harus harus digunakan sambungan mekanik kecuali untuk sambungan lainnya dimana Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi menerima dan menyetujuinya. Ujung spigot yang terpotong dari suatu pipa lurus tidak boleh dicoba-disambungkan dengan socket jenis sambungan push on. Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell pipa jenis push on harus dibersihkan dengan kain bersih agar bebas dari kotoran. Setelah melumuri zat pelicin yang telah disetujui disekeliling spigot, cincin karet harus dilepas dari ujung spigot pipa dan memasangnya ditempat yang telah ditunjukan oleh pabrik. Penyisipan socket kedalam spigot harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Setelah penyisipan tersebut, kedalaman antara socket dan cincin karet sekelilingnya harus diperiksa dengan alat yang sesuai. Jika kedalaman yang diperiksa tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik, dan jika cincin karet terpelintir dalam socket, pipa yang telah tersambung harus dilepas dan pemasangan pipa harus diulangi lagi. Cincin karet yang mengalami kerusakan atau deformasi/transformasi tidak boleh digunakan untuk pekerjaan penyambungan dan harus dikembalikan kepada pemilik dengan diberi tanda yang jelas dan catatan yang memberitahukan keadaan kerusakan tersebut. Pipa yang telah tersambung harus dipisahkan/dilepas dengan hati-hati dengan alat yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi serta tidak dilakukan dengan kasar. 2. Sudut Belokan yang diperbolehkan untuk Pipa dengan Sambungan Push On Bilamana diperlukan membetokan pipa sambungan push on agar membentuk belokan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 3. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Flens (flanged) Setelah membersihkan seluruh permukaan flens bahan sambungan harus dikencangkan dengan kunci puntir yang sesuai. Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat satu sama lain harus dikencangkan bergantian agar diperoleh tekanan yang merata

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik diseluruh permukaan flens. Semua baut dan mur untuk flens harus dilumuri gemuk (grease) dengan merata. Semua mur benar-benar dikencangkan dengan puntiran yang telah ditentukan menggunakan kunci puntir sebagaimana yang diperlihatkan berikut ini : Tabel 5.20 Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Flens Ukuran Baut (mm) Diameter Nominal Pipa (mm) Standar Momen Puntir (kg-m) 16 20 22 24 30 36 42 48 75 - 200 200 - 300 350 - 400 450 - 600 700 - 1200 1350-1800 2000 - 2400 2600 6 9 12 18 33 50 58 70 4. Penyambungan dengan Sambungan Penahan (restraint joint) 1. Umum Kontraktor harus memasang sambungan penahan untuk pipa jenis sambungan mekanik dan fitting sebagaimana ditentukan atau diperlihatkan dalam gambar untuk mencegah kemungkinan pipa dan fitting lepas dari sambungan akibat dorongan (thrust) atau pergerakan (movements) 2. Pemasangan Pemasangan sambungan penahan, kecuali diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi harus sesuai dengan petunjuk pabrik. Pipa yang berdekatan dikedua ujung fitting seperti tee, cross, bend dan reducer pada umumnya harus disambung tanpa pemotongan sehingga tidak mengurangi pengarah sambungan penahan. Kontraktor harus mengukur sambungan dengan pipa guna memastikan kebutuhan diatas. Tambahan sambungan penahan harus dipasang pada sambungan dengan fitting tersebut bila pipa dipotong untuk penyesuaiannya atau untuk menjaga alinyamen pada fitting tersebut sesuai perintah Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Jumlah set sambungan penahan untuk berbagai macam fitting yang akan dipasang, kecuati diperlihatkan lain datam gambar harus sebagai berikut tetapi tidak terbatas pada : Tee ..........3 set untuk semua ukuran Tee pada socket dan ujung spigot dan brach's socket end. Reducer ....2 set untuk semua ukuran reducer pada socket dan ujung spigot Bend ........2 set untuk ukuran berikut ini dan sudut belokan pada socket dan ujung spigot. o Semua ukuran bend dengan sudut betokan 90 derajat dan AS derajat o Bend dengan diameter 200 mm dan yang lebih besar mempunyai sudut belokan 22 Yi derajat o Bend dengan diameter 300 mm dan yang lebih besar mempunyai sudut belokan 11 V* derajat. Blow off ...1 set untuk semua ukuran blow off branch pada ujung cabang socket Sambungan penahan pada collar, bell dan flanges dan flange clan spigot harus dipasang hanya bila memang diperintahkan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kontraktor harus memasang semua tambahan sambungan penahan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atas biaya kontraktor sendiri.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 5. Pemasangan Sambungan Flexibel dan Coupling 1. Umum Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Ujung flange atau coupling sambungan tersebut harus dibersihkan sebelum pemasangan. Semua ujung flange harur dipasang dan dikencangkan sebagaimana telah ditentukan. Penyambungan coupling harus sesuai dengan petunjuk pabrik. 2. Sambungan Flexible Semua sambungan flexible harus dipasang dibawah tanah untuk penyambungan pipa yang terpendam dan pipa yang terbungkus dalam bangunan beton. Tekukan, kontraksi, ekspansi ataupun transformasi lainnya pada sambungan tersebut harus dihindari sebelum pemasangan. Perhatian perlu diperhatikan selama transportasi, penurunan dan pemasangan guna menghindari kemungkinan terjadinya transformasi yang disebutkan tadi pada sambungan flexible. Oleh karenanya, kontraktor tidak boleh melepas rusuk (ribs), pelindung atau perlengkapan lain yang disertakan pada sarnbungan sebebelum pekerjaan penyambungan selesai. 3.

Sleeve Coupling Semua sleeve coupling harus dipasang dan memberi jarak bersih 3,0 cm atau sesuai standar pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan oleh sambunean tersebut.

5.5.6. PEMASANGAN GALVANIZED IRON PIPE 5.5.6.1. Umum Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti Gavanized Iron Pipe. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan fitting. Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi .

5.5.6.2. Pemasangan Pipa 1. Penurunan Pipa Ke Dalam Galian Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi harus disediakan dan digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhaoap bahan lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian. 2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan pada saat berada diatas bagian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir. Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling fnudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi yang menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 3. Pembersihan Pipa dan Fitting Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih, dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang. Bila ada profit pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa. 4. Perletakan Pipa Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam pipa pada saat pipa ditetakan pada jalur. Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa. Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke sambungan. Setiap saat bial pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5. Pemotongan Pipa Pemotongan pipa untuk menyisipkan "Tee", "Bend" atau "Valve" atau tujuan lainnya, harus dilakukan dengan mesin potony yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa. Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu pipa. Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi. Tidak boleh ada "fitting" seperti "Bend", "Tee", dan "flange dan spigot" dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada kontraktor dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.5.6.3. Penyambungan Pipa Galvanized Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok seperti yang ditentukan sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujung pipa harus dibersihkan dari kotorankotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nanas dan baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan diputar sampai kencang betul. 5.5.6.4. Penyambungan Dengan Pengelasan 1. Umum Pengelasan pipa salvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang ditentukan berikut irii. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalarn spesifikasi ini, mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini. a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures' Association (WSP)

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta. Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain. Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan 2. Juru Las (welder) Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan untuk persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. 3. Batang Las dan Mesin Las Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau yang memiliki kuat tank yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa. Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod) dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod). Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam J1S C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 4. Penyiapan Ujung Pipa Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , alur tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar. Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.

Pengelasan Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding). Bila pipa akan dipotong di laangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan. "Fitting" tidak boleh dipotong di lapangan. Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus menerus

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa. Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan an^in. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Permukaan hasil pengelasan harus seragam. tanpa ada sempalan yang berlebihan, tumpang tindih dan ketidak rataan. 5.5.6.5. Pengujian Tanpa Merusak pada Pipa dengan Sambungan Pengelasan di Lapangan. 1. Umum Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di lapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye penetrant test). Pengujian harus dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa yang independen yang memiliki sertifikat dari badan yang berwenang. Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai lembaga pemeriksa yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kontraktor harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan. Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atau wakilnya, kecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan. Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Laporan harus berisi analisa dan pengujian, film, rekaman fotografi dan sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 (lima) copy kepada Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 2. Pemeriksaan dengan Pengamatan Mata (visual inspection) Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan berikut ini dapat rnenyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Kontraktor harus mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri. man 1 mm atau lebih kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.

Tabel 5.21 Pemeriksaan dengan Pengamatan Mata Ketebalan Dinding (mm) Maximum Reinforcement (mm) 12,1 atau lebih kecil 3,2 Lebih besar dari 12,7

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 4,8

3. Uji Cairan Panembus Dengan Warna Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan harus memenuhi rekomendasi pabrik. Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya kontraktor sendiri. Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan pengelasan kontraktor dapat diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang independen. 5.5.7. LAPISAN PELINDUNG LUAR (PROTECTIVE COATING) DAN LAPISAN PELINDUNG DALAM (LINNING) 5.5.7.1. Umum. Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungari .pipa baja dan "fitting" termasuk "coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan dalam spesifikasi ini. Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang menghasilkan produksi bahan tersebut dalam jumlah besar. Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oteh Pemilik, harus disediakan/diberikan terlebih dahutu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan akan dfpilih oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.5.7.2. Pelapisan Pipa Baja dan "Fitting" 1. Pipa Baja yang Terekspos Seluruh permukaan pipa baja dan "fitting" yang terekspos udara, harus diberi tiga lapisan cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik, dan dilakukan setelah pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan tersebut. Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut harus diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pelapisan tersebut harus dilakukan sesuai dengan urutan sebagai berikut: 5 microns. microns. -masing 20 microns. Lapisan pertama harus memenuhi "JIS K5622, Red-Lead Anticorrosive Paint. Class 2" atau "JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2" atau yang setara. Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika dimungkinkan haruslah produk dari pabrik yang sama sebagaimana pula lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik. Produk tersebut haruslah produk terdaftar. Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana ditentukan untuk pipa dan "fitting". 2. Pipa Baja yang Terendam Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan dipendam, dalam proyek terdiri dari : 1) "Head-Shrinkable Sleeve" atau

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik "Sheet System" (untuk sambungan dengan pengelasan) 2) "Epoxy Limns" atau "Coal Tor Epoxy Lining System" (untuk "Sleeve Coupling'), dan 3) Petrolatum Corrosin Protective Tope S- Nsteni" (untuk sambungan expansi) (expansion joints). Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tak dapat dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan mengikuti sebagaimana yang ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik. (a) "Head-Shrinkoble Sleeve" atau "Sheet" Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah tanah harus dilindungi dengan "Head-shrinkable sleeve" atau "sheet". Bahan tersebut akan disediakan oleh Pemilik. Kontraktor dalam melakukan pekerjaan pemasangan, harus dibawah petunjuk instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan tersebut. Nama pemasok bahan akan diberitahukan kepada Kontraktor oleh Pemitik, dan semua biaya bagi penugasan Instruktur tersebut menjadi beban Kontraktor. 1) "Head-Shrinkoble Sleeve": Pemasangan "Sleeve" Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah sleeve yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai, dan disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. "Sleeve" tersebut harus berada di ternpat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan. Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah pengelasan harus disingkirkaa dengan alat pembersih yang memadai, dan setiap permukaan pipa yang akan ditutup dengan "sleeve" harus dihaluskan terlebih dahulu. Pemanasan Pendahuluan pada Pipa Area yang akan ditutupi dengan "wrapping", harus dipanasi dahulu dengan pembakar (burner) sampai kurang lebih 60 derajat, dan "wrapping" harus diletakkan ditempatnya untuk menutupi daerah sambungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari "wrapping". Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih besar dari 50 mm. Pemanasan dan Pengerutan "Sleeve" Pemanasan "sleeve" harus dilakukan dengan pembakar yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi dan dilakukan mulai dari bagian tengah "sleeve". Udara yang berada di antara "sleeve" dan pipa, harus disingkirkan seluruh secara perlahan dan pasti. Pengerutan akan berlanjut secara merata, sampai sifat adhesive "sleeve" timbul. 2) "Head- Shrinkage Sheet" Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa Penanganan komponen terdahulu (a) dan 1) "Head-Shrinkabte Sleeve". kata "Sleeve" harus dibaca "sheet", Pemanasan Pendahuluan Pipa Bagian yang akan ditutup dengan "sheet", harus

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik dipanaskan dahulu dengan pembakar sampai kurang lebih 60 derajat. Panjang tumpang tindih antara petapisan dari pabrik dan pelapisan di lapangan harus lebih darl 50 mm, dan tumpang tindih untuk "sheet" itu sendiri harus lebih dari 100 mm. Pemanasan dan Pengerutan "Sheet" Setelah melakukan "sheet" pada pipa, "sheet" tersebut harus dikerutkan dengan pembakar, secara merata, dan udara yang berada diantara " sheet" dan pipa harus disingkirkan seluruhnya secara perlahan tapi pasti. Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari "sheet". (b) Pelapisan"Epoxy" atau Pelapisan "Coat Tor Epoxy" "Sleeve coupling" yang disediakan oleh Pemilik haurs dilindungi dengan bahan khusus. Kontraktor harus menangani bahan tersebut dengan sangat hati-hati jangan sampai merusak ataupun menggores permukaan bahan pelapis. Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada permukaan lapisan pelindung "sleeve coupling" harus diberi lapisan kembali sebagaimana berikut ini. Semua biaya bagi bahan pelapisan "epoxy"' atau pelapisan "coal tar epoxy", tenaga kerja, peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan pelapisan tersebut untuk persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 1) Pelapisan "Epoxy" - Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer. - Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat. 2) Pelapisan "Coal Tar Epoxy" - Satu (1) lapisan "epoxy primer', - Dua (2) lapisan "epoxy finish coat" (c) Pipa Pelindung Korosi "Petrolatum" Semua sambungan "expansion" harus dilindungi dengan pelindung korosi "petrolatum" Bahan harus disediakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pemasangan di bawah pengawasan instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan. Kontraktor harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan tersebut dengan data pengalaman instruktur yang akan clitugaskan oleh pabrik, untuk persetujuan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pembungkusan pita petindung oleh bahan tersebut, harus dilanjutkan ke bagian beton tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi "petrolatum" harus dibersihkan. Karat, kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus disingkirkan seluruhnya dari permukaan yang akan dilapisi. Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus ditutup dengan pasta. Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi (fifter) sampai permukaan rata dan halus. Pasta tersebut dan bahan pengisi harus produk yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung korosi "petrolatum". Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan tegangan yang cukup agar cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mrn permukaan pita harus ditekan dengan tangan agar dapat mengikatnya dengan baik dan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik rnantap. Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor harus menyediakan pita yang sama atau setara yang disetujui Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atas biaya Kontraktor sendiri. 5.6. PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI 5.6.1. UMUM Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini. Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta biok-blok penahan (thrus block permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor. Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli. Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor. Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi atau wakilnya. 5.6.2. UJI TEKAN Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada saat pengujian. 5.6.2.1. Batasan Tekanan Pengujian tekanan harus sebagai berikut: 1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama pengujian 2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan 3. Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam 4. Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian 5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau hidran. Catatan : Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah melebihi tekanan yang diijinkan 6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau katup buter fly. 5.6.2.2. Tekanan Udara Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik dengan air perlahan-lahan dan ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran. 5.6.2.3. Pelepasan Udara Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik. 5.6.2.4. Pemeriksaan Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik. 5.6.3. UJI KEBOCORAN Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan 5.6.3.1. Definisi Kebocoran Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan. 5.6.3.2. Kebocoran yang diijinkan Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang ditentukan dalam persamaan berikut: 133200 PSD L dalam feet D : Diameter pipa nominal, dalam inch P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau gauge Dalam satuan metrik 2816 PSD L dalam meter D : Diameter pipa nominal, dalam inch P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi 1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukan pada tabel 11. 2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran sebesar 0,0012 It/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan 3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

pesifikasi Teknis Jaringan Pemanfaatan Air Baku Lumbung Air Baku Sukodono I - 73 Tabel 5.22 Bocoran yang diijinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa Tekanan uji rata-rata psi (bar) Diameter Normal Pipa (inch) 3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24 30 36 42 48 54 450(31) 0,48 0,64 0,95 1,27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00 400 (28) 0,45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11 350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58 300(21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02 275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5,98 6.72 250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41 225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03 200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73 275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36 150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3,86 4.41 4.97 125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53 100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05 - Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang diijinkan akan merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa - Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785 5.6.3.3. Penerimaan Hasil Pemasangan Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila pada suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang disyaratkan pada butir 10.3.3., kontraktor akan menentukan lokasi kebocoran dan melakukan perbaikan seperlunya sampai kebocoran sesuai persyaratan yang diijinkan, dan atas biaya sendiri. Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki. 5.6.4. PENGGELONTORAN PIPA Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biava Kontraktor dan Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan Penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang (drainase branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan cabang pembuang akan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , walaupun hasil pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh Direksi

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 5.6.5. DESINFEKSI Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi , semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yana ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . 1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine. 2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan. 3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter, harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam. Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab Kontraktor, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor. Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di bawah pengarahan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi . Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan. 5.7. POMPA SUBMERSIBLE Pompa yang diperlukan adalah pompa submersible untuk air keruh (type non clogging) yang dilengkapi dengan panel pompa dan kabel power. Pompa akan dipasang tegak (vertical) pada bak penampung air yang akan dialirkan langsung ke jaringan irigasi, sistem panel pompa dengan tipe VSD yang dilengkapi soft starter dan inverter yang sesuai dengan daya pompa terpasang. Syarat Teknis untuk Pompa 1. Bahan / Material Pompa Bahan / material pompa terbuat dari : 1. Impeller : 2. Rumah Pompa : 2. Pompa Sewage 1. Head. Min 2. Debit. Min 3. Daya Putaran Pompa Max 4. Diameter Outlet Pompa. Min 5. Minimal Partikel yang terhisap 6. Efisiensi Pompa pada Duty Min 3. Motor Listrik Pompa 1. Phase 2. Voltage 3. Frekuensi

Cast Iron / Stainless Steel Cast Iron / Stainless Steel

: : : : : :

18 m 80 l/s 1500 RPM 100mm 80mm 71%

: : :

3 Phase 400 V 50 Hz

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 4. 5.

Daya Pompa : Factor (cos phi 100% load), : min 6. Insulation Class : 7. Bahan Casing Motor : 8. Auto Coupling : 9. Starting Method : Mempunyai Built in Thermal Sensor Mempunyai built in moisture protection

22 kW 0.9 Class F Cast Iron Cast Iron Variable Speed

Syarat Teknis Kontrol Panel Pompa Panel selain sebagai sarana untuk menghidupkan dan mematikan pompa melalui tombol manual star-stop Juga harus berfungsi sebagai alat kontrol yang berupa relay, lampu indikasi, meter penunjuk tegangan, ampere, kwh meter, hour meter dan pengaman pompa dari beban lebih, kesalahan phase, kehilangan phasa, dry running. Semua Display harus dengan digital. Panel Pompa yang diminta harus ada rekomendasi dari Pabrik pompa yang ditawarkan dan disertakan juga gambar panel dan gambar Wire Diagram ( di lampiri rekomendasi dari pabrik pompa ). Spesifikasi Panel Kontrol Daya

: Maksimal 22 Kw.

Tegangan

: 380 V, 3 phase.

Frekuensi

: 50 Hz.

Metode SPEED

Starting:

VARIABLE

Spesifikasi Variable Speed Drive 1. Memiliki proteksi thermal motor yang terintegrasi di inverter. Bisa tersambung dengan PTC. 2. Potensiometer digital terintegrasi. 3. Dapat mengatur akselerasi motor pompa pada saat menghidupkan dan deselerasi motor pompa saat mematikan pompa / slow start/stop. 4. Memiliki sistem logika yang bisa diprogram. 5. Memiliki hour meter terintegrasi di inverter. 6. Memiliki pengukuran KWH. 7. Mempunyai built-in EMC Filter. 8. Dapat disetting lebih dari satu akselerasi dan deselerasi. 9. Memiliki Trip Log(catatan mengenai Trip-Trip yang pernah terjadi) 10. Dapat mengkalibrasi spesifikasi motor terpasang secara otomatis untuk menghindari kesalahan. 11. Fungsi Dry Run, inverter dapat mendeteksi secara otomatis apabila input kekurangan air, atau saat akan terjadi kavitasi berdasarkan

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

pengukuran motor tanpa membutuhkan sensor tekanan air di input pompa. 12. Pressure Loss Control, inverter dengan pressure transmitter dapat mendeteksi apabila terjadi kebocoran atau penurunan tekanan air secara tidak wajar, walau pun debit air input normal. 13. Pipe Fill Control, inverter dengan pressure transmitter dapat mendeteksi kepenuhan air di dalam pipa, sehingga dapat menghindari potensi water hammer baik untuk tekanan balik maupun pada saat tekanan awal pompa. 14. Ada Sleep and Wake Up mode, apabila tekanan dalam pipa stabil dan mencukupi dalam kurun waktu tertentu, pompa akan dimatikan secara otomatis, sampai tekanan kerja kurang dari yang dibutuhkan lalu akan menyala secara otomatis, tidak hanya mengurangi putaran pompa. 15. Dapat memonitor performance pompa dan mengirimkan data log via email secara otomatis via internet. 16. VSD dapat mengatur jam kerja beberapa pompa yang bekerja dalam sistem yang sama supaya jam kerja antar pompa dapat terus sesuai. Komponen-komponen Panel ( standar PLN yang berlaku ): • • • • •

No Fuse Breaker (NFB) / Miniatur Circuit Breaker (MCB) Contactor RCP Current Assimetry protection Sensor dry running yang dipasang pada casing untuk mencegah pompa beroperasi saat tidak ada air yang merupakan salah satu penyebab utama kerusakan pada pompa yang bisa terjadi misalnya penyumbatan pada pipa inlet, reservoir tidak ada air, dll. Sistem kerja sensor dengan cara memonitor karakteristik dari pendinginan dalam pompa, jika terjadi pendinginan yang lambat karena ketidak tersediaan air rnaka pompa akan otomatis berhenti. • Terminal BIok • Timer • Box Panel tebal minimal 2 mm powder coating Ral 7032 • Pilot Lamp • Ampere meter / Volt meter Digital dan Hour Meter • Selector volt • Selector switch  Pressure Transmitter • Push button (ON/OFF) • Motor Protection (MP) : Temperatur ; Voltage ; Breaker ; water Level.

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

Purna Jual dan Garansi Penyedia barang dapat menunjukkan surat keagenan resmi dari pabrik pendukung (Surat ATPM) untuk Pompa. Penyedia melampirkan surat Jaminan dari pabrikan untuk layanan purna jual dan ketersediaan suku cadang selama 10 ( sepuluh ) tahun serta garansi selama 2 (dua) tahun/4000 jam pada dokumen penawaran terhitung sejak pompa dipasang, untuk kerusakan yang disebabkan karena konstruksi / kelalaian dari pabrik dan semua biaya akan ditanggung oleh Penyedia barang. Setiap pompa dan motor harus dilengkapi test sertifikat pabrik termasuk kurva yang menunjukkan : head versus debit, daya versus debit dan effesiensi versus debit.

Uji Coba 1. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan. semua testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa /mengetahui apakah seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik dengan memenuhi syarat. Penyedia Barang harus melakukan uji coba pompa sesuai dengan debit rencana pemompaan dengan interval waktu 2 (dua) jam operasi dilakukan terhadap ; • Debit pemompaan • Ampere • Voltage • Frequensi 2. Kontraktor harus mendidik operator yang menangani instalasi ini, sehingga mengetahui betul tentang operasi dari perbaikan ringan dari instalasi tersebut. • Tenaga operator disediakan oleh Pemberi Tugas. 3. Semua biaya, tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan seperti tersebut di atas merupakan tanggung jawab kontraktor termasuk peralatan khusus yang perlu untuk di testing dari seluruh sistem ini seperti dianjurkan oleh pabrik, harus disediakan oleh Kontraktor. Dokumen yang harus dilampirkan. Dokumen yang harus dilampirkan pada dokumen penawaran: 1. Copy sertifikat SNI atau ISO 9001, 14001, 18001 2. Memiliki service centre di Pulau Jawa yang memiliki tenaga terampil bersertifikat ketrampilan dari pabrikan bagi tenaga ahli ATPM yang ditunjuk 3. Data sheet pompa submersible tipe sewage

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik 4. Brosur asli dari pabrikan 5. Copy surat tanda pendaftaran sebagai agen tunggal yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia 6. Surat pernyataan (bermaterai) dari pabrikan/agen tunggal yang menyatakan bahwa yang ditawarkan dalam keadaan 100% baru, bukan rekondisi maupun rebuilt. 7. Memiliki dan melampirkan copy sertifikat mutu ISO 9001, 14001 dan 18001 Perusahaan Pendukung, ATPM Pompa Submersible. 8. Melampirkan surat pernyataan kesediaan untuk melaksanakan perbaikan dan penggantian suku cadang apabila terjadi kerusakan pada pompa submersible dan panel pompa dalam waktu 2 x 24 jam. 9. Melampirkan surat pernyataan (bermaterai) tentang adanya Surat Keaslian Barang/COO (Certifikat Of Origin) 10. Melampirkan surat pernyataan kesediaan bahwa selama masa garansi pemeliharaan bebas biaya sparepart, biaya service termasuk akomodasi teknisi kapanpun diperlukan. Surat kesediaan melampirkan hasil pumping test dari pabrikan.

5.8. Pekerjaan Pembangkit Tenaga Listrik a. Genset kapasitas 30 Kva Untuk pembangkit tenaga listrik digunakan mesin genset kapasitas 30 Kva, type silent, dengan spesifikasi sebagai berikut : - Voltage / Phase / Frequency : 380 / 3 PHASE / 50 HZ - Rate Power : 30 Kva - Max Power : 24 Kw - Apporo x L x W x H ( mm ) : 1770 x 710 x 1350 - Weight : 590 Garansi Penyedia barang dapat menunjukkan surat keagenan resmi dari pabrik pendukung (Surat ATPM) untuk Pompa. Penyedia melampirkan surat Jaminan dari pabrikan untuk layanan purna jual dan ketersediaan suku cadang selama 10 ( sepuluh ) tahun serta garansi selama 2 (dua) tahun pada dokumen penawaran terhitung sejak pompa dipasang, untuk kerusakan yang disebabkan karena konstruksi / kelalaian dari pabrik dan semua biaya akan ditanggung oleh Penyedia barang. b. Rumah Genset Untuk faktor keamanan mesin genset dibuat rumah genset. Spesifikasi rumah genset : -

Atap Lisplank Dinding / tembok Ventilasi Ring, sloof Pondasi

: : : : : :

Asbes gelombang Asbes batu bata jeruji besi beton k 175 batu kali + Cakar ayam (pondasi titik) beton k 175

Spesifikasi Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Sukodono di Kabupaten Gresik

- Lantai - Halaman - Pagar

: beton : paving. : pagar BRC tinggi 1,5 m

B. Keterangan Gambar Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain : 1. Peta Lokasi 2. Lay out 3. Potongan memanjang 4. Potongan melintang 5. Detail-detail konstruksi

2.30

0.40 0.80 0.15 Manhole Plat Baja 80 x 80 cm

2.30

0.15

1.20

0.80 0.15

0.16 ± 40.00

1.80

2.00 OUTLET 0.15 0.18 0.15

0.15 0.18 0.15

WASH OUT

± 40.00

± 39.00

± 39.00

± 39.00

0.15 0.18 0.15

0.60 0.32

0.90

0.32

1.20

0.32

1.90

0.90

0.15

0.15

0.60

1.00

1.00

± 39.00

0.18 0.15 0.15

0.15 0.30 0.15

0.00

OVER FLOW

0.20

0.18 0.15 0.15

0.30 0.10

0.78 0.20

0.35

OVER FLOW

Manhole Plat Baja 80 x 80 cm 0.16

0.13

1.20

2.00

0.40 0.15

0.32

0.32

0.90

0.32

1.20 1.90

0.32

0.90

0.64

POTONGAN 2-2

POTONGAN 1-1

skala 1 : 80

skala 1 : 80

4.60 1.15

0.80

0.15

2.00

0.15 0.80

0.20 0.15

2

1.15

2.30

0.15 0.80

0.20 0.15

0.20 0.15

1.15

± 40.00

INLET

5.10

2.80 OUTLET 2.00

PROVINSI : JAWA TIMUR

0.15

1

1.15

WASH OUT

0.20 0.15 0.15 0.80 0.80

± 39.00

2.50

1.55

OVER FLOW

REVIEW EMBUNG SUKODONO KABUPATEN GRESIK TAHAP II JUDUL GAMBAR : KABUPATEN :

4

3

KAB. GRESIK

DENAH DAN POTONGAN 1-1, 2-2 No. Lembar

DENAH

Ketua Tim

Ir. Agus Hadi Rukminto

Direktur

Ir. Hadi Santoso, MT.

: 169

No. Register : 169 Tanggal

No. Kontrak : HK0203-BS.02/2016-07

Di Periksa

Direksi Pekerjaan

Ambar Puspitasari, ST, MDM

Di Setujui

PPK Perencanaan dan Program

Rifki Maulana, ST

AMANDEMEN I HK0203-BS.02/AMD-1/2016-07

4.60

3'

0.15

0.80

0.10

1.00

± 0.00

1.15

4'

DENAH STRUKTUR RESERVOIR skala 1 : 80

2.30 1.20

± 0.00

0.15

0.20 0.15 0.15 0.80 0.80

1'

0.15

Manhole Plat Baja 80 x 80 cm

2.80

Ø 10 - 150

0.15

2.00

Ø 10 - 150

0.20 0.15

1.00

0.15 0.80

1.15

2.00

0.20 0.15

1.15

5.10

2'

0.80

2.30

0.15 0.80

0.20 0.15

1.55

1.15

0.20 0.15

0.43

0.15 0.15 0.38

2.00 2.00

0.15 0.15 0.38

3.05 4.60

0.43

0.20 0.15

POTONGAN 1'-1' skala 1 : 80

PROVINSI : JAWA TIMUR

REVIEW EMBUNG SUKODONO KABUPATEN GRESIK TAHAP II JUDUL GAMBAR : KABUPATEN :

DENAH STRUKTUR RESERVOIR DAN POTONGAN 1'-1' No. Lembar Ketua Tim

Ir. Agus Hadi Rukminto

Direktur

Ir. Hadi Santoso, MT.

KAB. GRESIK

: 171

No. Register : 171 Tanggal

No. Kontrak : HK0203-BS.02/2016-07

Di Periksa

Direksi Pekerjaan

Ambar Puspitasari, ST, MDM

Di Setujui

PPK Perencanaan dan Program

Rifki Maulana, ST

AMANDEMEN I HK0203-BS.02/AMD-1/2016-07

+42.00

+40.00

0.70

1.00

0.70

+39.00

+40.00

1.00

+41.00

+38.00

0.50

0.50 +39.00

+37.00

+38.00

+36.00

+37.00

+35.00

+36.00

+34.00

10.00

JARAK (m)

10.00

P4 +40.00

+41.00

+39.00 1.00

0.70

+42.00

+38.00

0.50

+39.00

0.50

+37.00

+38.00

+36.00

+37.00

+35.00

+36.00

+34.00

10.00

JARAK (m)

10.00

P5 +40.00

+39.00

+39.00 1.00

0.70

+40.00

+37.00 +36.00

+36.00

+35.00

+35.00

+34.00

+34.00

10.00

JARAK (m)

39.036

ELEVASI TANAH ASLI

10.00

39.141

39.245

39.394

39.161

Bid.persamaan + 33.00 38.983

Bid.persamaan + 33.00 ELEVASI TANAH ASLI

0.50

+38.00

0.50

+37.00

1.00

P1

+38.00

38.855

39.023

ELEVASI TANAH ASLI

10.00

0.70

10.00

JARAK (m)

39.130

40.375

40.245

Bid.persamaan + 33.00 40.108

Bid.persamaan + 35.00 ELEVASI TANAH ASLI

1.00

B.SK.Te 0 P 0

+40.00

38.720

38.910

ELEVASI TANAH ASLI

10.00

0.70

10.00

JARAK (m)

39.070

40.478

40.581

ELEVASI TANAH ASLI

Bid.persamaan + 33.00 40.700

Bid.persamaan + 35.00

10.00

JARAK (m)

10.00

P2

P6

+40.00

AS Saluran Pipa 1.00

0.70

+39.00 +38.00

Muka Tanah Asli

0.50

Timbunan tanah Kembali

+37.00 +36.00

0.70

+35.00

JARAK (m)

1:0.3

1.00 10.00

0

38.420

38.642

38.876

ELEVASI TANAH ASLI

1:0.3

+34.00

Bid.persamaan + 33.00

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0 m

PROVINSI :

10.00

P3

0.50

JAWA TIMUR

Pipa HDPE Ø 0.30 m

REVIEW EMBUNG SUKODONO KABUPATEN GRESIK TAHAP II JUDUL GAMBAR : KABUPATEN :

POTONGAN MELINTANG B.SK.Te 0 - 6 P0 - P6

DETAIL PEMASANGAN PIPA

No. Lembar

KAB. GRESIK

: 212

No. Register : 212 Tanggal

No. Kontrak : HK0203-BS.02/2016-07 AMANDEMEN I HK0203-BS.02/AMD-1/2016-07

+42.00

+41.00

+40.00

+39.00

+38.00

+37.00

+36.00

+35.00

+34.00

+33.00

+32.00

+31.00

+30.00

+29.00

+28.00

+27.00

+26.00

P40

ELEVASI TANAH ASL PADA AS JALUR PIPA

40.581

40.245

39.161

38.642

38.910

39.023

39.141

39.225

39.024

38.701

38.455

38.268

37.969

38.644

39.028

39.064

38.136

37.430

37.204

37.155

37.271

36.767

37.310

37.022

36.765

36.434

37.271

37.303

37.487

37.528

37.498

37.917

38.352

38.423

38.422

38.380

38.354

37.742

37.274

36.695

35.707

ELEVASI PIPA BAGIAN ATAS

38.461

37.942

38.210

38.323

38.441

38.525

38.324

38.001

37.755

37.568

37.469

37.944

38.328

38.364

37.436

36.730

36.504

36.455

36.571

36.367

36.610

36.322

36.065

35.934

36.571

36.603

36.787

36.828

36.798

37.217

37.652

37.723

37.722

37.680

37.654

37.042

36.574

35.995

35.007

50.00

2050.00

P39

50.00

2000.00

P38

50.00

1950.00

P37

50.00

1900.00

P36

50.00

1850.00

P35

50.00

1800.00

P34

50.00

1750.00

P33

50.00

1700.00

P32

50.00

1650.00

P.31

50.00

1600.00

P30

50.00

1550.00

P29

50.00

39.545

50.00

39.881

50.00

1500.00

P26 B.SK. Te 1 P27 P28

50.00

1450.00

P25

50.00

1400.00

P24

50.00

1350.00

P23

50.00

1300.00

P22

50.00

1250.00

P21

50.00

1200.00

P20

50.00

1150.00

P19

50.00

1100.00

P18

50.00

1050.00

P17

50.00

900.00

P16

50.00

1000.00

P15

50.00

850.00

P14

50.00

800.00

P13

50.00

750.00

P12

50.00

700.00

P11

50.00

650.00

P10

50.00

600.00

P9

50.00

550.00

P8

50.00

500.00

P7

50.00

450.00

P6

50.00

400.00

P5

50.00

350.00

P4

50.00

300.00

P3

50.00

250.00

P2

50.00

200.00

P1

50.00

150.00

B.SK.Te 0 P 0

100.00

JARAK PROFIL / JARAK LANGSUNG

50.00

NOMOR PROFIL

+ 25.00 m.

0.00

BIDANG PERSAMAAN :

B.SK Te P.0 - P.40

PROVINSI : JAWA TIMUR

REVIEW EMBUNG SUKODONO KABUPATEN GRESIK TAHAP II JUDUL GAMBAR :

POTONGAN MEMANJANG B. SK. Te 0 - 5 P0 - P40

KABUPATEN :

No. Lembar

SKALA VERTIKAL

:

SKALA HORISONTAL :

0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0 m

0

100

200

300

400

500 m

KAB. GRESIK

: 209

No. Register : 209 Tanggal

No. Kontrak : HK0203-BS.02/2016-07 AMANDEMEN I HK0203-BS.02/AMD-1/2016-07

+40.00

+39.00

+38.00

+37.00

+36.00

+35.00

+34.00

+33.00

+32.00

+31.00

+30.00

+29.00

+28.00

+27.00

+26.00

+25.00

+24.00

+23.00

+22.00

+21.00

29.818 29.118

4100.00

30.754 30.054

4050.00

31.616 30.916

4000.00

33.601 32.901

3900.00

34.905 33.905

3850.00

35.812 34.312

3800.00

31.814 29.814

3750.00

29.188 28.488

3700.00

31.332 30.632

3650.00

32.689 31.989

3600.00

32.398 31.698

3550.00

30.579

3500.00

P80

50.00

29.879

3450.00

P79

50.00

29.650

3400.00

P78

50.00

28.950

3350.00

P77

50.00

28.969

50.00

28.269

3300.00

50.00

28.448

3250.00

3200.00

3150.00

3100.00

3050.00

3000.00

2950.00

P74 B.SK.Ka 5 P75 P76

50.00

27.748

34.808

P73

50.00

27.919

35.508

35.518

P72

50.00

27.219

36.218

35.645

P71

50.00

28.291

36.345

35.683

P70

50.00

27.591

36.383

34.991

P69

50.00

30.208

35.691

33.600

50.00

29.508

34.300

31.828

50.00

31.919

32.528

30.183

P66 B.SK.Ka 5 P67 P68

50.00

31.219

30.883

29.820

P65

50.00

32.724

30.520

29.964

P64

50.00

32.024

30.664

30.176

P63

50.00

32.878

30.876

30.775

P62

50.00

32.178

31.475

31.311

P61

50.00

33.994

32.011

32.054

P60

50.00

33.294

32.754

33.438

2900.00

34.138

ELEVASI PIPA BAGIAN ATAS

P59

50.00

35.266

ELEVASI TANAH ASL PADA AS JALUR PIPA

P58

50.00

34.566

P57

50.00

34.194

2850.00

P56

50.00

34.829

50.00

33.494

50.00

2800.00

P53 B.SK.Te 4 P54 P55

50.00

2750.00

P52

50.00

2700.00

P51

50.00

2650.00

P50

50.00

2600.00

P49

50.00

2550.00

P48

50.00

2500.00

P47

50.00

2450.00

P46

50.00

2400.00

P45

50.00

2350.00

P44

50.00

2300.00

P43

50.00

2250.00

P42

50.00

2200.00

P41

34.129

JARAK PROFIL / JARAK LANGSUNG

2150.00

NOMOR PROFIL

+ 20.00 m.

2100.00

BIDANG PERSAMAAN :

B.SK Te P.41 - P.80

PROVINSI : JAWA TIMUR

REVIEW EMBUNG SUKODONO KABUPATEN GRESIK TAHAP II JUDUL GAMBAR : KABUPATEN :

POTONGAN MEMANJANG B. SK. Te 0 - 5 P41 - P80 No. Lembar

SKALA VERTIKAL

:

SKALA HORISONTAL :

0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0 m

0

100

200

300

400

500 m

KAB. GRESIK

: 210

No. Register : 210 Tanggal

No. Kontrak : HK0203-BS.02/2016-07 AMANDEMEN I HK0203-BS.02/AMD-1/2016-07

+28.00

+27.00

+26.00

+25.00

+24.00

+23.00

+22.00

+21.00

+20.00

+19.00

+18.00

+17.00

+16.00

+15.00

+14.00

+13.00

+12.00

+11.00

ELEVASI TANAH ASL PADA AS JALUR PIPA

19.839

18.747

17.742

17.368

17.137

ELEVASI PIPA BAGIAN ATAS

19.139

18.047

17.042

16.668

16.437

4834.00

P95

20.224

34.00

19.524

4800.00

P94

20.584

50.00

19.884

4750.00

P93

50.00

20.866

4700.00

P92

50.00

20.166

4650.00

P91

21.921

50.00

21.221

4600.00

P90

50.00

23.226

4550.00

P89

21.926

50.00

22.727

4500.00

P88

22.027

50.00

22.896

4450.00

P87

22.196

50.00

23.543

4400.00

P86

50.00

22.843

50.00

24.914

50.00

4350.00

P83 B.SK.Te 5 P84 P85

27.358

50.00

4300.00

P82

24.214

50.00

4250.00

P81

26.658

JARAK PROFIL / JARAK LANGSUNG

4200.00

NOMOR PROFIL

+ 10.00 m.

4150.00

BIDANG PERSAMAAN :

B.SK Te P.81 - P.95

PROVINSI : JAWA TIMUR

REVIEW EMBUNG SUKODONO KABUPATEN GRESIK TAHAP II JUDUL GAMBAR : KABUPATEN :

POTONGAN MEMANJANG B. SK. Te 0 - 5 P81 - P95 No. Lembar

SKALA VERTIKAL

:

SKALA HORISONTAL :

0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0 m

0

100

200

300

400

500 m

KAB. GRESIK

: 211

No. Register : 211 Tanggal

No. Kontrak : HK0203-BS.02/2016-07 AMANDEMEN I HK0203-BS.02/AMD-1/2016-07

SKEMA JARINGAN IRIGASI SUKODONO KIRI Ruas : PSSW 2 A = 15,37 Ha Q = 1,28 lt/dt L = 864,43 m

Ruas : PSS 1 A = 62,27 Ha Q = 5,17 lt/dt L = 905,14 m

B.SW.2

SW.1.Ki

10,39 Ha 0,86 lt/dt

15,37 Ha 1,28 lt/dt

36,51 Ha 3,03 lt/dt

SK.Ki.4.Ki

SK.Ki.2.Ki

PIPA INDUK SUKODONO KIRI (PISK)

14,14 Ha 1,17 lt/dt

Ruas : PISKi 2 A = 896,37 Ha B.SK.Ki.1Q = 74,37 lt/dt L = 132,46 m

Ruas : PISKi 3 A = 786,21 Ha B.SK.Ki.2 Q = 65,22 lt/dt L = 235,76 m

201,83

Ruas : PISKi 4 A = 690,90 Ha Q = 57,36 lt/dt L = 431,25 m

SK.Ki.2.Ka

36,57 Ha 3,19 lt/dt

SK.Ki.3 32,09 Ha 2,67 lt/dt

29,96 Ha 2,49 lt/dt

SK.Ki.2.1 Ki 35,05 Ha 2,91 lt/dt

B.SK.Ki.2.1

B.SK.Ki.3.1

SK.Ki.2.1.Ka 31,01 Ha 2,58 lt/dt

SK.Ki.3.1 Ki 32,93 Ha 2,73 lt/dt

SK.Ki.3.1.Ka

8,95 Ha

SK.Ki.5.1.Ka

B.WO.1

30,02 Ha 2,49 lt/dt

SK.Ki.5.1.Ki

SK.Ki.5.1.Te 31,34 Ha 2,60 lt/dt

38,84 Ha 3,23 lt/dt

Ruas : PSWO.2 Ruas : PSWO.3 A = 264,58 Ha A = 241,94 Ha Q = 21,97 lt/dt B.WO.2Q = 20,09 lt/dt L = 502,79 m L = 812,98 m

WO.3.Ka

WO.1

WO.2

33,41 Ha 2,77 lt/dt

22,64 Ha 1,88 lt/dt

29,60 Ha 2.46 lt/dt

PT.1.Ka

Bangunan Bagi Sadap Bangunan Sadap Saluran Primer

Saluran Sekunder

Ruas : PSPT.2 A = 96,01 Ha Q = 7,97 lt/dt L = 630,51 m

Saluran Tersier

PT.2.Ki Nama Petak Debit Rencana (lt/dt)

71,64 Ha 5,95 lt/dt

Ruas : PSWO.4 A = 39,89 Ha Q = 3,31 lt/dt B.WO.4 L = 428,69 m

B.WO.3

27,28 Ha 2,27 lt/dt

Bangunan Bagi

18,10 Ha 1,51 lt/dt

B.SK.Ki.5.1

Ruas : PSPT.1 A = 157,38 Ha Q = 13,07 lt/dt L = 651,12 m

LEGENDA :

B.SK.Ki.8

SK.Ki.8.Ka

Ruas : PSSK.Ki.5.1 A = 128,67 Ha Q = 10,69 lt/dt L = 1153,14 m

Ruas : PSWO.1 A = 297,99 Ha Q = 24,74 lt/dt L = 602,81 m

58,49 Ha 4,86 lt/dt

30,29 Ha 2,52 lt/dt

SK.Ki.7.Ka

0,74 lt/dt

SK.Ki.8.Ki 42,06 Ha 3,49 lt/dt

Ruas : PISK.Ki.8 A = 60,16 Ha Q = 5,00 lt/dt L = 473,23 m B.SK.Ki.7

Ruas : PISK.Ki.7 A = 111,73 Ha Q = 9,28 lt/dt L = 377,91 m B.SK.Ki.6

SK.Ki.5.Ka

47,59 Ha 3,95 lt/dt

Ruas : PSSK.Ki.3.1 A = 63,22 Ha Q = 5,25 lt/dt L = 702,36 m

SK.Ki.7.Ki 21,55 Ha 1,79 lt/dt

25,70 Ha 2,13 lt/dt

Ruas : PISKi 6 A = 137,43 Ha Q= 11,41 lt/dt L = 230,90 m B.SK.Ki.5

SK.Ki4.Ka

Ruas : PSSK.Ki.2.1 A = 66,06 Ha Q = 5,49 lt/dt L = 502,02 m

SK.Ki.6

32,31 Ha 2,68 lt/dt

Ruas : PISKi 5 A = 307,36 Ha Q = 25,52 lt/dt L = 1321,47 m B.SK.Ki.4

B.SK.Ki.3 SK.Ki.1

SK.Ki.5.Ki

37,96 Ha 3,15 lt/dt

PIPA SEKUNDER PETUNG (PSPT)

Ruas : PISKi 1 A = 995,29 Ha Q = 82,66 lt/dt L = 201,83 m

SW.1.Ka

B.SW.2

PIPA SEKUNDER WOTAN

EMBUNG SUKODONO

PIPA SEKUNDER SUROWITI

B.SW.1

WO.3.Ki

WO.4

15,07 Ha 1.25 lt/dt

B.PT.1

39,89 Ha 3,31 lt/dt

PT.1.Ki 34,09 Ha 2.83 lt/dt

B.PT.2

PT.2.Ki 24,37 Ha 2,02 lt/dt

Luas Bersih (ha)

JUDUL GAMBAR :

SKEMA JARINGAN IRIGASI SUKODONO KIRI 161 161 No. Kontrak : HK0203-BS.02/2016-07 AMANDEMEN I HK0203-BS.02/AMD-1/2016-07

Embung Sukodono

Ruas : PISK.Te.1 A = 534,66 Ha Q = 44,40 lt/dt L = 1484,10 m

PIPA INDUK SUKODONO TENGAH (PISK.Te)

SK.Te.1.Ka1

PIPA SEKUNDER SUKODONO

37,95 Ha 3,15 lt/dt

SK.Te.1.Ka2 26,07 Ha 2,17 lt/dt

SK.1 Ki 38,95 Ha 3,23 lt/dt

Ruas : PSSK.1 A = 100,52 Ha Q= 8,35 lt/dt L = 523,31 m

Ruas : PSSD.1 A = 92,09 Ha Q = 7,65 lt/dt L = 368,46 m

31,55 Ha 2,62 lt/dt

B.SK.1

SK.1 Ka 33,33 Ha 2,77 lt/dt

Ruas : PSSD.3 A = 31,81 Ha Q = 2,64 lt/dt L = 519,22 m

B.SK.2

SK.2

B.SK.Te.2

SD.1

Ruas : PSSK.2 A = 28,24 Ha Q = 2,35 lt/dt L = 571,49 m

Ruas : PISK.Te.3 A = 250,97 Ha Q = 20,84 lt/dt L = 493,41 m

SK.Te.2 27,06 Ha 2,25 lt/dt

Ruas : PSMP.1 A = 64,47 Ha Q = 5,35 lt/dt L = 740,24 m

B.SD.1 Ruas : PSSD.2 A = 60,54 Ha Q = 5,03 lt/dt L = 469,68 m

B.SD.2

Ruas : PSMP.2 A = 29,86 Ha Q = 2,48 lt/dt L = 546,15 m

SK.Te.5

SK.Te.6.Ki

22,00 Ha 1,83 lt/dt

30,00 Ha 2,49 lt/dt

Ruas : PISK.Te.4 A = 146,59 Ha Q = 12,18 lt/dt L = 1036,64 m

B.SK.Te.3

PIPA SEKUNDER MOJOPETUNG

B.SK.Te.1

PIPA SEKUNDER SIDOBANGUN

Ruas : PISK.Te.2 A = 370,12 Ha Q = 30,74 lt/dt L = 702,65 m

SK.Te.4.Ki 20,69 Ha 1,72 lt/dt

SK.Te.3

B.SK.Te.4

Ruas : PISK.Te.5 A = 73,74 Ha Q= 6,13 lt/dt L = 484,31 m

B.SK.Te.5

Ruas : PISK.Te.6 A = 51,74 Ha Q= 4,30 lt/dt L = 524,31 m

B.SK.Te.6

SK.Te.4.Ka

SK.Te.4.Te

SK.Te.6.Ka

27,71 Ha 2,30 lt/dt

24,45 Ha 2,03 lt/dt

21,74 Ha 1,81 lt/dt

39,91 Ha 3,31 lt/dt

B.MP.1

MP.1 34,61 Ha 2,87 lt/dt

B.MP.2

B.SD.2 28,73 Ha 2,39 lt/dt

B.SD.3

28,24 Ha 2,35 lt/dt

MP.2 29,86 Ha 2,48 lt/dt

B.SD.3 31,81 Ha 2,64 lt/dt

LEGENDA : Bangunan Bagi Bangunan Bagi Sadap Bangunan Sadap Saluran Primer

Saluran Sekunder Saluran Tersier

Nama Petak Debit Rencana (lt/dt) Luas Bersih (ha) JUDUL GAMBAR :

SKEMA JARINGAN IRIGASI SUKODONO TENGAH 162 162 No. Kontrak : HK0203-BS.02/2016-07 AMANDEMEN I HK0203-BS.02/AMD-1/2016-07

SK.Ka.1.Ki

SK.Ka.1.2

16,32 Ha 1,35 lt/dt

25,59 Ha 2,12 lt/dt

B.SK.Ka.1.2

SK.Ka.7.Ka 9,26 Ha Ruas : PISK.Ka.9 A = 103,56 Ha Q = 8,60 lt/dt L = 427,27 m

B.SK.Ka.9

B.SK.Ka.8

Ruas : PISK.Ka.8 A = 141,18 Ha Q = 11,72 lt/dt L = 346,67 m

Ruas : PISK.Ka.7 A = 175,65 Ha 14,58 lt/dt B.SK.Ka.6 B.SK.Ka.7 QL == 236,43 m

Ruas : PISK.Ka.6 A = 250,37 Ha Q = 20,78 lt/dt L = 677,45 m B.SK.Ka.5

Ruas : PISK.Ka.5 A = 319,78 Ha Q = 26,54 lt/dt B.SK.Ka.4 L = 381,59 m

Ruas : PISK.Ka.4 A = 343,91 Ha Q = 28,54 lt/dt L =1506,75 m

Ruas : PISK.Ka.3 A = 582,77 Ha Q = 48,37 lt/dt L = 337,62 m

B.SK.Ka.2

B.SK.Ka.3

SK.Ka.9.Ka

SK.Ka.9.Ki

SK.Ka.7.Ki

SK.Ka.6

SK.Ka.4

SK.Ka.2

40,68 Ha 3,38 lt/dt

25,21 Ha 2,09 lt/dt

26,08 Ha 2,16 lt/dt

24,13 Ha 2,00 lt/dt

28,52 Ha 2,37 lt/dt

Ruas : PSPT.1 A = 48,64 Ha Q= 4,04 lt/dt L = 284,44 m

SK.Ka.5.Ki

SK.Ka.3.Ka

SK.Ka.3.Ki

44,73 Ha 3,71 lt/dt

21,34 Ha 1,77 lt/dt

24,74 Ha 2,05 lt/dt

B.PT.1

Ruas : PSSK.Ka.1.2 A = 41,14 Ha Q = 3,41 lt/dt L = 420,21 m

Ruas : PISK.Ka.1 A = 703,85 Ha Q = 58,42 lt/dt L = 211,36 m

EMBUNG SUKODONO

B.TB.1

PT.1 5,54 Ha Ruas : PSPT.2 A = 43,10 Ha Q= 3,58 lt/dt L = 496,50 m

B.SK.Ka.1.2

Ruas : PSTB.1 A = 192,78 Ha Q = 16,00 lt/dt L = 304,37 m

0,46 lt/dt

B.PT.2

PT.2.Ka

PT.2.Ki

13,77 Ha 1,14 lt/dt

16,20 Ha 1,34 lt/dt

TEBUWUNG (PSTB)

SK.Ka.10 38,57 Ha 3,20 lt/dt

PETIYINTUNGGAL (PSPT)

PIPA SEKUNDER

B.SK.Ka.10

SK.Ka.5.Ka 24,68 Ha 2,05 lt/dt

PIPA SEKUNDER

SK.Ka.8 37,62 Ha 3,12 lt/dt

41,14 Ha 3,41 lt/dt

B.SK.Ka.1 Ruas : PISK.Ka.2 A = 611,29 Ha Q = 50,74 lt/dt L = 1292,36 m

24,31 Ha 2,02 lt/dt

Ruas : PISK.Ka.10 A = 38,57 Ha Q = 3,20 lt/dt L = 684,57 m

0,79 lt/dt

Ruas : PSSK.Ka.1.2 A = 25,59 Ha Q = 2,12 lt/dt L = 426,02 m

PIPA INDUK SUKODONO KANAN (PISK.Ka)

0,77 lt/dt

SK.Ka.1.1

SK.Ka1.Ka 9,51 Ha

TB.1.Ka

TB.1.Ki

14,49 Ha 1,20 lt/dt

37,52 Ha 3,11 lt/dt Ruas : PSTB.2 A = 140,77 Ha Q = 11,68 lt/dt L = 284,37 m

B.TB.2

TB.2.Ka

TB.2.Ki

29,10 Ha 2,42 lt/dt

33,76 Ha 2,80 lt/dt Ruas : PSTB.3 A = 77,91 Ha Q= 6,47 lt/dt L = 655,98 m

PT.2.Te 13,13 Ha 1,09 lt/dt

B.TB.3

TB.3.Ka

TB.3.Ki

35,81 Ha 2,97 lt/dt

42,10 Ha 3,49 lt/dt

LEGENDA : Bangunan Bagi Bangunan Bagi Sadap Bangunan Sadap Saluran Primer

Saluran Sekunder Saluran Tersier

Nama Petak Debit Rencana (lt/dt) Luas Bersih (ha)

JUDUL GAMBAR :

SKEMA JARINGAN IRIGASI SUKODONO KANAN 163 163 No. Kontrak : HK0203-BS.02/2016-07 AMANDEMEN I HK0203-BS.02/AMD-1/2016-07

II. BAB X. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA Semula : Keterangan 1.

Daftar Kuantitas dan Harga harus sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2.

Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan terpasang yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur dan diverifikasi oleh para pihak, serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, kecuali bagian pekerjaan Material on-Site (bagian pekerjaan di lapangan).

3.

Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan, personel, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi tenaga kerja/BPJS, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4.

Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5.

Semua biaya yang dikenakan/dibebankan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6.

Dalam tender dilakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut: (a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan (b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan dan harga satuan tidak boleh diubah.

Daftar 1: Mata Pembayaran Umum CONTOH

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan Ukuran

Kuantitas

Total Daftar 1 (pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi) Keterangan:

Harga Satuan

Total Harga

1. 2.

Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

Daftar 2: Mata Pembayaran Mata Pembayaran Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan Konstruksi CONTOH No.

Uraian Pekerjaan

Satuan Ukuran

Kuantitas

Harga Satuan

Total Harga

Total Daftar 2 (pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi) Daftar 3: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: __________ CONTOH No.

Uraian Pekerjaan

Satuan Ukuran

Kuantitas

Harga Satuan

Total Harga

Total Daftar 3 (pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi) Keterangan: 1. Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain. 2. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Daftar 4: Mata Pembayaran ______________________ CONTOH No.

Uraian Pekerjaan

Satuan Ukuran

Kuantitas

Harga Satuan

Total Harga

Total Daftar 4 (pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi) Keterangan: 1. Pada judul Daftar 4 cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran Pekerjaan utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan. 2. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

DAFTAR REKAPITULASI CONTOH Mata Pembayaran Pekerjaan Harga Satuan Daftar No.1 : Mata Pembayaran Umum Daftar No.2 : Mata Pembayaran Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan Konstruksi Daftar No.3 : Mata Pembayaran Pekerjaan Utama Daftar No.4 : Mata Pembayaran .................. —dll.— Jumlah (Daftar 1+2+3+.........) TOTAL NILAI PPN 10% Total termasuk PPN 10%

Harga _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________ _________

Seharusnya Menjadi :

Keterangan 1.

Daftar Kuantitas dan Harga harus sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2.

Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan terpasang yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur dan diverifikasi oleh para pihak, serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, kecuali bagian pekerjaan Material on-Site (bagian pekerjaan di lapangan).

3.

Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan, personel, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi tenaga kerja/BPJS, laba, pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4.

Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5.

Semua biaya yang dikenakan/dibebankan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6.

Dalam tender dilakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut: (a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan (b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan dan harga satuan tidak boleh diubah.

Daftar 1: Mata Pembayaran Umum CONTOH No.

Uraian Pekerjaan

Satuan Ukuran

Kuantitas

Harga Satuan

Total Harga

Total Daftar 1 (pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi) Keterangan: 1. Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum. 2. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

Daftar 2: Mata Pembayaran Mata Pembayaran Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan Konstruksi CONTOH

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan Ukuran

Kuantitas

Harga Satuan

Total Harga

Total Daftar 2 (pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

Daftar 3: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: __________ CONTOH No.

Uraian Pekerjaan

Satuan Ukuran

Kuantitas

Harga Satuan

Total Harga

Total Daftar 3 (pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi) Keterangan: 1. Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain. 2. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

Daftar 4: Mata Pembayaran ______________________ CONTOH

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan Ukuran

Kuantitas

Harga Satuan

Total Harga

Total Daftar 4 (pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi) Keterangan: 1. Pada judul Daftar 4 cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran Pekerjaan utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan. 2. Total harga adalah Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

DAFTAR REKAPITULASI CONTOH Mata Pembayaran

Harga

Pekerjaan Harga Satuan Daftar No.1

:

Mata Pembayaran Umum

Daftar No.2

:

Mata Pembayaran Penyelenggaraan Keamanan

dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan Konstruksi

_________ _________

Daftar No.3

:

Mata Pembayaran Pekerjaan Utama

_________

Daftar No.4

:

Mata Pembayaran ..................

_________

—dll.—

_________

Jumlah (Daftar 1+2+3+.........)

_________

TOTAL NILAI

_________

PPN 10%

_________

Total termasuk PPN 10%

_________

BILL OF QUANTITY NO. A.

URAIAN PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Mobilisasi dan demobilisasi Alat 2 Kantor Lapangan Termasuk Prasarana Pendukungnya 3 Dokumentasi

B. a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

SUB TOTAL I PEMBANGUNAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR IRIGASI LAHAN KERING PENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA SERTA KELENGKAPANNYA Pompa Submersible + Electric Motor 80 Lt/Det, 15 M, 22 KW Control Panel 22KW, Inverter Santerno Reducer 125 x 150 Gate Valve DN150 DCI PN16 Flexibe Rubber Joint DN150 PN16 Check Valve DN150 DCI PN16 Pengadaan Listrik 25KVA(BP+UJL+SLO) Kabel NYY 4x16 dari PLN ke Panel pompa Pipa Galvanis 150mm PN10 dari reducer ke header Biaya Pasang Pengadaan dan Pemasangan Genset Rumah Pompa

VOLUME 1,0 1,0 1,0

SATUAN

2,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 400,00 12,00 1,00 1,00 120,00

unit unit unit unit unit unit set m m LS LS m2

PERLINTASAN JALAN 1. (PJ.1) - Dia. 400 mm (L = 10 m) - (1 UNIT) PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA & AKSESORIS Pipa GI dia. 400 mm SS Coupling DCI dia. 400 mm

10,0 2,0

m1 unit

II 1 2 3 4 5

PEKERJAAN GALIAN, URUGAN, BUANGAN, DAN PERKERASAN Pekerjaan Galian Pekerjaan Urugan Sirtu dipadatkan Pekerjaan Urugan Pasir Pekerjaan Perkerasan (makadam) Pekerjaan Pengaspalan t=15 cm

19,3 9,0 5,3 9,0 9,0

m3 m3 m3 m2 m2

10,0 10,0

m1 m1

0,8 194,8

m3 kg

12,8 3,6 5,3

m3 m3 m3

II PEKERJAAN DINDING 1 Pekerjaan Pasangan 1/2 bata 2 Pekerjaan Plesteran (1 : 5)

19,8 37,8

m2 m2

III 1 2 3

PEKERJAAN BETON Pekerjaan Beton K-225 Pekerjaan Pembesian Pekerjaan Bekisting

0,5 21,1 5,0

m3 kg m2

IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA & AKSESORIES Air Valve DCI dia. 80 mm Bend 90o All Female Threat GI dia. 90 mm Bend 90o All Flange DCI dia. 100 mm Double Nipple GI dia. 90 mm Flange Adaptor DCI dia. 300 mm Flange Spigot GI dia. 90 mm Flange Spigot dia. 300 mm Reducer All Flange DCI dia. 100 - 80 mm Tee All Flange DCI dia. 300 x 100 mm Pipa GI dia. 90 mm

5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 15,0

unit unit unit unit unit unit unit unit unit m

471,0

cm

IV PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PLAT BETON (1,0 m x 0,5 m x 0,12 m) 1 Pekerjaan Beton Mutu K-225 (@ 0,038 m3) 2 Pekerjaan Pembesian dia. 10 mm (@ 9,74 kg) c I 1 2 3

PEKERJAAN PEMASANGAN AIR VALVE - (5 UNIT) PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN Pekerjaan Galian Tanah Berbatu Pekerjaan Urugan Pasir Pekerjaan Urugan Tanah Kembali

V PEKERJAAN BAJA 1 Pekerjaan Pengelasan Fitting Pipa

JUMLAH HARGA (Rp)

LS LS LS

b I 1 2

III PEKERJAAN MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA 1 Pekerjaan Mobilisasi Pipa GI dia. 300 mm 2 Pekerjaan Pemasangan Pipa GI dia. 300 mm

HARGA SATUAN (Rp)

-

d I 1 2 3 4

PEKERJAAN PEMASANGAN WASH OUT - (1 UNIT) PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN Pekerjaan Galian Tanah Berbatu Pekerjaan Urugan Pasir Padat Pekerjaan Pasangan Batu Kali (1 :4) Pekerjaan Urugan Tanah Kembali

1,2 0,1 0,1 0,4

m3 m3 m3 m3

II 1 2 3 4 5

PEKERJAAN BETON Pekerjaan Beton K - 225 Pekerjaan Beton Rabat (1 : 3 : 5) Pekerjaan Bekisting Pekerjaan Pembesian Pekerjaan Thrust Block Gate Valve dia. 80 mm

0,2 0,1 1,3 8,0 1,0

m3 m3 m2 kg unit

III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA & AKSESORIS Bend 45o All Spigot GI dia. 90 mm Flange Spigot GI dia. 90 mm Flange Spigot dia. 300 mm Flange Adaptor DCI dia. 300 mm Flange Adaptor DCI dia. 80 mm Gate Valve DCI dia. 80 mm Out Flap DCI dia. 80 mm Pipa GI dia. 90 mm Reducer All Flange DCI dia. 100 - 80 mm Straat Port DCI dia. 300/400 Tee All Flange DCI dia. 300 x 100 mm

2,0 2,0 1,0 1,0 2,0 1,0 1,0 6,0 1,0 1,0 1,0

unit unit unit unit unit unit unit m unit unit unit

263,8

cm

IV PEKERJAAN BAJA 1 Pekerjaan Pengelasan Fitting Pipa e I 1 2 3 4 5 6

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA AIR IRIGASI PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA DIA. 400 HDPE SDR 21 PN 8 (TANAH) Pengadaan pipa dia. 400 HDPE SDR 21 PN 8 Pemasangan pipa dia. 400 HDPE SDR 21 PN 8 Pekerjaan Galian Tanah Berbatu Pekerjaan Urugan Pasir Padat Pekerjaan Urugan Tanah Kembali Pekerjaan Buangan Tanah 150 m

3.688,5 3.688,5 3.743,8 1.344,1 1.936,4 1.696,7

m m m3 m3 m3 m3

II 1 2 3 4 5 6

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA DIA.160 HDPE SDR 21 PN 8 (TANAH) Pengadaan pipa dia. 160 HDPE SDR 21 PN 8 Pemasangan pipa dia. 160 HDPE SDR 21 PN 8 Pekerjaan Galian Tanah Berbatu Pekerjaan Urugan Pasir Padat Pekerjaan Urugan Tanah Kembali Pekerjaan Buangan Tanah 150 m

3.176 3.176 1.985,16 738,16 1.191,10 794,07

m m m3 m3 m3 m3

III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA & AKSESORIS Bend 90 All Spigot HDPE dia. 400 mm Bend 90 AllSpigot HDPE dia. 160 mm Bend 45 All Spigot HDPE dia. 400 mm Bend 45 All Spigot HDPE dia. 160 mm Flange Adaptor DCI dia. 400 mm Flange Adaptor DCI dia. 150 mm Flange Adaptor DCI dia. 100 mm Gate Valve DCI dia. 300 mm Gate Valve DCI dia. 150 mm Gate Valve DCI dia. 100 mm Reducer All Flange DCI dia. 400x150 mm Reducer All Flange DCI dia. 160x110 mm Tee All Flange DCI dia. 400x400 mm Tee All Flange DCI dia. 400x200 mm Tee All Flange DCI dia. 300x150 mm Tee All Flange DCI dia. 250x200 mm Tee All Flange DCI dia. 250x150 mm Stub Flange HDPE dia. 400 mm Stub Flange HDPE dia. 315 mm Stub Flange HDPE dia. 250 mm Stub Flange HDPE dia. 150 mm

1,0 4,0 1,0 1,0 2,0 6,0 1,0 1,0 5,0 1,0 1,0 1,0 1,0 3,0 1,0 1,0 1,0 3,0 1,0 2,0 2,0

bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh

IV 1 2 3 4 5

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN TRUSH BLOCK Bend 90 All Spigot HDPE dia. 400 mm Bend 90 AllSpigot HDPE dia. 160 mm Bend 45 All Spigot HDPE dia. 400 mm Bend 45 All Spigot HDPE dia. 160 mm Gate Valve DCI dia. 400 mm

1,0 4,0 1,0 1,0 1,0

bh bh bh bh bh

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Gate Valve DCI dia. 200 mm Gate Valve DCI dia. 150 mm Gate Valve DCI dia. 100 mm Reducer All Flange DCI dia. 400x150 mm Reducer All Flange DCI dia. 200x150 mm Reducer All Flange DCI dia. 160x110 mm Tee All Flange DCI dia. 400x400 mm Tee All Flange DCI dia. 400x200 mm Tee All Flange DCI dia. 300x150 mm Tee All Flange DCI dia. 250x250 mm Tee All Flange DCI dia. 250x150 mm Tee All Flange DCI dia. 150x100 mm Stub Flange HDPE dia. 400 mm Stub Flange HDPE dia. 315 mm Stub Flange HDPE dia. 250 mm Stub Flange HDPE dia. 150 mm

1,0 5,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2,0 1,0 1,0 1,0 1,0 3,0 1,0 2,0 2,0

bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh bh

f PEKERJAAN BAK TAB IRIGASI 1 Bak beton bertulang Tab Irigasi Vol 9 m3

12,0

unit

SUB TOTAL II Total ( I + II) PPN Jumlah Harga

-

Related Documents

Irigasi
July 2020 19
Irigasi 1.docx
October 2019 12
Proyek Irigasi
July 2020 19