Nama : Muhammad Edwin Triadi NRP
: 184020257
METODE PENETAPAN HARGA 1. Menjelaskan pengertian harga Pengertian Harga adalah nilai uang yang harus dibayarkan oleh konsumen kepada penjual atas barang atau jasa yang dibelinya. Dengan kata lain, harga adalah nilai suatu barang yang ditentukan oleh penjual. Penggunaan istilah “harga” umumnya dipakai dalam kegiatan jual-beli suatu produk, baik itu barang maupun jasa. Harga jual ditentukan oleh penjual dan mengambil keuntungan dari harga tersebut, sedangkan konsumen mendapatkan kebutuhannya dengan membayar produk tersebut dengan harga yang ditentukan. Menurut Kotler dan Armstrong (2001), pengertian harga adalah sejumlah uang yang dibebankan terhadap suatu produk (barang atau jasa), atau jumlah nilai yang harus dibayar konsumen demi mendapatkan manfaat dari produk tersebut. Sedangkan Menurut Joko Untoro (2010), definisi harga adalah kemampuan yang dimiliki suatu barang atau jasa, yang dinyatakan dalam bentuk uang. 2. Menjelaskan tahapan dalam menetapkan harga. Untuk menetapkan harga jual suatu produk maka perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam menetapkan kebijakan harga. Philip Kotler dalam bukunya mengemukakan prosedur enam langkah untuk menetapkan harga,yaitu : 1. Memilih tujuan penetapan harga 2. Menentukan permintaan 3. Memperkirakan biaya 4. Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing 5. Memilih metode penetapan harga 6. Memilih harga akhir Berikut ini merupakan penjelasan mengenai prosedur enam (6) langkah yang digunakan untuk menetapkan harga jual. 1. MEMILIH TUJUAN PENETAPAN HARGA Pada dasarnya setiap perusahaan harus memutuskan apa yang ingin dicapainya dari produk tersebut. Jika perusahaan telah memilih posisi pasarnya dengan cermat, maka strategi bauran pemasarannya termasuk harga akan otomatis sejalan dengannya. Menurut Cecep hidayat dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa. Harga ditetapkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yaitu: 1) Bertahan Hidup (Survival)
Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup, misalnya karena ketatnya persaingan, cepat berubahnya selera konsumen, maka produsen harus menetapkan harga yang rendah untuk menjaga atau meningkatkan permintaan. Misalnya kebijakan devaluasi dengan mematok harga rupiah yang lebih rendah terhadap US dollar adalah salah satu upaya agar permintaan ekspor meningkat. 2) Memaksimumkan Laba (Maximum Current Profit) Penetapan harga sebesar angka tertentu yang akan mendatangkan laba jangka pendek juga sering menjadi tujuan. Hal itu ditempuh dengan jalan memperkirakan permintaan dan biaya yang dikeluarkan dihubungkan dengan harga yang akan mendatangakan laba atau arus kas. Dalam tujuan ini perusahaan diasumsikan mengetahui fungsi biaya dan permintaannya, walaupun dalam kenyataannya keduanya sukar diperkirakan. 3) Memaksimumkan Pendapatan (Maximum Current Revenue) Penetapan harga juga mempunyai tujuan untuk memaksimumkan pendapatan dan penjualan produk yang dihasilkan. Maksimisasi pendapatan ini membutuhkan perkiraan fungsi permintaan yang akurat. Adapun sasaran tujuan ini adalah bersifat laba jangka panjang. 4) Memaksimumkan Pertumbuhan Penjualan (Maximum Sales Growth). Penetapan harga yang rendah juga bisa menghasilkan volume penjualan yang tinggi.Volume penjualan yang tinggi pada akhirnya akan dapat menekankan biaya per unit produk. Dalam tujuan ini diasumsikan pasar sensitive terhadap perubahan harga atau permintaan elastis”. Semakin jelas tujuan perusahaan, maka semakin mudah untuk perusahaan tersebut menetapkan harga. Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utama jika mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang ketat, atau keinginan konsumen yang berubah-ubah. Untuk menjaga agar pabrik tetap beroperasi dan persediaan terus berputar, perusahaan akan menurunkan harga. Laba kurang penting dibandingkan kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutup biaya variable dan sebagian biaya tetap, perusahaan dapat terus berjalan. Akan tetapi kelangsungan hidup hanyalah tujuan jangka pendek. Dalam tujuan jangka panjang perusahaan harus belajar meningkatkan nilainya, jika tidak maka ia akan punah 2. MENENTUKAN PERMINTAAN Permintaan pelanggan mempengaruhi semua fase bisnis. Secara umum para pelanggan menginginkan barang-barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan harga rendah. Jika semua barang itu sama, para pelanggan akan membeli barang yang harganya lebih murah, sedikit yang akan membeli harga yang lebih tinggi. Suatu faktor penting yang menentukan dimana perubahan harga akan menghasilkan perubahan kuantitas disebut sebagai Elastisitas harga permintaan, atau suatu tingkat penentuan dimana jumlah barang yang diminta berubah sesuai dengan perubahan harga. Secara umum permintaan Elastis untuk suatu barang berarti suatu peningkatan harga pada persentase tertentu akan menurunkan kuantitas permintaan lebih besar dari persentase penurunan harga. Dengan kata lain permintaan itu elastis ketika suatu peningkatan harga sejumlah persentase tertentu menaikkan jumlah permintaan lebih tinggi dari persentase tersebut. Sedangkan Permintaan Tidak Elastis terjadi ketika perubahan harga pada persentase tertentu terkait dengan perubahan kuantitas barang dengan persentase yang lebih kecil. Apabila permintaan itu bersifat unitary elasticity, maka perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan jumlah
yang dijual dalam proporsi yang sama. Dengan kata lain penurunan harga sebesar 10% akan mengakibatkan naiknya volume penjualan sebesar 10% pula. 3. MEMPERKIRAKAN BIAYA Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan atas Produknya. Sedangkan biaya perusahaan menentukan batas terendahnya. Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutup biaya produksi, distribusi, dan penjualan produk, termasuk tingkat pengembalian investasi yang memadai atas usaha dan resiko yang dilakukannya. Biaya perusahaan ada 2 jenis, biaya tetap dan variable. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi atau penjualan. Misalnya perusahaan harus membayar tagihan tiap bulan untuk sewa, pemanas ruangan, bunga, gaji eksekutif, dan lainnya, berapa pun output perusahaan. Biaya Variabel langsung berubah menurut level produksi. Misalnya tiap kalkulator yang diproduksi Texas Instrument (TI) melibatkan biaya plastic, chip mikroprosesor, pengemas dan lain-lain. Biaya-biaya itu cenderung konstans per unit produksi. Biaya-biaya itu disebut biaya variable karena biaya totalnya berubah sesuai dengan jumlah unit yang diproduksi. Biaya total merupakan jumlah biaya tetap dan biaya variable untuk tiap level produksi tertentu. Biaya rata-rata adalah biaya per unit untuk level produksi tersebut; biaya tersebut sama dengan total biaya dibagi produksi. Manajemen ingin menetapkan harga yang setidaknya dapat menutup biaya produksi total pada level produksi tertentu. 4. MENGANALISIS BIAYA, HARGA, dan TAWARAN PESAING Dalam rentang kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi harga oleh pesaing. Jika tawaran perusahaan serupa dengan tawaran pesaing utamanya, maka perusahaan harus menetapkan harga yang dekat dengan harga pesaing atau ia akan kehilangan penjualan. Jika tawaran perusahaan lebih rendah mutunya, perusahaan tidak dapat menetapkan harga yang lebih tinggi dari pada pesaing. Jika penawaran perusahaan lebih tinggi mutunya, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi dari pesaing. Akan tetapi, perusahaan harus menyadari bahwa pesaing dapt mengubah harganya sebagai tanggapan atas harga perusahaan. 5. MEMILIH METODE PENETAPAN HARGA Dalam menetapkan harga jual suatu produk ada berbagai metode yang dapat dipakai oleh manajemen dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini Cecep Hidayat mengemukakan bahwa: ada 3 (tiga) Metode dalam penetapan harga jual yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yaitu: 1. Cost Oriented Pricing 2. Deman Oriented Pricing 3. Competition Oriented Pricing 6. MEMILIH HARGA AKHIR Metode penetapan harga mempersempit kisaran dari mana perusahaan harus memilih harga akhirnya. Perusahaan harus mempertimbangkan faktor faktor tambahan seperti DAMPAK KEGIATAN PEMASARAN LAIN harga akhir harus memperhitungkan kualitas dan iklan merek relatif terhadap kompetisi. dalam sebuah studi klasik, farris dan reibstein mempelajari
antara harga relatif, kualitas relatif, dan iklan relatif untuk 227 bisnis konsumen dan menemukan hal berikut: -
Merek dengan kualitas relatif rata-rata tetapi anggaran iklas relatif tinggi mampu mengenakan harga premium. Merek dengan kualitas relatif tinggi dan iklan relatif tinggi memperoleh harga tertinggi. Hubungan antara harga tinggi dan iklan tinggi berlaku paling kuat dalam tahap siklus hidup produk selanjutnya bagi pemimpin
3. Memberikan Contoh Penetapan Harga 1. Penetapan Harga Berbasis Permintaan Skimming Pricing Yaitu membuat penetapan harga produk yang cukup tinggi di masa perkenalan atau pertumbuhan awal dari produk, kemudian menurunkan harga tersebut ketika tingkat persaingan mulai naik, atau pasar sudah mulai turun daya tarik-nya. Atau kadang diterapkan dengan dasar melayani segmen yang lebih menarik dan potensial terlebih dahulu (daya beli tinggi), jika sudah mulai jenuh, maka akan merambah ke pasar dengan daya beli dibawahnya atau yang price sensitive 2. Penetapan Harga Berbasis Biaya Cost Plus Mark-Up Pada strategi cost plus mark-up, maka penetapan harga produk ditentukan dengan cara menambahkan prosentase tertentu terhadap biaya produksi, atau biaya yang muncul sehubungan dengan keberadaan produk tersebut. Metode ini banyak diterapkan pada produk-produk yang sifatnya project, misal pembangunan gedung, jembatan atau project pengadaan kendaraan, pesawat dan lain-lain. Dalam metode cost plus, ada 2 macam, yaitu percentage of cost pricing, atau sejumlah prosentase tertentu dari nilai barang. Misal nilai sebuah gedung adalah 2 miliar, fee untuk tenaga pengawas konstruksi sebesar 5%, maka harga gedung berubah menjadi 2,1 miliar (plus 100 jt untuk komisi pengawas). 3. Penetapan Harga Berbasis Persaingan Customary Pricing Pada metode customary pricing, penetapan harga produk ditentukan oleh faktor tradisi, saluran distribusi yang terstandarisasi, atau faktor-faktor lain yang dijadikan pegangan oleh pedagang. Kadang untuk mempertahankan harganya, pedagang atau produsen akan mengubah ukuran kemasan, atau menyesuaikan isinya. Contoh barang yang banyak menggunakan metode penetapan harga jual secara customary pricing adalah, beras, gula, tepung.
4. Penetapan Harga Berbasis Laba Target Profit Pricing Pada metode ini perusahaan menetapkan besaran laba tahunan yang diharapkan, kemudian dihitung berapa harga yang harus ditetapkan untuk jumlah unit penjualan tertentu agar laba tersebut dapat tercapai. 4. Menjelaskan harga psykologis dan harga demografis a. Pengertian harga psykologis Apa itu Psychological Pricing atau Harga Psikologi? Psychological Pricing berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari dua suku kata, yaitu psychological yang artinya psikologi dan price yang artinya harga. Jadi, harga psikologi adalah cara penentuan harga atau strategi pemasaran berdasarkan pada teori yang meyakini bahwa harga tertentu memiliki dampak psikologis bagi pembeli. Harga psikologi biasanya sering kita jumpai pada bisnis retail. Harga retail yang seperti ini umumnya disebut sebagai “harga unik”. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa harga tersebut tidak pernah bulat misalnya sebotol air mineral dijual dengan harga Rp. 3.465,- atau sebuah sabun dijual dengan harga Rp. 5.123,-. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh Marketing Bulletin pada tahun 1997 di Inggris, menunjukkan bahwa 60% rata-rata harga pemasaran berakhiran dengan angka 9, Lalu pada 30% berakhiran dengan angka 5, sedangkan 7% yang lainnya berakhiran dengan angka 0 dan sisanya adalah angka kombinasi. b. Pengertian Harga Demografi Yakni penetapan dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan dasar pembagian usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan. 5. Menjelaskan Penetapan Harga Berdasarkan 3 Cs 1. Cost Function Merupakan cara umum yang sering diterapkan disetiap perusahaan, yaitu metode penetapan harga berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan menambahkan suatu jumlah prosentase untuk menghasilkan laba.Terdapat 3 kategori dalam penetapan harga berdasarkan biaya diantaranya: Cost-Plus Pricing Method, yakni penetapan harga jual per-unit dengan cara menghitung jumlah biaya perunit ditambah beberapa jumlah sebagai laba atau yang sering disebut dengan margin (Rumus: Biaya total + Laba = Harga Jual). Mark-up Pricing, yakni penetapan harga yang banyak digunakan oleh pedagang perantara yaitu dengan hanya menambahkan sejumlah laba saja (Rumus: Harga Beli + MarkUp = Harga Jual). Fixed Fee Pricing, pada metode ini pembuat akan mendapatkan ganti rugi sejumlah yang dikeluarkan, dan mendapatkan sejumlah fee tertentu yang telah disepakati, jadi nilai fee tidak dipengaruhi nilai harga barang. Target Pricing, yang merupakan penetapan harga yang dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian investasi (ROI) sesuai dengan yang diinginkan.
2. Customer Demand Schedule Merupakan strategi penetapan harga yang dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pendekatan terhadap kebutuhan konsumen. Metode ini juga melewati proses penetapan harga yang didasari persepsi konsumen terhadap nilai/velue yang diterima. Untuk mengetahui suatu nilai dari produk berkualitas yang dapat diterima oleh konsumen adalah dengan melakukan Price Sensitivity Meter (PSM). Namun untuk menanggapi aneka macam konsumen yang menginginkan suatu produk, juga dapat melakukan deskriminasi harga. Deskriminasi harga merupakan kebijakan menentukan harga jual yang berbeda-beda untuk satu jenis barang yang sama dalam satu segmen pasar. Macam-macam deskriminasi harga yang dapat dilakukan contohnya deskriminasi terhadap wilayah, konsumen, waktu dan kualitas, atau bentuk produk. 3. Competitor’s Prices adalah penentuan harga jual dengan mempertimbangkan harga jual yang sudah atau akan ditetapkan oleh pesaing. Terdapat 2 metode dalam penetapan harga jual tersebut. Ke-2 metode tersebut adalah perceived value pricing dan sealed bid pricing. Perceived value pricing adalah penetapan harga jual berdasarkan harga jual rata-rata industri. Sealed bid pricing adalah penetapan harga jual berdasarkan penawaran yang diajukan oleh pesaing. Ada banyak cara yang dapat Anda gunakan untuk mendapatkan harga yang bisa diterima oleh pasar. Namun perlu diketahui bahwa Anda wajib memperbarui harga jual secara rutin dengan mempertimbangkan perubahan situasi dan kondisi pasar dan juga industri. Hindari penetapan harga yang dilakukan secara bebas dengan tidak mempertimbangkan harga rata-rata industri dan pasar. Anda juga bisa melakukan pencatatan harga yang sudah ditetapkan pada sebuah software agar Anda bisa langsung memperhatikan perubahan harga yang sudah ditetapkan. Kami sangat merekomendasikan Anda memilih software yang sudah mendukung fitur pengecekan daftar harga yang Anda miliki.