PENDAHULUAN Dahulu di USA didapatkan gas yang dianggap tidak dipakai Gas dibakar sebagai flare Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, gas dimanfaatkan sebagai bahan pemanas ( terutama pada musim dingin ) - Gas digunakan sebagai power plant - Gas digunakan sebagai gas lift - Gas dipikirkan sebagai gas process : * LPG * Pupuk * LNG * Methanol
PERKEMBANGAN GAS DI INDONESIA :
Tahun 1950 Tahun 1966 Tahun 1970 Tahun 1970 Tahun 1977
PT STANVAC INDONESIA ( gas ) PUSRI ( gas sebagai proses ) LPG Rantau Carbon Black Rantau LNG Bontang LNG Arun
Agar gas tidak kotor harus mempunyai komponen Sulfur ( S ) yang rendah Agar gas bersih, maka harus bebas dari : CO2 H2S H2O ( Uap Air ) Nikel Uap Mercury Vanadium ( Vd )
FOSSIL ENERGY RESOURCES - RESOURCES : - Fossil
- Non Fossil -
DIAGRAM SPECTRUM SCHEMATIC FOSSIL : Makin Ringan
2
1
Makin Berat
4
3
6
5
8
7
10
9
11
12
Keterangan Angka : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Methan Natural Gas Condensate Light Oil With Associated Gas Undersaturated Crude Oil Heavy Oil Tar Sand Oil Shade Peat Brown Coal Bituminuous Coal Anthrasite
Dalam Fossil Energy ini Menimbulkan Suatu Panas BTU ( British Thermal Unit ) Diagram Venn Fossil : Gas
Liquid Semi Solid Solid
Mac Kelvey Reserve Identified PROVE
Probable 50%
Undiscovered Speculative Possible 25%
PARA MARGINAL
SUB MARGINAL Degree Of Certain
• FEASIBILITY Of Economy Recovery Prove Probable Possible
Reserved ( cadangan )
- Para Marginal ( ada data ) exploration well yang sudah di tes tapi belum tahu radiusnya. - Sub Marginal ( tidak ada data ) seismic, explorasi.
• Resources ( Sumber Daya ) • Gas Utilitation in General
• Gas
Process Fuel
FUEL : • City Gas • Power plant • Cement factory
• Steel factory • Pabrik kapur • Pabrik garam
• Pabrik gelas • Refrigeration
PROCESS : • • • • • • • • • •
LNG Bontang, Arun LPG Sumatera selatan NGL Arco Methanol Bunyu Fertilizer Aceh Olivine Aceh Aromatic Sumatera selatan Sponge iron Jawa barat Carbon black Sumatera utara Others….
INDUSTRI
Fuel ( bahan bakar ) Process ( chemical )
DOMESTIC
Fuel Process
• Heating • Illumination • Cooking • Water heating • Refrigeration
tahun 1950 Electric
Banyak chemical yang dapat diproduksi dari natural gas seperti synthetic gas, H2 , synthetic amoniac, ethylene, asetyhlene, carbon, aromatic, liquid, fuels, butadine dan helium
NATURAL GAS TERBAGI ATAS : 1.
2.
3.
4.
NON HYDROCARBON MATERIAL : N2, CO2, H2S, He, Hg, Vd, etc Dry Gas Methane, ethane, sedikit prophane LPG Propane, isobutane, n Butane Natural gasoline ( NGL ) isobutane s/d n. Heptane
Proses seperti : • Electric thermal process • Chatalic process • Photosynthetic process Adalah dipergunakan u/ mempercepat dan mengatur susunan daripada methane dan sebagainya dengan menambahkan elemen – elemen lain seperti : O2, Cl, N2 Selain itu juga perlu dibicarakan Metode Konversi dimana konversi tersebut digunakan untuk suatu proses seperti halnya: • Hydrogen • Synthetic amoniac
List daripada CONVERSI METHOD : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Decomposition Oxidation Halogenations Nitratation Sulphurization Desulfurization Hydrogenation Dehydrogenation Alkylation Polymerization Isomeritation Cyclisation aromatic Hydrocarbon synthesis
Contoh: CH4 + O2
oxydation
H2 + CO
Pada tiap – tiap metoda konversi perlu ditunjukkan reaksi kimia yang terjadi dan apa hasilnya, misalnya: Thermal chatalic oxidation mengandung reaksi molekul : CO2 + CO2 + Udara CO2 yang mengandung udara aktif atau dengan panas katalis maka terjadilah gabungan antara H2 dan O2 itu.
CONTOH :
C2H6 + O2
Partial
3H2 + 2CO
Oxidation
2C2H6 + 7O2
Maximum
6H2O + 4CO2
Oxidation
C2H6 + 4H2O
Hydrogenation
7H2 + 2CO2
dipanaskan + katalis
2C2H6 + O2
Heat Pressure
2C2H5OH
Selain Kebutuhan diatas, gas juga digunakan :
-
Gas fire incineration Combustion Commercial kitchen gas appliances Boiler Industry gas oven Dryer Gas turbine Dll…
GAS PROPERTIES I. GAS IDEAL Sifat – sifat : - BOYLE
PV = C
- CHARLES GAY LUSSAC ;
P C T
- BOYLE + GAY LUSSAC
PV C T
V C T
- AVOGADRO
PV R T
- BOYLE + GAY LUSSAC + AVOGADRO
PV nR T Harga R berubah – ubah tergantung satuannya :
R = 0,08205 l atm ºK-1 mol-1
R = 10,72 cuft psia ºR-1 lb mol
GAS MIXTURE KOMPOSISI
Keadaan / jumlah % dari komponen yang terdapat [yang menyusun] suatu zat.
KOMPONEN
Apa saja yang terdapat didalam suatu zat (penyusun). Mis : C1, C2, C3, C4, C5, C6 H2, H2S, H2O
Gas Hidrokarbon
Gas Non Hidrokarbon
SWEET GAS
SOUR GAS
* C1 s/d C6 * Mempunyai Heating Value (BTU / hr).
* N2, H2S, Hg * Tidak punya Heating Value. Tidak mengandung H2S.
Mengandung H2S didalam % tertentu.
IMPURITY
Gas – gas yang berbahaya. mis : * N2 * H2S * Uap H2S - Corrosive bagi alat. * Uap Hg - Berbahaya bagi alat & manusia. * CO < 100 ppm - Manusia mulai hilang kesadaran.
GAS MIXTURE adalah campuran dari komponen – komponen C, khususnya didalam Reservoir, mis : * C1, C2 * C2, C3, C4 * C1, C2, N2, CO2, H2S
COMPONENT
Yi
C1
20
C2
20
C3
20
C4
20
C5
5
C6
3
N2
8
CO2
1
H2S
3 Σ Yi = 100 %
Pc
Tc
Heating Value
MOLE %
ni MOL % 100 % ni
WEIGHT %
Wi Wi % 100 % Wi
VOLUME %
Vi Vi % 100 % Vi
Hubungan antara MOLE % dan VOLUME % Vi = K . ni K = Konstanta
Vi 100 % Vi % Vi K ni 100 % K ni ni 100 % ni VOLUME % = MOLE %
Hubungan antara MOLE % dan WEIGHT % Compos ition
Wt
Wt %
MOL (Ni) / 100 lb
MOLE %
CH4
60
60 %
60 / 16 = 3,75
C2H6
20
20 %
20 / 30 = 0,667
3,75 100 % 77,86 % 4,816 0,667 100 % 13,85 % 4,816
C3H8
10
10 %
10 / 44 = 0,227
C4H10
10
10 %
10 / 58 = 0,172 Σ Ni = 4,816
0,227 100 % 4,71 % 4,816 0,172 100 % 3,57 % 4,816
Compos ition
MOLE %
Wt
Wt %
CH4
77,86
0,7786 x 16 = 12,46
12,86 100 % 60 % 20,76
C2H6
13,85
0,1385 x 30 = 4,16
4,16 100 % 20 % 20,76
C3H8
4,71
0,0471 x 44 = 2,07
2,07 100 % 10 % 20,76
0,0357 x 58 = 2,07
2,07 100 % 10 % 20,76
C4H10
3,57
Σ Wt = 20,76
MW MW Yi
BERAT MOLEKUL
ni Yi ni Density Gas
PV R T
Wt Dg V PV = R T PV = n R T
nRT V P PMW Dg RT
Untuk 1 mole
Untuk 1 mole Untuk n mole
Dg Sg Dudara
SG Gas
PMWgas Sg
Jika : Pst = 14,65 psia Tst = 60 ºF
Sg
SGgas
MWgas MWudara
udara gas
Dg Dudara
Sg
nRT
PMWudara
nRT
MWgas 28,97
Diukur oleh alat ukur yang disebut Gas Spesific Gravity Balance
Untuk di lapangan (field) untuk mencari SG gas maka : t 2 SG gas
gas t udara
SG
Dgas Dudara
t gas t udara
SG
2
dimana t = waktu (detik) DALTON
RT P ni V
II. GAS NON IDEAL VAN DER WALLS a P V 2 V b RT
Untuk 1 mole dimana : a = Konstanta tumbukan molekul b = Konstanta volume terhadap tempatnya
an 2 P 2 V nb nRT V
Untuk gas ideal
Untuk n mole
PV = RT
Untuk Persamaan VAN DER WALLS a v b v
<<< >>> <<< >>>
a 0 v
v b
Persamaan VAN DER WALLS sangat baik untuk laboratorium atau untuk penyelidikan, sedangkan untuk engineering calculation tidak dapat dipakai, hal ini karena sangat sukar untuk dapat harga a & b. Dan membutuhkan waktu yang lama sehingga dalam operasi [khususnya di lapangan] sangat tidak efisien. Karenanya didesign suatu harga tertentu yaitu dengan menggunakan GAS COMPRESSIBILITY FACTOR (z).
Volume Actual P, T , n mole z Volume Ideal P, T , n mole
CARA MENCARI HARGA Z Menggunakan grafik masing – masing komponen PV znR ; z = f (P,T) T
Menggunakan grafik untuk semua komponen z = f (Pr,Tr)
T Tr Tc
Reservoir Temperature (T) Critical Temperature (Tc)
P Pr Pc
V Vr Vc r c
Ppc Yi . Pci
Tpc Yi . Tci
Reservoir Pressure (Pr) Critical Pressure (Pc) Reservoir Volume(Vr) Critical Volume (Vc) Reservoir Density(Vr) Critical Density (ρc) Reduced Density(ρ) Pseudo Critical Pressure Pseudo Critical Temperature
M a Yi . M i
Critical Point Adalah suatu keadaan kritis dimana fasa cair dan fasa gas didalam suatu keadaan setimbang dimana bila ada perubahan akan terjadi pemindahan fasa berdasarkan sifatnya. Ppr = P z -----------Ppc Tpr Tpr = ppr
T Tpc
( Gas Natural menurut KATZ q1 standing ) Berdasarkan dari STATE OF LAW bahwa grafik ini mempunyai kesalahan (accuracy) sebesar ≈ ± 4-5 % → Z. Dengan diketahuinya z maka dapat dikorelasikan kembali untuk masing-masing komponen yang kemudian dapat diketahui kebenarannya.
Cara mencari Z, Dg, Sg bila: 1. Diketahui komposisinya 2. Diketahui Sg, dst Dengan koreksi atau tidak dengan koreksi (ex. 29 → CHI) Contoh :
•
Comp C1
Yi y1
Mi M1
Pc
Tc
Mi%
C10 H2 CO2 Ppc =… Tpc =…
Pci
Tci
Sg =
m 28.97 P = 2000 Psia T = 150˚ F
= 14,91 28.97
=
0,686
Ppc = 2000/633.3 Tpc = 610/374.1 = 3,02 = 1,63 Contoh : 2. Dik : Sg Gas Ppc = 709,604 – 58,718 x SG → 2,33 Tpc = 170,491 + 307,344x SG → 2,34 Karena H2S = 0 → tidak perlu menggunakan koreksi,tapi jika mengandung H2S, maka perlu dikoreksikan. Fig 2.5 → SG Ppc = … Tpc = …
Other Gas
Tpc
Condensate
Other Gas
Ppc
Condensate Sg
Ppc (grafik) → x Tpc (grafik) → y
Sg
harus dikoreksikan dengan N2 , H2S, CO2
Untuk Tpc : Other Gas Tpc Tpc
0 Condensate H2S %
N2 %
Tpc = Y ± H2S ± N2 ± CO2
Tpc
CO2 %
Untuk PPc :
Ppc 0
Ppc 0
H2S %
Ppc 0
N2 %
CO2 %
Untuk sour gas dimana % H2S didalam Limitation tertentu maka perlu adanya ADJUSMENT PSEUDO untuk TEMPERATURE dan PRESSURE yang tergantung pada suatu bilangan
ε3 = 120 [ A^0.9
- A^1.6
ε3 :
] + 15 [ B^0.5 - B^4 ]
Dimana : A = jumlah mol fraksi H2S + CO2 B = mol fraksi H2S Untuk mencari
ε3 ini dapat dilihat dari Fig 2.6, CHI. Sehingga dapat dlihat / dicari : Tpc’ = Tpc -
ε3
Adjusted Pseudo Critical Temperature
Ppc’ = Ppc -
ε3
Adjusted Pseudo Critical Pressure
Kembali ke Fig 2.4 → dapat dicari z Tpr = T /Tpc’ P/Ppc’
Ppr =
Contoh : (ex 2.10 CHI) HALL YARBOROUGH
Z = (0,06125 P pr te 1.2 (1-t)2)/ y …….(2.40) T = Pseudo Reduced Temperature (Tpc/t) y = Reduced Density (lihat formula 241)
DRANCHUCK 3 3 Z = 1 + [ A1 + A2/Tr+ A3/Tr 3] ρr + [ A4 + A5/Tr 5] ρr²/Tr + A5 A6 Pr/Tr + A7 Pr x [ 1 + A8 ρr²]exp [ A8 ρr² ]
GOPAL METHOD (1997) Fpy = super compressibility dimana : 1 ² Z= Fpv →
PV = N Z R T Z = PV nRT
1 = (Fpv)²
PV nRT (Fpv)²
=
1 (Fpv)² = nRT PV (Fpv) = nRT PV Dengan metode memotong garis lurus untuk bagian dari zfactor chart. Rumus yang digunakan :
√
z = Pr (A.Tr + B) + C.Tr + D
Hasil dari A,B,C dan D untuk kombinasi P dan T dapat dilihat dalam tabel 2.4. Cat : Pr yang diatas 5,4, tidak menggunakan tabel ini.
COMPRESSIBILITY NATURAL GAS UNTUK IDEAL GAS (Cg)
C = - 1 ∂v v ∂P V = nRT → ρ →
∂v ∂P Y ∂y ∂p
= = =
- nRT P² - c/p 1 P²
CG (≠z) = -1/ (n R T / P)
= -P nRT Cg = 1 P
- nRT P²
-nRT P² z = faktor compressibilitas Cg = Compressibilitas
COMPRESSIBILITY NATURAL GAS UNTUK REAL GAS (CG) V = ∂v = ∂p =
ZnRT P -ZnRT + nRT ∂z P² P ∂p nRT 1 ∂z - Z P∂p P²
→ untuk t tetap
Cg = Cg =
=
Cg =
- 1/v -
∂v ∂p
P ZnRT
nRT
-
P ZnRT
ZnRT
1 P
-
Padahal : ∂z = ∂z ∂p ∂ Ppr
∂z P∂p
-
z P²
∂z Pz∂p
∂z Z ∂p ∂ Ppr ∂p
Cg = 1 1 P Ppc Untuk Ppr = P Ppc
=
∂z ∂ Ppr →
1 Ppc
∂z ∂ Ppr
P = Ppr . Ppc
1 P²
Cg
=
1 Ppr . Ppc
=
1 Ppc
Cg . Ppc =
-
1 Ppr 1 Ppr
1 Z . Ppc -1 Z
∂z ∂ Ppr
Tpr
∂z ∂ Ppr
1 ∂z Z ∂ Ppr
=
Cr
Dimana = Cr = Pseudo Reduced Compressibility dengan menggunakan persamaan GOPAL (2.44) ∂z ∂ Ppr CPr
Tpr
=
1 Ppr
=
-
A
1 Z
Tpr + B
( A Tpr + B)
Dengan menggunakan persamaan : 2.42, 2.43, 2.49 maka : CPr = 1 PPr
0,27 ((∂z / ∂ Pr) TPr) Z² TPr (1 + (Pr/z (∂z / ∂ Pr) Tpr))
∂z TPr = A1 + A2/Tpr + A3/TPr³ + 2 (A4 + A5 / TPr) Pr + 5 A5 (ρr 4/ TPr) + (2 A7 ρr / TPr³) (1 + A8 ρr² - A8² ρr²) exp (- A8 ρr²) (2.55) Persamaan ini untuk ; Fig 2.8 dan 2.9
VISCOSITY OF NATURAL GAS Viscosity adalah suatu ukuran yang menyatakan suatu tahanan terhadap suatu aliran daripada fluida. Viscosity ada 2 : * Dynamic Viscosity (µ) * Kinematik Viscosity (v)
Dimana : µ = centipoise (cp) v = centistoke (Cst) 1 cp = 1 gram massa / 100 sec cm = 6,72 x 10 -4 Lb mass / ft sec 1 Cst = 1 cm² / 100 sec
µg = ρg . Vg
Cara mencari µ : Dari experiment Dari hukum DARCY (waktunya lama)
Dengan METHODE CORRELASI
µG
= ∑ ( µ Gi
∑
Yi
Yi √ Mi )
√Mi
µG = f (M , T) µ = f (Pr , Tr) µ1 µ1 = Low Pressure or Dilote Gas Viscosity → Conversi
µ = Gas viscosity at high pressure Dari gambar fiG : 2.10, 2.11, dan 2.22
µ
CARR CORRELATION
100
µ1
∂T
M (Berat molekul)
Tapi harga µ1 harus di korelasikan terhadap % N2, % CO2, % H2S
SG µ
2,0
SG
0,7
0,6
% H2S
µ1 = µ1 + µ H2S + µ N2 + µ CO2
0,6
% N2
(µ1 dari grafik)
1,5
SG 0,6
% CO2
Perbandingan antara µ / µ1 , fig 2.11 dan 2.12
Pr
µ / µ1
Tr
µ = µ / µ1 x µ1 µ dapat dihitung.
µ / µ1
Tr
Pr
GAS VOLUME FACTOR (Bg) Gas volume factor (Bg) adalah perbandingan antara volume gas di reservoir dengan volume gas standar. Bg = Vg res Vg st
PV = n R T
V res = Z n R T P V st
= ZnRT Ps
Bg = V res = (Z n R T / P) V st (Z n R T / Ps) = (ZT / P) / (Z Ts / Ps) / (Ts/ Ps) = Z T Ps P Ts
Bg = 14,73 Tz P.520 Bg = 0,0283 5,615
=
0,0283 ZT P
ZT = 0,00504 ZT P P
CuFt Scf BarreL Scf
E = shrinkage gas factor E = 1 / Bg
Please do Read :
Water Vapor API Gravity Gas Gravity C weLL Two Phase Gas FactoR Convertion Equation
CHI IKO KU
Phase Behaviour
T 100-
0-
Cair
Beku
Cair
Q
Uap
System Suatu susunan tertentu dari suatu zat yg mempunyai suatu pebatasan dan terisolasi dari pengaruh lingkungan. ex: system methane, crude oil u/ mengtahui suatu system maka haruslah diketahui & ditentukan sifat-sifatnya
Properties dari System a. Extensive : Jika jumlahnya proportion dengan molekulnya ( molekulnya berbeda ) b. Intensive : Jika jumlah molekulnya berbeda Homogen system
intensive system
Komponen : suatu bagian dari suatu system Komposisi : suatu bagian dari system yg mempunyai volume tertentu Single Component System : a/ suatu system yg diisi oleh satu komponen saja Two Component System : a/ suatu system yg diisi oleh dua komponen
Phasa ( Wujud ) a/ bagian daripad system ( portion of a system ) ex : system gas= - porsi gas - bagian wujud dari system gas
Sifat-Sifat Phasa - homogeneous component - bounded by physcal surface - secara mekanis terpisah dari satu fasa ke fasa yg lain 3 phasa : solid, liquid, gas
Critical Point
a/ suatu keadaan yg menyatakan besarnya tekanan dan temperatur suatu system intensif dari suatu fasa gas & liquid dimana keduanya berada dlm keadaan setimbang a/ tekanan dari suatu system dimana kedua fasa berada dalam keadaan setimbang
Bubble Point a/ suatu keadaan dimana terlihat gelembung gas sebesar ujung jarum, gas mulai keluar.
Dew Point a/ suatu keadaan dimana pertama kalinya terbentuk liquid sebesar ujung jarum
Retograde Reservoir a/ suatu keadaan dimana terjadi pengembunan kembali didalam suatu reservoir
Figure dibawah ini adalah single and two component system :
GAS-CONDENSATE RESERVOIR Reservoir Gas condensate memiliki tekanan > 2000 psia dan temperatur dibawah 100°F dan memungkinkan untuk memiliki temperatur dan tekanan yang lebih tinggi lagi selama proses pengembunan.
Pada umumnya gas-condensate reservoirs memiliki tekanan antara 3000 sampai 6000
psia dan memiliki temperatur antara 200 sampai 400 °F. Batas ini memiliki komposisi yang luas dan bervariasi, terjadi dalam kondisi yang bervariasi untuk kelakuan fisik dari cadangan-cadangan condensate, penekankan study ini adalah penelitian dalam setiap kasus yang bertujuan untuk memilih cara yang terbaik dari pengembangan dan pengoperasian reservoir tersebut.
Table 2.1 Mole Composition and Other Properties of Typical Reservoir Fluids Component
Crude Oil
Gas Condensate
Dry Gas
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Cn+
53.45 6.36 4.66 3.79 2.74 3.41 25.59 100
87.01 4.39 2.29 1.08 0.83 0.60 3.80 100
95.85 2.67 0.34 0.52 0.08 0.12 0.42 100
247 1078 34.5
112 18200 60.8
157 105000 54.7
Mol, wt Cn+ GOR, scf/STB Tank-oil gravity,oAPI
Figure 2.1 Pressure-Temperature diagram for a gascondensate fluid
Figure 2.1 adalah Pressure-Temperatur diagram untuk typical gas-condensate fluid. Ri adalah keadaan awal reservoir dan Ra adalah keadaan saat abandon. S menunjukan sebagai kondisi permukaan (separator).
Saat kondisi awal pada reservoir (Ri) fluidnya adalah gas. Selama fluida reservoir diproduksi, tekanan seluruh reservoir akan menurun. Garis RiRa menunjukan perjalanan fluida kepermukaan yang mengalami kondensasi retograde yakni fluida berwujud gas dan cairan yang suatu saat akan mencapai maksimum kemudian dengan penurunan tekanan lebih lanjut kondisi fluida kepermukan (Ri) adalah berwujud gas, sehingga reservoir tersebut reservoir condensate retrograde. Reservoir ini dikenal sebagai gas-condensate reservoir, dan fluida reservoirnya biasa disebut dengan gas-condensate fluids. Isothermal retrograde condensation dapat terjadi pada temperatur antara titik kiritik C dan cricondentherm T.
Produksi Gas-condensate adalah diantara oil dan gas. Liquid yang terkondensasi dipermukaan separator terkadang disebut Distilate dan umumnya berwarna terang atau tidak berwarna dengan gravity lebih dari 45°API.
Gas-condensate memiliki beberapa aspek diantaranya :
Adanya fasa uap di dalam reservoir .
Adanya beberapa aspek yang penting termasuk kondisi Geologi, sifat-
sifat batuan, deliverabilitas sumur, jarak sumur dan biaya sumur, pola geometri dari sumur, dan biaya-biaya peralatan.
2.2 KESETIMBANGAN VAPOR-LIQUID
Tes Laboratorium dalam sistem gas-condensate biasanya digunakan untuk mencari kelakuan / sifat-sifat volumetric dari suatu sistem dalam reservoir dan pada kondisi permukaan.
Untuk studi digunakan untuk mengetahui komposisi fasa dalam berbagai tekanan selama depletion dari condensate reservoir. Komposisi setiap phase dapat diperhitungkan secara eksperimental. Selain itu, the komposisi fasa dan volume dapat diperhitungkan cukup akurat, pada
temperatur and tekanan berapa pun menggunakan data keseimbangan uap-liquid.
Distribusi dari komponen dari sebuah sIstem antara uap dan liquid dapat ditunjukan dengan kesetimbangan ratio K, ratio fraksi mole dari komponen dalam phasa uap menjadi fraksi mole dari komponen dalam fasa liquid, dengan demikian:
yi Ki xi dimana Ki = rasio kesimbangan dari komponen yi = fraksi mol dari komponen i dalam fasa uap xi = fraksi mol dari komponen i dalam fasa liquid
Nilai numeric dari rasio keseimbangan uap-liquid dari berbagai komponen petroleum adalah fungsi dari tekanan, temperatur, dan semua komposisi dari sistem. Pada tekanan yang rendah, efek dari komposisi sistem adalah kecil tetapi diatas 1000 psia komposisi dari sistem sangat mempengaruhi rasio keseimbangan. Prinsip dalam penerapan nilai K setiap reservoir berbeda-beda. Sangat perlu untuk menghitung nilai K secara fisik untuk setiap fluida reservoir.
2.2.1 Perhitungan Keseimbangan Vapor-Liquid Kegunaan dari rasio keseimbangan memberikan perhitungan pada tekanan buble point, tekanan dew-point, dan bagian dari uap dan liquid dalam keseimbangan pada tekanan dan temperatur dimana kedua fasa berada. Dalam semua perhitungan, sistem dianggap dalam keseimbangan termodinamik pada temperatur dan tekanan yang telah diberikan. Beberapa tata nama / simbol dibawah yang digunakan untuk perhitungan matematika: n = total angka dari mole dalam campuran L = total angka dari mole liquid V = total angka dari mole uap Zi = fraksi mole dari komponen / dalam campuran
Syarat – syarat lain yang telah ditetapkan sebelumnya, menjadi: Zi n = seluruh mole dari / dalam total campuran xi L = mol dari / dalam liquid pada kesetimbangan yi V = mol dari / dalam uap pada kesetimbangan Mempertimbangkan bentuk pemisah (Fig. 2.2). Material balance dari sistem memberikan:
n=L+V Material Balance pada komponen ke – i Zi n = xi L + yi V
Mengeliminasi yi dari Persamaan 2.1 dan 2.3, Zi n = xi L + xi Ki V
(2.2)
(2.3)
atau
n Zi Xi L V Ki
(2.4)
Pada kesetimbangan, fraksi mole dari komponen dua fasa harus berjumlah: Σxi = 1 (2.5) Σyi = 1 (2.6) Menggunakan Persamaan 2.5 hingga Persamaan 2.4
n Zi x i L V Ki 1
(2.7)
Figure 2.2 Flow Diagram
Persamaan yang sama dapat menghasilkan penyelesaian komposisi dari fasa uap menggunakan Persamaan 2.6
yi
n Zi L V Ki
(2.8)
Perhitungan dapat disederhanakan dengan memisalkan nilai n = 1; Persamaan 2.7 dan 2.8 disederhanakan menjadi:
Dan
Zi xi L V ki 1
yi
Zi L V Ki
(2.9)
1 (2.10)
Prosedur perhitungan mengguanakan proses trial-error. Sebagai contoh, bertujuan untuk menyelesaikan Persamaan 2.9 sebuah nilai dari L harus diasumsikan. Jika L diasumsikan sebagai Σxi ≠ 1.00, kemudian prosedur harus diulangi sampai nilai L terpilih dimana Σyi = 1.00. Contoh dari perhitungan cepat diberikan oleh Standing.
2.2.2 Perhitungan dari Convergence Pressure
dan Equilibrium Ratios Untuk menentukan convergence pressure, komposisi dari aliran keluar liquid separator harus diketahui. Nilai K dari komposisi tetap sistem akan bertemu menuju pada sebuah nilai biasa dari unit pada beberapa tekanan tinggi (Fig. 2.3). Tekanan ini adalah convergence pressure.
Figure 2.3 Typical equilibrium ratios at 220 oF. Dashed lines are the ideal ratios.
1. Diasumsikan fasa liquid atau buat sebuah aproksimasi. (jika tidak ada petunjuk, gunakan total feed composition). 2. Mengidentifikasi komponen the Hidrokarbon paling ringan yang berada pada minimal 0.1 mol % dalam fasa liquid. 3. Menghitung berat rata – rata temperatur kritik dan tekanan kritik untuk sisa komponen terberat untuk membentuk sistem pseudo-binary. (Kegunaan utama sistem Hidrokarbon umumnya hanya untuk memperhitungkan berat rata - rata Tc). 4. Bekas letak kritis (pada Fig. 2.4) dari binary bergantung pada komponen ringan dan komponen pseudo-heavy. Saat rata-rata komponen pseudo-heavy berada diantara hingga kondisi hidrokarbon yang asli, suatu interpolasi dari 2 critical loci harus dibuat. 5. Baca convergence pressure pada temperatur yang berhubungan padanya yang diinginkan pada kondisi flash. 6. Menggunakan pk dari langkah 5, bersama dengan temperatur sistem dan tekanan sisem, dapatkan harga K untuk komponen-komponen dari Grafik convergence-pressure K yang tepat. 7. Buat perhitungan flash dengan komposisi Feed dan harga K dari langkah 6. 8. Ulangi langkah 2 sampai 7 sampai asumsi dan hitunglah pk periksa dalam toleransi yang dapat diterima.
Sebuah contoh dari perhitungan convergence pressure diberikan pada halaman 18-6 dari NGPSA—Engineering data book.
2.2.3 Tekanan Bubble Point Tekanan bubble-point dari sebuah sistem adalah suatu keadaan pada kuantitas infinitesimal dari gas adalah dalam kesetimbangan dengan kuantitas yang besar dari liquid. Dimulai dengan Persamaan 2.8, pada bubble point, V → 0 dan L → n, menjadi
yi lim v 0
n Zi 1 L V Ki
Atau Σ Ki Zi = 1
(2.11)
Dengan demikian, untuk memperhitungkan tekanan bubble-point dari sebuah sistem, diperlukan perhitungan trial and error, tekanan pada Persamaan 2.11 terpenuhi.
2.2.4 Tekanan Dew-Point Pada dew point, the keadaan liquid adalah infinitesimal: L → 0 and V → n, sehingga Persamaan 2.7 menjadi
xi lim L 0
n Zi 1 L V Ki
atau
Zi Ki 1
(2.12)
2.3 GAS-CONDENSATE TESTING AND SAMPLING Pengetesan yang tepat pada sumur-sumur condensate adalah hal yang diperlukan untuk memperhitungkan secara akurat jumlah dan kondisi pada reserevoir HC dan juga untuk merencanakan recovery program yang terbaik.
Test ini digunakan pada sumur condensate untuk beberapa tujuan tertentu: Untuk mengambil sample yang akan dihitung komposisi fluida reservoirnya dan juga menghitung propertiesnya. Untuk memperhitungkan properties dari liquid dan gas. Untuk mengetahui formasi dan karakter dari sumur termasuk producibility dan injectivity. Test ini sulit digunakan untuk black-oil reservoir.
Gravity cairan dan berat molekul kondensat.
Mo Well Fluid Gravity Trap Gas Gravity 28.97 g
76.4 R g g 350 0 2.64 R M 350 g o o
Dimana Mo = berat molekular kondensat (tank minyak) Yo = spesifik gravity dari kondensat (tank minyak) ( udara = 1) Yg = spesifik gravity dari gas yang terjerat atau produksi gas dari separator dan stock tank (udara = 1) R’g = tekanan GOR, Mscf / kondensat bbl
2.4.1 Perhitungan Gas Awal di Tempat dan Minyak di Tempat untuk Reservoir Gas Kondensat Menggunakan kondisi yang standar dari psia 14.7 dan 60°F, volume molar menjadi 379.4 cuft/mol. Sebagai dasarnya 1 bbl dari tank minyak dan standar Rg kaki kubik dari separator atau disamping gas, hasil dari sumur adalah
Mw
Rg x g x 28.97 379.4
350 o
Dimana Rg adalah GOR awal di permukaan, SCF
Mol total fluida dalam 1 barrel minyak dan Rg gas CF adalah 350 o nt 379.4 Mo Rg
Jadi, spesifik gravity fluida sumur adalah Mw / 28.97, atau
w
R g g 4584 o mw 28.97 nt R g 132800 o / M o
The tank oil specific gravity didapat dari API gravity of the tank oil menggunakan persamaan
o
141.5 API 131.5
Bila berat molekul tank oil tidak diketahui, dapat digunakan formula Craft and Hawkins: Mo
44.29 o 6084 1.03 o API 5.9
2.5.1 Two-Phase Gas Deviation Factor Faktor deviasi dua fasa gas untuk fluida yang tersisa didalam reservoir selama produksi gas-condensate dapat dihitung dari hukum gas yaitu 379,4 pV z (two-phase) = ---------------(G - Gp)RT Jika data produksi tidak tersedia untuk memungkinkan perhitungan faktor deviasi dua fasa gas selama depletion dari reservoir gas-condensate, faktor deviasi gas dapat diasumsikan konstan pada initial value.
2.5.2 Condensate Material Balance Ketika zona minyak tidak ada atau tidak perlu diperhatikan, persamaan material balance untuk reservoir gas-condensate sama seperti persamaan material balance untuk dry-gas reservoir, bersamaan dengan volumetric dan water-drive performance.
Persamaan material balance dapat ditulis sebagai berikut : pbGp piVi p (Vi – We + BwWp) ------- = ------ – ---------------------------Tb ziT zT
dan G(Bg - Bgi) + We = GpBg + BwWp
2.5.3 Reservoir Performance – Retrogade Gas-Condensate Reservoirs Ketika produksi awal, gas-oil ratios diantara 6000 dan 15000 scf/STB, secara normal diharapkan kelakuan retrograde selama tekanan depletion pada temperatur konstan. Retrograde gas-condensate reservoir dapat dijumpai dengan GOR awal lebih rendah dari pada 3000 scf/STB.
Perhitungan ultimate oil recovery dengan depletion dari tekanan saturasi sampai 500 psia dikorelasikan dengan persamaan : Np 0.061,743
143.55 0.000,121,84 T 0.001,011,4 ( o API ) Ri
dimana Np = produksi kumulatif stock tank oil
Ri = initial separator GOR, scf/bbl stock tank oil T = temperatur reservoir, °F °API = initial stock tank oil API gravity Separator gas in place pada tekanan saturasi dikorelasikan dengan persamaan : Ri G 2229.4 148.43 100
0 .2
142.130 21.831 ( o API ) 0.263,56 Pd ,b T
dimana G = total primary separator gas in place awal, scf p = tekanan saturasi (dew point atau bubble point), psia Jika substansial compression diatas dew point telah terjadi, revised value (harga sebenarnya) dari minyak yang telah direcovered harus dihitung berdasarkan :
G (nomograph) / Ri N p (revised ) N p (nomograph) Oil in Place ( Fig . 2 . 13 )
2.6 RESERVOIR PERFORMANCE PREDICTON Prediksi performa akan datang dari reservoir gascondensate layak dibuat untuk menetapkan rencana pekerjaan optimasi reservoir. Secara teori, beberapa program pekerjaan yang mungkin adalah pressure depletion tanpa bentuk sesuatu dari pressure maintenance atau gas return, produksi fluida dapat melewati gasoline plant dimana cairan diperoleh dan dry gas dikembalikan ke reservoir, dan reservoir dapat diproduksikan dengan pressure depletion sampai economic limit pada saat pekerjaan mengembalikan gas dapat disamakan secara objektif dengan akumulasi perolehan cairan dari reservoir.
2.6.1 Operasi Reservoir Gas-Kondensat dengan Penurunan Tekanan Prediksi penurunan tekanan dengan menggunakan turunan dari data lab dan analisis Hidrokarbon Digunakan apabila kondensat yang terbentuk selama penurunan tekanan tidak dapat bergerak lagi.
Volume hidrokarbon awal Vre = 7758 A h Φ (1- Sw) Vre = 43560 A h Φ (1- Sw)
(res BBL) (cu ft)
Volume gas basah awal (Gwg)
G wg
5.615Vre p reTb z b pb Tre z re
(scf)
Volume kondensat
GL
G wg 10
6
(C L ) re
(STB)
dimana (CL)re : kandungan kondensat pada gas basah (STB/MMscf)
Recovery dari gas dan kondensat dapat diubah ke mole dengan persamaan :
( n p ) wg (n p ) L dimana (np)wg (Gp)wg 379.4 (np)L (Gp)L ρL ML
(Gp) wg
379.4 42(Gp) L L ML
= produksi gas basah kumulatif (lb-mol) = produksi gas basah kumulatif (scf) = faktor peubah satuan (scf/lb-mol) = kumulatif produksi kondensat (lb-mol) = kumulatif produksi kondensat (BBL) = densitas rata2 dari seluruh produksi kondensat (lbm/gal) = berat molekul rata2 dari seluruh produksi kondensat (lbm/lb-mol)
Gas kering atau residu yang terproduksi sampai tekanan abandon : (n p ) wg (n p ) L G p 379.4 3 10
Efisiensi produksi (dalam fraksi) untuk gas basah dan kondensat :
( E R ) wg (ER ) L
(G p ) wg G wg
(G p ) L GL
2.6.2. Operasi Reservoir Gas Kondensat dengan Pemeliharaan Tekanan Pressure maintenance dari reservoir gas-kondensat dapat berupa tenaga dorong air setelah pengurangan tekanan akibat produksi awal, injeksi air, injeksi gas, atau kombinasi dari ketiga jenis tersebut Pendorongan dengan Gas Kering Tujuan : untuk menjaga tekanan reservoir tetap tinggi agar jumlah kondensat yang terbentuk dapat diminimalkan Metode ini dapat meningkatkan recovery dengan sangat baik, selain itu gas injeksi dapat menggunakan produksi gas yang biasanya dibuang
Efisiensi -Efisiensi Pengurasan Areal (EA) adalah area yang tersapu oleh batas depan injeksi gas dibagi dengan total area reservoir yang terproduksi pada awal injeksi
-Efisiensi Pola (EP) adalah volume pori yang tersapu oleh batas depan injeksi gas dibagi dengan total volume pori HC yang telah terproduksi selama proses pendorongan. EP = EA pada reservoir yang seragam ketebalan, porositas, Swi, dan permeabilitas efektifnya
-Efisiensi Invasi (EI) adalah volume pori HC yang terinvasi (dipengaruhi atau dikenai) oleh gas injeksi dibagi dengan volume pori HC yang tersapu oleh front pendesakan gas injeksi
-Efisiensi Displacement (ED) adalah volume pori gas HC basah yang tersapu dibagi dengan volume HC awal sebelum proses injeksi
-Efisiensi siklus reservoir (ER) adalah volume gas HC basah yang tersapu selama proses penyapuan dibagi volume gas HC basah awal yang dapat diproduksi sebelum penyapuan ER = EP EI ED
Recovery Total dari Gas dan Kondensat oleh Pendorongan Dengan Gas
• Cycling 1. Hitung efisiensi total reservoir, dimana EP didapat dari studi model reservoir potensiometrik, EI diperkirakan dengan variasi permeabilitas, ED dianggap 100% bila injeksi dilakukan pada atau diatas titik embun
2. Kumulatif produksi gas basah pada periode cycling
dimana (ΔGp)wgm Gwg (ER)m
( G p ) wgm G wg ( E R ) m = kumulatif produksi gas basah (scf) = gas basah di reservoir (scf) = efisiensi reservoir total (dari step 1)
3. Volume kondensat yang terproduksi selama periode cycling
dimana (CL)rem
(G p ) Lm =
(G p ) wgm (C L ) rem 10 6
kandungan kondensat dalam gas basah (STB/MMscf)
Blow Down Gas basah yang dapat diproduksi (ΔGp)wgd = (Gp)wg [1-(ER)m] dimana (Gp)wg = produksi gas basah kumulatif sampai tekanan abandon
Dry Gas Jumlah total gas kering yang terproduksi selama proses kombinasi injeksi dan penurunan tekanan dapat diprediksi dengan persamaan (np)wg dan (np)L. Hasil persamaan tersebut dibagi dengan total produksi gas basah menghasilkan produksi residu gas total
2.6.3 Keekonomian dari Produksi Gas Kondensat
Dalam memilih metode untuk memproduksi reservoir gas kondensat (antara penurunan tekanan dan pressure maintenance) harus memilih yang paling ekonomis. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memilih metode produksi reservoir gas-kondensat : 1. Karakteristik fluida dan formasi reservoir a) Ada/tidaknya black oil b) Ukuran besar cadangan c) Komposisi dan kandungan HC reservoir d) Produktivitas dan injektivitas sumur e) Variasi permeabilitas f) Derajat keberadaan tenaga dorong air
2. Pengembangan reservoir dan biaya operasi 3. Instalasi peralatan dan biaya operasi 4. Permintaan pasar untuk produk minyak dan gas 5. Nilai relatif masa depan dari produk migas 6. Keberadaan dari operator lain yang memproduksi reservoir yang sama 7. Pajak 8. Resiko dan keadaan khusus (politik, kontrak kerja, dll) 9. Analisis ekonomi keseluruhan