1. Defenisi dan fisiologi lansia A. Defenisi Istilah lansia (lanjut usia) umumnya digunakan untuk pria dan wanita yang telah berusia lanjut. Berdasarkan pengertian secara umum, seseorang disebut lansia apabila usianya 65 tahun ke atas. Terdapat batasan-batasan umur yang mencakup batasan umur orang yang masuk dalam kategori lansia, diantaranya adalah 60 tahun (UU No. 13 Tahun 1998) dan 60-74 tahun (WHO).
B. Perubahan komposisi tubuh Dari semua perubahan fisiologis yang terjadi selama penuaan, efek terbesar pada status gizi adalah karena adanya perubahan dalam sistem muskuloskeletal, yang kehilangan hingga 15% dari massa bebas lemak. Rata-rata, ada penurunan massa tubuh tanpa lemak dari 2% menjadi 3% per dekade dari usia 30 hingga 70, termasuk kehilangan otot (sarkopenia) mulai sekitar usia 40. Pada usia ini (40 tahun), lemak tubuh meningkat, terutama di daerah visceral. Ketika usia lebih dari 50 tahun, 24 lb otot perlahan hilang pergi, digantikan oleh 22 lb lemak. Setelah usia 70, berat badan, termasuk lemak, mulai menurun. Perubahan komposisi ini terkait dengan tingkat aktivitas fisik, asupan makanan, dan perubahan hormon yang lebih rendah pada wanita. Kehilangan ini membuat cadangan mineral, otot, dan air pada lansia semakin rendah. C. Perubahan fisiologi tubuh 1. Penuaan kulit Kulit manusia akan menjadi lebih keriput akibat berkurangnya produksi kolagen. Kolagen adalah salah satu protein yang berfungsi untuk menjaga kekenyalan kulit. Kelenjar keringat di kulit juga dapat berkurang, menyebabkan seorang lansia lebih rentan mengalami kulit kering. 2. Fungsi jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) Penuaan memengaruhi struktur jantung dan pembuluh darah, yang turut memengaruhi fungsinya. Pembuluh darah arteri akan menebal dan menjadi keras karena proses aterosklerosis. Selain itu, katup jantung juga dapat menjadi lebih kaku. Hal ini dapat menyebabkan daya tahan jantung berkurang saat berolahraga maupun beraktivitas. 3. Sistem pernapasan Elastisitas paru dan aktivitas sel pembersih paru akan berkurang seiring bertambahnya usia. Akibatnya, kapasitas paru dan jumlah oksigen maksimal yang
dapat dihirup akan berkurang. Demikian pula refleks batuk yang semakin berkurang.
4. Sistem pencernaan Lambung akan memproduksi asam lambung dalam jumlah yang lebih sedikit. Akibatnya, tubuh lansia akan rentan terhadap infeksi dari makanan. Sedangkan pada lidah, pengecap rasa akan bekurang jumlahnya sehingga makanan terasa lebih hambar. Usus juga bergerak lebih pelan sehingga Anda memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencerna makanan. 5. Fungsi ginjal Seiring bertambahnya usia, struktur pada ginjal akan berubah. Proses aterosklerosis juga dapat menyerang ginjal, menyebabkan menurunnya fungsi ginjal. 6. Tulang dan sendi Tulang akan mulai kehilangan strukturnya, yang mana dapat menyebabkan osteoporosis jika tidak dilakukan tindakan pencegahan. Sendi juga mengalami penipisan dan sering meradang. Akibatnya dapat timbul nyeri yang mengganggu pada tulang maupun sendi. 7. Penglihatan Lensa mata akan menjadi lebih keras. Akibatnya, mata akan sulit melihat pada kondisi remang-remang. Kemampuan akomodasi juga akan berkurang, sehingga lansia umumnya memerlukan bantuan kacamata ganda untuk melihat dengan fokus. Ketajaman penglihatan, kepekaan warna, dan persepsi kedalaman juga berkurang. 8. Pendengaran Terjadi berbagai perubahan pada sistem pendengaran di usia tua. Mulai dari berkurangnya saraf pendengaran hingga melemahnya struktur telinga. Pada lansia, gejala yang paling mudah dirasakan adalah hilangnya pendengaran pada nada tinggi serta kesulitan membedakan nada bicara. 9. Sistem imun Menurunnya aktivitas sel T pada sistem imun (kekebalan tubuh) akan menyebabkan lansia mudah mengalami infeksi. Selain itu, ketika sedang terserang penyakit pun tubuh lansia pun jadi lebih sulit untuk mempertahankan dan
memulihkan diri. Maka, penting bagi lansia untuk rutin cek kesehatan dan segera periksa ke dokter setiap kali memiliki keluhan atau gejala penyakit apa pun. 10. Sistem saraf Sistem saraf dan otak juga akan mengalami perubahan. Kemampuan intelektual, kecepatan belajar, dan psikomotor juga akan berkurang seiring bertambahnya usia. Lansia juga akan mengalami perubahan pola tidur, membutuhkan waktu tidur yang lebih sedikit tapi lebih sering. 11. Sistem hormon Sistem endokrin (hormon) juga akan mengalami perubahan. Hormon seks akan berkurang (esterogen maupun testoteron). Hormon lainnya bisa saja meningkat, berkurang, atau pun tidak terpengaruh faktor usia. Proses penuaan juga secara tidak langsung memengaruhi risiko peningkatan resistensi hormon, misalnya insulin. Secara umum juga seorang lansia akan mengalami penurunan tinggi badan dikarenakan kompresi tulang belakang dan perubahan postur tubuh. Lemak tubuh akan semakin meningkat sementara massa otot berkurang. Demikian pula total cairan tubuh yang umumnya berkurang.
Referensi: Kane RL, Ouslander JG, Abrass IB. Essentials of Clinical Geriatrics. 5th ed. New York: McGraw-Hill; 2004 Halter JB, Ouslander JG, Tinetti M, Studenski S, High KP, Asthana S. Hazzard’s Geriatric Medicine and Gerontology. 6th ed. New York: McGraw-Hill; 2009 Brown, J.E., et al. 2011. Nutrition Through the Life Cycle. 4th edition. Wadsworth: Cengage Learning.