Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 2 / Agustus 2018
Persepsi dan Perilaku Wanita Usia Subur dalam Melakukan Tes Inspeksi Visual Asam Asetat Liyasda Amalis Sahr*), Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum*) *) Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta Korespondensi:
[email protected]
ABSTRACT Background: Sukoharjo Regency is ranked as the four highest positive IVA in Central Java with 19.35% of fertile women have IVA tes positive. This percentage has exceeded the target set by Ministry of health as many as 3%. The lowest of IVA test visits in this Regency was in sukoharjo subdistric which only 47 fertile women (0,19%) has been tested. This research aims to exlplore the perceptions of fertile women in terms of IVA test based on health belief model theory. Method: The research employs qualitative method with case study approach. In-depth interviews were conducted to 14 fertility women and their husbands. One midwife also has been interviewed who was provider of IVA test in Sukoharjo Community Health Centers as an informant triangulation Results: The results showed that the majority of fertile women has not been tested. The incomprehensive information about IVA test exposure is as the cause of the women didn't want to do the test. Lack of knowledge about the process of IVA test, feel fear and shame including feeling against to religion principles as the inhibitor factors to do test. Beside the need complete socialization from health provider and husband’s support and friend make women easier want to do a IVA test. This study recommends providing complete information to fertile women and their husbands’ by health provider as the key factor to improve the IVA test among fertile women. Keywords: Servical Cancer, women fertile age, visual inspection with acetic acid (IVA)
ABSTRAK Latar Belakang: Kabupaten Sukoharjo menempati sebagai salah satu kabupaten tertinggi positif IVA di Jawa Tengah dengan presentase sebesar 19.35%. Jumlah tersebut melampaui ambang batas yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI yaitu sebesar 3%. Kunjungan tes IVA terendah terdapat di Puskesmas Kecamatan Sukoharjo yaitu hanya 47 (0,19%) wanita usia subur (WUS) yang telah tes IVA. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku WUS yang telah bersedia dan tidak bersedia melakukan tes IVA berdasarkan teori Health Belief Model. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus WUS yang bersedia dan tidak bersedia melakukan tes. Sebanyak 14 WUS terlibat dalam penelitian ini dan disertai dengan 14 suami WUS yang bersedia dilakukan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Satu orang bidan sebagai pelaksana program IVA tes juga di wawancara mendalam sebagai informan triangulasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar WUS belum melakukan tes IVA. Persepsi hambatan yang dirasakan oleh WUS merupakan persepsi yang paling melatarbelakangi WUS tidak melakukan tes IVA. Alasan WUS enggan melakukan tes IVA karena kurangnya informasi tentang tes IVA sehingga WUS merasa tidak faham tentang IVA, selain kesibukan, perasaan takut, dan malu. Persepsi yang paling berkaitan dengan WUS melakukan tes IVA adalah cues to action. Alasan WUS melakukan tes IVA adalah karena
114
Persepsi dan Perilaku Wanita… (Liyasda A.S., Tanjung A.I.K.) mendapat sosialisasi lengkap sehingga faham manfaatnya, selain juga dukungan dari suami serta adanya contoh dari teman yang telah melakukan tes IVA. Kata Kunci: Kanker Serviks, Wanita Usia Subur, IVA, persepsi, Health Belief Model diketahui pada stadium awal yaitu sel
PENDAHULUAN Penyakit
kanker
serviks
atau
abnormal yang ditemukan pada permukaan
kanker leher rahim merupakan masalah
serviks dapat diobati dengan tingkat
kesehatan yang penting untuk menjadi
kesembuhan hampir 100%.(3)
perhatian wanita di seluruh dunia. Pada
Metode screening kanker serviks
tahun 2012, kanker serviks dengan jumlah
dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam
kasus 527.624 (7,9%) adalah jenis kanker
Asetat (IVA) merupakan salah satu metode
yang menduduki peringkat keempat paling
deteksi
umum ditemukan pada wanita di dunia.(1)
memungkinkan
dini
kanker
serviks
yang
untuk
tersedia
pada
Angka kematian kanker serviks
pelayanan kesehatan primer karena praktis,
sebanyak 265.672 orang (7,5%), dimana
murah, serta tingkat sensitifitas tinggi yaitu
70%
dari
Negara
dengan sensitifitas pemeriksaan rata – rata
kematian
akibat
sebesar 77% (range antara 56-94%) dan
kanker serviks di Indonesia sebesar 9.498
spesifisitas rata-rata 86% (antara 74-94%)
kasus
berasal
berkembang.
Angka
(10,3%).(1)
orang
Tingginya
angka
kanker
serviks
dengan frekuensi 5 tahun sekali dapat
dikarenakan keterlambatan diagnosis dan
menurunkan kasus kanker leher rahim
pengobatan. Pasien kanker serviks pada
sampai 83,6%.(4)
kematian
pasien
signifikan.
umumnya baru mengetahui kondisinya
Screening
Jumlah
WUS
kanker
yang
serviks
melakukan
ketika sudah memasuki stadium lanjut
pemeriksaan IVA di Jawa tengah tahun
dimana sel kanker telah menyebar ke organ
2016 sebanyak 56.337 WUS atau 1,27%.
lain di dalam tubuh. Inilah penyebab
Jumlah tersebut masih belum mencapai
pengobatan
target yang telah ditetapkan yaitu sebesar
yang
dilakukan
menjadi
semakin sulit.(2) Mengingat
10%. Jumlah WUS di Jawa Tengah yang tingginya
prevalensi
melakukan tes IVA diketahui bahwa
kanker serviks pada wanita di Indonesia
sebanyak 3.946 (7,01%) WUS memiliki
maka perlu dilakukan tindakan pencegahan
hasil pemeriksaan IVA positif. Jumlah
dan deteksi dini yang dilakukan oleh
tersebut cukup tinggi melampaui ambang
penyedia pelayanan kesehatan. Tindakan
batas yang ditetapkan oleh Kementerian
pencegahan kanker serviks dapat dilakukan
Kesehatan yaitu 3%. Kabupaten Sukoharjo
mengingat sel kanker serviks yang dapat
menempati empat tertinggi positif IVA
115
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 2 / Agustus 2018 yaitu Grobogan 27,27%, Temanggung
untuk bertindak WUS untuk melakukan tes
23,71%, Tegal 22,48%, dan Sukoharjo
IVA. Pada penelitian tersebut peneliti
sebesar 19.35%.(5)
dijelaskan bahwa lebih dari separuh WUS
Sesuai data rekapitulasi kunjungan
tidak bersedia melakukan tes IVA tanpa
tes IVA Kabupaten Sukoharjo tahun 2016,
diketahui
alasannya.
dari 10 puskesmas yang menyediakan
dilakukan
secara
pemeriksaan
bahwa
penyebab banyaknya WUS yang tidak
Puskesmas Kecamatan Sukoharjo memiliki
bersedia melakukan tes IVA maupun yang
kunjungan IVA terendah yaitu sejumlah 47
bersedia. Pengetahuan WUS tentang IVA,
WUS (0,19%). Jumlah tersebut masih
persepsi dan sikap WUS perlu diteliti
belum
secara
IVA
diketahui
mencapai
ditetapkan
target
oleh
yang
Dinas
telah
Kesehatan
Kabupaten Sukoharjo yaitu sebesar 10%.(6) Perilaku WUS dalam melakukan pencegahan
penyakit
kanker
mendalam
Sehingga
mendalam
melalui
perlu sebagai
penelitian
kualitatif
sehingga
diketahui
mendetail
faktor
penghambat
secara dan
pendukung WUS dalam melakukan tes IVA.(9)
serviks
dengan deteksi dini masih rendah. Perilaku
Tingginya angka IVA positif di
tersebut dipengaruhi oleh faktor persepsi
Kabupaten Sukoharjo, masih rendahnya
dan keyakinan WUS terhadap kanker
perilaku
serviks yang rendah.(7) Hal ini sesuai
pemeriksaan IVA, dan belum diketahuinya
dengan teori HBM yang dikemukakan oleh
alasan WUS untuk melakukan dan tidak
Rosenstock pada tahun 1974. Individu
melakukan IVA di Puskesmas Sukoharjo
akan mengambil keputusan terhadap suatu
maka peneliti tertarik untuk melakukan
penyakit untuk melindungi dirinya dengan
penelitian dengan tujuan mengeksplorasi
cara memandang kerentanan (perceived
secara mendalam faktor penghambat dan
susceptibility),
keseriusan/keparahan
pendukung Wanita Usia Subur (WUS)
(perceived severity), manfaat (perceived
dalam melakukan pemeriksaan tes IVA
benefits), hambatan (perceived barriers),
berdasarkan teori Health Belief Model.
WUS
untuk
melakukan
isyarat untuk bertindak (cues to action), kemampuan
diri
(self-efficacy)
dalam
METODE
melakukan tindakan kesehatan.(8) Berdasarkan
terdahulu
penelitian kualitatif dengan menggunakan
terdapat
pendekatan studi kasus tentang kesediaan
pengaruh persepsi kerentanan, keparahan,
WUS dalam melakukan tes IVA di
ancaman, manfaat, hambatan dan isyarat
Puskesmas Kecamatan Sukoharjo. Pada
menunjukkan
penelitian
Jenis penelitian ini merupakan
hasil
bahwa
116
Persepsi dan Perilaku Wanita… (Liyasda A.S., Tanjung A.I.K.) penelitian studi kasus peneliti menyelidiki
sebagian besar ibu rumah tangga (9 orang)
secara cermat suatu program, peristiwa,
dan sisanya pegawai swasta (7 orang) dan
aktivitas,
proses
atau
sekelompok
pegawai negeri. Pekerjaan suami sebagian
Penentuan
informan
besar adalah pegawai swasta (6 orang),
menggunakan cara purposive sample yaitu
wirausaha sebanyak 2 orang, sebagai buruh
WUS yang berdomisili di wilayah kerja
sebanyak 4 orang dan hanya sebagian kecil
Puskesmas
yang pegawai negeri (2 orang). Umur rata-
individu.(10)
pernah
Sukoharjo,
menikah,
dan
klinik
KIA
mengunjungi
Puskesmas
Sukoharjo.
Penelitian
rata suami adalah antara 22-52 tahun.
ini
Informan triangulasi 1 bidan yang
dilakukan pada bulan januari tahun 2018
merupakan provider dan pelaksana tes IVA
dengan menggunakan metode wawancara
di
mendalam terhadap 14 informan utama
dengan rentang 35 tahun dengan tingkat
yaitu WUS dan 14 orang suaminya serta
pendidikan D4 kebidanan.
Puskesmas
Kecamatan
Sukoharjo
satu orang bidan sebagai petugas tes IVA yang
dijadikan
triangulasi. kepada
sebagai
Inform
WUS
dan
informan
consent
Perilaku WUS Melakukan Tes IVA
diberikan
suaminya
Hasil
Penelitian
menunjukkan
dan
sebagian besar tidak bersedia melakukan
ditandatangani sebagai kesediaan menjadi
tes IVA dan hanya sedikit yaitu 3 orang
informan.
yang bersedia dan telah melakukan tes. Adapun
faktor
persepsi
yang
paling
mendasari WUS tidak bersedia melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN Informan utama pada penelitian ini
tes IVA berdasarkan teori Health Belief
adalah 14 WUS dengan range usia antara
Model
21-43
ber
(Perceived Barrier). Persepsi hambatan
pendidikan WUS SMP/sederajat (6 orang)
WUS dalam melakukan tes IVA terjadi
dan SMA/ sederajat (6 orang) dan hanya
karena kurangnya informasi yang didapat
satu orang lulusan SD dan satu orang
oleh WUS baik tentang manfaat, kerugian,
lulusan
karakteristik
proses tes IVA dan dampak bila tidak tes.
suami juga demikian hampir sama dengan
Lebih banyak persepsi negative yang ada
WUS, kebanyakan lulusan SMA sebanyak
dalam pikiran WUS dalam melakukan tes
7 orang, sebagian kecil lulusan SD dan
IVA, seperti rasa sakit, bila terdeteksi sakit
SMP sebanyak 4 orang dan sangat sedikit
akan
yang lulusan perguruan tinggi hanya 3
membebani, rasa malu karena dilakukan
orang. Adapun latar belakang pekerjaan
didaerah sensitive serta ketakutan akan
tahun.
Kebanyakan
sarjana.
Adapun
WUS
117
adalah
menjadi
persepsi
bahan
hambatan
pikiran
yang
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 2 / Agustus 2018 berlawanan dengan prinsip agama. Selain
tersebut harus memiliki self efficacy atau
itu, kesibukan WUS dalam bekerja atau
kepercayaan diri yang kuat untuk mampu
mengurus anak dan rumah tangganya
melakukan
membuat penghalang untuk melakukan tes
diwajibkan oleh istansi kelurahan, WUS
menjadi bertambah. Hal ini seperti yang
melakukan tes IVA, WUS tersebut juga
diungkapkan oleh WUS sebagai berikut:
ingin mengetahui kondisi kesehatannya
tes
IVA.
Selain
alasan
walaupun ini tidak menjadi alasan utama. “Saya masih belum berani melakukan tes, karena takut dan malu, saya juga tidak faham tentang tes IVA itu seperti apa masih banyak teman yang tidak tes juga.” (Ibu A)
Seperti
yang
diungkapkannya sebagai
berikut: “Sebagai ketua PKK saya harus memberikan contoh dan teladan kepada ibu-ibu disini, walaupun saya juga takut, tapi karena saya mengajak ibu-ibu maka saya harus lebih dulu melakukan tes agar ibu-ibu lain tidak takut.” (Ibu B)
Semakin besar faktor penghambat yang dirasakan maka semakin sulit untuk melakukan tes. Hambatan yang dirasakan merupakan suatu konsekuensi negatif yang potensial untuk menurunkan keinginan
Berbeda dengan WUS tesebut,
yang timbul ketika mengambil tindakan
terdapat seorang WUS yang melakukan tes
tertentu sesuai dengan teori HBM yang
IVA atas dasar kesadarannya bahwa
dikembangkan oleh Glanz, Rimer dan
deteksi dini kanker serviks penting untuk
Viswanath.
(9,11)
wanita. Kesadaran untuk melakukan tes
Berdasarkan hasil penelitian hanya terdapat
3
orang
WUS
yang
IVA tersebut muncul setelah mengikuti
telah
penyuluhan di pertemuan RT. Alasan
melakukan tes IVA. Ketiga WUS tersebut
WUS tersebut ditinjau dari teori Health
memiliki alasan yang berbeda sebagai
Belief Model adalah merupakan pengaruh
pendorong dalam melakukan tes IVA.
faktor persepsi cues to action external
Salah satu WUS melakukan tes IVA
yaitu berupa informasi dari luar yang
karena diwajibkan untuk mengikuti tes
didapat.
IVA karena profesinya sebagai ketua PKK
menumbuhkan keyakinan dan sikap pada
sehingga harus memberi contoh kepada
WUS tersebut untuk melakukan tes IVA.
warganya, dan selain itu juga karena
Faktor
eksternal
ini
Kebanyakan WUS yang sudah
menjadi istri dari pegawai kelurahan.
melakukan tes IVA mendapat dukungan
Sebagai ketua PKK dianggap penting
penuh
untuk memberikan contoh kepada orang
dari
masing-masing
suaminya.
Dukungan suami ini sangat mempengaruhi
lain dan masyarakatnya, sehingga WUS
118
Persepsi dan Perilaku Wanita… (Liyasda A.S., Tanjung A.I.K.) atau
memperkuat
keyakinan
untuk
layanan tes IVA hanya di puskesmas induk
melakukan tes IVA. Bentuk dukungan
dan
suami tersebut dapat berupa memotivasi
WUS yang telah melakukan tes IVA
WUS dengan menyuruh, mengantar dan
menjelaskan bahwa prosedur atau tahapan
mengingatkan
dalam melakukan tes IVA yaitu dimulai
akan
pentingnya
tes.
Puskesmas
Begajah.
Memberi dukungan dan nasehat terkait
dari
keuntungan yang bisa didapatkan istri
pemeriksaan,
apabila melakukan tes IVA, mengantarkan
pemeriksaan payudara terlebih dahulu dan
istri melakukan tes IVA, mendampingi dan
tes IVA, setelah selesai pemeriksaan maka
mendukung istri dalam menerima hasil,
dilakukan konsultasi. Pada pemeriksaan tes
serta
apabila
IVA juga dilakukan pemeriksaan payudara
memerlukan penanganan lanjut merupakan
karena memang sesuai pernyataan yang
faktor penting yang memperkuat istri mau
diberikan
dan bersedia tes IVA.
Puskesmas Kecamatan Sukoharjo, bahwa
mendampingi
istri
pendaftaran,
Kebanyakan
persiapan
selanjutnya
petugas
untuk
dilakukan
pelaksana
IVA
di
Pada saat melakukan tes IVA WUS
program layanan IVA merupakan satu
merasakan cemas ketika melalui proses
rangkaian dengan SADANIS (Periksa
pemeriksaan karena belum mengetahui
Payudara Klinis) karena program yang ada
proses tes IVA dan takut apabila hasil tes
diharapkan dapat dilakukan deteksi dini
IVA adalah positif. Upaya yang dilakukan
kanker serviks dan payudara pada WUS.
WUS untuk mengatasi rasa cemas dan takut dalam melakukan tes IVA yaitu
Persepsi
dengan bersama-sama teman dalam tes
Susceptibility) WUS Melakukan Tes IVA
IVA agar lebih tenang dalam melakukan
Kerentanan
Sebagian
dalam
penelitian
karena
IVA
tentang kanker serviks dan tes IVA yang
bersama berbincang
melakukan
tes
pengetahuan
teman
maka
dapat
saling
kurang. WUS mengaku tidak mengetahui
dan
saling
menenangkan
secara pasti seperti apa penyakit kanker
sehingga menghilangkan kecemasan.
IVA
memiliki
WUS
tes IVA. Perasaan tenang tersebut muncul apabila
ini
besar
(Perceived
serviks. Mereka hanya mengetahui dan
Kebanyakan WUS melakukan tes
mendengar sebatas nama penyakitnya dan
di
beranggapan bahwa terdapat kanker pada
merupakan Puskesmas
Puskesmas
Begajah
Puskesmas Kecamatan
pembantu
yang di
organ
kewanitaan.
Terdapat
beberapa
Sukoharjo.
WUS yang juga tidak mengetahui gejala
Puskesmas Kecamatan Sukoharjo memiliki
dari kanker serviks. Hanya terdapat empat
6 puskesmas pembantu dan yang memiliki
WUS yang telah mendapat informasi
119
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 2 / Agustus 2018 tentang kanker serviks melalui penyuluhan
memakan makanan yang tidak sehat
yang diberikan oleh petugas puskesmas.
seperti makanan instan dan berpengawet.
Diantara
Menurut
empat
WUS
tiga
orang
pernyataan
keempat
WUS
diantaranya sudah melakukan tes IVA.
tersebut, hanya ada seorang WUS yang
Dari
terdapat
kemudian melakukan deteksi dini dengan
pengetahuan
tes IVA. Artinya walaupun informan sudah
IVA.(12)
merasa rentan belum tentu mau melakukan
perempuan
tes, sehingga ada penyebab lain yang dapat
beberapa
hubungan WUS
antara
dengan
Rendahnya
penelitian tingkat
kesediaan
tes
pengetahuan
mengenai kanker serviks mengakibatkan
mendukung kemauan WUS untuk tes.
rendahnya keinginan perempuan untuk melakukan deteksi dini.
(4)
Menurut teori HBM Individu yang
Namun hasil
memiliki persepsi kerentanan yang tinggi
penelitian ini juga menunjukkan bahwa
terhadap
sebagian besar WUS (10 orang) merasa
individu tersebut akan melakukan usaha
bahwa dirinya tidak rentan terhadap kanker
pencegahan kanker serviks salah satunya
serviks dikarenakan menurut mereka tidak
yaitu
pernah melakukan perilaku yang berisiko
Pernyataan tersebut berbeda dengan hasil
sehingga
kanker
penelitian ini yang menunjukkan hanya
serviks. Perilaku yang berisiko tersebut
ada seorang WUS yang mau melakukan
antara lain mereka tidak pernah berganti-
IVA karena dirinya merasa rentan karena
ganti
menjaga
WUS meyakini bahwa wanita yang telah
kebersihan organ kewanitaannya dengan
aktif berhubungan seksual berisiko terkena
baik. Keyakinan tidak merasa rentan
kanker serviks. WUS yang merasa rentan
tersebut dapat menjadi salah satu faktor
terkena kanker serviks tidak melakukan tes
WUS tidak bersedia melakukan tes IVA.
IVA kemungkinan karena mereka tidak
memicu
pasangan,
terjadinya
dan
telah
hasil
dengan
serviks
melakukan
seharusnya
tes
IVA.
faham salah satu tindakan pencegahan
“Saya tidak pernah neko-neko mbak, tidak pernah melakukan dengan orang lain kecuali dengan suami saya saja.” (Ibu C) Berdasarkan
kanker
kanker serviks adalah melalui deteksi dini kanker serviks.(9)
penelitian
Persepsi
terdapat empat orang WUS yang merasa
Keparahan
/
Keseriusan
(Perceived Severity) WUS Melakukan
rentan terkena kanker serviks karena WUS
Tes IVA
merupakan wanita dewasa yang telah
Menurut hasil penelitian, seluruh
melakukan hubungan seksual secara aktif
WUS beranggapan bahwa kanker serviks
dan pola hidup yang tidak sehat seperti
120
Persepsi dan Perilaku Wanita… (Liyasda A.S., Tanjung A.I.K.) merupakan
penyakit
yang
memiliki
Kecamatan Sukoharjo, penyakit kanker
dampak sangat serius. Dampak yang serius
serviks
ini
gejala pada awal munculnya sel abnormal
karena
mereka
meyakini
bahwa
memang
pada
divonis mati, pengobatannya sangat sulit
contohnya nyeri saat berhubungan seksual,
dan membutuhkan waktu lama, serta biaya
keputihan berbau busuk disertai darah,
pengobatan
Terdapat
pendarahan dan sebagainya akan muncul
pengaruh persepsi keparahan penyakit atau
setelah sel abnormal tersebut tumbuh
gejala
menjadi
yang
mahal.
dirasa
dengan
kemauan
sel
Gejala
menunjukkan
penderita kanker serviks sama dengan
yang
serviks.
belum
kanker
kanker
pada
serviks
serviks.
melakukan tes IVA. Hasil penelitian
Pernyataan tersebut sesuai dengan yang
tersebut berbeda dengan penelitian ini,
dialami oleh salah satu WUS yang telah
karena dari hasil penelitian ini diketahui
melakukan tes IVA, walaupun WUS tidak
bahwa dari total 14 WUS yang memiliki
pernah merasakan gejala atau keluhan
keyakinan
itu
namun setelah dilakukan tes IVA ternyata
merupakan penyakit yang serius hanya ada
hasilnya positif dan kemudian harus
3 orang WUS yang kemudian melakukan
menjalani cryo therapy.
bahwa
kanker
serviks
tes IVA. Tiga WUS tersebut melakukan tes IVA
karena
mendapatkan
informasi
Persepsi
pencegahan kanker serviks dengan metode IVA
dari
penyuluhan
dan
Keuntungan
(Perceived
Benefits) WUS Melakukan Tes IVA
dukungan
Sebagian besar WUS berpendapat
informasi dari suaminya.(9)
bahwa keuntungan melakukan tes IVA
Terdapat delapan WUS yang tidak
adalah agar dapat segera mengetahui
merasa akan sakit kanker serviks apabila
kondisi
tidak melakukan tes IVA. Keyakinan
serviks atau tidak sehingga bisa segera
tersebut
mengambil
muncul
karena
WUS
tidak
kesehatan
berpotensi
tindakan
lanjutan
kanker
atau
merasakan gejala atau keluhan, sehingga
melakukan pencegahan. Pernyataan WUS
WUS percaya tidak akan sakit kanker
tersebut
serviks walaupun tidak melakukan tes
informan triangulasi (provider tes IVA di
IVA. Kecuali apabila memang merasakan
Puskesmas
adanya gejala seperti keputihan tidak
menjelaskan bahwa apabila hasil tes IVA
normal atau keluhan yang mengarah ke
menunjukkan positif ini belum tentu itu
kanker serviks.
didiagnosa kanker serviks karena butuh
sejalan
dengan
Kecamatan
pernyataan
Sukoharjo)
Menurut pernyataan dari bidan
waktu dalam jangka 5 sampai 6 tahun sel
pelaksana program IVA di Puskesmas
yang tidak normal tersebut bisa berubah
121
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 2 / Agustus 2018 “Menurut saya kalo istri saya tidak punya gejala atau tanda, tidak perlu di tes segala…nanti malah menambah beban pikiran saja.” (SI, 35 tahun)
menjadi kanker serviks. Dilakukannya deteksi dini kanker serviks dengan metode tes IVA tujuannya agar dapat segera diketahui bila positif maka sel tidak normal
Menurut informasi dari petugas
pada mulut rahim agar tidak tumbuh
pelaksana program IVA di Puskesmas
menjadi sel kanker harus segera diobati. Deteksi kanker serviks secara dini perlu dilakukan
karena
sebenarnya
Sukoharjo,
penyuluhan
kepada
belum suami
ada terkait
sosialisasi program IVA. Suami dari WUS
perkembangan kanker serviks memerlukan
juga perlu mendapatkan informasi terkait
waktu lama. Dari prevasif ke invasive
kanker serviks dan tes IVA, karena apabila
memerlukan waktu kurang lebih 10 tahun
suami memiliki salah persepsi terkait tes
atau lebih. Screening kanker serviks
IVA maka suami kurang mendukung dan
dengan frekuensi 5 tahun sekali dapat
menjadi
menurunkan kasus kanker leher rahim
penghambat
untuk
WUS
melakukan tes IVA. Hendaknya pihak
sampai 83,6%.
puskesmas juga melakukan sosialisasi
Walaupun tes IVA penting namun
kepada
masih terdapat suami yang berpendapat
penelitian
terdapat
dua
bapak-bapak
sosialisasi
bahwa tes IVA tidak bermanfaat. Sesuai hasil
Kecamatan
bisa
(suami
WUS),
dilakukan
ketika
perkumpulan rutin bapak-bapak seperti
suami
arisan, pengajian atau saat melakukan
informan yang merupakan suami dari
Survey
WUS yang berpendapat bahwa melakukan
Mawas
Diri
(SMD)
dan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
tes IVA tidak bermanfaat karena apabila istri memang tidak mengalami gejala maka
Persepsi Hambatan (Perceived Barriers)
tidak perlu dilakukan tes karena akan
WUS Melakukan Tes IVA
hanya menambah beban pikiran. Informan menganggap
melakukan
Seluruh WUS dalam penelitian ini
pengecekan
memiliki pendapat yang baik tentang tes
kesehatan rutin itu tidak penting karena akan
menambah
pikiran
IVA sebagai deteksi dini kanker serviks.
apabila
Pendapat baik WUS terhadap tes IVA
mengetahui hasil yang buruk tentang kesehatannya.
Mereka
juga
sebagai deteksi dini kanker serviks tidak
memiliki
menjamin dan sejalan dengan perilaku
anggapan kebanyakan dokter dan petugas
mereka untuk tes. Dari total informan
hanya akan menakut-nakuti pasien apabila
sebanyak 14 WUS terdapat 11 WUS yang
melakukan pemeriksaan.
belum melakukan tes IVA. Alasan WUS
122
Persepsi dan Perilaku Wanita… (Liyasda A.S., Tanjung A.I.K.) belum melakukan tes IVA adalah karena
bertambah apabila tenaga medis yang
adanya hambatan-hambatan antara lain:
melakukan pemeriksaan adalah seorang
1. Kurangnya pengetahuan manfaat tes
laki-laki.
Kurangnya informasi yang didapat menyebabkan
kurangnya
Ditambah
lagi
dengan
kepercayaan informan yang bertentangan
pemahaman
dengan prinsip agama bila aurat dilihat
tentang manfaat dari tes IVA. Kurangnya
oleh orang lain.
petugas
4. Kurangnya sosialisasi akan manfaat tes
pemeriksa
dan
kurangnya
ketersediaan alat, serta akses menuju
IVA
pelayanan kesehatan oleh WUS, dan
Hampir seluruh WUS mengaku
maupun tenaga kesehatan yang kurang
belum mengetahui tes IVA sebelumnya.
trampil menjadi penghambat pelaksanaan
Dari
IVA tes.(9)
sangat
Selain itu faktor kesulitan dalam mengatur
waktu
untuk
ketidaktahuan wajar
tersebut
apabila
sehingga
informan
tidak
melakukan tes IVA karena minimnya
melakukan
pengetahuan tentang manfaat, tahapan dan
pemeriksaan kesehatan termasuk tes IVA
gambaran proses tes, dan dampak dari
oleh WUS karena harus bekerja atau
hasil tes. Informan mengaku informasi
menjaga dan mengurus rumah tangga juga
tersebut masih sangat minim didapat.
menambah
Persepsi
sulitnya
keberhasilan
hambatan
dalam
tes
IVA
pelaksanaan kegiatan tes dilakukan oleh
membuat informan atau WUS enggan
puskesmas.
melakukan tes tersebut.
2. Adanya rasa takut Perasaan takut yang dirasakan oleh
Kemampuan Diri (Self-efficacy)
WUS adalah karena kurang fahamnya
Berdasarkan
hasil
penelitian
informan tentang proses pemeriksaan IVA
terdapat 10 WUS yang mengaku mampu
selain juga rasa takut untuk mengetahui
untuk
hasilnya terutama bila hasilnya positif dan
pernyataan tersebut tidak sesuai dengan
akan
tindakan WUS yaitu dari total informan
berdampak
buruk
terhadap
melakukan
tes
IVA.
Namun
kesehatannya.
utama 14 WUS hanya ada 3 WUS yang
3. Adanya rasa malu
telah
melakukan
tes
IVA.
Mereka
Informan mengaku merasa malu
beranggapan bahwa walaupun sebenarnya
dalam melakukan tes IVA. Rasa malu
WUS merasa mampu untuk melakukan,
tersebut
namun
karena
harus
dibuka
organ
hambatan-hambatan
berupa
kewanitaannya dan diperiksa oleh orang
kesibukan, rasa takut terhadap proses,
lain. Rasa malu tersebut akan semakin
takut mengetahui hasil yang buruk, dan
123
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 2 / Agustus 2018 tidak mendapat informasi terkait tes IVA
kanker
serviks
dan
tes
IVA
yang
secara lengkap membuat WUS bersikap
didapatkan dari penyuluhan di Kecamatan
enggan untuk periksa. WUS yang memiliki
Sukoharjo yang dilakukan oleh Puskesmas
self efficacy yang kuat tetapi tidak
Kecamatan Sukoharjo.
melakukan upaya pencegahan melalui
Tidak hanya menyampaikan namun
deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA
WUS yang berprofesi sebagi ketua PKK
ataupun
wajib
papsmear
pemahaman
karena
metode
kurangnya
tersebut
sebagai
mengajak
warganya
dalam
melakukan tes IVA. WUS mengaku bahwa
bagian upaya pencegahan.(13) Health Belief
telah
Model
seseorang
melakukan tes IVA setelah memberikan
umumnya tidak melakukan sesuatu yang
contoh dan menceritakan pengalamannya
baru kecuali seseorang berpikir dapat
dalam melakukan tes. Namun menurut
melakukannya. Jika seseorang percaya
informasi dari IU 3 masih banyak warga
suatu
berguna
yang sulit untuk diajak untuk melakukan
(banyaknya manfaat yang dirasa), tetapi
tes IVA karena beralasan takut, tidak ada
berpikir dia tidak mampu melakukan itu
waktu atau malu.
menjelaskan
perilaku
(merupakan
baru
bahwa
yang
penghalang
berhasil
mengajak
warganya
dirasakan),
kemungkinan bahwa hal tersebut tidak
Isyarat Bertindak (Cues to Action) WUS
akan dilakukan. (8)
Melakukan Tes IVA
Teori
tersebut
sesuai
dengan
1. Faktor Internal
pengalaman yang dialami oleh salah satu
Menurut hasil penelitian 13 WUS
WUS yaitu IU 3 yang telah melakukan tes
mengaku bahwa tidak ada keluarga yang
IVA. Informan merupakan WUS yang
memiliki riwayat kanker serviks. Namun
berprofesi sebagai ketua PKK, sehingga
terdapat seorang WUS yang mengaku
diwajibkan untuk mengikuti tes IVA. WUS
memiliki kerabat jauh yang menderita
merasa yakin mampu melakukan tes IVA
kanker serviks, menjalani kemoterapy dan
karena informan harus menjadi contoh
akhirnya
warganya karena profesinya sebagai ketua
WUS mengaku merasa takut apabila
PKK. Tanpa adanya keyakinan pasti WUS
sampai
tidak akan melakukan tes IVA tersebut,
kerabatnya tersebut namun WUS tetap
walaupun
tidak melakukan tes IVA karena memiliki
itu
diwajibkan
sekalipun.
Informan yang jabatannya sebagai ketua
meninggal
sakit
kanker
dunia.
Walaupun
serviks
seperti
trauma medis.
PKK berperan menyampaikan informasi
Terdapat 2 orang WUS yang
kepada warganya terkait informasi tentang
mengaku memiliki penyakit kelanjar getah
124
Persepsi dan Perilaku Wanita… (Liyasda A.S., Tanjung A.I.K.) bening, salah satu WUS telah melakukan
Program IVA juga belum menggandeng
tes IVA dan seorang WUS lagi tidak
bagian
promosi
melakukan
untuk
melakukan
tes
IVA
karena
tidak
kesehatan
Puskesmas
promosi
kesehatan
mengetahui metode pencegahan dengan tes
karena belum bisa menyingkronkan agenda
IVA. Adanya kerabat yang mengalami
dengan
penyakit tersebut membuat WUS menjadi
Puskesmas.
bagian
promosi
kesehatan
lebih berhati-hati dan melakukan langkah pencegahan dengan lebih menjaga pola
“Iya setahu saya memang baru sampai
makan karena takut mengalami penyakit
kecamatan dilakukan penyuluhan tentang
serupa.
tes IVA sekaligus juga dengan SADANIS
2. Faktor eksternal
(pemeriksaan payu dara klinis) karena
Sebagian besar WUS mengaku
keterbatasana dana dan juga sumber daya
belum pernah mendapatkan sosialisasi
sehingga belum sampai ke desa-desa.”
terkait kanker serviks dan tes IVA.
(Bidan Puskesmas)
Pernyataan
tersebut
pernyataan
informan
sejalan
dengan
triangulasi
yang
Terdapat 2 informan yang mengaku
merupakan provider tes IVA di Puskesmas
pernah
Sukoharjo
bahwa
pertemuan RT dan PKK. Informan yang
penyuluhan dari puskesmas baru tersentral
mengikuti penyuluhan di pertemuan RT
di Kecamatan dengan dihadiri perwakilan
mengaku
ibu lurah tiap desa dan kader kesehatan
mirip dengan perawat, namun ternyata
dengan harapan akan disampaikan pada
penjual obat. Kemudian untuk informan
lini
pada
yang mengikuti penyuluhan di pertemuan
pelaksanaannya puskesmas belum bisa
PKK narasumber dari bidan Desa yang
mengawal sampai lini terbawah.
menjelaskan tentang kanker serviks dan tes
yang
menjelaskan
terbawah.
Menurut
Namun
penjelasan
mengikuti
bahwa
penyuluhan
narasumbernya
di
yaitu
informan
IVA. Metode yang digunakan menurut
triangulasi yang merupakan provider tes
kedua informan adalah dengan metode
IVA di Puskesmas Sukoharjo, pihak
ceramah. Penyuluhan tersebut dirasa masih
puskesmas
belum
belum
bisa
melakukan
pengawasan sampai lini terbawah dan memaksimalkan
penyuluhan
meyakinkan
ibu-ibu
untuk
melakukan tes IVA di puskesmas.
karena
Terdapat
seorang
WUS
yang
keterbatasan sumberdaya manusia yang
mengaku sering mengikuti pertemuan atau
memegang
dan
penyuluhan kesehatan di kecamatan karena
sosialisasi.
memang informan menjabat sebagai ketua
keterbatasan
program dana
IVA untuk
ini
125
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 2 / Agustus 2018 penggerak PKK dan suaminya sebagai
apabila angka cakupan meningkat berarti
Lurah di desa tersebut. Sehingga informan
sosialisasi telah berhasil.
sudah sering terpapar informasi tersebut
Menurut
dengan
mengikuti
yang
telah
dan
mengikuti sosialisasi kanker serviks dan
mengaku menjadi penggerak penyuluhan
tes IVA, WUS menjadi berminat untuk
yang mengajak warganya untuk tes IVA.
melakukan tes IVA. Setelah mengikuti
Mengikuti sosialisasi tentang tes IVA dan
sosialisasi sehingga menjadi lebih sadar
kanker
yang
akan pentingnya deteksi dini kanker
narasumbernya dari puskesmas Sukoharjo
serviks dan keuntungan yang didapat
melalui
apabila melakukan tes IVA.
serviks
penyuluhan
WUS
di
ceramah
kecamatan
dengan
alat
bantu
proyektor dan pemberian leaflet membuat informan
banyak
mendapat
Peneliti
informasi
menyimpulkan
bahwa
adanya isyarat bertindak eksternal atau
tentang hal tersebut.
cues to action dalam metode tes IVA
Pernyataan tersebut sejalan dengan
membuat individu atau WUS lebih mudah
pernyataan informan triangulasi (provider
terdorong dalam melakukan tes IVA.
IVA
Selain itu dukungan suami dan teman juga
Puskesmas
Sukoharjo),
bahwa
puskesmas memiliki program sosialisasi
menjadi
tes IVA dan kanker serviks baru sampai di
dikarenakan informasi
tingkat kecamatan membuat belum seluruh
petugas kesehatan, penyuluhan, media
WUS
cetak dan elektronik dapat memengaruhi
mendapat
Metode
informasi
penyampaiannya
tersebut.
penentu.
Hal
ini
melalui teman,
cara
perilaku. Sehingga Puskesmas Kecamatan
ceramah dan menggunakan media LCD
Sukoharjo sudah seharusnya menguatkan
serta leaflet yang diberikan khusunya
promosi
untuk
khususnya tentang kanker serviks dan tes
para
menyampaikan
kader
dengan
faktor
agar
kepada
dapat ibu-ibu
kesehatan
pada
masyarakat
IVA kepada seluruh WUS dan suaminya.
diwilayahnya. Namun setelah melakukan sosialisasi
fasilitator
tidak
melakukan
SIMPULAN
evaluasi pre-test dan post-test, sehingga
Perilaku WUS dalam melakukan
dari pihak puskesmas tidak mengetahui
tes IVA dari total 14 WUS sebagai
apakah pengetahuan dan perilaku WUS
informan hanya 3 WUS yang telah
meningkat. Evaluasi yang dilakukan hanya
melakukan tes IVA. Pengetahuan yang
dengan cara melihat angka cakupan yang
cukup, niat yang kuat dan tingginya
meningkat. Pihak puskesmas berpatokan
dukungan suami memiliki peran penting untuk WUS dalam melakukan tes IVA.
126
Persepsi dan Perilaku Wanita… (Liyasda A.S., Tanjung A.I.K.) Persepsi kerentanan, yaitu merasa
Kebanyakan WUS merasa dirinya
dirinya tidak rentan terhadap kanker
mampu
serviks
melakukan
mereka tetap enggan melakukan tes IVA
perilaku yang berisiko memicu kanker
karena lebih banyak faktor hambatan yang
serviks seperti berganti-ganti pasangan,
dirasa. Tiga orang WUS yang merasa
keyakinan
menjaga
mampu tetapi karena tidak merasa ada
kebersihan organ kewanitaan merupakan
keluhan dan gejala beresiko maka akhirnya
penghambat informan melakukan tes.
juga merasa tidak memerlukan tes IVA.
dikarenakan
tidak
informan
telah
melakukan
tes
IVA,
namun
Walaupun informan mempunyai
Kebanyakan WUS tidak merasa
persepsi keseriusan yang tinggi, dengan
mengalami gejala terkena kanker serviks
meyakini dampak kanker serviks yang
dan kebanyakan mereka juga belum pernah
sangat serius karena beranggapan penderita
mendapatkan sosialisasi tes IVA dan suami
kanker serviks sama dengan divonis mati,
juga tidak faham dan tidak mendukung tes,
pengobatannya
demikian
sulit
dan
juga
membutuhkan waktu lama, serta biaya
juga
masih
banyak
teman
disekelilingnya belum melakukan tes IVA.
pengobatan yang mahal, tetapi bagi WUS yang tidak merasa mempunyai gejala dan
KEPUSTAKAAN
keluhan resiko sakit kanker serviks tetap
1. World Health Organization. Globocan
enggan melakukan tes IVA. Persepsi
2012:
Estimated
Cancer
Indance,
keuntungan/manfaat,
Mortality and Prevalence Worldwide in
keuntungan melakukan tes IVA menurut
2012 [Internet]. International Agency
kebanyakan WUS adalah agar dapat segera
for Research on Cancer (IARC); 2012.
mengetahui
Available
kondisi
berpotensi
kanker
kesehatannya
serviks
atau tidak
http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheet
sehingga dapat segera diambil tindakan lanjutan
atau
melakukan
from:
s_population.aspx.
tindakan
2. World
pencegahan.
Health
Comprehensive
Organization. Cervical
Cencer
Control : A Guide to Essential Practice.
Persepsi hambatan yang dirasakan WUS kebanyakan adalah perasaan takut,
Geneva: Swizerland; 2014.
malu, takut berlawanan dengan prinsip
3. Rahayu D. Asuhan Ibu Dengan Kanker
agama dan faktor kesibukan bekerja dan
Serviks. Jakarta: Salemba Medika;
mengurus rumah tangga serta kurangnya
2015.
dukungan suami merupakan faktor yang melemahkan terjadinya perilaku tes IVA.
127
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 13 / No. 2 / Agustus 2018 4. Nuranna L. Skrining Kanker Servik
Kanker Serviks Pada Wanita Usia
dengan Metode IVA. J Dunia Kedokt.
Subur di Kota Kediri. UNS; 2016.
2008
10. Creswell,
5. Dinas
Kesehatan
Research
Design
Jawa
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Tengah. Profil Kesehatan Jawa Tengah
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
Tahun
2016.
2016.
Kesehatan
Provinsi
J.Q.
Semarang:
Provinsi
Dinas
Jawa
Tengah;
11. Glanz, K. Barbara, K. & Viswanath.
2016.
Health Behavior and Health Education
6. Dinas
Kesehatan
Sukoharjo. Pelayanan
Kabupaten
Laporan IVA.
Theory, Research, and Practice. US:
Cakupan Dinas
12. Dewi, N.M., Nunuk. S. & PM.
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo; 2016.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
7. Oktaviana
M.
Sukoharjo:
Jossey-Bass; 2008.
Antara
Sikap Wanita Usia Subur (WUS)
Individu,
dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual
Keseriusan Penyakit, Manfaat Dan
Asam Asetat (IVA) di Puskesmas
Hambatan
Uleleng I. Junal Magister Kedokt Kel.
Persepsi
Hubungan
Kerentanan
Dengan
Penggunaan
Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat
2013;1(1):57–66.
Pada Wanita Usia Subur [Internet].
13. Ni Ketut Alit Armini, Kurnia ID,
Tesis. UNS; 2015. Available from:
Hikmah FL. Faktor Personal, Self
digilib.uns.ac.id
Efficacy
8. Sallis
JF,
Owen
N,
Fisher
EB.
Research,
and
Practice. 2008. 465-485 p. Available from: http://riskybusiness.web.unc.edu/files/2 015/01/Health-Behavior-and-HealthEducation.pdf#page=503 9. Wahyu P. Analisis Jalur Dengan Health
Belief
Model
Pencegahan
Produktif. J Ners. 2016;11(2):294–9.
[Internet]. Health Behavior and Health Theory,
Upaya
Kanker Serviks Pada Perempuan Usia
Ecological models of health behavior
Education:
dan
Tentang
Penggunaan Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat Untuk Deteksi Dini
128