1888c026ae_ac63a2b6bb.pdf

  • Uploaded by: zaid hawari darusallam
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1888c026ae_ac63a2b6bb.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 27,027
  • Pages: 75
LAPORAN KEUANGAN PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2013 (unaudited) DAN 30 JUNI 2012 (unaudited) DAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012

www.bankdki.co.id www.bankdki-syariah.com

PT BANK DKI Laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) dan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (tidak diaudit)

PT BANK DKI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada 30 Juni 2013 dan 2012

Daftar Isi

Halaman

Laporan Akuntan Independen Laporan Posisi Keuangan ……………………………..

1-4

Laporan Laba Rugi Komprehensif …………………….

5-6

Laporan Perubahan Ekuitas ........................................

7-8

Laporan Arus Kas ........................................................

9 - 10

Catatan atas Laporan Keuangan ……………………..

11 - 71

***************************

PT BANK DKI LAPORAN POSISI KEUANGAN Per. 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013

Catatan/

Desember 2012

Unaudited

Notes

Audited

ASET Kas

413,137

Giro pada

2b,2u,3

440,296

2b,2c,2u,

Bank Indonesia

2,827,773

2ab,2ac,4

2,270,577

Giro pada bank lain, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai

2b,2c,2h,

per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

2u,2ab,

masing-masing sebesar Rp1.335 dan Rp1.313

1,119,632

2ac,5

542,671

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai per 30 June 2013 dan per 31 Desember 2012,

2b,2d,2h,

masing-masing sebesar Rp.Nihil dan Rp.Nihil

2u,2ab,2ac, 2,083,420

6,30

4,805,002

Efek-efek, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai

2b,2e,2h,

per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012,

2u,2ab

masing-masing sebesar Rp40

4,903,013

Efek yang dibeli dengan janji

2ac 7

1,490,459

2b,2f,2ab

dijual kembali

221,517

2ac,8,

16,186

2ab,2ac,9,30

Kredit yang diberikan

1,854,822

2b,2g,2u

- Pihak berelasi - Pihak ketiga Total kredit yang diberikan

20,301

16,377,191

14,863,092

16,393,377

14,883,393

Cadangan kerugian penurunan nilai

(163,903)

Total kredit yang diberikan - neto

16,229,474

2h,9

(157,501) 14,725,892

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

1

PT BANK DKI LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) Per. 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013

Catatan/

Desember 2012

Unaudited

Notes

Audited

Penyertaan saham, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

2b,2h,2i

masing-masing sebesar RpNihil

11,537

2ab,2ac,10

11,537

93,761

2j,2ac,11

96,129

734,399

2b,2h,2k,2l,2u,12

382,241

Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan per 30 Juni 2013 dan dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp214.257 and Rp203.497

Aset lain-lain - neto TOTAL ASET

28,637,663

26,619,626

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

2

PT BANK DKI LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) Per. 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013

Catatan/

Desember 2012

Unaudited

Notes

Audited

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas segera

496,916

2b,2m,2u,13

1,007,483

Simpanan dari nasabah - Pihak berelasi - Pihak ketiga Total simpanan dari nasabah

12,700,377

2b,2n,2u

7,741,378

9,670,395

2ab,14,30

12,898,290

22,370,772

20,639,668

Simpanan dari bank lain - Pihak berelasi - Pihak ketiga

--

2b,2o,2u

--

975,703

2ab,15,30

751,595

Total simpanan dari bank lain

975,703

751,595

Repo

595,500

16

Surat berharga yang diterbitkan

747,914

2b,2p,17

Pinjaman yang diterima

103,931

2ab,18

104,082

23,193

2v,20

68,019

--

2v,2ac

--

289,125 1,497,359

2b,2q,2u,

Utang pajak

Liabilitas pajak tangguhan - neto

Beban yang masih harus

2b,2k,2u,

dibayar dan liabilitas lain-lain

591,302

TOTAL LIABILITAS

25,905,231

2w,19

325,886

24,683,217

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3

PT BANK DKI LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) Per. 30 Juni 2013 (tidak diaudit) dan 31 Desember 2012 (diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013

Catatan/

Desember 2012

Unaudited

Notes

Audited

EKUITAS Modal saham - nilai nominal sebesar Rp1.000.000 per saham (nilai penuh) modal dasar - 1.500.000 lembar saham, modal ditempatkan dan disetor penuh 200.000 lembar saham Seri A per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, 1.381.159 dan 931.159 lembar saham Seri B, masing-masing per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 Uang muka setoran modal

1,581,159

21

1,131,159

1

22

1

(Rugi) laba - bersih atas perubahan nilai wajar untuk efek-efek tersedia untuk dijual setelah pajak tangguhan

11,624

Saldo laba

(1,342) 23

Dicadangkan Cadangan umum dan wajib

523,995

Cadangan khusus Tidak dicadangkan TOTAL EKUITAS

390,958

92,330

76,349

523,323

339,284

2,732,432

1,936,409

28,637,663

26,619,626

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4

PT BANK DKI LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Periode Enam bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013

Catatan/

Juni 2012

Unaudited

Notes

Unaudited

PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH

1,197,274

2r,2s,2t,24

BEBAN BUNGA DAN SYARIAH

(458,113)

2r,2s,25

PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH - NETO

739,161

921,466 (384,954) 536,512

PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Provisi dan komisi dari transaksi selain kredit yang diberikan

26,826

2t

13,784

9

2u

13

Keuntungan (kerugian) transaksi mata uang asing (Kerugian) keuntungan penilaian efek-efek yang diperdagangkan 2b,2e,2u

(8,853)

Keuntungan penjualan efek-efek - neto

yang belum direalisasi

(18,126) 18,137

2b

19,204

Lain-lain

68,240

26

62,726

TOTAL PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA

95,086

(Pembentukan) pembalikan

86,873

2h,6c,

kerugian penurunan nilai

(6,313)

9d,9

(15,586)

(26)

2h,31

(25)

Pembalikan cadangan kerugian atas komitmen dan kontinjensi BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Beban gaji dan tunjangan (281,286)

2w,27,28

(232,411)

Beban umum dan administrasi

kesejahteraan

(87,046)

27

(60,667)

Premi penjaminan

(26,334)

(16,844)

Beban promosi

(14,713)

(16,366)

Lain-lain

(38,312)

(36,022)

(447,691)

(362,309)

380,217

245,466

Beban jasa sewa pihak ketiga

TOTAL BEBAN OPERASIONAL LAINNYA LABA OPERASIONAL PENDAPATAN (BEBAN) NONOPERASIONAL - NETO

33,106

29

6,671

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN

413,323

252,137

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

5

PT BANK DKI LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF (lanjutan) Periode Enam bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013

Catatan/

Juni 2012

Unaudited

Notes

Unaudited

BEBAN PAJAK PENGHASILAN Kini

--

2v

--

Tangguhan

--

2v

--

BEBAN PAJAK - NETO

--

--

413,323

252,137

7,394

--

420,717

252,137

LABA PERIODE BERJALAN PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN: Perubahan (kerugian) keuntungan bersih yang belum direalisasi atas efek-efek yang tersedia untuk dijual - setelah pajak tangguhan TOTAL LABA KOMPREHENSIF PERIODE BERJALAN

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

6

PT BANK DKI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Periode Enam bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Issued and fully paid-up share capital SALDO PER 31 DESEMBER 2011

Additional paid in capital

Gains on changes in fair value of AFS marketable securities, net of deferred tax

Advances for paid-in capital

General & legal reserves

Special reserves

Unappropriated retained earnings

Total Equity

631,159

--

1

146

359,756

76,349

181,442

1,248,854

Laba tahun berjalan

--

--

--

--

--

--

302,137

302,137

Pendapatan komprehensif lainnya

--

--

--

(481)

--

--

--

(481)

631,159

--

1

(334)

359,756

76,349

483,579

1,550,511

68,841

--

--

--

--

--

--

68,841

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN Tambahan modal disetor Pembagian laba : Deviden

--

--

--

--

--

--

(150,240)

(150,240)

Cadangan umum dan wajib

--

--

--

--

--

31,201

(31,201)

--

Cadangan khusus

--

--

--

--

--

--

--

--

700,000

--

1

(334)

359,756

107,550

302,138

1,469,112

SALDO PER 30 JUNI 2012

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

7

PT BANK DKI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (lanjutan) Periode Enam bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Issued and fully paid-up share capital SALDO PER 31 DESEMBER 2012

Additional paid in capital

Advances for paid-in capital

Gains on changes in fair value of AFS marketable securities, net of deferred tax

General & legal reserves

Special reserves

Unappropriated retained earnings

Total Equity

1,131,159

--

1

(1,342)

390,957

76,349

339,284

1,936,408

Laba tahun berjalan

--

--

--

--

--

--

413,323

413,323

Pendapatan komprehensif lainnya

--

--

--

12,966

--

--

--

12,966

1,131,159

--

1

11,624

390,957

76,349

752,607

2,362,697

450,000

--

--

--

--

--

--

450,000

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN Tambahan modal disetor Pembagian laba : Deviden

--

--

--

--

--

--

(80,265)

(80,265)

Cadangan umum dan wajib

--

--

--

--

133,038

--

(133,038)

--

Cadangan khusus

--

--

--

--

--

15,981

(15,981)

--

1,581,159

--

1

11,624

523,995

92,330

523,323

2,732,432

SALDO PER 30 JUNI 2013

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

8

PT BANK DKI LAPORAN ARUS KAS Periode Enam bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013

Juni 2012

Unaudited

Unaudited

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan bunga dan bagi hasil, provisi dan komisi Beban bunga dan bonus, provisi dan komisi Penerimaan kredit yang telah dihapusbukukan Pembayaran pajak penghasilan Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya - bersih

1,171,277

904,300

(469,618)

(361,003)

8,373

9,498

(3,389)

10,584

86,714

77,374

(374,509)

(361,780)

14,146

(7,818)

432,994

271,155

Pendapatan (beban) non operasional lainnya - bersih Laba sebelum perubahan dalam aset dan liabilitas operasi

Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi Penurunan (Kenaikan) pada: Efek-efek Kredit Yang Diberikan

(41,840)

(545,526)

(3,652,591)

(3,446,961)

2,155,669

(1,384,537)

(248,244)

87,414

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Aset lain-lain Kenaikan (Penurunan) pada: Liabilitas segera Simpanan dari nasabah dan bank lain Liabilitas lain-lain

283,018

45,909

2,563,221

6,759,844

123,600

60,909

1,615,827

1,848,207

(3,153,594)

(116,253)

Arus kas neto diperoleh dari aktivitas operasi

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian efek yang tersedia untuk dijual - neto Penambahan investasi saham Perolehan aset tetap

0

0

75,129

(33,701)

(3,078,465)

(149,954)

Arus kas neto di digunakan untuk aktivitas investasi

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

9

PT BANK DKI LAPORAN ARUS KAS (lanjutan) Periode Enam bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Juni 2013

Juni 2012

Unaudited

Unaudited

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pinjaman yang Diterima Pembayaran Pinjaman

(3,443)

(3,949)

0

(11,787)

Pembayaran surat berharga

(749,236)

0

Penambahan Modal Disetor

881,159

68,841

Pembayaran deviden

(80,265)

(150,240)

48,215

(97,135)

(1,414,423)

1,601,118

7,687,522

6,071,914

18,960

14,490

6,292,059

7,687,522

Arus kas neto (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas pendanaan KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS - AWAL PERIODE Pengaruh perubahan kurs mata uang asing KAS DAN SETARA KAS - AKHIR PERIODE Kas dan Setara Kas Terdiri dari: Kas

413,137

363,587

Giro pada Bank Indonesia

2,827,773

2,109,683

Giro pada Bank Lain

1,119,632

443,581

1,710,000

3,114,900

0

0

221,517

1,655,771

6,292,059

7,687,522

Penempatan pada bank lain - jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan Surat berharga - jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (jatuh tempo kurang dari 3 bulan) Jumlah

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

10

HALAMAN INI SENGAJA DI KOSONGKAN

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

11

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1.

UMUM a.

Pendirian Bank PT Bank DKI pertama kali didirikan di Jakarta dengan nama “PT Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya” sebagaimana tercantum dalam Akta Perseroan Terbatas Perusahaan Bank Pembangunan Daerah Djakarta Raya No. 30 tanggal 11 April 1961 dibuat oleh dan dihadapan Eliza Pondaag S.H., notaris di Jakarta, dan telah disetujui oleh Departemen Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A.5/31/13 tanggal 11 April 1961 dan telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta di bawah No. 1274 tanggal 26 Juni 1961 serta telah diumumkan dalam Tambahan No. 206 Berita Negara Republik Indonesia No. 41 tanggal 1 Juni 1962. Dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, kedudukan hukum Bank diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah DKI - Jakarta berdasarkan Peraturan Daerah, Jakarta - DKI No. 6 Tahun 1978 tanggal 21 Agustus 1978 tentang Bank Pembangunan Daerah Jakarta (BPD Jaya) yang telah disetujui oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Pem.10/87/1-858-sk tanggal 5 Desember 1978 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah DKI Jakarta No. 12 Tahun 1979 Seri D No. 11 tanggal 2 Mei 1979 serta sebagaimana Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1993 tanggal 15 Januari 1993 dengan meningkatkan modal dasar dari sebesar Rp50.000 menjadi sebesar Rp300.000 sampai dengan tanggal 5 Mei 1999, dan sejak tanggal 6 Mei 1999 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan modal dasar sebesar Rp700.000. Perubahan dari Bank Pemerintah Daerah menjadi Perseroan Terbatas telah disetujui oleh Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta melalui Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta No. 1 tahun 1999 tanggal 1 Februari 1999 dengan Akta No. 4 tanggal 6 Mei 1999 yang dibuat oleh dan dihadapan notaris Harun Kamil, S.H., notaris di Jakarta, dan telah disahkan oleh Kementerian Kehakiman melalui Surat Keputusan No. C8270.HT.01.01.Th.99 tanggal 7 Mei 1999. Pada tanggal 4 Juni 1999, perubahan tersebut diumumkan dalam Berita Negara No. 45, Tambahan No. 3283. Ruang lingkup kegiatan Bank adalah untuk menjalankan aktivitas umum perbankan. Bank memperoleh ijin untuk melakukan aktivitas sebagai Bank Devisa sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 25/67/KEP/DIR tanggal 30 November 1992. Pada tanggal 8 Maret 2004, Bank mulai melakukan aktivitas Perbankan Syariah setelah menerima Surat Bank Indonesia No. 6/39/DpbS, tanggal 13 Januari 2004 tentang pembukaan kantor cabang syariah Bank. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta No. 101 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, pada tanggal 28 September 2007 tentang Penambahan Modal Dasar menjadi Rp1.500.000 yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. C-04111.HT.01.04 Tahun 2007 tanggal 22 November 2007 dan peningkatan modal disetor sebesar Rp68.641 berdasarkan akta No. 93 yang dibuat dihadapan notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH di Jakarta pada tanggal 31 Mei 2012 yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHUAH.01.10-26751 tertanggal 20 Juli 2012. Kantor Pusat Bank berlokasi di Jalan Ir. H. Djuanda III/7-9, Jakarta. Bank memiliki kantor-kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas dan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) sebagai berikut: Juni 2013 Kantor Cabang Konvensional Kantor Cabang Pembantu Konvensional Kantor Kas Konvensional Payment Point Kantor Cabang Syariah Kantor Cabang Pembantu Syariah Kantor Kas Syariah Kantor Layanan Syariah ATM

Des 2012 23

19

39 99 31 2 8 6 53 238

35 97 31 2 6 7 40 265

12

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b.

Penawaran Umum Obligasi Bank Pada tahun 2008, Bank menerbitkan Obligasi V (lima) sebesar Rp425.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,25% per tahun untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 4 Maret 2013, dan Obligasi Subordinasi I (satu) sebesar Rp325.000 dengan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun, jatuh tempo pada 4 Maret 2018 dengan opsi beli kembali tahun ke-5 (lima) sejak tanggal emisi. Obligasi tersebut membayar bunga tetap sebesar 12,25% per tahun untuk tahun pertama sampai tahun ke-5 (lima) dan sebesar 22,25% per tahun untuk tahun ke-6 (enam) sampai tahun ke-10 (sepuluh). Pada tahun 2011, Bank menerbitkan Obligasi VI (enam) Seri A sebesar Rp125.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,25% per tahun untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun jatuh tempo pada 17 Juni 2014, Obligasi VI (enam) Seri B sebesar Rp325.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,90% untuk jangka waktu 5 (lima) tahun akan jatuh tempo pada 17 Juni 2016 dan Obligasi Subordinasi II (dua) sebesar Rp300.000 dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun akan jatuh tempo pada 17 Juni 2018 tanpa opsi untuk pembelian kembali (buy back) sampai dengan tanggal jatuh tempo.

c.

Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris yang menjabat pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 26 April 2010 yang didokumentasikan dalam Akta Notaris No. 29 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., sedangkan untuk pengangkatan Sukri Bey, telah disetujui pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 5 Maret 2009 yang didokumentasikan dalam Akta Berita Acara Rapat No. 3 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., dan pengangkatan Sukri Bey telah diperpanjang pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 5 Maret 2012 yang didokumentasikan dalam Akta Berita Acara Rapat No. 91 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. Dewan Komisaris Bank per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris

Agoest Soebhektie Zainal Abidin Hasni Sukri Bey

Direktur Utama yang menjabat pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 84 tanggal 27 Desember 2010. Direktur Keuangan dan Direktur Pemasaran yang menjabat pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. dalam Akta Notaris No. 36 tanggal 15 Juli 2010. Direktur Operasional yang menjabat pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. dalam Akta Notaris No. 91 tanggal 31 Mei 2012. Direksi Bank per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 30 Juni 2013 Direksi Direktur Utama Direktur Kepatuhan Direktur Pemasaran Direktur Keuangan Direktur Operasional

31 Desember 2012

Eko Budiwiyono Agus Suryantono Mulyatno Wibowo Benny Santoso Martono Soeprapto

Eko Budiwiyono Agus Suryantono Mulyatno Wibowo Benny Santoso Martono Soeprapto

13

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

d.

Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Karyawan Berdasarkan peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.I.5 tentang Komite Audit dan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 serta perubahannya PBI No. 8/14/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Bank diwajibkan membentuk dan mengangkat Komite Audit yang harus diketuai oleh Komisaris Independen. Susunan Komite Audit pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 226 tahun 2010 tanggal 5 Juli 2010 tentang Pengangkatan Komite Audit PT Bank DKI. Trisniati Anwar pengangkatannya dilakukan melalui Surat Keputusan Direksi No. 318 tahun 2010 tentang Perubahan Komite Audit PT Bank DKI tanggal 27 September 2010. Susunan Komite Audit pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Komite Audit Ketua Anggota Anggota Anggota *)

Zainal Abidin Hasni *) Trisniati Anwar Ratna Heimawaty Zain Dharmadi Wijaya

Merangkap sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Pemantau Risiko.

Komite Pemantau Risiko pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 227 Tahun 2010 tanggal 5 Juli 2010, tentang Pengangkatan Komite Pemantau Risiko PT Bank DKI. Salohot Lubis pengangkatannya dilakukan melalui Surat Keputusan Direksi No. 329 tahun 2010 tentang Perubahan Komite Pemantau Risiko PT Bank DKI tanggal 8 Oktober 2010. Susunan Komite Pemantau Risiko pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Komite Pemantau Risiko Ketua Anggota Anggota Anggota *)

Zainal Abidin Hasni *) Abdul Wahab Arizal Anas Salohot Lubis

Merangkap sebagai Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit.

Komite Remunerasi dan Nominasi pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 251 Tahun 2010 tanggal 29 Juli 2010 tentang Pengangkatan Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank DKI. Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi pada tanggaltanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Komite Remunerasi dan Nominasi Ketua Anggota Anggota **)

Agoest Soebhektie **) Sukri Bey Enny Rantih Sofyan

Merangkap sebagai Komisaris Utama.

Dewan Pengawas Syariah Unit Usaha Syariah Bank untuk 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 26 April 2010 yang aktanya dibuat oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., No. 29 tanggal 26 April 2010. Susunan Dewan Pengawas Unit Usaha Syariah pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

14

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Dewan PengawasUnit Syariah Ketua Anggota Anggota

KH. Munzir Tamam, MA Drs. H. S. Hidayat, MA Kanny Hidaya

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank mempunyai tenaga kerja masing-masing sejumlah 2.301 orang (1.478 karyawan tetap dan 823 karyawan tidak tetap) dan 2.094 orang (1.452 karyawan tetap dan 642 karyawan tidak tetap) (tidak direview/tidak diaudit). e.

Penyelesaian laporan keuangan Laporan keuangan ini telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Bank pada tanggal 30 Juli 2013.

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Bank adalah seperti dijabarkan di bawah ini: a.

Dasar Penyajian Laporan Keuangan Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan Bank telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI). Laporan keuangan juga disusun sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terlampir dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP.06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP. 554/132/2010 tanggal 30 Desember 2010 serta Surat Edaran Bapepam dan LK No. SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Pertambangan Umum, Minyak dan Gas Bumi, dan Perbankan”. Untuk unit usaha syariah yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip perbankan syariah, laporan keuangannya disajikan sesuai dengan PSAK No. 101, “Penyajian Laporan Keuangan Syariah”, PSAK No. 102, “Akuntansi Murabahah”, PSAK No. 105, “Akuntansi Mudharabah”, PSAK No. 106, “Akuntansi Musyarakah”, dan PSAK No. 107, “Akuntansi Ijarah”, yang menggantikan PSAK No. 59 tentang “Akuntansi Perbankan Syariah” yang berkaitan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan untuk topik tersebut dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Laporan keuangan telah disajikan berdasarkan nilai historis, kecuali disebutkan lain dan disusun dengan dasar akuntansi akrual (kecuali pendapatan dari istishna dan bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah). Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan, Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan dan efek yang di beli dengan janji dijual kembali dengan jatuh tempo kurang dari 3 (tiga) bulan sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. Mata uang fungsional dan penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan, kecuali bila dinyatakan secara khusus, adalah dibulatkan dalam jutaan Rupiah.

15

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), ”Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK No. 50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 55 (Revisi 2011) menetapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item-item non-keuangan. PSAK ini memberikan definisi dan karakteristik derivatif, antara lain, kategori-kategori dari masing-masing instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi atas masing-masing instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi Bank selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana perusahaan mengelola risiko tersebut. Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, kredit yang diberikan, penyertaan saham, pendapatan bunga yang akan diterima dan tagihan transaksi ATM. Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan dari nasabah, simpanan dari bank lain, surat berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima, beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain (seperti liabilitas yang masih harus dibayar dan setoran jaminan). (i)

Klasifikasi Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:  Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) subklasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok yang diperdagangkan;  Kredit yang diberikan dan piutang;  Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;  Investasi tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:  Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;  Liabilitas keuangan lain. Kelompok aset dan liabilitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset dan liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio yang dikelola bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau position taking. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok ini, kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset dan liabilitas dalam kelompok ini dicatat pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan dengan keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

16

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:   

yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas kredit yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam klasifikasi ini. Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non derivatif yang ditentukan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia untuk dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi yang diakui sebagai ekuitas sampai dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai dimana akumulasi laba atau rugi sebelumnya dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas keuangan lainnya merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk dijual atau ditentukan sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi saat pengakuan liabilitas. Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai tukar dinyatakan kembali untuk investasi tersedia dijual dan dilaporkan pada laporan laba rugi komprehensif. (ii) Pengakuan awal a.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal penyelesaian yaitu tanggal Bank berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.

b.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diklasifikasikan sebagai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.

Bank, pada pengakuan awal, dapat menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut:   

penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch) yang dapat timbul; atau aset keuangan dan liabilitas keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporkan kepada manajemen kunci berdasarkan nilai wajar; atau aset keuangan dan liabilitas keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.

(iii) Pengukuran setelah pengakuan awal Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajarnya. Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan lainnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

17

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

(iv) Penghentian pengakuan a.

Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika: -

Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau

-

Bank telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan, dan

antara (a) Bank telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, tetapi telah mentransfer kendali atas aset. Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Ketika kredit tidak dapat dilunasi maka akan dihapusbukukan dengan mendebit penyisihan kerugian penurunan nilai. Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah memasuki passthrough arrangement dan tidak mentransfer serta tidak mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau tidak mentransfer kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang berkelanjutan atas aset tersebut. Melanjutkan keterlibatan yang diambil dalam bentuk jaminan atas aset yang ditransfer adalah diukur dari nilai tercatat awal dari aset dan jumlah maksimum pertimbangan bahwa Bank diminta untuk membayar. b.

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa. Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada yang secara substansial telah diubah, maka pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

(v) Pengakuan pendapatan dan beban a.

Pendapatan dan beban bunga atas aset tersedia untuk dijual serta investasi keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

b.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai. Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau dilakukan penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

c. Dividen diakui ketika Bank berhak menerima pembayaran itu diberikan. (vi) Reklasifikasi aset keuangan Sebelum 1 Januari 2012, Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.

18

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Mulai 1 Januari 2012, suatu aset keuangan diklasifikasikan keluar dari kategori nilai wajar melalui laporan laba rugi ketika kondisi berikut ini terpenuhi:  aset keuangan tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam jangka waktu dekat; dan  terdapat suatu keadaan yang tidak terduga. Suatu aset keuangan yang direklasifikasi keluar dari kategori nilai wajar melalui laporan laba rugi direklasifikasi pada nilai wajar pada tanggal reklasifikasi. Setiap keuntungan atau kerugian yang sudah diakui dalam laporan laba rugi tidak dapat dibalik. Nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi akan menjadi biaya diamortisasi yang baru, sebagaimana berlaku. Bank tidak mereklasifikasi instrumen keuangannya ke dalam atau ke luar dari kategori nilai wajar melalui laporan laba rugi. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika, perusahaan telah, dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan (more than insignificant) sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut dimana: a.

mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali di mana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

b.

terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

c.

terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan pada ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. (vii) Saling hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. (viii) Pengukuran biaya diamortisasi Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok kredit, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai. (ix) Pengukuran nilai wajar Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan, diantara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran. Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktuwaktu dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar. Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Bank menggunakan credit risk spread sendiri untuk menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif dan liabilitas lainnya yang telah ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar.

19

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Ketika terjadi kenaikan di dalam credit spread, Bank mengakui keuntungan atas liabilitas tersebut sebagai akibat penurunan nilai tercatat liabilitas. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread, Bank mengakui kerugian atas liabilitas tersebut sebagai akibat kenaikan nilai tercatat liabilitas. Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang diobservasi. Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset neto efek-efek tersebut. Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen tersebut dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai wajar atas kredit yang diberikan dan piutang, serta liabilitas kepada bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual, dengan mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan biaya. Aset keuangan dan aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan diukur dengan menggunakan harga penawaran; liabilitas keuangan dan aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka nilai tengah dari pasar dapat dipergunakan untuk menentukan posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian tersebut terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open position), mana yang lebih sesuai. (x) Perbedaan 1 (satu) hari Pada saat nilai transaksi berbeda dengan nilai wajar dari transaksi pasar lainnya yang dapat diobservasi saat ini atas instrumen yang sama atau berdasarkan teknik penilaian yang hanya menggunakan variabel data dari pasar yang dapat diobservasi, Bank secara langsung mengakui perbedaan antara nilai transaksi dan nilai wajar (“1 hari” keuntungan atau kerugian) pada laporan laba rugi komprehensif. Jika nilai wajar ditentukan berdasarkan data yang tidak dapat diobservasi, maka perbedaan antara nilai transaksi dan nilai model hanya dapat diakui pada laporan laba rugi komprehensif pada saat data menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut tidak diakui lagi. c.

Giro pada Bank Indonesia dan bank lain Giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

d.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain terdiri dari Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), call money, deposito berjangka, deposito mudharabah dan FASBI Syariah. Penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

e.

Efek-efek Efek-efek terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi (terdiri dari obligasi perusahaan dan Pemerintah) dan wesel jangka menengah di pasar uang dan pasar modal. Efek-efek pada awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya langsung yang dapat diatribusikan, kecuali untuk nilai wajar melalui laporan laba rugi. Setelah pengakuan awal, efek-efek dicatat sesuai dengan kategorinya yaitu investasi tersedia untuk dijual, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau nilai wajar melalui laporan laba rugi. Penilaian efek-efek didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut:

20

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1.

Efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode bunga efektif kurang dari penurunan nilai.

2.

Efek-efek yang dimiliki untuk diperdagangkan dinyatakan pada nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

3.

Efek-efek yang diklasifikasikan sebagai investasi tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar. Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam ekuitas sampai dengan efek-efek tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

f.

Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali disajikan sebagai aset dalam laporan posisi keuangan sebesar jumlah penjualan kembali dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi dan penyisihan kerugian penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali diperlakukan sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan, dan diakui sebagai pendapatan selama periode sejak efek-efek dibeli hingga dijual menggunakan metode suku bunga efektif. Efek yang dibeli dengan janji untuk dijual kembali diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

g.

Kredit yang diberikan Kredit yang diberikan merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan dengan pihak penerima kredit dan mewajibkan pihak penerima kredit untuk melunasi setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga. Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku efektif dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Setiap amortisasi diskon atau premium termasuk dalam pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif. Restrukturisasi kredit Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit atau perpanjangan jangka waktu pembayaran. Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit hanya diakui bila nilai tunai penerimaan kas masa depan yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi. Pembiayaan syariah Kredit yang diberikan meliputi pembiayaan syariah yang terutama terdiri dari piutang syariah, pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musyarakah. Piutang syariah adalah tagihan yang timbul dari transaksi berdasarkan akad-akad murabahah, ijarah dan qardh. Pembiayaan musyarakah adalah akad antara Bank dan nasabah untuk melakukan usaha tertentu dalam suatu kemitraan dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung secara proporsional sesuai dengan kontribusi dana. Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara Bank dan nasabah dimana Bank sebagai pemilik dana, sedangkan nasabah bertindak selaku pengelola bisnis, yang dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil dengan nisbah (porsi bagi hasil) yang telah disepakati.

21

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Ijarah adalah sewa menyewa atas suatu barang dan/atau jasa antara pemilik objek sewa dengan penyewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah sewa menyewa antara pemilik dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa baik dengan jual beli atau pemberian (hibah) pada saat tertentu sesuai akad sewa. Murabahah adalah pembiayaan dalam bentuk transaksi jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan barang ditambah keuntungan yang disepakati. Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan marjin yang ditangguhkan yang tidak dapat direalisasikan dan penyisihan kerugian. Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan yang diperjanjikan dengan kewajiban pihak meminjam mengembalikan pokok kredit secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. h.

Penyisihan kerugian penurunan nilai Penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; c)

d) e) f)

pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak akan dipertimbangkan oleh pemberi pinjaman jika tidak terdapat hal tersebut; terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: 1)

memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan

2)

kondisi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.

Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama. Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas signifikan atau tidak, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan. Berdasarkan kriteria diatas, Bank melakukan penilaian secara individual untuk kredit dalam segmen pasar

22

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: 1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai; 2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan; 3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. Berdasarkan kriteria di atas, Bank melakukan penilaian secara kolektif untuk: (a) Kredit korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus serta tidak direstrukturisasi; atau (b) Kredit dalam segmen pasar usaha kecil dan konsumer. Penyisihan kerugian penurunan nilai atas asset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang dinilai secara individual dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flows). Sedangkan untuk penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif Bank menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu, waktu pengembalian dan jumlah kerugian yang terjadi (Loss Given Default) dan dengan memperhatikan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini. Bank menggunakan metode analisis model statistik (migration analysis method) untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif. Perhitungan penyisihan kerugian penurunan nilai berdasarkan nilai tercatat (biaya perolehan diamortisasi). Bank menggunakan nilai wajar agunan sebagai dasar arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut: 1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan; 2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian legal pengikatan agunan. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika kredit yang diberikan atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak. Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Dalam hal instrumen ekuitas diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar efek di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif merupakan selisih antara biaya perolehan setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan atas penurunan nilai sebelumnya pada laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.

23

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai efek tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan diakui pada tahun terjadinya. Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah. Jika, pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif pada periode berjalan. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga. Untuk aset Unit Usaha Syariah, Bank menerapkan PBI No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 9/9/2007 tanggal 18 Juni 2007 dan PBI No. 10/24/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008 serta PBI No. 13/13/PBI/2011 tanggal 24 Maret 2011 dalam menentukan kerugian penurunan nilai. Kewajiban untuk membentuk penyisihan kerugian aset produktif tidak berlaku bagi aset produktif untuk transaksi sewa dengan perpindahan hak milik berupa akad ijarah atau ijarah muntahiyah bittamlik. Bank wajib membentuk penyusutan/amortisasi terhadap aset ijarah muntahiyah bittamlik. Khusus untuk surat berharga dan penempatan pada bank, kualitasnya ditetapkan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu lancar, kurang lancar dan macet. Sedangkan untuk penyertaan modal kualitasnya ditetapkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Penyisihan minimum yang harus dibentuk sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tersebut adalah sebagai berikut:

Klasifikasi Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet

Persentase penyisihan kerugian penurunan nilai/ Percentage of allowance for impairment losses Minimum 1,00% Minimum 5,00% Minimum 15,00% Minimum 50,00% 100,00%

Persentase di atas diterapkan kepada aset unit usaha syariah Bank terkait penurunan nilai secara kolektif setelah dikurangi dengan nilai agunan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Dalam menghitung penyisihan kerugian penurunan nilai, Bank tidak memperhitungkan seluruh agunan yang ada antara lain karena tanggal penilaian agunan yang dilakukan telah melampaui jangka waktu seperti yang telah ditentukan oleh peraturan Bank Indonesia yang terkait. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan komitmen dan kontinjensi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009) yang menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah aset yang dapat dipulihkan.

PSAK yang direvisi ini juga yang menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan. Pada setiap akhir laporan posisi keuangan, Bank menilai apakah terdapat indikasi suatu aset non keuangan mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi bahwa aset non keuangan tersebut mengalami penurunan

24

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

nilai, maka Bank membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut. Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP (SE-BI) tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif dan transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi), namun Bank tetap harus menghitung penyisihan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. i.

Penyertaan saham Investasi pada saham dengan persentase kepemilikan dibawah 20% dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dicatat dengan metode biaya dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai.

j.

Aset tetap Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, yang berdampak pada pengakuan aset, penentuan nilai tercatat dan beban depresiasi dan kerugian penurunan nilai yang diakui. Harga perolehan awal atas properti dan peralatan terdiri dari harga beli dan semua biaya langsung yang dapat diatribusikan untuk membuat aset dalam kondisi siap pakai dan berlokasi di tempat yang digunakan. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu dikapitalisasi sebagai biaya penggantian atas jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian, jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria kapitalisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat, dan metode penyusutan aset ditelaah kembali dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Semua aset tetap kecuali tanah, disusutkan selama estimasi masa manfaat aset tersebut sebagai berikut: Metode/Method Gedung/Building Kendaraan/Vehicle: Mobil/Car Motor/Motorcycle Inventaris dan peralatan/ Inventory and equipment

Tahun/Years

Garis lurus/straight line method

20

Saldo menurun berganda/Double Declining Saldo menurun berganda/Double Declining

8 4

Saldo menurun berganda/Double Declining

4 dan/and 8

Semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan, biaya survei dan pengukuran, biaya notaris dan pajak-pajak, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Biaya perolehan ditangguhkan sehubungan dengan akuisisi hak atas tanah diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. Selain itu, hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan. Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang dipakai. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya dihapuskan dari akun tersebut. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

25

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

k.

Tagihan dan liabilitas akseptasi Tagihan dan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi. Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Tagihan akseptasi diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lainnya dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi.

l.

Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa kontrak masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).

m. Liabilitas segera Liabilitas segera dicatat pada saat liabilitas kepada masyarakat maupun kepada bank lain timbul. Akun ini diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain dan dihitung berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. n.

Simpanan dari nasabah Simpanan nasabah terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau sarana perintah pembayaran lainnya. Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui counter dan melalui ATM jika memenuhi persyaratan yang disepakati, tetapi penarikan tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan cek atau instrumen setara lainnya. Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank. Termasuk di dalam simpanan adalah produk simpanan syariah yang dikelola oleh Unit Usaha Syariah Bank yang terdiri dari: a.

Giro wadiah merupakan giro dimana nasabah mendapatkan pendapatan bonus berdasarkan kebijakan Unit Usaha Syariah Bank. Giro wadiah dicatat sebesar nilai terhutang kepada nasabah.

b.

Tabungan wadiah merupakan simpanan pihak ketiga yang mendapat bonus berdasarkan kebijakan Bank. Tabungan wadiah dicatat atau dinyatakan sebesar nilai investasi pemegang tabungan.

c.

Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan pihak ketiga yang memberikan pemilik dana imbalan bagi hasil dari pendapatan yang diperoleh Unit Usaha Syariah Bank atas penggunaan dana tersebut sesuai dengan nisbah yang ditetapkan dan disetujui sebelumnya. Deposito mudharabah dicatat sebesar nilai nominal.

Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif kecuali simpanan syariah dan dana syirkah temporer yang dinyatakan sebesar nilai liabilitas Unit Usaha Syariah Bank kepada nasabah. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima. o.

Simpanan dari bank lain Simpanan dari bank lain terdiri dari kewajiban terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro (termasuk simpanan syariah dalam bentuk giro wadiah), interbank call money yang jatuh tempo menurut perjanjian dan tidak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari, deposito berjangka dan sertifikat investasi Mudharabah antarbank (syariah).

26

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Kecuali Unit Usaha Syariah, simpanan dari bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan setelah pengakuan awal diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. p.

Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Efek-efek yang dijual dengan janji dijual kembali (repo) disajikan sebagai liabilitas sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi selisih antara harga jual dan harga pembelian kembali yang disepakati. Selisih antara harga jual dan harga pembelian kembali yang disepakati tersebut diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif sebagai beban bunga selama jangka waktu sejak efek-efek tersebut dijual hingga saat dibeli kembali.

q.

Surat berharga yang diterbitkan Surat berharga yang diterbitkan terdiri dari obligasi yang diterbitkan oleh Bank. Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan surat berharga dikurangkan dari jumlah surat-surat berharga yang diterbitkan. Obligasi yang diterbitkan disajikan sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi disajikan sebagai pengurang hasil emisi obligasi yang diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perbedaan antara nilai tercatat surat berharga yang diterbitkan dengan harga pembelian kembali tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif.

r.

Pinjaman yang diterima Pinjaman diterima merupakan dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman. Pinjaman diterima diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal pinjaman diterima dan biaya transaksi merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

s.

Pendapatan dan beban bunga Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. Revisi PSAK ini mengidentifkasi kondisi dimana kriteria pengakuan pendapatan terpenuhi dan, oleh karena itu, pendapatan boleh diakui, dan penentuan perlakuan akuntansi dari pendapatan yang muncul dari beberapa transaksi dan peristiwa, dan juga menyediakan pedoman praktis atas penerapan kriteria pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui sejauh itu memiliki kemungkinan bahwa manfaat ekonomi akan mengalir kepada Bank dan pendapatan dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar yang diperkirakan akan diterima, dikurangi potongan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pendapatan dan beban bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi dan seluruh imbalan dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan (atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) antara umur kontraktual dan umur estimasi kepada nilai tercatat dari aset atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian pembiayaan di masa mendatang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.

27

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga efektif yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan dan piutang yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 (sembilan puluh) hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau ketika adanya keraguan atas ketepatan waktu pembayaran, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang yang mengalami penurunan nilai (impairment). Pendapatan bunga yang sudah diakui tetapi belum ditagih akan dibatalkan pada saat kredit yang diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang yang mengalami penurunan nilai. Pendapatan dan beban bunga yang disajikan di dalam laporan laba rugi komprehensif meliputi: (i)

Bunga atas aset keuangan dan kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan suku bunga efektif;

(ii) Bunga atas aset keuangan untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual yang dihitung menggunakan suku bunga efektif; (iii) Bunga atas semua aset diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan. Pendapatan dan beban bunga diakui dengan menggunakan dasar akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasi sebagai non performing. Pada saat kredit yang diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet (non performing loan), bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pengakuannya. Bunga yang dibatalkan diakui sebagai tagihan kontinjensi dalam catatan atas laporan keuangan. Penerimaan tunai atas pembiayaan dan piutang yang diberikan yang diklasifikasikan sebagai diragukan atau macet dipergunakan terlebih dahulu untuk mengurangi pokok pembiayaan dan piutang. Kelebihan penerimaan dari pokok pembiayaan dan piutang diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi komprehensif. Beban emisi obligasi, yang meliputi biaya notaris, akuntan publik, underwriter, konsultan hukum, penilai dan biaya lain diamortisasikan sesuai jangka waktu obligasi. t.

Pendapatan bagi hasil dan beban bonus secara syariah Pendapatan dan beban bunga termasuk pendapatan margin dan bagi hasil serta beban hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer dari Unit Usaha Syariah. Pendapatan Unit Usaha Syariah terdiri dari pendapatan margin murabahah, bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah, pendapatan ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT). Pendapatan dari murabahah diakui dengan menggunakan metode akrual. Pendapatan dari transaksi pembiayaan atas dasar bagi hasil diakui pada saat angsuran diterima secara tunai. Pendapatan ijarah diakui selama masa akad secara proporsional. Beban Unit Usaha Syariah merupakan beban bagi hasil tabungan mudharabah serta bonus giro wadiah, yang diakui pada saat timbulnya kewajiban untuk melakukan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati.

u.

Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pinjaman, atau pendapatan provisi dan komisi yang berhubungan dengan jangka waktu tertentu, diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak menggunakan metode suku bunga efektif dan diklasifikasikan sebagai bagian dari pendapatan bunga pada laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan ini mencakup provisi dan komisi. Pendapatan atau komponen pendapatan yang terkait dengan kinerja tertentu diakui setelah memenuhi kriteria yang sesuai dan diklasifikasi sebagai bagian dari provisi dan komisi dari transaksi selain kredit yang diberikan dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan ini meliputi pendapatan jasa penjaminan emisi, pendapatan arranger, upfront fees dan pendapatan komitmen.

28

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

v.

Transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing”, mengatur bagaimana memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal posisi keuangan, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs Spot Reuters pada pukul 16.00 WIB. Selisih penjabaran mata uang asing atas efek utang dan aset dan liabilitas moneter lainnya yang diukur berdasarkan nilai wajar dicatat sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian selisih kurs. Aset dan kewajiban non-moneter dicatat menggunakan nilai historis. Akun-akun laba rugi setiap bulannya dijabarkan dengan menggunakan kurs spot rata-rata untuk bulan yang bersangkutan. Saldo untuk tahun berjalan merupakan jumlah dari penjabaran bulanan tersebut. Selisih penjabaran mata uang asing atas unsur-unsur aset dan liabilitas non-moneter seperti efek ekuitas dilaporkan sebagai bagian dari keuntungan atau kerugian nilai wajar. Selisih penjabaran mata uang asing atas efek tersedia untuk dijual dicatat pada akun keuntungan atau kerugian dan bukan bagian dari akun keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek dalam kelompok tersedia untuk dijual dalam ekuitas. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut: 30 Juni 2013 Pound Sterling Inggris Euro Dolar Australia Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Dolar Hong Kong Yen Jepang

31 Desember 2012

15.248 12.949 9.218 9.925 7.810 1.279 102

15.515 12.732 10.007 9.638 7.879 1.243 112

w. Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan estimasi penghasilan kena pajak untuk tahun yang bersangkutan dan dihitung menggunakan tarif pajak yang berlaku. Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan”, yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK revisi ini juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan beserta bunga/denda, jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi komprehensif. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas, kecuali perbedaan yang dikenakan pajak final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada periode berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Efek pajak tangguhan yang timbul dari akuisisi disajikan sebagai bagian dari akun “Aset atau Liabilitas Pajak Tangguhan”.

29

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus di laporan keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak ("SKP") diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi komprehensif periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset. x.

Program pensiun dan imbalan kerja Efektif 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Revisi PSAK ini antara lain memperbolehkan entitas untuk menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada periode berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain. Bank memilih mempertahankan metode yang dipakai sebelumnya yaitu metode 10% koridor sehubungan dengan pengakuan keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul. Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek seperti upah, iuran jaminan sosial, cuti jangka pendek, bonus dan imbalan nonmoneter lainnya diakui selama periode jasa diberikan. Imbalan kerja jangka pendek diukur sebesar jumlah yang tidak didiskontokan. Program pensiun iuran pasti Iuran terutang kepada dana pensiun sebesar persentase tertentu gaji pegawai yang menjadi peserta program pensiun iuran pasti Bank dicadangkan dan diakui sebagai biaya ketika jasa tersebut telah diberikan oleh pegawai-pegawai yang memenuhi kriteria tersebut kepada Bank. Pembayaran aktual dikurangkan dari iuran terutang. Iuran terutang diukur berdasarkan jumlah yang tidak didiskontokan. Program imbalan pasti dan imbalan kerja jangka panjang lainnya Imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya seperti cuti panjang dan penghargaan dicadangkan dan diakui sebagai biaya ketika jasa telah diberikan oleh pegawai yang memenuhi kriteria. Imbalan kerja ditentukan berdasarkan peraturan Bank dan persyaratan minimum Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003, mana yang lebih tinggi. Imbalan pasca-kerja dan imbalan kerja jangka panjang lainnya secara aktuaria ditentukan berdasarkan metode Projected Unit Credit. Perkiraan liabilitas pada tanggal laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan, dikurangi nilai wajar aset program dan disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuaria yang belum diakui , biaya jasa masa lalu yang belum menjadi hak (nonvested), biaya pemutusan kontrak kerja dan keuntungan/kerugian kurtailmen. Biaya imbalan pasca-kerja yang diakui selama periode berjalan terdiri dari biaya jasa kini, bunga atas liabilitas, keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya jasa lalu dan dikurangi dengan iuran pegawai dan hasil yang diharapkan dari aset program. Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata-rata sisa tahun jasa pegawai yang telah memenuhi kriteria. Biaya jasa masa lalu diakui langsung sebagai biaya, kecuali untuk biaya jasa masa lalu yang belum menjadi hak (non-vested) yang diamortisasi dan diakui sebagai biaya selama periode hak. Biaya pemutusan kontrak kerja dan keuntungan/kerugian kurtailmen diakui pada periode dimana Bank menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program.

30

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

y.

Sewa Efektif 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. Penentuan apakah suatu perjanjian adalah atau mengandung suatu sewa didasarkan pada substansi perjanjian dan memerlukan penilaian apakah pemenuhan perjanjian ini tergantung pada penggunaan aset spesifik atau aset dan perjanjian memberikan hak untuk menggunakan aset. Penilaian ulang hanya dibuat setelah permulaan sewa jika salah satu dari hal berikut ini berlaku: a. terdapat perubahan dalam persyaratan kontraktual, selain pembaharuan atau perpanjangan dari perjanjian b. Opsi pembaharuan dilaksanakan atau perpanjangan diberikan, kecuali jika persyaratan pembaharuan atau perpanjangan awalnya telah termasuk dalam persyaratan sewa c. terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan tergantung pada suatu aset spesifik; atau d. terdapat perubahan substansial pada aset. Dalam kondisi penilaian ulang dilakukan, akuntansi sewa harus dimulai atau dihentikan dari tanggal ketika perubahan keadaan semakin meningkatkan perlunya penilaian ulang untuk skenario a, c, atau d diatas, dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan periode untuk skenario b. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Bank sebagai lessee Dalam sewa operasi, Bank mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan metode penyusutan garis lurus selama masa sewa.

z.

Laba Per Saham Dasar Efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011) “Laba Per Saham”, yang menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham. Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode berjalan dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan.

aa.

Dividen Pembagian dividen kepada para pemegang saham diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham.

ab. Informasi Segmen Bank menentukan dan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang secara internal diberikan kepada pengambil keputusan operasional. Perubahan kebijakan akuntansi disebabkan karena implementasi PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. Sebelumnya, segmen operasi ditentukan dan disajikan sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”. Pengambil keputusan operasional Bank adalah Dewan Direksi. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b) hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional perusahaan untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Bank mengungkapkan segmen operasionalnya berdasarkan segmen usaha yang meliputi perbankan konvensional dan syariah. Segmen pendapatan, biaya, hasil, aset dan liabilitas, termasuk bagian yang dapat diatribusikan langsung kepada segmen, serta yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut.

31

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

ad. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi Bank menerapkan perubahan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan dengan pihak berelasi, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut memberikan pengaruh signifikan terhadap pengungkapan terkait dalam laporan keuangan Bank. Suatu pihak dianggap pihak berelasi dengan Bank jika: a. Suatu pihak langsung atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Bank; (ii) memiliki kepentingan dalam Bank yang memberikan pengaruh signifikan atas Bank; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Bank; b. suatu pihak yang berelasi dengan Bank; c. suatu pihak adalah ventura bersama di mana Bank sebagai venturer; d. suatu pihak adalah anggota dari personil dari manajemen kunci Bank; e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan (a) atau (d); f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk pihak yang memiliki hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, yaitu individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Bank atau entitas yang terkait dengan Bank. Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan dan rinciannya telah disajikan dalam Catatan 30 atas laporan keuangan. Selanjutnya, saldo dan transaksi yang material antara Bank dan Pemerintah Negara Republik Indonesia dan entitas lain yang berelasi dengan dan/atau dikendalikan oleh Pemerintah Negara Republik Indonesia, diungkapkan juga dalam Catatan 30. ae. Pertimbangan, estimasi, dan asumsi akuntansi yang signifikan Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Bank, manajemen telah menggunakan pertimbangan dan estimasi dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. Pertimbangan dan estimasi paling signifikan yang digunakan adalah sebagai berikut: Pertimbangan yang signifikan 1. Usaha yang berkelanjutan Manajemen telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. 2. Nilai wajar atas instrumen keuangan Mulai 1 Januari 2012, dalam rangka penerapan PSAK No. 60, Bank menyajikan nilai wajar atas instrumen keuangan berdasarkan hirarki nilai wajar berikut:   

Tingkat 1 - nilai wajar berdasarkan harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif; Tingkat 2 - nilai wajar yang menggunakan input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya diperoleh dari harga); dan Tingkat 3 - nilai wajar yang menggunakan input yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).

32

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Bila nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan yang tercatat pada posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika statistik. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang dapat diobservasi. Bila data pasar yang dapat diobservasi tersebut tidak tersedia, manajemen mempertimbangkan masukan dan asumsi yang diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup pertimbangan seperti model umpan balik likuiditas dan volatilitas untuk transaksi derivatif dan tingkat diskonto jangka panjang, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar. 3. Klasifikasi pada investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo Bank mengklasifikasikan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Klasifikasi memerlukan pertimbangan signifikan untuk memiliki investasi tersebut sampai dengan jatuh tempo. Dalam membuat pertimbangan ini, Bank mengevaluasi intensi dan kemampuan untuk memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo. 4. Aset keuangan tanpa harga kuotasi dalam pasar aktif Bank mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, yaitu antara lain, apakah aset memiliki harga kuotasi atau tidak dalam pasar aktif. Termasuk dalam evaluasi apakah aset keuangan memiliki kuotasi pasar dalam pasar aktif adalah penentuan apakah harga yang dikuotasikan tersedia sewaktuwaktu dan apakah harga tersebut merepresentasikan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar. 5. Kontinjensi Bank saat ini terlibat dalam beberapa kasus hukum. Estimasi atas biaya yang mungkin terjadi atas penyelesaian tuntutan-tuntutan tersebut sudah dikonsultasikan dengan penasihat dari luar yang menangani pembelaan Bank dalam hal-hal tersebut dan berdasarkan analisa dari hasil yang mungkin terjadi. Bank saat ini tidak percaya kalau kasus-kasus ini akan memiliki efek kerugian yang material pada laporan keuangan. Bagaimanapun, ada kemungkinan dari hasil-hasil operasi di masa akan datang akan terpengaruh secara material oleh perubahan dari perkiraan-perkiraan atau dalam keefektifan dari strategi yang berhubungan dengan kasus-kasus ini. 6. Mata Uang Fungsional PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, mengharuskan manajemen untuk menggunakan pertimbangannya untuk menentukan mata uang fungsional entitas yang dapat merepresentasikan secara benar efek ekonomi dari transaksi yang mendasarinya, peristiwa dan kondisi yang relevan dengan entitas. Dalam pembuatan pertimbangan tersebut, Bank memperhatikan hal-hal berikut: a. nilai mata uang yang sangat mempengaruhi harga jual untuk instrumen keuangan dan jasa-jasa (ini seringkali menjadi mata uang yang digunakan, yaitu mata uang dimana harga jual instrumen keuangan dan jasa-jasa didenominasi dan direalisasikan) b. mata uang dimana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan; dan c. nilai mata uang dimana penerimaan dari kegiatan operasi biasanya didapatkan. 7. Sewa Operasi Bank, sebagai lessee, telah mengadakan perjanjian sewa untuk bangunan yang digunakannya untuk operasi. Bank telah menentukan bahwa semua risiko dan manfaat signifikan dari kepemilikan properti yang disewa dalam sewa operasi tersebut tidak dapat dialihkan kepada Bank.

33

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Perkiraan akun-akun yang signifikan 1. Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang Bank me-review kredit yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individu dan pada setiap tanggal posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam mengestimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual yang mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan di masa mendatang atas penyisihan penurunan nilai tersebut. 2. Penurunan nilai efek tersedia untuk dijual Bank mereview efek yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal posisi keuangan untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penurunan nilai atas investasi tersebut dinilai apakah terdapat penurunan signifikan atau berkepanjangan nilai wajar dibawah nilai perolehan atau terdapat bukti objektif telah terjadi penurunan nilai. Penentuan apa yang dimaksud dengan “signifikan” dan “berkepanjangan” membutuhkan pertimbangan dari Bank. Dalam menentukan pertimbangan, Bank mengevaluasi, diantaranya faktor lainnya, pergerakan dan durasi harga pasar historis serta sejauh mana nilai wajar dari investasi kurang dari biaya perolehannya. 3. Penurunan nilai atas aset tidak produktif Bank melakukan penilaian atas penurunan nilai pada aset tidak produktif kapan saja terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat pada suatu aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh Bank yang dapat memicu adanya penilaian atas penurunan nilai termasuk hal-hal berikut:   

Kinerja dibawah rata-rata yang signifikan yang relatif terhadap hasil historis atau proyeksi hasil operasi yang diharapkan di masa yang akan datang; Perubahan yang signifikan dari cara penggunaan aset yang diperoleh atau strategi untuk bisnis secara keseluruhan; dan Tren industri dan ekonomi yang negatif.

4. Pengakuan Pajak Tangguhan Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh saldo rugi fiskal dan perbedaan temporer sampai pada batas adanya kemungkinan bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia dimana kerugian dapat dimanfaatkan. Pertimbangan manajemen yang signifikan juga diperlukan untuk menentukan jumlah dari aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan waktu yang mungkin terjadi dan tingkatan dari penghasilan kena pajak di masa yang akan datang bersama dengan strategi perencanaan pajak di masa yang akan datang. 5. Nilai kini dari kewajiban pensiun Biaya untuk program pensiun manfaat pasti dan imbalan pasca-kerja ditentukan menggunakan penilaian aktuaria. Penilaian aktuarial melibatkan pembuatan asumsi mengenai tingkat diskonto, tingkat pengembalian dari aset yang diharapkan, peningkatan gaji di masa depan, tingkat kematian dan peningkatan jumlah pensiun di masa depan. Karena sifat jangka panjang rencana-rencana ini, estimasi memiliki ketidakpastian yang signifikan. af. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan Sejak 1 Januari 2012, selain standar akuntansi yang direvisi seperti disebutkan di atas, Bank juga menerapkan revisi standar akuntansi berikut, tetapi tidak memiliki dampak signifikan terhadap kinerja dan posisi keuangan Bank: a.

PSAK No. 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”, mengatur akuntansi dan pelaporan program tersebut untuk semua peserta sebagai suatu kelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

34

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b.

PSAK No. 26 (2011), “Biaya Pinjaman”, mengatur biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset yang memenuhi kualifikasi dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban.

c.

PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”, mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.

d.

ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

e.

ISAK No. 20, “Pajak penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”, membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.

f.

ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”.

g.

ISAK No. 26, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”, memberikan pedoman mengenai persyaratan dan kondisi dilakukannya penilaian ulang atas derivatif melekat.

35

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3.

KAS Juni 2013 Jumlah nosional Mata uang asing (Dalam nilai penuh)

Desember 2012 Jumlah nosional Mata uang asing (Dalam nilai penuh)

Ekuivalen Rupiah

Rupiah

Ekuivalen Rupiah

407,391

Mata uang asing: Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Dolar Australia Euro Yen Jepang Pound Sterling Inggris

573,234 2,827 500 1,520 60,000 260

5,689 22 5 20 5 4

Total

436,035 432,245 5,109 1,860 2,220 39,918 260

4,166 40 19 28 4 4

5,745

4,261

413,137

440,296

Kas dalam mata uang Rupiah termasuk kas pada mesin Automatic Teller Machine (ATM) pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, adalah masing-masing sebesar Rp 86.318 and Rp 41.721.

4.

GIRO PADA BANK INDONESIA 30 Juni 2013 Jumlah nosional Mata uang asing/ (Dalam nilai penuh) Rupiah Dolar Amerika Serikat Total

9,000,000

31 Desember 2012 Jumlah nosional Mata uang asing/ (Dalam nilai penuh)

Ekuivalen Rupiah 2,738,448 89,325 2,827,773

5,500,000

Ekuivalen Rupiah 2,217,571 53,006 2,270,577

Bank dipersyaratkan untuk memiliki Giro Wajib Minimum (GWM) dalam mata uang Rupiah untuk konvensional dan syariah, serta GWM dalam mata uang asing dalam kegiatannya melakukan transaksi mata uang asing. GWM disimpan dalam bentuk giro pada Bank Indonesia. Rasio GWM pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang “Perubahan Atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 tentang GWM Bank Umum Pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta Asing”. Mulai tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011, GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 5% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing dan mulai tanggal 1 Juni 2011, GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tersebut di atas, Bank harus memenuhi persyaratan GWM utama dalam Rupiah sebesar 8% pada kedua tanggal dan dalam Dolar Amerika Serikat masing-masing sebesar 8% dan 1%. Bank juga dipersyaratkan untuk memenuhi GWM sekunder sebesar 2,5% dalam rupiah pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, perhitungan rasio GWM berdasarkan prinsip perbankan syariah didasarkan pada PBI No. 6/21/PBI/2004 tanggal 3 Agustus 2004 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip perbankan syariah dimana peraturan ini diubah dengan PBI No. 8/23/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan PBI No. 10/23/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008. Setiap bank diwajibkan memelihara GWM dalam rupiah dan mata uang asing yang besarnya ditetapkan masing-masing sebesar 5% dan 1% dari dana pihak ketiga dalam rupiah dan mata uang asing.

36

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Persentase Giro Wajib Minimum Utama dan Sekunder Bank pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing adalah sebagai berikut: Juni 2013 Rupiah: - Utama - Sekunder Dolar Amerika Serikat

Desember 2012 :

12.58% 15.92% 9.77%

8.21% 9.30% 10.75%

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Giro Wajib Minimum.

5.

GIRO PADA BANK LAIN a.

Berdasarkan mata uang 30 Juni 2013/ Jumlah nosional mata uang asing (Dalam nilai penuh)

31 Desember 2012 Jumlah nosional mata uang asing (Dalam nilai penuh)

Ekuivalen Rupiah

Rupiah

16,274

Mata uang asing Dolar Amerika Serikat Euro Yen Jepang Dolar Singapura Dolar Australia

108,267,837 1,684,983 43,213,612 291,052 178,840

1,074,558 21,818 4,395 2,273 1,649

Ekuivalen Rupiah 8,509

54,411,932 364,076 43,395,975 167,615 26,252

524,395 4,636 4,860 1,321 263

Total mata uang asing

1,104,693

535,475

Total giro pada bank lain

1,120,967

543,984

Cadangan kerugian penurunan nilai Neto

b.

(1,335)

(1,313)

1,119,632

542,671

Berdasarkan pihak-pihak Juni 2013 Pihak ketiga Rupiah Mata uang asing Total pihak ketiga Cadangan kerugian penurunan nilai Total

c.

Desember 2012

16,274

8,509

1,104,694

535,474

1,120,967

543,983

(1,335)

(1,313)

1,120,967

543,983

Berdasarkan klasifikasi kolektibilitas Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, giro pada bank lain diklasifikasikan lancar, kecuali giro pada Bank Indover pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp1.335 dan Rp1.313 yang diklasifikasikan macet.

37

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

d.

Cadangan kerugian penurunan nilai Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut: Juni 2013

Desember 2012

Saldo awal Pembalikan kerugian selama periode berjalan Penyesuaian karena penjabaran mata uang asing

1,313

1,739

-

-

Saldo akhir

1,335

22

(426) 1,313

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain telah memadai pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. f.

Giro pada bank lain yang digunakan sebagai jaminan Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, tidak terdapat giro pada bank lain yang dijadikan agunan oleh Bank.

6.

PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN a. Berdasarkan jenis dan mata uang Juni 2013 Jenis penempatan dan mata uang Rupiah Fasilitas simpanan Bank Indonesia Deposito Berjangka BI Call money Deposito berjangka

Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun

Jangka Waktu/

Nilai tercatat

1 hari - 5 hari

6.80%

4,500

1 – 10 Hari 7 Hari

6,33% 6,00%

1,010,000 1,068,920

Neto

2,083,420

Desember 2012 Jenis penempatan dan mata uang Rupiah Fasilitas simpanan Bank Indonesia Call money Deposito berjangka BI Deposito berjangka

Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun

Jangka Waktu/

1 - 5 hari 1 - 10 Hari 6 hari 231 -1.562 Hari

6.80% 6.33% 4.25% 6.00%

Total Rupiah Dolar Amerika Serikat Call money

Nilai tercatat

758,918 2,095,000 999,764 951,320 4,805,002

-

-

Total Dolar Amerika Serikat

-

Total Cadangan kerugian penurunan nilai

4,805,002

Neto

4,805,002

-

38

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b.

Berdasarkan pihak-pihak Juni 2013

c.

Desember 2012

Pihak Berelasi Rupiah Bank Indonesia - FASBI Bank lain - pasar uang antar bank Deposito berjangka

4,500 -

758,918 999,764

Total Rupiah

4,500

1,758,682

Pihak ketiga Rupiah Deposito Berjangka Bank lain - pasar uang antar bank

1,068,920 1,010,000

951,320 2,095,000

Total Rupiah

2,078,920

3,046,320

Mata uang asing Deposito Berjangka Bank lain - pasar uang antar bank

-

-

Total mata uang asing

-

-

Total pihak ketiga

2,078,920

3,046,320

Total Cadangan kerugian penurunan nilai

2,083,420

4,805,002

-

-

Neto

2,083,420

4,805,002

Cadangan kerugian penurunan nilai Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai pada Bank Indonesia dan bank lain adalah sebagai berikut: Juni 2013

Desember 2012

Saldo awal (Pembalikan)/pembentukan selama periode berjalan

-

-

Saldo akhir

-

-

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah dalam klasifikasi lancar. Manajemen berpendapat bahwa cadangan 31 Desember 2012 yang dibentuk telah memadai.

39

kerugian

penurunan

nilai

pada

tanggal

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7.

EFEK-EFEK a.

Berdasarkan jenis dan mata uang Juni 2013 Tingkat Bunga/

Nilai Nominal/

Nilai Tercatat/

Nilai wajar melalui laporan laba rugi Rupiah Obligasi

4.20% - 7.35%

864,652

864,652

Mata Uang Asing Obligasi

3,30% - 4,88%

121,519

121,519

Total nilai wajar melalui laporan laba rugi

986,171

Tersedia untuk dijual Rupiah Obligasi Wesel jangka menengah

0% - 15,50%

1,242,691 50,000

Total efek yang tersedia untuk dijual

3,478,397 50,000 3,784,187

Dimiliki hingga jatuh tempo Rupiah Obligasi

11,80% - 13,60%

5,000

Total efek-efek

5,000 4,903,053

Cadangan kerugian penurunan nilai

(40)

Neto

4,903,013

Desember 2012 Tingkat Bunga/

Nilai Nominal/

Nilai Tercatat/

Nilai wajar melalui laporan laba rugi Rupiah Obligasi Mata Uang Asing Obligasi

4,20% - 7,35%

163,000

166,118

3,30% - 4,88%

57,825

62,013

220,825

228,132

1,012,691 230,000

1,027,407 229,960

Total nilai wajar melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual Rupiah Sertifikat Bank Indonesia Obligasi Wesel jangka menengah

0.00 4,02% - 15,50% 6,50% - 9,2%

Total efek yang tersedia untuk dijual

1,257,367

Dimiliki hingga jatuh tempo Rupiah Obligasi

11,80% - 13,60%

5.000

Total efek-efek

5.000 1,490,499

Cadangan kerugian penurunan nilai

(40)

Neto

1,490,459

40

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Perincian efek-efek berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: Juni 2013 Jumlah nosional Mata uang asing (Dalam nilai penuh/ Rupiah Dolar Amerika Serikat

50.881.980

Desember 2012 Jumlah nosional Mata uang asing (Dalam nilai penuh)

Ekuivalen Rupiah 4,398,049 505,004

Total Cadangan kerugian penurunan nilai

4,903,053

Neto

4,903,013

6.434.583

Ekuivalen Rupiah 1,428,485 62,013 1,490,499

(40)

(40) 1,490,459

Harga pasar efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual berkisar antara 98,50% - 117,00% dan 97,48% 101,41% dari nilai nominal pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Seluruh keuntungan yang belum direalisasi sebesar Rp146 pada tanggal 31 Desember 2012 seluruhnya telah terealisasi pada periode yang berakhir 30 Juni. b.

Berdasarkan pihak-pihak Informasi mengenai investasi surat berharga dengan pihak - pihak berelasi diungkapkan pada Catatan 30. Juni 2013

c.

Desember 2012

Pihak berelasi Pihak ketiga

-4,903,053

11,537 1,478,962

Total Cadangan kerugian penurunan nilai

4,903,053 (40)

1,490,499 (40)

Neto

4,903,013

1,490,459

Berdasarkan penerbit Juni 2013 Nilai wajar melalui laporan laba rugi Pemerintah Republik Indonesia dan Bank Indonesia Korporasi Bank Total nilai wajar melaluli laporan laba rugi

Desember 2012

166,125 820,046 -986,171

158,920 69,212 -228,132

Tersedia untuk Dijual Pemerintah Republik Indonesia dan Bank Indonesia Korporasi Bank Total tersedia untuk dijual

2,951,495 657,691 175,000 3,784,187

413,213 669,097 175,057 1,257,367

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Pemerintah Republik Indonesia dan Bank Indonesia Korporasi Bank Total dimiliki hingga jatuh tempo

132,695 --132,695

1,000 4,000 -5,000

4,903,053

1,490,499

(40)

(40)

4,903,013

1,490,459

TOTAL Penyisihan kerugian penurunan nilai NETO

41

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

d.

Berdasarkan peringkat Juni 2013 Peringkat/ Rating Rupiah Obligasi Pemerintah Republik Indonesia Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Bank International Indonesia Tbk PT Medco Energi Internasional Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT BCA Finance PT Mandala Multifinance Tbk PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Total obligasi Wesel jangka menengah PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Bank OCBC NISP Tbk PT Pegadaian (Persero) Total wesel jangka menengah Mata uang asing Obligasi Pemerintah Republik Indonesia PT Pertamina (Persero) Total obligasi

Nilai tercatat/ Carrying value

BBB-** idAAA* idAA* idAA+* idAA-* idAA* idAA+* idA* idAA* idAA+*

3,742,628 250,000 165,000 80,000 110,000 60,000 30,000 25,000 22,691 4,000 4,489,319

idAA* idAAA* idAA-*

-50,000 -50,000

BBB-** BBB-**

255,789 107,944 363,734

Total efek-efek Cadangan kerugian penurunan nilai

4,903,053 (40)

Neto

4,903,013

Peringkat/ Rating Rupiah Obligasi Pemerintah Republik Indonesia Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Bank International Indonesia Tbk PT Medco Energi Internasional Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT BCA Finance PT Mandala Multifinance Tbk PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Total obligasi Wesel jangka menengah PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Bank BPD Aceh PT Pegadaian (Persero) Total wesel jangka menengah Mata uang asing Obligasi Pemerintah Republik Indonesia PT Pertamina (Persero) Total obligasi

Desember 2012 Nilai tercatat/ Carrying value

BBB-** idAAA* idAA* idAA+* idAA-* idAA* idAA+* idA* idAA* idAA+*

543,875 229,847 115,038 80,040 60,070 59,990 27,977 24,979 22,691 20,017

AA-** idAA+*

10,002 4,000 1,198,526

idAA* idA-* idAA-*

199,933 25,025 5,002 229,960

BBB-** BBB-**

40,795 21,218 62,013

Total efek-efek Cadangan kerugian penurunan nilai

1,490,499 (40)

Neto

1,490,459

42

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

e.

Berdasarkan kolektibilitas Juni 2013 Pokok Lancar

f.

4,903,013

Desember 2012

Cadangan

Pokok

40,000,000

Cadangan

1,490,459

40,000,000

Cadangan kerugian penurunan nilai Cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 berasal dari unit usaha syariah sebesar Rp40. Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 yang dibentuk tersebut telah memadai.

8.

EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI Juni 2013

Counterparty Rupiah Bank Indonesia

Jenis Sekuritas FR0064

Total

*

Nilai Nominal

Tanggal Jatuh Tempo

Tanggal Dimulai

250,000

6/18/2013

7/17/2013

250,000

Liabilitas Penjualan Kembali

Pendapatan Bunga yang Belum Direalisasi

Nilai Tercatat

222,381

864

221,517

222,381

864

221,517

termasuk bunga yang diterima pada saat masa kepemilikan atas aset yang mendasarinya

Desember 2012

Counterparty

Jenis Sekuritas

Nilai Nominal

Tanggal Dimulai

Tanggal Jatuh Tempo

Liabilitas Penjualan Kembali

Pendapatan Bunga yang Belum Direalisasi

Nilai Tercatat

Rupiah

Total

*

Bank Indonesia

FR0026

500,000

12/12/2012

Bank Indonesia

FR0040

500,000

12/03/2012

1/25/2013

723,725

2,147

721,578

Bank Indonesia

FR0053

500,000

12/14/2012

2/15/2013

577,326

(16,032)

593,358

1,844,250

(10,572)

1,854,822

1,500,000

2/19/2013

543,199

3,313

539,886

termasuk bunga yang diterima pada saat masa kepemilikan atas aset yang mendasarinya

Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali diklasifikasikan lancar. Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan adanya cadangan penurunan nilai atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

43

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9.

KREDIT YANG DIBERIKAN a.

Berdasarkan pihak-pihak, jenis dan mata uang Juni 2013 Pihak Berelasi Rupiah Modal kerja Investasi Karyawan Konsumen

Desember 2012

5,537 188 9,448 1,012

6,025 273 11,074 2,929

Total Rupiah

16,186

20,301

Total pihak berelasi

16,186

20,301

Pihak Ketiga Rupiah Modal Kerja Konsumsi Investasi Sindikasi Pinjaman Karyawan

4,410,900 9,023,575.9 808,279 1,367,561 315,393

4,199,043 7,506,997 561,154 1,317,233 291,226

Total Rupiah

15,925,709

13,875,653

Mata uang asing Modal Kerja Investasi Sindikasi

81,677 190,089 179,716

428,220 88,561 470,658

Total mata uang asing

451,481

987,439

Total pihak ketiga

16,377,191

14,863,092

Total Cadangan kerugian penurunan nilai

16,393,377 (163,903)

14,883,393 (157,501)

Neto

16,229,474

14,725,893

Perincian kredit yang diberikan berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut: Juni 2013 Jumlah nosional Mata uang asing/ Notional amount Foreign currency (Dalam nilai penuh/ In full amount) Rupiah Dolar Amerika Serikat

Ekuivalen/ Equivalent Rupiah 15,941,895 451,481

45,489,310

Desember 2012 Jumlah nosional Mata uang asing/ Notional amount Foreign currency (Dalam nilai penuh/ In full amount)

102,458,003

Ekuivalen/ Equivalent Rupiah 13,895,954 987,439

Total Cadangan kerugian penurunan nilai

16,393,377 (163,903)

14,883,393 (157,501)

Neto

16,229,474

14,725,893

44

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b.

Berdasarkan sektor ekonomi Juni 2013 Rupiah Konstruksi Jasa Keuangan Listrik Perdagangan Umum dan administrasi Industri Jasa Bisnis Transportasi Pertambangan Real Estate Jasa Pelayanan Sosial Pertanian Lain-lain Total Rupiah

1,646,775 1,737,179 575,074 721,417

1,520,270 1,128,220 530,916 616,885

1,058,175 197,290 200,037 167,787 305,536 145,283 9,185 9,178,157

1,017,913 580,748 203,530 172,034 202,822 168,513 8,767 7,745,336

15,941,895

13,895,954

Mata uang asing Konstruksi Jasa Keuangan Listrik Perdagangan Umum dan administrasi Industri Jasa Bisnis Transportasi Pertambangan Real Estate Jasa Pelayanan Sosial Pertanian Lain-lain

--144,930 --81,677 45,159 -179,716 -----

229,305 51,159 48,145 521,050 -----

Total mata uang asing

451,481

987,439

Cadangan kerugian penurunan nilai Neto

c.

Desember 2012

--137,780 --

(163,903)

(157,501)

16,229,474

14,725,893

Berdasarkan kolektibilitas Juni 2013

Desember 2012

Pokok/ Principal

Pokok/ Principal

Individual Kolektif Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet

88,968

86,318

15,633,175 326,868 126,400 14,674 203,292

14,111,289 296,270 25,226 18,127 346,163

Total Cadangan kerugian penurunan nilai

16,393,377 (163,903)

14,883,393 (157,501)

Neto

16,229,474

14,725,893

45

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

d.

Cadangan kerugian penurunan nilai Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: Juni 2013

Desember 2012

Saldo awal Penyisihan (pembalikan) selama tahun berjalan Penyesuaian karena penjabaran mata uang asing

157,501

89,596

6,402

67.120

--

785

Saldo akhir

163,903

157,501

Penurunan nilai : Individual Kolektif

43,800 120,103

43,800 113,701

Saldo akhir

163,903

157,501

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 telah memadai. e.

Informasi signifikan lainnya Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: 1.

Tingkat suku bunga rata-rata untuk kredit yang diberikan dalam mata uang Rupiah per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah masing-masing sebesar 11,44% dan 15,16%, sedangkan dalam mata uang asing masing-masing adalah 6,12% dan 5,19%.

2.

Kredit yang diberikan dengan agunan dijamin dengan simpanan, agunan kas yang diikat dengan hak tanggungan atau dengan surat kuasa untuk menjual atau mengikat dengan hak tanggungan atau dengan agunan lain yang dapat diterima oleh Bank.

3.

Kredit tetap terdiri dari kredit untuk modal kerja, investasi dan konsumsi. Kredit untuk modal kerja dan investasi terdiri dari kredit jangka panjang, tetap, berulang dan diskonto, sedangkan kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit konsumsi lain.

4.

Kredit kepada Komisaris, Direksi dan karyawan Bank, memperoleh tingkat bunga sampai dengan 4,50% per tahun dengan jangka waktu jatuh tempo berkisar antara 1 (satu) sampai dengan 15 (lima belas) tahun. Kredit ini dibayar melalui pemotongan gaji setiap bulannya. Perbedaan antara tingkat bunga kredit Komisaris, Direksi dan karyawan Bank dengan Base Lending Rate (BLR) ditangguhkan dan dicatat sebagai beban yang ditangguhkan untuk kredit karyawan, yang merupakan bagian dari aset lain-lain.

5.

Kredit yang diberikan kepada pihak-pihak yang berelasi sebelum cadangan kerugian penurunan nilai (Catatan 30) pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp20.301 dan Rp37.779 Bank memberikan kredit kepada pihak-pihak berelasi diluar Komisaris, Direksi dan karyawan Bank sebelum penyisihan kerugian (Catatan 30) pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp9.448 dan Rp12.949 dengan syarat dan ketentuan yang sama dengan kredit kepada pihak ketiga lainnya.

6.

Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

7.

Rasio kredit bermasalah bruto (rasio NPL-bruto) Bank, terhadap jumlah kredit yang diberikan adalah sebesar 3,61% dan 3,20% masing-masing pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, sedangkan rasio kredit bermasalah neto terhadap total kredit (rasio NPL-neto) adalah sebesar 2,71% dan 2,26% masing-masing pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

46

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9.

Dalam jumlah kredit termasuk pembiayaan yang diberikan berdasarkan prinsip Syariah dari unit Syariah pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Juni 2013 Ijarah/IMBT Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Musyarakah Piutang Murabahah Pinjaman Qardh Total

Desember 2012

938,432 231,572 289,860 64,443 11,225

822,237 255,768 175,213 58,719 9,681

1,535,532

1,321,618

Seluruh pembiayaan dalam bentuk mudharabah dan musyarakah diberikan dalam bentuk kas. 10. Kredit yang telah dihapusbukukan oleh Bank dicatat sebagai kredit ekstra-komtabel di dalam rekening administratif. 10. PENYERTAAN SAHAM Penyertaan saham per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Jenis usaha/ Metode Biaya Perolehan PT Asuransi Bangun Askrida

Asuransi

Juni 2013 Persentase Nilai kepemilikan nominal

3.55%

11,537

Desember 2012 Persentase Nilai kepemilikan nominal

3.55%

11,537

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank DKI No. 56 tertanggal 14 Oktober 1998, Bank melakukan investasi saham pada Dana Pensiun Bank DKI sebanyak 82 lembar dengan harga per lembar Rp11 dengan total penyertaan senilai Rp927 dengan persentase pemilikan kurang dari 20%. Pada tanggal 19 April 2011, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dalam akta notaris No. 45 yang diaktakan oleh Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Bank menyetujui untuk melakukan penambahan penyertaan sebanyak Rp25.000 ke PT Asuransi Bangun Askrida. Berdasarkan Acara Rapat Umum Tahunan Para Pemegang Saham PT Asuransi Bangun Askrida dalam akta notaris yang diaktakan oleh Notaris Kartono. SH No. 58 tanggal 16 Mei 2011, penambahan penyertaan Bank pada PT Asuransi Bangun Askrida telah disetujui bersama dengan pemegang saham lainnya adalah sebesar Rp9.880. Bank memperoleh deviden tunai pada periode yang berakhir pada 31 Desember 2012, masing sebesar Rp1.329. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 kolektibilitas penyertaan saham diklasifikasikan lancar. Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan adanya cadangan penurunan nilai atas penyertaan saham pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

47

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. ASET TETAP Juni 2013 Saldo Awal/ Beginning Balance Biaya perolehan Tanah Gedung Kendaraan Peralatan

Penambahan/ Additions

Pengurangan/ Disposals

Saldo Akhir/ Ending Balance

Reklasifikasi/ Reclassification

13.799 56.324 17,596 211,908

400 70 7,921

-

-

13,799 56,724 17,666 219,829 308,018

299,626

8,391

-

Akumulasi Penyusutan Gedung Kendaraan Peralatan

18,015 14,326 171,156

1,483 457 8,820

-

-

19,498 14,783 179,976

203,497

10,760

-

-

214,257

Nilai Buku

96,129

93,761

Desember 2012 Saldo Awal/ Beginning Balance Biaya perolehan Tanah Gedung Kendaraan Peralatan

Penambahan/ Additions

13,799 56,324 16,353 200,743

1,243 11,165

Pengurangan/ Disposals

Saldo Akhir/ Ending Balance

Reklasifikasi/ Reclassification

-

-

13,799 56.324 17,596 211,908

287,219

12,408

-

15,568 13,271 151,388

2,447 1,055 19,768

-

-

299,626

Akumulasi Penyusutan Gedung Kendaraan Peralatan

180,227

23,270

-

-

203.497

Nilai Buku

106,992

18,015 14,326 171,156

96,129

Seluruh hak atas tanah yang dimiliki oleh Bank merupakan Hak Guna Bangunan dengan sisa umur berkisar antara 8 (delapan) tahun sampai dengan 16 (enam belas) tahun. Hak Guna Bangunan tersebut dapat diperpanjang. Beban penyusutan yang dibebankan pada periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp10.760 dan Rp23.270. Seluruh aset tetap secara langsung dimiliki oleh Bank pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Aset tetap selain tanah pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 and 31 Desember 2012 telah diasuransikan atas risiko kebakaran kepada beberapa perusahaan asuransi dengan nilai pertanggungan yang memadai. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset tersebut. Berdasarkan penelaahan aset tetap secara individual, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Tidak ada aset tetap yang dijaminkan oleh bank

48

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. ASET LAIN-LAIN Juni 2013

Desember 2012

Pendapatan bunga yang akan diterima

129,498

108,126

Beban yang ditangguhkan untuk kredit karyawan (Catatan 9e)

65,456

68,344

-

-

3,508

3,328

140 92.461

140 92.461

Lain-lain (setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Rp1.016 masing-masing per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012

293,254

9,640

Total

584,317

282,037

Biaya Dibayar Dimuka Beban ditangguhkan (setelah dikurangi akumulasi amortisasi per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp6.132 dan Rp5.660) Properti terbengkalai Aset yang tidak dipergunakan

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk atas aset-aset yang disebutkan di atas telah memadai.

13. LIABILITAS SEGERA Liabilitas segera terdiri atas kiriman uang, deposito yang sudah jatuh tempo tetapi belum diambil nasabah, transaksi kliring, pembayaran diterima dimuka yang diterima dari nasabah, setoran pajak yang diterima oleh bank sebagai bank persepsi dan simpanan sementara yang belum diselesaikan.

Juni 2013 Rupiah Titipan pengiriman uang Setoran pembayaran rekening Kepada pihak ketiga Kewajiban jatuh tempo Setoran pihak ketiga yang Akan diselesaikan Setoran pajak yang Akan diselesaikan Lain-lain Total Rupiah Mata uang asing Setoran pembayaran rekening Kepada pihak ketiga Kewajiban jatuh tempo Total mata uang asing Total liabilitas segera

Desember 2012

5,819

675,191

441,610 10,208

267,672 36,273

13,456

10,626

21,675 3,093

7,704 5,678

495,861

1,003,144

189 867 1,056

3,407 932 4,340

496,916

1,007,483

49

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. SIMPANAN DARI NASABAH a.

Berdasarkan pihak-pihak, jenis dan mata uang Juni 2013 Pihak Berelasi (Catatan 30) Rupiah Giro

Desember 2012

5.378.880

6.658.483

10.524

6.355

7.310.784

1.076

12.700.187

7.741.243

-

135

-

135

12.700.187

7.741.378

Pihak Ketiga Rupiah Giro

2.348.441

5.948.158

Tabungan

3.695.895

3.980.596

Deposito berjangka

3.248.719

2.916.734

9.329.055

12.845.488

341.530

52.802

Deposito berjangka

-

-

Total mata uang asing

341.530

52.802

9.670.585

12.898.290

22.370.772

20.639.668

Tabungan Deposito berjangka Total Rupiah Mata uang asing Giro Deposito Total mata uang asing Total pihak berelasi

Total Rupiah Mata uang asing Giro

Total pihak ketiga Total

Perincian simpanan nasabah dalam mata uang adalah sebagai berikut: 30 Juni/ June 30, 2013 Jumlah nosional Mata uang asing (Dalam nilai penuh) Rupiah Mata uang asing Dolar Amerika Serikat Yen Jepang Euro Total mata uang asing Total

31 Desember/ December 31, 2012 Jumlah nosional Mata uang asing (Dalam nilai penuh)

Ekuivalen Rupiah 22.029.242

34.326.536 7.974.528 2.160

340.691 811 28

Ekuivalen Rupiah 20.586.731

5.390.183 8.699.793 1.184

51.948 974 15

341.530

52.937

22.370.722

20.639.688

Simpanan nasabah berdasarkan prinsip syariah termasuk di dalamnya adalah giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Giro wadiah dan tabungan wadiah merupakan simpanan wadiah yad-dhamanah dimana nasabah akan memperoleh pendapatan bonus.

50

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tabungan mudharabah merupakan simpanan dana dimana nasabah akan mendapatkan imbalan bagi hasil atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan sebelumnya. Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan deposito dari pihak lain yang memberikan bagian dari pendapatan atas penggunaan dana tersebut dengan nisbah yang ditetapkan sebelumnya. b.

Tabungan berdasarkan jenis Juni 2013

Desember 2012

Tabungan Bank DKI Tabungan Syariah Tabungan Haji

3.527.491 161.139 17.789

3.824.800 143.657 18.495

Total

3.706.419

3.986.951

15. SIMPANAN DARI BANK LAIN a.

Berdasarkan jenis dan mata uang Juni 2013 Jumlah nosional Mata uang asing (Dalam nilai penuh)

Ekuivalen Rupiah 15.410 510.192 3.414

23.416 5.264

Total Rupiah

529.016

28.680

25.006.222 20.000.000

248.187 198.500

55.010.656 20.000.000

530.165 192.750

Total Dolar Amerika Serikat

446.687

722.915

Total

975.703

715.595

Berdasarkan pihak-pihak Juni 2013

c.

Ekuivalen Rupiah

Rupiah Giro Call Money Deposito berjangka

Dolar Amerika Serikat Call money Deposito berjangka

b.

Desember 2012 Jumlah nosional Mata uang asing (Dalam nilai penuh)

Desember 2012

Pihak berelasi Pihak ketiga

975.703

751.595

Total

975.703

751.595

Tingkat suku bunga per tahun dan sisa periode sampai dengan jatuh tempo Informasi mengenai sisa jangka waktu atas simpanan dari bank lain diungkapkan masing-masing pada Catatan 39.

51

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16. Efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Juni 2013

Nilai Nominal/ Nominal amount

Counterparty

Jenis efek/ Types of securities

Rupiah Deutsche Bank

Seri FR0060

297,750

Deutsche Bank

Seri VR0031

297,750

Total

Tanggal Mulai / Starting date

Tanggal jatuh tempo/ Maturity date

27 Maret/ March 2012 11 Maret/ March 2013

11 April/ April 2017 15 Mei/ May 2018

221,381

Beban bunga yang belum direalisasi/ Unrealize interest expense

Nilai beli kembali/ Repurchase value

Nilai tercatat/ Carrying value

297,750

--

297,750

297,750

--

297,750

595,500

--

595,500

Desember 2012

Counterparty

Jenis efek/ Types of securities

Nilai Nominal/ Nominal amount

Rupiah Deutsche Bank

Seri FR0060

277,200

Deutsche Bank

Seri VR0031

112,253

Total

Beban bunga yang belum direalisasi/ Unrealize interest expense

Tanggal Mulai / Starting date

Tanggal jatuh tempo/ Maturity date

Nilai beli kembali/ Repurchase value

27 Maret/ March 2012 27 Maret/ March 2012

11 April/ April 2017 11 April/ April 2017

205,790

0

205,790

83,335

0

83,335

289,125

0

289,125

221,381

Nilai tercatat/ Carrying value

17. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN a.

Berdasarkan jenis Juni 2013

Desember 2012

Obligasi V (lima) setelah dikurangi beban emisi yang belum diamortisasi

--

424,882

Obligasi VI (enam) Seri A setelah dikurangi beban emisi yang belum diamortisasi

124,807

124,711

Obligasi VI (enam) Seri B, setelah dikurangi beban emisi yang belum diamortisasi

324,098

323,948

Obligasi Subordinasi I (satu) setelah dikurangi beban emisi yang belum diamortisasi

--

324,909

Obligasi Subordinasi II (dua) setelah dikurangi beban emisi yang belum diamortisasi

299,009

298,910

Total

747,914

1,497,359

Obligasi Bank DKI V (lima) sebesar Rp425.000, diterbitkan pada 20 Februari 2008 telah jatuh tempo dan telah di lunasi pada tanggal 4 Maret 2013. Obligasi tersebut membayar tingkat bunga tetap sebesar 11,25% per tahun dengan basis kwartalan. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Obligasi Bank DKI V (lima) mempunyai peringkat idA+ (Pefindo) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Wali Amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mega Tbk.

52

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Obligasi Subordinasi I (satu) Bank DKI sebesar Rp325.000, diterbitkan pada 20 Februari 2008 telah jatuh tempo dan dilunasi pada tanggal 4 Maret 2013. Obligasi tersebut membayar suku bunga tetap 12,25% per tahun untuk tahun pertama sampai tahun ke-5 (lima) dan sebesar 22,25% per tahun untuk tahun ke-6 (enam) sampai tahun ke-10 (sepuluh) yang dibayar setiap triwulan. Obligasi tersebut memiliki opsi pembelian kembali (buy back) pada harga pasar yang dapat dilakukan setelah tahun ke-5 (lima) sejak tanggal emisi. Pada tanggal 31 Desember 2012, Obligasi Subordinasi I (satu) Bank DKI sama mempunyai peringkat idA (Pefindo). Obligasi Subordinasi I (satu) Bank DKI terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Wali Amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mega Tbk. Obligasi Bank DKI VI (Enam) Seri A sebesar Rp125.000, diterbitkan pada 17 Juni 2011 dan akan jatuh tempo pada 17 Juni 2014, dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,25% per tahun. Bunga obligasi dibayar setiap 3 (tiga) bulanan. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, obligasi Bank DKI VI (Enam) mempunyai peringkat idA+ (Pefindo). Obligasi VI (Enam) Bank DKI terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Wali Amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Obligasi Bank DKI VI (Enam) Seri B sebesar Rp325.000, diterbitkan pada 17 Juni 2011 dan akan jatuh tempo pada tahun 17 Juni 2016, dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,90% per tahun dan dibayar setiap 3 (tiga) bulanan. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Obligasi Bank DKI VI (Enam) mempunyai peringkat idA+ (Pefindo). Obligasi VI (Enam) Bank DKI terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Wali amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Obligasi Subordinasi II (dua) Bank DKI sebesar Rp300.000, diterbitkan pada 17 Juni 2011, akan jatuh tempo pada 17 Juni 2018 serta mempunyai suku bunga tetap 11,00% per tahun. Obligasi subordinasi ini tidak mempunyai opsi untuk pembelian kembali (buy back) sampai dengan tanggal jatuh tempo obligasi. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulanan. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Obligasi Subordinasi II (dua) Bank DKI mempunyai peringkat idA (Pefindo). Obligasi Subordinasi II (dua) Bank DKI terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Wali Amanat untuk penerbitan obligasi ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sehubungan dengan penerbitan Obligasi VI A, Obligasi VI B dan Obligasi Subordinasi II, Bank tidak diperbolehkan melakukan antara lain:  menerbitkan obligasi atau instrumen hutang lain yang sejenis yang mempunyai kedudukan lebih tinggi yang pembayarannya didahulukan dari obligasi.  mengagunkan sebagian maupun seluruh pendapatan atau harta kekayaan emiten, melaksanakan perubahan bidang usaha utama dan/atau memberikan ijin atau persetujuan kepada perusahaan anak untuk mengadakan perubahan bidang usaha utamanya, mengurangi modal dasar dan modal disetor.  menjual atau mengalihkan aset kepada pihak manapun, baik sebagian atau seluruhnya kecuali penjualan atau pengalihan tersebut baik dalam satu transaksi atau gabungan yang dalam 1 tahun berjalan tidak melebihi 20% dari seluruh aset Bank berdasarkan laporan keuangan terakhir yang telah diaudit. Selain itu, Bank juga diwajibkan untuk melakukan beberapa hal, antara lain seperti:  memelihara kondisi keuangan Bank yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Bapepam-LK dan/atau menyerahkan laporan keuangan tengah tahunan yang tidak diaudit kepada wali amanat dalam kondisi sehat sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. 

b.

mempertahankan peringkat komposit 3 yang tergolong “cukup baik” sesuai penilaian internal berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.

Berdasarkan mata uang Semua surat berharga yang diterbitkan adalah dalam mata uang Rupiah.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua kondisi penting sehubungan dengan perjanjian obligasi yang diterbitkan.

53

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

18. PINJAMAN YANG DITERIMA Juni 2013 Departemen Keuangan PT Sarana Multigriya Financial (Persero) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Bank Indonesia PT Jamsostek (Persero) Total

Desember 2012

85.000

85.000

18.240

18.240

422 6 263

559 6 276

103.931

104.081

(i) Departemen Keuangan Juni 2013

Desember 2012

Pinjaman untuk Usaha Mikro dan Kecil

85.000

85.000

Total

85.000

85.000

Pinjaman untuk usaha mikro dan kecil Berdasarkan perjanjian pinjaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta No. KP-032/DP3/2004 tanggal 16 September 2004, pinjaman ini merupakan fasilitas kredit yang diperoleh dari Departemen Keuangan Republik Indonesia untuk disalurkan sebagai kredit usaha mikro dan kecil dengan maksimum kredit masing-masing sebesar Rp50 dan Rp500. Berdasarkan perjanjian pinjaman, Departemen Keuangan akan menyediakan dana, untuk kredit usaha mikro dan kecil sebesar Rp50.000. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar suku bunga SBI 3 bulan. Berdasarkan Persetujuan Perubahan Terhadap Perjanjian Pinjaman No. KP-032/DP3/2004 tanggal 16 September 2004 antara Pemerintah Republik Indonesia dan PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta dalam rangka Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil No. AMA-26/KP-032/DP3/2006 tanggal 29 Mei 2006, Pemerintah Republik Indonesia menyediakan pinjaman sejumlah Rp60.000 dan tanggal penarikan dana terakhir pada tanggal 31 Juli 2006. Berdasarkan Perubahan Perjanjian Pinjaman No. KP-032/DP3/2004 tanggal 16 September 2004 yang terakhir diubah dengan No. AMA-26/KP-032/DP3/2006 tanggal 29 Mei 2006 antara Pemerintah Republik Indonesia dan PT Bank DKI dalam rangka Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil No. AMA-42/KP-032/DSMI/2009 tanggal 14 April 2009, Pemerintah Republik Indonesia menyediakan pinjaman dalam jumlah setinggi-tingginya sebesar Rp85.000, memperpanjang jangka waktu pinjaman sampai dengan 10 Desember 2019, menunda tanggal terakhir penarikan data tanggal 31 Mei 2009. Pembayaran angsuran pertama akan dimulai tanggal 10 Desember 2017 dan berakhir tanggal 10 Desember 2019. Pinjaman tersebut sudah disalurkan sebagai kredit program pemerintah pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp67.923 dan Rp63.152. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua kondisi penting sehubungan dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua kondisi penting sehubungan dengan perjanjian pinjaman. (ii) PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Pada tanggal 24 September 2008, Bank menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) No. 024/PP/SMF-DKI/IX/2008 untuk pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar Rp100.000 bersifat aflopend (unrevolving). Jangka waktu pinjaman selama 10 (sepuluh) tahun, terhitung mulai sejak tanggal 24 September 2008 dan akan berakhir pada tanggal 24 September 2018. Bunga pinjaman sebesar 10,50% per tahun yang dihitung secara bulanan.

54

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Pada tanggal 24 September 2008, Bank menerima pencairan tahap I (pertama) atas Pinjaman tersebut sebesar Rp30.400 dengan tingkat bunga tetap 10,50% untuk 5 (lima) tahun pertama yang akan jatuh tempo pada tanggal 24 September 2013. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua kondisi penting sehubungan dengan perjanjian pinjaman. (iii) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Juni 2013

Desember 2012

Pembiayaan bersama Pinjaman Rekening Dana Investasi (RDI)

12

12

410

547

Total

422

559

a.

Pembiayaan Bersama Berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) dan Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta tentang Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) No. 11/PKS/DIR/1990 tanggal 6 April 1990, kedua belah pihak telah sepakat untuk melakukan pembiayaan bersama yang disepakati sampai dengan pembiayaan Rp10.000 dengan pembagian 80% dari KPR akan didanai oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan sisanya sebesar 20% akan akan didanai oleh Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta dengan tingkat bunga sebagai berikut:   

11% untuk KPR T21 atau lebih kecil dimana Bank memperoleh bunga dari debitur sebesar 12% 15% untuk KPR T27 dan T36 dimana Bank memperoleh bunga dari debitur sebesar 16% 16,5% untuk KPR T45, T54 dan T70 dan ruko dimana Bank memperoleh bunga dari debitur sebesar 17,5%.

Debitur KPR yang disetujui tidak melebihi 20 tahun masa kredit dengan pengertian penyertaan dana PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tidak lebih dari 15 tahun terhitung sejak tanggal penyediaan dana. b.

Pinjaman Rekening Dana Investasi (RDI) Berikut merupakan rincian dari penerusan pinjaman antara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan Bank Daerah Khusus Ibukota Jakarta:  No. 27/PKS/DIR/1997 tanggal 29 April 1997 untuk Tahun III Pelita VI sebesar Rp344, biaya administrasi 3% per tahun dan biaya komitmen 0,25% per tahun atas jumlah dana pinjaman yang belum ditarik dengan jangka waktu 15 tahun. Pinjaman ini dibayar kembali dengan 24 kali angsuran setiap 6 bulan pada tanggal 10 April dan 10 Oktober yang dimulai sejak 10 Oktober 2000 dan berakhir di 10 April 2012.  No. 27/PKS/DIR/1998 tanggal 17 Maret 1999 untuk Tahun IV Pelita VI dengan jumlah pinjaman sebesar Rp871, biaya administrasi sebesar 2% per tahun (KPR Rumah Sangat Sederhana), 2,5% per tahun (KPR sampai dengan T21) dan 3% per tahun (KPR T27 dan T36), dan biaya komitmen 0,25% per tahun atas jumlah dana pinjaman yang belum ditarik dengan jangka waktu 15 tahun. Pinjaman ini dibayar kembali dengan 24 kali angsuran setiap 6 bulan pada tanggal 1 Januari dan 1 Juli yang dimulai sejak 1 Juli 2001 dan akan berakhir di 1 Januari 2013.  No. 54/PKS/DIR/2001 tanggal 2 November 2001 untuk Tahun Anggaran 2001 dengan jumlah pinjaman sebesar Rp3.012, biaya administrasi yang telah disepakati awalnya dan ditetapkan kemudian dan biaya komitmen 0,25% per tahun atas jumlah dana pinjaman yang belum ditarik dengan jangka waktu 13 tahun. Pinjaman ini dibayar kembali dengan 22 kali angsuran setiap 6 bulan pada tanggal 1 Maret dan 1 September yang dimulai sejak 1 Maret 2004 dan akan berakhir pada tanggal 1 September 2014.

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua kondisi penting sehubungan dengan perjanjian kerja sama.

55

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

(iv) Bank Indonesia Bank Indonesia (BI) memberikan kredit likuiditas yaitu Kredit Pemilikan Rumah Sederhana/Sangat Sederhana (KPRS/RSS). Untuk setiap pemberian KPRS/RSS, BI akan menyediakan kredit likuiditas sebagai berikut: 

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 29/149/KEP/DIR tanggal 31 Desember 1996, untuk Tahun III Pelita VI tahun 1996/1997, Bank Indonesia memberikan 75% untuk Kredit Rumah Sangat Sederhana dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 50% untuk Kredit Kepemilikan Rumah Sederhana T18 - T21 dengan bunga pinjaman kepada Bank 4% dan 50% untuk Kredit Rumah Sederhana T27 - T36 dengan bunga pinjaman 9%.



Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 30/141/KEP/DIR tanggal 1 April 1997, untuk Tahun IV Pelita VI tahun 1997/1998, Bank Indonesia memberikan 60% untuk Kredit Rumah Sangat Sederhana dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 35% untuk Kredit Kepemilikan Rumah Sederhana T18 - T21 dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 20% untuk Kredit Rumah Sederhana T27 - T36 dengan bunga pinjaman kepada Bank 9%.



Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 31/93/KEP/DIR tanggal 1 Juli 1998, untuk Tahun V Pelita VI tahun 1998/1999, Bank Indonesia memberikan 67,5% untuk Kredit Rumah Sangat Sederhana dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 60% untuk Kredit Kepemilikan Rumah Sederhana T18 - T21 dengan bunga pinjaman kepada Bank 3% dan 62,5% untuk Kredit Rumah Sederhana T27 - T36 dengan bunga pinjaman kepada Bank 9%.



Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 31/93/KEP/DIR tanggal 1 Juli 1998, untuk Tahun 1999, Bank Indonesia memberikan 67,5% untuk Kredit Rumah Sangat Sederhana dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 60% untuk Kredit Kepemilikan Rumah Sederhana T18 - T21 dengan bunga pinjaman kepada Bank 3%, 62,5% untuk Kredit Rumah Sederhana T27 - T36 dengan bunga pinjaman kepada Bank 9%.

Atas pinjaman ini, Bank akan mendapat bunga sebesar 8,5% untuk Kredit Rumah Sangat Sederhana, 11% untuk Kredit Rumah Sederhana T18 - T21 dan 14% untuk Kredit Rumah Sederhana T27 - T36 per tahun atas kredit kepemilikan rumah yang diberikan. Rincian Kredit Pemilikan Rumah Sederhana/Sangat Sederhana adalah sebagai berikut: Juni 2013

Desember 2012

Pinjaman likuiditas KPR-RS

6

6

Total

6

6

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian pinjaman. (v) PT Jamsostek (Persero) Berdasarkan perjanjian kerjasama antara PT Jamsostek (Persero) dan Bank tentang pinjaman uang muka perumahan kerjasama Bank No. PER/64/072008 tanggal 2 Juli 2008 yang menyatakan bahwa masing-masing peserta program Jamsostek mendapatkan maksimal pinjaman sebesar Rp20 untuk pinjaman uang muka perumahan kerjasama Bank (PUMP-KB) dengan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi.

Atas pinjaman ini, Bank dikenakan biaya bunga sebesar 4%, dimana bunga yang diberikan pada peserta jamsostek adalah 6%. Pinjaman ini kemudian diperpanjang melalui: 

adendum pertama No. PER/85/072009 tanggal 2 Juli 2009 dimana kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang perjanjian kerjasama ini sampai dengan 1 Juli 2010.



adendum kedua No. PER/05/012011 tanggal 11 Januari 2011 dimana kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang perjanjian kerjasama ini sampai dengan 1 Juli 2011.

56

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)



Surat No. B/7876/092011 perihal adedum perjanjian kerjasama dimana Bank sebelumnya telah mengajukan permohonan perpanjangan kepada PT Jamsostek (Persero) dan meningkatkan maksimal pinjaman untuk setiap peserta jamsostek Rp20 (bagi tenaga kerja dengan upah yang dilaporkan sampai dengan Rp5), Rp30 (bagi tenaga kerja dengan upah yang dilaporkan Rp5 - Rp10) dan Rp50 (bagi tenaga kerja dengan upah yang dilaporkan Rp10 - Rp50).

Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian kerja sama.

19. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN LIABILITAS LAIN-LAIN Juni 2013

Desember 2012

Imbalan kerja Liabilitas yang masih harus dibayar: Operasional bank Pendanaan Bonus dan tantiem Liabilitas syariah Setoran jaminan Cadangan legal (Catatan 33) Liabilitas beban jasa Liabilitas lainnya

168.308

122.624

27.136 7.992 45.000 18.500 21.140 8.000 4.964 290.262

11.282 11.341 92.776 18.500 26.810 8.000 4.972 29.581

Total

591.302

325.886

20. PERPAJAKAN Utang Pajak Juni 2013

Desember 2012

PPh Pasal 4 Final - Wapu PPh Pasal 21 - Wapu PPh Pasal 23 Jasa - Wapu PPh Pasal 25 - Wapu PPh Pasal 29 - Wapu Pajak Pertambahan Nilai

4,123 18,559 344 1 -166

4,631 9,784 508 33 52,912 152

Total

23,193

68,020

21. MODAL SAHAM Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo tambahan modal disetor sebesar Rp20.000, merupakan tambahan setoran modal dari Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 29 Desember 2010, yang risalah rapatnya didokumentasikan dalam Akta No. 109 dibuat oleh Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., pada tanggal yang sama, secara musyawarah mufakat rapat menyetujui Pengesahan Tambahan Penyertaan Modal Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebesar Rp20.000. Berdasarkan pernyataan keputusan rapat Bank yang tertuang dalam pernyataan keputusan rapat dengan akta No. 10 tanggal 10 Februari 2011, para pemegang saham Bank menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan modal disetor menjadi Rp631.159 dimana ada penambahan modal oleh Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebesar Rp20.000. Penambahan ini merupakan kelanjutan dari Akta No. 109 dibuat oleh Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., pada tanggal 29 Desember 2010.

57

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Berdasarkan Akta Notaris No. 93 Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., tanggal 31 Mei 2012, telah diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank. RUPS-LB menyetujui untuk menambah Penyertaan Modal Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada Bank sebesar Rp68.841 serta meningkatkan modal ditempatkan/modal disetor Bank dari Rp631.159 menjadi Rp700.000. Berdasarkan Akta Notaris No. 09 Ny. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., tanggal 5 Nopember 2012, telah diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank. RUPS-LB menyetujui untuk menambah Penyertaan Modal Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada Bank sebesar Rp431.159 serta meningkatkan modal ditempatkan/modal disetor Bank dari Rp700.000 menjadi Rp1.131.159. Berdasarkan Akta Notaris No. 47 Ashoya Ratam,S.H,MKn, tanggal 26 April 2013diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank. RUPS-LB menyetujui untuk menambah Penyertaan Modal Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada Bank sebesar Rp450.000 serta meningkatkan modal ditempatkan/modal disetor Bank dari Rp1.131.159 menjadi Rp1.581.159. Susunan kepemilikan saham pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Juni 2013

Pemegang saham

Jumlah lembar saham ditempatkan dan disetor penuh

Persentase kepemilikan (%)

Jumlah

Saham Seri A (Monumen Nasional) Pemerintah Propinsi DKI Jakarta Saham Seri B Pemerintah Propinsi DKI Jakarta PD Pasar Jaya

200.000

12.65%

200,000

1.380.159 1.000

87.29% 0.06%

1,380,159 1,000

Total

1.581.159

100.00%

1,581,159

Desember 2012

Pemegang saham

Jumlah lembar saham ditempatkan dan disetor penuh

Saham Seri A (Monumen Nasional) Pemerintah Propinsi DKI Jakarta Saham Seri B Pemerintah Propinsi DKI Jakarta PD Pasar Jaya Total

Persentase kepemilikan (%)

Jumlah

200.000

17.68%

200,000

930.159 1.000

82.23% 0.09%

930,159 1,000

1.131.159

100.00%

1,131,159

22. UANG MUKA SETORAN MODAL Akun ini merupakan setoran yang dilakukan oleh pemegang saham untuk penambahan modal, tetapi belum melalui persetujuan RUPS dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Uang muka setoran modal per tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 terdiri dari kelebihan dana setoran modal tahun 2009 dan hasil tagih sisa kredit Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sejak April 2005 sampai dengan April 2006 sebesar Rp1.

58

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23. SALDO LABA Saldo laba pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2010 adalah sebagai berikut: Juni 2013 Cadangan umum dan wajib Cadangan khusus Saldo laba tahun lalu Saldo laba periode berjalan Total

Desember 2012

523,995 92,330 110,000 413,323

390,958 76,349 -339,284

1,139,648

806,591

Pada periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2013 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, tantiem dan jasa produksi karyawan masing untuk tahun 2012 dibebankan sebagai beban periode berjalan. Cadangan umum dan wajib pada awalnya dibentuk dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 61 ayat (1) Undangundang No. 1/1995 mengenai Perseroan Terbatas (kemudian diganti dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40/2007), yang mengharuskan perusahaan Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum dan wajib sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk pembentukan penyisihan tersebut.

24. PENDAPATAN BUNGA Juni 2013 Kredit yang diberikan Penempatan dan giro pada Bank Indonesia Efek-efek Pendapatan bagi hasil Deposits on call Call money Deposito berjangka Giro pada bank lain Total

Desember 2012

956,854

1,664,076

25,723 124,048 55,427 11,111 16,578 7,399 134

141,299 150,585 97,365 28,474 29,598 20,722 138

1,197,274

2,132,257

25. BEBAN BUNGA DAN SYARIAH Juni 2013

Desember 2012

Simpanan dari nasabah Surat berharga yang diterbitkan Pinjaman yang diterima Simpanan dari Bank lain Lainnya

392,470 51,931 11,565 1,851 296

732,996 165,891 21,917 3,543 321

Total

458,113

924,669

26. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA LAIN-LAIN Juni 2013

Desember 2012

Pendapatan jasa administrasi dan fee Pendapatan ATM Pendapatan dari kredit hapus buku Unit usaha syariah - pendapatan lainnya Denda pelunasan percepatan kredit Denda tunggakan kredit Jasa pengiriman uang Lainnya

34,516 12,491 872 4,340 2,012 872 1,020 12,119

60,861 37,281 2,152 8,517 5,341 2,152 2,209 17,162

Total

68,240

135,675

59

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Juni 2013

Desember 2012

Beban sewa Beban penyusutan (Catatan 11) Beban rutin kantor Perbaikan dan pemeliharaan Beban telekomunikasi Listrik dan air Transportasi Peralatan dan perabot kantor Lainnya

33,662 10,824 16,259 7,165 6,888 6,153 3,662 1,845 588

87,188 23,208 32,065 16,087 3,418 11,969 6,975 4,131 1,015

Total

87,046

186,056

28. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN Juni 2013

Desember 2012

Tunjangan dan kesejahteraan karyawan Gaji dan upah karyawan Seleksi karyawan

264,071 16,514 702

522,645 75,324 1,574

Total

281,287

599,543

Termasuk di dalam beban gaji dan tunjangan terdapat pencadangan bonus karyawan, dan tantiem Direksi yang dibentuk oleh Bank dan dibayarkan untuk periode enam bulan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013. Sesuai dengan kebijakan Bank, selain gaji, pegawai juga mendapatkan fasilitas dan tunjangan berupa cuti besar, penghargaan masa kerja, uang duka, uang purna tugas, uang pisah, tunjangan cacat dan program pensiun untuk pegawai tetap, sesuai dengan kinerja Bank dan pegawai serta Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.

29. PENDAPATAN (BEBAN) NON-OPERASIONAL - NETO Juni 2013

Desember 2012

Laba (rugi) penjabaran transaksi valuta asing Pendapatan non-operasional Pendapatan komisi pihak ketiga Pendapatan Sewa Laba penjualan aset Lain-lain - neto

8,132 26,405 177 108 (1,717)

10,468 2,361 556 268 (3,055)

Total

33,106

10,598

60

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

30. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERELASI a.

Jenis hubungan dan unsur transaksi pihak berelasi Pihak-pihak berelasi/ Related parties Personel manajemen kunci/ Key management personnel

Jenis hubungan/ Type of relationship Komisaris dan Direksi, kepala grup dan kepala cabang/Boards of Commissioners and Directors, group heads and head of branches

PD Dharma Jaya

Pengendalian melalui Pemerintah Republik Indonesia/Control through the Government of the Republic of Indonesia

PT Asuransi Bangun Askrida

Pengendalian melalui Pemerintah Republik Indonesia/Control through the Government of the Republic of Indonesia

PT Darbeni Bangun Karya

Pengendalian melalui Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank DKI/ Control through Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank DKI

Dana Pensiun Bank DKI

Personel Manajemen Kunci/ Key Management Personnel

Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank DKI

Personel Manajemen Kunci/ Key Management Personnel

PT BPR Darbeni Rizki

Pengendalian melalui Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank DKI/ Control through Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank DKI

ASET a. Kredit yang diberikan (Catatan 9) Juni 2013

Desember 2012

Entitas berelasi dengan Pemerintah provinsi PD Dharma Jaya

5,537

5,537

Pihak berelasi Personil manajemen kunci PT. Darbeni Bangun Karya PT BPR Darbeni

9,448 1,201 --

12,949 1,327 488

16,186

20,301

Total

b. Penyertaan saham (Catatan 10) Juni 2013 PT Asuransi Bangun Askrida

Desember 2012

11,537

11,537

LIABILITAS c. Simpanan dari nasabah (Catatan 14) Juni 2013

Desember 2012

Entitas dan lembaga pemerintah Personel manajemen kunci

12,688,081 12,296

7,725,545 15,833

Total

12,700,377

7,741,378

61

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Komitmen dan kontinjensi Bank berdasarkan jenis, mata uang dan kolektibilitas pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Juni 2013 TAGIHAN KOMITMEN 1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik a. Rupiah b. Valuta asing 2. Posisi pembelian spot dan derivatif 3. Lainnya

Desember 2012

69,600 -110,955 618,560

KEWAJIBAN KOMITMEN 1. Fasilitas kredit nasabah yang belum ditarik a. BUMN i. Committed - Rupiah - Valuta asing ii. Uncommitted - Rupiah - Valuta asing b. Lainnya i. Committed ii. Uncommitted 2. Fasilitas kredit bank lain yang belum ditarik a. Committed i. Rupiah ii. Valuta asing b. Uncommitted i. Rupiah ii. Valuta asing 3. Irrevocable L/C yang masih berjalan a. L/C luar negeri b. L/C dalam negeri 4. Posisi penjualan spot dan derivatif 5. Lainnya

69,600 --796,678 --

TAGIHAN KONTINJENSI 1. Garansi yang diterima a. Rupiah b. Valuta asing 2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian a. Bunga kredit yang diberikan b. Bunga lainnya 3. Lainnya

---

---

---

---

-2,762,176

-1,915,934

---

---

1,000 --

1,233 --

611,542 7,018 110,560 --

796,678 -----

KEWAJIBAN KONTINJENSI 1. Garansi yang diberikan a. Rupiah b. Valuta asing 2. Lainnya

---

---

100,156 -2,376

34,774 ----

1,491,894 520,102 --

486,184 11,822 --

Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan adanya cadangan penyisihan untuk komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit. Bank terlibat dalam berbagai kasus hukum tertentu baik sebagai penuntut maupun pihak yang dituntut. Kasus hukum signifikan per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: a.

Pada tanggal 28 Januari 2002, gugatan dari The Tjin Kok mengenai ganti rugi atas penempatan bangunan yang terletak di Jl. Pintu Besar Selatan Jakarta Barat pada tahun 1962-1964 sebesar Rp35.000 ditanggung renteng antara Bank dengan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung, Bank dan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dinyatakan kalah dan diwajibkan untuk membayar ganti rugi ditambah bunga ganti rugi pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 masingmasing sebesar Rp15.633 yang akan ditanggung antara Bank dan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.

62

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Sehubungan dengan masalah hukum tersebut, Bank telah mencadangkan kemungkinan kerugian sebesar Rp8.000 dan Rp8.000 pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. b.

Pada tanggal 4 April 2002, gugatan dari Djunaidy A. (mantan Direktur Umum Bank) mengenai uang penghargaan dan jasa pengabdian pada akhir masa jabatan sebesar Rp7.500 yang belum dibayar Bank akibat krisis ekonomi dan moneter. Di tingkat Pengadilan Tinggi, Bank kalah dan wajib membayar penghargaan dan jasa pengabdian sebesar Rp1.240 pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Bank mengajukan keberatan dan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, belum ada keputusan final yang diterima dari Mahkamah Agung. Sehubungan dengan masalah hukum tersebut, Bank telah mencadangkan kemungkinan kerugian sebesar Rp1.250 dan Rp1.250 pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.

Manajemen berpendapat bahwa cadangan penyisihan yang dibentuk sehubungan dengan masalah hukum per 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah telah memadai. 32. MANAJEMEN RISIKO Risiko adalah potensi kerugian yang melekat dalam setiap aktivitas Bank yang dikelola melalui suatu proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan yang berkelanjutan, sesuai dengan batas risiko dan kendali lainnya. Proses manajemen risiko ini sangat penting untuk menjamin profitabilitas Bank yang berkelanjutan dan setiap individu di dalam Bank bertanggung jawab untuk eksposur risiko yang berkaitan dengan tanggung jawabnya. Bank dihadapkan dengan risiko-risiko berikut dari laporan keuangannya: a. risiko kredit b. risiko likuiditas c. risiko pasar i. risiko tingkat bunga ii. risiko nilai tukar Bank juga dihadapkan dengan risiko operasional, risiko hukum, risiko strategi, risiko reputasi dan risiko kepatuhan. Proses manajemen risiko pada Bank diterapkan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mencakup Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko, serta Sistem Informasi Manajemen Risiko untuk setiap risiko bawaan (Inherent risk) pada masing - masing aktivitas fungsional yang dimiliki oleh Bank. Demi mendukung keefektifan dari proses tersebut Bank telah menyusun kerangka penilaian atas Sistem Pengendalian Risiko (Risk Control System) yang mana didalamnya terdapat: peran aktif Dewan Komisaris dan Direksi; kerangka kerja yang memadai tentang kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko yang sejalan dengan visi, misi dan strategi bisnis Bank; penyusunan mekanisme yang memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen risiko dan fungsi pengendalian risiko telah berjalan dengan baik; serta membangun kerangka infrastruktur sistem informasi terkait penerapan manajemen risiko yang efektif. Pada saat ini, Bank telah memulai pembangunan infrastruktur, kerangka kerja dan mekanisme pengelolaan risiko yang berlaku secara Enterprise-wide, yang didasari dengan 3 elemen kunci, yakni: (1) Kepemilikan Risiko Implementasi Enterprise-wide Risk Management (ERM) menekankan adanya fungsi identifikasi dan pendefinisian risiko, fungsi penilaian dan pengukuran risiko, fungsi perlakuan dan solusi risiko, serta adanya fungsi pemantauan dan pelaporan risiko. (2) Infrastruktur Dalam pelaksanaannya, ERM mencakup seluruh aspek yang ada pada Bank, antara lain: sumber daya manusia, teknologi, metodologi, prosedur dan pelaporan. (3) Tata Kelola Demi menjaga kelangsungan implementasi ERM agar tetap efektif maka perlu diciptakan kerangka kerja tata kelola ERM yang mencakup: budaya dan sadar risiko, filosofi risiko, toleransi risiko dan appetite, kebijakan terkait risiko serta struktur organisasi dengan fungsi yang memadai.

63

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Elemen kunci pelaksanaan ERM disusun didalam sebuah sistem aplikasi yang terintegrasi yang disebut a-Risk, dimana didalam aplikasi tersebut risiko dikelola secara bertahap, dimulai dari identifikasi seluruh potensi risiko yang ada pada seluruh unit kerja; identifikasi penyebab dan penentuan unit pemilik risiko; pengukuran dampak dan kemungkinan terjadinya risiko - risiko yang telah teridentifikasi; analisa dan penentuan solusi atas risiko; pelaporan dan penentuan risk maturity gap; analisa ‘risk that matter’ guna menentukan rencana mitigasi risiko; implementasi rencana mitigasi risiko; diakhiri dengan pemantauan dan pengendalian risiko. Kerangka manajemen risiko Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pelaksanaan manajemen risiko, termasuk persetujuan dan evaluasi atas kebijakan manajemen risiko. Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kebijakan dan strategi manajemen risiko dan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan institusi terkait lainnya atau lembaga. Komite Pemantau Risiko dibentuk oleh Keputusan Direksi No. 227 Tahun 2010 tanggal 5 Juli 2010 tentang Pengangkatan Komite Pemantau Manajemen Risiko PT Bank DKI, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi No. 329 Tahun 2010 pada tanggal 8 Oktober 2010 pada perubahan Komite Pemantau Risiko PT Bank DKI. Komite Pemantau Risiko adalah komite yang bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk diimplementasikan oleh Direktur Utama terkait manajemen risiko. Komite Pemantau Risiko berfungsi memberikan rekomendasi melalui Dewan Komisaris kepada Direktur Utama dalam menyusun kebijakan manajemen risiko serta perubahannya, perbaikan atau penyempurnaan penerapan manajemen risiko dan penetapan atas hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis. Unit Manajemen Risiko (Grup Manajemen Risiko dan Kepatuhan (GRK)) adalah satuan kerja yang melaksanakan fungsi manajemen risiko yang independen terhadap satuan kerja bisnis seperti tresuri dan investasi, kredit, pendanaan, akuntansi, dan terhadap grup audit intern (GAI). Peran dan tanggung jawabnya adalah: mengidentifikasi dan menetapkan metodologi pengukuran risiko untuk mengevaluasi/mereview metodologi pengukuran tersebut. menetapkan limit eksposur portofolio melakukan pemantauan risiko secara portofolio dan melakukan stress testing. menyusun laporan profil risiko Bank.

setiap

jenis

risiko

serta

Divisi Asset Liability Management (ALMA) dan Treasuri Bank bertanggung jawab untuk mengatur aset dan liabilitas Bank dan struktur keuangan secara keseluruhan. Selain itu, divisi ini juga terutama bertanggung jawab untuk risiko pendanaan dan likuiditas Bank. Pengukuran risiko dan sistem pelaporan Risiko Bank diukur dengan menggunakan metode yang mencerminkan baik kerugian yang diperkirakan akan timbul dalam keadaan normal dan kerugian yang tidak terduga, yang merupakan estimasi kerugian aktual utama berdasarkan model statistik. Model menggunakan probabilitas berasal dari pengalaman masa lalu, disesuaikan untuk mencerminkan lingkungan ekonomi. Bank juga menjalankan skenario kasus terburuk yang akan timbul dalam hal kejadian ekstrem yang kemungkinan tidak akan terjadi, pada kenyataannya terjadi. Pemantauan dan pengendalian risiko terutama dilakukan berdasarkan batas yang ditetapkan oleh Bank. Batasan ini mencerminkan strategi bisnis dan lingkungan pasar Bank, serta tingkat risiko bahwa Bank bersedia menerima dengan penekanan tambahan pada industri yang dipilih. Selain itu, kebijakan Bank adalah untuk mengukur dan memantau kapasitas untuk menanggung keseluruhan risiko sehubungan dengan eksposur risiko agregat di semua jenis risiko dan kegiatan. Untuk semua tingkat di seluruh Bank, laporan risiko yang diran cang secara spesifik, disiapkan dan didistribusikan untuk memastikan bahwa semua divisi usaha memiliki akses ke informasi yang luas, penting dan up-to-date. Mitigasi risiko Sebagai bagian dari manajemen risiko secara keseluruhan, Bank menggunakan derivatif dan instrumen lainnya untuk mengelola risiko akibat perubahan suku bunga, mata uang asing, risiko ekuitas, risiko kredit dan eksposur yang timbul dari transaksi yang diperkirakan apabila diperlukan.

64

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Sesuai dengan kebijakan Bank, risiko suatu transaksi/produk dinilai sebelum melaksanakan transaksi lindung nilai, yang disetujui oleh pejabat yang berwenang dalam Bank. Efektivitas lindung nilai diuji oleh Unit Pengendalian Risiko (berdasarkan pertimbangan ekonomi sesuai peraturan PSAK akuntansi lindung nilai). Efektivitas semua hubungan lindung nilai dipantau oleh Unit Pengendalian Risiko setiap bulan. Dalam situasi ketidakefektifan, Bank akan melaksanakan hubungan lindung nilai baru untuk mengurangi risiko secara terus menerus. Bank secara aktif menggunakan agunan untuk mengurangi risiko kredit (Catatan 14c). Konsentrasi risiko berlebihan Konsentrasi timbul ketika sejumlah counterparties terlibat dalam kegiatan usaha yang sama, atau kegiatan di wilayah geografis yang sama, atau memiliki fitur ekonomi serupa yang akan menyebabkan kemampuan mereka untuk memenuhi kewajiban kontrak secara bersama-sama juga terpengaruh oleh perubahan ekonomi, kondisi politik atau lainnya. Konsentrasi menunjukkan kepekaan relatif dari kinerja Bank untuk mempengaruhi perkembangan industri tertentu atau lokasi geografis. Untuk menghindari konsentrasi yang berlebihan dari risiko, kebijakan dan prosedur Bank mendefinisikan pedoman khusus untuk fokus pada mempertahankan portofolio yang terdiversifikasi. Konsentrasi risiko kredit yang telah teridentifikasi dikendalikan dan dikelola sesuai kebijakan dan prosedur tersebut. Lindung nilai selektif digunakan dalam Bank untuk mengelola konsentrasi risiko pada kedua hubungan dan tingkat industri. Dalam upaya meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko pada industri perbankan, telah diterbitkan PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, yang selanjutnya telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009, yang mewajibkan Bank untuk menyampaikan laporan profil risiko triwulanan. Sebagaimana diamanatkan Bank Indonesia terkait penerapan manajemen risiko, Bank menyusun laporan profil risiko triwulanan secara self assessment. Dari hasil self assesment profil risiko triwulanan yang disampaikan kepada Bank Indonesia posisi Desember 2012, peringkat risiko Bank secara keseluruhan berada pada tingkat risiko komposit “low to moderate”. Risiko Lainnya a.

Risiko operasional Secara umum perhitungan Risiko Operasional terdiri dari tiga metode. Metode tersebut adalah basic indicator approach, standard approach dan advance measurement approach. Secara bertahap model tersebut akan dikembangkan mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Pengendalian risiko operasional dilakukan dengan pemberian limit kewenangan, password, membangun Data Recovery Center (DRC) dan juga pemisahan fungsi antara checker, maker dan approval. Tindakan-tindakan pencegahan diharapkan untuk dapat memitigasi risiko operasional dengan lebih baik. Risiko operasional dikembangkan dengan pendekatan ERM. Bank telah menerapkan self assesment ke seluruh organisasi di Bank. Bank diharapkan dapat meningkatkan pengendalian Risiko operasional dan mendukung Grup Audit Internal dalam melakukan Risk Based Audit (RBA). Kualitas penerapan manajemen risiko untuk risiko operasional terutama dalam penerapan ERM disusun sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh dapat maksimal. Melalui siklus, screening oleh Risk Officer dan Risk Reviewer/Risk Validator.

b.

Risiko Hukum Risiko hukum yang utama adalah kelemahan perikatan karena tidak terpenuhinya syarat kontrak. Bank telah membentuk Grup Corporate Secretary yang memiliki unit untuk menangani masalah kontrak dan perjanjian. Terhadap masalah litigasi, Grup Manajemen Risiko memiliki Departemen Litigasi untuk menangani masalah litigasi.

65

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

c.

Risiko Strategi Risiko strategi tergolong low to moderate, strategi yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik. Pengendalian risiko strategik dilaksanakan dengan memantau antara rencana bisnis yang ditargetkan dengan realisasi yang dicapai. Bank memiliki Komite Pemantau Manajemen yang bertujuan untuk menanggulangi risiko strategis yang dapat berdampak secara signifikan.

d.

Risiko Reputasi Risiko Reputasi dikelola dengan memperhatikan keluhan nasabah serta dengan merespon setiap berita yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap Bank. Untuk meningkatkan citra sosial, Bank berusaha memberikan pelayan terbaik bagi masyarakat. Hal ini dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya mendidik karyawan dengan pelatihan service excellent.

e.

Risiko Kepatuhan Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan dengan memantau seluruh perjanjian dan komitmen serta memastikan bahwa Bank telah memenuhi seluruh aturan yang berlaku. Risiko Kepatuhan Bank diupayakan seminimal mungkin terhadap terjadinya penyimpangan atas perjanjian dan komitmen.

33. RISIKO KREDIT Risiko kredit adalah risiko bahwa Bank akan mengalami kerugian karena nasabah atau counterparties gagal untuk melunasi kewajiban kontrak mereka. Pada saat jatuh tempo Bank mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan batas jumlah risiko yang bersedia diterima oleh Bank untuk counterparty individu dan untuk konsentrasi geografis dan industri, dan dengan memantau eksposur dalam hubungannya dengan batas-batas tersebut. Pengelolaan Risiko Kredit Bank dimulai dengan membangun struktur organisasi yang mampu mendukung pengendalian Risiko Kredit, yakni dengan pemisahan fungsi antara analis risiko dan analisis pemasaran, sehingga four-eye principle dapat dicapai. Analisa risiko dimulai dengan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko kredit. Identifikasi Risiko Kredit dilakukan secara dini agar dapat diketahui kemungkinan terjadinya gagal bayar oleh debitur. Pengukuran risiko kredit digunakan untuk perhitungan CAR dan untuk klasifikasi Non-Performing Loan (NPL) berdasarkan jenis kredit maupun sektor usaha serta untuk perhitungan rasio-rasio yang akurat yang dapat mendeteksi sedini mungkin kemungkinan terjadinya gagal bayar (default). Manajemen yakin akan kemampuan Bank untuk mengendalikan dan memelihara eksposur minimal atas risiko kredit yang berasal dari kredit yang diberikan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:   

Bank telah memiliki pedoman tertulis mengenai kebijakan kredit dan manual atas proses kredit yang diberikan yang mencakup seluruh aspek pemberian kredit Bank. Setiap saat pemberian kredit harus senantiasa mengacu pada kebijakan Bank tersebut. Bank telah memiliki sistem deteksi dini permasalahan melalui ”early warning system” dan pemantauan yang disiplin. Seluruh kredit yang diberikan memiliki agunan kecuali untuk jenis kredit yang diberikan tertentu seperti kredit personal dan fasilitas antarbank (pinjaman yang diterima).

34. RISIKO LIKUIDITAS Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko yang akan dihadapi Bank ketika mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan liabilitas keuangan yang diselesaikan dengan menggunakan kas atau aset keuangan lainnya. Risiko likuiditas muncul karena adanya kemungkinan bahwa Bank tidak mampu memenuhi pembayaran kewajiban

66

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

jatuh temponya dalam keadaaan normal dan tertekan. Untuk membatasi risiko ini, manajemen mengatur diversifikasi sumber pendanaan selain deposit inti, dan mengadopsi kebijakan dalam mengelola aset untuk tujuan likuiditas dan untuk memantau estimasi arus kas dan likuiditas harian. Bank telah mengembangkan proses pengendalian internal dan rencana kontinjensi untu mengelola risiko likuiditas. Hal ini menggabungkan penilaian ekspektasi arus kas dan ketersediaan jaminan tingkat tinggi yang dapat digunakan untuk menjamin tambahan dana yang dibutuhkan. Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan dengan memperhatikan rasio-rasio penting yang terkait dengan kemampuan likuiditas Bank, seperti: loan to deposit (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM), Rasio aset likuid dibandingkan dengan pasiva likuid, proyeksi arus kas dan profil satuh tempo. Arus kas merupakan hal yang paling utama dalam pengelolan risiko likuiditas. Oleh karena itu dalam memperkirakan proyeksi arus kas, Bank berusaha melakukan perhitungan dengan optimal, yakni dengan mempertimbangkan aspek instrumen yang bersifat kontraktual maupun yang bersifat behavioral.

35. RISIKO PASAR Risiko pasar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam faktor dalam pasar, seperti tingkat suku bunga, nilai tukar dan harga ekuitas. Bank mengklasifikasi ekposur kepada risiko pasar kedalam portofolio diperdagangkan (trading book) atau tidak diperdagangkan (banking book) dan mengatur portofolionya secara terpisah. Risiko pasar untuk portofolio diperdagangkan diatur dan dikendalikan berdasarkan metode Value-at-Risk (VaR) yang merefleksikan keterkaitan antara beberapa faktor risiko. Posisi tidak diperdagangkan dikelola dan dipantau secara bulanan dengan menggunakan Assets & Liabilities Gap Report sesuai ketentuan BI. Metodologi VaR membantu Bank untuk mengetahui potensi kerugian maksimal yang mungkin timbul pada suatu tingkat keyakinan tertentu dimasa yang akan datang. Metodologi VaR menggunakan metode variance co-variance yang mengukur durasi suatu portofolio trading. Penggunaan VaR saat ini terbatas pada kebutuhan internal untuk menganalisa risiko pasar dan tidak dimaksudkan sebagai perhitungan capital charge dalam rangka perhitungan permodalan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) (CAR). Bank melakukan penilaian VaR secara bulanan. Posisi Devisa Neto Bank pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Juni 2013 Aset/ Mata Uang Asing Laporan Posisi Keuangan Dolar Amerika Serikat Euro Yen Jepang Dolar Australia Dolar Singapura Pound Sterling Inggris Total Laporan Posisi Keuangan Rekening Administratif Dolar Amerika Serikat Total Gabungan

Kewajiban/

Posisi Devisa Neto/

2,844,528 21,825 5,182 1,657 2,302 4

2,603,946 56 1,612 ----

240,582 21,769 3,570 1,657 2,302 4

2,875,498

2,605,614

269,884

298,025

354,422

56,397

3,173,523

2,960,036

326,281

Total Modal Tier I dan Tier II Rasio PDN (Keseluruhan) Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan)

2,276,384 14.33% 11.86%

67

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Desember 2012 Aset/ Mata Uang Asing Laporan Posisi Keuangan Dolar Amerika Serikat Euro Yen Jepang Dolar Australia Dolar Singapura

Kewajiban/

Posisi Devisa Neto/

2,753,855 4,679 5,839 281 1,361

2,635,300 30 1,949 ---

118,555 4,649 389 281 1,361

Pound Sterling Inggris Total Laporan Posisi Keuangan

4

--

4

2,766,019

2,637,279

12,874

Rekening Administratif Dolar Amerika Serikat

663,837

746,129

82,292

3,429,856

3,383,408

211,032

Total Gabungan Total Modal Tier I dan Tier II Rasio PDN (Keseluruhan) Rasio PDN (Laporan Posisi Keuangan)

1,831,405 11.52% 7.03%

Menurut peraturan Bank Indonesia nomor : 7/37/PBI/2005 Pasal 2 ayat 1, Bank wajib mengelola dan memelihara Posisi Devisa Neto pada akhir hari kerja dengan ketentuan sebagai berikut : a. b.

Secara keseluruhan paling tinggi 20% (dua puluh perseratus) dari modal; dan Untuk neraca paling tinggi 20% (dua puluh perseratus) dari modal.

68

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

36. MANAJEMEN MODAL DAN RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM Manajemen modal Bank secara aktif mengatur modal dasar untuk mencukupi risiko bawaan dalam bisnis. Kecukupan modal Bank dipantau menggunakan, diantara ukuran lain, peraturan dan rasio yang dibentuk oleh Komite Basel dalam Supervisi Bank (BIS rules/ratio) dan diadopsi oleh Bank. Tujuan utama kebijakan manajemen permodalan Bank adalah untuk memastikan bahwa Bank telah memenuhi persyaratan modal yang diwajibkan dan memastikan Bank telah menjaga peringkat kredit yang kuat dan rasio modal yang sehat agar dapat mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai saham para pemegang saham. Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, Bank telah memenuhi semua persyaratan modal yang diwajibkan. Pemenuhan tersebut digambarkan pada tabel berikut:

Juni 2013 Aset tertimbang menurut risiko - Tanpa memperhitungkan risiko pasar - Dengan memperhitungkan risiko pasar - Dengan memperhitungkan risiko operasional Modal Modal inti Modal pelengkap Total modal Rasio kecukupan modal Tanpa memperhitungkan risiko pasar Dengan memperhitungkan risiko pasar Dengan memperhitungkan risiko operasional Rasio modal inti terhadap aset tertimbang tanpa memperhitungkan risiko pasar Rasio liabilitas penyediaan modal minimum yang diwajibkan oleh Bank Indonesia

Desember 2012

13,270,739 16,401,489

12,568,450 14,821,836

15,510,752

14,632,220

2,111,317 197,087 2,308,404

1,498,712 324,521 1,823,233

17.39%

14.51%

14.07%

12.30%

14.88%

12.46%

15.91%

11.92%

8.00%

8.00%

Sesuai dengan PBI No. 3/21/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, rasio kewajiban penyediaan modal minimum harus dihitung tanpa memperhitungkan dampak dari pajak tangguhan dan SE BI No. 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 tentang CAR Kredit Operasional. Sesuai dengan SE BI No. 13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011 yang terkait dengan perhitungan CAR, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai aset non produktif dan transaksi rekening administratif, namun Bank tetap menghitung cadangan kerugian penurunan nilai tersebut mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Bank juga menghitung CAR Risiko Pasar sesuai dengan SE BI No. 14/21/DPNP tanggal 18 Juli 2012.

69

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

37. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 17/PMK.05/2005 tanggal 3 Maret 2005, program penjaminan dinyatakan berakhir pada tanggal 21 September 2005. Selanjutnya, berdasarkan Undang-undang No. 24 tertanggal 22 September 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Program Penjaminan dari LPS mulai berlaku efektif pada tanggal 22 September 2005 yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Besarnya saldo yang dijamin untuk setiap nasabah berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tanggal 13 Oktober 2008 adalah maksimal sebesar Rp2.000. Semua bank yang telah memperoleh izin usaha dinyatakan sebagai peserta penjaminan LPS. Salah satu syarat pelaksanaan jaminan Pemerintah adalah pembayaran dividen tunai kepada para pemegang saham harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Unit Pelayanan Penjaminan Pemerintah (sebelumnya BPPN).

38. INFORMASI SEGMEN Bank mempertimbangan jenis usaha sebagai segmen operasinya. Jenis usaha Bank adalah sebagai berikut: Juni 2013 Konvensional Pendapatan bunga Beban bunga

Syariah

Total

1,141,847 (456,994)

55,427 (1,119)

1,197,274 (458,113)

684,853

54,308

739,161

90,735 (426,270)

4,351 (27,760)

95,086 (454,030)

32,957 --

149 --

33,106 --

382,274

31,049

413,323

Aset

26,179,626

2,458,037

28,637,663

Liabilitas

23,478,243

2,426,988

25,905,231

Pendapatan bunga dan syariah - neto Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya Pendapatan non operasional - neto Beban pajak - neto Laba akhir periode

Desember 2012 Konvensional

Syariah

Total

Pendapatan bunga Beban bunga

2,034,892 (921,851)

97,365 (2,818)

2,132,257 (924,669)

Pendapatan bunga dan syariah - neto

1,113,041

94,547

1,207,588

Pendapatan operasional lainnya Beban operasional lainnya

215,876 (896,229)

8,546 (96,335)

224,422 (992,564)

Pendapatan non operasional - neto Beban pajak - neto

10,423 (110,760)

174 --

10,597 (110,760)

332,352

6,932

339,284

Aset

25,103,926

1,515,700

26,619,626

Liabilitas

23,174,449

1,508,768

24,683,217

Laba akhir periode

70

PT BANK DKI CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) dan Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2013 dan 2012 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

39. ANALISIS JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS Tabel dibawah ini menunjukkan analisis aset dan kewajiban yang dianalisa sesuai dengan waktu ketika aset dan kewajiban diharapkan dapat dipulihkan atau diselesaikan:

Jatuh tempo dalam satu tahun/ Due Within One Year ASET KEUANGAN Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain, Penempatan pada Bank Indonesia Efek-efek - net Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan - net Penyertaan saham, ASET NON KEUANGAN Aset tetap - net Aset lain-lain - net TOTAL ASET

LIABILITAS NON KEUANGAN Utang pajak Liabilitas pajak tangguhan - neto Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain TOTAL LIABILITAS

Total

Jatuh tempo dalam satu tahun/ Due Within One Year

Desember 2012 Jatuh tempo lebih dari satu satu tahun/ Due beyond One Year

Total

413,137 2,827,773 1,119,632

----

413,137 2,827,773 1,119,632

420,296 2,270,577 542,671

20,000 ---

440,296 2,270,577 542,671

2,083,420 --

-4,903,013

2,083,420 4,903,013

4,805,002 --

-1,490,459

4,805,002 1,490,459

221,517 2,493,688 --

-13,735,786 11,537

221,517 16,229,474 11,537

-3,244,354 --

1,854,822 11,481,538 11,537

1,854,822 14,725,892 11,537

---

93,761 734,399

93,761 734,399

---

96,129 382,241

96,129 382,241

9,159,167

19,478,496

28,637,663

11,282,900

15,336,726

26,619,626

Jatuh tempo dalam satu tahun/ Due Within One Year

Desember 2012 Jatuh tempo lebih dari satu satu tahun/ Due beyond One Year

Jatuh tempo dalam satu tahun/ Due Within One Year LIABILITAS KEUANGAN Liabilitas segera Total simpanan dari nasabah Total simpanan dari bank lain Repo Surat berharga yang diterbitkan Pinjaman yang diterima

Juni 2013 Jatuh tempo lebih dari satu satu tahun/ Due beyond One Year

Juni 2013 Jatuh tempo lebih dari satu satu tahun/ Due beyond One Year

Total

Total

496,916 22,370,772 975,703 595,500 ---

----747,914 103,931

496,916 22,370,772 975,703 595,500 747,914 103,931

1,007,483 20,639,668 751,595 289,125 749,791 12

----747,568 104,070

1,007,483 20,639,668 751,595 289,125 1,497,359 104,082

---

23,193 --

23,193 --

---

68,019 --

--

591,302

591,302

--

68,019 --325,886

325,886

24,438,891

1,466,340

25,905,231

23,437,674

1,245,543

24,683,217

71

More Documents from "zaid hawari darusallam"