18 Sungguh Menakjubkan Urusan Seorang Mukmin

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 18 Sungguh Menakjubkan Urusan Seorang Mukmin as PDF for free.

More details

  • Words: 2,211
  • Pages: 2
Dar el-Iman senjata yang paling afdhal adalah kesabaran. Dengan kesabaran seseorang bisa beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan ibadah yang benar dengan menyempurnakan syarat-syaratnya.Tanpa kesabaran seseorang tidak akan bisa menunaikan hak ubudiyah bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan sempurna dalam pelaksanaan ibadah dan kewajibankewajibannya. Betapa banyak orang yang meninggalkan ketaatan dan jatuh dalam maksiat karena tidak memiliki bekal kesabaran. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolong mu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orangorang yang khusyuk”. (QS.Al-Baqarah : 45) Jenis Kedua: Sabar dalam Meninggalkan Kemaksiatan Sebagaimana halnya seseorang dituntut untuk bersabar dalam mengerjakan ketaatan, demikian pula kesabaran di tuntut dalam meninggalkan maksiat dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sabar jenis ini adalah menahan jiwa dari mendekati hawa nafsu dan k e l e z a t a n y a n g A l l a h Ta ’ a l a t e l a h mengharamkan atas hamba-hamba-Nya untuk mendekati dan memanfaatkannya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda yang artinya: “Jannah diselimuti dengan perkara-perkara yang dibenci sedangkan neraka diselimuti dengan perkara-perkara yang mengundang syahwat.” (HR. Muslim no. 7130 hal.1288) Memang perbuatan maksiat adalah hal-hal yang indah, lezat dan besesuaian dengan hawa nafsu dan sahwat, tetapi syariat Islam mengharamkan itu semua. Maka seorang muslim harus bersabar untuk meninggalkannya karena keindahan dan kelezatannya tidak apaapanya dibandingkan dengan keindahan dan kelezatan yang dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta'ala bagi orang-orang patuh dan tunduk pada aturan-Nya. Jenis ketiga: Sabar dalam Menghadapi Musibah Musibah yang dialami seseorang adalah takdir dari Allah Subhanahu wa Ta'ala .

4 Tazkiyatun Nufs

Merupakan ujian dan cobaan bagi seorang hamba dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana menuju kehidupan akhirat yang kekal abadi. Seseorang yang menyadari bahwa musibah ini merupakan takdir dari Allah Subhanahu wa Ta'ala maka ia tidak akan menggerutu dan berputus asa terhadap musibah yang dialaminya. Bahkan sebaliknya ia akan bersabar dan sadar ini semuanya ujian dan cobaan dari yang Maha Kuasa. Karena perjalanan kehidupan manusia di dunia ini dalam rangka ujian bagi mereka dan siapa di antara mereka yang terbaik amalnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2) Orang yang bersabar dalam menghadapi musibah yang dideritanya akan menghantarkannya kepada kehidupan yang sesungguhnya, yang di idam-idamkan setiap hamba yaitu kebahagiaan yang abadi di negeri akhirat yang telah diperuntukkan bagi hambahamba yang shaleh. Yaitu hamba yang tidak memiliki persangkaan buruk kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, apapun yang ditimpakan kepadanya, ia terima dengan hati lapang dan tidak berputus asa. Beruntunglah seorang muslim karena setiap urusannya baik dan kebaikan ini tidak diperoleh orang kafir. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah bersabda yang artinya: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apa bila ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulahyang terbaik untuknya.” (HR. Muslim no. 7500 hal. 1295) Mahyuddin Diringkas dari buku “ Sungguh Menakjubkan Urusan Seorang Muslim”. Karya Dr. Falih bin Muhammad bin Falih Ash-Shughayyir. Terbitan Daar An-Naba' Surakarta.

Jangan dibaca ketika Khatib berkhutbah

Diterbitkan Oleh:

Yayasan Dar el-Iman Padang Tim Ahli

: Ust. Faishal Abdurrahman, Lc Ust. Muhammad Elvi Syam, Lc Dewan Redaksi : Abu Salman, Rahmat Ika S. Alamat Redaksi : Jl. Rasak No 28 Lolong Padang Sirkulasi : 0751-7801636 & 081374328222 Kritik & Saran : 08126638098, 0751-7801669 Konsultasi Agama : 085274072458 E-mail : [email protected]

Buletin Vol 18/Th 1/2007

Meniti Jejak Generasi Islam Pertama

Dakwah Kita

Info Kajian Umum Hari Ahad - Ust. Abu Thohir Jones Vendra / Ust. Abu Afifah Faishal Abdurrahman Jam : 09.00 – 11.00 WIB Tempat : M. Baitul Muttaqien Depan Pasar Ulak Karang Materi : Aqidah & Fiqh - Ust. Muhammad Elvi S yam Jam : 18.15 – 20.30 WIB (Maghrib – Ba'da Isya) Tempat : Afdhol. Jl. Gajah V II Air Tawar Barat Padang Materi : Al-Wajiz (Fiqh) Hari Selasa - Ust. Muhammad Elvi S yam / Ust. Abu Afifah Faishal Abdurrahman / Ust. Zul Asri Rusli / Abu Thohir Jones Vendra Jam : 14.00 – 16.00 WIB Tempat : M. Nurul Ilmi Kampus Unand Limau Mani h Padang Materi : Bebas - Ust. Zul Asri Rusli Jam : 16.15 – Selesai (Mi nggu I & II) Tempat : Mushalla FMIPA UNP Padang Materi : Kitab Talbiss Ibliss (Imam Ibnu Jauzi) - Ust. Muhammad Elvi S yam Jam : 20.00 – 22.00 WIB (Ba'da Isya) Tempat : M. Baitul Ihsan Jl. Sawahan Dalam III Materi : Hadits Arba'in Hari Rabu - Ust. Zul Asri Rusli Jam : 16.15 – Selesai (Mi nggu III & IV) Tempat : Mushalla FMIPA UNP Padang Materi : Kitab Talbiss Ibliss (Imam Ibnu Jauzi) - Ust. Muhammad Elvi S yam Jam : 14.30 – 17.00 WIB Tempat : Jl. Marapalam Indah I no. 6 Materi : Fiqh Wanita (Khusus Muslimah) Hari Jum'at - Ust. Abu Thohir Jones Vendra / Ust. Muhammad Elvi S yam / Ust. Abu Afifah Faishal Abdurrahman Jam : 20.00.00 – 22.00 WIB Tempat : M. Ikhwanushshofa Jl. Gajah Mada No. 100 Gunung Pangilun Materi : Tafsir Ibnu Katsir Hari Sabtu - Ust. Abu Afifah Faishal Abdurrahman Jam : 16.00 – 17.30 WIB Tempat : M. Darul Ulum Kompleks PGA I Jati Padang Materi : Manhaj & Akhlaq

SUNGGUH MENAKJUBKAN URUSAN SEORANG MUSLIM Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan. Kita bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang terlimpah. Kita mohon kepada-Nya atas segala pemberian, kita mohon keteguhan di dunia dan di akhirat. Sholawat dan salam semoga terlimpah atas sebaik-baik hamba yang bersabar dan bersyukur, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam, atas keluarga dan shahabat beliau serta para tabi'in dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kemudian kelak. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda yang artinya: “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apa bila ia mendapat kesenangan ia bersyukur dan itulah yang terbaik untuknya. Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik untuknya.” (HR. Muslim no. 7500 hal. 1295). Hadits yang mulia ini menjadi penyembuh dan obat bagi siapa saja yang diuji dengan dua ujian, yakni nikmat dan bala'. Kedua rukun ini adalah, syukur di saat lapang dan sabar disaat sempit dan tertimpa bala'. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah menjelaskan bahwa syukur dan sabar merupakan sebab kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Yang mendorong seseorang untuk rutin beramal dan senantiasa mengharapkan kebaikan guna memakmurkan dunia dan menegakkan agama Allah di dalamnya. Seorang mukmin tidak akan sombong ketika mendapat nikmat dan tidak menggerutu ketika menghadapi bala'. Oleh karena itu 'Umar bin alKhaththab Radhiyallahu 'anhu berkata: “Kalaulah sabar dan syukur itu ibarat dua ekor unta, maka aku tidak peduli unta mana yang aku kendarai.” ('Uddatus

Jangan dibaca ketika Khatib berkhutbah

Tazkiyatun Nufs 1

Dar el-Iman Shobirin wa Dzakhiratus Syakirin hal.144). Apabila seorang muslim menghiasi dirinya dengan dua akhlak yang agung ini maka keadaannya akan menjadi lebih baik dan lebih mulia dalam segala sisi, baik dari sisi kejiwaan, prilaku dan kehidupan. Tidak masalah bagi dirinya memperoleh nikmat atau tertimpa musibah, karena ia sadar apapun yang dialaminya merupakan takdir dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sesungguhnya kehidupan seorang mukmin penuh dengan ujian dan cobaan. Hal ini menuntutnya agar ia memiliki pemahaman dan akhlak dalam menghadapinya. Agar ia bisa keluar dari ujian tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2). Semua yang ada di sekitarnya, baik berupa nikmat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang dilimpahkan kepadanya untuk menunaikan risalah Ilahi dalam kehidupannya di dunia atau berupa ujian dan rintangan yang menghadang jalannya dalam menunaikan risalah tersebut. Kedua kondisi tersebut adalah ujian dan cobaan bagi seorang muslim. Maka ia membutuhkan keimanan yang kuat untuk melewati ujian tersebut. Ia harus memiliki bekal yang cukup agar kuat melewati jalan yang berat dalam kehidupan ini. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda yang artinya: “Jannah diselimuti dengan perkara-perkara yang dibenci sedangkan neraka diselimuti dengan perkara-perkara yang mengundang syahwat.” (HR. Muslim no. 7130 hal.1288). Tidak akan bisa melewati dua ujian ini dengan baik, yaitu nikmat dan bala', kecuali orang yang memiliki dua sifat yang agung, yang dengannya akan tampak hakikat seorang mukmin, hakikat keimanannya dan hakikat keberadaannya di alam dunia. Di dalam mengharungi kehidupan ini setiap anak manusia mengalami dua hal yang tidak bisa di hindari dalam kehidupannya. Kedua hal

2 Tazkiyatun Nufs

tersebut harus disikapi dengan bijaksana agar tidak menjadi masalah dalam kehidupan mereka. Kedua hal tersebut adalah kelapangan hidup dan kesempitan hidup. A. Kelapangan Hidup Kelapangan hidup itu adalah segala sesuatu yang membuat manusia senang atau nikmat yang membuat senang orang yang memperolehnya. Hal ini mencakupi seluruh kesenangan maknawi maupun materi yang Allah limpahkan kepada Subhanahu wa Ta'ala hamba-hambanya. Dan diberikan secara khusus kepada siapa yang dikehendaki-Nya sebagai cobaan dan ujian. Adapun seorang mukmin, ia menyikapi nikmat-nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut dengan bersyukur. Ia sadar bahwa nikmat tersebut adalah pemberian dari yang Maha Kuasa, dipergunakan dalam rangka ketaatan kapada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tidak menyebabkan mereka sombong dan lupa kepada yang memberikan nikmat tersebut. Maka ditulislah baginya pahala dan ganjaran yang besar melebihi kegembiraan yang ia peroleh. Tanda seseorang bersyukur atas nikmat yang dilimpahkan padanya harus tercermin pada dirinya tiga keadaan. Dimana syukur ditegakkan atas tiga rukun tersebut : 1. Syukur Qolbi Syukur Qolbi yaitu menggambarkan dan selalu merasakan Kurnia Allah Subhanahu wa Ta'ala, Kemahamurahan dan anugrah-Nya. Serta merealisasikan perasaan tersebut menjadi perasaan cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala , Kitab suci-Nya dan Rasul Nya Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah hadists yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya yang artinya: “Empat perkara, barangsiapa diberi keempatnya berarti ia telah mendapatkan kebaikan dunia akhirat: hati yang selalu bersyukur, lisan yang selalu berzikir, diri yang selalu bersabar menghadapi bala' dan istri yang tidak berkhianat pada dirinya dan pada harta suaminya. ('Ash-Shabru wats Tsawabu'alaihi, tilisan Ibnu Abi Dunya hal. 36.)

Jangan dibaca ketika Khatib berkhutbah

Meniti Jejak Generasi Islam Pertama

2. Syukur Lisan Syukur lisan yaitu pujian kepada yang memberikan nikmat yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala . serta menyebut-nyebutkan nikmatnikmat Allah dan nikmat-Nya yang tiada terhitung dan terhingga. Rukun ini ibarat wasilah yang mengantarkan seseorang untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari dalam hatinya keluar dengan menyebut-nyebutnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan syukur ini dalam firman-Nya yang artinya: “Dan terhadap nikmat Rabb-mu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya dengan bersyukur (dengan bersyukur )”. ( QS. Adhdhuhaa : 11 ) Diriwayatkan dari Muadz bin Jabal Radhiyallahu 'Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam memegang tangannya lalu bersabda yang artinya: “Ya Allah, bantulah aku agar selalu mengingatMu, mensyukuri nikmat-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu. (Sunan Abi Daud no. 1522 hal. 225 dan diriwayatkan juga oleh Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasa'i ). 3. Syukur Seluruh Anggota Badan Yaitu membalas nikmat dengan balasan yang setimpal. Ini merupakan jenis syukur yang paling agung dan paling benar. Yaitu pujian dan syukur yang terdetak dalam hati, diucapkan oleh lisan dan dituangkan dalam kenyataan. Dan sebagian besar perkara agama apabila tidak di wujudkan menjadi prakteknya tidaklah dianggap mempunyai nilai dalam timbangan syariat. Banyak sekali ayat Al-Quran yang menggandengkan antara iman dengan amal shaleh atau sifat-sifat lain yang harus dimiliki. Allh Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh bagi mereka adalah surga firdaus menjadi tempat tinggal. (QS. Alkahfi: 107). Te l a h d i r i w a y a t k a n d a r i A l - H a s a n Radhiyallahu 'Anhu ucapan beliau: “iman bukanlah digapai dengan mimpi dan anganangan akan tetapi iman adalah yang tertanam dalam hati dan diwujudkan dalam bentukm amal

“. Syukur dengan perbuatan termasuk jenis syukur yang paling mulia dan paling agung serta yang paling banyak diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala . penggunaan anggota tubuh sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat-nikmat Allah dan kurnia-Nya mencakup segala amal kebaikan dan ketaatan serta meninggalkan perbuatan maksiat dan kemungkaran. B. Kesempitan Hidup Kesempitan hidup adalah segala sesuatu yang membuat hidap seseorang menjadi sempit baik secara hakiki maupun maknawi. Seorang mukmin dituntut sabar dalam menghadapi kesulitan hidup sebagai mana ia dituntut bersyukur atas kelapangan yang dirasakannya. Sabar pada hakikatnya adalah menahan diri dari kegelisahan . Allah Subhanahu wa Ta'ala memuji orang-orang yang bersabar ketika menghadapi kesulitan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman yang artinya: “Dan orang-orang yang bersabar dalam menghadapi kesempitan an penderitaan“. (QS. Al-Baqarah: 177) Dalam ayat lain Allah Subhanahu ta Ta’ala berfirman yang artinya: “Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah”. (QS. Ali Imran : 200) Berbicara mengenai kesabaran perlu diisyaratkan kepada tiga jenis sabar yang sangat penting yaitu : sabar dalam mengerjakan ketaatan, sabar dalam meninggalkan maksiat dan sabar dalam menghadapi musibah. Jenis Pertama: Sabar dalam Mengerjakan Ketaatan Agar seseorang bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban dari Rabb-Nya maka ia harus memiliki bekal agar ia memiliki kekuatan mengerjakan ibadah-ibadah dan melaksanakan perintah-perintah, sekaligus menjadi senjata baginya untuk tetap istiqomah mengerjakan ketaatan kepada Allah Rabbul 'Alamin, agar tidak berhenti dan bosan, tetapi bersungguhsungguh dan serius. Bekal yang paling baik dan

Jangan dibaca ketika Khatib berkhutbah

Tazkiyatun Nufs 3

Related Documents