MAKALAH Al-Islam dan Ke-Muhammadiyahan Akhlak Pergaulan dalam Islam
Oleh : Nama : Faradila Rizky Lakuy NIM
: 201110410311147
Kelas : Muttawasitthin B
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang 2012/2013
1
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Akhlak Pergaulan dalam Islam”. Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai bagaimana seharusnya seorang muslim atau muslimah berperilaku kepada orang-orang yang ada disekitarnya. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada kita semua. Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik atau saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah saya. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.
Malang, 2 Februari 2013
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3 BAB I ...................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN .................................................................................................. 4 A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 4 B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 4 C. TUJUAN ...................................................................................................... 5 BAB II ..................................................................................................................... 6 ISI ............................................................................................................................ 6 A. Pengertian Akhlak ........................................................................................ 6 B. Pengertian Pergaulan .................................................................................... 6 C. Akhlak pergaulan muda-mudi ...................................................................... 8 D. Akhlak pergaulan dengan teman sejenis ..... Error! Bookmark not defined. E. Akhlak pergaulan dengan orang tua ........................................................... 15 F.
Akhlak pergaulan dengan dosen atau guru ................................................ 16
BAB III ................................................................................................................. 18 PENUTUP ............................................................................................................. 18 A. Kesimpulan ................................................................................................ 18 B. Saran ........................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19
3
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Islam merupakan agam atau ajaran universal yang membicarakan seluruh aspek kehidupan, tapi terangkum dalam tiga pokok ajaran yaitu aqidah, syariah dan akhlak. Dalam menata akhlak terutama dalam pergaulan islam sangat memperhatikan kesucian diri terjaga baik selaku anak muda apalagi orang yang sudah dewasa. Akhlak dalam pergaulan tidak hanya di tujukan kepada remaja dan pemudanya saja, tetapi juga kepada seluruh usia berkewajiban melaksanakan ajaran-ajaran akhlak yang dituntunkan dalam islam, bahkan Rasulullah saw pun di utus untuk memperbaiki akhlak manusia. Pergaulan adalah salah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannnya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang hidup di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri. Karena memang begitulah seharusnya fitrah manusia. Manusia membutuhkan kebutuhan orang lain dalam kehidupannya. Tidak ada makhluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan manusia. Lima milyar manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter dan bentuk khas masing-masing. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama manusia akan terjadi perbedaan sikap maupun tingkah laku. Karena Allah SWT menciptakan kita dengan segala perbedaannya sebagai wujud keagungan dan kekuasaan-Nya. Berinteraksi dengan orang lain merupakan keniscayaan bagi manusia. Itu merupakan kebutuhan asasi yang di dalamnya akan di temui berbagai peluang, kebaikan maupun keburukan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, islam memberikan panduan agar interaksi sosial banyak memberikan manfaat untuk berbagai pihak tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat tanpa melanggar batas-batas yang ada.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah yang di maksud dengan akhlak?
Mengapa akhlak penting untuk kehidupan di dunia ?
4
Apakah yang di maksud pergaulan ?
Bagaimanakah akhlak pergaulan muda-mudi ?
Bagaimanakah akhlak pergaulan dengan teman sejenis ?
Bagaimanakah akhlak pergaulan dengan orang tua ?
Bagaimanakah akhlak pergaulan dengan dosen/guru ?
C. TUJUAN Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugam mata kuliah alislam dan kemuhammadiyahan dan juga untuk mengetahui cara berinteraksi dengan orang lain dalam ajaran islam dan panduan bergaul dalam seluruh aspek kehidupan dengan seluruh manusia, baik yang kecil maupun yang besar, lelaki maupun wanita.
5
BAB II ISI A. Pengertian Akhlak “Akhlak” berasal dari bahasa Arab yang diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Akhlak Al-Qur’an adalah Islam. Akhlak menurut Imam Gazali adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran terlebih dahulu. Akhlak menurut Ibrahim Anis adalah sifat yang tertanam di dalam jiwa dan terdapat macam-macam perbuatan tanpa membutuhkan pertimbangan terlebih dahulu. Akhlak itu tersendiri terbagi atas 2, yaitu : 1) Akhlak Mahmuda ( akhlak terpuji ) Contoh : memberi sumbangan, sabar menghadapi masalah, rajin belajar dan bekerja, berbuat baik kepada orang tua 2) Akhlak Mazmumah ( akhlak tercela ) Contoh : berdusta ketika berbicara, malas, dan apatis Akhlak adalah penentu kehidupan manusia setelah di dunia yaitu akhirat, jika akhlak seseorang baik, insya allah ia akan di tempatkan di surga Allah SWT setelah berpulang kepada-Nya. Karena itulah kita harus mulai membentuk akhlak yang baik mulai dari sekarang. Pembentukan akhlak yang baik dapat dilakukan dengan latihan ibadah, mengurangi maksiat, membentuk lingkungan yang baik, melatih amal atau kerja kita, bergaul dengan orang saleh, mengambil hal-hal positif yang ada di lingkungan sekitar kita. Ciri-ciri seseorang yang memiliki akhlak islami yaitu : 1) Tidak menghalalkan segala cara untuk mendapat sesuatu 2) Akhlak mencakup semua aspek kehidupan 3) Berhubungan dengan nilai-nilai keimanannya 4) Berhubungan dengan hari kiamat atau tafakur alam B. Pengertian Pergaulan Seorang mukmin dalam menjalankan kehidupannya tidak hanya menjalin hubungan dengan Allah semata (habluminallah), akan tetapi menjalin
6
hubungan juga dengan manusia (habluminannas). Saling kasih sayang dan saling menghargai haruslah di utamakan, supaya terjalin hubungan yang harmonis. Rasulullah saw bersabda “tidak dikatakan beriman salah seorang di antaramu, sehingga kamu menyayangi saudaramu, sebagaimana kami menyayangi dirimu sendiri”. (HR. Bukhari Muslim) Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah SWT menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Yang membedakan manusia di mata Allah SWT hanyalah ketakwaan-nya. Untuk itulah ada tiga hal yang perlu kita kembangkan sebagai seorang muslim atau muslimah untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah agar pergaulan kita dengan sesama muslim menjadi lebih indah, yaitu : 1) Ta’aruf Ta’aruf adalah kegiatan bersilaturahmi atau pengenalan. Biasanya di katakan bahwa tujuan dari ta’aruf adalah seperti mencari jodoh. Ta’aruf juga bisa dilakukan jika kedua pihak dari keluarga setuju dan tinggal menunggu keputusan anak mereka bersedia atau tidak dilanjutkan ke jenjang khitbah. Ta’aruf dilakukan dengan maksud untuk mengenal satu sama lain. Berbeda dengan pacaran, jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat,tujuan ta’aruf lebih kepada mengetahui kriteria calon pasangan, bahkan ta’aruf di wajibkan oleh Rasulullah untuk pasangan yang ingin menikah. Ta’aruf atau pengenalan ini secara umum merupakan proses mengenal individu lain yang berbeda dengan diri kita sendiri. Mengenal inividu lain berarti berusaha mengetahui sifat-sifat, sikap, pandangan yang telah membentuk individu tersebut dan yang mendasari kepribadian maupun tingkah lakunya.
2) Tafahum Tafahum adalah memahami, yaitu merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal kita harus tahu apa yang ia sukai atau bahkan ia benci.
7
Dengan begitu kita bisa memilih siapa yang harus kita jauhi dan siapa yang harus jadi teman bergaul kita. Sebab, perilaku dan agama kita sangat dipengaruhi oleh teman dekat kita. Ada pepatah yang mengatakan “Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kali kita bersama dengannya. Tak dapat di pungkiri, jika kita bergaul dengan orang-orang yang shalih, insya allah akan membawa kita sedikit menuju keshalihan, sedangkan jika kita bergau dengan orang-orang yang berperilaku buruk pasti akan membawa kita kepada perilaku buruk (akhlakul majmumah). 3) Ta’awun Ta’awun adalah saling tolong menolong. Setelah mengenal dan memahami, sikap saling tolong menolong pasti akan tumbuh jika melihat seseorang yang kita kenal berada dalam kesusahan. Bahkan islam menganjurkan kepada umatnya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasulullah bersabda bahwa bukan termasuk umatnya seseorang yang tidak peduli dengan umat islam yang lain. Ketiga aspek di atas merupakan bagian penting yang harus kita lakukan dalam bergaul. Tetapi, ketiga hal di atas tidak akan menjadi penting jika tidak didasari dengan ikhlas. Ikhlas menjadi poin utama, termasuk pada saat kita mengenal, memahami dan menolong.
C. Akhlak pergaulan muda-mudi Islam adalah agama yang dilandasi persatuan dan kasih sayang. Kecenderungan untuk saling mengenal dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya merupakan suatu hal yang telah di atur dengan lengkap dalam ajaran islam. Namun dalam pergaulan pasti akan ada konflik atau masalah yang akan datang. Berikut ini adalah segala sesuatu yang sudah di atur dalam islam untuk mengatasi konflik atau masalah yang terjadi pada pergaulan dengan mudamudi : 1) Anjuran untuk hidup bersama-sama bukannya menyendiri
8
Islam tidak menganjurkan umatnya untuk hidup menyendiri, termasuk melakukan ibadah ritual di tempat tersembunyi sepi,terpencil, dan jauh dari peradaban manusia. Merupakan suatu hal yang wajar dan di ajarkan dalam islam jika manusia bergaul dengan sesamanya sebaik mungkin dilandasi dengan ketulusan, keikhlasan, kesabaran, dan hanya mencari keridaan Allah SWT. Rasulullah saw bersabda :
صيَو َس َّانلا ُطِلاَخُي ْي ًِّذلا ُنِمْؤُملا َ ْ ٌرْي َخ ْمُه َا َذا ىَلَع ُ ِرب َ ْمُه َا َذا خ َيال ى َِّذلا َنِمْؤُم ْلا َنِم ُ َ صيَو َس َّانلا ُطِلا َ ْ ىلَع ُ ِرب ()يذيمرتلا هاور Artinya : “Seorang mukmin yang bergaul dengan sesama manusia serta bersabar (tahan uji) atas segala gangguan, mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan yang lainnya serta tidak tahan uji atas gangguan mereka”. (HR. Tirmidi) 2)
Anjuran untuk saling meminta maaf dan memaafkan Bergaul dengan sesama atau teman sebaya, baik dalam umur,
pendidikan, pengalaman, dan sebagainya, kadang-kadang tidak selalu berjalan mulus. Mungkin saja terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti terjadi salah pengertian (mis-understanding) atau bahkan ada teman yang zalim terhadap kita serta suka membuat gara-gara dan masalah. Menghadapi persoalan seperti itu, hendaklah kita menyikapi dengan sikap terbaik yang kita miliki. Jika ada yang berbuat salah, hendaklah kita segera memaafkan kesalahanya sekalipun orang yang berbuat salah tidak meminta maaf. Begitu juga apabila kita berbuat kesalahan atau kekeliruan, hendaklah kita segera meminta maaf kepada orang yang kita sakiti, baik disengaja maupun tidak disengaja. Perkara orang itu memaafkan kita atau tidak, itu bukan urusan kita. Kewajiban kita adalah segera meminta maaf dan memaafkan.
9
Janganlah kita termasuk orang yang sebagaimana dikemukakan Rasulullah saw dalam sabdanya:
لبْ َقي ْمَلَف ِمِلْسُم ْلا ِهْي ِ َخأ ىَلِا َ َر َذت ْعا ِنَم َ ْ ُْلثِم ِهْ َيلَع َناَك ُهْنِم (هجام نبا هاور) ٍسْكَم ِبِحاَص ِ َةئْيِط َخ Artinya: “Barangsiapa yang meminta maaf kepada saudaranya yang muslim sedangkan ia tidak mau memaafkannya, maka ia mempunyai dosa sebesar dosa orang yang merampok”. (HR. lbnu Majah) 3)
Anjuran untuk tidak saling bermusuhan Jika memiliki masalah, bicarakanlah dengan sebaik-baiknya,
sehingga masing-masing bisa saling memahami dan saling memaafkan. Kita dilarang untuk bermusuhan, apalagi dalam waktu yang cukup lama. Rasulullah Saw bersabda: Artinya :
َ ث َ ِ َاذَه ُضِرْ ُعيَف ِ َنايِقَتْ َلي ٍ َّم َايأ ح َيال َ ِ الث َق ْ َوف ُها ََخأ َرُج ْ َهي ْ َنأ ٍمِلْسُمِل ُّل (هيلع قفتم) ِ َمالَّسل ِاب ُ َأذْ َبي ْي َِّذلا اَمُهُرْي َخَو َاذَه ُضِرْعُيَو “Tidaklah halal bagi seorang muslmi mendiamkan (tidak mengajak bicara) sit van in yang muslim lebih dari tiga hari. Jika keduanya bertemu, lalu ingin memalingkan muka, dan yang lain pun demikian juga. Dan yang paling baik di antara keduanya adalah yang terlebili dahulu mengucapkan salam”. (HR. Bukhari Muslim) 4)
Anjuran untuk saling menyayangi dan mengasihi sesama Pergaulan dengan teman sebaya termasuk dengan siapa pun
harus dilandasi kasih sayang dan keikhlasan Allah tidak akan menyayangi seseorang jika tidak menyayangi sesamaya. Dalam salah satu hadis, Rasulullah saw bersabda: (هيلع قفتم)ُ هللا ُهْمَحْرَي َال َساَّنلا ُمَحْرَي َال ْنَم Artinya:
10
“Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan disayangi oleh Allah”. (HR. Bukhari Muslim) Allah telah menciptakan segala sesuatu di dunia ini dengan sempurna, teratur, dan berpasang-pasangan. Ada langit dan ada bumi, ada siang dan ada malam, ada dunia ada akhirat, ada surga dan neraka, ada tua dan ada muda, ada laki-laki dan ada perempuan. Laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan scara berpasang-pasangan. Jadi, merupakan suatu keniscayaan dan sangat wajar, jika terjadi pergaulan di antara mereka. Dalam pergaulan tersebut, masing-masing berusaha untuk saling mengenal. Bahkan lebih jauh lagi, ada yang berusaha saling memahami, saling mengerti dan ada yang sampai hidup bersama dalam kerangka hidup berumah tangga. lnilah indahnya kehidupan. Laki-laki dan perempuan ditentukan dalam sunah Allah untuk saling tertarik satu dengan yang lainnya. Laki-laki tertarik dengan perempuan, demikian juga sebaliknya, perempuan tertarik kepada laki-laki. Allah SWT memberikan rasa indah untuk saling menyayangi di antara mereka. Tidak jarang juga masing-masing merindukan yang lainnya. Rindu untuk saling menyapa, saling melihat, serta saling membenci atas dasar ketulusan dan kasih sayang. Pergaulan yang baik dengan lawan jenis hendaklah tidak didasarkan pada nafsu (syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang agama. Inilah yang tidak dikehendaki dalam Islam. Islam sangat memperhatikan batasan-batasan yang sangat jelas dalam pergaulan antara lakilaki dengan perempuan. Seorang laki-laki yang bukan muhrim, dilarang untuk berduaan di tempat-tempat yang memungkinkan melakukan perbuatan yang dilarang. Kalau pun bersama-sama sebaiknya disertai oleh muhrimnya atau minimal ditemani tiga orang, yaitu: dua laki-laki dan satu perempuan. atau Juga pergaulan untuk belajar atau bergaul jika ada dua orang perempuan dan seorang laki-laki. Hal ini memungkinkan untuk lebih menjaga diri. Berikut
11
hu alaihi wasalam bersabda, “Jangan berteman, kecuali dengan orang mukmin, dan jangan
memakan
makan-anmu
kecuali
orang
yang
bertakwa.” (HR. Ahmad dihasankan oleh al-Albani)
Cinta Karena Allah Persahabatan yang paling agung adalah persahabatan yang
dijalin di jalan Allah dan karena Allah, bukan untuk mendapatkan manfaat dunia, materi, jabatan atau sejenisnya. Persahabatan yang dijalin untuk saling mendapatkan keuntungan duniawi sifatnya sangat sementara. Bila keuntungan tersebut telah sirna, maka persahabatan pun putus. Berbeda dengan persahabatan yang dijalin karena Allah, tidak ada tujuan apa pun dalam persahabatan mereka, selain untuk mendapatkan ridha Allah. Orang yang semacam inilah yang kelak pada Hari Kiamat akan mendapat janji Allah. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya Allah pada Hari Kiamat berseru, ‘Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagunganKu? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali per-lindungan-Ku.” (HR. Muslim) Dari Mu’adz bin Jabalzia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, Allah Tabaraka
wa
Ta’ala
mendapatkan kecintaan-Ku
berfirman, orang-orang
“Wajib
untuk
yang
saling
mencintai karena Aku dan yang saling berkunjung karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku.” (HR. Ahmad).
Lemah lembut, tersenyum.
12
Paling tidak, saat bertemu dengan teman hendaknya kita selalu dalam keadaan wajah berseri-seri dan menyungging senyum. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Jangan sepelekan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan menjum-pai saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (HR. Muslim dan Tirmidzi). Dalam sebuah hadis riwayat Aisyah Radhiallaahu anha disebutkan, bahwasanya, “Allah
mencintai
kelemah-lembutan
dalam
segala
sesuatu.” (HR. al-Bukhari). Dalam hadis lain riwayat Muslim disebutkan “Bahwa Allah itu Maha Lemah-Lembut, senang kepada kelembut-an. Ia memberikan kepada kelembutan sesuatu yang tidak diberikan-Nya kepada kekerasan, juga tidak diberikan kepada selainnya.” Termasuk yang membantu langgengnya cinta dan kasih sayang adalah saling memberi hadiah di antara sesama teman. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Saling berjabat tanganlah kalian, niscaya akan hilang kedengkian. Saling memberi hadiah lah kalian, niscaya kalian saling mencintai dan hilang (dari kalian) kebencian.” (HR. Imam Malik).
Saling tolong menolong Dalam Islam, prinsip menolong teman adalah bukan berdasar
permintaan dan keinginan hawa nafsu teman. Tetapi prinsip menolong teman adalah keinginan untuk menunjukkan dan memberi kebaikan, menjelaskan kebenaran dan tidak menipu serta berbasa-basi dengan mereka dalam urusan agama Allah. Termasuk
13
di dalamnya adalah amar ma’ruf nahi mungkar, meskipun bertentangan
dengan
keinginan
teman. Adapun
mengikuti
kemauan teman yang keliru dengan alasan solidaritas, atau berbasa-basi dengan mereka atas nama persahabatan, supaya mereka tidak lari dan meninggalkan kita, maka yang demikian ini bukanlah tuntunan Islam.
Berlapang Dada dan Berbaik Sangka Salah satu sifat utama penebar kedamaian dan perekat ikatan
persaudaraan adalah lapang dada. Orang yang berlapang dada adalah orang yang pandai memahami berbagai keadaan dan sikap orang
lain,
baik
yang
menyenangkan
maupun
yang
menjengkelkan. Ia tidak membalas kejahatan dan kezhaliman dengan kejahatan dan kezhaliman yang sejenis, juga tidak iri dan dengki kepada orang lain. Termasuk bumbu pergaulan dan persaudaraan adalah berbaik sangka kepada sesama teman, yaitu selalu berfikir positif dan memaknai setiap sikap dan ucapan orang lain dengan persepsi dan gambaran yang baik, tidak ditafsirkan negatif. Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Jauhilah oleh kalian berburuk sangka, karena buruk sangka adalah pembicaraan yang paling dusta” (HR.Bukhari dan Muslim). Yang dimaksud dengan berburuk sangka di sini adalah dugaan yang tanpa dasar.
Menjaga Rahasia Setiap orang punya rahasia. Biasa-nya, rahasia itu disampaikan
kepada
teman
terdekat
atau
yang
dipercayainya.
Anas
Radhiallaahu anhu pernah diberi tahu tentang suatu rahasia oleh Nabi Shalallaahu alaihi wasalam.
14
Anas Radhiallaahu anhu berkata, “Nabi Shalallaahu alaihi wasalam merahasiakan kepadaku suatu rahasia. Saya tidak menceritakan tentang rahasia itu kepada seorang pun setelah
beliau
(wafat).
Ummu
Sulaim
pernah
menanyakannya, tetapi aku tidak memberitahukannya.” (HR. Al-Bukhari). Teman dan saudara sejati adalah teman yang bisa menjaga rahasia temannya. Orang yang membeberkan rahasia temannya adalah seorang pengkhianat terhadap amanat. Berkhia-nat terhadap amanat adalah termasuk salah satu sifat orang munafik.
D. Akhlak pergaulan dengan orang tua Dalam pergaulan sosial, kita dituntut untuk menjunjung tinggi hak dan kewajiban masing-masing, termasuk dalam pergaulan dengan orang yang lebih tinggi atau lebih tua dari kita. Orang yang lebih tinggi dari kita, dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian. yaitu: 1. Orang yang umurnya lebih tua atau sudah tua, 2. Orang yang ilmu, wawasan, dan pemikirannya lebih tinggi, sekali pun bisa jadi umurnya lebih muda, dan 3. Orang yang harta dan kedudukannya lebih tinggi dan lebih banyak. Dalam pergaulan sosial dengan mereka, hendaklah kita bersikap wajar dan
menghormatinya,
mendengarkan
pembicaraannya,
serta
wajib
mengingatkan jika mereka keliru dan berbuat kejahatan, dengan cara-cara yang lebih baik. Kita juga dilarang memperlakukan mereka secara berlebihan, misalnya terlalu hormat dan tunduk melebihi apa pun, sekalipun mereka salah. Hal ini sungguh tidak dibenarkan, sebab yang paling mulia di antara kita bukan umur, ilmu, pangkat, harta, dan kedudukannya, akan tetapi karena kualitas takwanya kepada Allah Swt. Hal ini sesuai dengan salah satu hadis Rasulullah saw dalam riwayat Thabrani:
َ ىَلِا ُرُظْ َني ْنِكَلَو ْمُكِلاَو ْ َما َ ْ ىلِا َالَو ْمُ ِكباَس نإ ِ َّ حا ىَ ِلإ َالَو ْمُكِرَوُص ىَ ِلإ ُرُظْ َن َيال ىَل َاعَت َهللا (ىناربطلا هاور) ْمُكِلاَم ْ َعاَو ْمُ ِكب ْ ُو ُلق 15
Artinya: “Sesungguhnya Allah Swt. tidak melihat ruhmu, kedudukan, dan harta kekayaanmu, tetapi Allah melihat apa yang ada dalam hatimu dan amal perbuatanmu”. (HR. Thabrani)
E. Akhlak pergaulan dengan dosen atau guru Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan keluhuran budi pekerti dan akhlak mulia. Rasulullah SAW diutus ke dunia ini untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, sehingga setiap manusia dapat hidup secara damai, tenteram, berdampingan, saling memahami, menghormati, dan menghargai satu sama lain, baik kepada yang lebih tinggi, yang lebih rendah, kepada sesama atau teman sebaya, kepada lawan jenis, dan sebagainya. Rasulullah saw pernah bersabda: ُي َو ُم ْس ِلم(ِ اِنَّ َما بُ ِعثْت َ ق ْ َار ِ )ر َواهُ اْلبُخ ِ الُت َِم َم َمك ِ ََار َم اْالَ ْخال Artinya: “Aku diutus (ke dunia) hanya untuk menyempurnakan akhlak terpuji”. (HR. Bukhari Muslim) Hal pertama yang semestinya dilakukan setiap muslim dalam pergaulan sehari-hari adalah memahami dan menerapkan etika atau tata cara bergaul dengan orang tuanya. Adapun yang dimaksud dengan orang tua, dapat dipahami dalam tiga bagian, yaitu: 1. Orangtua kandung, yakni orang yang telah melahirkan dan mengurus serta membesarkan kita (ibu bapak). 2. Orang tua yang telah menikahkan anaknya dan menyerahkan anak yang telah diurus dan dibesarkannya untuk diserahkan kepada seseorang yang menjadi pilihan anaknya dan disetujuinya. Orang tua ini, lazim disebut dengan “mertua”. 3. Orang tua yang telah mengajarkan suatu ilmu, sehingga kita mengerti, dan memahami pengetahuan, mengenal Allah, dan memahami arti hidup, dialah “guru” kita. Dalam Al-Quran maupun hadits, dapat ditemukan banyak sekali keterangan yang memerintahkan untuk berbuat baik kepada orangtua.
16
Sekalipun demikian, Islam tidak menyebutkan jenis-jenis perbuatan baik kepada kedua orangtua secara rinci, sebab berbuat baik kepada kedua orang tua bukan merupakan perbuatan yang dibatasi beberapa batasan dan rincian. Kewajiban berbuat baik kepada kedua orangtua sangat bergantung pada situasi dan kondisi, kemampuan, keperluan, perasaan manusiawi, dan adat istiadat setiap masyarakat. Berbuat baik kepada kedua orangtua dalam berbagai bentuknya, disebut dengan “biruul walidain”. Kewajiban berbuat baik kepada kedua orangtua juga diungkapkan di dalam bentuk kata ihsan, ma’ruf, dan rahmah. Islam memperingatkan setiap anak, bahwa menyakiti perasaan orangtua merupakan suatu dosa besar dan waib atasnya untuk selalu menjaga perasaan kedua orangtuanya. Hak orang tua dan anaknya tidak akan pernah sama dengan hak siapa pun di dunia. Jadi, segala bentuk ucapan, perbuatan, dan isyarat yang dapat menyakiti kedua orangtuanya atau salah satunya merupakan perbuatan dosa, sekalipun hanya berupa perkataan “ah”, “cis”, atau “uff”, apalagi jika sampai membentaknya. Sesungguhnya Allah tidak akan penah meridai seseorang kecuali kita merendahkan diri kepada keduanya disentai kelembutan dan kasih sayang. Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Isra ayat 24: Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". (QS. A1-lsra: 24) Jadi, kewajiban kita kepada kedua orangtua ialah untuk selalu berbakti kepadanya dan jangan sedikit pun melukai perasaan mereka, karena Allah tidak akan rida kepada kita.Adapun yang berkaitan dengan orangtua dalam makna yang ketiga, yakni orangtua dalam arti orang yang telah mengajarkan dan mendidik kita tentang pengetahuan dan kehidupan. Mereka adalah guru, ustadz, dosen, kyai, dan sebagainya. Sebagai seorang muslim, kita juga diperintahkan untuk menghormati dan memuliakan mereka.
17
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari paparan makalah di atas maka dapat di simpulkan 1) Mari kita menjaga Ahklak dalam kehidupan agar dapat menwujudkan komunikasi yang baik 2) Dalam Islam kita diwajibkan menutup aurat dengan baik sesuai Al – Qur’an dan Al – Hadist B. Saran 1) Dengan makalah ini mudah – mudahan dapat membantu memberikan pemahaman bagi kita semua tentang akhlak baik dalam pergaulan. 2) Dalam makalah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangunan sangat diharapkan agar pembuatan makalah selanjutnya dapat dirangkai dengan baik.
18
DAFTAR PUSTAKA Singgih D. Gunarsa Dr,Psikologi untuk muda mudi, Penerbit BPK Gunung Mulia M. Az-Zabalawi, Muhammad Sayyid, Pendidikan remaja antara islam dan ilmu jiwa, Penerbit gemma insani Chomaria Nurul, Aku sudah gede, Penerbit Samudera Habanakah, Rahman H, Metode merusak akhlak dari barat, Penerbit Gemma insani Hadirkan Allah di hatimu, Penerbit tiga serangkai Etika Islam, Miftah Faridl, Pustaka: Bandung Departemen Ilmiah Darul Wathan.Etika Seorang Muslim.2008.Jakarta:Darul Haq Prof.Dr.H.Abdurrahman,Asymuni,dkk.Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah.2000.Jakarta:Suara Muhammadiyah http://harakatuna.wordpress.com/2008/10/27/aturan-pergaulan-pria-dan-wanitamenurut-islam/ http://mukhlisdenros.blogspot.com/2012/04/akhlak-pergaulan-muslim.html http://www.perkuliahan.com/manfaat-dan-mudharat-pergaulan-siswa-antarjenis/#ixzz2MahsrI2O
19
http://utaratu.wordpress.com/2012/06/04/pertemanan-dalam-islam/
20