Makalah Analisi Biaya Bab 8 Kel 4.docx

  • Uploaded by: Habieb
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Analisi Biaya Bab 8 Kel 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,314
  • Pages: 12
MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL ANALISIS BIAYA Dosen Pembimbing Iqbal Ramadhani F., S.E., M.M

Disusun Oleh Kelompok 4: Dedi Hermanto

(201310160311178)

Irdiana Widyasari

(201610160311166)

Nuryanti

(201610160311179)

Shinta Nikita Sari

(201610160311197)

Ainur Riza Syakinah

(201610160311206)

Rian Aziz L

(201610160311315)

Habib Bayong K

(201610160311319)

R. Aditya Narendra D.

(201610160311367)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat. Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada bapak Iqbal Ramadhani F., S.E., M.M selaku dosen pembimbing mata kuliah ekonomi manajerial serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga laporan ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangankekurangnya. Baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal isi materinya yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan laporan-laporan kami dilain waktu. Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi serta dapat mengambil hikmah dari makalah yang sudah kami susun ini.

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------------------DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------------BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -----------------------------------------------------------------------------1.2 Rumusan Masalah--------------------------------------------------------------------------1.3 Tujuan ---------------------------------------------------------------------------------------BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Biaya Relev -----------------------------------------------------------------------2.2 Biaya Eksplisit dan Implicit --------------------------------------------------------------2.3 Biaya Incremental dan Sunk Cost -------------------------------------------------------2.4 Biaya Jangka Pendek dan Biaya Jangka Panjang -------------------------------------2.5 Kurva Jangka Pendek dan Jangka Panjang --------------------------------------------2.6 Analisis Pulang Pokok dan Kontribusi Laba BAB III PENUTUPAN 3.1 Kesimpulan ---------------------------------------------------------------------------------3.2 Saran -----------------------------------------------------------------------------------------DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Teori produksi yang mencakup prinsip-prinsip pengkombinasian penggunaan input yang optimal untuk menghasilkan tingkat output yang maksimal sehingga tercapai laba yang maksimal , konsep subtitutabilitas antar input , konsep returns to scale , dan Teknik penaksiran fungsi produksi secara empiris. Telah kita memahami masalah-masalah produksi tersebut, bauik secara teoris maupun empiris, baru kita dapat menganalisis masalah biaya. Sebelum perusahaan menemukan maksimisasi laba maka hal yang diperlukan perusahaan adalah mengetimasi biaya dan beban yang ada dalam perusahaan. Pada makalah ini kita akan membahas masalah teori biaya dan konsep-konsep biaya untuk pngambilan keputusan.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep biaya relevan ? 2. Apa yang di maksud dengan biaya eksplisit dan implisit ? 3. Apa yang diketahui tentang biaya incremental dan sunk cost ? 4. Apa saja yang termasuk biaya jangka pendek dan Panjang lalu seperti apa kurva biaya jangka pendek dan jangka Panjang ? 5. Bagaimana analisi pulang pokok dan kontribusi laba ?

1.3 Tujuan 1. Memahami dan menerangkan konsep dari pengertian biaya relevan, biaya kesempatan, biaya ekslisit dan implisit; 2. Membedakan biaya incremental dan sunk cost, biaya jangka pendek dan Panjang; 3. Menggambarkan kurva biaya jangka pendek dan kurva biaya jangka Panjang; 4. Menerangkan lebih mendalam tentang skala produksi yang ekonomis dari hubungan antara biaya jangka Panjang dan pendek LRAC; 5. Memahami dan menggunakan Teknik analisi yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara biaya, penerimaan laba; 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Biaya Relevan Istilah biaya bisa diartikan dengan sebagai cara dan pengertian yang tepat akan berubah-ubah, tergantung pada bagaimana penggunaan biaya tersebut. Biasanya, biaya berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang harus dibayar. Jika kita membeli sebuah produk secara tunai dan kemudian segera menggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada masalah yang timbul dalam pendefinisian dan pengukuran biaya produk tersebut. Namun demikian, jika barang tersebut dibeli lalu disimpan untuk sementara waktu dan kemudian baru rumit lagi, jika barang tersebut merupakan aset yang bermacam-macam pada beberapa periode waktu yang tak terbatas. Pertanyaannya, “Lantas berapa biaya penggunaan aset tersebut selama periode tertentu?”. Biaya yang akan digunakan untuk suatu penggunaan tertentu disebut biaya relevan (relevant cost). Pada saat penghitungan biaya yang akan digunakan untuk melengkapi formulir pajak pendapatan sebuah perusahaan, para akuntan diperlukan untuk membuat perincian jumlah rupiah yang aktual yang dikeluarkan untuk membeli tenaga kerja, bahan baku dan peralatan modal yang digunakan dalam produksi. Dan untuk tujuan-tujuan pembayaran pajak, pengeluaran rupiah historis adalah biaya relevan yang dimaksudkan di atas. 1. Biaya Tumbal Sumber daya ekonomi mempunyai nilai karena sumber daya tersebut bisa digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk konsumsi. Ketika sebuah perusahaan menggunakan suatu sumber daya untuk memproduksi sebuah produk tertentu perusahaan tersebut juga menawarkan sumber daya tersebut kepada para pemakai alternatif. Oleh karena itu konsep biaya tumbal menunjukkan kenyataan bahwa semua keputusan didasarkan pada pilihan diantara tindakan alternatif. Biaya tumbal sebuah sumber daya ditentukan oleh nilai penggunaan alternatif terbaik dari sumber daya tersebut. 2. Biaya Eksplisit dan Implisit Biaya penggunaan sumber daya mencakup biaya eksplisit dan biaya implisit. Upah yang dibayarkan, pengeluaran untuk listrik, pembayaran untuk bahan-bahan 2

baku, bunga yang dibayarkan kepada para pemegang obligasi perusahaan dan sewa bangunan merupakan contoh-contoh dari pengeluaran eksplisit. Biaya implisit berkenan dengan setiap keputusan yang jauh lebih sulit untuk dihitung. Biayabiaya implisit ini tidak memasukkan pengeluaran-pengeluaran tunai dan oleh karena itu seringkali diabaikan dalam analisis pembuatan keputusan. Sewa yang bisa diterima seorang petani dari ladang jika ia tidak menggunakan ladang tersebut merupakan biaya implisit dari kegiatan-kegiatan pertaniannya. 3. Biaya Inkremental dan Sunk Cost Biaya Inkremental adalah biaya yang akan timbul sebagai akibat dari adanya suatu keputusan. Biaya incremental ini merupakan perubahan biaya total yang disebabkan oleh adanya suatu keputusan yang sedang dibuat. Biaya inkremental ini harus diidentifikasi secara tepat, hanya biayabiaya yang berubah secara nyata sebagai hasil dari suatu keputusan yang bisa dimasukkan, tetapi semua biaya berubah sebagai akibat dari adanya keputusan tersebut harus dimasukkan. Faktor-faktor produksi yang menganggur (tak terpakai) yang tidak mempunyai penggunaan alternatif tidak mempunyai biaya incremental dan oleh karena itu bisa dianggap tidak mempunyai biaya. 2.2 Biaya Jangka Pendek dan Jangka Panjang Penggunaan konsep biaya relevan untuk keputusan penentu tingkat output dan harga secara, tepat membutuhkan suatu pemahaman tentang hubungan antara biaya dan output suatu perusahaan atau dengan kata lain fungsi biayanya tergantung pada fungsi produksi perusahaan dan fungsi penawaran pasar dari input-input yang digunakan perusahaan tersebut. 1. Kurva Biaya Jangka Pendek Baik biaya tetap maupun biaya variabel akan mempengaruhi biaya jangka pendek sebuah perusahaan. Sebuah kurva biaya total jangka pendek ditunjukkan oleh gambar 5.1.(a). Tampak jelas pada gambar tersebut, biaya total atau total cost (TC) pada setiap tingkat output adalah jumlah dari biaya tetap, total atau fixed cost (JFC) dan biaya variabel total atau variabel cost (TVC). Karena biaya-biaya, apakah biaya rata-rata ataupun biaya marjinal, digunakan hampir untuk semua tujuan-tujuan pembuatan keputusan operasional, maka akan sangat bermanfaat bagi kita untak menelaah biaya-biaya ini.

3

Average Fixed Cost (AFC) =

TFC Q

Average Variabel Cost (AVC) =

TVC Q

Average Total Cost (AC) = AFC + AVC

Marginal Cost =

TC dTC  Q dQ

2. Kurva Biaya Jangka Panjang Dalam jangka panjang, suatu perusahaan tidak mempunyai input tetap, oleh karena itu semua biaya jangka panjang adalah variabel. Selain itu, sebagaimana kurvakurva biaya jangka pendek mengggunakan kombinasi-kombinasi input yang optimal (least cost combination) untuk memproduksi setiap tingkat output (pada skala pabrik tertentu), maka kurva-kurva biaya jangka panjang juga dibuat dengan menggunakan asumsi bahwa sebuah pabrik yang optimal (pada tingkat teknologi tertentu) digunakan untuk memproduksi tingkat output tertentu. Dengan harga-harga input yang konstan dua kali lipat, input akan menduakali lipatkan biaya totalnya yang menghasilkan sebuah fungsi biaya total TC yang linear, seperti dilukiskan oleh gambar 5.2. Jika fungsi produksi sebuah perusahaan bersifat decreasing returns to scale, seperti telah dilukiskan pada gambar 5.3, input harus lebih dari dua kali lipat untuk menghasilkan output dua kali lipat.

4

Biaya total (Rp)

Decreasing productivity of variable factors

Increasing productivity of variable factors

0

T C

Q

T V

F C V C

Q

Q

Output

Biaya per unit (Rp) M C A AC V

0

Q

Q

Output

Q

Gambar 5.1. Kurva-kurva biaya jangka pendek

Rp

TC

Outp ut

Gambar 5.2. Fungsi Biaya Total (TC) yang menunjukkan sistem produksi yang Constant Returns to Scale Selanjutnya dengan menganggap harga-harga input tidak bertambah (konstan), fungsi biaya yang berkaitan dengan suatu sistem produksi akan meningkat dengan tingkat kenaikan yang semakin besar, seperti ditunjukkan gambar 5.3.

5

Fungsi produksi yang mula-mula menunjukkan increasing returns dan kemudian decreasing returns telah dilukiskan dalam gambar 5.3. Di sini proporsi kenaikan biaya lebih kecil dari proporsi kenaikan output pada kisaran decreasing returns to scale, tetapi lebih besar pada saat terjadi decreasing returns to scale. Semua hubungan langsung antara fungsi produksi dan fungsi biaya yang dijelaskan di atas didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga input adalah konstan. Jika harga-harga input merupakan fungsi dari output, maka fungsi biaya tersebut akan menunjukkan kenyataan itu. Misalnya, fungsi biaya suatu prusahaan pada keadaan constant returns input yang dibeli, akan berbentuk seperti ditunjukkan oleh gambar 5.3. proporsi kenaikan biaya akan lebih besar dari proporsi kenaikan output.

Rp

TC

Outp ut

Gambar 5.3. Fungsi Biaya Total (TC) Yang Menunjukkan Sistem Produksi Yang Increasing Returns to Scale Kemudian, tampak bahwa walupun biaya dan produksi berhubungan, sifat dari harga-harga input harus ditelaah lebih dahulu sebelum kita mencoba untuk menghubungkan sebuah fungsi biasa dengan fungsi produksi yang mendasarinya. Harga-harga input dan produktivitas secara bersama-sama menentukan fungsi biaya total tersebut. 2.3 Analisis Pulang – Pokok Analisis pulang-pokok (break enven analysis) atau sering juga disebut analisis konstribusi laba merupakan teknik analisis penting yang digunakan untuk mempelajari hubungan-hubungan antara biaya, penerimaan dan laba. Sifat analisis pulang-pokok ini dilukiskan dalam gambar 5.4 yakni sebuah grafik dasar pulang-pokok, yang terbentuk dari kurva biaya total (TC) dan penerimaan 6

dan penerimaan total (TR) suatu perusahaan. Volume output ditunjukkan oleh sumbu horisontal, sedangkan penerimaan dan biaya ditunjukkan pada sumbu vertikal. Karena biaya tetap (FQ) selalu konstan tanpa memandang berapapun jumlah output yang dihasilkan, maka FC tersebut ditunjukkan oleh garis yang mendatar. Biaya variabel (VQ) pada setiap output ditunjukkan oleh jarak antara kurva TC dan kurva FC. Kurva TR menunjukkan hubungan harga/permintaan akan produk perusahaan tersebut dan laba/kerugian pada setiap output ditunjukkan oleh jarak antara kurva TR dan kurva TC. Walaupun gambar 5.4 disebut grafik pulang-pokok dan bisa digunakan untuk menentukan kuantitas output di mana perusahaan tersebut dimulai memperoleh laba yang positif, nilai analitisnya bisa juga digunakan untuk menentukan tingkat output pulang-pokok. Grafik tersebut menggambarkan hubungan penerimaan dan biaya pada seluruh tingkat output dan oleh karena itu bisa digunakan untuk menganalisis apa yang terjadi terhadap laba jika volume output berubah-ubah. Rp (juta)

TC rugi

TR laba

rugi

0

FC

Titik peluang-pokok

Kuantitas yang produksi dan yang dijualdijual Laba maksimum

Gambar 5.4. Grafik Pulang-pokok

Dalam penerapan analisis pulang-pokok, hubungan yang linier biasanya digunakan untuk menyederhanakan analisis tersebut. Analisis pulang-pokok nonlinear cukup menarik secara intelektual karena alasan pokok yaitu: (1) tampaknya masuk akal untuk menduga bahwa banyak kasus kenaikan penjualan bisa dicapai hanya jika harga diturunkan, dan (2) analisis fungsi biaya menunjukkan bahwa biaya variabel ratarata (AVC) akan turun pada kisaran output tertentu dan kemudian meningkat. Namun 7

demikian, seperti tampak pada contoh, analisis linear cukup memadai untuk berbagai penggunaan. Grafik pulang-pokok memungkinkan seseorang memusatkan perhatiannya terhadap unsur-unsur pokok dari laba seperti penjualan, biaya tetap (FC), dan biaya variabel (VC). Selain itu, walaupun grafik peluang-pokok linear dilukiskan mulai dari tingkat output sama dengan nol sampai dengan tingkat output yang paling tinggi, tetapi tak seorang pun yang menggunakan analisis ini yang akan memikirkan tingkat output yang tertinggi dan terendah tersebut. Dengan kata lain, para pengguna grafik pulang-pokok sesungguhnya hanya memperhatikan kisaran output yang relevan dan di dalam kisaran tersebut fungsi linear mungkin cukup tepat. Gambar 5.5 menunjukkan sebuah grafik pulang-pokok yang linear. Biaya tetap (FQ) sebesar Rp 60 juta ditunjukkan oleh sebuah garis horisontal. Biaya variabel (VC) dianggap sebesar Rp 1.800,- per unit, maka biaya total (TQ) akan meningkat sebesar Rp 1.800,- per unit untuk setiap satu unit tambahan output yang dihasilkan. Produk tersebut dianggap dijual dengan harga Rp 3.000,- per unit, jadi penerimaan total (TR) adalah sebuah garis lurus dari titik origin. Slope dari garis TR tersebut lebih curam daripada slope TC. Hal tersebut terjadi karena perusahaan tersebut akan menerima penghasilan sebanyak Rp 3.000,- untuk setiap unit produk yang dihasilkan, tetapi hanya mengeluarkan sebesar Rp 1.800,- untuk biaya tenaga kerja, bahan-bahan dan inputinput variabel lainnya. Sampai titik pulang-pokok, yang ditunjukkan oleh perpotongan antara garis TR dan garis TC, perusahaan tersebut menderita kerugian. Selain melampaui titik tersebut, perusahaan itu mulai memperoleh laba. Gambar 5.5 menunjukkan titik pulang-pokok pada tingkat penjualan dan tingkat biaya sebesar Rp 150 juga yang terjadi pada tingkat produksi sebanyak 50.000 unit.

8

Rp (juta) Titi k

T R

Laba bersih

l a

T C

1 5 r u

6 0

V C

F C

0

F C

5 0

8 0

Kuantitas yang diproduksi dan yang

Gambar 5.5. Grafik Pulang-pokok Yang Linear 1. Biaya Eksplisit Dan Implisit Untuk dapat menggunakan sumber daya, produsen harus membayar kepada pemilik sumber daya paling tidak opportunity cost dari sumber daya tersebut bagi pemiliknya. Biaya eksplisit perusahaan adalah pembayaran tunai untuk sumber daya yang dibeli di pasar sumber daya: upah, sewa, bunga, asuransi, pajak dan sejenisnya. Disamping adanya pengeluaran tunai langsung ini, atau biaya eksplisit, perusahaan juga menghadapi biaya implisit yang merupakan opportunity cost dari penggunaan sumber daya milik perusahaan atau pemilik perusahaan. Contohnya meliputi penggunaan bangunan milik perusahaan sendiri, penggunaan dana perusahaan atau waktu dari pemilik perusahaan. 2. Sumber Daya Tetap Dan Variabel Beberapa sumber daya, seperti tenaga kerja disebut sebagai sumber daya variabel karena dapat dilihat dengan cepat untuk mengubah jumlah output. Dalam jangka panjang tidak ada sumber daya tetap. Dalam jangka pendek, setidaknya ada satu sumber daya tetap. Dapat diperdebatkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan karena faktorfaktor variabel tidak perlu berhubungan dengan biaya variabel. Misalnya, jika perusahan tidak perlu membayar satu senpun kepada pemilik faktor tetap, bila perusahaan tidak mengganakan faktor apapun; maka semua pembayaran untuk faktor semacam itu harus dimasukkan dalam faktor tetap. Pembedaan antara biaya tetap dan biaya variabel. Jika output naik, maka biaya total selalu naik. Hanya biaya rata-rata dan biaya marjinal yang dapat turun apabila output naik. 9

Related Documents


More Documents from "Cinzia Bocchi"