HUBUNGAN ANTARA STRES DAN POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA KEKAMBUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA PUCANGAN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh : RIZQI KURNIAWAN J 210.100.039
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 0
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN Jln. A.Yani, Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta 57102 Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir : Pembimbing I Nama : Abi Muhlisin, S.KM.,M.Kep Pembimbing II Nama : Endang Zulaicha S,S.Kp Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa : Nama : RIZQI KURNIAWAN NIM
: J 210.100.039
Fakultas
: Ilmu Kesehatan
Program Studi
: S1 Keperawatan
Judul Skripsi
: HUBUNGAN ANTARA STRES DAN POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA KEKAMBUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA PUCANGAN
Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 23 September 2014 Pembimbing I
Pembimbing II
Endang Zulaicha S,S.Kp
Abi Muhlisin, S.KM.,M.Kep
i
ii Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama
: RIZQI KURNIAWAN
NIM
: J 210.100.039
Fakultas
: Ilmu Kesehatan
Program Studi
: S1 Keperawatan
Judul Skripsi
: HUBUNGAN ANTARA STRES DAN POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA KEKAMBUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA PUCANGAN
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk : 1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana semestinya. Surakarta, 23 September 2014 Yang Menyatakan
Rizqi Kurniawan
iii
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA STRES DAN POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA KEKAMBUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA PUCANGAN Rizqi Kurniawan*, Abi Muhlisin**, Endang Zulaicha S*** ABSTRAK Hipertensi merupakan masalah besar dan serius di seluruh dunia karena prevalensinya tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, penyebab hipertensi diantaranya stres dan pola makan yang tidak baik. Data yang di dapatkan di salah satu posyandu lansia di Desa Pucangan yang mempunyai jumlah lansia terbanyak yaitu tekanan darah tergolong tinggi yang ditandai dengan tekanan darah sekitar 140/90 mmHg sampai 190/100 mmHg, dari data tersebut bahwa tingkat kekambuhan di Desa Pucangan sangat tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di posyandu lansia desa Pucangan. Metode penelitiaan yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua lanjut usia yang ada di Posyandu Lansia Desa Pucangan sebanyak 220 lansia, diambil sampel sebanyak 69 orang dengan teknik proportional random sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah stres dan pola makan sebagai variabel independen dan kekambuhan hipertensi sebagai variabel dependen. Instrumen yang digunakan adalah dengan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dengan analisis Chi-Square (X2). Hasil penelitian menunjukkan 14 orang (20,3%) mempunyai tingkat stres sedang dan 55 orang (79,7%) mempunyai tingkat stres berat. Dilihat dari pola makan 14 orang (20,3%) mempunyai pola makan buruk, 41 orang (59,4%) mempunyai pola makan sedang, dan 14 orang (20,3%) mempunyai pola makan baik. Dilihat dari kekambuhan hipertensi yang tergolong kekambuhan sering ada 34 orang (49,3%), jarang ada 10,6%, dan kadang-kadang sebanyak 28 orang (40,6%). Hasil analisis Chi-Square diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan antara stres dan pola makan dengan kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan. Kesimpulan yang didapatkan adalah ada hubungan signifikan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan. Kata kunci : Stress, pola makan, kekambuhan hipertensi.
0
iv 1 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
THE CORRELATION BETWEEN STRESS AND DIET WITH HYPERTENSION IN ELDERLY RECURRENCE VILLAGE IN THE ELDERLY POSYANDU PUCANGAN
Rizqi Kurniawan*, Abi Muhlisin**, Endang Zulaicha S*** ABSTRACT
Hypertension is a major and serious problem throughout the world because of its prevalence is high and likely to increase in the future, including hypertension causes stress and not eating well. The data in get in one of the neighborhood health center in the village Pucangan elderly who have the highest number of elderly people is high blood pressure which is marked with blood pressure around 140/90 mmHg to 190/100 mmHg, from these data that the recurrence rate is very high in the village Pucangan. The purpose of this study was to determine the relationship between stress and diet with recurrence of hypertension in the elderly in the village elderly posyandu Pucangan. The research method used is descriptive correlational cross-sectional design. The population in this study were all elderly in the village of posyandu Elderly Pucangan total of 220 elderly people, taken a sample of 69 people with a proportional random sampling technique. The variables used in this study are stress and diet as independent variables and recurrence of hypertension as the dependent variable. The instrument used was the questionnaire. Data analysis techniques used by Chi-Square ( 2 ). The results showed 14 (20.3%) had moderate stress levels and 55 people (79.7%) had severe stress levels. Judging from the diet 14 people ( 20.3 %) a poor diet, 41 people (59.4 %) had a diet moderate, and 14 (20.3 %) had a good diet. Judging from the relatively recurrence recurrence hypertension often have 34 people (49.3%), 10,6% rarely, and sometimes as many as 28 people (40.6%). Chi-Square analysis results it is known that there is a significant relationship between stress and diet with a recurrence of hypertension in the elderly in Posyandu Elderly the village Pucangan. The conclusion obtained is no significant relationship between stress and diet with a recurrence of hypertension in the elderly in Posyandu Elderly the village Pucangan. Keywords: Stress, diet, hypertension recurrence.
1 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
jenuh serta garam dengan kadar tinggi.
LATAR BELAKANG Lansia adalah proses menjadi
Mereka yang senang makan makanan
lebih tua dengan umur mencapai 55
asin
dan
gurih
berpeluang
tahun ke atas. Pada lansia akan
terkena hipertensi. Kandungan Na
mengalami kemunduran fisik, mental,
(Natrium)
dalam
besar
garam
yang
contoh
berlebihan dapat menahan air retensi
kemunduran fisik pada lansia adalah
sehingga meningkatkan jumlah volume
rentannya lansia terhadap penyakit,
darah. Akibatnya jantung harus bekerja
dan
sosial.
Salah
satu
degeneratif.
keras memompa darah dan tekanan
Penyakit degeneratif yang umum di
darah menjadi naik. Maka dari itu bisa
derita lansia salah satunya adalah
menyebabkan hipertensi (Yekti, 2011).
khususnya
penyakit
Penyebab lain selain pola makan
hipertensi (Nugroho, 2008). Hipertensi merupakan masalah
yang sering dialami oleh penderita
besar dan serius di seluruh dunia
hipertensi adalah stres. Dikarenakan
karena
dan
stres akan meningkatkan resistensi
cenderung meningkat di masa yang
pembuluh darah perifer dan curah
akan
dapat
jantung sehingga akan menstimulasi
menyerang hampir semua golongan
aktivitas saraf simpatetik. Adapun stres
masyarakat di dunia. Jumlah lansia
ini
yang
pekerjaaan, kelas sosial,
prevalensinya datang.
tinggi
Hipertensi
menderita
hipertensi
terus
dapat
berhubungan
dengan ekonomi,
bertambah dari tahun ke tahun. Di
dan karakteristik personal (Gunawan,
Indonesia sendiri hipertensi merupakan
2005).
penyebab kematian nomor 3 setelah
Dari prevalensi kasus hipertensi
stroke dan tuberkulosis, yakni 6,7%
di Provinsi Jawa Tengah mengalami
dari populasi kematian pada semua
penurunan pada tahun 2011 6,3 %
umur (Arora, 2008).
menjadi 5,4 % pada tahun 2012.
Pada umumnya untuk lansia
Prevalensi
tertinggi
adalah
di
dalam pola makannya masih salah.
Kabupaten Sukoharjo sebesar 15%.
Kebanyakan lansia masih menyukai
Sedangkan kasus hipertensi lain di
makanan-makanan
dan
Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
gurih, terutama makan-makanan cepat
sebesar 0,70%, mengalami penurunan
saji yang banyak mengandung lemak
bila dibandingkan
yang
asin
prevalensi tahun
2 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
2011 sebesar 0,80 % (Dinkes Jateng,
didominasi dari para lansia sebesar 300
2012).
kasus. Berdasarkan data dari Dinas
Di
wilayah
desa
Pucangan
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo pada
terdapat 12 posyandu lansia, kemudian
tahun 2012, kasus hipertensi di seluruh
keseluruhan lansia ada sebanyak 547
Kabupaten
ditemukan
lansia dan yang mengalami hipertensi
sebanyak 17.920 penderita, dan pada
sekitar 220 lansia. Berdasarkan studi
tahun 2013 data Dinas Kesehatan
pendahuluan
Sukoharjo
19.920
tanggal 20 Maret 2014 didapatkan
seluruh
data dari salah satu posyandu lansia
penderita Kabupaten
Sukoharjo
menunjukkan hipertensi
di
Sukoharjo,
kemudian
desa
yang dilakukan pada
Pucangan
yang
mempunyai
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
jumlah lansia terbanyak bahwa lansia
Sukoharjo bahwa angka hipertensi di
yang memeriksakan rutin di posyandu
Puskesmas Kartasura pada tahun 2013
ada sekitar 45 orang, kemudian dari
menduduki peringkat ke-2 dari 12
45 orang
Puskesmas se-Kabupaten Sukoharjo
posyandu lansia ada sekitar 35 orang
yaitu sebesar 6619 kasus setelah
yang
Puskesmas Sukoharjo sebanyak 6771
hipertensi.
kasus (Dinkes Sukoharjo, 2013). Puskesmas
mengalami Berdasarkan
Berdasarkan data rekapitulasi Kunjungan
yang memeriksakan di kekambuhan data
yang
di
dapatkan di salah satu posyandu lansia
Kartasura
desa Pucangan yang mempunyai lansia
hipertensi menduduki peringkat ke-4
terbanyak bahwa tekanan darahnya
sebanyak 6199 kasus pada tahun 2013
tinggi.
setelah Dyspepsia, Arthritis, dan Ispa.
darahnya yang tinggi sekitar 140/90
Puskesmas Kartasura terbagi dalam 12
mmHg sampai sekitar 190/100 mmHg
desa wilayah kerja yaitu: Ngemplak,
, dari data tersebut bahwa tingkat
Pucangan,
kekambuhan di desa Pucangan sangat
Kartasura,
Ngabean,
Wirogunan, Kertonatan, Makam Haji, Gumpang,
Ngadirejo,
Pabelan,
Ditandai
dengan
tekanan
tinggi. Hasil wawancara pada 5 lansia
Gonilan, dan Singopuran dengan angka
didapatkan
hipertensi
tinggi.
masih belum teratur, lansia masih
Kemudian di desa Pucangan ada
menyukai makanan-makanan yang asin
sekitar 585 kasus dan angka hipertensi
dan gurih, terutama makan-makanan
masih
cukup
untuk
pola
makannya
3 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
kemasan yang mengandung bahan
Teknik analisis data terdiri dari
pengawet, seperti sarden, kornet yang
analisis
univariate
banyak mengandung lemak jenuh serta
Adapun
untuk
garam dengan kadar tinggi dan 3 lansia
menjelaskan masing-masing variabel
yang lain mengatakan beban pikiran
yang diteliti. Adapun analisis biariate
(stres) disebabkan tinggal jauh dengan anaknya, pusing banyak pikiran dan tidak
lama
ditinggal
pasangan
yang
lain
dan
bivariate.
analisis
univariate
dengan
menggunakan
analisis Chi-Square (2).
(pasangan telah meninggal). Tujuan
dari
penelitian
ini
HASIL PENELITIAN
adalah untuk mengetahui hubungan
Karakteristik Responden
antara stres dan pola makan dengan
Tabel
terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia
di
Posyandu
Lansia
Desa
Pucangan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian Penelitian ini adalah deskriptif korelatif
dengan
rancangan
cross
menggunakan dimana
sectional,
variabel pada subyek penelitian diukur dalam waktu yang bersamaan. Populasi, Sampel dan Sampling Populasi
pada
penelitian
ini
adalah semua lansia yang menderita hipertensi di Posyandu Lansia desa Pucangan
Kecamatan
Kartasura
Kabupaten Sukoharjo sebanyak 220 lansia,
dengan
teknik
random sampling Teknik Analisis Data
proposional
4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Variabel Umur : 55 – 64 tahun 65 – 70 tahun 71 – 75 tahun > 75 tahun Jumlah Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Jumlah Pendidikan Akhir : SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Tidak Sklh Jumlah Pekerjaan : Pensiunan PNS Ped./Wiraswasta Petani Peg. Swasta Tidak Bekerja Jumlah
N
(%)
20 24 10 15 69
29,0 34,8 14,5 21,7 100,0
43 26 69
62,3 37,7 100,0
17 21 20 11 69
24,6 30,4 29,0 15,9 100,0
8 9 26 6 20 69
11,6 13,0 37,7 8,7 29,0 100,0
Sumber: Data yang diolah, 2014.
Berdasarkan distribusi umur lansia, diketahui bahwa mayoritas lansia berusia antara 65 – 70 tahun yaitu sebanyak 24 orang (34,8%) dan
4 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
terkecil adalah umur > 75 tahun sebanyak 15 orang (21,7%). Jenis kelamin lanjut usia mayoritas berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 43 orang (62,3%). Dilihat dari pendidikan akhir lanjut usia diketahui mayoritas berpendidikan SMP/Sederajat yaitu sebanyak 21 orang (30,4%) dan terendah tidak sekolah yaitu sebanyak 11 orang (15,9%). Adapun dilihat dari jenis pekerjaan mayoritas lansia tidak
Distribusi Frekuensi tentang Pola Makan pada Lanjut Usia
Tabel 4. 3.
Pola Makan
F
(%)
Buruk Sedang Baik
14 41 14
20,3 59,4 20,3
Berdasarkan
distribusi
data
tentang pola makan pada lanjut usia di desa Pucangan diketahui bahwa dari 69 responden, ada 14 orang (20,3%)
bekerja yaitu sebanyak 20 orang (29,0%).
mempunyai pola makan buruk, 41
Stres pada Lanjut Usia
sedang,
Tabel 4. 2. Distribusi Frekuensi tentang Stres pada Lanjut Usia Tingkat Stres F (%) Ringan 0 0,0 Sedang 14 20,3 Berat 55 79,7
mempunyai pola makan baik.
Jumlah 69 100,0 Sumber: Data primer yang diolah, 2014.
orang (59,4%) mempunyai pola makan dan
14
orang
(20,3%)
Kekambuhan Hipertensi Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi tentang Kekambuhan Hipertensi pada Lanjut Usia di Desa Pucangan
responden, ada 14 orang (20,3%)
Kekambuhan Frekuensi Persentase (%) Hipertensi 7 10,1 Jarang 28 40,6 Kadangkadang 34 49,3 Sering
mempunyai tingkat stres sedang dan 55
Jumlah
Berdasarkan
distribusi
data
tentang tingkat stres pada lanjut usia di desa Pucangan diketahui bahwa dari 69
orang (79,7%) mempunyai tingkat stres berat, hal ini berarti mayoritas
69
100,0
Sumber: Data primer yang diolah, 2014.
Berdasarkan
distribusi
data
responden mempunyai tingkat stres tergolong berat. Pola Makan pada Lanjut Usia
tentang kekambuhan hipertensi pada lanjut usia di desa Pucangan mayoritas tergolong jarang ada 10,6%, kadang-
5 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
kadang sebanyak 28 orang (40,6%) dan tergolong sering sebanyak 34
Ryan Adi
Laksono
penelitiannya
(2013), hasil
menyebutkan
bahwa
sebagian besar responden memiliki orang (49,3%).
tingkat stres sedang yaitu sebanyak 53 responden (76%) dan berat sebanyak
PEMBAHASAN
17 responden (24%). Berdasarkan data tersebut maka disimpulkan tingkat
Tingkat Stres pada Lanjut Usia Berdasarkan
distribusi
data
tentang tingkat stres pada lanjut usia
distribusi responden sebagian besar adalah sedang. Menurut
diketahui bahwa dari 69 responden,
Sudirman
(2011),
ada 14 orang (20,3%) mempunyai
masalah mental yang dihadapi oleh
tingkat stres sedang dan 55 orang
lansia yaitu: kesepian, tersaing dari
(79,7%) mempunyai tingkat
lingkungan,
stres
ketidakberdayaan,
berat, berarti mayoritas responden
perasaan
mempunyai tingkat stres tergolong
trauma bagi yang miskin. Menurut
berat. Hal ini disebabkan karena masih
Stanlety and Beare (2005), bahwa
adanya rasa takut sesuatu yang akan
masa
terjadi pada lansia tersebut (32%),
berkurangnya
mereka
dengan anggota keluarga, anggota
merasa
lebih
banyak
tidak
tua
berguna,
terlantar,
ditandai kontak maupun
dengan
sosial, teman
baik
mengalami masalah dengan ingatan
masyarakat
kerja
daripada yang lainnya (39%), serta
sebagai akibat terputusnya hubungan
mereka merasa saat ini sudah tidak ada
kerja.
harapan lagi (25%). Jadi secara umum lansia
tergolong
stres
berat
Pola Makan pada Lanjut Usia
dikarenakan adanya gangguan mental
Hasil penelitian diketahui bahwa
dan sosial seperti adanya rasa takut
pola makan pada lanjut usia di desa
pada sesuatu yang akan terjadi, mereka
Pucangan, dari 69 lansia ada 14 orang
mudah lupa, sudah tidak ada harapan
(20,3%)
untuk hidup lebih lama, pusing banyak
buruk, 41 orang (59,4%) mempunyai
pikiran
pola makan sedang, dan 14 orang
dan
tinggal
jauh
dengan
pola
makan
(20,3%) mempunyai pola makan baik,
anaknya. Hasil
mempunyai
penelitian
ini
sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
ini berarti mayoritas lansia mempunyai pola makan sedang. Hal ini disebabkan
6 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
karena lansia tidak mengkonsumsi
dengan
makanan
Suyono
seperti
makanan
laut
apa
yang dikatakan
(2004),
bahwa
garam
penting
dalam
misalnya : udang dan kerang, mereka
merupakan
malah menyukai dan mengkonsumsi
patogenesis
telur asin, padahal bahan makanan
hampir tidak pernah ditemukan pada
yang
dapat
suku bangsa dengan asupan garam
meningkatkan hipertensi, dan mereka
mineral. Asupan garam kurang dari 3
tidak mengurangi konsumsi makanan
gram tiap hari menyebabkan pravalensi
yang diawetkan seperti: sarden.
hipertensi yang rendah sedangkan jika
mengandung
garam
Menurut Ari (2013), apabila dikaitkan
dengan
kekambuhan
faktor
oleh
hipertensi.
Hipertensi
asupan garam antara 5-15 gram perhari pravalensi
hipertensi
meningkat
hipertensi, faktor yang mempengaruhi
menjadi 15-20%. Pengaruh asupan
responden
kekambuhan
garam terhadap timbulnya hipertensi
hipertensi adalah pola makan yang
terjadi melalui peningkatan volume
belum teratur dimana lansia masih
plasma, curah jantung, dan tekanan
menyukai makanan-makanan yang asin
darah.
untuk
dan gurih, terutama makan-makanan
Menurut Agus (2004), jenis-jenis
kemasan yang mengandung bahan
makanan
yang
dianjurkan
lansia
pengawet, seperti sarden, kornet yang
penderita hipertensi, sebagai contoh
banyak mengandung lemak jenuh serta
makanan yang kaya serat misalnya:
garam dengan kadar tinggi.
kacang hijau, kacang merah, tempe,
Di samping itu mereka sering
tahu, sayuran seperti: buncis, bayam,
makan kacang-kacangan, ketika makan
kangkung, kacang panjang, oyong,
mereka mengkonsumsi sayur-sayuran,
wortel, dan buah-buahan seperti: apel,
mereka juga mengkonsumsi sayuran
jambu biji, pear, anggur, serta ikan
seperti kangkung dan buncis, dan
dengan
mereka setiap hari mengkonsumsi
(kurang dari2%), misalnya: kerang,
buah-buah
udang,
dan
mereka
juga
kandungan dan
juga
lemak ikan
rendah berlemak
mengurangi konsumsi makanan yang
medium (2,5%) misalnya: ikan mas,
diawetkan seperti sarden serta mereka
salmon.
tidak suka makanan asinan. Hal ini
Pada
penelitian
ini
masih
menunjukkan bahwa pola makan yang
ditemukan adanya beberapa lansia
ada pada lansia tersebut sudah sesuai
yang mempunyai pola makan buruk,
7 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
hal ini disebabkan tingkat pendidikan
turut
mempengaruhi
kekambuhan
yang rendah yaitu tidak sekolah dan
hipertensi antara lain riwayat penyakit
SMP/sederajat dan juga pemahaman
dan
mereka yang salah tentang makanan
hipertensi, dikarenakan lansia tidak
tersebut
sehat
lansia
melakukan olahraga teratur seperti
mempunyai pekerjaan sebagai petani.
jalan cepat dan mengikuti senam yang
Hal ini seperti apa yang dinyatakan
di adakan di desa pucangan, lansia
Ari
mereka
hidup
mayoritas
oleh
serta
perilaku
(2013),
bahwa
kondisi
hanya dirumah saja tidak banyak
ekonomi seperti: kemiskinan, biaya
bergerak,
hidup yang tinggi, cara pengolahan
lansia masih kurang yaitu 5 jam sehari,
makanan yang tidak baik, pendidikan
lansia masih sering terbangun di
atau pekerjaan yang rendah
untuk
istirahat
tidurnya
akan
malam hari, kemudian tidak bisa tidur
berakibat pada pola makan yang buruk.
lagi, dan untuk manajemen stresnya
Hasil penelitian ini didukung
lansia
belum
bisa
mengaturnya
penelitian yang dilakukan oleh Yunita
dikarenakan lansia banyak pikiran,
(2013) yang meneliti tentang hubungan
sering pusing, dan tinggal jauh dengan
pola makan dengan kejadian hipertensi
anaknya. Hal tersebut sebagaimana
pada Lansia di Poliklinik Rawat Jalan
dikemukakan oleh Marliani (2007)
Rumah Sakit Kota Tidore. Hasil
yang
penelitian
bahwa
kekambuhan penyakit hipertensi atau
mayoritas responden mempunyai pola
peningkatan darah kembali disebabkan
menunjukkan
mengemukakan
bahwa
oleh beberapa hal yakni tidak kontrol
makan sedang.
secara teratur, tidak menjalankan pola Kekambuhan
Hipertensi
pada
hidup sehat, seperti diet yang tepat, olahraga,
Lanjut Usia
berhenti
merokok
data
mengurangi alkohol atau kafein, serta
tentang kekambuhan hipertensi pada
mengurangi stres, terutama pada orang
lanjut usia di desa Pucangan mayoritas
yang
tergolong
hipertensi.
Berdasarkan
distribusi
kekambuhannya
sering
mempunyai
faktor
resiko
sebanyak 34 orang (49,3%), tergolong
Hal ini disebabkan mereka
jarang ada 10,6%, dan kadang-kadang
mayoritas berumur antara 65-75 tahun.
sebanyak 28 orang (40,6%). Hal ini
Menurut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
penambahan umur dapat meningkatkan
Black
et
al,
2005),
8 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
risiko terjangkitnya kembali penyakit
olahraga,
hipertensi.
penyakit
mengurangi alkohol atau kafein, serta
hipertensi bisa terjadi pada segala
mengurangi stres, terutama pada orang
umur, tetapi sering menyerang orang
yang
yang berusia 45 tahun atau lebih.
hipertensi.
Walaupun
berhenti
mempunyai
merokok
faktor
resiko
Kemudian prevalensi hipertensi di
Hasil penelitian ini didukung
kalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Ryan
sekitar 40 % dengan kematian sekitar
Adi Laksono (2013) menyimpulkan
50 % diatas umur 60 tahun. Hal ini
bahwa distribusi kekambuhan hipertensi
disebabkan adanya perubahan alami
menunjukkan sebagian besar responden
pada jantung, pembuluh darah, dan
memiliki kekambuhan hipertensi dalam
hormon.
kategori kadang-kadang yaitu sebanyak
Sehingga
mempengaruhi
umur
terjadinya
sangat kembali
40 responden (57%) dan sisanya 30 responden (43%) dalam kategori sering
penyakit hipertensi. Kekambuhan
.
hipertensi
dimaknai sebagai timbulnya gejala
Hubungan antara Tingkat Stres
meningkatnya tekanan darah sebesar
dengan
140/90 mm/Hg. Distribusi penelitian
pada Lanjut Usia
menunjukkan bahwa sebagian besar
Kekambuhan
Hasil
analisis
data
Hipertensi diketahui
kecenderungan
bahwa tingkat stres sedang dengan
kekambuhan hipertensi yang tinggi.
kekambuhan hipertensi kadang-kadang
Beberapa
ada 11 orang (15,9%) dan sering
responden
memiliki faktor
yang
turut
mempengaruhi kekambuhan hipertensi
sebanyak 3 orang (4,3%). Tingkat stres
antara lain riwayat
dan
berat dengan kekambuhan hipertensi
perilaku hidup sehat pasien hipertensi.
kadang-kadang ada 24 orang (34,8%)
Hal
sebagaimana
dan kekambuhan hipertensi sering
dikemukakan oleh Marliani (2007)
sebanyak 55 orang (79,7%). Hal ini
yang
berarti
tersebut
penyakit
mengemukakan
bahwa
mayoritas
responden
kekambuhan penyakit hipertensi atau
mempunyai tingkat stres berat dengan
peningkatan darah kembali disebabkan
kekambuhan
oleh beberapa hal yakni tidak kontrol
sering.
secara teratur, tidak menjalankan pola hidup sehat, seperti diet yang tepat,
hipertensi
tergolong
Hasil pengujian diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan
9 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
antara
tingkat
dengan
reseptor ini akan mengirim sinyal ke
kekambuhan hipertensi pada lanjut
otak agar tekanan darah kembali
usia
normal,
di
stres
Posyandu
Pucangan,
Lansia
Kabupaten
Desa
otak
menanggapi
sinyal
Sukoharjo,
tersebut dengan dilepaskanya hormon
artinya semakin tinggi tingkat stres
dan enzim yang mempengaruhi kerja
yang ada pada lanjut usia tersebut
jantung, pembuluh darah dan ginjal.
maka semakin tinggi pula kekambuhan
Hubungan
antara
hipertensi pada lanjut usia tersebut.
hipertensi
diduga
Stres
merupakan
realitas
stres
dengan
melalui
saraf
simpatis yang dapat meningkatkan
kehidupan setiap hari yang tidak bisa
tekanan
dihindari,
Apabila stres berlangsung lama dapat
stres
atau
ketegangan
darah
secara
intermiten.
emosional dapat mempengaruhi sistem
mengakibatkan
peninggian
tekanan
kardiovaskuler, khususnya hipertensi,
darah yang menetap (Suyono, 2004).
dan stres dipercaya sebagai faktor
Hasil penelitian ini ditunjang
psikologis yang dapat meningkatkan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
tekanan
Ryan Adi
Laksono
penelitian
menunjukkan
darah.
dianjurkan
Klien
sedapat
hipertensi mungkin
(2013), hasil bahwa
menghindari sikap tegang dan berlatih
hubungan stres terhadap kekambuhan
agar dapat bersikap sabar, ikhlas dan
menunjukkan pasien hipertensi dengan
mensyukuri segala hal yang mampu di
tingkat stres sedang sebagian besar
capai. Karena kalau klien hipertensi
memiliki kekambuhan kadang-kadang
menerima responden disikapi terlalu
yaitu sebanyak 34 responden (64%),
tegang dan tidak berlatih untuk sabar
sedangkan pada tingkat stress berat
serta ikhlas menerima kondisi, otak
sebagian
akan menerima sinyal kemudian akan
kekambuhan sering yaitu sebanyak 11
melepas hormon dan enzim yang
responden
berpengaruh terhadap kerja jantung,
distribusi
tersebut
maka
dapat
pembuluh darah dan ginjal. Hal ini
dinyatakan
bahwa
semakin
tinggi
sebagaimana
tingkat stress responden maka tingkat
dikemukakan
oleh
besar
mengalami
(65%).
Berdasarkan
Marliani (2007), bahwa di dalam
kekambuhannya
dinding
beberapa
Selanjutnya
hasil
uji
Chi
Square
pembuluh darah terdapat suatu reseptor
disimpulkan
ada
hubungan
antara
24 yang selalu memantau perubahan
tingkat stres dengan kekambuhan
jantung
dan
semakin
sering.
10 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
pasien
hipertensi
di
Puskesmas
Bendosari Sukoharjo.
mengurangi alkohol atau kafein, serta mengurangi stress (Marliani, 2007). Bagi lansia yang mempunyai
Hubungan antara Pola Makan dengan Kekambuhan Hipertensi pada Lanjut Usia Hasil
penelitian
diketahui
potensi hipertensi maupun yang sudah terkena
hipertensi
sebaiknya
menghindari beberapa makanan yang mengandung
banyak
garam
yang
bahwa pola makan buruk dengan
didalamnya terdapat unsur natrium.
kekambuhan kadang-kadang ada 3
Hal ini menurut Marliani (2007) dan
orang (4,3%) serta sering sebanyak 11
Gunawan (2005) bahwa syarat-syarat
orang (15,9%), pola makan sedang
pengaturan makan untuk penderita
dengan kekambuhan kadang-kadang
hipertensi adalah membatasi asupan
ada 22 orang (31,9%) serta sering
natrium, baik yang berasal dari garam
sebanyak 19 orang (27,5%). Pola
dapur maupun dari bahan makanan
makan
yang
baik
dengan
kekambuhan
mengandung
kolesterol,
kadang-kadang ada 10 orang (14,5%)
memperbanyak mengkonsumsi bahan
serta sering sebanyak 4 orang (5,8%).
makanan
Hasil
bahwa
makanan, pengaturan makanan ini
terdapat hubungan signifikan antara
secara popular disebut diet rendah
pola
garam, rendah kolesterol, tinggi serat.
pengujian makan
diketahui
dengan
kekambuhan
yang
mengandung
serat
hipertensi pada lansia di Posyandu
Reaksi
Lansia di Desa Pucangan, Kabupaten
berbeda-beda. Pada beberapa orang,
Sukoharjo, artinya semakin baik pola
baik
makan yang ada pada lanjut usia
mempunyai
tersebut
menurun
mereka mengkonsumsi natrium tanpa
kekambuhan hipertensi yang ada pada
batas, pengaruhnya terhadap tekanan
lanjut
Kekambuhan
darah sedikit sekali bahkan tidak ada.
hipertensi atau peningkatan tekanan
Pada kelompok lain terlalu banyak
darah
natrium menyebabkan kenaikan darah
maka usia
semakin
tersebut.
kembali
disebabkan
oleh
beberapa hal yang tidak terkontrol secara teratur, tidak menjalankan pola
orang yang
terhadap
sehat
natrium
maupun
hipertensi,
yang
walaupun
yang memicu terjadinya hipertensi. Hal
ini
sesuai
dengan
hidup sehat, seperti diet yang tepat,
penelitian yang dilakukan oleh Yunita
olahraga,
(2013) yang menyimpulkan bahwa
berhenti
merokok,
11 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
adanya hubungan jenis makanan dan
2. Mayoritas lanjut usia di posyandu
kejadian hipertensi (p = 0,021 <α =
lansia desa Pucangan mempunyai
0,05), sedangkan frekuensi makan
pola makan tergolong sedang.
tidak berhu-bungan dengan kejadian hipertensi (p = 0,392 >α = 0,05).
lansia desa Pucangan mempunyai
Penelitian ini juga ditunjang dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahrun,
dkk,
(2011),
3. Mayoritas lanjut usia di posyandu
yang
tingkat
kekambuhan
hipertensi
tergolong sering. 4. Terdapat hubungan yang signifikan
menyimpulkan bahwa ada hubungan
antara
antara kepatuhan diet rendah garam
kekambuhan hipertensi pada lansia
dan
pada
di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
Wilayah
5. Terdapat hubungan yang signifikan
terjadinya
pasien
kekambuhan
hipertensi
di
stres
dengan
Puskesmas Pasongsongan Kabupaten
antara
Sumenep
yang dibuktikan dengan
terjadinya kekambuhan hipertensi
sebagian pasien patuh terhadap diet
pada lansia di Posyandu Lansia
rendah garam dan tidak mengalami
Desa Pucangan
kekambuhan.
pola
terjadinya
makan
dengan
SARAN
Hasil penelitian ini diperkuat
1. Bagi Instansi Puskesmas dan Dinas
oleh penelitian yang dilakukan oleh
Kesehatan
Arif, dkk (2013), yang menyimpulkan
Diharapkan
bahwa pola makan seperti kebiaaan
pelayanan kesehatan yang optimal
asupan
di
garam
(p
=
0,001)
dan
dapat
Posyandu,
memberikan
terutama
tentang
konsumsi makanan berlemak (p =
kesehatan lansia yang berkaitan
0,029) yang nilainya lebih kecil dari
dengan masalah-masalah stres dan
= 0,05 berhubungan signifikan dengan
pola makan lansia.
kejadian hipertensi pada lansia di
2. Bagi Masyarakat Setempat
Pusling Desa Klumpit UPT Puskesmas
Diharapkan dapat mencari informasi
Gribig.
dan
berusaha
nasehat SIMPULAN 1. Sebagian
untuk
dokter
mematuhi
atau
tenaga
kesehatan terhadap hal-hal yang besar
lanjut
usia
di
harus
dihindari
yang
dapat
kejadian
dan
Posyandu Lansia Desa Pucangan
menyebabkan
mempunyai tingkat stres berat.
kekambuhan hipertensi pada lansia
12 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
misalnya tentang pola makan yang benar
pada
lansia
penderita
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2005). Nursing:
Medical
Surgical
bisa
Clinical
Management
mengurangi tingkat stres pada lansia
Positive
penderita hipertensi
ed.Philadelphia: Elsivier Inc
hipertensi
dan
supaya
3. Bagi Peneliti berikutnya
for
Outcome.7th
Brown, E.M. Leung, T. S., Collis, W.
Bagi peneliti lain menggunakan
B., Salmon, A. P. (2004). Heart
variabel lain yang belum diteliti,
Sound Made Easy. London:
seperti umur, jenis kelamin, umur,
Curchill Livingstone-Elsevier.
pekerjaan, sikap, pengetahuan dan
Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi
perilaku kesehatan dengan sampel
Penyakit
yang lebih banyak atau dengan
Jakarta: Rineka Cipta.
metode penelitian yang berbeda.
Corwin,
E.J.
Menular.
Tidak
(2009).
Buku
Saku
Patofisiologi. Jakarta. EGC.
Dhauhar, A, Rusnoto. (2013). Faktor-
Daftar pustaka Abdul,
N.
(2011).
Keperawatan
Dasar-Dasar
Jiwa
Pengantar
Dan Teori. Jakarta: Salemba
Medika. Agus, K. (2004). Gizi Dan Kesehatan. Jakarta: UMM Press Ari, I. (2013). Gizi Terapan. Bandung: S.
(2010).
Penelitian
suatu
Prosedur Pendekatan
Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
Bishop, A. J. (2008). Stres and depression
among
residents
in
older religious
monasteries : Do Friends and God
Matters
yang
Berhubungan
dengan
Kejadian
Hipertensi
pada Lansia di Pusling Desa Klumpit
UPT
Puskesmas
Gribig Kudus. JIKK. Vol. 4, No 2, Juli 2013 : 18-34. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2012). Pedoman Pelayanan Kesehatan
Remaja Rosdakarya Arikunto,
faktor
international
Journal of Aging and Human Development, 67, 1-23.
Bagi Usia Lanjut Di Provinsi Jawa Tengah: Semarang
Fatimah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga Fahrun, NR, Efendi (2011). Hubungan Kepatuhan Diet Rendah Garam dan Terjadinya Kekambuhan pada
Pasien
Hipertensi
di
Wilayah
Puskesmas
Pasongsongan
Kabupaten
13 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
Sumenep
Madura.
Nasional
Soft
Seminar
Skill
and
Character Building. Surabaya:
UMSurabaya. Gunawan,
L.
dan
Praktek. Edisi 4. Alih
Bahasa:
Renata
dkk. Jakarta: EGC Ryan, AL. (2013). Analisis Pengaruh
(2005).
Hipertensi
Faktor
Stres
Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:
Kekambuhan
Gramedia.
Hipertensi
Khalid, M. (2012). Merawat Lansia Dengan
Komalasari,
Cinta
Dan
Kasih
terhadap Penderita
di
Puskesmas
Bendosari
Sukoharjo.
Prosiding
Seminar
Ilmiah
Sayang. Yogyakarta : Pustaka
Nasional Kesehatan , ISSN :
Pelajar
2338-2694.
Marliani, L. (2007). 100 Question & Answer
Hipertensi.
Jakarta:
Muhammadun, AS. (2010). Hidup hipertensi.
Hipertensi. Jakarta: PT Intisari
Mediatama
Elex Media Komputindo bersama
Sheps, S.G. (2005). Mayo Clinic
Jogjakarta:
in-
Stanley., Mickey., & Beare, P. G. (2006).
Gerontological
Books
nursing: Promoting Succesful
Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku
aging with older adults. Third.
Kesehatan.
Jakarta:
Rineka
Davis Company
Cipta Nugroho, W. (2008). Perawatan Usia Lanjut. Jakarta: EGC
Nursalam.
(2003).
Penerapan
Konsep
dan
Penerapan
Alih
Jiwa.
Bahasa Ramosa. Jakarta : EGC.
Metodologi
Konsep
Sugiyono.
(2013).
Penelitian
Jakarta: Salemba Medika (2008).
Stuart, Gail W. (2006). Buku Saku Keperawatan
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Nursalam.
Edition. Philadelphia: F. A
dan
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Kualitatif
Metodelogi Kuantitatif,
Dan
R
&
D.
Bandung: Alfabeta Sustrani. (2004). Hipertensi. Jakarta:
Jakarta: Salemba Medika
Gramedia Pustaka Utama
Potter, P. A ., & Perry , A .G. (2005).
Suyono, S. (2004). Buku Ajar penyakit
Buku
Ajar
Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses,
dalam Jilid II FKUI. Jakarta:
Balai Pustaka
14 Hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa Pucangan.
Syahmien, M. (2009). Ilmu Gizi 2 Penanggulangan
Gizi Buruk.
Jakarta: PT Bhratara Niaga Media
Psychiatric Research 17: 37-49, 1983 Yunita Saban, Mona P., Rivelino S. (2013). Hubungan Pola Makan
Udjianti, W. J. (2011). Keperawatan Kardiovaskular .
Jakarta:
Pada
Kejadian Lansia
di
Hipertensi Poliklinik
Rawat Jalan Rumah Sakit Kota
Salemba Medika Valentina, L. (2004). Aplikasi Klinis Patofisiologi:
dengan
Pemeriksaan
&
Manajemen Edisi 2. Jakarta:
Tidore. Ilmiah
Prosiding Nasional
Seminar Kesehatan,
ISSN : 45-53, 2013.
EGC Wajan,
J.
(2010).
Keperawatan
Kardiovaskular.
Cetakan
Kedua. Jakarta: Salemba Wiryowidagdo M.(2005).
S,
Tanaman
Sitanggang Obat
Untuk
Penyakit Darah Tinggi dan Kolesterol.
Jakarta : Agro Medika Pustaka Medika Yekti, S. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi.
Yogyakarta:
PT.Andi ofset Yesevage JA, Brink TL, Rose TL, Lum O, Huang V, Adey MB, Leirer VO: Development and validation
of
a
geriantric
depression screening scale: A preliminary report. Journal of
.
*Rizqi Kurniawan: Mahasiswa S-1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura. **Abi Muhlisin, S.KM., M.Kep. : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura. ***Endang Zulaicha S, S.Kp): Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Post 1 Kartasura.