11_2015nangka_putu.pdf

  • Uploaded by: Ziqhril Hakim
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 11_2015nangka_putu.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,219
  • Pages: 4
iptek hortikultura

MENGENAL NANGKA DAN KERABATNYA Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) tergolong ke dalam famili Moraceae dan diyakini berasal dari India serta telah menyebar luas di berbagai daerah tropis, terutama di Asia Tenggara. Nangka tumbuh dengan baik di iklim tropis sampai dengan 25o Lintang Utara maupun Selatan. Tanaman ini menyukai wilayah dengan curah hujan lebih dari 1.500 mm/tahun dimana musim keringnya tidak terlalu lama, kurang toleran terhadap udara dingin, kekeringan, dan penggenangan (Wikipedia 2014). Kandungan nutrisi buah nangka per 100 g bagian yang dapat dimakan adalah energi 397 kJ (95 kcal), karbohidrat 23,25 g, gula 19,08 g, serat 1,5 g, lemak 0,64 g, protein 1,72 g, vitamin A equiv. 5 μg (1%), beta-karotin 61 μg (1%), lutein dan zeaxanthin157 μg, thiamine (vit. B1) 0,105 mg (9%), riboflavin (vit. B2) 0,055 mg (5%), niacin (vit. B3) 0,92 mg (6%), pantothenic acid (B5) 0,235 mg (5%), vitamin B6 0,329 mg (25%), folate (vit. B9) 24 μg (6%), vitamin C 13,7 mg (17%), vitamin E 0,34 mg (2%), Ca 24 mg (2%), Zn 0,23 mg (2%), Mg 29 mg (8%), Mn 0,043

mg (2%), P 21 mg (3%), K 448 mg (10%), Na 2 mg (0%), dan Zn 0,13 mg (1%) (Wikipedia 2014. Dari uraian ini tampak bahwa buah nangka mengandung nutrisi yang cukup lengkap. Nangka mengandung senyawa yang mudah menguap yaitu ethyl isovalerate, 3-methylbutyl acetate, 1-butanol, propyl isovalerate, isobutyl isovalerate, 2-methylbutanol, dan butyl isovalerate. Senyawa-senyawa ini berkontribusi pada rasa manis dan aroma buah.

47

No. 11 - Agustus 2015

Selama ini tanaman nangka hanya ditanam sebagai tanaman pekarangan, jarang ada tanaman yang ditanam secara khusus dalam suatu hamparan. Demikian pula pemeliharaan tanaman yang ada sangat minim, kalau boleh dikatakan tidak ada. Sebagai salah satu komoditas hortikultura, buah nangka yang sudah matang memunyai daya simpan yang cukup pendek. Untuk itu perlu adanya inovasi agar buah nangka memunyai nilai tambah yaitu dengan melakukan pengolahan buah menjadi bentuk lain seperti keripik, dodol, dan lain-lain. Selain daging buah yang dapat dikonsumsi, biji nangka dapat direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan. Selain itu buah nangka muda sangat digemari sebagai bahan sayuran di berbagai daerah (Sidhu 2012). Beberapa kerabat nangka antara lain : Cempedak (Artocarpus integer, Artocarpus champeden (Lour) Spreng) Sebutan lain untuk cempedak antara lain campedak, nangka beurit, nongko cino, cubadak hutan, dan tiwadak. Bentuk buahnya seperti nangka dan aromanya seringkali lebih kuat. Daging buah melekat pada biji, agak tipis, lembek berserat, berwarna kuning, dan rasanya manis. Buah dimakan dalam keadaan segar atau diolah terlebih dulu. Bijinya dapat digoreng, direbus atau dibakar. Buah muda seperti halnya nangka muda, dapat dijadikan sayur. Tidak seperti nangka, keseluruhan massa daging buah beserta bunga-bunga steril atau gagal (‘dami’) mudah lepas dari poros/hati apabila masak. Biji bulat gepeng atau memanjang dengan ukuran 2–3 cm.

Secara alami, cempedak liar banyak dijumpai di hutan hujan dataran rendah, baik hutan primer maupun sekunder. Tumbuh hingga ketinggian sekitar 1.000 m dpl. Tanaman ini menyukai daerah dengan musim kering yang tidak tegas, lahan dengan permukaan air tanah yang dangkal, dan bahkan tahan sesekali tergenang banjir. Sukun (Artocarpus altilis, A. communis) Kulit buah sukun berwarna hijau kekuningan, dengan duri-duri yang tereduksi menjadi pola mata faset segi empat atau segi enam di kulitnya. Buah sukun memiliki bagian yang empuk, yang mirip roti setelah dimasak atau digoreng. Oleh orang Eropa, buah ini disebut sebagai “buah roti”. Buah sukun merupakan bahan pangan penting sebagai sumber karbohidrat di berbagai kepulauan di daerah tropik, terutama di Pasifik dan Asia Tenggara. Nilai energinya antara 470– 670 kJ per 100 g. Sukun dapat direbus, digoreng, disangrai atau dibakar. Daging buah yang telah dikeringkan dapat dijadikan tepung dengan kandungan pati sampai 75%, gula 31%, protein 5%, dan lemak sekitar 2%.

Sukun menyukai iklim tropis dengan suhu panas (20oC–40oC), banyak hujan (2.000–3.000 mm/tahun) dan lembab (lengas nisbi 70–90%), dan lebih cocok di dataran rendah, di bawah 600 m dpl., meski dijumpai sampai sekitar 1.500 m dpl. Kluwih (Artocarpus camansi) Beberapa literatur menganggap kluwih sebagai sukun yang berbiji. Kluwih dikenal juga sebagai timbul/kulur/kulu/kalawi. Buah kluwih berwarna hijau tua dan mempunyai duri-duri lunak dan pendek. Biji berbentuk bulat atau agak 48

iptek hortikultura

gepeng sampai agak persegi, kecokelatan, dengan ukuran sekitar 2,5 cm. Kluwih lebih banyak dipetik ketika muda untuk dijadikan sayur. Biji yang tua juga seringkali direbus, digoreng, atau disangrai untuk dijadikan camilan.

Mentawa (Artocarpus anisophylla Miq.) Nama lain mentawa adalah mentawak, puan, pupuan, mentaba, mendaba, bintawak, bakil, keledang babi, dan tarap ikal. Pohon mentawa tumbuh liar di hutan-hutan dataran rendah hingga ketinggian 1.200 m dpl. Buah yang mentah dapat dipakai sebagai bahan sayur seperti halnya nangka muda. Buah yang telah matang dapat dimakan daging buahnya. Daging buah mentawa yang manis dan harum mengandung karbohidrat hingga 92%, serat sekitar 2%, proteinnya rendah 3,5–7%, dan kadar lemak sangat rendah (Mentawa 2014).

Biji mentawa mengandung 40–60% karbohidrat, serat sekitar 17%, dan protein 10–13%. Biji dikonsumsi dengan cara disangrai terlebih dahulu. Marang (Artocarpus odoratissimus Blanco) Tanaman marang memunyai ketinggian 25 m. Daun tanaman marang mirip dengan sukun, tetapi cupingnya lebih kecil. Panjang daun 16–50 cm dengan lebar 11–28 cm. Bentuk buah marang bulat, kulit buah tebal tetapi daging buah tipis. Rasa yang terbaik diperoleh ketika buah dipanen pada saat ukuran telah maksimal dan buah masih keras, selanjutnya dibiarkan sampai matang (lunak). Kulit buah berubah menjadi kuning kehijauan

pada saat matang. Bagian dalam buah serupa dengan nangka tetapi warnanya putih, daging buah biasanya lebih lunak. Bagian buah yang dapat dimakan sedikit. Buah jika telah dibuka harus segera dimakan karena rasa akan cepat berubah dan teroksidasi. Selain daging buah, biji marang juga dapat dikonsumsi setelah direbus dan disangrai. Plutan (Artocarpus sericicarpus) Buah ini dikenal juga sebagai pedalai. Tanaman asli dari Malaysia dan Kalimantan ini tumbuh secara liar. Buah pluntan memunyai rambut seperti buah rambutan dan kulit buah berubah warna menjadi kuning cokelat ketika matang. Bagian dalam buah berwarna putih dan lunak. Daging buah selama ini dikonsumsi dalam keadaan segar. Sama halnya dengan nangka, pluntan mengandung karbohidrat yang tinggi, 49

No. 11 - Agustus 2015

serat, dan mineral yang seperti Kalium. Biji pluntan dapat dikonsumsi dengan cara direbus atau dibakar/sangrai. Pingan (Artocarpus sarawakensis) Buah dapat dimakan dan mempunyai rasa yang cukup baik. Daging buah tidak melekat pada biji dan berwarna putih keruh. Seperti halnya dengan kerabat lainnya, biji pingan dapat dimakan dengan cara disangrai terlebih dahulu.

putih, lunak, dan manis (Sky Field Tropical 2014). Biji berwarna putih, berukuran kecil dan dapat dikonsumsi dengan cara disangrai. Daun, buah, dan kulit batang Artocarpus elastica mengandung saponin dan polifenol, disamping itu daun dan buahnya juga mengandung flavonoida.

DAFTAR PUSTAKA 1. Sky Field Tropical 2014, Artocarpus sericicarpus (Pedalai), diunduh 28 April 2014, . 2. Wikipedia, Jackfruit, diunduh 3 Mei 2014, . 3. Wikipedia, Nangka, diunduh tanggal 3 Mei 2014, . 4. Wikipedia 2014, Mentawa, .

Buah berada pada ujung ranting dengan tangkai buah yang cukup panjang. Tanaman pingan tumbuh pada tempat yang beriklim panas dan lembab. Tarap (Artocarpus elasticus Reinw.) Kerabat ini mempunyai daerah penyebaran yang sempit. Buah berbentuk bulat, berduri lunak, dan panjang. Kulit buah hijau dan keras sewaktu muda, berangsur- angsur cokelat kekuningan dan lunak kalau sudah masak. Daging buah berwarna

50

5. Sidhu, AS 2012, Jackfruit improvement in the Asia-Pacific region, Asia-Pacific Association of Agricultural Research Institutions c/o FAO Regional Office for Asia and the Pacific, Bangkok, Thailand.

Indriyani, NLP dan Ihsan, F Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jln. Raya Solok - Aripan Km. 8 Solok, Sumatera Barat 27301 E-mail : [email protected]

More Documents from "Ziqhril Hakim"