SKROFULODERMA (TUBERKULOSIS KUTIS KOLIQUATIVA) ICD X. A18.4 Sunarko Martodiharjo Sawitri Evy Ervianti
SKROFULODERMA (TUBERKULOSIS KUTIS KOLIQUATIVA) ICD X. A18.4 BATASAN Tuberkulosis subkutan yang menimbulkan pembentukan abses dingin dan pecah secara sekunder pada kulit diatasnya. Bisa disebabkan oleh kuman multibasiler atau pausibasiler. Skrofuloderma sering disebut dengan tuberkulosis kutis koliquativa. GEJALA KLINIS Paling sering pada regio parotis, submandibula, supraklavikula dan bisa bilateral. Pada awalnya skrofuloderma muncul sebagai nodul subkutan, batas jelas, mudah digerakkan dan tanpa gejala. Lesi membesar dan melunak, setelah beberapa bulan terjadi perlunakan dengan perforasi, membentuk ulkus dan sinus. Ulkus biasanya linear atau serpiginosa, tepi menggaung kebiruan dengan dasar jaringan granulasi dan lunak. Pada masa penyembuhan terbentuk jaringan parut seperti jembatan pada daerah ulseratif atau bahkan di atas kulit normal. Uji tuberkulin biasanya positif. Histopatologi: Nekrosis yang masif serta pembentukan abses di bagian tengah lesi, tidak spesifik tetapi bagian tepi abses atau sinus terdapat granuloma tuberkuloid. DIAGNOSIS Diagnosis mudah ditegakkan terutama bila telah ada penyakit limfadenitis tuberkulosa, atau tuberkulosis tulang atau sendi. Hasil positif dari kultur sebagai kepastian diagnosis. Pemeriksaan PCR bisa dilakukan untuk mengidentifikasi DNA mycobacterium pada jaringan spesimen. DIAGNOSIS BANDING - Sporotrikosis - Hidradenitis suppurativa - Guma sifilitika
- Actinomycosis - Infeksi mycobakterial atipikal PENATALAKSANAAN Pada umumnya, penatalaksanaan skrofuloderma sama dengan tuberkulosis di organ lain. Tujuan terapi adalah untuk menyembuhkan secepat mungkin dan mencegah kekambuhan. Pilihan 1
Pilihan 2
Pilihan 3
awal
berikutnya
awal
berikutnya
berikutnya berikutnya
Obat anti tuberkulosis
8 minggu
16 minggu
2 minggu
6 minggu
16 minggu
9 bulan
Rifampicin 10mg/kg
Setiap hari
2-3 kali/ minggu
Setiap hari Setiap hari
Setiap hari
3kali / minggu
Isoniazid 5mg/kg
Setiap hari
2-3 kali/ minggu
Setiap hari Setiap hari
Setiap hari
3kali / minggu
Pirazinamide 30mg/kg
Setiap hari
Setiap hari Setiap hari
3kali / minggu
Ethambutol 15mg/kg Atau Streptomycin 15mg/kg
Setiap hari
Setiap hari
3kali / minggu
2kali /minggu
Total pengobatan 6 bulan, kecuali pada pasien dengan infeksi HIV, durasi pengobatan sekurang-kurangnya 9 bulan. DAFTAR PUSTAKA 1. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew's Disease of the Skin Clinical Dermatology. 11th ed. Canada: Elsevier; 2011 2. Tappeiner G. Tuberculosis and Infection with Atypical Mycobacteria. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, editors. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7Th ed. Newyork; McGraw Hill Medical; 2008.p.176877
3.
Yates VM. Mycobacterial Infection. In: Burn T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook's Text Book of Dermatology. 8 th ed. Massachusetts: Blackwell Publishing; 2010. 31.1-31.29
TUBERKULOSIS KUTIS VERUKOSA ICD X. A18.4 Sunarko Martodiharjo, Sawitri, Evy Ervianti BATASAN Tuberkulosis kutis verukosa terjadi akibat inokulasi kuman pausibasiler secara eksogen pada kulit individu yang sudah tersensitisasi sebelumnya dengan imunitas kuat terhadap Mycobacterium tuberculosis. PATOFISIOLOGI Inokulasi terjadi pada luka minor atau kadangkala akibat sputum pasien sendiri. Anak-anak bisa terinfeksi ketika bermain di tanah yang terkontaminasi dengan material yang infeksius. GEJALA KLINIS Lesi biasanya di punggung tangan (dorsum manus), atau pada anakanak dapat terjadi di ekstremitas bagian bawah, diawali dengan papula kecil asimtomatik atau papulopustul dengan halo inflamasi berwarna ungu, kemudian menjadi hiperkeratotik. Pertumbuhan yang lambat
dan ekstravasasi ke perifer dengan atau tanpa penyembuhan ditengah, menimbulkan plak verukous dengan tepi ireguler, terjadi fisura di permukaan, mengeluarkan eksudat purulen. Lesi biasanya soliter, dan adenopati regional bisa muncul jika terjadi sekunder infeksi. Uji tuberkulin biasanya positif kuat. Histopatologi: ditemukan hiperplasia pseudoepitheliomatosa dengan hiperkeratosis yang jelas, sel epiteloid, giant cell ditemukan dibagian atas dan tengah dermis, infiltat radang, dan abses di superfisial dermis. DIAGNOSIS BANDING -Veruka atau keratosis -Lupus vulgaris hiperkeratotik -Blastomycosis -Liken planus hipertropik -Chromomycosis -Bromoderma -Sifilis tersier -Mykobakterium atipikal PENATALAKSANAAN Pada umumnya, penatalaksanaan tuberkulosis kutis sama dengan tuberkulosis di organ lain. Tujuan terapi adalah untuk menyembuhkan secepat mungkin dan mencegah kekambuhan.
Obat anti tuberkulosis Rifampicin 10mg/kg Isoniazid 5mg/kg Pirazinamide 30mg/kg Ethambutol
Pilihan 1 awal 8 minggu
Pilihan 2 berikutnya 16 minggu
Setiap hari
2-3 kali/minggu 2-3 kali/minggu
awal 2 minggu
Pilihan berikutnya be 6 minggu 16
Setiap hari
Setiap hari
Set
Setiap hari
Setiap hari
Set
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
2kali
Setiap hari
15mg/kg Atau Streptomycin 15mg/kg
/minggu
Total pengobatan 6 bulan, kecuali pada pasien dengan infeksi HIV, durasi pengobatan sekurang-kurangnya 9 bulan. DAFTAR PUSTAKA 1. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrew's Disease of the Skin Clinical Dermatology. 11th ed. Canada: Elsevier; 2011 2. Tappeiner G. Tuberculosis and Infection with Atypical Mycobacteria. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, editors. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7Th ed. Newyork; McGraw Hill Medical; 2008.p.1768-77 3. Yates VM. Mycobacterial Infection. In: Burn T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook's Text Book of Dermatology. 8th ed. Massachusetts: Blackwell Publishing; 2010. 31.1-31.29