Kita tak lagi menuju tujuan yang sama.. Akhir-akhir ini, aku bermimpi tentang kita. Bagaimana waktu bisa merubah segalanya. Satu tahun terasa sesingkat bulan purnama, dan pergi secepat itu tanpa berpamitan. Mungkin kau tak paham, namun rindu dan ketakutan yang aku rasa tak pernah seharipun gugur. Tak ada hari yang lewat tanpa takut kehilangan. Kelak nanti ketika jari-jari kita sudah tak saling mengisi sela-sela ruang kosong yang ada, ketika bulan tak lagi menyanyikan lagu-lagu yang menemani tidur. Waktu jalan kita tak lagi menuju satu tujuan yang sama, dan musim dingin menampakkan dirinya kembali. Masa ketika kita sama-sama memandang langit dan bumi di tempat berbeda, dan sibuk dengan dunia tanpa lagi kata-kata ‘kita’. Saat itu, ingatlah kita pernah berjalan beriringan dan merasakan pahit manisnya sebuah cerita. Ingatlah, bahwa pernah ada seseorang yang mencintaimu begitu dalam.
Untukmu , Ketika langit malam mendatangkan gelisah tak tentu.. Berputar menghilangkan arah, Menggoreskan luka satu per satu, Membiarkan api menjauhi kata padam. Bercerita bagaimana ombang menerjang tebing.. Mengharapkan tertidurnya bunga dan langit malam.. Apakah seperti ini rasanya kehilangan akal sehat? Tertusuk belati yang diciptakan sendiri.. Lalu kau datang tak terduga, Menganggap semua itu tiada, Diam tak berpuisi, tak beraksara, Memilih untuk berlabuh dan tak sedetikpun meninggalkan.. Untukmu dan rasa yang tak terdefinisi, Terima kasih..