1. Ade Wira P.v. 2. Bagus Iman Santoso 3. Faiz Albar 4. Iqbal Nurussalam 5. Ricardo Simon L. Kelompok 2

  • Uploaded by: Faiz Albar
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 1. Ade Wira P.v. 2. Bagus Iman Santoso 3. Faiz Albar 4. Iqbal Nurussalam 5. Ricardo Simon L. Kelompok 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,205
  • Pages: 20
KELOMPOK 2 : 1. 2. 3. 4. 5.

ADE WIRA P.V. BAGUS IMAN SANTOSO FAIZ ALBAR IQBAL NURUSSALAM RICARDO SIMON L.

MARPOL 73/78 

adalah sebuah peraturan nternasional yang bertujuan untuk mencegah terjadinya pencemaran di laut. Setiap system dan peralatan yang ada di kapal yang bersifat menunjang peraturan ini harus mendapat sertifikasi dari klas.

MARPOL Annex I 

Berisi mengenai peraturan untuk mencegah pencemaran oleh tumpahan minyak dari kapal



Untuk menyesuaikan dengan peraturan ini, maka setiap kapal harus memenuhi perlengkapan sebagai berikut:

Oil record book  adalah suatu record kapal tentangsegala

aktivitas yang berhubungan dengan oil. Mulai dari proses discharge cargo, discharge slop tank, pembersihan cargo tank, dan sebagainya. SEgala bentuk pencatatan harus selalu ada di kapal, bila ada pemeriksaan berkala atau pemeriksaan setempat.

Oil discharge monitoring system  adalah suatu system yang mengontrol kadar

minyak dalam air yang akan dibuang ke laut. System monitoring harus berfungsi dengan baik dalam berbagai kondisi lingkungan untuk memonitor dan mongontrol segala macam pembuangan minyak ke laut karena pembuangan dari air ballast kotor dan segala macam minyak bercampur air dari cargo tank ke laut yang tidak terkontrol oleh system monitoring adalah suatu bentuk pelanggaran.

MARPOL Annex II  Peraturan-peraturan untuk pengawasan

pencemaran oleh zat-zat cair beracun dalam jumlah besar  Annex II ini berlaku untuk semua kapal yang mengangkut muatan curah cair yang beracun.

Kategorisasi dan daftar zat cair beracun  1. Kategori A ;

Semua Zat cair berbahaya yang apabila dibuang ke laut dari tangki sisa pembersihan atau pembuangan tangki ballast dapat menyebabkan resiko yang sangat besar terhadap sumber – sumber alam di laut maupun terhadap kesehatan manusia atau dapat menyebabkan gangguan serius terhadap kenyamanan seluruh fungsiguna laut dan dengan demikian membenarkan terhadap penggunaan aturan / ukuran anti pencemaran yang keras  2. Kategori B ;

Semua Zat berbahaya yang apabila dibuang ke laut dari tangki sisa pembersihan atau pembuangan tangki ballast dapat menyebabkan resiko terhadap sumber – sumber alam di laut maupun terhadap kesehatan manusia atau dapat menyebabkan ganguan terhadap kenyamanan seluruh fungsiguna laut dan dengan demikian membenarkan terhadap pengguna aturan / ukuran anti pencemaran yang khusus

 3. Kategori C ;

Semua Zat cair berbahaya yang apabila dibuang ke laut dari tangki sisa pembersihan atau pembuangan tangki ballast dapat menyebabkan resiko yang kecil ( minor hazard ) terhadap sumber – sumber alam di laut maupun terhadap kesehatan manusia atau dapat menyebabkan ganguan terhadap kenyamanan seluruh fungsional yang khusus . 4. Kategori D ; Semua Zat cair berbahaya yang apabila dibuang ke laut dari tangki sisa pembersihan atau pembuangan tangki ballast dapat menyebabkan resiko yang dapat di kenali terhadap sumber – sumber alam di laut maupun terhadap kesehatan manusia atau dapat menyebabkan ganguan minimal terhadap kenyamanan seluruh fungsiguna laut dan dengan demikian memerlukan perhatian – perhatian pada kondisi – kondisi operasional.

 3. Kategori C ;

Semua Zat cair berbahaya yang apabila dibuang ke laut dari tangki sisa pembersihan atau pembuangan tangki ballast dapat menyebabkan resiko yang kecil ( minor hazard ) terhadap sumber – sumber alam di laut maupun terhadap kesehatan manusia atau dapat menyebabkan ganguan terhadap kenyamanan seluruh fungsional yang khusus . 4. Kategori D ; Semua Zat cair berbahaya yang apabila dibuang ke laut dari tangki sisa pembersihan atau pembuangan tangki ballast dapat menyebabkan resiko yang dapat di kenali terhadap sumber – sumber alam di laut maupun terhadap kesehatan manusia atau dapat menyebabkan ganguan minimal terhadap kenyamanan seluruh fungsiguna laut dan dengan demikian memerlukan perhatian – perhatian pada kondisi – kondisi operasional.

MARPOL Annex III  Peraturan ini dimaksudkan untuk mencegah

terjadinya pencemaran laut oleh barangbarang yang memiliki sifat berbahaya (baik secara fisis maupun kimia) sehingga perlu mendapatkan perlakuan-perlakuan khusus Substansi berbahaya dan kemasan yang dimaksud adalah substansi yang masuk dalam criteria IMDG (International Maritime Dangerous Good) code.

PERATURAN  Sebagai pengimplementasian dari aturan

tersebut, maka harus dilakukan beberapa prosedur sebagai berikut: 1. Kemasan harus cukup untuk meminimalisasi bahaya yang mungkin ditimbulkan kepada lingkungan. 2. Kemasan yang berisi substansi berbahaya harus dilengkapi dengan informasi terperinci dan terpasang label bahwa merupakan marine pollutant.

3. Material untuk penandaan dan pemberian

label harus bertahan selama 3 bulan pelayaran 4. Semua barang harus dilengkapi dengan sertifikat-sertifikat sebagai bahan pemeriksaan. 5. Semua barang yang berbahaya harus tersimpan dengan aman sehingga tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan laut dengan tidak membahayakan kapal dan penumpangnya. 6. Pembatasan jumlah substansi yang sekiranya dapat membahayakan lingkungan laut.

MARPOL Annex IV  berisi seperangkat peraturan tentang

pembuangan limbah ke laut dari kapal. Limbah berarti : a. Pembuangan dari toilet, urinal ( tempat kencing ) dan saluran – saluran WC lainnya. b. Pembuangan dari saluran limbah medis ( pispot, dispensary/obat – obatan ) dll, c. Pembuangan dari tempat – tempat di mana berisi bintang – bintang hidup atau, d. Semua air pembuangan yang tercampur hal – hal tersebut di atas

PERATURAN  Berdasarkan marpol annex IV kotoran-

kotoran dapat dibuang dalam jarak 4 mil dengan sewage treatment  Atau 12 mil tanpa menggunakan sewage treatment  Pembuangan tidak di buang sekaligus tetapi dialirkan pada saat kapal melaju minimal 4 knots  Selama di pelabuhan limbah di buang ke Receiption Facility

MARPOL Annex V  Sampah adalah semua jenis sisa makanan

dari atas kapal dan sisa operasional tidak termasuk ikan segar dan bagian – bagian lainnya, yang dihasilkan selama pengoperasian kapal secara normal yang diharuskan dibuang secara terus menerus atau secara berkala kecuali zat – zat yang mana telah dicantumkan dalam aturan – aturan lainnya pada konfensi terakhir.

PERATURAN  Diberlakukan untuk semua kapal – kapal tidak

terkecuali yang tercantum dalam Annex ini  Dilarang membuang sampah kelaut semua jenis plastic termasuk tali manila, jaring – jaring ikan sintetik, kantong sampah plastic dan abu produk plastic yang mana mengandung racun atau sisa / residu logam.  Dilarang membuang sampah didekat pantai sejauh dapat dilakukan dengan jarak tidak kurang dari : 1. 25 Nautical mil untuk dunnage, lining, dan material yang dapat mengapung 2. 12 Nautical mil untuk sisa makanan dan semua sampah termasuk kertas produk, kain, kaca, logam botol – botol dan barang perak.

PENGECUALIAN  Peraturan tidak diberlakukan untuk :

1. Pembuangan sampah yang mendesak / penting dari kapal dengan alasan untuk keselamatan kapal dan keselamatan di laut. 2. Sampah yang dihasilkan karena adanya kerusakan kapal atau pemasangan semua peralatan dengan alasan sebagai tindakan pencegahan yang dilakukan sebelum dan sesudah kejadian kerusakan untuk mencegah atau memperkecil kerusakan yang terjadi. 3. Kehilangan net / jala – jala ikan yang di pasang dengan alasan untuk tindakan pencegahan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kehilangan yang lebih banyak.

 Pembuangan sampah ke laut seperti

sampah makanan dan sampah lainnya termasuk kertas, majun, kaca, logam, botol, dan barang – barang tembikar dapat dilakukan dengan sarat sudah dicampur dan dihancurkan dengan lebar tidak boleh lebih 25 mm dan sejauh mungkin dari daratan tetapi tidak boleh kurang dari 3 mil.

MARPOL Annex VI  Peraturan pencegahan pencemaran udara

oleh gas buang cerobong kapal berlaku terhadap kapal yang memiliki mesin diesel dengan tenaga output lebih dari 130 kw

PERATURAN  Kandungan belerang dari setiap bahan

bakar yg dipakai dikapal tidak boleh lebih dari 4,5% m/m dan harus ada dokumen di kapal sebagai pembuktian.  Temperatur incenerator minimum 8500c mampu menghasilkan temperatur minimum 6000 c dalam waktu 5 menit  Dilarang membakar bahan yang mengandung : 1. polychlonated bipehenyls 2.logam berat dan campuran halogen

Related Documents


More Documents from ""