LAPORAN 03 PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM ELEKTRONIKA
DETEKTOR BCD
Disusun oleh : ABDUL HARIS HERYANI 06502241010
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009
A. Kompetensi Setelah selesai praktikum mahasiswa dapat : Membuat detektor BCD B. Sub Kompetensi Setelah selesai praktikum mahasiswa dapat: 1. Merancang rangkaian sekuensial mode clock 2. Membuat detector BCD
C. Dasar Teori Diagram Umum Rangkaian Sekuensial X
Z
Rangkaian kombinatoria l
mi = masukan memori mo = keluaran memori
mo
CLK
x = masukan
mi
Z
= keluaran
CLK = clock
Ragkaian memori
Gb.1 Diagram Sekuensial Prosedur perancangan : 1. Urutan langkah langkah dalam proses analisis adalah Persamaa Persamaa Tabel n n Keadaan Rangkaia transisi masukan berikutny n elemen a memori
Diagram keadaan
Gb.2 Diagram Proses Analisis 2. Urutan langkah langkah dalam proses sintesis; Diag. Keadaa Diskripsi Fungsi
1
Tabel. Keadaa
2
Tabel keadaa n
minim
3
Tabel Transi si
State assignment
Gb.3 Diagram Proses Sintesis
Pers. masuka n elemen memori
4
5 Rangkaian
D. Alat/Instrumen Catu Daya DC 5V
Transistor 3 buah
Saklar secukupnya
Lampu Indikator
IC 7447 3 buah
Decoded 7 segment
Pembangkit pulsa
Resistor 220 Ohm 1.buah
E. Langkah Kerja Merancang detektor BCD dengan langkah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan fungsi detektor BCD: Rangkaian detektor BCD dapat mendeteksi kode BCD yang dimasukan lewat X secara berturutan dalam 4 kali pereode clock. Output Z akan berlevel 0 bila yang dimasukan termasuk kode BCD, dan akan berlevel 1 bila yang dimasukkan bukan kode BCD 2. Membuat diagram keadaan A, B, C, ... L, N, dan
0 /0
A
1 /0
O adalah state XП/Z
0 /0
X = masukan ( 0 / 1) П = pulsa clock Z = output
0 /0
C
D
B
1 /0 0 /0
E
0 /0
1 /0
G
F
1 /0 0 /0
H
K
J
I
1 /0
1 /0 0 /0
L
N
M
1 /0
O
0,1 /0 0,1 /0 0,1 /0 0,1 /0 0,1 /0 0,1 /1 0,1 /1 0,1 /1 Gb.4 Diagram Keadaan 3. Ubah diagaram keadaan dalam bentuk tabel keadaan Keadaa Awal Qt A B C D E F G H I J K L M N O
Keadaan Berikut Qt+1, Z X=0 X=1 B,0 C,0 D,0 A,0 A,0 G,0 A,0 A,0 J,0 K,0 A,0 A,1 A,0 A,1 A,1
I,0 F,0 E,0 A,0 A,0 H,0 A,0 A,0 M,0 L,0 A,0 A,1 O,0 A,1 A,1
4. Mereduksi keadaan dari dari tabel -1 dengan cara ” berawal dari keadaan yang berbeda menghasilkan keadaan berikut yang sama berati keadaan awal itu identik ” Keadaan Awal Qt A B C (CF) D (DEGHK) E F G H I J K L (L N O) M N O
Keadaan Berikut Qt+1, Z X=0 X=1 B, 0 I ,0 C (CF), 0 F (CF), 0 D (DEGHK), 0 E (DEGHK), 0 A ,0 A ,0 A ,0 A ,0 G (DEGHK), 0 H (DEGHK), 0 A ,0 A ,0 A ,0 A ,0 J ,0 M ,0 K (DEGHK), 0 L (LNO), 0 A ,0 A ,0 A ,1 A ,1 O (LNO), 0 O (LNO), 0 A ,1 A ,1 A ,1 A ,1
5. Menentukan tabel keadaan minimal Tabel 3. Tabel Keadaan Tereduksi Keadaan Awal Qt
Keadaan Berikut Qt+1, Z X=0 X=1 B, 0 I ,0 CF, 0 CF, 0 DEGHK, 0 DEGHK, 0 A ,0 A ,0 J ,0 M ,0 DEGHK, 0 LNO, 0 A ,1 A ,1 LNO, 0 LNO, 0
A B CF DEGHK I J LNO M
6. Membuat diagram keadan minimal A 0/ 0
B
1/ 0
I
x/0
x/0
CF x/0 DEGHK
1/ 0
0/ 0 J 0/ 0
M 1/ 0
x/1
x/0 LNO
Gb.5 Diagram Keadaan Minimal 7. Menentukan jumlah FF, dan persamaan masing-masing masukan, serta persamaan ouput Z.
8. Implementasikan formula dalam bentuk rangkaian 9. Amati tampilan pada seven segmen dan LED 10.Juga amati hubungan input, memori, dan output, dengan Logik analyser bila di beri masukkan Word Generator F. ANALISA DATA Merancang detektor BCD dengan langkah sebagai berikut: 1. Mendiskripsi fungsi detektor BCD:
Rangkaian detektor BCD dapat mendeteksi kode BCD yang dimasukan lewat X secara berturutan dalam 4 kali pereode clock. Output Z akan berlevel 0 bila yang dimasukan termasuk kode BCD, Output Z akan berlevel 1 bila yang dimasukkan bukan kode BCD. 2. Membuat diagram keadaan
3. Mengubah diagram keadaan dalam bentuk tabel keadaan, kemudian
mereduksi keadaan dari dari tabel -1 dengan cara ” berawal dari keadaan yang berbeda menghasilkan keadaan berikut yang sama berati keadaan awal itu identik ” Tabel keadaan
Reduksi Tabel Keadaan
4. Menentukan tabel keadaan minimal, kemudian membuat diagram
keadaan minimal Tabel keadaan minimal Keadaan Awal Qt
Keadaan Berikut
LNO M
X=0 B, 0 CF, 0 DEGHK, 0 A ,0 J ,0 DEGHK, 0 A ,1 LNO, 0
Keada
Keadaan
Awal
Qt+1, Z X= X=1
A B CF DEGHK I J
A B C D I J L M
Diagram keadaan minimal
B, 0 C, 0 D, 0 A,0 J,0 D, 0 A, 1 L, 0
I,0 C, 0 D, 0 A,0 M,0 L, 0 A,1 L, 0
X=1 I ,0 CF, 0 DEGHK, 0 A ,0 M ,0 LNO, 0 A ,1 LNO, 0
5. Membuat tabel transisi
Tabel transisi
Awal Qt
Qt+1,Z (X = 0)
Qt+1,Z (X = 1)
Q2 Q1 Q0 D2 D1 D0 Z D2 D1 D0 Z 0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 1 0 0 1 1 0
0 0 0 0 1 0 0 1
0 1 1 0 0 1 0 1
1 1 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 1 1 0 1
0 1 1 0 1 1 0 1
0 1 0 0 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 1 0
6. Menentukan jumlah FF, dan persamaan masing-masing masukan, serta persamaan ouput Z.
D2 XQ 2
D2 = XQ2Q1 D1 XQ 2
Q1 Q0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 Q2Q0
1 1
1 0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
+
XQ1Q0
Q1 Q0 0 0 0 1
1 1
0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 D1 = XQ2Q0 +XQ2Q1 +Q2Q0 + Q2Q1Q0
D0 XQ 2
+
1 0 0 1 1 0 + Q1Q0
Q1 Q0 0 0 0 1
0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 D0 = XQ1Q0 + XQ1Q0 + Q2Q1Q0 Q1 Z Q0 XQ 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 Z = Q2Q1Q0
1 1
1 0
0
0
0
1
0
1
0
0
XQ2Q1 +
1 1
1 0
0
0
1
0
1
0
0
0
Dari hasil penghitungan menggunakan peta karnaugh, maka dihasilkan formula masukkan untuk masing-masing flip-flop adalah sebagai berikut: D2 = Q2Q0 + XQ1Q0 + XQ2Q1
D1 = XQ2Q0 +XQ2Q1 + Q1Q0 +Q2Q0 + Q2Q1Q0 D0 = XQ1Q0 + XQ2Q1 + XQ1Q0 + Q2Q1Q0 Z = Q2Q1Q0 7. Mengimplementasikan formula dalam bentuk rangkaian
Dengan formula masukkan yang didapatkan untuk flip-flop : a. D2 terdapat 1 buah gerbang OR dengan 3 input dari output 3 buah
gerbang AND b. D1 terdapat 1 buah gerbang OR dengan 5 input dari output 5 buah
gerbang AND c. D0 terdapat 1 buah gerbang OR dengan 4 input dari output 4 buah gerbang AND d. Z terdapat 1 buah gerbang AND dengan 3 input dari output Q2, Q1 dan Q0 Terdapat X sebagai input, terdapat Z sebagai output ( Z akan nyala (berlogika 1) sebagai indikasi bahwa detektor BCD bekerja, yaitu ketika lampu nyala berrati sudah bukan BCD lagi). Kemudian C sebagai Clock yang berfungsi untuk mengeksekusi. Rangkaiannya adalah sebagai berikut:
8. Mengamati tampilan pada seven segmen dan LED
Kondisi A, dengan : C
=
1
X
=
0
Z
=0
Q2 = 0 Q1 = 0 Q0 = 0
Kondisi B, dengan : C
=
1
X
=
0
Z
=0
Q2 = 0 Q1 = 0 Q0 = 1
Kondisi C, dengan : C
=
1
X
=
0
Z
=0
Q2 = 0 Q1 = 1 Q0 = 1
Kondisi D, dengan : C
=
1
X
=
0
Z
=0
Q2 = 0 Q1 = 1 Q0 = 1
Kembali pada kondisi A, dengan : C
=
1
X
=
0
Z
=0
Q2 = 0 Q1 = 0 Q0 = 0
Kondisi I, dengan C
=
1
X
=
1
Z
=0
Q2 = 1 Q1 = 0 Q0 = 0
Kondisi M, dengan C
=
1
X
=
1
Z
=0
Q2 = 1 Q1 = 1 Q0 = 0
Kondisi L, dengan C
=
1
X
=
0
Z
=0
Q2 = 0 Q1 = 0 Q0 = 0
Kembali ke kondisi L,dengan : C
=
1
X
=
1
Z
=0
Q2 = 0 Q1 = 0 Q0 = 0
Kondisi I, dengan C
=
1
X
=
1
Z
=0
Q2 = 1 Q1 = 0 Q0 = 0
Kondisi J, dengan : C
=
1
X
=
1
Z
=0
Q2 = 1 Q1 = 0 Q0 = 0
Kondisi D, dengan : C
=
1
X =
0
Z
=0
Q2 = 0 Q1 = 1 Q0 = 1
Kembali pada kondisi A, dengan : C
=
1
X
=
0
Z
=0
Q2 = 0 Q1 = 0 Q0 = 0
Kondisi I, dengan C
=
1
X
=
1
Z
=0
Q2 = 1 Q1 = 0 Q0 = 0
Kondisi J, dengan : C
=
1
X
=
1
Z
=0
Q2 = 1 Q1 = 0 Q0 = 0
Kondisi L, dengan C
=
1
X
=
0
Z
=0
Q2 = 0 Q1 = 0 Q0 = 0
Kembali ke kondisi L,dengan : C
=
1
X
=
1
Z
=0
Q2 = 0
Q1 = 0 Q0 = 0
Didapatkan dua cara agar detektor BCD dapat mengindikasikan yang nonBCD : a. Dengan X = 1, clock sebanyak 3 kali (nilai terbaca 0,4,6) untuk clock
selanjutnya output (Z) berlogika 1 (nilai terbaca 7 ) mengindikasikan detektor BCD mendeteksi non –BCD. b. Dengan X = 1, clock sebanyak 2 kali kemudian menginstruksikan X =
0, clock sebanyak sekali (nilai terbaca 0, 4, 5) kemudian menginstruksikan kembali X = 1, maka output (Z) berlogika 1 (nilai terbaca 7 ) mengindikasikan detektor BCD mendeteksi non –BCD. 9. Mengamati hubungan input, memori, dan output, dengan Logik analyser
bila di beri masukkan Word Generator.
Sesuai masukan dari word generator maka terlihat pada red indikator, seven segment dan logic analyzer seperti berikut:
0001 0000
0010
0001
0001
0000
0010
0001 0000 0001 0000
0001 0010
0001
0001
0000
0010
0001
0001
0000
0010 0001
0001
0000
0010 0001
0001
0010
0010
0001
0001
0000
0000
0000 0000
Dari tampilan yang ada bisa disimpulkan bahwa rangkaian yang dibuat merupakan rangkaian detektor BCD, dimana ketika ada bilangan non-BCD output Z akan berlogika 1 dan sebaliknya ketika ada bilangan BCD, output Z akan berlogika 0. Tampilan yang dihasilkan dengan pengaturan clock dan input X sesuai dengan diagram keadaan minimal.
G. KESIMPULAN 1. Rangkaian detektor BCD merupakan rangkaian filter (penyaring dari input X), dimana output Z akan berlogika (level) = 0 apabila kode yang dimasukkan merupakan kode BCD, dan output Z akan berlogika (level) = 1 apabila kode yang dimasukkan bukan merupakan kode BCD. 2. Pada implementasinya, rangkaian detektor BCD dapat dibangun dari 4 buah Flip – Flop dan beberapa gerbang logika yang dikombinasikan berdasarkan data perencanaan (penyederhanaan). 3. Langkah-langkah melakukan perancangan rangkaian sekuensial mode
clock adalah sebagai berikut: a. Mendiskripsikan fungsi detektor BCD b. Membuat diagram keadaan c. Tabel keadaan d. Reduksi Tabel Keadaan e. Tabel keadaan minimal f. Diagram keadaan minimal g. Tabel transisi h. Perumusan formula masukan menggunakan peta karnaugh