SPESIFIKASI TEKNIS
A.
PENJELASAN UMUM
I.
URAIAN UMUM PEKERJAAN a. Pekerjaan ini adalah meliputi PERENCANAAN PEMBANGUNAN LANDSCAPE EMBARKASI TABING - PADANG b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud. c. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan. BATASAN/PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971) Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982) Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) SKSNI T-15-1991-03 Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI) Algemenee Voorwarden (AV)
DOKUMEN KONTRAK a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
b.
1
Surat Perjanjian Pekerjaan Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa pelaksanaan Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah : 1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail yang diikuti. 2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu. 3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas. 4. RKS, gambar dan BOQ saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya. 5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan. c.
II.
Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
LINGKUP PEKERJAAN 2.1 KETERANGAN UMUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN LANDSCAPE EMBARKASI TABING - PADANG tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar yang terdiri dari: a.
b.
c.
d.
2
Pekerjaan Persiapan, meliputi : Penyediaan air dan daya kerja Pembersihan lokasi kerja Direksi Keet Pagar Proyek Dll. Pekerjaan Sipil dan Struktur, meliputi : Pekerjaan Beton Kolom, Balok, dan Sirip Beton Hias / Profil Antar Kolom Pekerjaan Water Profing Dll. Pekerjaan Arsitektur, meliputi : Pekerjaan dinding Pekerjaan pelapis lantai dan dinding Pekerjaan plafond Pekerjaan pengecatan Pekerjaan kusen, pintu dan jendela Pekerjaan kaca Pekerjaan alat penggantung dan pengunci Pekerjaan sanitair Pekerjaan perabot tetap Pekerjaan railling dll Pekerjaan Mekanikal, meliputi : Pekerjaan instalasi air bersih Pekerjaan instalasi air hujan Pekerjaan instalasi air kotor
e.
f.
Pekerjaan instalasi air limbah Pekerjaan instalasi hydrant Pekerjaan instalasi gas medis Pekerjaan instalasi air panas dll Pekerjaan Elektrikal, meliputi : Pekerjaan instalasi penerangan dan daya Pekerjaan instalasi tata suara, telepon, CCTV, jaringan komputer Pekerjaan penangkal petir dll Pekerjaan lain-lain Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS
2.2 SARANA DAN CARA KERJA a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek. b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya. c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen, pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik. d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak. e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen konstruksi dilaksanakan. f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan. g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas : Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan. h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti. i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan. j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila : Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain sebagaunya). k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
3
2.3 PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran. b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan. d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. 2.4 KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syaratsyarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia. b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas yang akan diajukan User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam. c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan Pengawas memerintahkan untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan. f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
4
Air Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
Semen Portland (PC) Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan
dengan cara dan didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
Pasir (Ps) Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas. 1.
III.
Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir urug. 2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang 3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi dari laboratorium. Batu Pecah (Split) Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syaratsyarat yang tercantum dalam PBI 1971.
SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN SITUASI/LOKASI a.
b.
Lokasi proyek adalah pada MASJID ASRAMA HAJI EMBARKASI TABING – PADANG. Halaman proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.
AIR DAN DAYA a.
Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu : Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zatzat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.
b.
Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.
SALURAN PEMBUANGAN Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.
5
KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air. Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan. Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada. KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET) Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara beserta seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang harus disediakan adalah sebagai berikut : a. Ruang
:
ukuran 75 m2
b. Konstruksi
:
rangka kayu ex borneo, lantai plesteran, dinding double plywood tidak usah dicat, atap asbes gelombang
c. Fasilitas
:
air dan penerangan listrik
d. Furnitur
:
5 meja kerja 1/2 biro dan 5 kursi 1 meja rapat bahan plywood 18 mm ukuran 120 x 240 cm, dan 10 kursi 2 unit komputer dan printer 1 whiteboard ukuran 120 x 80 cm 1 rak arsip gambar plywood 12 mm ukr. 120 x 240 x 30 cm
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta peralatannya. Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor dapat menggunakan Direksi Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan jika dianggap perlu. PAGAR SEMENTARA Kontraktor harus membuat pagar sementara yang sifatnya melindungi dan menutupi lokasi yang akan dibangun dengan persyaratan kualitas sebagai berikut : a. b. c. d.
6
Bahan dari BWG 32 dengan rangka kayu dicat sementara. Tinggi pagar minimum 2,1 m. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa untuk lancarnya pekerjaan. Pada tahap selanjutnya Kontraktor harus menyediakan/memasang pengaman secukupnya disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya bahan-bahan
bangunan dari atas yang membahayakan baik pekerja maupun aktivitas lain disekitar bangunan. Kontraktor bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan perbaikan-perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan. PAPAN NAMA PROYEK Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas. PEMBERSIHAN HALAMAN a.
b.
Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barangbarang yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.
PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL) a. b.
Peil 0,00 Bangunan diambil dari peil patok ukur yang telah tersedia di lokasi. Semua ukuran ketinggian galian, pondasi, sloof, kusen, dak beton, dan lain-lain harus mengambil patokan dari peil 0,00 tersebut.
PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK) a.
b. c.
7
Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas . Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.
B.
PEKERJAAN SIPIL
I. URAIAN PEKERJAAN DAN SITUASI 1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi : Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran Pekerjaan tanah Pekerjaan pondasi Pekerjaan beton Pekerjaan begisting (cetakan beton) Dan pekerjaan lainnya yang jelas-jelas terkait dengan pekerjaan struktur 1.2. Untuk pelaksanaan Kontraktoran hendaknya menyediakan : Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya. Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis pekerjaan. Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang dipergunakan untuk ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan. 1.3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Pengawas Lapangan. 1.4. Situasi Pembangunan akan dilaksanakan di dalam lokasi Pembangunan Asrama Haji Embarkasi Padang Halaman pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan pada waktu rapat penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lainlain yang dapat mempengaruhi harga penawaran. Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan dilaksanakan tertera pada gambar. 1.5. Ukuran Tinggi Dan Ukuran Pokok Mengukur letak bangunan : Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat datar, slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat tegak lurus dan peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan pengukuran. II. PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PEMBONGKARAN Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan bangunan beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang tercantum dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini : 1. 2. 3. 4. 5.
8
Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah rusak yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi. Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang diperlukan dalam penggalian ditempat tersebut. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubanglubang lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi / pemindahan instalasi / saluran eksisting yang berada di dalam lokasi tapak proyek sehingga instalasi / saluran tersebut kembali bisa berfungsi seperti sebelumnya.
6.
7.
Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan lainlain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai. Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap material/barang-barang yang sudah terpasang (existing)
III. PEKERJAAN TANAH 3.1. LINGKUP PEKERJAAN Yang termasuk pekerjaan galian tanah adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan tanah meliputi : 3.2.
Penggalian, perataan, pengurugan kembali jika diperlukan. Pemadatan Tanah PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN a. Penggalian Tenaga Ahli Lapangan Pemborong harus mengajukan daftar nama tenaga ahli yang akan ditempatkan di lapangan. Tenaga ahli tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pengawas dan tenaga ahli tersebut harus kontinyu berada di lapangan untuk pengawasan.
Penggalian Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi galian sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh Pengawas sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.
Pergeseran as kolom yang direncanakan maksimum 5 cm ke segala arah. Dasar pondasi harus horisontal. Deviasi maksimum 5 cm. Penggalian harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai elevasi yang dipersyaratkan dan harus mendapatkan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh Pengawas. Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi. Lubang harus bersih setiap saat. Pemadatan galian harus dilakukan sesuai dengan elevasi yang ditentukan pada gambar perencanaan. Sebelum dilanjutkan pada pekerjaan lantai kerja, Kontraktor harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa galian dan pemadatan sudah sesuai. b. Pemadatan Tanah Pemadatan dilakukan pada peil yang ditentukan sesuai Gambar Kerja. Sebelum pemadatan, harus dibersihkan dari semua kotoran, humus dan akar tanaman serta bekas bongkaran. Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih dari 20 cm tebal sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan. Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade graders / stemper atau lainnya dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebelumnya tanah harus digaru dengan sheep foot rollers. Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar air dari fill material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test Compaction Modified Proctor dari contoh fill material. Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum, maka fill material harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum. Sebaliknya bila kadar air bahan timbunan/fill material lebih besar dari kadar air
9
optimum, maka fill material harus dikeringkan terlebih dahulu atau ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering. Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang, pemadatan dihentikan. Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluransaluran drainage / dewatering sehingga daerah pemadatan selalu kering. Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density Test' untuk mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu test untuk setiap 400 m2 untuk tanah yang dipadatkan. Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified proctor (untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai soaked CBR minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut harus diganti dengan fill material yang pada 90% maksimum compacted mencapai nilai soaked CBR = 4.
c.
Penyelesaian Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan terhadap segala kotoran, sampah bekas adukan, bobokan, tulangan dan lain-lain. Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material yang tidak diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ke tempat lain dengan persetujuan Pengawas. Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula. Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
IV. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI 5.1.
LINGKUP PEKERJAAN Yang termasuk pekerjaan pondasi ialah :
5.2.
Pembuatan urugan pasir dan lantai kerja setebal 10 cm dan dipadatkan. Pembuatan semua pondasi batu kali sesuai Gambar Kerja. Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai Gambar Kerja.
PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Persyaratan Umum - Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa ukuran dan kedalamannya dan disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi. - Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air hujan, maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di daerah lain yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan. - Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi harus bergigi agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna. Di dalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga-rongga udara/celah-celah.
10
5.3.
PONDASI PASANGAN BATU KALI Adukan yang dipergunakan 1 pc : 5 ps. Adukan 1 pc : 3 ps dipergunakan untuk semua pekerjaan pondasi batu kali setinggi 20 cm dari permukaan atas pondasi. Penampang batu maksimum 30 cm dengan minimum tiga muka pecahan.
V. PEKERJAAN BETON BERTULANG 6.1. UMUM 6.1.1.
Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang termasuk meliputi : 1. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukannya. 2. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syaratsyarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan ACI. 3. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya disetujui oleh perencana. 4. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi dilakukan. 5. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan, penyediaan penulangan untuk dinding blok beton. 6. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua desain campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor berkewajiban mengadakan dan membiayai Test Laboratorium. 7. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah : - semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini - pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting - mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton - koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian - sparing dalam beton untuk instalasi M/E - penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding bata dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat beton struktural seperti yang ditunjukkan oleh Direksi
11
Lapangan. 6.1.2.
Referensi dan Standar-Standar Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut ini : a.
PBI - 1971
Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971
b.
SKSNI - 1991
Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
c.
PUBI – 1982
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d.
ACI - 304
ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced Aggregate Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2
ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2 e.
ASTM - C94
Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
f.
ASTM - C33
Standard Specification for Concrete Aggregates
g.
ACI - 318
Building Code Requirements for Reinforced Concrete
h.
ACI - 301
Specification for Structural Concrete of Building
i.
ACI - 212
ACI 212.IR-63,
Admixture for Concrete, Part 1
ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
12
j.
ASTM - C143
Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete
k.
ASTM - C231
Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure Method
l.
ASTM - C171
Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete
m. ASTM - C172
Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
n.
ASTM - C31
Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in the Field
o.
ASTM - C42
Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete
p.
ASTM - C309
Standard Specification for Liquid Membrane Forming Compounds for Curing Concrete
q.
ASTM - D1752
Standard Specification for Performed Spange Rubberand Cork Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction
6.1.3.
r.
ASTM - D1751
Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and Resilient Bituminous Types)
s.
SII
Standard Industri Indonesia
t.
ACI - 315
Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
u.
ASTM - A185
Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for Concrete Reinforcement.
v.
ASTM - A165
Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars, Grade 40, for stirrups and ties.
w.
Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.
Penyerahan-penyerahan Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan segera sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan kontraktor lain. a. Gambar pelaksanaan Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin. Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal pelaksanaan pekerjaan beton. b. Data dari pabrik/sertifikat Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman; Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan proyek ini. c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai pengecoran.
6.1.4.
Percobaan Bahan dan Campuran Beton a.
Umum Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk test berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan. b. Semen : berat jenis semen c. Agregat : Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan, kelembaban dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari agregat halus. d. Adukan/campuran beton Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masingmasing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada
13
e.
14
minimum 20 hasil pengujian atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi Lapangan. Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambatlambatnya 3 minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya. Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan, merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain. Ukuran-ukuran Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Percobaan adukan untuk berat normal beton Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304, ASTM C 94-98. Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan. Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metoda pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan. Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang disetujui oleh Direksi Lapangan. Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek bangunan tersebut selesai dilaksanakan. Pengujian slump Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan. "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump. Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm. Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi normal :
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai maksimum 1,5 cm. f.
Percobaan tambahan
Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
6.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturanperaturan Indonesia. 6.2.1.
Semen a. Mutu semen Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-0013-82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi Lapangan. Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran. Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu (semen tipe 1). b. Penyimpanan Semen Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan. Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan. Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan sertifikat test dari pabrik. Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %. "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti
15
merk semen selama pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan. 6.2.2.
Agregat Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus memenuhi spesifikasi agregat untuk beton. a. Agregat halus (Pasir) Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras, bersih, dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis. Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82. Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton. Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah) Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4. Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci. Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton. Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat. Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : -
16
tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 % sesuai SII 0087-75, atau PBI-71 Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran bahan-bahan lain.
6.2.3.
Air Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada laboratorium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
6.2.4.
Bahan Campuran Tambahan (Admixture) Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container. Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui
oleh Direksi Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai. 6.2.5.
Mutu dan Konsistensi dari Beton Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali ditentukan lain, harus seperti berikut : Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-225 Semua kolom dan dinding beton : K-225 Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas - Bo
6.3. PELAKSANAAN PEMASANGAN TULANGAN, PEMBENGKOKAN DAN PEMOTONGAN 6.5.1.
Persiapan a. Pembersihan Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya. b. Pemilihan/seleksi Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
6.5.2.
Pemasangan Tulangan a. Umum Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI 1971 Koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan. b. Pemasangan Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya. 1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak. 2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan. 3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor. 4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata. 5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.
17
c.
Toleransi pada Pemasangan Tulangan 1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm 2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm 3. Tulangan atas pada pelat dan balok : balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm -
balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12 mm
-
balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
-
panjang batang : ± 50 mm
4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71. d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71. 1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan itu. 2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya. 3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana. 4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana. 5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC. 6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin. 7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana. 8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air. 9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan. e.
Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan. 1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut. 2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm. 3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm. 4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.
18
f.
Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran. 1. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24) Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait Panjang penyaluran
= 30 diameter dengan kait
Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40) Panjang penjangkaran
= 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran
= 40 diameter tanpa kait
2. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar. Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan. 3. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10. 4. Standard Pembengkokan Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain. 6.5.3.
Pemasangan Wire Mesh Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan dilakukan. Jangan melakukan penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara tumpuan balok atau tepat diatas balok dari struktur menerus. Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk mencegah lewatan yan menerus. Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.
6.5.4. Las Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan kemampuan las dengan cara ini. 6.5.5.
Sambungan Mekanik Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus disediakan dan dipakai.
VI. PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH 7.1.
PEKERJAAN PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK ) 7.1.1.
Umum A. Persyaratan Umum Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971 NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318. Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
19
Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman. B. Lingkup Pekerjaan 1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan dan diperinci berikut ini. 2. Pekerjaan yang berhubungan Pekerjaan Pembesian Pekerjaan Beton C.
Referensi-Referensi Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standardstandard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut : 1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 2. SII Standard Industri Indonesia 3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building 4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete 5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
D. Penyerahan Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk menghindari keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor lain. 1.
2.
3.
4. 7.1.2.
Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman) "Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang berpengalaman dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk diperiksa dan disetujui, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan. Data Pabrik Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor" menerima surat perintah kerja, juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila dipakai. Gambar kerja Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang, metode dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahanbahan cetakan, sirkulasi cetakan. Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurangkurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa. Contoh Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
Bahan-bahan/Produk Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti terlihat dan terperinci. A. Perancangan Perancah 1. Definisi Perancah Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
20
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah. 2.
Perancangan/Desain Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang bertanggungjawab penuh kepada kontraktor. Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI-347. Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Penunjang-penunjang yang sepadan untuk penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa distribusi getaran-getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.
3.
Acuan Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan. Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran adukan. Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya. Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan. Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung untuk permukaan tegak dari beton.
B. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose. 1. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian dengan Cat/Smooth Finish and Painted Finish) Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus seragam dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola sambungannya. 2.
C.
21
Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-panel cetakan harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) atau butir-butir halus dan harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan permukaan-permukaan yang berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada bidang yang sama. Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras dengan panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir-butir halus dari adukan beton baru ke permukaan campuran beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak diijinkan.
Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan 1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari papan-papan yang kering dioven dengan lebar nominal 8 cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus bebas dari mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
2.
Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum pada gambar. Cetakan dari papan haruslah penuh setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya pada sudut-sudut dan perubahan bidang.
3.
Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan papan untuk stabilitas dan untuk mencegah lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat. Pola dari paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
D. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed Concrete) 1. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam (metal), plywood atau bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu harus dilapis setidak-tidaknya pada satu sisi dan kedua ujungnya. 2. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk memperoleh rekatan dimana beton diindikasikan menerima seluruh ketebalan plesteran. E.
Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and Supports) Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa perancah, penunjang dan penyokong adalah stabil dan mampu menahan semua beban hidup dan beban pelaksanaan.
F.
Jalur Kayu Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur dan chamfer.
G. Melapis Cetakan 1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton yang halus, harus tanpa urat kayu dan noda, yang tidak akan meninggalkan sisasisa/bekas pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi rekatan dari cat, plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang akan dipakai untuk permukaan beton. 2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan form-oil (bahan untuk melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan dipasang. H. Pengikat Cetakan 1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan perletakan yang memadai. 2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat Direksi Lapangan. 3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus dari jenis dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah 2.5 cm maximum diameter pada permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam cetakan seperti terlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan. I.
22
Penyisipan Besi Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada pelaksanaan beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada
pekerjaan. 1.
Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir. Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi Lapangan. 2. Pemasangan langit-langit (ceiling). Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan penggantung langit-langit, konstruksi penggantung haruslah digalvani, atau type yang diijinkan oleh Direksi Lapangan. 3. Pengunci Model Ekor Burung. Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih baik/tebal, dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan. Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk mengeluarkan gangguan dari mortar/adukan. J.
Pengiriman dan Penyimpanan Bahan. Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis penggunaannya, dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara memberi kesempatan untuk pengeringan udara (alamiah).
K. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton : 1. Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 Bab 5.7. 2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur beton bila tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang sleeve/selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa. 3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton. 4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi Lapangan. 5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi Lapangan. 6. Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan. 7. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran dilakukan. 8. Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagianbagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton. 9. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.
23
7.1.3. Pelaksanaan A. Umum Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya sentuhan yang mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan > 10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membahayakan dari segi konstruksi, maka Direksi Lapangan dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Biaya sehubungan dengan itu sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor. Gambar rancangan perancah dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail (termasuk perhitungannya) harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui dan pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar tersebut disetujui. Perancah harus diperiksa secara rutin sementara pengecoran beton berlangsung untuk melihat bahwa tidak ada perubahan elevasi, kemiringan ataupun ruang/rongga. Bila selama pelaksanaan didapati perlemahan yang berkembang dan pekerjaan perancah memperlihatkan penurunan atau perubahan bentuk, pekerjaan harus dihentikan, diberlakukan pembongkaran bila kerusakan permanen, dan perancah diperkuat seperlunya untuk mengurangi penurunan atau perubahan bentuk yang lebih jauh. Pada saat pengecoran, pelaksana dan surveyor harus memantau terus menerus agar bisa dicegah penyimpangan-penyimpangan yang mungkin ada. Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan pembongkaran untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan & perancah dibongkar. Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang utama dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran. B. Pemasangan Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan. Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjangpenunjang cetakan. Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan. Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan
24
konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar. Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 34778.3.3.1, Tolerances for Reinforced Concrete Building. Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton yang diekspose. Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan. Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh. Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benar-benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai "plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan data dari surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran. C.
Pengikat Cetakan Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan berat serta tekanan dari beton basah.
D. Jalur Kayu, Blocking dan Pencetakan Bentuk-bentuk Khusus (Moulding) Pasanglah di dalam cetakan jalur kayu, blocking, moulding, paku-paku dan sebagainya seperti diperlukan untuk menghasilkan penyelesaian yang berbentuk khusus/berprofil dan permukaan seperti diperlihatkan pada gambar dan bentuk melengkapi pemasangan paku untuk batang-batang kayu dari ciri-ciri lain yang dibutuhkan untuk ditempelkan pada permukaan beton dengan suatu cara tertentu. Lapislah jalur kayu, blocking dan pencetakan bentuk khusus dengan bahan untuk melepaskan. E.
Chamfers Garis/lajur chamfers haruslah hanya dimana ditunjukkan pada gambargambar arsitek saja.
F.
Bahan untuk Melepas Beton (Release Agent) Lapisilah cetakan dengan bahan untuk pelepas beton sebelum besi tulangan dipasang. Buanglah kelebihan dari bahan pelepas sehingga cukup membuat permukaan dari cetakan sekedar berminyak bila beton maupun pada pertemuan beton yang diperkeras dimana beton basah akan dicor/dituangkan. Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan.
G. Pekerjaan Sambungan Untuk mencegah kebocoran oleh celah-celah dan lubang-lubang pada cetakan beton ekspose, perlu dilengkapi dengan gasket, plug, ataupun caulk joints. Cetakan sambungan-sambungan hanya diijinkan dimana terlihat pada gambar kerja. Dimana memungkinkan, tempatkan sambungan ditempat yang tersembunyi. Laksanakan perawatan sambungan dalam 24 jam setelah jadwal pengecoran. H. Pembersihan Untuk beton pada umumnya (termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari beton yang dicat). Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titiktitik lain dimana diperlukan untuk fasilitas pembersihan dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran beton.
25
Lokasi/tempat dari bukaan pembersihan berdasar kepada persetujuan Direksi Lapangan. Untuk beton ekspose sama dengan beton pada umumnya, kecuali bahwa pembersihan pada lubang-lubang tidak diijinkan pada cetakan beton ekspose untuk permukaan ekspose tanpa persetujuan Direksi Lapangan. Dimana cetakan-cetakan mengelilingi suatu potongan beton ekspose dengan permukaan ekspose pada dua sisinya, harus disiapkan cetakan yang bagianbagiannya dapat dilepas sepenuhnya seperti disetujui oleh Direksi Lapangan. Memasang jendela, bila pemasangan jendela pada cetakan untuk beton ekspose, lokasi harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Perancah; batang-batang perkuatan penyangga cetakan harus memadai sesuai dengan metoda perancah. Pemeriksaan perancah secara sering harus dilakukan selama operasi pengecoran sampai dengan pembongkaran. Naikkan bila penurunan terjadi, perkuat/kencangkan bila pergerakan terlihat nyata. Pasanglah penunjang-penunjang berturut-turut, segera, untuk hal-hal tersebut diatas. Hentikan perkerjaan bila suatu perlemahan berkembang dan cetakan memperlihatkan pergerakan terus menerus melampaui yang dimungkinkan dari peraturan. Pembersihan dan pelapisan dari cetakan; sebelum penempatan dari tulangantulangan, bersihkan semua cetakan pada muka bidang kontak dan lapisi secara seragam/merata dengan release agent untuk cetakan yang spesifik sesuai dengan instruksi pabrik yang tercantum. Buanglah kelebihan dan tidak diijinkan pelapisan pada tempat dimana beton ekspose akan dicor. Pemeriksaan cetakan; Beritahukan kepada Direksi Lapangan setidaknya 24 jam sebelumnya dalam pengajuan jadwal pengecoran beton. I.
Penyisipan dan Perlengkapan Buatlah persediaan/perlengkapan untuk keperluan pemasangan atau perlengkapan-perlengkapan, baut-baut, penggantung, pengunci angkur dan sisipan di dalam beton. Buatlah pola atau instruksi untum pemasangan dari macam-macam benda. Tempatkan expansion joint fillers seperti dimana didetailkan.
J.
Dinding-dinding Buatlah dinding-dinding beton mencapai ketinggian, ketebalan dan profil seperti diperlihatkan pada gambar-gambar. Lengkapi bukaan/lubang-lubang sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan. Tutuplah bukaan/lubang-lubang tersebut setepatnya, segera sebelum pengecoran beton ke dalam cetakan-cetakan dari dinding. Lengkapi dengan keperluan pengunci di dalam dinding untuk menerima tepian dari lantai-lantai beton.
K. Waterstops Untuk setiap sambungan pengecoran yang mempunyai selisih waktu pengecoran lebih dari 4 (empat) jam dan sambungan tersebut berhubungan langsung dengan tanah atau air di bawah lapisan tanah dan dimana diperlihatkan pada gambar-gambar, harus dilengkapi dengan waterstop. Letak/posisi waterstop harus akurat dan ditunjang terhadap penurunan. Penampang sambungan kedap air sesuai dengan rekomendasi dari perusahaan. Untuk tipe waterstop dapat digunakan ” Expandable Water Stop “ berbahan dasar “ Bentonite Clay “ ex. Fosroc atau yang setara. L.
26
Cetakan untuk Kolom Cetakan-cetakan untuk kolom haruslah dengan ukuran dan bentuk seperti terlihat pada gambar-gambar. Siapkan bukaan-bukaan sementara pada bagian bawah dari semua cetakan-cetakan kolom untuk kemudahan pembersihan dan pemeriksaan, dan tutup kembali dengan cermat sebelum pengecoran beton.
M. Cetakan untuk Pelat dan Balok-balok Buatlah semua lubang-lubang pada cetakan lantai beton seperti diperlukan untuk lintasan tegak dari duct, pipa-pipa, conduit dan sebagainya. Puncak dari chamber (penunjang) harus sesuai dengan gambar. Lengkapi dengan dongkrak-dongkrak yang sesuai, baji-baji atau perlengkapan lainnya untuk mendongkrak dan untuk mengambil alih penurunan pada cetakan, baik sebelum ataupun pada waktu pengecoran dari beton. N. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah (Reshoring) Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2. Secara hati-hati lepaslah seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar tanpa menambah tegangan atau tekanan terhadap sudut-sudut, offsets ataupun bukaan-bukaan (reveals). Hati-hati lepaskan dari pengikat. Pengikatan terhadap segi arsitek atau permukaan beton ekspose dengan menggunakan peralatan ataupun description ataupun tidak diijinkan. Lindungi semua ujung-ujung dari beton yang tajam dan secara umum pertahankan keutuhan dari desain. Bersihkan cetakan-cetakan beton ekspose secepatnya setelah pembongkaran untuk mencegah kerusakan pada bidang kontak. Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan, topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus tetap tinggal ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya kontraktor. Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus balok-balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-penopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan akibat beban dari beton basah. Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena tingkatan kerja. Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang mencukupi ( > 80 % f’c). O. Pemakaian Ulang Cetakan Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan. Cetakan-cetakan yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan lembaranlembaran yang rusak. Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan akibat lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur dari penyelesaian permukaan. Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papanpapan yang lepas atau rusak. Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada
27
bagian yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan yang identik. Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya. Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah. P.
Cetakan untuk Beton Prestress Cetakan haruslah dari konstruksi sedemikian sehingga tidak akan membatasi regangan-regangan di dalam beton sementara tarikan mulai dilakukan, dan kekuatannnya harus ditentukan sehubungan dengan pertimbangan dari perubahan-perubahan dalam distribusi tegangan bila penarikan dimulai.
Q. Pembongkaran dari Cetakan untuk Pekerjaan Prestress Cetakan harus dibongkar secara hati-hati tanpa menimbulkan getaran, dan hanya boleh dilakukan dibawah pengawasan Direksi Lapangan. Beton harus diperiksa sebelum pembongkaran dari cetakan. Cetakan dapat dibongkar hanya bila beton telah mencapai kekuatan yang mencukupi untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan lainnya. Bila diperkirakan ada beban lain yang merupakan tambahan beban terhadap beban yang direncanakan, perancah-perancah harus disediakan dalam jumlah yang diperlukan, segera setelah pembongkaran cetakan. Untuk perancah yang menyangga balok prategang, perancah balok prategang boleh dibongkar setelah balok prategang 2 (dua) lantai di atasnya selesai ditarik. R. Hal Lain-lain Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak. Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.
VII. PEKERJAAN KEDAP AIR / WATERPROOFING PEKERJAAN WATER PROOFING 1.
LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. 1.2 Bagian yang di waterproofing adalah kolam dan bagian - bagian lain yang dinyatakan dalam gambar. 2. PERSYARATAN BAHAN 2.1 Persyaratan standar mutu bahan: Bahan Water proofing yang dipakai adalah produksi HITCHINS dengan Standar sesuai yang ditentukan oleh produsen Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Pengawas.
28
2.2
Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli :
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan berupa : Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer’s Process Performance Warranty) Jaminan Ketepatan Aplikasi (Aplication Workmanship Warranty) dan Jaminan Kekuatan selama 5 ( lima ) Tahun Kontraktor harus mengajukan contoh bahan ,persyratan teknis pelaksanaan dari produsen dan kelengkapan lainnya untuk mendapat persetujuan dari Pengawas. Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 2%) atau sesuai dengan gambar. Semua dudukan instalasi / pipa dan lain lain harus sudah terpasang. Area yang akan diberi water proofing harus bebas dari kotoran,( debu, minyak, sisa adukan dan lain lain ). Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan dan perawatan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang disyaratkan produsen. Waterproofing untuk reservoir , toilet, pantry, Teras, balkon dan bagian-bagian yang tidak terexposed langsung pada matahari dan hujan. a. Jenis waterproofing yang dipakai adalah FORMDEX PLUS Produk ex HITCHINS dengan konsumsi lebih kurang 1 kg / m2 kecuali untuk groud reservoir dengan konsumsi 1,5 kg/ m2 atau sesuai dengan rekomendasi dari produsen.
b. Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi, cara pelapisan, ketebalan pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen. c.
Pelaksanaan :
- Permukaan beton harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan menggunakan air bertekanan tinggi, , sambungan pengecoran ,pertemuan sudut dinding dan lantai dan sekeliling sparing pipa harus dibobok/ diketrik terlebih dahulu dan dibersihkan dengan cara disemprot dengan air beretekanan tinggi. - Water proofing system coating dengan perbandingan 3 kg Formdex Plus : 1 liter air bersih. Aduk hingga arata selama 2 – 3 menit. . Coating pertama dengankonsumsi 0,5 / 0,75 kg Formdex Plus / m2 dengan waktu seating 2 – 3 jam kemudian dilanjutkan dengan pengisian bekas bobokan/ ketrikan sambungan pengecoran sparing pipa dan bobokan/ ketrikan lainnya dengan menggunakan FORMROCK 122 . Setelah mongering dapat dilanjutkan dengan coating kedua dengan konsumsi 0,5 / 0,75 kg / m2 . Permukaan bidang yang telah diwatereproofing harus dilindungi terhadap hujan, matahari, genangan air dan debu ditutup dengan plastik atau sejenisnya. - Formdex yang telah diaplikasi harus dijaga kelembabannya selama minimum 7 ( tujuh ) hari agar proses kristalisasi terus berlangsung mencapai hasil yang optimum -
29
Test rendam dilakukan 2 x 24 jam sesudah pemasangan water proofing dianggap selesai.
C.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
C.1 PEKERJAAN ATAP 1.
PEMASANGAN PENUTUP ATAP ALAT KERJA : 1) 2)
Penyedia jasa harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk fabrikasi komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya. Selain peralatan penyedia jasa juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan untuk menjalankan peralatan kerjanya.
a. PERSIAPAN :
SHOP DRAWING : Sebelum pekerjaan penutup atap metal sheet Zincalume dilaksanakan, penyedia jasa harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada Pengawas proyek. Sebelum gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Pengawas proyek, Penyedia jasa tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan. Shop drawing yang dibuat Penyedia jasa harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
a) Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi, hubungan antar komponen, cara penyambungan, dan detail-detail pemasangan.
b) Harus berkesesuaian dengan gambar rencana dan spesifikasi bahan.
1) MOCK – UP : Sebelum memulai pekerjaan, penyedia jasa harus membuat contoh pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola dan metode pemasangan, perletakan, pelekatan bahan, serta kaitannya dengan komponen bangunan lainnya. Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan penutup atap. 2) 3)
4) 5)
c.
PELAKSANAAN : 1)
Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga berpengalaman sesuai rekomendasi produsen pembuat bahan zincalume penutup atap, dan dengan standard pengerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas proyek.
2)
Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah.
3)
Semua detail pertemuan harus rata dan bersih dari cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis yang benar. Clip-clip pemegang harus dipasang dengan jarak sesuai yang direkomendasikan produsen penutup atap.
4) 5)
30
Pekerjaan Konstruksi Rangka Atap tempat penutup atap akan dipasang sudah harus dalam keadaan selesai / finish. Penyedia jasa wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan kondisi permukaan, kurang waterpass, ataupun ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menyesuaikannya dengan membuat shop drawing. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik, lengkap dengan instruksi-instruksi pemasangannya. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
6) 7)
2.
Semua sambungan antar bahan penutup atap harus dikunci dan saling dilekatkan sesuai rekomendasi produsen penutup atap. Setiap kali selesai pemasangan penutup atap dalam 1 hari, Penyedia jasa harus membersihkan permukaan bidang atap yang sudah terpasang dari semua kotoran sisa pelaksanaan pekerjaan maupun dari kotoran-kotoran lain yang melekat.
TALANG a.
UMUM : 1) Lingkup Pekerjaan : a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. b) Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Talang-talang beserta perlengkapan lainnya.
b.
MATERIAL 1) 2) 3) 4)
Pipa tegak PVC tipe D eks Wavin, Pralon, Maspion. Pipa datar Metal sheet Zincalume 0.75 mm. Klem Besi Strip 2 x 40 x 2 mm. Rangka talang datar konstruksi besi siku 50 x 50 mm.
c. ALAT KERJA : 1) 2)
Penyedia jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya. Selain peralatan penyedia jasa juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN : 1)
CONTOH BAHAN : Guna mendapat persetujuan Pengawas proyek, Penyedia jasa harus menyerahkan contoh-contoh semuai bahan yang akan dipakai.
2)
Penyedia jasa wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Penyedia Jasa wajib menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.
3)
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN : 1) 2) 3) 4) 5) 6)
31
Talang di pasang pada bangunan dengan menggunakan klem-klem yang telah diberi lapisan Galvanis. Klem dipasang 4 buah untuk setiap lonjor pipa. Pemasangan pipa tegak talang harus sejajar dengan garis vertikal bangunan. Talang-talang datar dari metal sheet zincalume dibentuk sesuai gambar rencana dengan kedalaman dasar talang dari bibir talang terendah sedalam sesuai gambar. Pemasangan talang harus menghasilkan hasil akhir yang rapi dan teratur. Sambungan antara pipa satu dengan yang lain adalah sesuai gambar rencana. Sebelum pelaksanaan finishing cat, permukaan bidang yang berkarat pada sambungan pipa harus dibersihkan dari karat atau harus dimatikan sifat karatnya dengan sand blasting SA 2½ atau cairan penutup karat setara ROST X eks PT Propan Raya.
C.2 PENUTUP ATAP 1.
UMUM : Lingkup Pekerjaan : Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan material penutup atap menggunakan bahan Metal Sheet Zincalume (Plat baja lapis seng aluminium) berwarna yang diprofil secara roll dingin membentuk lembar seng gelombang sesuai gambar perencana. Produksi Utomo, Fumira atau yang setara.
2.
MATERIAL : a. b. c. d.
32
Baja mutu tinggi lapis paduan Seng dan Aluminium, dengan komposisi minimal aluminium sebesar 55% dan 43% Zinc. Tebal 0.5 mm. Berat bahan material bila dihitung tiap m2 bidang atap 4,7 kg/m2. Kuat Tarik material 500-550 Mpa Density material 7400 kg/m3
C.3 DINDING 1.
DINDING BATA MERAH a.
UMUM : 1)
2)
Lingkup Pekerjaan : a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. b) Meliputi pemasangan bagian dinding ruang pemotongan hwa, administrasi dan KM/WC. Pekerjaan lain yang berhubungan : a) Pekerjaan Bagian Struktur b) Pekerjaan Plesteran
b. MATERIAL : 1) 2) 3)
Batu bata ex local ukuran 10cmL x 20cmP x 5cmT Mempunyai kuat tekan yang tinggi, dan sebagai isolasi panas dan suara yang baik. Material tahan terhadap api.
c. ALAT KERJA : 1) 2)
Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya. Selain peralatan Penyedia Jasa juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN : 1) 2) 3) 4) 5) e.
Adukan perekat (spesi) campuran untuk pasangan pada umumnya campuran semen dan pasir perbandingan 1:4 Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang akan digunakan. Sebelum dipasang batu bata ringan harus direndam air hingga kenyang. Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom praktis. Stek-stek untuk pasangan harus sudah disiapkan pada saat pembuatan kolom dan balok.
PELAKSANAAN : a)
Pasangan Dinding Bata Pada Umumnya : 1) 2)
3) 4) 2.
DINDING PARTISI a.
33
Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata. Setiap luas pasangan dinding ½ bata termasuk pasangan trasraamnya mencapai 12 m² sudah harus dipasang frame-frame yang berupa kolom-kolom beton praktis dan balok-balok beton praktis dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4Ø10 dan beugel Ø6-20. Setiap bukaan / lubang pada dinding harus diberi pengaku berupa balok dan kolom praktis. Tinggi pasangan untuk setiap hari pelaksanaan tidak boleh melebihi 1m.
UMUM : 1) Lingkup Pekerjaan :
a) b) 2)
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Meliputi pemasangan bagian dinding bangunan yang dinyatakan dalam gambar sebagai dinding.
Pekerjaan lain yang berhubungan : a) b)
Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Konstruksi Baja
b. MATERIAL :
1) Kalsium silikat board tebal 6 mm atau sesuai gambar, eks. Eternit gresik, Jayaboard, Knauf.
2) Rangka Partisi pipa baja persegi atau sesuai dengan gambar 3) Welded wiremesh 50mm x 50mm, kawat 2 mm. 4) Beton ringan tebal 10 cm, diplester 2 sisi. eks. Hebel. c. ALAT KERJA :
1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN : 1)
CONTOH BAHAN :
a) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan
2)
e.
3)
Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
4)
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
PELAKSANAAN : 1) 2)
34
ketebalan gipsum, dan dimensi rangka, serta seluruh accessories yang akan digunakan. b) Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh bahan pemasangan yang akan dipergunakan dengan diberi keterangan mengenai jenis bahan dan penggunaan pada konstruksi partisi. c) Bila diperlukan Kontraktor harus membuat mock-up untuk 1 unit dinding partisisebelum pekerjaan boleh dilaksanakan. Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.
Seluruh pekerjaan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun secara horisontal, sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul-betul rata. Semua contoh model harus diajukan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan dari Pengawas proyek.
3) 4) 5)
6)
Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat shop drawing sesuai ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang telah ditentukan. Pelaksanaan harus menghasilkan hasil akhir pemasangan yang rapi dan bersih. Selama pelaksanaan pemasangan partisi penyedia jasa harus memperhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bila tidak ada kejelasan dalam gambar, penyedia jasa wajib menanyakan hal ini kepada pengawas proyek. Setelah pemasangan, penyedia jasa wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan. Semua kerusakan yang timbul adalah tanggungjawab penyedia jasa sampai seluruh pekerjaan selesai.
C.4. PINTU DAN JENDELA 1.
KUSEN, DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA ALUMUNIUM a.
UMUM : 1) Lingkup Pekerjaan : a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. b) Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kusen, daun pintu, dan daun jendela yang dinyatakan dalam gambar menggunakan bahan alumunium. 2)
Pekerjaan lain yang berhubungan : a) Pekerjaan Kaca, Rolling door b)
Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
c)
Pekerjaan Joint Sealant
b. MATERIAL : 1) Bahan yang dipakai untuk kusen alumunium maupun Daun pintu / jendela aluminium menggunakan alumunium extrusion, tebal 1.2 mm, eks. Alkasa, Super Ex, Alexindo. 2) Lebar profil: 3 x 1.25 inch atau sesuai dengan gambar, warna natural. 3) Kelengkapan sambungan : a) Neoprene Gasket b) Sealant setara DOW CORNING DC 793, atau GE 4) Angkur plat baja tebal 2 – 3 mm dengan dynabolt M8. c.
ALAT KERJA : 1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk fabrikasi komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya. 2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini terutama yang dipergunakan untuk menjalankan peralatan kerjanya.
d. PERSIAPAN : 1) SHOP DRAWING : Sebelum pekerjaan kusen, pintu, dan jendela alumunium dilaksanakan, Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan / shop drawing kepada Pengawas proyek. Sebelum gambar shop drawing tersebut disetujui oleh Pengawas proyek, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan. Shop drawing yang dibuat Kontraktor Pelaksana harus memenuhi :
35
a)
b) c) d)
2)
3)
4) 5)
6) 7)
Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistem konstruksi, hubungan antar komponen, cara dan letak pengangkuran, penempatan hardware, dan detaildetail pemasangan. Harus berkesesuaian dengan gambar rencana dan spesifikasi bahan. Harus memperlihatkan detail-detail pemasangan bahan pengisi pintu / jendela serta gasket dan sealantnya. Harus memperlihatkan metoda perkuatan pemasangan engsel dengan menggunakan klos-klos kayu didalam kusen alumunium.
CONTOH BAHAN : a) Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan tekstur, finishing, dan warna. b) Kontraktor juga menyerahkan seluruh contoh-contoh profil yang akan dipergunakan dengan diberi keterangan mengenai jenis bahan, ketebalan, dan penggunaan profil tersebut pada komponen kusen, daun pintu, dan daun jendela. MOCK UP (Standard Pengerjaan) : a) Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangannya. b) Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk fabrikasi dan pemasangan Kusen Pintu dan Jendela Alumunium. Rongga-rongga tempat pintu dan jendela yang akan dipasang sudah harus dalam keadaan selesai / finish walaupun belum dalam kondisi finishing akhir. Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi kekurang rataan kondisi permukaan, kurang waterpass, ataupun ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib memperbaikinya terlebih dahulu. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik, lengkap dengan instruksi-instruksi pemasangannya. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
e. PELAKSANAAN : Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standard pengerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas proyek. 2) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah. 3) Semua detail pertemuan harus runcung (adu manis) halus dan rata bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan. 4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis yang benar. 5) Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized. 6) Pemasangan engsel pada kusen alumunium harus diberi tambahan klos-klos kayu di bagian dalam profil kusen alumunium sebagai perkuatan. 7) Angkur dipasang setiap jarak 600 mm. 8) Sekeliling tepi kusen yang berbatasan dengan dinding harus diberi backer rod dan sealant untuk kekedapan terhadap air dan suara. 9) Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kusen telah terpasang maka kusen tersebut harus dilindungi agar kusen tetap terjamin kebersihannya. 10) Tepi bawah ambang kusen yang berhubungan dengan eksterior harus dilengkapi dengan flashing penahan air hujan. 1)
36
2.
KACA DAN CERMIN a. UMUM : 1)
Lingkup Pekerjaan : a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. b) Meliputi fabrikasi dan instalasi seluruh kaca pintu dan jendela, serta cermin, pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan menggunakan bahan kaca dan atau cermin.
2)
Pekerjaan lain yang berhubungan : a) Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela Alumunium. b) Pekerjaan penerangan atas.
b. MATERIAL : 1) 2) 3) 4) 5)
Bahan yang digunakan untuk kaca pintu dan jendela adalah kaca buram tebal 6 mm eks Asahimas atau yang setara. Bahan yang digunakan untuk daun pintu kaca frameless dipakai kaca tempered tebal 10 mm. Kaca tempered tebal 6 mm dilapis kaca film, untuk penutup ventilasi atas. Warna kaca clear. Cermin adalah clear float glass tebal 6 mm yang salah satu sisinya dilapisi dengan bahan chemical deposited silver eks Danta mirror, Miralux, Deco mirror atau yang setara.
c. ALAT KERJA : Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk pemasangan komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya. d. PERSIAPAN : 1)
Contoh Bahan : Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan kaca dengan ukuran 10 x 10 cm yang memperlihatkan warna, ketebalan, dan akhiran tepi kaca dan cermin, untuk memperoleh persetujuan penggunaan bahan dari Pengawas proyek.
2)
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus selalu berkoordinasi dengan pelaksanaan pekerjaan lain yang berkaitan seperti pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi suport dan perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
3) 4)
e. PELAKSANAAN : 1)
2) 3)
37
Semua pekerjaan baru boleh dilaksanakan pada tahap kemajuan pekerjaan pembangunan gedung keseluruhan telah mencapai kondisi tertentu yang tidak akan membahayakan kaca yang akan dipasang. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standart pengerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas proyek. Pemasangan kaca harus tepat, celah antara kaca dengan frame alumunium harus di tutup dengan gasket. Khusus untuk sisi kaca luar bangunan harus diisi dengan backer rod dan sealant. Tumpuan sisi bawah kaca harus diberi material setting block. Untuk
4) 5) 6) 7)
8)
3.
Kaca Frameless sambungan antara kaca dan ke konstruksi harus ditutup sealant struktural. Untuk frame kayu harus diberi lis kayu yang sesuai dengan tipe kusen atau pintu / jendelanya. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis yang benar. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized. Kaca yang sudah terpasang harus diberi penanda yang mudah dibersihkan dengan ukuran cukup besar supaya mudah diketahui, dan untuk mencegah kerusakan kaca dan kecelakaan kerja akibat terbentur kaca. Sisi cermin yang tampak akibat pemotongan harus dihaluskan hingga membentuk tembereng.
PENGGANTUNG DAN PENGUNCI a. UMUM :
b.
1)
Lingkup Pekerjaan : a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan pemasangan yang baik dan sempurna. b) Meliputi instalasi seluruh peralatan penggantung dan pengunci pada pintu dan jendela, serta pada bagian bangunan yang dalam gambar rencana ditunjukkan menggunakan penggantung dan atau pengunci.
2)
Pekerjaan lain yang berhubungan : Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela Alumunium.
MATERIAL : 1)
Pengunci :
2)
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan kunci adalah dari eks Yale, Royal. b) Masing-masing pengunci berbeda jenisnya sesuai jenis bahan Kusen, Pintu, dan Jendelanya. Pegangan Pintu :
3)
a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua pekerjaan handel dan pegangan pintu adalah dari bahan aluminium yang sama dengan rangka daun pintu. b) Masing-masing handel atau pegangan pintu berbeda jenisnya sesuai jenis bahan Kusen dan Pintu. Engsel :
4)
a) Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan engsel adalah dari bahan stainless steel. b) Masing-masing engsel berbeda jenisnya dan kekuatannya sesuai besarnya beban yang harus dipikul. Door Closer :
a)
Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan door closer / floor hinge adalah dari eks, UNION/DORMA. 5)
Winhaak. Bila tidak disebutkan lain dalam gambar maka semua peralatan winhaak (pengait jendela) adalah dari merk UNION/SESS/DEXSON
38
c.
ALAT KERJA : Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan yang diperlukan untuk pemasangan komponen dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
d.
PERSIAPAN : 1)
Contoh Bahan : Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan alat penggantung dan pengunci kepada Pengawas proyek untuk mendapat persetujuan penggunaan bahan dari Pengawas proyek.
2)
Brosur : Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai.
3)
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus selalu berkoordinasi dengan pelaksanaan pekerjaan lain yang berkaitan seperti pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Daun Jendela, serta pekerjaan Kaca. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik. Penyimpanan bahan material ditempat yang bersih, aman, diberi perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
4) 5)
e.
PELAKSANAAN : 1) 2) 3) 4)
5) 6) 7) f.
Semua pekerjaan harus dilakukan oleh tukang-tukang dengan standard pengerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas proyek. Pemasangan dan penyetelan harus tepat, tidak meninggalkan celah. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan persyaratan teknis yang benar. Engsel untuk pintu dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing daun pintu, kecuali disebutkan lain dalam gambar. Engsel atas dan bawah dipasang 28 cm dari ambang atas/bawah pintu, sedangkan engsel tengah dipasang di tengah-tengah di antara kedua engsel tersebut. Engsel untuk jendela dipasang sebanyak 3 buah untuk masing-masing daun jendela kecuali disebutkan lain dalam gambar. Handel pintu dan pengunci dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai dibawahnya. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
PENGUJIAN : Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar
C.5 FINISHING 1. PEKERJAAN LANTAI (KERAMIK/FLOWCRETE) a. UMUM : 1)
Lingkup Pekerjaan : a)
39
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b)
Meliputi pemasangan ubin keramik pada lantai bangunan yang dinyatakan dalam gambar sebagai lantai keramik, kecuali dinyatakan lain dalam gambar berita acara.
c) Melapisi lantai beton dengan pelapis lantai tanpa sambungan dan anti bakteri sesuai spesifikasi konsultan. Khusus pada bagian processing ternak mulai penyembelihan hingga menjadi produk siap jual (ruang produksi)..
b.
MATERIAL : Ubin Keramik tipe homogenous atau jenis lain sesuai persetujuan Badan Pengawas proyek. Ukuran 40 x 40 cm sesuai gambar rencana. eks. Roman, Asia, Diamond. 2) Bin keramik dinding, ukuran, tipe dan warna seuai rencana. eks. Roman, Asia, Diamond. 3) Semen Portland jenis I. 4) Pasir pasang. 5) Grout pengisi Nat Keramik berwarna eks AM, Jatimra, MU. 6) Pelapis lantai type Flowfresh RT ex Flowcrete (UK) atau merk lain yang disetujui konsultan (bila ada), warna ditenntukan dalam rapat lapangan. 1)
c.
ALAT KERJA : 1) 2)
d.
PERSIAPAN : 1)
2)
3) 4)
5) 6) 7) 8)
40
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya. Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
CONTOH BAHAN : Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh contoh semuai bahan yang akan dipakai ; ubin keramik, bahan -bahan addtive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts. MOCK UP : Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, metoda pelekatan pada struktur, dan warna groutingnya. Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan keramik juga pelapis lantai jenis lainnya. BROSUR : Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang dipakai. Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik. Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan. Tile yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk dan warna yang ditentukan. Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk kemudian diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 doos tiap jenis dan motif ubin keramik yang dipakai. Ubin keramik dalam doos-doos tersebut harus dalam keadaan baru dan
mencantumkan dengan jelas identitas ubin keramik yang ada didalamnya. Ubin-ubin keramik ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh pemberi tugas. e.
PELAKSANAAN : Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng ubin yang tidak penuh, pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan tepian potongan yang lurus dan halus. 2) Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar campuran 1PC: 3Ps, kecuali untuk daerah basah digunakan campuran 1PC : 2Ps. 3) Sebelum pemasangan dimulai ubin harus dibasahi. Pakai benang untuk menentukan lay out ubin yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya. 4) Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga : a) Seluruh bagian di bawah ubin terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak terdapat rongga udara terjebak di bawah ubin. b) Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air, kecuali untuk bagian-bagian lantai pada daerah basah yang dikehendaki miring harus menghasilkan bidang miring sempurna yang dapat mengalirkan air hingga kering ke lubang-lubang lantai ( avour ). c) Nat antar ubin adalah 3 mm dan menghasilkan garis nat yang lurus sejajar garis dinding yang melingkupinya. 5) Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan adukan Grout pengisi Nat dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama dengan garis tepian ubin. 6) Noda adukan Grout pengisi Nat yang mengenai permukaan ubin harus segera dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering. 7) Badan pengawas berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali tanpa biaya tambah bila persyaratan pada butir 3, 4, dan 5 di atas tidak dapat dipenuhi. 8) Pada pemasangan di area yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu. Dan harus disediakan guide line course pada interval 2,0 m – 2,5 m. pemasangan tile lainnya berpedoman pada quide line ini. 9) Elevasi lantai ruang-ruang dalam toilet cubicle harus dibuat 2cm lebih rendah daripada lantai area toilet di sekitar ruang toilet cubicle. 10) Expansion Joint untuk area lantai yang luas (tiap 5,7 x 5,7 m² atau 6 x 6 m²). 11) Pelapis lantai ruang produksi harus dilaksanakan sesuai syarat-syarat yang ditentukan pabrik shingga didapat hasil seperti yang diharapkan. Karena sifatnya yang khusus, kontraktor bertanggung jawab penuh atas perlindungan terhadap pelapis lantai ruang produksi, sampai pekerjaan itu diseahterimakan kepada pengguna jasa. 1)
f.
PERLINDUNGAN DAN PEMBERSIHAN 1)
Perlindungan. Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih. b) Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang. Jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batasi lalu lintas diatasnya hanya untuk yang penting saja. Pembersihan a)
2)
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area -area yang tidak dibersihkan dengan air, pembersihan memakai campuran air dengan hydrochloric acid (HCL), perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.
41
Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa, sehingga tidak ada campuran asam yang tersisa. 2.
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT LANGIT-LANGIT KALSI BOARD a.
UMUM : 1)
Lingkup Pekerjaan : Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2)
b.
MATERIAL : 1) 2) 3) 4)
c.
Meliputi pemasangan langit-langit dengan menggunakan rangka metal furing pada ruang-ruang yang dinyatakan dalam gambar menggunakan langit-langit Kalsiboard. .
Kalsium silikat board tebal 4.5 mm, dengan spesifikasi tahan terhadap air, api, dan tidak mengandung bahan asbes. Rangka Metal pipa persegi 50 x 50 mm dan 50 mm x 100 mm. Sekrup phospat hitam 25 mm . Adhesive tape dan acessoris pemasangan lainnya sesuai rekomendasi produsen kalsium silikat board.
ALAT KERJA : Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya. Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d.
PERSIAPAN : 1)
CONTOH BAHAN : Guna persetujuan Pengawas proyek, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semuai bahan yang akan dipakai ; papan kalsium silikat board, bahan-bahan untuk rangka, dan assesorisnya.
2)
MOCK UP : Sebelum memulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan dalam skala 1 : 1, yang memperlihatkan dengan jelas sistem pemasangan. Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan. Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi, ukuran lebar, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik.
42
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan. e.
PELAKSANAAN : 1) Rangka induk dipasang berjarak maximum 120 cm sesuai gambar rancangan, sedangkan untuk rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm sesuai petunjuk pemasangan dari produsen dan gambar rancangan pelaksanaan. 2) Pemasangan sekerup self tapping screw harus diberi jarak 10 mm (minimal) dan maksimal 16 mm dari pinggir kalsium silikat board. Pada sambungan antar kalsium silikat board metoda pemasangan screw harus berbiku-biku. 3) Jarak antara paku atau sekerup pada bagian tepi kalsium silikat board berjarak 20 cm sedangkan pada bagian tengah kalsium silikat board jarak antara paku atau sekerup adalah 30 cm. 4) Sambungan pada pemasangan kalsium silikat board antara satu dengan lainnya adalah serapat mungkin tanpa jarak yang pemasangannya dilakukan secara zig-zag. 5) Untuk mendapatkan hasil permukaan yang benar-benar rata pada setiap sambungan harus dilapisi dengan base bond dan paper tape dari perusahaan yang sama dengan pembuat papan kalsium silikat boardnya.
3.
PEKERJAAN PENGECATAN a. UMUM : 1)
Lingkup Pekerjaan : Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. b) Meliputi pengecatan seluruh bagian bangunan yang dinyatakan dalam gambar menggunakan finishing cat. c) Pelapisan dengan waterproofing pada area kamar mandi / wc pada lantai-lantai kamar mandi / wc atau toilet dan tempat cuci di lantai-lantai selain lantai 1. Pada prinsipnya pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan hati-hati. Apabila dalam pelaksanaannya terjadi kecerobohan sehingga pengecatan mengotori pekerjaan yang sebenarnya tidak harus terkena cat, maka menjadi kewajiban Kontraktor untuk membersihkannya, atau bahkan menggantinya apabila ternyata tidak dapat dibersihkan. a)
2)
b. MATERIAL : 1) 2)
3) 4) c.
ALAT KERJA : 1) 2)
43
Cat emulsi setara Catylac, Mowilex, atau Vinilex, untuk pengecatan bagian dinding dan plafond ruang di dalam bangunan. Cat emulsi acrylic setara Jotashield/Jotun, Weathershield/Dulux ICI, atau Mowilex, untuk pengecatan bagian dinding dan plafond di luar bangunan atau yang bersinggungan langsung dengan cuaca/udara luar. Cat synthetic enamel setara Catylac, Emco, atau Mowilex, untuk pengecatan kayu dan atau besi yang dinyatakan dalam gambar menggunakan cat kayu/besi. Cat Zinc Chromate, untuk cat dasar bagian baja.
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya. Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d.
PERSIAPAN : 1)
CONTOH BAHAN : Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidangbidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir). b) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas proyek. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis dan Pengawas proyek, Kontraktor Pelaksana melanjutkan dengan pembuatan mock- up. c) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng - kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan dengan jelas identitas cat yang ada didalam nya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh pemberi tugas. MOCK UP (Standard Pengerjaan) : a)
2)
Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor Pelaksana harus melakukan Pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan, Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture material, dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh Pengawas proyek. b) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas proyek dan Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan. BROSUR : Untuk keperluan Pengawas proyek, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis dan warna bahan yang akan dipakai. Seluruh bahan yang didatangkan di lapangan harus masih dalam kemasan pabrik. Penyimpanan bahan material ditempat yang aman dan diberi perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari kerusakan. a)
3)
4) 5)
e.
PELAKSANAAN : 1)
Pengecatan Cat Emulsi. Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan plafond yang terletak di dalam gedung (interior), pengecatan dilakukan tanpa plamuur khususnya pada pengecatan dinding luar.. b) Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering atau telah berusia lebih dari 28 hari. c) Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan di cat dibersihkan dari kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan kertas gosok. d) Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat yang dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya. e) Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benarbenar pekat dan rata sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat. f) Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah mengering. Pengecatan Cat Emulsi Acrylic. a)
2)
a) b)
44
Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding dan plafond yang terletak di luar gedung (exterior). Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering atau telah berusia lebih dari 28 hari.
Sebelum pengecatan, terlebih dahulu bidang-bidang yang akan di cat dibersihkan dari kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara menggosok dengan menggunakan kertas gosok. d) Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat yang dipakai sebanyak 1 kali lapis atau sesuai petunjuk pemakaiannnya. e) Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benarbenar pekat dan rata sesuai standard pelaksanaan (mock-up) yang telah dibuat. f) Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis sebelumnya telah mengering. Pengecatan Cat Synthetic Enamel. c)
3)
Pekerjaan ini dilaksanakan pada seluruh bagian pipa besi pagar dan lain-lain yang dinyatakan di cat menggunakan cat besi. b) Seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dahulu dari segala kotoran dan karat yang melekat dengan menggosok menggunakan kertas gosok hingga benar-benar bersih. c) Pengecatan besi dilakukan setelah permukaan besi bersih dari segala macam kotoran dan debu akibat pembersihan permukaan besi. Pengecatan dilakukan sebanyak 3 lapis atau sampai benar-benar pekat dan rata. d) Untuk mencapai hasil yang sempurna, setiap lapis pengecatan baru boleh dilaksanakan setelah lapisan sebelumnya benar-benar kering. e) Termasuk dalam pekerjaan ini pengecatan untuk talang tegak dan rangka atap terekspose. Pengecatan Cat Besi Zinc Chromate a)
4)
a) b)
c) d) e)
Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan konstruksi dan kolom-kolom besi. Sebelum pekerjaan pengecatan konstruksi rangka baja dengan menie Zink Cromate seluruh permukaan harus dibersihkan dari karat, minyak dan nodanoda lainnya. Pengecatan dengan Zinc Chromate pada prinsipnya harus dilaksanakan di bawah sebelum konstruksi rangka terpasang. Pengecatan dengan Zinc Chromate minimal 80 mikron. Perbaikan pada bagian-bagian cat yang cacat akibat erection harus dilakukan kembali hingga seluruh permukaan konstruksi tertutup cat.
D. MEKANIKAL 1.
INSTALASI MEKANIKAL a. PERATURAN UMUM 1) Peraturan Dan Acuan Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan peraturan sebagai berikut: a) Peraturan Umum Instalasi Perpipaan (PUIP) b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982 c) Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985 d) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN, PGN, PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun daerah. e) Pedoman Plambing Indonesia Pekerjaan Instalasi ini harus dilaksanakan oleh : a) Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instalasi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya.
45
b)
2)
e)
3)
Khusus untuk izin dari Instalasi Perpipaan (PAS Dinas Terkait dengan kelas yang sesuai) diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS yang dimaksud.
Gambar-Gambar a) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya. b) Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dri peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/ maintenance jika perlatan-peralatan sudah dioperasikan. c) Gambar-gambar arsitek dan struktur / sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi. d) Sebelum pekerjan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan operating dan Maintenace Instruction serta harus diserahkan kepada pengawas proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri 1 kalkir dan 3 blue print, dijilid serta diengkapi dengan daftar isi dan data notasi. Koordinasi a) Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. b) Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain. c) Kontraktor Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
4)
Pelaksanaan Pemasangan a) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, kontraktor harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. b) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Pengawas proyek.
5)
Testing Dan Comisioning a) Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta. b) Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
6)
Masa Pemeliharaan Dan Serah Terima Pekerjaan a) Peralatan instalasi ini harus digaransi selama tiga bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama. b) Masa pemeliharaan untuk insatalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama. c) Selama masa pemeliharaan ini, kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya d) Selama masa pemeliharaan ini seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
46
e) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini tidak melaksankan teguran dari pengawas proyek atas perbaikan / penggantian / penyetelan/ tersebut kepada pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini. f) Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan Pengawas proyek. g) Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditanda tangani bersama Kontraktor dan pengawas proyek. 7)
Laporan-Laporan a)
Laporan Harian dan Mingguan. Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran mengenai : Kegiatan fisik Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis Jumlah material masuk/ ditolak Jumlah tenaga kerja Keadaan cuaca, dan Pekerjaan tambah / kurang. Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh Project Manager masing -masing kontraktor harus diserahkan kepada Pengawas proyek untuk diketahui / disetujui.
b)
Laporan Pengetesan Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas proyek laporan tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut : Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi Hasil pengetesan peralatan Hasil pengetesan kabel Dan lain-lainnya. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak Pengawas proyek.
8)
Penanggung Jawab Pelaksanaan
9)
Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak pengawas proyek . Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak pengawas proyek. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi a)
b) c)
Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak pengawas proyek. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga). Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada pengawas proyek .secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh pengawas proyek secara tertulis
10) Ijin-Ijin Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab kontraktor,
47
sedangkan biaya pemasangan sambungan air bersih, ijin penggunaan air tanah menjadi tanggung jawab pemilik proyek. 11) Pembobokan, Pengelasan Dan Pengeboran a) Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini. b) Pembobokan/ pengelasan/ pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak pengawas proyek secara tertulis. 12) Pemeriksaan Rutin Dan Khusus a) Pemeriksaan rutin harus dilaksankan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan tidak kurang dari tiap dua minggu. b) Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Pengawas proyek/Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini. 13) Rapat Lapangan Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh Pemberi Tugas. b.
LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL 1) Umum Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan b aik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quality.
c.
2)
Uraian Pekerjaan Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut : a) Sistem Air Bersih b) Sistem Air Limbah
3)
Gambar Kerja Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut : Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan fixtures. Detail denah perpipaan. Detail denah perkabelan. Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll. Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas
4)
Gambar Instalasi Terpasang Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur terpasang pada re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan sebenarnya.
SPESIFIKASI PERPIPAAN 1)
48
Umum Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi : a) Pipa
2) 3) 4) 5) 6) 7)
b) c) d) e) f) g) h) i) j)
Sambungan Katup Strainer Sambungan Ekspansi Sambungan fleksibel Penggantung dan penumpu Sleeve Lubang pembersihan Bak kontrol
k) l) m) n) o) p)
Blok Beton Galian Pengecatan Pengakhiran Pengujian Peralatan Bantu
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari masing-masing sistem pipa. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/ atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari koto ran, air karat dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga terlindung dari cahaya matahari. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabr ik pembuat. Spesifikasi Bahan Peripaan a)
Spesifikasi BSP SCH 40 Penggunaan
: Hydrant
Tekanan Standard 40 bar URAIAN
49
KETERANGAN
Pipa
BSP 40
Sambungan/fiti ng
-
Reducer
Seperti diatas, model concentric
Solvent Cement
Sesuai rekomendasi pabrik pembuat
Valve & Strainer
Dia. 50 mm kebawah, malleable cast iron body class 200 lbs dengan sambungan ulir, BS 21 / ANSI B 2.1. Dia. 65 mm keatas, cast iron body class 200 lb dengan sambungan flanges, OS & Y Type
Diameter 50 mm kebawah Screwed Diameter 65 mm keatas Welding Joint
b)
Spesifikasi GIP Penggunaan
: Air Bersih
Tekanan standard 10 bar
URAIAN
KETERANGAN
Pipa
GIP Medium Class
Sambungan/fiting
Diameter 50 mm kebawah Screwed Diameter 65 mm keatas flanges
c)
Spesifikasi PVC Penggunaan
: Venting
Tekanan standard 5 bar URAIAN
8)
KETERANGAN
Pipa
Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar
Sambungan/fiting
PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius, Solvent Cement joint type
Reducer
PVC injection moulded sanitary fitting concentric, Solvent Cement Joint Type
Solvent Cement
Sesuai rekomendasi pabrik pembuat
Persyaratan Pemasangan a)
Umum (1) Persiapan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan. (2) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara pipa- pipa atau dengan bangunan & peralatan.
50
(3) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kitiran, benda- benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya. (4) Pekerjaan persiapan harus dilengkapi dengan semua katup- katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan digambar. (5) Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan UNION atau FLANGE. (6) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan- sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik. (7) Kemiringan menurun dari pekerjaan perpiaan air limbah harus seperti berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar. (a) Dibagian dalam bangunan Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 2% Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1% (b) Dibagian luar bangunan Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 2% Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1%
(8) Semua pekerjaan perpiaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan. (9) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handied) tidak boleh menukik. (10)Sambungan - sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat - alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang. (11)Pekerjaan persiapan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian - bagian penyempitan. Katup - katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
51
(12)Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur- angkur pipa dan pengarahpengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik. (13)Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit. Selama pemasangan, bila terdapat ujung- ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain. (14)Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali. (15)Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
b)
Penggantungan dan Penunjang Pipa (1) Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak yang cukup. (2) Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini : Perubahan perubahan arah Titik percabangan Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis (3) Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut (a) (b) (c)
(a) Diameter Batang Ukuran pipa
Jarak maximum GIP
PVC
Sampai 20 mm
1M
0,5 M
25 mm s/d 40 mm
2M
1 M
50 mm s/d 80 mm
3M
1,5 M
100 mm s/d 200 mm
4M
2 M
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor dari 2 keamanan 5 terhadap kekuatan puncak. (b) Bentuk gantungan Untuk air panas, uap dan kondenset : Roller guide type Untuk yang lain- lain : Split ring type atau Clevis type (4) Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
52
(5) Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat sebelum dipasang c)
Cara pemasangan pipa air limbah dalam tanah (1) Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup (2) Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam (3) Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan adukan semen (4) Urugan pasir setinggi dasar pipa dan dipadatkan (5) Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa (6) Dibuat blok beton setiap interval 2 meter (7) Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar
d)
Pemasangan Katup- katup Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut ini : (1) Sambungan masuk dan keluar peralatan (2) Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah (a) Diruang Mesin Ukuran Pipa
Ukuran Katup
Sampai 75 mm 100 mm s/d 200 mm
20 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar
50 mm
(b) Lain-lain, ukuran katup 20 mm
e)
(3) Ventilasi udara otomatis (4) Katup kontrol aliran keatas dan kebawah (5) Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran keatas dan kebawah (6) Steam trap untuk aliran keatas dan ke bawah (7) Katup by- pass Pemasangan strainer. Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat- alat berikut ini :
f)
(1) Katup- katup pengontrol (2) Katup- katup Pengurang tekanan (3) Steam traps Pemasangan sambungan- sambungan Pemuaian Sambungan-sambungan ekspansi panas, harus disediakan untuk pemipaan uap dan kondensasi pada tempat yang mungkin timbul pemuaian.
g)
53
Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.
Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin timbul kelebihan tekanan. h)
Pemasangan Katup-katup Pengaman. Katup-katup Pengaman harus disediakan di tempat- tempat yang dekat dengan sumber tekanan.
i)
Pemasangan Ven Udara Otomatis Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi dan kantong udara.
j)
Pemasangan Steam trap. Steam trap harus disediakan di setiap bagian pipa terendah dan sesudah coil pemanas.
k)
Pemasangan katup-katup Pengurangan Tekanan. Katup-katup pengurangan tekanan harus disediakan di tempat- tempat dimana tekanan pemakai lebih rendah dari tekanan suplai.
l)
Pemasangan sambungan fleksibel Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari sumber getaran.
m) Pemasangan Pengukur Tekanan Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur, antara lain :
n)
(1) Steam oulets and inlets of steam header (2) Katup- katup pengurang tekanan (3) Katup- katup pengontrol (4) Setiap pompa (5) Setiap bejana tekan Sambungan ulir
o)
(1) Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 50 mm. (2) Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar sebanyak 3 ulir. (3) Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zinkwite dengan campuran minyak. (4) Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan reamer. (5) Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer. (6) Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan. Sambungan solder Sambungan solder ini berlaku antara copper tube dan fitting Untuk pipa ukuran 20 mm kebawah boleh mempergunakan Soft Solder Untuk pipa ukuran 25 mm keatas harus mempergunakan Hard Solder Kontraktor harus mengajukan contoh bahan solder dan hasil solderan kepada pengawas sebelum pekerjaan perpipaan ini dimulai (5) Blander pemanas yang harus dipergunakan ialah jenis pemanas LPG atau Acetyline. Kompor gas tidak boleh dipergunakan Sambungan Las (1) (2) (3) (4)
p)
54
(1) Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum (2) Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las (3) Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang di las. (4) Sebelum pekerjaan las dimulai Kontraktor harus mengajukan kepada Pengawas proyek contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis. (5) Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Pengawas. (6) Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu. (7) Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik menurut penilaian Pengawas proyek. Sambungan Lem (1) Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa. (2) Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa. (3) Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
q) Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut : Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve Pada waste fitting dan Siphon Pada sambungan ini kerapatan diperoleh oleh adanya paking dan bukan seal threat.
r) Sleeves
s)
9)
(1) Sleeves untuk pipa- pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton (2) Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi (3) Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap. (4) Untuk pipa - pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing Sleeves” (5) Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau “Caulk” Pembersihan Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara / metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
Pengujian a)
Pelaksanaan Pengetesan. Instalasi pipa air bersih harus dideteksi terhadap adanya kebocoran dengan tekanan 1,5 x tekanan kerja maximum atau sama dengan 10 kg/cm² selama 24
55
jam tanpa adanya penurunan tekanan pada pressure gauge. Seluruh valve pada bagian out harus tertutup. Bila ada kebocoran harus segera diperbaiki dengan biaya, material & pekerjaan ditanggung oleh kontraktor termasuk biaya pengetesan. b)
Sistem Air Limbah Pengujian untuk pipa pembuangan dengan bahan PVC harus dilakukan selama jangka waktu 24 jam dengan tinggi kolam air sedikitnya 3 meter diatas sambungan pipa tertinggi dengan memperhatikan tekanan kerjanya (5 kg/cm²)
10) Pengecatan a)
Umum Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
b)
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi Flens Peralatan yang belum dicat dari pabrik Peralatan yang catnya harus dipenuhi Persyaratan Pengecatan Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
Lokasi Pengecatan
Pengecatan
Pipa dan peralatan dalam plafond
Zinchromate primer2 lapis
Pipa dan peralatan
Zinchromate primer
expose
2 lapis dan cat akhir 2 lapis
Pipa besi/ baja dalam tanah
2 lapis flincote & karung Goni
Pewarna Pipa seperti pada table berikut ini :
No
56
Fungsi
Warna
1
Pipa Air Bersih
Biru
2
Pipa Air Kotor
Coklat tua
3
Pipa Air Limbah
4
Pipa Air Bekas
5
Pipa Vent
6
Pipa Air Hujan
7
Pipa Gas
Hitam Coklat Muda Abu – abu muda Putih Kuning
8
Tanki Air
Biru
9
Gantungan & Support
Hitam
10
Panah pengarah
Putih
11) Label Katup (Valve Tag)
d.
a)
Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.
b)
Fungsi-fungsi seperti “Normally Open” atau “Normally Close” harus ditunjukkan di tags katup.
c)
Tags untuk katup harus terbuat dari plat mental dan diikat dengan rantai atau kawat.
SISTEM AIR BERSIH 1)
Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan Instalasi Air Bersih: a) Sistem air bersih gedung secara garis besar adalah sebagai berikut : Catu air bersih dan system distribusi air bersih berasal dari satu sumber, yakni air PDAM. Air PDAM akan digunakan untuk segala kebutuhan air bersih di bangunan tersebut, baik untuk wastafel, kran, shower toilet dan cadangan pembilasan toilet urinal. b)
Pekerjaan system air bersih secara umum meliputi : (1) Pengadaan dan pemasangan system pemipaan air bersih dari meter PDAM & DEEP WELL, ke tangki reservoir bawah, pompa transfer dan kelengkapannya sampai ke tangki reservoir atas dan kemudian didistribusi ke peralatan Plumbing. (2) Penyediaan tanki-tangki reservoir atas yang terbuat dari bahan stainless steel, Fibre dengan volume 2 m³, bila dari beton bertulang dikerjakan oleh
57
pihak sipil, serta komplit dengan pompa booster packed dan pressure tank serta perlengkapannya. (3) Pemasangan semua peralatan dan perlengkapan Bantu yang diperlukan untuk jaringan air tersebut, hingga system berfungsi dengan baik. (4) Panel-panel listrik untuk kontrol operasi pompa-pompa. (5) Pengkabelan listrik dari panel pompa sampai pompa air yang bersangkutan
c)
(6) Water level control beserta elektroda-nya untuk control bekerjanya utama / pompa booster. Sistem pembuangan air hujan menggunakan system gravitasi.
c) Air kotor, air bekas dan limbah (kitchen) akan diproses menggunakan system 2) a)
b)
c)
d) e)
f)
58
STP. Ketentuan Teknis
Pompa utama (pompa pendorong/pengisi) menggunakan merk Grundfos atau yang setara. Pompa dari jenis centrifugal pump. Motor listrik untuk penggerak pompa tersebut haruslah dari produksi pabrik yang sama atau paling sedikit dinyatakan dalam rekome ndasi oleh pabrik yang bersangkutan. Apabila terjadi penyimpangan merk pompa beserta motornya, penolakan oleh Pengawas proyek dan resiko sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor. Pompa utama ada 2 (dua) buah, satu berfungsi untuk cadangan yang pengalihannya dari satu pompa ke pompa yang lain dioperasikan secara manual dan automatic. Pompa yang berfungsi pengoperasiannya diatur oleh water level control yang dihubungkan dengan elektroda di dalam tandon bawah dan di tandon atas. Pompa harus berhenti bekerja p ada saat muka air di tandon bawah berada pada posisi rendah dan pada saat posisi muka air ditandon atas rendah serta ketinggian di tandon bawah cukup tinggi. Pompa memiliki head 15 meter, kapasitas discharge 750 lt/mnt, 1500 rpm, 220/380v/3ph/50 Hz. Pompa Bosster menggunakan merk Groundfos atau yang setara. Pompa booster/penguat diperlukan untuk menambah tekanan air dari tandon atas ke jaringan air bersih di masing-masing zona. Pompa dilengkapi dengan tanki tekan dan pressure switch yang bekerjanya seca ra otomatis. Pompa booster hanya bekerja bergantian berdasarkan timer. Pompa booster mempunyai kapasitas 750 lt/mnt, head 10 meter, 220/380v/3ph/50 Hz. Pompa dapat bekerja secara otomatis menurut ketinggian air dalam catch pit. Water level control harus disediakan oleh kontraktor untuk kondisi muka air terendah (pompa mati), kondisi muka air tengah (hanya 1 pompa yang bekerja) serta kondisi muka air teratas (kedua pompa bekerja). Pompa Sump-pit Air Kotor Kontraktor harus memasang pompa sump-pit air kotor sesuai dengan gambar dokumen dan spesifikasi teknis. Pompa ini dapat dioperasikan sewaktu-waktu dan dapat dipindah-pindah jika pengurasan dilakukan. Kesemua pompa tersebut selain bekerja secara otomatis, haruslah dapat dioperasikan secara manual. Pressure tank. Untuk kelengkapan kerja pompa booster disediakan tanki tekan dengan kapasitas 1.000 liter, sejumlah 1 buah. Tanki tekan dilengkapi juga dengan hand hole untuk memudahkan maintence, drain cock, pressure switch serta klep pengaman. Tabel plat aluminium harus mampu difungsikan dengan tekanan kerja sampai 10 kg/cm² dan sanggup menahan tekanan uji sampai 15 kg/cm². Harus pula dilengkapi cat anti karat. Priming tank. Untuk menjamin kerja pompa transfer, system dilengkapi dengan priming tank dengan kapasitas 500 liter. Ditempatkan sedikitnya 1,50 m diatas
sumbu pompa. Priming tank dilengkapi juga dengan float valve, control valve dan drain valve. Harus dilapis dengan cat anti karat.
e.
SISTEM AIR LIMBAH 1)
Sumur Periksa a) Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah. b) Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton c) Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan d) Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa ven
2)
Man Hole a)
Menhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen
b)
Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan terbentuk penahan bau
Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut d) Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi. c)
3)
Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Pembuangan a)
Floor drain adalah dari jenis dengan sifon / penangkap bau, floor drain tidak boleh dari jenis yang mudah buntu oleh kotoran ataupun yang air penyekat (trap)nya mudah habis dan tidak berfungsi floor drain dan clean out terbuat dari stainless steel eks American Standart, Kakudai, San – ei.
b)
Semua sparing pipa yang dipasang pada waktu pengecoran beton, harus dilengkapi dengan flens/sirip yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan pipa.
c)
Penggantung pipa Plumbing dapat dilihat pada table TABEL PENGGANTUNG
59
NO
DIAMETER
JARAK MAKSIMUM
1
40 mm
1,00 m
2
50 mm
1,20 m
3
65 - 125 mm
1,50 m
4
150 – 200 mm
2,00 m
Pengeleman pipa–pipa PVC harus dilakukan setelah ujung–ujung pipa dibersihkan bagian luar & dalamnya sehingga bersih dari semua kotoran dan minyak. e) Untuk lem dipergunakan lem PVC yang direkomendasi oleh pabrik pembuat pipa, misalnya waving, isarplast. f) Galian–galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman sedikitnya 50 cm dibawah permukaan tanah dan kemiringan 2 % (pada kondisi tidak menyeberang jalan) g) Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik. h) Pipa–pipa air bersih dan pipa–pipa pembuangan air kotor, tidak boleh diletak pada lubang galian yang sama. i) Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desin tektan dari seluruh instalasi air, sebelum diserahkan kepada seluruh pengawas proyek. Pemasangan Roof Drain d)
4)
a)
Saringan terdiri badan yang ditanam rata dengan permukaan atas atap.
b)
Badan saringan harus mempunyai bentuk boel yang berfungsi sebagai penahan endapan / kotoran padat.
c)
Tutup saringan dipasang pada badan dengan memakai sambungan ulir.
d)
Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air masuk melalui sisisisinya yang berlubang.
E. ELEKTRIKAL INSTALASI ELEKTRIKAL a.
PERSYARATAN UMUM 1) Umum Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek Tersebut diatas. Segala persyaratan dan ketentuan instalasi listrik akan dijelaskan pada bagian–bagian berikutnya. 2) Peraturan Pemasangan Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan -peraturan sebagai berikut : a) PUIL 2000. b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/ 1982 c) National Fire Protection Association (NFPA) d) Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan. e) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang, seperti PLN, dan Assosiasi terkait. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari instalasi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran. 3) Gambar – gambar a) Gambar – gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah rapat penjelasan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
60
b)
Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan perhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service / maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
c) Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi. d) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail kapada Pengawas proyek untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan denganinstalasi ini. e) Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada Pengawas Proyek pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi. Gambar Kerja (Shop-drawing) a)
Yang dimaksud dengan gambar kerja adalah gambar-gambar yang dibuat oleh Kontraktor, Pemasok-barang maupun pihak-pihak lain yang bertujuan untuk menjelaskan cara pemasangan maupun cara penyambungan dan lainnya pada saat pelaksanaan pekerjaan sedang berlangsung
b)
Sebelum Kontraktor melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat gambar kerja untuk memperjelas dan sebagai gambar untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan terdiri dari, (1) Diagram-diagram/gambar, seperti : Gambar rangkaian listrik Gambar jaringan pemipaan Gambar/diagram lainnya. (2) Detail-detail, seperti : Detail panel Detail pemasangan panel Detail pemasangan peralatan Detail-detail lain yang diperlukan. (3) Gambar lainnya sesuai dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
c) Gambar-gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada Gambar Perencanaan, Spesifikasi Teknis serta disesuaikan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya, sehingga tidak akan terjadi kesalahan di lapangan. d) Gambar kerja dibuat sebanyak 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada Pengawas proyek untuk diperiksa dan disahkan e) Untuk pekerjaan Sistem Distribusi Listrik dan lainnya, Kontraktor harus menyiapkan Gambar-gambar instalasi yang diperlukan untuk diperiksa dan disahkan (keur) oleh Assosiasi terkait dan instalasi lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. 4) Koordinasi a) Kontraktor instalasi hendaknya bekerja sama dengan kontraktor instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. b)
c)
Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi lain.
Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab kontraktor. 5) Pelaksanaan Pemasangan
61
a)
Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi dimulai, Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas Proyek dalam rangkap 3 (tiga) untyk disetujui.
b)
Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi Pengawas Proyek. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6) Testing dan Commisioning a) Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta. b)
Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
7) Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan a) Peralatan instalasi harus digaransi selama setahun terhitung sejak saat penyerahan pertama. b)
Masa pemeliharaan untuk instalasi adalah satu tahun terhitung sejak saat penyerahan petama.
c)
Selama masa pemeliharaan, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya. d) Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. e) Selama masa pemeliharaan, apabila kontraktor tidak melaksanakan teguran dari Pengawas proyek atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang dipergunakan, maka Pengawas proyek berhak menyerahkan perbaikan/ penggantian penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya kontraktor. f) Selama Masa Pemeliharaan, Kontraktor harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian/pemeliharaan. g) Serah terima pertama baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Kontraktor dan Pengawas Proyek serta dilampiri Surat Ijin Pemeriksaan dari Jawatan Keselamatan Kerja dan instalasi yang berwenang. 8) Laporan – laporan a) Laporan Harian dan Mingguan
b)
62
Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran mengenai : Kegiatan fisik Catatan dan perintah Pengawas proyek yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis. Jumlah material /ditolak Jumlah Tenaga Kerja Keadaan cuaca, dan Pekerjaan tambah/kurang Photo progres lapangan Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pengawas proyek untuk diketahui / disetujui. Laporan Pengetesan Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut : Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi. Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel Hasil pengetesan tahanan pentanahan Dan lainnya. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanak an harus disaksikan oleh pihak Pengawas proyek. 9) Penanggung Jawab Pelaksanaan a) Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan reknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Pengawas Proyek. b)
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan / dikehendaki oleh pihak Pengawas proyek.
10) Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi. a) Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencanaan dan Pengawas proyek. b)
Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Pengawas proyek dalam rangkap 3 (tiga) Perubahan material, dan lain – lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada Pengawas proyek secara tertulis dan pekerjaan tambah/ kurang / perubahan yang ada harus disetujui oleh Pengawas proyek secara tertulis.
11) Ijin – ijin Pengurusan ijin – ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor. 12) Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran a) Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini. b)
Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak Pengawas proyek secara tertulis.
13) Pemeriksaan Rutin dan Khusus a) Pemeriksaan Rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik dan tidak kurang dari tiap dua minggu b)
Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Pengawas proyek Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.
14) Rapat Lapangan Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi tugas. b.
LINGKUP PEKERJAAN 1)
Umum Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar -gambar, dimana bahan – bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan–ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan
63
antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. 2) Uraian Lingkup Pekerjaan Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi Listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : a) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi panel tegangan rendah lengkap dengan instalasi serta peralatan bantunya. b) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan , kotak–kontak c) Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel tegangan rendah. d) Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel tegangan rendah. e) Pengadaan, pemasangan dan pengujian armature lampu penerangan. f) Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian. g) Pembuatan as built drawing (gambar terpasang) h) Pengadaan, pemasangan rak kabel untuk daya dan penerangan dalam bangunan serta peralatan bantunya. i) Pengadaan, pemasangan penyalur petir. j) Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas. k) Mengadakan testing dan Commissioning seluruh pekerjaan listrik. c.
KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN 1)
64
Panel Tegangan Rendah a) Panel tegangan rendah harus mengikuti standard PUIL 2000. b) Panel – panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat powder coating dengan cat texture, warna dan cat dikonfirmasikan kepihak Interior dan Pengawas proyek, dilengkapi dengan double cover tebal plat 2 mm, memakai sepatu kabel dan handslip, kapasitor bank harus menggunakan sistem otomatik (APFR). Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master key. c) Kontruksi dalam panel – panel serta letak dari komponen – komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan – perbaikan penyambungan-penyambungan pada komponenkomponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya. d) Setiap panel harus mempunyai 5 atau lebih busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65ºC dengan dimensi busbar minimum 1,5 kali dari kemampuan lewat arus (kapasitas incoming breaker). Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan. e) Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran. Ampermeter dan Voltmeter yang digunakan berukuran 96 x 96 mm atau ukuran lain yang update dengan skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi, serta ada sertifikat tera dari LMK / PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur). f) Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas proyek. g) Unit Box Panel haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat ventilasi udara yang cukup. Pada lubang ventilasi udara harus diberi filter yang kontruksinya diperkuat sehingga didapatkan suatu konstruksi yang baik. h) Unit Box Panel yang berfungsi untuk Motor Control Center haruslah dilengkapi dengan force ventilasi(exhaust fan). i) Main switch breaker tipe air break 3 pole atau 4 pole yang telah direkomendasi dari SPLN serta karakteristiknya menurut standard IEC 947-2 dan kemampuan
arus hubung singkat alat tersebut tidak kurang dari 80 KA pada tegangan 600 VAC. j) Main circuit breaker harus menggunakan tipe spring charged yang dapat dioperasikan secara manual atau automatic yang dikombinasikan dengan sistem motorized, UVT untuk versi fixed serta dilengkapi pengaman untuk tidak merusak switch breaker pada saat posisi ON / OFF / TRIP. k) Sistem penutup atau kontak breaker harus menggunakan tougle action, free type dan dilengkapi dengan indikator mekanikal untuk posisi ON atau OFF serta indikasi charged dan discharged. l) Jika main circuit breaker dioperasikan secara atomatic maka harus dilengkapi dengan pelepas penutup (XF) pemutus tegangan jatuh (MN) / pemutus shunt (MX), saklar alarm dan saklar bantu. m) Kapasitas dari kontak utama harus mampu dibebani dengan beban penuh pada temperatur yang telah direkomendasikan dari pihak serta waktu pemutusan tidak lebih dari tiga detik. n) Main circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih (over current), arus hubung singkat (short circuit), proteksi hubungan pentanahan. o) Komponen – komponen pengaman yang dapat dipakai adalah : (1) Air Circuit Breaker (ACB)
Standard IEC & SPLN Terdiri dari 3 atau 4 kutub Jenis Fixed Sistem unit Trip terdiri dari : ◊ Fungsi switching ◊ Fungsi komunikasi ◊ Fungsi Proteksi Kapasitor pemutus 65 KA – 150 kA pada 380/415 V Arus Nominal 800A s/d 6300 A (2) Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Keterangan untuk syarat – syarat dan simbol-simbol yang digunakan dalam perincian berikut menggunakan Strandard IEC bagian 1 dan 2. Terdiri dari 3 kutub dan 4 kutub Kapasitas pemutusan 18 s/d 85 KA pada tegangan 380 / 415 V Dilengkapi dengan pemutus shunt (MX), Pelepas Tegangan (MN), Auxiliary Contract, Saklar Alarm serta mekanis motor. Sistem unit trip terdiri dari : ◊ Thermal Magnetis ◊ Solid State (Electronic) Dilengkapi dengan proteksi motor- motor listrik Dilengkapi dengan perlindungan terhadap manusia / kebakaran (type Vigirex) Versi : Fixed (1) Miniatur Circuit Breaker (MCB) Menurut standart IEC Terdiri dari 1 dan 3 kutub Breaking capacitynya antara 5 s/d 25 KA untuk tegangan 220/415 V. Kurva trip B & C Dilengkapi dengan saklar alarm, Auxiliary contract dan pemutus shunt (MX) / pelepas tegangan (MN) Jika digunakan untuk melindungi motor listrik maka yang digunakan adalah MMCB (Magnetic Motor Circuit Breaker). (2) Contactor Berdasarkan standard IEC ,SPLN, SNI Terdiri dari kategori ACI – untuk Beban Murni > 0.95 AC2 – Untuk motor slipring, Strarting, Pluging AC3-Motor Squirrel cage, swithhing ON/OFF selama dalam keadaan normal.
65
(3) Overload Berdasarkan IEC p47, IEC 292 Dapat mampu berfungsi sebagai pengaman motor listrik terhadap beban lebih dan disesuaikan dengan arus nominal motor tersebut. Untuk star – delta dan Direct On Line dapat dikombinasikan dengan Magnetic Motor Circuit Breaker. (4) Bushbar Support Sesuai standard IEC, SPLN - SNI Bus-bar support terdiri dari unipolar/multi polar. Isolasi support harus sesuai dengan ukuran copper (tembaga). Kapasitas dari Bus – bar harus sesuai dengan standard Puil Terdiri dari 1,2,3 dan 4 pole + 1 grounding Spesifikasinya : ◊ High Dielectric strenght ◊ High Mechanical wisthstand ◊ Tahan Terhadap temperatur sesuai dengan rekomendasi (5) Isolasi support Bahan terdiri dari SMC/DMC spesifikasi terdiri dari : High Dielectric Strenght High Mechanical Withstand High Temperature. (6) Pilot lamp, Push Button, Selector Switch Sesuai standard IEC, SPLN, SNI.
(7)
(8)
(9) (10)
2)
66
Jenis pilot lamp yang digunakan adalah tipe transformasi Push Button menggunakan tipe flush dengan bahan chromium. Selector switch tingkat isolasinya harus 660 V dengan kapasitas thermal 12 A adalah 20 A serta dilengkapi dengan pegangan isolasi ganda. Fuse dan Fuse Link Standard SPLN. Jenis Fuse yang digunakan adalah HRCclass Q sedangkan Fuse Carier sebagai pengaman circuit control menggunakan type catridge & Holder. Relay Tipe relay adalah electro mechanical dan static transitor. Over current relay adalah jenis IDMTL (Inverse Defenitive Minimum time Lag) diset antara 50 % - 200% dan waktu antara 1-0,3 second Earth Fault Relay adalah jenis DTL (Definitive Time Lag) di set antara 0-1 secound, setting dari arus antara 5-40% dari 5% step. Capasitor dari auxiliriary contract relay tersebut harus disesuaikan dengan kapasitas beban. Current Transformer (CT) CT yang digunakan standard SPLN, SNI / IEC . Metering Standard IEC, SPLN. Bahan Plastic ABS, Dust Proof, disesuaikan dengan temperature tropis. Moving Iron Mempunyai Zero skala yang dapat diatur. Class 1.5 dari skala full
Kabel Tegangan Rendah a) Kabel – kabel type NYA, NYM dan NYY yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan rendah 0,6 kV. b) Pada Prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis N/A2XSEFBY, N/A2XSY, NYY dan NYFGBY.
c) Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada MK. d) Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm². 3)
Sistem Penyalur Petir a) Elektroda Penyalur Petir / Air Termination (1) Elektroda penyalur petir ini terdiri dari : (a) Air Termination dari jenis Electrostatis lightning terminal. (b) Dudukan air termination yang terbuat dari fibre glass dengan diameter 70 mm dan ketinggian minimum 2,5 meter. (c) Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh goncangan dan angin. (2) air termination yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia atau instalasi lain yang berwenang. (3) Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis bukan radioaktif. (4) Detail dan tata instalasi penyalur petir sesuai dengan Gambar Perencanaan.
b)
c)
d)
e)
67
(1) Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan. (2) Elektroda penyalur petir harus dihubungkan dengan hantaran turun. (3) Pemasangan penyalur petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai basement harus dapat terlindungi oleh sistem instalasi penyalur petir. Hantaran Turun (1) Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang diterima/ditangkap oleh elektroda penyalur petir ke konduktor pembumian. Oleh karena itu, hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna, baik dengan elektroda penyalur petir maupun elektroda pembumian. (2) cable yang di gunakan mempunyai ukuran NYY 1 x 50 mm². (3) Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan gangguan mekanis. Elektroda Pembumian (1) Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2” dan plat tembaga serta lilitan kawat timah dengan konstruksi seperti tercantum di dalam Gambar Perencanaan. (2) electroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang 6 M dan mempunyai tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm. (3) Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian dengan hantaran turunan harus dilakukan di dalam bak kontrol. (4) Sistem pembumian untuk penyalur petir ini harus terpisah dari sistem pembumian untuk sistem elektrikal lainnya. Bak Kontrol / Terminal Penyambungan (1) Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran penyalur petir dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan sebagai tempat untuk melakukan pengukuran tahanan pembumian. (2) Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Perencanaan. (3) Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton. (4) Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah. Penyangga dan Klem (1) Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir. (2) Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap karat. (3) Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar Perencanaan.
f) Merk 7)
68
: KURN, THOMAS, GUARDIAN
Lighting Fixtures a) Lighting Fixtures TKO/RM/GMS – TL 2 X 36 W (1) Tebal plat besi untuk lighting fixture tersebut minimum 0,7 mm. (2) Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut (3) Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dari karat dan lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih serta dilengkapi Mirror Reflektor, contoh harus disetujui oleh Pengawas proyek. (4) Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan – pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan. (5) Pada semua lighting fixxtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal pentanahan (grounding). (6) Lighting Fixtures untuk tipe TL harus menggunakan adjustable hanger/Fixed Hanger. b) Lampu Tabung (Down Light) – PLC, PLE, SL/PL (1) Lighting Fixtures harus dilengkapi dengan reflector aluminium, atau sesuai gambar. (2) Lamp holder menggunakan standart E-27/E.40. (3) Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar. (4) Lampu yang dipakai dari jenis PLC/PL atau sesuai gambar, contoh harus disetujui oleh Pengawas proyek. c) Lampu Emergency dan Orientasi (1) Lampu Emergency yang digunakan jenis flouresent (TL), Incandescen (PL), lengkap dengan battery dan chargernya. (2) Pada saat listrik PLN / Genset menyala charger akan mengisi battere dan lampu harus dapat dioperasikan dari listrik PLN/Genset mati, lampu tetap menyala (tanpa terputus) dan dioperasikan oleh sumber daya battery (lampu yang lain). Bila PLN/Genset hidup battery harus diisi kembali dan semua operasi tersebut diatas harus dapat bekerja secara otomatis. (3) Battery yang dipakai jenis drycell Nikel Cadmium dan / CADMIUM harus sanggup menampung operasi selama minimal 30 menit, kapasitas battery disesuaikan dengan TLD yang dipasang. (4) Tegangan input adalah 220 v, n 10% 50 Hz, 1phase, dilengkapi dengan indikator LED dan peralatan push to Check battery. (5) Chargernya harus dapat mengisi battery pada kapasitas penuh selama 1 x 24 jam. (6) Inverternya harus tidak bekerja bila lampu dinyalakan dari sumber PLN/Genset. (7) Untuk lampu orientasi dipakai jenis flourescent (TL) dan Incandescen (PL) maintain lengkap dengan battery chargernya atau sesuai gambar. (8) Untuk lampu exit harus disetujui oleh Pengawas proyek. d) Lighting Fixtures Type Outdoor (Halaman) (1) Lighting fixtures yang dapat digunakan, akan ditentukan sesuai gambar dan spesifikasi teknis atau lainnya. (2) Tipe lampu yang dipakai adalah sesuai gambar. (3) Komponen-komponennya harus menggunakan condensor yang dapat memberikan koreksi factor minimal 0,85 dipasang seri. (4) Kontruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan – pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan, contoh harus disetujui oleh Pengawas proyek. (5) Untuk setiap lampu penerangan luar, ujung instalsi dari kabel haruslah dipasang suatu Junction Box Outdoor Type. Dimana Junction Box tersebut termasuk dalam lingkup pekerjaan Kontraktor instalasi penerangan luar sehingga bila Supply lampu penerangan luar dari Kontraktor yang berbeda, maka Supplier lampu langsung dapat menyambungkan kabel penerangan
lampu tersebut ke tiap – tiap Junction Box Outdoor Type yang telah disediakan oleh Kontraktor instalasi kabel. e) Lampu Exit (1) Lampu exit yang digunakan adalah jenis slim type, 8 watt dengan battery backup 4 jam. (2) Lampu exit harus disetujui oleh Pengawas proyek. f) Lampu Fluorescent (1) TL Balk lengkap dengan Reflector (TKO) TL 1 X 35 W, TL 2 X 36 W. (a) Tebal plat besi untuk lighting fixtures terebut minimum 0.7 mm. (b) Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan koreksi factor total minimal 0,85. (c) Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm Light. Pihak Kontraktor wajib menanyakan tipe yang akan digunakan. Bila pihak Kontraktor tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak Pengawas proyek berhak menentukannya dengan tanggungan resiko apapun pada pihak Kontraktor. (d) Dilengkapi dengan acrylic prismatic cover/ sesuai gambar. g) Kotak – Kontak Dan Saklar (1) Kotak – kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type pemasangan masuk / inbow (flush-mounting) dan tipe floor mounted.3 (2) Kontak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 15 A dan mengikuti standart VDE. (3) Flush-Box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button harus dipakai dari jenis bahan metal. (4) Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari pemukaan lantai dari ruang-ruang yang basah/lembab harus jenis water tight sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar. Sebelum pemasangan, pihak Kontraktor harus mendapat persetujuan dari Pengawas proyek. h) Grounding (1) Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper Conductor). (2) Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel lebih kecil dari 70 mm², atau sesuai gambar sistem pembumian. (3) Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan massive copper berdiameter 1” dan 0,2 m dari bagian ujungnya dibuat runcing. Electrode pentanahan yang ditanam dalam tanah minimal sedalam 5 m atau sampai menyentuh permukaan air tanah. (4) Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 5 ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturu-turut. (5) Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian. (6) Grounding untuk peralatan elektronik dipisah dengan grounding elektrikal, dengan metoda grounding yang sama. i) Kabel Tray / Kabel Ladder dan Kabel Duck. (1) Kabel tray tersebut dari bahan mild steel sheet setebal 1- 2 mm dengan finishing hot dipped galvanized. (2) Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan besi beton dan atau diberi supporting pada konstruksi baja. (3) Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk tray harus dibuat sedemikian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan. (4) Untuk mendapatkan pentanahan yang baik antara bagian yang satu dengan bagian yang lain, harus terhubung satu dengan lainnya dengan menggunakan BC kabel atau kontruksi harus memakai kabel sepatu pada kedua ujungnya. (5) Cable tray yang dipasang didalam shaft / pada dinding kabel menggunakan penyangga terbuat dari bahan UNP-LNP dengan ukuran sesuai gambar dan dipasang setiap jarak 2 (dua) meter. Kabel yang terpasang harus dilengkapi dengan klem-klem kabel dan atau Cable Ties.
69
j)
d.
(6) Kabel yang dipasang diatas tray harus diklem (diikat) dengan klem-klem kabel (pengikat/kebel tie) anti ultra violet. (7) Sebelum pemasangan kabel tray harus dikoordinasi terlebih dahulu dengan instalasi lainnya (AC, Plumbing dll). (8) Kabel tray yang arah vertikal menuju panel-panel lampu menggunakan kabel tray minimum selebar panel lampu penerangan tersebut. Konduit Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact dan Metal Plan Conduit dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.
PERSYARATAN TEKNIS DAN PEMASANGAN 1) Panel – panel a) Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata (horisontal) b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam. c) Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free Stranding diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah dilengkapi dengan pondasi cor. d) Semua panel harus ditanahkan. 2) Kabel – kabel a) Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban. b) Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan diberi lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam. c) Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan disusun yang rapi. d) Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination / junction box. e) Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya. f) Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian diberi cable shoes. g) Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 0,5 cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel. h) Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel. i) Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan handslip. j) Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun dalam kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus disupport setiap jarak 100 cm. k) Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel ladder kecuali dalam Cable Pitch. l) Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belikan harus ada tanda arah jalannya kabel dan dilengkapi dengan Cable Mark. m) Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
70
Semua kabel yang akan dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu trunking kabel. o) Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC High Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam PVC High Impact. Yang pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable Tray dipasang Joining Coupling. p) Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel. q) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus didalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tersebut minimum 4 cm. r) Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m disetiap ujungnya. s) Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang. t) Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam kotak penyambung dan memakai alat penyambung berupa las-dop. u) Semua kabel yang menuju/keluar dari panel-panel type outdoor harus didalam pipa Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 ½ x dia. kabel. v) Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang menuju kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan Medium sepanjang lebih kurang 1 m dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada dibawah permukaan tanah sampai 50 cm dari permukaan tanah. w) Semua kabel instalasi motor yang berada didaerah utility harus dipasang dalam metal conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel dan lengkap dengan Flexible Metal Conduit. x) Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slap harus diberi Saddle Spacers setiap jarak 150 cm. y) Untuk insatalasi kabel yang menggunakan PVC High Impact Conduit tidak diperbolehkan melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus. Kotak-kontak dan Saklar a) Kotak-kontak dan Saklar yang akan dipakai adalah type tanam dalam dinding dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotakkontak dan 1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail. Bila tidak terdapat gambar detail, pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari pihak Pengawas proyek dan pihak Interior atau Arsitektur. b) Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus water Tight. Lampu Penerangan a) Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek dan disetujui oleh Pengawas proyek. b) Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang terbuat dari bahan aluminium. c) Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus. d) Semua lampu penerangan type Flourensscent harus digantung dengan menggunakan adjustable hanger. e) Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC High Impact Conduit. Pembumian a) Semua bagian dari sistem listrik harus dibumikan b) Elektrode pembumian harus ditanam sedalam minimum 5 m dan mencapai permukaan air tanah. c) Tahanan pembumian maximum adalah 5 ohm. d) Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 6 m dan disesuaikan dengan sifat tanahnya. e) Elektrode pembumian harus menggunakan massive copper pipe dengan penampang 1”. n)
3)
4)
5)
e.
71
PENGUJIAN
1) U m u m Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang harus diadakan pengujian secara individual parsial (Partial Test). Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dari LMK / PLN serta instalasi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semus biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri. 2) Peralatan dan Bahan Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji. a) Panel-panel Tegangan Rendah Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurrna dalam keadaan operasi maupun gangguan berupa undervoltage, over current, overthermis, short circuit dan lain-lain serta megger antara fasa, fasa netral, fasa nol. b) Kabel-kabel Tegangan Rendah Untuk kabel tegangan rendah sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta melanggar ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan renah, pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan isolasi minimum 50 mega Ohm. c) Lighting Fixtures Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus dilakukan pengujian / pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85. d) Motor-motor Listrik Pengukuhan tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan. Pemasangan motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil pengukuran tidak melanggar ketentuan-ketentuan PUIL 2000 e) Pentanahan / Grounding Semua pentanahan dan sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan maximum 5Ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut. f) Shaft Semua shaft harus ditutup/diisolasi antara lantai yang satu dengan yang lainnya dengan memakai light concrete. f.
PRODUK 1) Umum Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah seperti tercantum dalam outline specification
E.
LANDSCAPE
1.
PAVING PARKIR DALAM a.
UMUM : 1)
72
Lingkup Pekerjaan :
a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. b)
b.
Meliputi persiapan pelaksanaan perkerasan serta pengadaan dan pemasangan material perkerasan pada area Parkir sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
MATERIAL : 1)
Material persiapan area perkerasan : a)
CTSB dari campuran tanah, semen dan bahan additive untuk peningkatan elastisitas tanah. Tebal lapisan CTSB adalah 20 cm
b)
Rabat Beton 1 Pc : 3Ps : 5 Kr, tebal 5 cm atau tergantung kebutuhan.
c) Pasir Beton dilaksanakan pada lapisan dibawah paving yang di dalam gambar rencana dinyatakan sebagai lapisan pasir sesuai spesifikasi dan gambar. 2)
Material perkerasan area : a) Paving Block 10 x 20 x 8 cm, K-300 eks BHARATA,USP, atau setara b) Kanstein Beton 15 x 30 x 60 cm, K-300 eks :BHARATA,USP, setara
3)
Marka Parkir : a)
c.
d.
Cat dengan bahan dasar dispersi polymer, TENNOKOTE TNK-1000 WA setara PT. Propan Raya.
ALAT KERJA : 1)
Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja untuk keperluan pekerja pelaksananya.
2)
Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
PERSIAPAN : 1)
CONTOH BAHAN : Guna persetujuan badan pengawas/ perencana, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semuai bahan yang akan dipakai.
73
2)
Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran, elevasi, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.
3)
Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.
4)
Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk kemudian diteruskan kepada pemberi tugas minimal 1000 unit paving tiap jenis dan motif paving yang dipakai. Unit-unit tersebut harus dalam keadaan baru dan
mencantumkan dengan jelas identitas pavingnya. Unit-unit paving ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh pemberi tugas. e.
PELAKSANAAN : 1)
2)
74
Persiapan area : a)
Sebelum pelaksanaan penimbunan tanah dasar terlebih dahulu dilakukan pemadatan tanah dasar dengan menggunakan alat pemadat sheepfoot
b)
Setelah pemadatan, dihamparkan tanah dasar dengan material CTSB setebal 20 cm sampai elevasi yang diijinkan. Alat pemadat yang digunakan adalah menggunakan Vibro compactor setelah mendapatkan persetujuan Pengawas proyek
c)
Selanjutnya dilakukan penghamparan pasir diatasnya dengan jenis material pasir urug. Urugan dilanjutkan dengan pemadatan dan perataan lapangan menggunakan roller dengan persetujuan Pengawas proyek
Marka Parkir : a)
Permukaan yang akan dicat harus sudah dalam keadaan kering, bebas minyak, kotoran dan tidak berlumut.
b)
Tuangkan lapisan asam penggores Cleanol B-20 biarkan selama 30 menit untuk memperoleh hasil perekatan coating yang lebih baik.
c)
Cuci permukaan dengan disikat dan disiram air berulang kali hingga benarbenar bersih, dan biarkan mengering.
d)
Pengecatan dilakukan dengan roll bulu dengan selang waktu pengecatan minimum 2 jam.
e)
Pengecatan dilakukan berulang-ulang hingga mencapai ketebalan cat minimal 1mm.
f)
Pengecatan tidak boleh dilakukan dalam keadaan hujan.
g)
Hindari pengecatan pada saat cuaca panas terik.
BAB VII GAMBAR-GAMBAR (Terlampir)
DAFTAR KUANTITAS, ANALISA HARGA SATUAN DAN METODA PELAKSANAAN
1. Daftar kuantitas terdiri dari: a. Rekapitulasi daftar kuantitas pekerjaan; b. Daftar rinci kuantitas dan harga. 2. Analisa Harga pekerjaan : a. Analisa harga satuan mata pembayaran utama; b. Daftar upah; c. Daftar harga bahan; d. Daftar harga peralatan 3. Metoda pelaksanaan pekerjaan terdiri dari: a. Metoda untuk melaksanakan pekerjaan sampai dengan selesai untuk masingmasing pekerjaan utama; b. Jadual pelaksanaan pekerjaan; c. Daftar personil inti yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan d. Daftar peralatan utama yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
75
BAB VIII PENUTUP
1. Apabila dalam Spesifikasi Teknis untuk uraian bahan-bahan pekerjaan tidak disebutkan dalam perkataan atau kalimat “dilaksanakan oleh pemborong” maka hal ini dianggap seperti disebutkan. 2. Guna mendapatkan hasil yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata demi kata dalam Spesifikasi Teknis ini harus diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai “ Hal “ yang disebut. 3. Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Direksi atau Pimpinan Kegiatan bilamana perlu diadakan perbaikan dalam peraturan ini. 4. Kontraktor diwajibkan membuat As Built Drawing sebagai Laporan Akhir dari pelaksanaan kegiatan yang merupakan bagian dari Laporan Pekerjaan.
Disusun Oleh : Konsultan Perencana, CV ARTERINDO PRATAMA
Ir. GUNAWAN Direktur
76