Evidence-based medicine Pemanfaatan bukti mutakhir dari penelitian yang sahih dalam tata laksana pasien’. EBM merupakan integrasi antara bukti-bukti tersahih dari hasil penelitian terkini dengan ekspertis klinis dan nilainilai pasien. Bukti tersahih yang dimaksud adalah laporan hasil penelitian dasar dan penelitian klinis yang relevan.
Berpikir logis saja tak cukup Pentingnya
penerapan evidence-based medicine
tercermin dari beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa seringkali pemikiran yang logis tidak terbukti benar. Merokok
memudahkan kanker, antioksidan (beta
karoten) mencegah kanker atau menurunkan angka kematian. Ternyata justru bisa sebaliknya bila beta karoten diberikan pada perokok
Tidak boleh lagi memberikan Vitamin E 400 IU sehari
Contoh adalah hasil meta-analisis mengenai konsumsi vitamin E yang menyatakan bahwa konsumsi vitamin E dosis tinggi (>400 International Unit) per hari akan meningkatkan risiko kematian sehingga harus dihindari.
Miller ER 3rd, Pastor-Barriuso R, Dalal D, Riemersma RA, Appel LJ, Guallar E. Meta-analysis: high-dosage vitamin E supplementation may increase all-cause mortality. Ann Intern Med. 2005 Jan 4;142(1):37-46.
Beta carotene dan Kanker Paru NEJM, 334:1150-1155, 1996 Effects of a Combination of Beta Carotene and Vitamin A on Lung Cancer and Cardiovascular Disease
Setelah
minum suplemen beta carotene dan
vitamin A, ternyata tidak didapatkan manfaat, bahkan insiden kanker paru meningkat dan risiko kematian akibat kanker paru, penyakit kardiovaskular pada perokok dan pada buruh yang terpapar asbes
Suplementasi antioksidan Minum
beta karoten meningkatkan insidens
kanker paru dan meningkatkan mortalitas pada perokok
1a
Journal of the National Cancer Institute, Vol. 95, No. 1, Jan 1, 2003
Mengapa perlu EBM? Terlalu
banyak pasien
Terlalu
banyak masalah
Terlalu
banyak jurnal
Informasi Tidak
berlebihan
ada waktu untuk membaca
Langkah Penerapan EBM MASALAH Formulasi masalah menjadi pertanyaan
Evaluasi
Integrasi aplikasi
Telaah Kritis : validity, importance, applicability
Mencari bukti-bukti secara efisien
Level of Evidence* I. Randomized controlled trial (RCT) i)Double blind (gold standard) ii)Non-blinded
II. Nonrandomized controlled clinical trial III. Case series i) Population-based, consecutive series ii) Consecutive cases (not population-based) iii) Nonconsecutive cases *National Cancer Institute, USA
Levels of Evidence* 1. Randomized clinical trial, well designed . 2. Cohort / case control , well designed. 3. Ecology study (descriptive) 4. Min. 1 RCT, well designed Parameter: a. Cancer endpoint: mortality, incidence b. Intermediate endpoint 5. Expert opinion *Cochrane Library
Meta-analisis Studi 1
Studi 2
Studi 3
Studi 4
Meta-Analisis
Kekuatan
bukti-nya tergantung kualitas penulis Dapat memperbesar systematic error Tergantung RCT yang dianalisis: sampel besar atau kecil
Systematic Review Sebuah
saripustaka berdasarkan survey yang komprehensif terhadap suatu topik.
Sumber
pustaka : studi-studi primer dengan level of evidence yang paling tinggi.
Semua
studi tersebut diidentifikasi dan ditelaah secara sistematik dan kemudian disimpulkan dengan metodologi yang eksplisit dan reproducible.
Sumber Artikel dengan Telaah Kritis: The Cochrane Library http://www.cochrane.org/ EBM Online(BMJ) http://ebm.bmjjournals.com/ Bandolier http://www.jr2.ox.ac.uk/Bandolier/ Guidelines: National Cancer Institute NGC http://www.guideline.gov
http://nci.nih.gov/
Nilai-nilai dan Harapan Pasien Berperan
penting untuk menilai apakah suatu intervensi dapat dilakukan
Thank you