KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM ZOONOSIS ( P2BB ) No. 440/
I.
/KAK/
/PKMKT/2019
PENDAHULUAN Zoonosis adalah penyakit atau infeksi yang ditularkan secara alamiah di antara hewan vertebrata dan manusia. Peternakan di Indonesia rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk zoonosis. Dengan demikian, zoonosis merupakan ancaman baru bagi kesehatan manusia. Berkembangnya zoonosis dalam beberapa tahun terakhir menjadi tanda bertambahnya ancaman penyakit yang mematikan bagi manusia yang ditularkan oleh hewan. Sampai saat ini, terdapat tidak kurang dari 300 penyakit hewan yang dapat menulari manusia. Dalam 20 tahun terakhir, 75% penyakit baru pada manusia terjadi akibat perpindahan patogen dari hewan ke manusia atau bersifat zoonotik, dan dari 1.415 mikroorganisme patogen pada manusia, 61,6% bersumber dari hewan (Baktir, 2011). Penyakit zoonosis dari sapi ini perlu diwaspadai karena dapat menular ke manusia bahkan dapat mengakibatkan kematian
II.
LATAR BELAKANG Filariasis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh cacing Wuchereria Bancrofti (W. Bancrofti), Brugia(B) Malayi dan B. Timori. Penyakit ini menyebabkan pembengkakan pada kaki. Masyarakat biasa menyebut penyakit ini dengan kaki gajah (elephantiasis). Penyakit ini menyerang hampir di seluruh dunia, World Health Organization (WHO) mencatat hampir 1,4 miliar orang di 73 negara di seluruh dunia terancam oleh filariasis limfatik, umumnya dikenal sebagai kaki gajah. Sekitar 65% dari mereka yang terinfeksi hidup di Kawasan Asia Tenggara, 30% di wilayah Afrika, dan sisanya di daerah tropis lainnya (World Health Organization, 2013). Di Indonesia sampai dengan tahun 2009 dilaporkan sebanyak 31 propinsi dan 337 kabupaten/kota endemis filariasis dan 11.914 kasus kronis. (Wahyono, 2010). Hampir seluruh wilayah Indonesia adalah daerah endemis filariasis, terutama wilayah Indonesia Timur yang memiliki prevalensi lebih tinggi. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). WHO juga mencatat terdapat 310 kasus avian influenza (AI) atau flu burung dengan 189 kematian pada manusia. Wabah flu babi juga telah melanda Amerika Serikat dan Meksiko dengan korban meninggal di Meksiko 68 orang, 20 orang positif flu babi, dan 1.004 orang dinyatakan terinfeksi (Baktir, 2011). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah merilis data untuk sebaran kasus antraks pada manusia di Indonesia pada tahun 2016 yaitu 41 kasus. Jumlah ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya yang hanya 3 kasus di seluruh Indonesia. Untuk kasus di DIY sendiri pada tahun 2016 terdapat 15 kasus penyakit antraks dan di awal tahun 2017 sudah ada 2 korban jiwa akibat penyakit ini
Puskesmas Karang Tengah Kota Tangerang
Rabies merupakan penyakit berbahaya bagi hewan maupun manusia penyakit ini ditularkan oleh Lyssa Virusfamili Rhabdovirus melalui air liur dari gigitan hewan yang tertular rabies. Rabies merupakan penyakit zoonosis yang menyerang sistem saraf pusat si penderitanya. Penyakit zoonosis merupakan jenis penyakit yang dapat ditularkan dari hewan kepada manusia. Kasus rabies pada manusia di Indonesia 95% ditularkan oleh anjing dan sisanya (5%) oleh kucing, kera dan sebagainya (Naipospos, 2004) Menurut WHO (World Health Organization) lebih dari 99% kasus rabies pada manusia didunia disebabkan oleh gigitan anjing yang terinfeksi (Anonim, 2015). Rabies adalah penyakit paling mematikan di dunia dengan tingkat kematian 99,9 persen setelah gejala klinis muncul. Selama periode 2011 hingga 2017, ada lebih 500.000 kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) yang dilaporkan di Indonesia dan sebanyak 836 kasus positif rabies. Kawasan Asia dan Afrika menjadi kontributor terbesar kasus rabies hingga mencapai 95 persen. Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang mempunyai dampak signifikan terhadap kesehatan di banyak belahan dunia, khususnya di negara beriklim sub tropis dan tropis (WHO, 2006). Namun insiden leptospirosis lebih banyak terjadi di negara beriklim tropis karena suhu lingkungan mendukung bakteri Leptospira lebih survive di daerah ini. Bakteri Leptospira merupakan penyebab leptospirosis yang dapat menyerang hewan dan manusia, Jumlah kasus leptospirosis di Indonesia sendiri pada tahun 2014 menurun dibandingkan tahun 2013 yaitu dari 641 kasus menjadi 519 kasus, namun angka kematian atau mortalitas akibat leptospirosis meningkat dari 9,38% pada tahun 2013 menjadi 11,75% pada tahun 2014 (Kemenkes RI, 2015). International Leptospirosis Society menguatkan Indonesia sebagai negara dengan angka mortalitas leptospirosis 16,7% dan menduduki peringkat ketiga di dunia setelah Uruguay (100%) dan India (21%) (WHO, 2006). Oleh sebab itu leptospirosis merupakan penyakit dengan angka mortalitas cukup tinggi di Indonesia
III.
TUJUAN A. Tujuan Umum Tujuan umum program Zoonosis di Puskesmas Karang Tengah adalah Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat zoonosis agar tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat, Mencegah, membatasi, menanggulangi Kejadian Luar Biasa/Wabah zoonosis B. Tujuan khusus Tujuan khusus Zoonosis di Puskesmas Karang Tengah adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang penyakit Zoonosis terhadap tingkat pengetahuan Masyarakat 2. mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat Zoonosis 3. Penanganan hewan penular zoonosis untuk menurunkan insidensi pada manusia
Puskesmas Karang Tengah Kota Tangerang
IV.
KEGIATAN A. Kegiatan Program Zoonosis pada penyelenggaran UKP: 1. 2. 3. 4.
Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas Puskesmas Karang Tengah Mencatat nama, alamat pasien untuk penyelidikan Epidemologi Memberikan resep obat pasien dengan tanda dan gejala Zoonosis Melakukan Pemberian Vaksin VAR ( Jika ada Kasus Rabies )
B. Kegiatan Program Zoonosis pada penyelenggaran UKM: 1. Pelaksanaan penyuluhan program Zoonosis pada individu/kelompok dilapangan 2. Pemeriksaan epidemiologi bila ada kasus 3. Penanggulangan KLB terpadu 4. Pemberian Obat Cacing 5. Pencatatan dan pelaporan tepat waktu
V.
PELAKSANAAN KEGIATAN A. Kegiatan Program Zoonosis pada penyelenggaran UKP: 1. Syarat a. Membawa dokumen administrasi yang diperlukan: 1). Pengguna layanan BPJS harus membawa kartu BPJS 2). Pengguna layanan umum harus membawa KTP, Kartu Keluarga b. Setiap pelanggan akan dipanggil sesuai nomor antrian untuk mendaftar di loket c. Setiap pelanggan menunggu diruang tunggu untuk dipanggil sesuai dengan urutan rekam medik. 2. Biaya Biaya pengguna layanan BPJS dan umum Gratis 3. Waktu dan Lama Pelayanan a. Waktu Pelayanan Senin-kamis : 07.30-14.30 Jumat : 07.30-11.30 Sabtu : 07.30-13.00 b. Lama Pelayanan : 10-30 menit 4. Prosedur Pelayanan a. Datang sendiri atau diantar oleh pejangkau b. Membawa persyaratan dokumen administrasi c. Melalui alur pendaftaran 5. Produk/ hasil pelayanan yang akan diterima pelanggan: a. Pelayanan medis Puskesmas Karang Tengah Kota Tangerang
b. Resep obat c. Mengetahui hasil pemerikasaan laboratoruum d. Surat rujukan e. Konseling 6. Kompetensi Petugas a. Dokter Umum : 2 orang b. Perawat : 5 orang 7. Sarana dan Prasarana a. Ruang Tunggu b. Ruang Konseling c. Alat Diagnostik untuk PE (senter, pulpen, buku catatan) d. Media Informasi e. Laboratorium 8. Pelayanan Informasi Pelanggan mendapat informasi mengenai: a. Penyakit yang diderita b. Tindakan medis yang akan dilakukan c. Kemungkinan efek samping obat dan tindakan sertacara mengatasinya B. Kegiatan Program Zoonosis pada penyelenggaran UKM: 1. Penyuluhan Zoonosis seseuai dengan kegiatan perencanaan BOK/JKN Penyuluhan dilakukan di dalam maupun di luar gedung dengan mengundang kader kesehatan maupun masyarakat tentang Zoonosis 2. Pelacakan Kasus Zoonosis Penyelidikan Epidemologi VI.
SASARAN KEGIATAN 1. Kelompok risiko : mampu melindungi diri dan segera mendapatkan yankes bila tertular Penyakit Zoonosa 2. Masyarakat umum : mampu melindungi diri dan menerapkan PHBS 3. Melakukan PE atas laporan kasus Zoonosis yang ditemukan 4. Penyuluhan mengenai DBD kepada masyarakat 5. Kerjasama lintas sektor 6. Laporan program Zoonosis paling lambat tanggal 28 setiap bulan.
VII.
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN A. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Perbulan
No. Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
Sep Okt
Nov Des
1.
Pembinaan Petugas Oleh Kepala Puskesmas
Puskesmas Karang Tengah Kota Tangerang
2.
3..
Sosialisasi di masyarakat tentang penyakit Zoonosis
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Zoonosis ( Setiap Ada Kasus )
4.
Pemberian Obat Cacing
5.
Pencatatan dan pelaporan program
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Melibatkan Peran Lintas Program dan Lintas Sektor Kegiatan
Tujuan
1.
Pembinaan Petugas Oleh Kepala Puskesmas
Meningkatkan pemahaman petugas terhadap penyakit DBD
Jan
Puskesmas Karang Tengah
Sosialisasi di masyarakat tentang penyakit Zoonosis
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang masalah penyakit Zoonosis
3x/th (April,Juli Des)
Dinas Kesehatan
3.
Penyelidika n epidemiolo gi dan penanggula ngan Zoonosis
Penanganan hewan penular zoonosis untuk menurunkan insidensi pada manusia
Setiap ada Kasus
Rumah, Yang tekena rabies, dst
4.
Pemberian Obat Cacing
Agar anak Balita dan Anak usia 1 12 Tahun terhindar dari penyakit cacingan
1x/tahun
Posyandu, Puskesmas, Sekolah SD
2.
Waktu
Tempat Kegiatan
No.
Metode dan Alur/Tahapan Kegiatan Memberikan pembinaan kepada pemegang program untuk menambah pengetahuan Memberikan penyuluhan kepada masyarakat
Leading Sektor
Lintas Program
Zoonosi s (P2BB)
Petugas Survaila nce, Promkes
Kelurahan, RT/RW, Kader, Masyarakat
Zoonosi s (P2BB)
Promkes , Kesling
Rt/RW, Kader dan Masyarakat
Melaporkan Ke DInas Kesehatan ada pasien terkena zoonosis
Zoonosi s (P2BB)
Kesling, Surveila nce
RT, RW, Kelurahan, Keca matan, Kader,
Memberikan informasi seputar penyakit Zoonosis, pencegahan, pengobatan, dll.
Zoonosi s (P2BB)
Promkes , Kesling
RT, RW, Kelurahan, Keca matan, Kader, UPT Dikdas
Lintas Sektor
Puskesmas Karang Tengah Kota Tangerang
5
VIII.
Pencatatan dan pelaporan bulananan
Mengirim hasil kegiatan ke dinas kesehatan
Setiap bulan minggu ke-4
Dinas Kesehatan
Pencatatan dan pelaporan setiap minggu ke-4
Zoonosi s (P2BB)
SIK
Dinkes Kota Tange rang
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN Evaluasi Pelaksanaan kegiatan program akan dievaluasi 3 bulan sekali untuk melihat kesesuaian antara rencana kegiatan dan realisasinya.
IX.
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN A. Pencatatan 1. Kegiatan program pada Penyelenggaran UKP akan dicatat pada format pencatatan harian kemudian akan direkap pada akhir bulan. 2. Kegiatan program pada penyelenggaran UKM akan di dokumentasikan pada notulen kegiatan. B. Pelaporan Laporan bulanan program akan dilaporkan kepada kepala Puskesmas dan kemudian akan diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
C. Evaluasi Kegiatan 1. Program akan dievaluasi oleh Tim Mutu Puskesmas 3 bulan sekali. 2. Program akan dievaluasi oleh Dinas Kesehatan 1 tahun sekali.
Mengesahkan, Kepala UPT Puskesmas Karang Tengah
Drg. Dwi Lestari NIP. 19750411 2005 01 2 008
Tangerang, Januari 2019 Pengelola Program
Siti Nur Asiah NIP. 19870226 2011 01 2002
Puskesmas Karang Tengah Kota Tangerang
Puskesmas Karang Tengah Kota Tangerang