PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT Disampaikan oleh:
dr. Nofita Dwi H, MMRS
Primum non nocere !! first do no harm !! To err is human, but error
can be prevented.
Melakukan kesalahan itu
manusiawi, TAPI kesalahan BISA dicegah ! !!
KESALAHAN MEDIS (MEDICAL ERRORS) Kesalahan dalam proses pengelolaan pasien karena
faktor kegagalan melaksanakan suatu tindakan ataupun karena mengambil tindakan yang seharusnya tidak diambil Sampai saat ini angka kesalahan medis masih sangat tinggi di berbagai fasilitas kesehatan RUMAH SAKIT
KESELAMATAN PASIEN Bentuk kebebasan pasien dari kecelakaan dan cedera yang dihasilkan dari perawatan medis yang seharusnya dapat dicegah (PATIENT SAFETY AND HOSPITAL ACREDITATION Myer 2012)
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (Permenkes No. 1691 Th. 2011) suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (Permenkes No. 1691 Th. 2011)
Rumah sakit wajib melaksanakan program dengan
mengacu pada kebijakan nasional Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit meningkatkan
keselamatan pasien
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (Permenkes Setiap Rumah Sakit menerapkan Standar No.wajib 1691 Th. 2011 ) Keselamatan Pasien
7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN 1. 2. 3. 4.
hak pasien mendidik pasien dan keluarga keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien 5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 6. mendidik staf tentang keselamatan pasien 7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (Permenkes Setiap rumah sakit mengupayakan Sasaran No.wajib 1691 Th. 2011pemenuhan ) Keselamatan Pasien
6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN 1. Ketepatan identifikasi pasien; 2. Peningkatan komunikasi yang efektif; 3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; 4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepatpasien operasi; 5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan 6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (Permenkes Dalam rangka menerapkan Standar Keselamatan Pasien, Rumah No. 1691 Th. 2011 ) Sakit melaksanakan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
7 LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien Memimpin dan mendukung staf Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko Mengembangkan sistem pelaporan Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien; Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien 7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
Surat Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.04/I/2790/11 Tentang Standart Akreditasi Rumah Sakit
Akreditasi RS Versi 2012 Joint Commission International (JCI) PATIENT SAFETY
AKREDITASI VERSI 2012
• STANDART BERFOKUS PADA PASIEN
KELOMPOK I
KELOMPOK II • STANDART MANAJEMEN RUMAH SAKIT
• SASARAN KESELAMATAN PASIEN
KELOMPOK IV • MILLENIUM DEVELOPMEN T GOALS
KELOMPOK III
NEXT
KELOMPOK IIII: SASARAN KESELAMATAN PASIEN KETEPATAN IDENTIFIKASI PENINGKATAN KOMUNIKASI YG EFEKTIF PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YG PERLU DIWASPADAI KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN OPERASI PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
SKP 1: KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN “ Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan ketelitian identifikasi pasien”
ELEMEN PENILAIAN 1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas 2. 3. 4. 5.
pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan / prosedur Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan lokasi
Identifikasi pasien Proses pengumpulan data dan pencatatan segala
keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan menyamakan keterangan tersebut dengan individu seseorang
Tujuan: Mengidentifikasi dengan benar pasien yangakan diberi
layanan atau pengobatan Mencocokkan layanan atau perawatan tersebut dengan pasien
GELANG IDENTIFIKASI WARNA
• •
Biru: Laki Laki Pink: Perempuan
Aida Desi Safitri 11 Maret 1995 13756
K A TID LEH BO O R E T Lesab Altamis,An C I D 11 Maret 1995 13756
ISI
• •
Nama Sesuai e-KTP Tanggal Lahir Sesuai eKTP
•
Jika terdapat nama sama dalam 1 RUANGAN !!!
Nomor Rekam Medis dd/mm/yyyy
GELANG IDENTIFIKASI KONDISI KHUSUS
By. Ny. Aida Desi Safitri, 13756 2 Juli 2015 176060
Bayi baru lahir : Lahir Tunggal : Gelang identitas By mencantumkan nama ibu ( By Ny Ana Suryana dan nomor RM ibu ) By. Ny. Aida Desi Safitri, 13756 Tanggal lahir 1/Satu No RM bayi 2 Juli 2015 176060 Lahir Kembar : Gelang identitas bayi mencantumkan nama dan no RM ibu ditambah no urut kelahiran bayi : By Ny Ana Suryana , no RM,1 ( no urut lahir 1 ) dan By Ny Ana Suryana, no RM, no 2 ( No urut lahir ke 2) Tanggal lahir No RM bayi
GELANG IDENTIFIKASI KONDISI KHUSUS
PENANDA KHUSUS
• • •
Merah: Alergi Kuning: Risiko Jatuh Ungu : Do Not
• Tangan kiri tidak
•
Resucitate
LETAK
•
•
Tangan Kiri KECUALI •
•
memungkinkan DI TANGAN KANAN Tangan kiri dan kanan tidak memungkinkan DI KAKI KIRI Kaki kiri tidak memungkinkan DI KAKI KANAN Seluruh tangan dan kaki tidak memungkinkan BAJU PASIEN Tidak memakai baju DITEMPEL DI BADAN
GELANG IDENTIFIKASI SPO PEMASANGAN GELANG
IDENTIFIKASI PERSIAPAN
PELAKSANAAN
• PENAMPILAN PETUGAS • Kerapian seragam dan atribut • ALAT-ALAT • Gelang identifikasi • Berkas RM • Alat tulis
• PEMBUKAAN • ISI • PENUTUP
PELAKSANAAN PEMASANGAN GELANG IDENTIFIKASI Isi label gelang identifikasi sesuai berkas
rekam medis Salam, sebutkan nama dan bagian Jelaskan maksud dan tujuan Jika menolak Verifikasi bahwa pasien paham SURAT PENOLAKAN Pasang gelang identifikasi Infokan ke pasien bahwa gelang ini harus selalu dipakai salam
PELAKSANAAN PEMASANGAN GELANG IDENTIFIKASI Selamat siang ibu, saya Perawat Christy dari IGD. Saya akan memasangkan gelang identifikasi di pergelangan tangan kiri ibu, dengan tujuan memastikan identitas ibu Gelangnya sudah terpasang bu.. Baik..kalau sudah paham.. dengan benar dalam mendapatkan mohon dijaga ya bu..dan jangan ssebelum saya pasang..saya Bagaimana budiapa sudah pelayanan dan pengobatan selama sampai gelangnya terlepas..atau konfirmasi dahulu..ibu mengerti tentang fungsi rumah sakit ini. Setelah ibu nanti berada di Baik..saya pasangkan ya gelang ini sengaja dilepas..nanti namanya ibu siapa ya?usia gelang ini Baik bu..kalau sudah tidak ada ruang rawat inap, petugas kami akan selalu bu gelang identifikasi ibu..oleh hanya boleh dilepas yang ditanyakan ..saya perawat permisi melakukan konfirmasi identitas ibu denganberapa? kalau ibu sudah mau pulang..nanti dulu ya..terimakasih melihat gelang ini sebelum melakukan kalau gelang ini terlepas atau rusak.. tindakan ataau memberi pelayanan tolong segera hubungi perawat ya bu
GELANG IDENTIFIKASI Pengecekan Gelang Identifikasi Setiap kali pergantian jam dinas perawat Transfer pasien intra dan ekstra rumah sakit
Pelepasan Gelang Identifikasi Operasi ditempel di depan rekam medis
pasien tanggung jawab perawat sirkuler Keluar rumah sakit digunting menjadi potongan kecil-kecil oleh perawat
IDENTIFIKASI PASIEN Identifikasi pasien dilakukan saat: Sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah; Sebelum pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis; atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.
CARA IDENTIFIKASI PASIEN 1. PERTEMUAN PERTAMA
Ibu..bisa disebutkan nama lengakap ibu?
Secara Verbal tanyakan nama pasien Secara Visual Cocokkan nama yang disebutkan pasien dengan nama di gelang identifikasi Cocokkan data yang tertulis di gelang identifikasi (nama, tanggal lahir, no rekam medis) dengan data yang tertulis di perintah dokter/dokumen rekam medis pasien
2. PERTEMUAN BERIKUTNYA Pertemuan berikutnya lihat secara visual ke gelang
pasien, dua identitas dari tiga identitas
CARA IDENTIFIKASI PASIEN Kondisi Khusus Pasien tidak sadar/tidak dapat bicara Tidak ada penunggu cocokkan data di gelang identifikasi dengan dokumen rekam medis Ada penunggu verifikasi dengan penunggu Terdapat 2 nama yang sama dalam 1 ruangan
cek nomor rekam medis
IDENTIFIKASI SEBELUM PEMBERIAN OBAT Verifikasi oleh 2 orang perawat, dengan
sistem 7 benar 1. Benar
nama obat 2. Benar dosis 3. Benar waktu 4. Benar rute 5. Benar pasien 6. Benar Informasi 7. Benar dokumentasi
Sebelum ke pasien (cocokkan antara ap dokter , lembar Saat Ke Pasien injeksi, sediaan obat)
(6 Langkah Sebelum Memberikan Injeksi)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Salam,perkenalkan diri Identifikasi pasien gelang identifikasi dan lembar injeksi Jelaskan obat yang akan diberikan (jenis obat, indikasi) Jelaskan efek samping obat (bila diperlukan) Informasikan segera lapor jika ada keluhan setelah pemberian obat penutup
Setelah Ke Pasien (tulis di lembar injeksi dan laporan dinas perawat)
IDENTIFIKASI SEBELUM PENGAMBILAN DARAH/SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN KLINIS Kelengkapan berkas permintaan
m u l be ien e Cocokkan data di berkas permintaan denganSdata asdi p e k berkas rekam medis
Meminta pasien menyebutkan nama dan umur Cocokkan data yang disebutkan pasien dengan data
di gelang identifikasi Cocokkan data di gelang identifikasi dengan data di berkas permintaan Jika terdapat pasien dengan nama sama dalam 1 ruangan nomor rekam medis
Berkas Permintaan laboratorium/ Radiologi
Nama lengkap, sesuai rekam medis Tanggal Lahir No RM Alamat No Telpon pasien rawat jalan Dokter Keterangan Klinis
IDENTIFIKASI SEBELUM PEMBERIAN DARAH (TRANSFUSI) Checklist Verifikasi Sebelum Transfusi Darah Cocokkan label darah dengan perintah dokter di
Rekam Medis Jenis Darah, Waktu Pemberian, dosis Berikan Transfusi ke pasien: salam Identifikasi pasien Jelaskan proses transfusi Jelaskan tanda-tanda reaksi transfusi lapor petugas
IDENTIFIKASI SEBELUM PEMBERIAN DARAH (TRANSFUSI)
COCOK
Checklist Verifikasi Sebelum Transfusi Darah No
Data Yang Diverifikasi
DATA PASIEN
Verifikator 1
Verifikator 2
1 2
Nama Pasien Jenis Kelamin
3 4
Tanggal Lahir / Usia Rumah Sakit
5 6
No Register Bagian
DATA DEMOGRAFIK DARAH 1 Produk Darah 2 3
Golongan darah Tanggal Expired
Tanggal/Jam Nama Tanda Tangan
SKP 2: PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF “Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan”
ELEMEN PENILAIAN 1. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun
hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut. 2. Perintah lisan dan melalui telpon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut 3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut 4. Kebijakan dan prosedur mendukung praktek yang konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon
KOMUNIKASI Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku.
EFEK/ DAMPAK PESAN
MEDIA
KOMUNIKATOR
KOMUNIKAN
KOMUNIKASI ANTAR PROFESI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Komunikasi dapat secara elektronik, lisan,
atau tertulis Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telpon Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera /cito.
Perintah Lisan/Lewat Telepon 1.
TULis Lengkap
2.
BAca Ulang- Eja untuk NORUM/ LASA KONfirmasilisan dan tanda tangan
3.
TULBAKON Sutoto.KARS
36
STEMPEL TULBAKON YANG DIBERIKAN VIA TELPON TULBAKON PENERIMA TGL JAM
ISI :
NAMA TTD
KONFIRMASI
TGL JAM
NAMA TTD
PELAKSANA
TGL JAM
NAMA TTD
EJAAN OBAT LASA/NORUM Karakter A B C D E F G H I J K L M
Kode Alfabet Alfa Bravo Charlie Delta Echo Foxtrot Golf Hotel India Juliet Kilo Lima Mike
Karakter N O P Q R S T U V W X Y Z
Kode Alfabet November Oscar Papa Quebee Romeo Sierra Tango Uniform Victor Whiskey Xray Yankee Zulu
SPO SEBELUM MEMBERIKAN LAPORAN KE DPJP Visit dan periksa pasien Diskusikan keadaan pasien dengan PN Review hasil pemeriksaan untuk
menetapkan dokter yg tepat yang akan dilapori Ketahui kapan pasien masuk dan diagnosis waktu masuk Baca catatan perkembangan terakhir dari dokter dan perawat
SPO LAPORAN VIA TELPON PERSIAPAN Dokumen RM pasien Lembar Perintah Via Telpon Alat Tulis
PEMBUKAAN Salam Perkenalan diri
LAPORAN TULIS KONFIRMASI PENUTUP
SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) komunikasi standar yang ingin menjawab
pertanyaan, yaitu apa yang terjadi, apa yang diharapkan oleh perawat dari dokter yang dihubungi dan kapan dokter harus mengambil tindakan
SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Tahap
Situation
Poin Yang Disampaikan
Menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada pasien
Sebutkan identitas pasien, usia dan nomor rekam medis pasien Menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada pasien Apa yang terjadi dengan pasien ?
Contoh Selamat pagi Dokter, saya Perawat Friska dari IRNA I. Melaporkan pasien nama ny. Astutik denga nomor RM 1345 di kamar Anggrek 1. saat ini pasien mengalami penurunan kesadaran.
SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Menggali informasi mengenai latar belakang Menggali klinis yang menyebabkan informasi mengenai latar timbulnya keluhan klinis. Sebutkan diagnosis dan belakang klinis data klinis pasien yang sesuai kebutuhan. menyebabkan Sebutkan Vital Sign timbulnya pasien saat ini keluhan klinis Sebutkan Pemeriksaan lain yang menunjang kondisi pasien
Background
Pasien tersebut didiagnosa hipoglikemi akut. Pasien MRS sejak 1 hari yang lalu. Sudah dapat O2, bolus D40 2 flash dan kemudian maintenance D5% 20 tpm. KU pasien pagi ini tampak lemah, Tensi 100/80 Nadi 90x RR 16x dan saturasi O2 95%. GCS 146. Pemeriksaan GDA terakhir 30 menit lalu 70
SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Asesment Penilaian / pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini sehingga perlu diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk
Apa penilaian anda pada saat itu?--> penilaian / pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini sehingga perlu diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk Sebutkan problem pasien tersebut : Problem kardiologi, (syok kardiogenik, aritmia maligna, dsb) Problem gastrointestinal (perdarahan massif dan syok)
Saya tidak yakin pernyebabnya apa dok, namun kemungkinan penurunan kesadaran berhubungan dengan rendahnya kadar GDA pasien yang ditunjang dengan rendahnya asupan makanan.
SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Recommendation usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini
Apa yang anda inginkan dari dokter Merupakan usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini
Bagaimana dok tindak lanjut pasien ini?apa diperlukan bolus ulang D40?atau planning awal tetap dilanjutkan untuk maintenance D5 dan rencana USG abdomen?
SKP 3: PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGHALERT) “Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high-alert)”
ELEMEN PENILAIAN 1. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan
agar memuat proses identifikasi, lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu diwaspadai 2. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan 3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang tidak sengaja di area tersebut, bila diperkenankan kebijakan. 4. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).
OBAT HIGH ALERT Obat-obatan yang perlu diwaspadai (highalert medications) adalah: obat yang persentasinya tinggi dalam
menyebabkan terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian sentinel (sentinel event) obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) Obat yang tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike / LASA).
DAFTAR OBAT HIGH ALERT DI RSMD
ELEKTROLIT KONSENTRAT TINGGI
NO
NAMA
KANDUNGAN
1
D40
Dextrose 40 %
2
Otsu KCL 7.46
7.46% Potassium Chloride
3
Calcii Gluconas
Calcii Gluconas
4
Kutoin
Phenytoin Sodium
5
Ephedrine HCl
Ephedrine HCl
6
Dopamin giulini
Dopamin giulini
7
Forane
Isoflurane
8
Ephedrine
Ephedrine
9
Epinephrine
Ephedrine
10 Oxyla
Oxytocin
11 Dobutel
Dobutamin HCl
12 Atropine 0,25 mg/
Atropine sulfas 0,25 mg
ml 13 Meylon 84 – B. P.
8,4 % sodium bicarbonate injection B. P
14 OTSU MgSO 4 20
20% Magnesium sulfat
15 OTSU MgSO 4 40
40% Magnesium sulfat
16 WIDAHES 130
HES 6% in 0,9% NaCl
17 WIDA KN-2
0,3% KCl in l 0,9% NaCl
18 WIDA KN-1
0,15 % KCl in 0,9 % NaCl
DAFTAR OBAT HIGH ALERT DI RSMD DAFTAR OBAT LASA (Look Alaike Sound Alaike)
NAMA
KANDUNGAN
NAMA
KANDUNGAN
hEPTAsan
Ciproheptadine
hISTApan
Mebhidroline
tensiNOP
Noperten
tensiCAP
Captopril
cefTAZIdime
Ceftazidime
cefTIZOXime
Ceftizoxime
IrVELL
Irbesartan
RyVELL
malTIRON
Multivitamin
malTOFER
Multivitamin
laSAL
Salbutamol
laGAS
Lansoprazole
roTAVER
Betahistine
roVITAL
Multivitamin
sUMAgesic
Parasetamol
sANTAgesik
Metamizole
epHEDrine
Ephedrine
epINEPHrine
Epinephrine
predniSONE inERson
Prednisone
Prednisolone
Desoximetasone
predniSOLONE inDOson
ataRAX
Alprazolam
ataROC
Chloramfenikol dan hydrocortisone Procaterol HCL
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT INSTALASI FARMASI PENYIMPANAN PENERIMAAN RESEP PEMERIKSAAN KETERSEDIAAN OBAT PEMBERIAN HARGA PERACIKAN PENYERAHAN RESEP
INSTALASI FARMASI PENYIMPANAN Obat high alert disimpan di rak khusus yang
dilapisi warna merah di bagian depan rak dan bertuliskan OBAT HIGH ALERT Setiap obat high alert harus diberi label HIGH ALERT (stiker warna merah)/LASA (stiker warna kuning) di setiap box kemasan obat
INSTALASI FARMASI PENERIMAAN RESEP 1. KEABSAHAN RESEP Nama Dokter SIP dokter Paraf Dokter
2. KELENGKAPAN RESEP Tanggal resep Nama pasien Alamat pasien Umur Pasien No RM pasien Berat Badan (anak)
3. KAJIAN RASIONALITAS Nama obat Potensi Dosis Jumlah yang diminta Cara pembuatan Aturan pakai (rute, waktu)
INSTALASI FARMASI PENYERAHAN RESEP Setiap ampul label high alert / lasa Double check antara petugas dan perawat
penerima
PENYIMPANAN OBAT HIGH LAS ALERT LAS A IGD, HCU,AIKO, KABER
Obat high alert diletakkan di box obat terkunci
dapat dibuka dengan gunting Box tersebut diberikan tulisan berupa OBAT HIGH ALERT Obat high alert disimpan di bagian yang ada di dalam box dan dilapisi warna merah . Setiap kemasan obat (ampul) high alert harus
diberi label HIGH ALERT (stiker warna merah)/ LASA (stiker warna kuning)
LOOK ALIKE LASA
LOOK ALIKE HIGH ALERT DRUGS
HIGH ALERT
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT IGD, HCU, IKO, KABER
Letakkan di tempat yang mudah terjangkau Setiap kali pemberian double check oleh 2
orang perawat
PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT (DRIP)
SKP 4: KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPATPROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI “Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien “
ELEMEN PENILAIAN 1. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan
dapat dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan/ pemberi tanda. 2. Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional. 3. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi / time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan. 4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi / dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.
Penyebab Salah-lokasi, Salah-prosedur, Salah Pasien Pada Operasi 1. Komunikasi Yang Tidak Efektif/Tidak Adekuat Antara Anggota Tim Bedah 2. Kurang/Tidak Melibatkan Pasien Di Dalam Penandaan Lokasi (Site Marking) 3. Tidak Ada Prosedur Untuk Verifikasi Lokasi Operasi 4. Asesmen Pasien Yang Tidak Adekuat 5. Penelaahan Ulang Catatan Medis Tidak Adekuat 6. Budaya Yang Tidak Mendukung Komunikasi Terbuka Antar Anggota Tim Bedah 7. Tulisan perintah/Resep Yang Tidak Terbaca (Illegible Handwriting) tah 8. Pemakaian Singkatan yang dilarang KARS
PENANDAAN LOKASI OPERASI 1. Penandaan dilakukan pada semua kasus
2. 3. 4. 5. 6.
termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang) Perlu melibatkan pasien Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine ETILEN BLUE / SPIDOL PERMANEN Mudah dikenali Dibuat oleh operator /orang yang diberi delegasi DOKTER RUANGAN/UGD Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat
BEBERAPA PROSEDUR YANG TIDAK MEMERLUKAN PENANDAAN: Kasus organ tunggal (misalnya operasi
jantung, operasi caesar) Kasus yang melibatkan gigi Kasus intervensi seperti kateter jantung Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan menyebabkan tato permanen KARS
KEBIJAKAN VERIFIKASI PRAOPERATIF : 1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar 2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dan dipampang dg baik 3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant 2 implant yg dibutuhkan 4. Tahap Time out : 1. 2. 3.
memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai, melibatkan seluruh tim operasi
5. Pakai surgical safety check-list (WHO . 2009)
KARS
SIGN IN
TIME OUT
SIGN OUT
KARS
Sebelum Induksi Anestesi:
SIG N
(perawat anestesi & dokter anestesi)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Identifikasi pasien, prosedur, informed concentIN Penandaan lokasi operasi Kelengkapan Mesin anestesi dan obat-obatan Pulse oxymeter terpasang dan berfungsi Riwayat Allergi pasien Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau aspirasi Risiko kehilangan darah >= 500ml (IV Line harus sudah terpasang dan Informed Consent untuk transfusi darah sudah di tandatangani
Catatan: Sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya harus sudah ditandatangani oleh Anestesi
KARS
Sebelum Incisi Kulit:
TI M (operator, as op, instrumen, anest) EO 1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran) UT 2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi incisi 3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit sebelumnya 4. Antisipasi kejadian kritis:
Operator : apa langkah, berapa lama, kmk blood lost ? Dr anestesi : apa ada patients spesific corcern ? Perawat : Sterilitas , instrumen ?
5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ? Catatan: Sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya harus sudah ditandatangani oleh Sirkuler KARS
Sebelum Menutup Luka Op dan Meninggalkan SIG N OK: O UT (operator, as op, instrumen, anest) 1. Perawat melakukan konfirmasi secara
verbal:
a) Nama prosedur, b) Instrumen, gas verband, jarum dihitung harus lengkap sebelum luka operasi ditutup c) Speciment telah di beri label dengan identitas pasien tepat d) Apa ada masalah peralatan yang harus ditangani
2. Apakah ada yang harus diperhatikan dalam recovery dan manajemen pasien? Catatan: Sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya harus sudah ditandatangani oleh Operator KARS
SKP 5: PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN “Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan”
Elemen Penilaian 1. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi
pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum al dari WHO Patient Safety 2. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif. 3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan
KARS
Sutoto.KARS
74
Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, ENAM AREA DALAM HAND-WASH/ RUB
TELAPAK TANGAN PUNGGUNG TANGAN SELA - SELA JARI PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN KUNCI) SEKELILING IBU JARI (PUTARPUTAR) KUKU DAN UJUNG JARI (PUTARPUTAR)
LAMA CUCI TANGAN: HAND RUB : 20-30 DETIK HAND WASH 40-60 DETIK
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
Sutoto.KARS
76
SKP 6: PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
“Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh.”
Maksud dan Tujuan SKP 6 Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera pasien rawat inap. Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi :
riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol gaya jalan dan keseimbangan serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
Program tersebut harus diterapkan di rumah sakit. KARS
Elemen Penilaian 1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal
risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan dll. 2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh 3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan 4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit KARS
KARS
CONTOH: ASESMEN RISIKO JATUH MORSE FALL SCALE
KARS
Pediatric Patient Falls Scale Scale Characteristics General Risk Assessment of Pediatric Inpatient Falls (GRAF-PIF)
Humpty-Dumpty Scale- Inpatient
CHAMPS Pediatric Fall Risk Assessment Tool
Pediatric Fall Risk Assessment Scale (PFRA) Used at NCH
Physical & physiological falls (not developmental)
All types of falls except when child is “dropped”
All types of falls
All types of falls
5 items
7 items
4 items
10 items
Scale 0 to 5+
Scale 7 to 23
Scale 0 to 4
Scale 0 to 30
Cut-off score = 2
Cut-off score = 12
Cut-off score = 1
Cut-off score = 5
KARS
SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY PARAMETER
KRITERIA
NILAI
Usia
< 3 tahun 3 – 7 tahun 7 – 13 tahun ≥ 13 tahun
4 3 2 1
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan Diagnosis neurologi Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.) Gangguan perilaku / psikiatri Diagnosis lainnya
2 1 4 3
Tidak menyadari keterbatasan dirinya Lupa akan adanya keterbatasan Orientasi baik terhadap diri sendiri Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah Pasien diletakkan di tempat tidur Area di luar rumah sakit
3 2 1 4 3
Dalam 24 jam Dalam 48 jam > 48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi/ anestesi Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose Penggunaan salah satu obat di atas Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi
3 2 1 3
Diagnosis
Gangguan kognitif Faktor lingkungan
Respons terhadap: 1. Pembedahan/ sedasi / anestesi 2. Penggunaan medikamentosa
KARS
2 1
2 1
2 1
SKOR
ASESMEN RISIKO JATUH RAWAT JALAN GET UP AND GO
KARS
PROSEDUR Perawat yang bertugas akan melakukan
skrining risiko jatuh kepada setiap pasien dengan menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh Harian” Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang setiap harinya Asesmen ulang juga dilakukan pada pasien yang mengalami perubahan kondisi fisik atau status mental
FAKTOR RESIKO JATUH Intrinsik (berhubungan dengan kondisi pasien) Dapat diperkirakan
Tidak dapat diperkirakan
Ekstrinsik (berhubungan dengan lingkungan)
Riwayat jatuh sebelumnya Inkontinensia Gangguan kognitif/psikologis Gangguan keseimbangan/ mobilitas Usia > 65 tahun Osteoporosis Status kesehatan yang buruk
Kejang Aritmia jantung Stroke atau Serangan Iskemik Sementara (Transient Ischaemic Attack-TIA) Pingsan ‘Serangan jatuh’ (Drop Attack)
Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang, kabel longgar/lepas Alas kaki tidak pas Dudukan toilet yang rendah Kursi atau tempat tidur beroda Rawat inap berkepanjangan Peralatan yang tidak aman Peralatan rusak Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi Reaksi individu terhadap obatobatan
PROSEDUR PENCEGAHAN JATUH Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien (UNTUK SEMUA PASIEN) Posisikan bel panggilan, pispot, dan pegangan
tempat tidur berada dalam jangkauan Jalur untuk pasien berjalan harus bebas obstruksi dan tidak licin Jauhkan kabel-kabel dari jalur berjalan pasien Posisikan tempat tidur rendah (tinggi tempat tidur sebaiknya ≤ 63,5 cm), dan pastikan roda terkunci Tentukan penggunaan paling aman untuk pegangan di sisi tempat tidur. Ingat bahwa menggunakan 4 sisi pegangan tempat tidur dianggap membatasi gerak (mechanical restraint) Menggunakan sandal anti licin Pastikan pencahayaan adekuat
PROSEDUR PENCEGAHAN JATUH Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (UNTUK SEMUA PASIEN) Bantu pasien ke kamar mandi, jika diperlukan Evaluasi efektifitas obat-obatan yang
meningkatkan predisposisi jatuh (sedasi, antihipertensi, diuretic, benzodiazepine, dan sebagainya), konsultasikan dengan dokter atau petugas farmasi jika perlu Konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan fisioterapi pada psaien dengan gangguan keseimbangan / gaya berjalan / penurunan fungsional.
PROSEDUR PENCEGAHAN JATUH Nilai ulang status kemandirian pasien setiap hari (UNTUK SEMUA PASIEN) Pantau adanya hipertensi ortostatik jika pasien
mengeluh pusing atau vertigo dan ajari pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan Gunakan peninggi tempat dudukan toilet , jika diperlukan Penggunaan alat bantu (tongkat, alat penopang), jika perlu Berikan edukasi mengenai teknik pencegahan jatuh kepada pasien dan keluarganya
Prosedur Pencegahan Jatuh pada Pasien Risiko Sedang dan Tinggi Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos
perawat (nurse station) Kunjungi pasien setiap jam oleh petugas medis dan lakukan pengawasan ketat Pastikan sepanjang waktu bahwa posisi tempat tidur rendah dan kedua sisi pegangan tempat tidur terpasang dengan baik Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam Batasi aktivitas pasien dan berikan tindakan pencegahan pada pasien dan keluarga
Prosedur Pencegahan Jatuh pada Pasien Risiko Sedang dan Tinggi Perawat mengingatkan keluarga untuk membawa alas kaki dan alat bantu dari rumah (seperti tongkat, alat penopang) Nilai kebutuhan akan fisioterapi Nilai gaya berjalan pasien dan catat dalam bagian “Penanganan Keperawatan” di subbagian “Masalah Jatuh” Pastikan pasien menggunakan alat bantu yang sesuai Kolaborasi dengan tim interdisiplin dalam merencanakan Program Pencegahan Jatuh Pastikan perangkat keselamatan pasien digunakan dan berfungsi dengan baik
Terima kasih