Vol.1-no.3

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Vol.1-no.3 as PDF for free.

More details

  • Words: 7,781
  • Pages: 36
Khotbah

1

Salam sejahtera dalam kasih Yesus, Edisi Suara El-Asah bulan ini menyajikan khotbah dan juga pelajaran-pelajaran dari Alkitab. Kami berharap agar Anda membaca tidak sekedar membaca tetapi cobalah untuk merenungkan agar Anda bisa menyerap pemahaman yang disajikan sehingga setiap artikel yang dimuat dalam edisi ini akan semakin mendorong dan menggugah Anda untuk memiliki kecerdasan dan kedewasaan rohani. Kami juga bersyukur kepada Tuhan karena Suara EL-Asah yang dahulu dicetak secara sederhana untuk jemat lokal sekarang sudah bisa berbagi untuk Anda yang berada jauh dari kami dan dalam bentuk yang semakin indah. Kami hanya rindu agar apa yang bisa kami kerjakan ini senantiasa memberkati kehidupan rohani Anda. Doakan kami dan pelayanan kami dan sponsor percetakan buletin ini agar melalui buletin ini Tuhan senantiasa memberkati. Selamat membaca. Tuhan memberkati.

SuaraEL-Asah Diterbitkan oleh: EL-ASAH MINISTRY Jl. Candi Gebang 52 Condong Catur Yogyakarta 55283 Telp./Fax 0274 880 868 Mobile Telp: 0274 7187900 HP: 081328027900

Suara EL-Asah Tahun I No. 3

2

Khotbah

Khotbah:

Ritual-ritual Doa Matius 6:5-8 Oleh: DR. S. TANDIASSA, M.A. Saya sampaikan salam sejahtera kepada saudara sekalian. Harapan dan doa saya, hari ini bapak, ibu, dan saudara sekalian berada dalam keadaan diberkati, keadaan sehat, penuh damai, dan penuh sukacita. Haleluyah.... Saya juga berharap, hari ini bapak dan ibu serta saudara sekalian datang dalam ibadah ini dengan hati yang siap untuk mendengar Tuhan berfirman. Minggu yang lalu saya menyampaikan Firman Allah tentang: Mitos-mitos Doa. Yang dimaksud dengan mitos-mitos doa adalah kepercayaan–kepercayaan yang tidak berdasarkan fakta Alkitab tentang berdoa, tetapi berdasarkan dongeng. Ada yang memitoskan tempat berdoa. Mereka percaya bahwa kalau berdoa di bukit doa itu, di gua doa sana, di rumah doa (gereja) ini, doa-doanya pasti dikabulkan. Ada yang memitoskan hamba Tuhan. Mereka percaya bahwa kalau hamba Tuhan si ‘Petrus’ yang mendoakan pasti sembuh. Atau kalau hamba Tuhan si ‘Simon’ yang menumpangkan tangan maka rumah tangga pasti diberkati. Atau kalau hamba Tuhan si ‘Kefas’ yang mendoakan, usaha pasti berhasil, dst.... Ada pula yang memitoskan cara-cara berdoa. Mereka percaya kalau berdoa dengan berdiri sambil mengangkat tangan, atau berlutut, atau menangis, lebih besar kuasanya dari pada berdoa dengan cara duduk. Ada pula yang percaya bahwa berdoa Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Khotbah

3

dengan bahasa roh lebih besar kuasanya dari pada berdoa dengan bahasa kita sendiri. Saya ingin memberitahukan kepada saudara bahwa Alkitab tidak pernah menghubungkan keberhasilan sebuah doa, atau kekuatan doa dengan suatu tempat yang disakralkan, atau dengan cara-cara berdoa. Yang diajarkan Alkitab adalah berdoa dengan iman kepada Allah dan dalam Nama Yesus. Hari ini saya mau manyampaikan Firman Tuhan dalam Injil Matius 6:5-8: Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Dari perikop ini saya akan berbicara tentang: RITUAL-RITUAL DOA. Yang saya maksudkan dengan ritual-ritual doa adalah tata cara, upacara-upacara, atau kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam rangka berdoa. Ritual-ritual itu dianggap, dipercayai (dimitoskan) menjadi rahasia keberhasilan doa.

Suara EL-Asah Tahun I No. 3

4

Khotbah

Saudara, Firman Tuhan yang kita baca ini adalah bagian dari perikop pengajaran Yesus tentang berdoa. Dan secara khusus ayat 5-8 ini berbicara tentang ritual-ritual doa. Yesus menunjukkan cara-cara, kebiasaan, atau ritual-ritual berdoa yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang pada waktu itu. Mereka melakukan ritualritual tersebut karena ada kepercayaan (mitos) bahwa kalau mereka melakukan ritual-ritual seperti itu, doa mereka pasti berhasil, atau dikabulkan oleh Tuhan. Ada dua ritual (tata cara) berdoa yang ditunjukkan di dalam ayat-ayat ini: I.

Ritual doa orang munafik (ayat 5).

Dalam pengamatan Yesus ketika itu, Dia menemukan banyak orang melaksanakan ibadah doa bukan karena mereka membutuhkan pertolongan Tuhan, atau melakukan ibadah doa bukan mengucap syukur dan menyembah kepada Allah, tetapi untuk menarik perhatian orang. Dan karena mereka berdoa dengan tujuan menarik perhatian orang, maka mereka membuat ritual atau tata cara berdoa yang mempesona. Yesus menyebut mereka sebagai kelompok doa orang munafik. Bagaimana ritual berdoa orang munafik? Berdiri di tempat-tempat strategis. Yesus mengatakan bahwa ritual doa orang-orang munafik adalah ‘berdiri’ di tempat-tempat strategis di bait Allah, dan di tikungan-tikungan jalan. Di dalam bahasa Inggris disebut, they love to stand up and pray, mereka suka berdiri dan berdoa. Apa yang ingin dicapai melalui ritual ini? Kata Yesus, supaya dilihat orang. Dalam melakukan ritual doa berdiri itu, tentu disertai dengan berbagai gaya, gerakan, atraksi, atau demonstrasi dengan maksud menarik perhatian orang banyak. Di samping itu mereka juga tentu percaya bahwa ritualSuara EL-Asah Tahun I No. 3

Khotbah

5

ritual berdoa seperti itu adalah cara untuk membuat doa mereka berhasil. Tetapi bagaimana tanggapan Yesus terhadap ritual doa seperti itu? Mereka sudah mendapatkan upahnya, yaitu dilihat orang. Artinya, bukan Tuhan yang menjawab doa-doa seperti itu, tetapi manusia. Dan jawaban yang diterima juga bukan berkat tetapi hanya kepuasan emosinal, yaitu dipuji manusia. Tuhan bukan hanya tidak menjawab doa-doa seperti itu tetapi Yesus bahkan melarang keras semua pengikut-Nya melakukan cara-cara berdoa seperti itu. Janganlah kamu berdoa seperti orang munafik. Saudara-saudara sekalian! Ketika orang-orang yang berdoa mengutamakan ritual-ritual, tata cara berdoa lebih dari pada doa itu sendiri, maka kegiatan berdoa tidak lagi menjadi pemujaan atau penyembahan kepada Allah, melainkan hanya menjadi suatu pertunjukan atau show, menjadi suatu konser, atau pameran, bahkan cenderung menjadi suatu persaingan. II. Ritual doa orang yang tidak mengenal Allah – (ayat 7) Ketika itu Yesus melihat, ternyata masih banyak praktek doa atau ritual doa yang dilakukan orang-orang beriman yang justru persis sama dengan ritual doa, tata cara berdoa orang-orang yang tidak mengenal Allah. Yang dimaksud Yesus dengan orang tidak mengenal Allah adalah orang yang masih menyembah kepada dewa-dewa. Seperti apa ritual doa orang yang tidak mengenal Allah? Mengucapkan kata atau kalimat berulang-ulang. Yesus mengatakan bahwa berdoa dengan bertele-tele adalah cara berdoa dari orang yang tidak mengenal Allah. Bertele-tele, dalam bahasa Inggris di sebut repetitions artinya mengucapkan satu kata atau satu kalimat dengan cara mengulang-ulang. Mengapa mereka mengucapkannya secara berulang-ulang? Karena mereka mempercayai bahwa kata atau kalimat yang diucapkan diulangSuara EL-Asah Tahun I No. 3

6

Khotbah

ulang dalam doa itu mengandung kekuatan yang menggerakkan hati Allah untuk menjawab doa-doa mereka. Arti lain dari berdoa dengan bertele-tele, dalam bahasa Inggris disebut; their prayers are long, much speaking. Artinya, doa mereka panjang, atau berdoa dengan banyak bicara. Mengapa mereka melakukan ritual doa demikian? Karena mereka menyangka doa yang panjang dan banyak bicara itu akan dikabulkan. Saudara-saudara! Yesus mengatakan bahwa berdoa dengan cara seperti itu, sama dengan ritual doa, tata cara berdoa, atau kebiasaan berdoa dari orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Dalam ritual atau tata cara berdoa orang kafir atau orang yang tidak mengenal Allah, ada kata-kata mantra. Mereka percaya kata-kata mantra itu mangandung kekuatan magis (magic words). Apabila kata-kata mantra itu diucapkan berulang-ulang, akan menghasilkan sesuatu. Lalu apa dasarnya sehingga orang melakukan ritual-ritual doa seperti itu? Apakah ada jaminan dari Alkitab bahwa berdoa dengan mengucapkan kata atau kalimat secara berulang-ulang, atau berdoa panjang dan banyak bicara itu akan dijawab? Yesus mengatakan: Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Artinya, dasarnya hanyalah perasaan, perkiraan, anggapan, dan bukan Firman Allah. Yesus melihat ketika itu banyak orang yang berdoa. Mereka rajin berdoa, sehingga di mana-mana – di bait Allah, di tikungantikungan jalan terlihat orang-orang yang berdoa. Mereka berdoa dengan penuh semangat sehingga satu kata bisa diucapkan berulang-ulang, dan karena diucapkan berulang-ulang, doa-doa menjadi panjang dan lama. Tetapi sayang – ternyata doa-doa mereka dicela dan tidak dijawab oleh Tuhan, bahkan Yesus melarang semua pengikut-Nya mengikuti kegiatan atau cara berdoa seperti itu. Mengapa? Karena Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Khotbah

7

cara-cara berdoa seperti itu adalah cara berdoa orang munafik dan cara berdoa orang yang tidak mengenal Allah. III. Ritual-ritual Doa Masa Kini Saudara-saudara! Di zaman kita sekarang muncul fenomena semangat berdoa dan menyembah yang belum pernah terjadi dalam sejarah gereja. Coba saudara perhatikan, di mana-mana ada aktivitas doa dan penyembahan, ada hiruk pikuk ibadah atau KKR pujian dan penyembahan. Lihatlah di sekeliling Anda, muncul kelompok-kelompok persekutuan doa, ada taman-taman doa, ada gua-gua doa, ada menara-menara doa, ada rumah-rumah doa, ada tim-tim pendoa syafaat. Betapa mengagumkannya melihat semangat berdoa sekarang ini...... Coba saudara melihat secara kritis kegiatan-kegiatan doa sekeling kita sekarang ini. Di sana-sini muncul berbagai macam ritual ibadah doa, seminar pujian dan penyembahan. Ada konserkonser doa di lapangan-lapangan terbuka, ada di gedung-gedung komersial, di rumah-rumah ibadah. Tetapi sayangnya, bahwa gerakan-gerakan yang terjadi sekarang ini, unsur-unsur ritual – gaya, model, atraksi, demonstrasi - lebih ditonjolkan dari pada berdoa itu sendiri. Ritual-ritualnya lebih diutamakan dari pada sikap hati yang memuja dan menyembah. Sebagian besar dari kegiatan ibadah doa itu bertujuan untuk memperlihatkan keberadaan dan keunggulan suatu kelompok, sebagian bertujuan mempengaruhi dan menjala orang Kristen untuk pindah gereja. A. Ritual Kata-kata Ada yang mengajarkan ritual berdoa dengan kata-kata berkuasa, atau kata-kata positif. Kata-kata itu harus diucapkan secara berulang-ulang. Biasanya pemimpin doa mengucapkan kata-kata yang dianggap kata-kata iman, lalu jemaat disuruh mengulangi Suara EL-Asah Tahun I No. 3

8

Khotbah

kata-kata itu, misalanya: saya sudah menang, saya sudah sembuh, saya orang yang berhasil, dan lain-lain. Kata-kata tersebut harus diucapkan berulang-ulang sambil menunjuk pada diri kita sendiri. Saya pernah mendengar suatu kesaksian. Di suatu tempat, ada ritual doa untuk melunasi hutang. Caranya, semua bon atau surat hutang harus di bawa ke gereja. Ketika tiba saatnya berdoa, semua bon atau surat hutang itu diinjak-injak, sambil mengucapkan kata-kata yang diucapkan oleh pemimpin doa, yaitu kata-kata: Yesus besar!.. Yesus lebih besar!.. Hutang saya kecil! Hutang saya sudah lunas! Hutang saya sudah lunas! Sudah lunas! Haleluya! Puji Tuhan! Lalu dilanjutkan dengan tepuk tangan, dan teriakan-teriakan: yes!..yes!..yes!.. sambil mengacung-acungkan tangan ke atas. Saudara-saudara! Ritual-ritual ini persis seperti yang dikatakan oleh Yesus bahwa orang yang berdoa dengan mengulang-ulang kata, mengulang-ulang kalimat. Tetapi sayang bahwa ritual doa seperti itua adalah tata cara berdoa orang yang tidak mengenal Tuhan, atau ritual doa orang yang percaya pada kata-kata mantra. Orang-orang kafir percaya kalau kata-kata mantra diucapkan berulang-ulang akan menghasilkan sesuatu. Sadarkah saudara bahwa ketika saudara berdoa seperti ini, saudara sebenarnya sedang mensugesti diri sendiri untuk melupakan sesaat akan keadaan kita yang sebenarnya? B. Ritual Doa Mengusir Setan Ada ritual-ritual doa mengusir setan. Kita sering melihat atau mendengar tentang kelompok-kelompok doa pengusir setan yang mendatangi lokasi-lokasi atau tempat-tempat yang dianggap sebagai markas setan-setan. Entah itu gunung, pantai, sebuah tugu, sebuah pohon, suatu daerah, hulu sungai, atau muara sungai, dan sebagainya. Di tempat-tempat itu mereka melakukan ritual mengusir setan dengan cara mengelilingi atau menumpangkan tangan sambil menengking setan dan berteriak pada gunung, tugu, pohon, Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Khotbah

9

batu, sungai, pantai dsb. Mereka juga sering mengelilingi suatu daerah yang dianggap dikuasai setan, sambil mengucapkan katakata klaim seperti: Kurebut kota (tempat) ini! Hai iblis engkau tidak berhak menguasai daerah ini! Daerah ini milik Tuhan! Kalimat-kalimat itu diucapkan berulang-ulang karena mereka yakin dengan cara demikian mereka akan berhasil. Saudara-saudara! Jika saudara menganggap bahwa ritualritual berdoa seperti itu akan membuat setan-setan takluk, atau jika saudara mengira bahwa dengan mengucapkan kalimatkalimat positif secara berulang-ulang hati Tuhan akan tergugah sehingga Ia mencurahkan kuasa-Nya, maka sesungguhnya saudara belum atau tidak mengenal Allah. Sebab Yesus menegaskan bahwa berdoa dengan cara seperti itu adalah ritual doa orang yang belum mengenal Tuhan. Saudara! Saya ingin Anda kembali pada Alkitab. Di dalam Alkitab disebutkan bahwa kalau kita mau mengusir setan-setan, kita harus memakai Nama Yesus bukan dengan ritual-ritual. Bacalah Markus 16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku. Alkitab kita mengatakan bahwa Allah turun dan kuasa-Nya dialami bukan pula karena adanya kata-kata klaim, bukan karena dipengaruhi oleh ritual-ritual doa – betapapun hebatnya ritualritual itu. Kuasa Allah turun dan mujizat dapat terjadi karena Allah sendiri yang telah berjanji bahwa Dia akan turun dan hadir di antara orang-orang berkumpul dalam Nama Yesus. Bacalah Matius 18:20, Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” C. Ritual roti-anggur dan minyak Di beberapa tempat ada ibadah-ibadah yang diselenggarakan dengan memposisikan roti dan anggur sebagai pusat perhatian dalam ibadah, karena dianggap bahwa roti dan anggur meSuara EL-Asah Tahun I No. 3

10

Khotbah

ngandung kuasa Ilahi yang sangat dahsyat dan ajaib, yang dapat menyembuhkan segala sakit penyakit, dan dapat mengusir setansetan. Hal makan roti dan minum anggur dijadikan ritual utama dalam ibadah untuk penyembuhan dan mengusir setan. Ada pula ibadah-ibadah yang diselenggarakan dengan acara menawarkan minyak urapan gratis. Sebelum minyak (bimoli) itu dibagikan, terlebih dahulu diadakan ritual – mendoakan minyak itu - dan dianggap bahwa doa sang pemimpin rohani itu telah mengubah minyak (bimoli) menjadi minyak urapan yang penuh khasiat dan dapat dipergunakan untuk mengatasi segala persoalan hidup mulai dari mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, memberkati, menyucikan rumah, dll. Saudara! Alkitab kita mengatakan bahwa hal makan roti dan minum anggur atau perjamuan kudus dilakukan untuk mengingat, mengenang akan penderitaan Yesus. Bacalah Lukas 22:19, Yesus sendiri yang mengatakan: Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku. Saudara! Jika roti dan anggur, atau minyak mengandung kuasa untuk kesembuhan, untuk mengusir setan, maka darah dan bilur Yesus menjadi sia-sia. Padahal Firman Allah berkata: oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh, (1 Petrus 2:24). Jika benar bahwa Allah meletakkan kuasa-Nya di dalam roti, anggur, dan minyak untuk menyembuhkan, dan mengusir setan, atau untuk mengampuni dosa, maka pengorbanan nyawa Yesus di salib pun tak berguna. Padahal Firman Allah mengatakan: dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Khotbah

11

hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka (Kolose 2:14-15) Saudara! Jika Allah bermaksud meletakkan kuasa-Nya di dalam roti dan anggur, atau di dalam minyak, apakah Yesus tidak tahu sehingga Yesus masih memerintahkan murid-murid-Nya menggunakan Nama-Nya untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang dengan nama-Nya? Bacalah Ayat ini: Yesus berkata: Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setansetan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.(Markus 16:17-18). IV. Bahaya Ritual-ritual Saudara-saudara sekalian! Saya ingin kita sadar, dan mulai bersikap kritis. Kuasa kegelapan yang merusak dan menghancurkan kemurnian dan kebenaran iman Anda sekarang tidak hanya datang dari luar gereja. Kuasa gelap – yang bernama ritual-ritual itu - kini telah memposisikan diri sebagai ‘allah’ dan ‘tuhan’ di dalam ibadah dan doa-doa gereja. Saya ingin menunjukkan pada saudara bahayabahaya dari adanya berbagai praktek ritual-ritual masa kini: 1. Ritual-ritual bisa menggeser Nama Yesus. Artinya, ketika ritualritual doa dianggap sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan jawaban atas doa-doa seseorang, maka kepercayaan atau iman seseorang tidak lagi kepada Nama Yesus, tetapi kepada pelaksanaan upacara-upacara, atau ritual-ritual doa. 2. Ritual-ritual bisa menjadi suatu berhala. Maksudnya, ketika pelaksanaan ritual-ritual doa diposisikan sebagai jaminan atas jawaban-jawaban doa seseorang, maka penyembahan dan Suara EL-Asah Tahun I No. 3

12

Khotbah

pemujaan seseorang tidak lagi tertuju kepada Tuhan tetapi kepada ritual-ritual atau tata cara berdoa. Ritual menjadi ‘allah’ lain – sesuatu yang sangat dibenci oleh Tuhan – baca Keluaran 20:4-5, 3. Ritual-ritual bisa menyesatkan. Ketika ritual-ritual doa, ritual roti dan anggur, atau ritual minyak urapan – dianggap mengandung kuasa untuk menyembuhkan, untuk mengusir setan, untuk mengadakan mujizat, untuk mengampuni dosa, untuk menguduskan, atau untuk memberkati, maka orang datang ke dalam ibadah, ke KKR di lapangan-lapangan, ke seminar, ke persekutuan doa, untuk mencari roti, anggur, minyak, dan bukan mencari Yesus. Orang akan menganggap sumber pertolongan adalah ritual-ritual itu dan bukan Yesus. Saudara-saudara! Saya akan mengakhiri khotbah ini dengan mengajak Anda mulai bersikap kritis dan ekstra hati-hati. Jangan pertaruhkan kemurnian dan kebenaran imanmu hanya karena tertarik melihat berbagai ritual doa, ritual ibadah, ritual mengusir setan, dan ritual-ritual lainnya yang bermunculan di sekeliling kita, Ingat, salah catu cara yang paling efektif digunakan setan menghancurkan hidup nenek moyang kita, Adam dan Hawa, adalah sesuatu yang memiliki daya tarik, kelihatan penuh hikmat, dan menjanjikan mujizat – menjadi seperti Allah – baca baik-baik ayat ini dalam Kejadian 3:6. Bapak, ibu dan sahabat-sahabat! Apakah saat ini Anda sedang mengalami masa-masa krisis karena sakit penyakit? Apakah Anda sedang mengalami situasi hidup yang sangat kritis karena berbagai beban dan persoalan menindih hidupmu? Apakah Anda sedang dilanda keputus-asaan karena adanya kegagalan atau ketidak berdayaan mengatasi masalah hidup? Di dalam semua keadaan itu, gagasan apa, atau ide apa yang muncul dalam pikiran Anda? Atau apa yang Anda sedang pikirkan? Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Khotbah

13

Apakah Anda sedang berpikir; bagaimana cara atau ritual berdoa yang paling baik agar Tuhan segera turun tangan menyelesaikan masalah hidup saya? Haruskah berdoa dengan berdiri dan mengangkat tangan, atau duduk dan berlutut sambil menangis? Haruskah berdoa dalam bahasa sendiri atau dalam bahasa roh? Haruskah berdoa di tengah malam atau di siang hari, atau semalam suntuk? Apakah sedang bertanya pada diri Anda sendiri: Siapa yang akan mendoakan saya? Pendeta siapa? Hamba Tuhan yang mana? Penginjil dari mana? Rohaniawan yang seperti apa? Apakah Anda sedang mencari-cari di mana tempat yang paling baik untuk berdoa? Di rumah doa atau di gedung gereja yang mana? Di taman doa yang mana, atau di goa doa yang mana? Dengan sarana apa Anda harus berdoa? Haruskah dengan roti dan anggur? Haruskah dengan minyak urapan? Saudara, dengarkan apa kata Yesus: jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Saya berharap Firman Allah ini membuat kita semakin mengandalkan Allah yang Mahabesar, Mahakuasa. Allah yang penuh kemahaan itu tidak bergantung pada siapa pun dan pada apa pun. Dia adalah Bapa kita yang penuh kasih kasih sayang. -oo0oo-

Suara EL-Asah Tahun I No. 3

14

Pemahaman Alkitab

Mempersiapkan Diri Untuk Diberkati Oleh: DR. S. TANDIASSA, M.A.

T

ujuan dari tema tersebut di atas adalah supaya orangorang percaya dapat membenahi kehidupan mereka, khususnya dalam hubungan mereka dengan Tuhan. Karena dengan menyelaraskan kehidupan dengan Allah, atau dengan Firman Allah, setiap orang percaya akan diberkati oleh Tuhan. Tema besar dalam pehaman Alkitab ini dibagi menjadi empat bagian yaitu: 1. 2. 3. 4.

Bertobat Penuh dengan Roh Kudus. Beribadah dalam Roh Dipimpin oleh Roh Kudus.

Pada edisi yang lalu telah dimuat seri yang pertama tentang Bertobat dan pada bagian kedua ini pembahasan mengenai PENUH DENGAN ROH KUDUS.

Penuh dengan Roh Kudus Kisah Para Rasul 4:1-12 Pengantar Hal dipenuhi Roh Kudus merupakan cara Allah berkarya di dalam hidup orang-orang beriman. Salah satu jenis karya nyata Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Pemahaman Alkitab

15

dari Roh Kudus ketika memenuhi hidup seseorang adalah melakukan pembaharuan hidup secara total. Perhatikan ayat 8, Petrus penuh dengan Roh Kudus. Selanjutnya Roh Kudus menghasilkan pola berpikir yang baru (9-12), dan perilaku atau sikap hidup yang baru pula (18-20). Dalam pembahasan ini kita akan memperhatikan perbedaan antara hidup orang yang belum atau tidak penuh dengan Roh Kudus dan hidup orang yang penuh dengan Roh Kudus. I.

Orang tidak – belum – dipenuhi dengan Roh Kudus.

Alkitab mengungkapkan secara terbuka seperti apa situasi hidup atau watak – perilaku - orang yang tidak dipenuhi Roh Kudus. A. Pikirannya dikasai oleh kepentingan atau kebutuhan yang bersifat materi (Roma 8:5). Artinya a. Ia melakukan segala sesuatu hanya untuk memenuhi kebutuhan materi dan kepuasan manusiawi. b. Ia hanya memikirkan dan mengejar apa yang mempunyai nilai materi (dapat dinilai dengan uang). B. Tidak mau tunduk/taat pada Firman Allah (Roma 8:7). Mengapa? a. Karena ia hanya percaya pada pendapat dan perasaannya sendiri. b. Karena jiwanya dikuasai roh pemberotakan, perlawanan. C. Mengejar kepuasan daging/manusia (Galatia 5:19-21). Ciricirinya: a. Memuaskan hawa nafsu – seks, candu, hobby, dll. b. Mencari kepuasan melalui okultisme, mistikisme, atau bentuk-bentuk pemujaan lainnya. c. Merasa puas bila dapat berkonfrontasi dan mengungguli orang lain (egoisme)

Suara EL-Asah Tahun I No. 3

16

Pemahaman Alkitab

Orang yang dikuasai oleh pikiran-pikiran daging akan menanggung berbagai macam penderitaan, karena hidupnya tidak berkenan pada Tuhan, atau tidak direstui oleh Tuhan (Roma 8:6-8). II. Orang yang Penuh dengan Roh Kudus Perlu ditegaskan lebih dahulu bahwa tujuan utama dari kepenuhan atau dibaptis dengan Roh Kudus bukan untuk membaharui bahasa atau kata-kata yang digunakan di dalam berdoa, tetapi untuk membaharui hidup orang beriman secara total. Bagaimana watak-perilaku hidup orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus? A. Seluruh aspek kehidupannya diwarnai oleh damai dan sejahtera - ‘sebab keinginan Roh adalah damai sejahtera’ (Roma 8:6) 1. Hubungan dengan diri sendiri harmonis – artinya; pikiran dan hati serta emosi selalu berada dalam keadaan damai dan sejahtera (Roma 14:17, Filipi 4:7) 2. Hubungannya dengan Bapa di Surga intim dan harmonis – seperti hubungan antara ayah dan anak (Roma 8:15). 3. Hubungan dan komunikasi dengan sesama harmonis. Sifat- sifat Roh Kudus akan mewarnai hubungan tersebut (Galatia 5:22-23). B. Hidup dalam ketaatan kepada otoritas-otoritas yang ditetapkan oleh Alkitab. Roh Allah tidak akan pernah membuat seseorang bersikap berlawan dengan Firman Allah. 1. Taat secara total kepada otoritas Firman Allah yang tertulis. Roh Kudus akan memimpin seseorang untuk menundukkan diri pada otoritas Allah (Roma 8:14). 2. Taat pada otoritas pemimpin-pemimpin rohani serta menghormati kedudukan mereka (Ibrani 13:17). 3. Taat pada otoritas pemerintah (Roma 13:1-5) 4. Taat tanpa batas: tanpa batas waktu dan tanpa batas nominal seperti Yesus taat sampai mati, serta menyerahkan nyawa-Nya (Filipi 2:8). Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Pemahaman Alkitab

17

C. Hidup untuk memuliakan Allah (Yohanes 16:14). Kegiatan hidup memuliakan Tuhan meliputi: 1. Beribadah atau berbakti di rumah Tuhan (Mazmur 66:2; 134:1-4). 2. Memberikan pengorbanan (Mazmur 50:3; Amsal 3:9). 3. Melakukan perbuatan-perbuatan (Matius 5:16) 4. Seluruh Tubuh digunakan untuk memuliakan Tuhan (1Korintus 6:20)

Konklusi Ayat-ayat tersebut di atas memberikan penegasan dan kesimpulan bahwa orang yang penuh dengan Roh Kudus ditandai pembaharuan watak atau karakter, pembaharuan perilaku hidup, dan pembaharuan tujuan-tujuan hidup. Kesimpulan tersebut sangat relevan dengan pernyataan Yesus bahwa dari buahnyalah kamu dapat mengenal sebuah pohon baik atau jahat (Matius 7:16,20 – band. Galatia 5:22-23). Selanjutnya Yesus menegaskan bahwa banyak orang yang merasa sudah penuh dengan Roh Kudus – karena mereka telah melakukan berbagai pelayanan rohani - tetapi watak, karakter, dan perilaku hidup mereka sangat jahat (Matius 7:22-23)

Tantangan: Mungkin Anda sudah berdoa dalam bahasa roh. Tetapi pertanyaannya adalah: apakah hidup Anda sudah dipenuhi oleh Roh Kudus?. -oo0oo-

Suara EL-Asah Tahun I No. 3

18

Teologia

TEOLOGIA:

SOTERIOLOGI OLEH: DR. S. TANDIASSA, M.A.

Bab satu PENDAHULUAN

P

emahaman teologis akan soteriologi – atau doktrin tentang keselamatan - merupakan bagian yang paling penting di dalam kehidupan beriman. Setiap keyakinan religius pasti memiliki doktrin atau teologia tentang keselamatan. Sebelum seseorang memutuskan untuk menganut suatu aliran agama atau kepercayaan, terlebih dahulu ia harus mempelajari secara mendalam akan teologia atau doktrin tentang keselamatan yang dianut oleh agama tersebut. Dari belajar tersebut seseorang akan mendapatkan pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan keselamatan, bagaimana mendapatkan keselamatan, dan siapa atau apa yang dapat menyelamatkan. Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Teologia

19

Dengan belajar doktrin atau teologia Keselamatan, kita dapat membangun sebuah iman yang kuat dan mendasar akan kepastian dan jaminan keselamatan kita. Artinya, kita menganut suatu keyakinan bukan karena faktor keturunan, atau faktor pengaruh lingkungan, tetapi berdasarkan keputusan pribadi yang didasarkan atas kebenaran yang diperoleh dari proses belajar. Atau dalam kalimat sederhana, kita harus mengetahui lebih dahulu sebelum kita mempercayai, dan bukan sebaliknya, kita sudah percaya, dan sudah menjalankan ritualnya tetapi kita belum memiliki pengetahuan tentang apa yang kita percayai. Teologia Kristen tidak mengaitkan secara langsung antara keselamatan dengan agama. Beragama atau menganut kepercayaan sebuah keyakinan bukan suatu jaminan kepastian akan keselamatan, karena agama bukan jalan untuk memperoleh keselamatan. Maksudnya, ketika seseorang memutuskan untuk menganut sebuah agama atau suatu aliran keagamaan, hal itu tidak sama dengan hal menerima keselamatan. Atau dalam pengertian lain, agama bukan keselamatan, dan beragama bukan selamat. Agama - dalam perspektif teologia Alkitab - adalah salah satu hasil karya kreatif dalam kebudayaan manusia untuk melembagakan kepercayaannya kepada Tuhan. Selanjutnya agama berkembang sesuai dengan perkembangan dan perubahan kebudayaan, serta mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Fakta keterkaitan agama dengan kebudayaan manusia dapat dilihat dari bentuk-bentuk ritual keagamaan yang terus berkembang dan juga terus berubah dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan dan perubahan kebudayaan manusia. Penelitian biblikal tentang soteriologi, menunjukkan bahwa hal keselamatan bukan hal beragama. Sebab keselamatan berkenaan dengan keprihatinan Allah atas keberdosaan manusia. Allah prihatin melihat kondisi keberdosaan manusia, lalu Ia berinisiatif memberikan anugerah keselamatan. Manusia yang menanggapi anugerah Allah Suara EL-Asah Tahun I No. 3

20

Teologia

tersebut dengan cara beriman kepada-Nya, akan diselamatkan. Sedangkan hal beragama berkenaan dengan usaha manusia untuk mengatur ritual-ritual kepercayaan dan peribadatannya kepada Tuhan. Dalam pengertian filosofis, keselamatan bersumber dari keprihatinan Yang Ilahi, sedangkan agama – apapun jenisnya – justru bersumber dari gagasan manusia. Manusia, dengan segala daya kreativitasnya, mencoba untuk membangun jalan keselamatan dengan cara menciptakan agama dan ritual-ritualnya. Dengan kata lain, agama dengan segala ritualnya, adalah jalan yang dibuat manusia untuk mendekati Allah. Allah adalah penyelamat umat manusia. Pernyataan ini merupakan kebenaran yang paling mendasar di dalam Alkitab. Alasan mengapa Allah menyelamatkan manusia terdapat di dalam Diri Allah sendiri. Adalah sifat Allah sendiri yang menuntut-Nya untuk menyelamatkan manusia. Dengan kata lain, rencana penyelamatan manusia berangkat dari dalam Diri Allah sendiri yaitu dari sifat-Nya yang paling mendasar yaitu kasih atau anugerah. Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8,16). Ini adalah prinsip di dalam Diri Allah, dan dalam kaitannya dengan rencana keselamatan, kasih, atau anugerah adalah kekuatan yang paling dominan. Karena sifat kasih yang menguasai diri Allah, maka Ia rela menyerahkan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan orang berdosa (Yohanes 3:16). Oleh karena keselamatan adalah inisiatif dari kasih Allah, maka keselamatan bersifat anugerah, atau pemberian cuma-cuma dari Allah, dan bukan merupakan hasil daya upaya manusia membentuk agama dan menjalankan ritualritual keagamaan (Efesus 2:8). Sementara di pihak manusia sendiri, sudah tidak ada lagi kemampuan berisiatif baik untuk mencari atau menghampiri hadirat Allah, maupun untuk memikirkan atau mengerjakan sesuatu yang baik. Dosa telah menghancurkan seluruh potensi spiritual serta merusak dan menodai moralitas semua manusia Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Teologia

21

sehingga apapun yang dipikirkan, atau dihasilkan manusia, semuanya rusak dan juga ternoda oleh dosa (Roma 3:23). Oleh karena realitas kerusakannya sudah demikian parah, maka Allah sendiri yang memprakarsai untuk membuka jalan keselamatan dengan cara mengutus Putra-Nya ke dalam dunia (Yohanes 14:6). Dalam pengertian lain, Allahlah yang berinisiatif membangun jembatan kepada diri-Nya sendiri. Studi Alkitab tentang soteriologi di dalam tulisan ini disajikan dengan cara: 1. Mengangkat bagian-bagian Alkitab yang berbicara tentang keselamatan. Bagian-bagian Alkitab tersebut dihubungkan menjadi satu kesatuan, lalu disusun secara sistematis untuk membangun sebuah konsep atau doktrin tentang keselamatan. Dengan cara demikian, doktrin keselamatan yang dihasilkan benar-benar berdasarkan firman yang tertulis, dan bukan doktrin atau konsepsi yang subyektif, yang didasarkan hanya atas asumsi-asumsi individual atau atas keyakinan pribadi. 2. Mengutamakan pernyataan-pernyataan langsung dan pengertian-pengertian literal dari Alkitab tentang keselamatan. Dengan cara ini unsur-unsur interpretasi yang sarat dengan spekulasi dan asumsi-asumsi individualistik dapat dihindari. Perlu diingat bahwa banyak penyimpangan terjadi tanpa disadari, karena sebagian orang lebih mempercayai hasil penafsiran daripada mempercayai sebagaimana yang tertulis di dalam Alkitab itu sendiri. Harus ditegaskan juga di sini bahwa hasil penafsiran – siapapun yang menafsirkannya – itu bukan, dan tidak sama dengan Firman Allah, walaupun hasil penafsiran tersebut masih menggunakan bahasa-bahasa rohani, atau istilahistilah teologis. Umat beriman yang mau belajar secara tulus tentang doktrin atau teologia keselamatan harus bisa membedakan antara doktrin tentang keselamatan yang merupakan hasil penelitian langsung dari Alkitab, dengan doktrin keselamatan yang merupakan hasil penafsiran terhadap Alkitab. Suara EL-Asah Tahun I No. 3

22

Teologia

3. Mempertahankan istilah-istilah asli (literal) dari Alkitab serta makna-makna prinsipil dari istilah-istilah tersebut. Metode ini dimaksudkan untuk menjaga kemurnian doktrin atau pesan Alkitab tentang keselamatan, untuk melestarikan kebenaran literal doctrin Alkitab, dan untuk menuntun pembaca kembali kepada Alkitab. Umat beriman yang jujur harus mampu mendengar dan mempercayai pernyataan-pernyataan langsung dan tertulis di dalam Alkitab, karena Alkitab adalah otoritas tertinggi yang menentukan kebenaran ataupun kesalahan. Iman dan pengharapan akan keselamatan harus diletakkan di atas pernyataan tertulis di dalam Alkitab, bukan di atas pendapat individual. Materi soteriologi yang disajikan di dalam tulisan ini adalah pengertian-pengertian dasar tentang doktrin keselamatan. Akan tetapi bila materi ini dapat dipahami secara proporsional, maka pembaca akan dibawa ke pintu gerbang penemuan dan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam tentang teologia soteriologi. Diharapkan, studi soteriologi dari buku ini akan memberikan pemahaman yang alkitabiah kepada setiap pembaca, dengan catatan bahwa pembaca akan bersikap terbuka, jujur, dan konsekuen terhadap kebenaran Alkitab dan – tentunya juga - terhadap diri sendiri. Maksudnya, pembaca harus bisa membuka diri terhadap pesan atau ajaran yang tertulis di dalam Alkitab, dan mau mengakui serta menerima secara jujur akan fakta kebenaran yang tertulis tersebut, tanpa memikirkan bagaimana pendapat orang lain.

Bab dua DEFINISI SOTERIOLOGI Sebagai salah satu ilmu pengetahuan di bidang teologia, definisi soteriologi harus dilihat dan dipahami dari beberapa aspek, untuk mendapatkan makna serta maksud yang sesungguhnya. Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Teologia

23

Pola ini, disamping untuk mendapatkan makna asli tentang soteriologi, juga dimaksudkan untuk mencegah atau menghindari pengertian-pengertian yang tidak alkitabiah. Sebab jika kita memiliki pengertian yang benar – alkitabiah - tentang konsepsi soteriologi, kita juga akan memiliki dasar dan praktik iman yang benar.

Teologis Soteriologi dalam pengertian teologia Kristen didefinisikan sebagai doktrin atau pengetahuan yang sistematis dan menyeluruh tentang rencana dan penerapan keselamatan yang dilakukan Allah di dalam, dan melalui Yesus Kristus. Disebut rencana keselamatan, karena keselamatan sudah dirancang, bahkan sudah ditetapkan oleh Allah jauh sebelum Ia menciptakan alam semesta ini, termasuk sebelum manusia diciptakan. Rencana dan keputusan Allah untuk mengutus Yesus sebagai penebus dosa sudah dibuat Allah sebelum dunia dijadikan (1 Petrus 2:20). Dan disebut penerapan keselamatan karena rencana dan ketetapan Allah tersebut diterapkan–direalisasikanmelalui pengorbanan Yesus untuk menebus orang berdosa, dan melalui panggilan kepada orang-orang yang diselamatkan (1 Petrus 1:18-19).

Etimologis Bahasa Ibrani menggunakan paling sedikit dua istilah yang cukup populer di dalam tradisi Yahudi untuk menggambarkan keselamatan, atau keadaan selamat. 1. Yasha (Ibr.). Secara harafiah kata ini berarti : lebar, luas, leluasa; atau lawan dari keadaan sempit, atau tertindas. Dalam perspektif ini, keselamatan diartikan sebagai kelepasan dan kebebasan dari Suara EL-Asah Tahun I No. 3

24

Teologia

segala sesuatu yang mengikat, yang menindas, atau yang membatasi. Tindakan Allah membebaskan Israel, mulai dari peristiwa eksodus dari Mesir, dan berlanjut di dalam berbagai peristiwa pembebasan di dalam sejarah Israel, merupakan rangkaian karya penyelamatan Allah atas umat-Nya. 2. Shalom (Ibr). Kata ini digunakan untuk beberapa maksud dalam situasi-situasi tertentu dalam tradisi Yahudi, dan mengandung beberapa makna yaitu: a. Secara praktis, ucapan shalom dipakai dalam pergaulan hidup sehari-hari sebagai kata sapaan saat bertemu atau pun berpisah dengan teman atau dengan orang yang bukan musuh. Dalam hal ini kata shalom memiliki maksud: selamat pagi, selamat siang, selamat sore, apa kabar, dst. Dan saat berpisah ucapan shalom mengandung maksud: semoga anda selamat, semoga anda sehat, semoga anda berhasil, dll. b. Di dalam konteks dunia militer shalom mengandung makna politis. Ketika peperangan telah selesai, kedua pihak yang berperang – baik yang kalah maupun yang menang - menyatakan menghentikan peperangan di antara mereka. Kedua bangsa yang tadinya hidup dalam permusuhan, bahkan terlibat dalam peperangan, kini memulai suatu hubungan baru, dalam situasi yang baru pula. Di sini shalom mengandung makna damai. c. Sementara itu di dalam pengertian religius, shalom menggambarkan suatu situasi yang ideal, keadaan selamat dan sentosa, keadaan yang diberkati, dan kelimpahan, suasana kebahagiaan dan keadaan yang penuh dengan damai dan sejahtera. Berangkat dari pengertian kata Yasha dan Shalom tersebut di atas, serta maksud yang terkandung di dalamnya, dapat simpulkan bahwa Perjanjian Lama mengartikan dan menggambarkan keselamatan sebagai pembebasan dari segala situasi dan kondisi yang Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Teologia

25

buruk yaitu: penindasan, kesesakan, ketidak-leluasaan, dan penderitaan, untuk masuk, atau berpindah ke dalam situasi hidup yang ideal yaitu: keadaan yang penuh dengan damai sejahtera, keadaan sehat, keadaan bebas dan leluasa, keadaan bahagia dan diberkati. Selanjutnya, dalam perspektif teologis atau religius, keselamatan (Yasha dan Shalom) dipandang sebagai karya agung Allah. Allahlah yang membebaskan dan menyelamatkan umat-Nya dari berbagai situasi dan kondisi buruk hidup yang buruk seperti: dari penindasan atau perbudakan Mesir (Keluaran 14:30; Mazmur 106:7-12), dari bahaya-bahaya maut (Mazmur 6:5-6,22:21-22), dari peperangan (Ulangan 20:4), dari kesalahan dan dosa (Mazmur 59:1-2; 51:14), dari sakit penyakit (Yesaya 38:20-22). Dan selanjutnya, Allah membawa umat-Nya dalam keadaan yang ideal, bebas, sejahtera, dan terberkati. Perjanjian Baru menggunakan kata ‘soteria’ (Yun) swthria; untuk keselamatan. Kata soteria mempunyai beberapa arti yaitu: keselamatan, pembebasan, dan pemeliharaan dari penindasan atau dari penganiayaan musuh-musuh (Kisah Para Rasul 7:25; 27:34 Lukas 1:71). Sedangakan kata benda soter swthr berarti Juru Selamat, pembebas, atau pemelihara (Lukas 1:47). Kedua kata tersebut berasal dari kata kerja sozo swzw , yang secara sederhana berarti: menyelamatkan, membebaskan, mengamankan, melestarikan, dan menyembuhkan. Makna kata sozo ini sendiri masih dapat diperluas dengan menggunakan prinsip interpretasi biblikal yaitu: 1. Sozo dapat berarti menyelamatkan dari penderitaan sakit penyakit, atau memulihkan kesehatan (Matius 9:22; Markus 5:34; 10:52; Lukas 7:50), dalam hal ini termasuk juga penyembuhan spiritual. 2. Sozo bertarti memelihara atau melindungi dari bahaya-bahaya kebinasaan atau kehancuran (Matius 8:25; 24:22, Markus 13:20; 15:30). Suara EL-Asah Tahun I No. 3

26

Teologia

Secara teknis di dalam Alkitab, kata sozo dipergunakan untuk dua maksud yaitu: Pertama, dalam pengertian negatif, sozo berarti menyelamatkan dari hukuman-hukuman penghakiman Mesianis (Yoel 3:32), menyelamatkan atau membebaskan dari kejahatan dan dosa yang merintangi untuk menerima keselamatan dari Yesus, dan menyelamatkan dari hukuman murka Allah pada akhir zaman. Kedua, dalam pengertian positif, sozo berarti membuat seseorang mengambil bagian di dalam keselamatan dari Yesus Kristus. Secara praktis makna soteria atau keselamatan dalam Perjanjian Baru dipahami sebagai suatu pengalaman kebebasan dari keadaan yang buruk dan rendah untuk beralih ke dalam suatu situasi dan kondisi serta status hidup yang lebih ideal, atau berpindah dari kegelapan ke dalam kerajaan terang (Kolose 1:13). Dalam hal ini yang dimaksud dengan keadaan ideal adalah keadaan terlepas dari dosa untuk menjadi kudus, terlepas dari maut untuk memperoleh hidup yang kekal, dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran, dan terlepas dari dari status budak menjadi anak Allah. Selanjutnya, Paulus melukiskan keadaan sudah terlepas ini sebagai mendapatkan jalan masuk untuk berdiri di hadapan Allah dalam suasana damai sejahtera dan penuh dengan pengharapan (Roma 5:1-2).

Kesimpulan Berangkat dari uraian makna istilah-istilah Alkitab – Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru - tersebut di atas, makna keselamatan dapat disimpulkan dengan melihatnya dari dua sisi perspektif yaitu: 1. Dari sisi Allah, keselamatan mencakup seluruh karya Allah dalam membawa manusia (umat-Nya) keluar dari kondisi yang Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Teologia

27

buruk kepada kondisi yang ideal, dari hukuman kepada pembenaran, dari kematian kepada kehidupan kekal, dari permusuhan menjadi anak. 2. Dari sisi Manusia, keselamatan adalah semua pengalaman pembebasan dari dosa dan hukuman, penyembuhan fisik dan spiritual, pemeliharaan, serta kelimpahan berkat jasmani dan rohani. Keselamatan adalah keadaan damai sejahtera, dan keadaan rasa aman yang ditemukan di dalam Kristus. Semua aspek keselamatan dapat diperoleh dan dinikmati, baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang, sebagai anugerah Allah kepada manusia melalui dan di dalam Yesus. (Bersambung ke edisi mendatang) -oo0oo-

PENULIS DARI BUKU-BUKU ALKITAB 1. Musa menulis Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan. 2. Yosua menulis buku yang memakai namanya. 3. Ayub mungkin menulis kisahnya sendiri. 4. Samuel mungkin menulis Hakim-hakim, Rut, dan 1 Samuel. 5. Daud menulis sebagian besar dari Mazmur (2 Samuel 23:2). 6. Putera-putera dari Korah menulis Mazmur 42,44-49,84-85,87. 7. Asaf menulis Mazmur 50,73-83. 8. Heman menulis Mazmur 88. (Bersambung ke hal 32) Suara EL-Asah Tahun I No. 3

28

Membina keluarga

Oleh: Erin Gieschen

M

ungkin Anda merasa kadangkadang tidak dapat “mengatasi” anak-anak Anda sehingga menitipkan mereka dididik di gereja. Namun, bagi para gembala kaum muda, peran yang jauh lebih besar tetap berada di tangan Anda sebagai orang tua, tidak peduli sesibuk apapun Anda. Berikut ini adalah lima dari banyak hal yang patut Anda perhatikan: 1. Jangan pernah menyerah atau mundur, tetap ikuti permainan! Memang sulit menerima kenyataan anak-anak menjadi “jenius” pada usia 12 tahun dan Anda harus menghadapi kejeniusan mereka! Kalau dulu anak-anak menganggap orang tua sebagai pahlawan, kini banyak orang tua seolah-olah datang dari planet lain dan tidak tahu apa-apa. Apa yang dulu terasa efektif menghadapi mereka, kini seperti tak mempan lagi. Andapun tergoda berpaling ke hal-hal yang lebih mudah, misalnya ke pekerjaan Anda yang lebih dapat dikendalikan. Atau, Anda akhirnya lebih fokus pada anak Anda yang lebih muda karena masih sering menghargai Anda. Sedangkan anak Anda Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Membina Keluarga

29

yang remaja, mungkin Anda berusaha menjadi teman baik saja, supaya paling tidak ia dapat menyukai Anda lagi. Anda harus berusaha menghindari isu-isu sensitif yang berpotensi menimbulkan konflik. Namun jangan pernah menyerah. Ikutlah selalu di dalam permainan mereka. Bagaimanapun, anak-anak kita tetap tanggung jawab kita, entah ia berusia 7 atau 17 tahun. Kita cenderung ingin lekas-lekas melepaskan tanggung jawab apalagi saat menyadari anak usia remaja lebih membutuhkan banyak waktu dan komitmen. Namun, sepanjang anak-anak ada di rumah, kita bertanggung jawab dengan apa yang mereka miliki, alami dan lakukan. Memang betul anak-anak kita harus bertanggung jawab kepada Allah untuk setiap tindakannya, namun mereka bukan orang dewasa. Kita pun memiliki tanggung jawab membawa anak-anak kita ke situasi yang dikehendaki Allah. Memang sulit kelihatannya, namun yakinlah Allah akan bekerja melalui Anda ketika Anda berani menghadapi anak remaja Anda dan mengandalkan kasih serta hikmat-Nya dalam menghadapi mereka. 2. Konsistensi dan Kejujuran Seringkali Menghasilkan Mujizat Sebagai orang tua, kita sering melakukan ini dan itu sematamata didasari kekhawatiran. Padahal, kita seharusnya berdoa dan meminta hikmat Tuhan melalui situasi-situasi yang sulit serta memohon tuntunan-Nya dalam membimbing anak-anak remaja kita. Anak-anak remaja sering melihat orang tua mereka tidak konsisten. Kita sebagai orang tua tidak serius mengakui kekurangan kita sendiri. Padahal, sikap yang tidak mau mengakui bahwa kita tidak sempurna, justru mendorong anak-anak remaja kita untuk lebih lagi menunjukkan kekurangan kita. Mungkin di saat-saat tertentu Anda merasa sangat lelah, stres, bersitegang dengan suami atau isteri atau pusing memikirkan tagihan bulanan. Lalu semua itu meledak terhadap anak remaja Suara EL-Asah Tahun I No. 3

30

Membina keluarga

Anda dan Anda tidak pernah mau meminta maaf. Kalau begitu, jangan heran bila Anda melihat mereka melakukan sesuatu yang tidak dapat Anda terima. Mungkin sikap Anda benar terhadap uang atau dalam disiplin namun bila mereka terlanjur melihat kemunafikan Anda, ia bisa saja berkata, “Sekarang kamu meminta aku melakukan hal yang berbeda daripada kamu sendiri?” Perlihatkanlah jiwa besar Anda. Tunjukkanlah kerendahan hati Anda. Katakanlah seperti ini kepada mereka, “Tuhan memang penuh kasih sayang. Dia tetap sabar kepadaku meskipun aku mengatakan hal yang menyakiti kamu semalam. Aku minta maaf ya.” Sikap ini akan memberi Anda kredibilitas luar biasa terhadap anak-anak Anda. 3. Jangan biarkan diri Anda didikte budaya remaja kontemporer melainkan berikanlah ruang untuk budaya itu. Garis pedoman kita harus tetap firman Allah. Komunikasikanlah prinsip-prinsipnya dengan penuh kasih dan kesabaran. Berusahalah memahami mengapa hal-hal yang tampak aneh bagi Anda merupakan hal yang penting bagi mereka. Anda tidak dapat menggunakan aturan yang sama ketika Anda remaja terhadap mereka. Misalnya, mengenai pakaian mana yang pantas dikenakan. Cobalah menghubungkan tahuntahun remaja Anda kepada apa yang sedang dilakukan anak-anak Anda sekarang. 4. Ajarkanlah anak remaja Anda bahwa persekutuan dengan saudara-saudara seiman adalah kebutuhannya yang besar. Anda mungkin takut kalau anak-anak Anda merasa tertekan bila didorong untuk beribadah. Namun membiarkan anak Anda Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Membina Keluarga

31

memutuskan sendiri apakah mau pergi ke gereja atau bermain bersama teman sebayanya, adalah seperti membiarkan seorang anak lima tahun memutuskan apa yang harus ia makan. Mereka belum cukup dewasa menyadari bahwa pergi ke gereja bersama keluarga tidak boleh bergantung pada mood melainkan kebutuhan mereka yang lebih besar. Orang tua harus terlibat sebelum anak mereka memutuskan sesuatu. Namun yang terjadi, banyak orang tua membiarkan segala sesuatu berjalan begitu saja dalam kehidupan anak-anak remaja mereka dan tidak peduli akan panggilan gereja terhadap mereka. Sampai suatu saat anak-anak itu dibawa ke gereja setelah mengalami suatu masalah. Anak-anak perlu diberitahu bahwa gereja bukan hanya prioritas para orang tua melainkan juga bagi mereka. 5. Sadarilah hubungan Anda dengan Bapa sangat mempengaruhi hubungan Anda dengan anak-anak Anda. Allah mulai menyatakan kebenaran ini kepada saya ketika dalam keadaan marah dan frustrasi saya berdoa, “Tuhan, berapa kalikah aku harus mengatakan hal ini kepada anakku?” Lalu Tuhan berkata, “Mari kita bicara tentang kita. Berapa kalikah Aku harus memberitahu kamu? Berapa kalikah Aku harus memberitahu kamu dan engkau lebih memilih jalanmu sendiri? Berapa kalikah aku harus memberitahu kamu untuk memaafkan…?” Renungkanlah hal ini, maka Anda akan heran ketika melihat ke dalam diri Anda sendiri. “Benar juga. Kalau aku saja sudah diberitahu Tuhan 20 tahun lamanya dan seringkali Dia harus kecewa, mengapa aku harus memaksakan anakku yang baru 13 tahun untuk segera berubah?” Mari sejenak mengubah peran: Bayangkanlah diri Anda sendiri sebagai anak di dalam keluarga Allah. Lalu bandingkanlah anak Anda dengan Anda sendiri dan Anda dengan Allah sebagai Bapa Anda.

Suara EL-Asah Tahun I No. 3

32

Membina keluarga

Kita semua pasti sudah pernah mendengar Amsal 22:6: “Didiklah anak-anakmu pada jalan yang patut baginya maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari jalannya” Mendidik anak-anak tidak sekadar berkata kepada mereka apa yang harus mereka lakukan. Dibutuhkan komitmen untuk membangun suatu hubungan, suatu persekutuan, lebih daripada sekadar mengetahui cara menghadapi anak-anak Anda. -oo0oo(Sambungan dari hal 27) 9. Etan menulis Mazmur 89. 10. Hizkia menulis Mazmur 120-123,128-130,132,134-136 (Yesaya 38:20). ll.Salomo menulis Mazmur 72, 127, Amsal 1-29, Pengkhotbah, Kidung Agung. 12. Agur menulis Amsal 30. 13. Lemuel menulis Amsal 31. 14. Yeremia menulis Yeremia, barangkali Ratapan, dan kemungkinan 1 dan 2 Raja-raja. 15. Ezra menulis Ezra dan kemungkinan 1 dan 2 Tawarikh dan 2 Samuel. 16. Mordekhai mungkin menulis buku Ester. 17. Lukas menulis Kisah Para Rasul dan juga Injil Lukas. 18. Yohanes menulis Injil Yohanes, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, dan Wahyu. 19. Paulus menulis Roma, 1 dan 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1dan 2 Tesalonika, 1 dan 2 Timotius, titus, dan Filemon. 20. Apollos kemungkinan yang menulis Ibrani. 21. Buku-buku nubuatan Perjanjian Lama ditulis oleh para nabi yang namanya tercantum. Surat-surat perjanjian Baru dan Injil-injil, kecuali yang disebut di atas, juga disebut menurut nama penulisnya. Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Cermin Kehidupan

33

D

ua orang laki-laki mengadakan perjalanan jauh. Yang satu adalah orang saleh, tetapi yang lainnya adalah orang yang tidak percaya kepada TUHAN Di dalam perjalanan tersebut, mereka membawa barangbarang berharga untuk dijual beserta seekor kuda, seekor ayam jantan, dan sebuah obor. Sepanjang perjalanan, kedua orang tersebut berdiskusi tentang TUHAN. “TUHAN itu sangat baik, DIA selalu merancangkan yang baik bagi kita,” kata orang yang saleh. “Aku tidak yakin dengan apa yang engkau katakan, dan kita akan melihat apakah TUHAN memang baik selama kita melakukan perjalanan ini,” jawab orang yang tidak percaya TUHAN. Menjelang sore, tibalah kedua orang tersebut di sebuah desa dan mereka berharap ada orang yang mau menerima kedatangan mereka. Kedua orang tersebut sudah hampir mendatangi semua rumah di desa itu, tetapi tidak seorangpun yang bersedia menerima mereka. Terpaksa, kedua orang itu pergi ke hutan yang tidak jauh dari desa itu. “Kau bilang TUHAN itu baik,” kata orang yang tidak percaya TUHAN. “Ya, pasti menurut TUHAN, bermalam di hutan ini merupakan yang terbaik bagi kita.” Setelah menambatkan kuda, mereka pun memasang tenda. Suara EL-Asah Tahun I No. 3

34

Cermin Kehidupan

Tidak lama berselang, terdengarlah suara binatang buas di tempat dimana mereka menambatkan kuda, dan ternyata seekor singa menerkam kuda mereka. Kedua orang itu pun cepat-cepat menyelamatkan diri dengan memanjat pohon besar di sekitar mereka. “Masih beranikah kau mengatakan bahwa TUHAN itu baik?” kata orang yang tidak percaya TUHAN. “Tahukah kau, kalau singa itu tidak menerkam kuda, maka ia pasti menerkam kita. TUHAN memang baik.” Mereka masih berada di atas pohon ketika hembusan angin yang cukup kencang memadamkan obor mereka. Sedangkan obor itu merupakan satu-satunya penghangat yang mereka miliki di tengah cuaca yang begitu dingin. “Kelihatannya kebaikan TUHAN begitu nyata sepanjang malam ini” kata orang yang tidak percaya TUHAN dengan nada sinis. Keesokan harinya, kedua orang itu kembali masuk desa untuk mencari makanan. Melihat keadaan desa yang porak poranda, mengertilah mereka bahwa tadi malam desa tersebut telah dijarah oleh sekelompok perampok. “Telah terbukti bahwa TUHAN memang baik. Jika saja tadi malam kita menginap di desa ini, maka barangbarang kita yang berharga pasti ikut dirampok dan kalau saja angin tidak memadamkan obor kita. Maka perampok-perampok itu pasti bisa melihat barang-barang kita dengan jelas karena kita memasang tenda tidak jauh dari jalan menuju desa ini.” Orang yang percaya TUHAN akan belajar melihat kebaikan TUHAN melalui kejadian-kejadian yang TUHAN izinkan terjadi. Jangan pernah menilai TUHAN hanya melalui sepotong kejadian, tetapi percayalah bahwa DIA selalu bekerja untuk kebaikan kita melalui banyak perkara. Keindahan karya seseorang akan kelihatan setelah karya itu selesai. -oo0ooSuara EL-Asah Tahun I No. 3

Kesaksian

35

TUGAS YANG GAGAL

R

obert Thomas, misionari Protestan pertama ke Korea Utara, dibunuh tanpa memperoleh kesempatan memuridkan seorangpun. Banyak yang merasa hidupnya sia-sia.

Robert Thomas telah menghabiskan bertahun-tahun hidupnya untuk menyiapkan dirinya untuk misi ini. Tahun 1865, dia tiba di pantai korea pertama kalinya untuk mempelajari semua yang dapat ia pelajari mengenai orang-orang dan bahasa mereka tetapi Robert menghadapi betapa kurangnya bahan untuk bahasa Korea. Hal ini membuat Robert membagikan traktat Perjanjian Baru dalam bahasa China. Kemudian dia dengan segera harus pulang ke China, dimana istrinya meninggal satu tahun kemudian. Tahun 1866, Robert Thomas diperlengkapi dengan 500 Alkitab bahasa China, melakukan perjalanannyua menuju ke Pyongyang, ibukota Korea Utara sekarang. Dia berlayar dengan kapal perang Angkatan Laut Amerika, yang bernama Jenderal Sherman. Bulan Agustus itu, kapal berlayar menuju Sungai Taedong,. Robert melemparkan traktat-traktat Injil ke tepian sungai saat kapal tersebut lewat. Ketika kapal terhenti akibat gundukan pasir sungai, tentara-tentara Korea di tepi sungai percaya bahwa orang-orang asing itu mempunyai niat yang jahat, dan mereka membakar kapal yang terjebak di tepi sungai tersebut. Mencium bau kematian sudah mendekat, Robert Thomas mengangkat salah satu Alkitabnya dan berkata dalam bahasa Korea, “Yesus, Yesus!” Suara EL-Asah Tahun I No. 3

36

Kesaksian

Para penyerangnya memotong kepalanya dan membuangnya ke dalam sungai. Tahun 1891, sebuah penjelajahan di Korea Utara menemukan kesimpulan yang disebut tugas yang “gagal”. Seorang pengunjung melihat beberapa kertas dinding yang menarik yang tertempel di dinding di suatu wisma yaitu halaman-halaman dari sebuah Alkitab merah berbahasa China. Wisma ini dinamai PARK, sesuai dnegan nama pemiliknya. Dulu dia adalah prajurit yang mengankhiri nyawa Robert Thomas. Merasa bahwa Robert Thomas itu adalah seorang yang baik, dia mengambil Alkitab tersebut, membacanya, dan akhirnya memberikan hidupnya kepada Kristus. Park berkeinginan untuk mengawetkan tulisan-tulisan Alkitab itu, maka dia melekatkan halaman, demi halaman Alkitab tersebut ke sebuah diding sebuah kamar. Park berkata, “Banyak orang telah datang dari pelbagai penjuru Korea untuk membaca dinding saya.” Hari-hari ini, hampir 100 keluarga Korea Utara dengan rahasia menyembah Kritus di dekat suatu daerah dimana Robert Thomas, misionari pertama ke Korea Utara, mati sebagai Martir. Melalui contoh Robert Thomas, Allah menyingkapkan kreativitas-Nya dalam membagikan Injil. Kakinya akan melangkah dimana kaki kita tidak dapat melakukannya, Firman-Nya akan dituliskan di atas dinding-dinding yang tersembunyi. (Sumber: Batu-batu Tersembunyi dalam Fondasi Kita)

-oo0oo-

Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Related Documents