Vol.1-no.2

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Vol.1-no.2 as PDF for free.

More details

  • Words: 7,879
  • Pages: 40
Firman Tuhan

1

Salam Sejahtera dalam kasih Kristus, Tahun 2007 sudah kita masuki dan ada banyak tantangan yang akan kita hadapi. Bukan saja di bidang yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan kita secara fisik tetapi tantangan rohani juga semakin mengancam apabila kita tidak menggali kebenaran firman dalam perspektif yang Alkitabiah. Oleh sebab itu, mari kita memiliki pilar-pilar kehidupan yang kokoh agar ibadah yang kita lakukan senantiasa mendatangkan berkat dan kesusahan hari esok tidak lagi menjadi momok yang menakutkan atas masa depan kita. Mazmur 34:1-23 mengajarkan agar kita memiliki 3 pilar iman dalam beribadah dan melayani Tuhan sehingga berkat-berkat Tuhan akan tercurah. Pilar yang pertama adalah PILAR MENGUTAMAKAN TUHAN (ayat 2-6) dalam penyembahan dan tujuan ibadah kita. PILAR PENGAKUAN IMAN (ayat 3) kepada Tuhan kita buktikan melalui ibadah kita sehingga Allah memberkati kita (ayat 9-11). Dan pilar yang ketiga adalah PILAR UCAPAN SYUKUR yang tulus karena hanya Allah yang selalu peduli terhadap kita ketika kita sendirian dan hancur (ayat 19) dan hanya Dia yang selalu mau mengulurkan tangan-Nya saat kemalangan tiba (ayat 20). Ketika kita mendasarkan ketiga pilar ini dalam setiap ibadah dan pelayanan kita, maka kita akan selalu bergairah dan bersukacita dalam melakukannya dan Allah mencurahkan berkat-Nya. Tahun 2007 sudah terbentang dihadapan kita, melangkahlah dengan ketiga pilar ini dalam kita meningkatkan iman kepada Tuhan dan kita akan melihat janji Tuhan yang senantiasa digenapi bagi setiap orang yang melakukannya. Saudara, Selamat Tahun Baru 2007, Tuhan memberkati.

SuaraEL-Asah Diterbitkan oleh: EL-ASAH MINISTRY Jl. Candi Gebang 52 Condong Catur Yogyakarta 55283 Telp./Fax 0274 880 868 HP: 081328027900 Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

2

Firman Tuhan

Mitos-Mitos Doa Lukas 18:10-14

Oleh: DR. S. TANDIASSA, M.A.

“Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 10

Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 11

aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 12

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 13

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” 14

A

pakah Anda seorang yang suka berdoa, atau mendoakan orang lain? Apakah Anda percaya bahwa dengan berdoa semua persoalan hidup Anda dapat terselesaikan? Berapa kali dan berapa jam Anda berdoa dalam sehari, atau dalam seminggu? Berapa persen dari semua persoalan yang Anda doakan sudah terjawab atau sudah terselesaikan? Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Firman Tuhan

3

Jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas tentulah bervariasi, atau berbeda-beda. Ketika Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan itu secara jujur, jawaban Anda mungkin bisa membuat Anda merasa bahwa ternyata Anda bukanlah seorang yang mempunyai iman kuat, karena Anda akan menyadari bahwa ada banyak doa Anda yang belum terjawab, atau mungkin tidak akan pernah dijawab. Yang menjadi pokok persoalan berikutnya bagi Anda sekarang adalah bagaimana agar doa-doa Anda bisa dijawab oleh Tuhan. Pertanyaan selanjutnya adalah: Apakah ada suatu konsep tentang cara (metode) berdoa yang menjamin bahwa doa-doa Anda akan efektif? Anggapan bahwa ada sebuah konsep tentang cara berdoa yang paling efektif mendorong banyak orang untuk menciptakan caracara berdoa yang dianggap paling baik, mencari dan membangun tempat-tempat berdoa yang disakralkan, atau mencari orang-orang yang dianggap mempunyai keunggulan dalam berdoa. Semua cara tersebut hanyalah kepercayaan yang kalau dilihat secara jujur, tidak jauh berbeda dari pola-pola kepercayaan orang-orang kafir, yaitu kepercayaan yang mengkultuskan sesuatu: bisa tempat, bisa benda, bisa cara, bisa seseorang, dan lain-lain. Misalnya; ada yang meyakini bahwa hamba Tuhan atau Pdt. A (manusia) mempunyai otoritas khusus dalam mendoakan orang sakit, atau mendoakan keberhasilan usaha. Ada yang meyakini bahwa kalau Anda beribadah atau berdoa di gereja (persekutuan) B, doa Anda pasti dijawab. Ada pula yang percaya bahwa jika Anda berdoa di bukit doa itu, atau gua doa ini, atau taman doa sana, maka doa Anda akan dijawab dalam waktu singkat. Semua anggapan dan keyakinan tersebut hanyalah mitos. Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

4

Firman Tuhan

Mari kita kembali pada bacaan dalam Alkitab di atas. Yesus mengatakan bahwa ada dua orang pergi ke bait Allah untuk berdoa: Orang pertama (Farisi) masuk dan berdiri di depan altar dalam Bait Allah. Ia berdoa dengan penuh semangat (berapi-api), ia berdoa dengan penuh percaya diri, dan ia mengungkapkan isi doanya secara sistematis. Ia sangat yakin bahwa berdoa dengan cara-cara seperti itu pasti berhasil. Apa yang menjadi dasar keyakinannya? 1.

2.

3.

4.

Status atau atribut-atribut rohani: Ia berpikir bahwa status dan atribut-atribut religius yang ia miliki sebagai seorang Farisi itu akan membuat doa-doanya berwibawa sehingga menjadi efektif (ayat 11). Tempat yang disakralkan: Ia mengira bahwa tempat yang disakralkan, di mana ia sedang beridiri (di bait Allah) akan membuat doa-doanya menjadi sakral dan karenanya akan manjur (ayat 11). Nilai-nilai moralitas: Ia menganggap nilai-nilai moralitas/ spiritualitas yang dimilikinya – sebagai orang yang baik, orang yang bersih, orang rohani, menjamin jawaban terhadap doanya: aku tidak seperti semua orang (ayat 11). Aktivitas rohani: Ia mengira bahwa aktivitas-aktivitas rohani yang dilakukannya – berpuasa dua kali dalam seminggu, memberikan semua persepuluhan, akan menggugah hati Allah sehingga Allah menjawab doanya: aku berpuasa dua kali dalam seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku (ayat 12).

Lalu bagaimana respon Yesus terhadap doa orang Farisi ini? Yesus tidak memberi komentar. Yesus tidak tertarik mendengar doa itu, dan tidak peduli apa isi doa orang Farisi. Doa itu dibiarkan berlalu bagai angin...... Artinya, metode-metode berdoa yang dia lakukan bersifat mitos – hanya sebuah kepercayaan, sebuah anggapan, yang diciptakannya sendiri. Orang kedua (si Pemungut Cukai) – berbeda dari orang Farisi tadi yang berdoa dengan cara berdiri di depan altar dalam Bait AlSuara EL-Asah Edisi Januari 2007

Firman Tuhan

5

lah, si pemungut cukai berdoa dengan cara bardiri jauh di luar halaman bait Allah, dan doanya pun sangat singkat, bahkan tidak sistematis (ayat 13). 1.

2. 3.

Ia berdoa dengan sikap yang realistis – berdiri jauh-jauh, tidak berani mengangkat muka - karena ia merasa tidak layak. Ia melihat pada dirinya melekat begitu banyak kesalahan dan dosa yang telah ia lakukan juga karena pekerjaannya sebagai pemungut cukai, membuat ia menerima kebencian dari orang-orang lain. Ia berdoa dalam penyesalan yang mendalam – memukul-mukul diri - karena sadar akan dosa-dosanya. Ia berdoa dalam kerendahan hati, hanya memohon rasa belas kasihan dari Tuhan – kasihanilah aku orang yang berdosa ini – karena ia kenal diri – bahwa ia hanyalah seorang manusia berdosa yang tidak berhak menuntut, mengklaim apa-apa kepada Tuhan.

Tetapi bagaimana tanggapan atau reaksi Yesus terhadap doa si pemungut cukai itu? Dalam ayat 14 Yesus berkata: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Doa si pemungut cukai menggugah hati Yesus, sehingga Yesus menjawabnya dengan pembenaran. Si pemungut cukai pulang ke rumahnya membawa hasil-hasil doanya, yaitu hidupnya dterima sebagai orang benar. Apa yang dimaksud dengan mitos-mitos doa? Perhatikan cara berdoa si orang Farisi. Di dalam doanya terdapat banyak hal yang dimitoskan: 1.

Mitos status Orang pertama mempunyai status keagamaan (kerohanian) yang cukup terhormat dalam agama Yahudi. Ia adalah seorang Farisi. Paulus mengatakan bahwa status atau posisi sebagai orang Farisi memberi banyak keuntungan dan hak-hak istimewa (Filipi 3:4-7). Dalam kapasitasnya sebagai Farisi, ia juga melakukan banyak kegiatan keagamaan (kerohanian) yang dianggap akan menjamin doa-doanya lebih efektif. Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

6

Firman Tuhan

Banyak orang beranggapan bahwa keberhasilan doa-doa mereka sangat tergantung pada siapa yang mendoakan, atau siapa yang berdoa untuk mereka. Apakah yang mendoakan itu adalah hamba Tuhan (pendeta) si A yang diyakini orang memiliki karunia ini dan itu, apakah pendeta si B, yang dikenal memiliki status ini dan itu, atau hamba Tuhan si C, si X, dll. Artinya, mereka yang beranggapan demikian telah mimiliki mitos doa, dalam hal ini adalah memitoskan manusia. Keadaan ini lebih diperparah dengan munculnya oknumoknum hamba Tuhan yang memitoskan dirinya sendiri sebagai pendoa-pendoa yang mempunyai kuasa menyembuhkan, mempunyai karunia yang dapat mengatasi setiap masalah kita, atau memitoskan diri sebagai hamba Tuhan yang memiliki karunia khusus ini, khusus itu, dan lain-lain. Ciri dari hamba-hamba Tuhan yang memitoskan dirinya adalah menyampaikan ungkapan-ungkapan yang berbunyi: Saya akan berdoa supaya Anda mengalami mujizat, saya akan berdoa supaya Anda menjadi orang sukses, saya akan berdoa supaya usaha Anda diberkati, Tuhan mengutus saya untuk memberkati Anda, dst...... Akhirnya doadoanya menjadi seperti barang komersial. Doa menjadi alat untuk mengkomersialkan diri. 2.

Mitos tempat

Sebagian orang beriman mengira atau memiliki kepercayaan bahwa tempat di mana kita berdoa, atau tempat di mana kita beribadah akan menjamin doa akan dijawab. Akibatnya muncul ungkapanSuara EL-Asah Edisi Januari 2007

Firman Tuhan

7

ungkapan: kalau Anda berdoa di gua doa yang di sana, Anda pasti mangalami hadirat Tuhan, kalau Anda berdoa di taman doa itu, Anda pasti mengalami mujizat, kalau Anda berdoa di gunung itu, doa-doamu pasti dijawab. Ada banyak orang yang mengatakan: kalau Anda beribadah di gedung itu, Anda akan mengalami sukacita surga, atau kalau Anda ingin mengalami kepenuhan Roh Kudus, Anda harus berjemaat di gereja yang ini. Ada juga yang mengatakan: kalau Anda ingin mengalami kesuksesan dalam usaha atau karier, Anda harus menjadi anggota gereja ini, atau kalau Anda ingin selalu mengalami mujizat-mujizat berkat, jadilah pengikut pendeta A. Lalu muncul slogan-slogan di sana sini demikian: Datanglah ke rumah mujizat! Hadirlah di rumah berkat! Kunjungilah rumah pemulihan! Di sini Anda akan dipulihkan! Slogan-slogan yang demikian secara terang-terangan telah memitoskan (memberhalakan) suatu tempat. Pola-pola seperti ini juga tidak berbeda dari bentuk-bentuk kepercayaan orang kafir. Misalnya; orang mencari rejeki dengan cara memitoskan gunung Kawi, orang mencari keberhasilan dengan memitoskan Parang Kusumo yang dipercayai sebagai tempat ratu Kidul, dan tempat-tempat lain yang dimitoskan orang-orang kafir. Yesus menentang doa-doa yang memitoskan tempat. Ia mengingatkan perempuan Samaria, bahwa pendoa dan penyembah yang benar tidak boleh memitoskan gunung Samaria ataupun di Yerusalem. Orang yang berdoa dengan memitoskan suatu tempat, adalah orang yang tidak mengenal siapa yang ia sembah (Yohanes 4:21-23). 3.

Mitos kemampuan spiritual

Terdapat pula sebagian orang yang percaya bahwa persoalanpersoalan hidupnya akan teratasi kalau yang mendoakannya adalah Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

8

Firman Tuhan

orang yang dianggap memiliki kemampuan spiritual yang khusus (bahasa Alkitab: orang yang memiliki karunia rohani khusus). Kita sering berjumpa dengan oknum-oknum yang mengaku memiliki karunia doa pelepasan, ada yang mengaku memiliki karunia doa mengusir setan, ada yang mengaku memiliki karunia penyembuhan, ada yang mengaku memiliki karunia penyembuhan luka-luka dalam, ada yang mengaku memiliki karunia memberkati, dst..... Lalu muncullah himbuan-himbauan yang menyatakan bahwa kalau Anda menginginkan kesembuhan fisik, Anda harus datang kepada hamba Tuhan A, karena dia punya karunia kesembuhan. Kalau Anda ingin mengalami pelepasan, Anda harus datang kepada hamba Tuhan X sebab dia punya karunia pelepasan. Kalau Anda ingin mengalami mujizat berkat rumah tangga/ usaha – Anda harus cari hamba Tuhan Z, sebab dia punya karunia memberkati. Jika seseorang – Anda berdoa – dengan mengandalkan karunia-karunia rohani yang ada pada seseorang, Anda sesungguhnya sedang terjebak dalam kerangka berpikir mitos, atau Anda sedang memitoskan kemampuan-kemampuan rohani. Alkitab memang mengajarkan tentang adanya karunia-karunia, atau kemampuan-kemampuan rohani yang diberikan kepada seseorang, akan tetapi adanya karunia-karunia rohani tidak dimaksudkan mengesampingkan nilai dan otoritas kuasa Nama Yesus. Adanya karunia-karunia rohani tidak boleh menggeser pengharapan dan pengagungan kita kepada Nama Yesus. Firman Tuhan berkata: di bawah kolong langit tidak ada nama lain yang melaluinya kita selamat atau mendapat perrtolongan – kecuali dalam nama Yesus (Kisah Para Rasul 4:12).

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Firman Tuhan

9

Nama Yesus Tuhan menjawab doa-doa kita - bukan karena siapa yang berdoa atau mendoakan kita – tetapi karena kita mengenal siapa diri kita yang berdoa di hadapan Allah. Tuhan menjawab doa-doa kita - bukan karena kita berdoa atau beribadah di suatu tempat yang disakralkan, atau di suatu rumah ibadah yang dikultuskan – tetapi karena kita berdoa dengan hati jujur kepada Tuhan. Tuhan menjawab doa-doa kita - bukan karena kemampuan (karunia) rohani dari seseorang – tetapi karena kebesaran kemurahan dan rasa belas kasih Allah kepada kita, dan karena kita berdoa dalam Nama Yesus. Yesus menegaskan bahwa doa yang dinaikkan atas Nama-Nya akan dijawab: Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya (Yohanes 14:14). Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam namaKu (Yohanes 16:23). Jika Anda mengira atau percaya bahwa seseorang yang memiliki jabatan rohani menjamin keberhasilan sebuah doa, Anda sedang terperangkap dalam mitos. Jika Anda menganggap bahwa ada tempat-tempat tertentu, rumah-rumah ibadah tertentu yang menjamin doa-doa Anda dijawab, atau yang menjamin Anda diberkati, Anda telah dikuasai oleh prinsip-prinsip kepercayaan primitif yang sarat dengan mitos. Yesus tidak menghendaki kita mengkultuskan suatu tempat untuk berdoa. Ia berkata kepada seorang wanita Samaria yang Ia temui di sumur Yakub, “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. (Yohanes 4:21-23)

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

10

Firman Tuhan

Allah telah memberikan satu karunia terbesar, kuasa terbesar, yang menjamin keberhasilan setiap doa kita. Karunia itu adalah Nama Yesus Kristus. Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa yang perlu diagungkan dan diandalkan dalam doa adalah nama Yesus, karena Allah sendiri telah meninggikan Nama itu: Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:9-11). Nama Yesus lebih tinggi dari pada si pendoa, siapapun dia dan apapun status serta gelarnya (hamba Tuhan, pendeta, pastor, nabi, rasul, penginjil, dll). Nama Yesus lebih sakral dari pada guagua doa, gunung-gunung doa, gedung-gedung gereja, dan Nama Yesus lebih besar dari pada karunia-karunia rohani. Yesus menegaskan: apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya (Yohanes 14:13-14). Hanya nama Yesus yang menjamin doa-doa kita dijawab, di luar prinsip keyakinan ini adalah mitos. -oo0oo-

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Pemahaman Alkitab

11

Mempersiapkan Diri untuk Diberkati Oleh: DR. S. TANDIASSA, M.A.

T

ujuan dari tema tersebut di atas adalah supaya orang-orang percaya dapat membenahi kehidupan mereka, khususnya dalam hubungan mereka dengan Tuhan. Karena dengan menyelaraskan kehidupan dengan Allah, atau dengan Firman Allah, setiap orang percaya akan diberkati oleh Tuhan. Tema besar dalam pehaman Alkitab ini dibagi menjadi empat bagian dan akan dimuat dalam buletin ini dalam 4 seri. Keempat bagian ini adalah: 1. 2. 3. 4.

Bertobat Penuh dengan Roh Kudus. Beribadah dalam Roh Dipimpin oleh Roh Kudus.

1. Bertobat Markuas 1: 1- 4

Pendahuluan Allah menciptakan alam raya dan mengisinya dengan segala sumber daya alam untuk manusia. Melalui alam ini (pertanian, perusahaan, bisnis, teknologi, sains, dsb), Tuhan mau melimpahkan berkat-berkat-Nya pada kita. Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

12

Pemahaman Alkitab

Tetapi kita harus bisa mempersiapkan diri kita – menata hidup – sedemikian rupa supaya kita pantas diperkenankan untuk menikmati berkat-berkat Tuhan. Persiapkanlah jalan bagi Tuhan (ayat 3). Salah satu persiapan kita adalah bertobat. I.

Makna pertobatan: A. Perasaan menderita yang mendalam – penyesalan yang mendalam karena kesadaran atas kesalahan dan dosa-dosa kita. B. Berbalik kembali/kembali kepada Tuhan. Diandaikan seseorang telah meninggalkan Tuhan, keluar dari persekutuan dengan Tuhan, membelakangi Tuhan.

II. Tiga jenis pertobatan – harus dialami dan ada pada orang-orang percaya. A. Pertobatan untuk percaya kepada Yesus; Disebutkan bahwa, orang banyak datang kepada Yesus. Bertobat dan percaya Injil (ayat 5,15). Di dalam pertobatan ini terjadi pembaharuan pola berpikir, gaya hidup, karakter dan tujuan hidup.(Filipi 3:7-8) Lukas 19:6,8, Zakheus bertobat – percaya pada Yesus, lalu terjadi perubahan yang sangat drastis dalam hidupnya B. Pertobatan yg diulang Orang-orang yang sudah percaya pada Yesus (dalam pertobatan I), bisa jatuh, murtad, serta meninggalkan gereja, lalu kembali pada hidup yang lama. Orang yang demikian harus bertobat kembali. Lukas 15:19-21, Anak yang terhilang, kembali ke pangkuan bapa. Dulu ia adalah anak yang tinggal di rumah dengan Bapa, tetapi ia pergi dan jatuh ke dalam dosa – sekarang ia kembali. Sikap pertobatan yang diulang:

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Pemahaman Alkitab

1. 2. 3.

13

Menyadari kesalahannya ayat 18 Merendahkan diri (tidak layak) di hadapan bapa ayat 19. Membuat suatu komitmen pada bapa, jadi pelayan, ayat 21

Hasilnya, anak terhilang menjadi ahli waris kembali, ayat 21-23. C. Pertobatan yg terus menerus Anak-anak Tuhan - kita yang sudah bertobat, tidak menjadi manusia sempurna. Kita masih sering melakukan banyak dosa/kesalahan setiap saat. 1.

Lidah kita sering penyebabkan kita berdosa, Yakobus 3:2. 2. Cara berpikir kita menyebabkan kita berdosa, 2 Korintus 3:14. Realisasi pertobatan terus menerus adalah pengakuan secara langsung kepada kepada Tuhan, 1 Yohanes 1:9, dan kepada sesama – Yakobus 5:16. III. Hasil Pertobatan Persiapan-persiapan diri kita harus berawal dari pertobatan – penyesalan yang mendalam, lalu kembali ke rumah Bapa – gereja, dan selanjutnya hidup dalam kerendahan hati dengan selalu mengakuai kesalahan-kesalahan kita. Jika kita mempersiapkan diri secara demikian, maka berkatberkat Tuhan akan dinyatakan dalam hidup kita,Yesaya 40:3-5. (Bersambung ke edisi mendatang) -oo0oo-

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

14

Semangat Baru

TUHAN

BENTENG YANG TEGUH

ebuah kapel kini berdiri di tempat terjadinya peristiwa 9/11, di Pentagon bangunan ini pasti langsung terlihat oleh kita bila kita memasuki gerbang pintu Pentagon. Jendela kaca bermotif di lima sisi bangunan itu akan mencuri perhatian kita dan membuat kita terpesona sambil membawa kita kepada suatu kenangan: Di sinilah tempat terjadinya.

S

Kapel Pentagon, itulah nama tempat itu. Pada jendela itu tertulis suatu kalimat, “Disatukan di dalam memori, 11 September 2001.” Rancangan jendela memori ini meniru suatu pin dari salah seorang yang lolos dari peristiwa maut itu. Ia menyumbangkan pinnya pada peringatan satu tahun penyerangan tersebut. Ikonografinya begitu kaya: terdapat gambar seekor elang, batang zaitun, dan bendera yang melukiskan patriotisme dan kedamaian, serta suatu tekad untuk mempertahankan kebebasan. Pentagon dilukiskan dengan balutan balok emas yang dilapisi warna keunguan, untuk menggambarkan silih bergantinya masa-masa gelap dan kejayaan Amerika. Selain itu tertempel melingkari simbol itu, sebanyak 184 serpihan kaca berwarna merah hati, mengingatkan kita kepada jumlah jiwa yang melayang pada hari itu. Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Semangat Baru

15

Menurut Dennis Roberts, pemilik dari firma Texas yang menyumbangkan dan sekaligus mengerjakan pembangunan kapel itu: mula-mula sehelai kaca buatan tangan setebal satu inci dipotong-potong, dimasukkan ke dalam kantung-kantung lalu dinomori. Kantung-kantung itu kemudian dibawa kepada para pendeta tentara. Tiap-tiap orang kemudian mengambil satu kantung dan mulai mengatur Letak kaca, dengan gaya puzzle di atas suatu master pola. Di dalam kantung-kantung itu dimasukkan juga serpihan kaca berwarna, sehingga setiap orang menerima suatu ingatan yang nyata akan pengalaman yang menyedihkan ini. Tahap terakhir, digunakan perekat untuk menempelkan potongan benda seni seberat hampir 400 pon itu secara bersama-sama. Bagi Roberts, pembuatan jendela itu merupakan suatu “peristiwa yang sakral.” “Ketika para pendeta menempelkan potongan-potongan kaca di jendela itu, pikiran mereka hanyut kepada para korban yang berdarah-darah saat itu. Salah seorang pendeta berkomentar bahwa ia dapat merasakan hadirat Roh Kudus pada saat ia mengerjakan pembuatan jendela ini. Sangat jarang kita dapat melihat banyak orang dewasa dengan air mata di pipi mereka, dan semuanya mengenakan seragam tentara.” Salah seorang pendeta tentara Pentagon yang mengerjakan pembuatan jendela ini adalah Ralph Benson. Ia bersaksi bahwa, bahkan di tengah-tengah kengerian itu, tangan Allah terasa begitu nyata pada 11 September 2001, tidak hanya dalam meminimalkan kehancuran, Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

16

Semangat Baru

melainkan juga dalam menyediakan tenaga relawan. Pada hari itu lebih dari 25 orang pendeta militer tengah berada di tempat itu. Memang hari itu adalah hari khusus, di mana para pendeta yang mewakili berbagai negara tengah berkumpul untuk mengadakan rapat, guna membahas beberapa situasi dan strategi yang mendesak. Alhasil, jumlah pendeta yang hadir sebanyak empat kali lipat dari biasanya, dan mereka itulah yang melayani orang-orang yang pingsan atau terluka pada saat itu. Rekan-rekan sesama tentara juga disatukan dalam semangat untuk saling melayani. Setelah serangan itu, banyak dari antara mereka, yang telah bekerja bersama selama bertahun-tahun, menemukan suatu kesempatan untuk menghargai rekan-rekan mereka mereka saling memeluk dan menangis, dan merasa lega begitu melihat rekan-rekan mereka selamat. Pelajaran bersama tentang penghargaan atas hidup ini telah membangun suatu kesehatian yang kuat di antara komunitas pekerja Pentagon. Jendela-jendela lain pun kemudian dibuat di tahun berikutnya. Untuk dinding samping kapel, Roberts merancang empat jendela, yang di dalamnya terdapat sepotong kalimat yang diambil dari sumpah pelayanan: “Aku akan tetap mendukung dan membela… karena itu tolong aku ya Tuhan.” Kali ini, pembuatnya adalah para pekerja Pentagon sendiri, yang telah kehilangan rekan mereka pada peristiwa 9/11. Pendeta Benson menjelaskan, “Mereka tidak hanya memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu demi mengingat rekan-rekan mereka sesama prajurit yang telah gugur. Mereka juga menciptakan suatu gambaran yang akan terus ada di dalam kapel ini.” Dan karya yang mereka buat itu ternyata memiliki pemerhati yang besar jumlahnya. Dulu Pentagon hanya memiliki satu ruang doa di ruang atas, berisi sepuluh tempat duduk. Kini kapel yang baru ini dapat menampung 91 orang, digunakan oleh sekitar 500

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Semangat Baru

17

anggota staf setiap minggu untuk 13 kali pertemuan ibadah, dan mendapatkan kunjungan sekitar 4.000 orang setiap bulannya. Ketika ditanya tentang atmosfir rohani di Pentagon sebelum dan sesudah 9/11, Pendeta Benson menjelaskan bahwa ada suatu keserupaan dengan apa yang terjadi di negeri ini secara keseluruhan: “Semuanya terjadi dengan tiba-tiba, dan sama seperti kebanyakan orang, orang-orang di sini pun, nomor satu merasa diberkati karena mereka masih hidup. Kedua, mereka kini saling memberikan perhatian yang lebih besar, karena mereka menyadari akan kurangnya keamanan dimanapun manusia berada. Kita tidak pernah serius memikirkan bahwa setiap orang dapat datang dan menyerang kita. Peristiwa ini membawa kita kepada suatu perasaan tidak aman, dan kebutuhan akan rasa aman. Justru di situlah iman memperoleh jalan masuk. Iman memampukan kita untuk menyadari bahwa ada Allah yang memperhatikan kita dan menyediakan keamanan bagi kita, bahkan di tengah situasi yang paling tidak aman sekalipun.” Pemikiran Pendeta Benson ini sebenarnya sudah terangkum dengan sempurna di dalam “Mazmur Tentara” Mazmur 91. Dan sama seperti jendela itu mendapatkan penerangan yang cukup, peristiwa 11 September bagi banyak orang telah menyinari kebenaran bahwa “Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: ‘Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” -oo0oo-

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

18

Pertumbuhan Iman

SeandainyaAnda DiundangMakanMalam LangsungOlehYesus Oleh: David Gregory

S

iapakah Yesus sesungguhnya? Sedikit saja para pemikir Kristen yang pernah berpikir untuk menulis sebuah kisah modern dengan Yesus sebagai pemeran utama. (Tokoh kedua dalam buku saya “Dinner with a Perfect Stranger” adalah Nick Cominsky, seorang apatis asal Chicago yang tidak ingin berurusan apa-apa dengan Yesus). Siapa yang pernah membayangkan bagaimana nada suara Yesus, ekspresi wajah-Nya atau kata-kata yang mungkin diucapkanNya ketika Ia masuk di sebuah restoran Italia? Saya harus mengakui, dalam menulis “Dinner with a Perfect Stranger,” buku yang bercerita tentang seorang skeptis yang diundang makan malam oleh Tuhan Yesus, saya menemui banyak sekali jebakan. Namun saya berupaya untuk menguraikan semua bagian cerita menjadi kisah-kisah yang ‘nyata’. Bukankah Injil bercerita tentang orang seperti apa Yesus itu: seorang yang nyata, yang membuat banyak orang tertarik dengan sendirinya . Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Pertumbuhan Iman

19

Ibrani 1:3 menyatakan bahwa Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Jadi lebih daripada sekadar membeberkan ucapan dan tindakan Yesus, kisah-kisah dalam buku ini juga berusaha menggambarkan dengan jelas karakter dan kepribadian-Nya. Yesus itu lemah lembut dan penuh belas kasihan Baik pada saat Dia menangis dengan para sahabat-Nya yang sedang berduka atau ketika Dia membangkitkan anak seorang janda dari kematian atau pada waktu Dia mengundang anak-anak untuk datang kepada-Nya, Yesus selalu menunjukkan hati-Nya yang penuh belas kasihan. Barangkali itulah sebabnya perempuan-perempuan yang biasanya diabaikan, merasa begitu bebas untuk berada dekat dengan Orang yang penuh kuasa dan kebenaran ini. Bahkan pada saat Yesus menantang orang-orang untuk bertobat, Dia melakukannya dengan kasih yang murni. Misalnya, saat perjumpaan-Nya dengan perempuan Samaria atau pemimpin muda yang kaya (Yohanes 4:929; Markus 10:17-22). Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda menggambarkan Yesus (atau Bapa) sebagai Pribadi yang menakutkan dan selalu menuntut? Atau apakah Anda percaya bahwa Yesus itu penuh belas kasihan terhadap Anda, memahami kelemahan-kelemahan Anda dan selalu ingin menunjukkan kasih dan anugerah-Nya (Ibrani 4:1516)? Apakah Anda sedang mengalami Dia sebagaimana Dia adanya? Yesus mengenal orang-orang sepenuhnya, namun tidak pernah menghakimi. Kita semua suka berada di antara orang-orang yang menerima kita. Namun penerimaan manusia seringkali sifatnya hanya parsial. Mereka menerima aku, kita pikir, karena mereka tidak mengenal aku apa adanya. Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

20

Pertumbuhan Iman

Tuhan mengenal setiap orang dengan sempurna bahkan Dia memahami pemikiran mereka (Lukas 5:22). Namun, meskipun Dia memiliki hak untuk menghakimi, Dia tidak pernah mau melakukannya. Yesus tahu latar belakang perempuan yang berzinah, namun Dia hanya berkata kepadanya, “Aku pun tidak menghukum engkau… mulai sekarang jangan berbuat dosa lagi” (Yohanes 8:111). Yang terpenting bagi Yesus adalah apa yang bisa Dia tawarkan kepada (Yohanes 4:10). Mari kita lihat contoh lain, Petrus. Ia bersumpah tidak akan pernah menyangkal Yesus (Matius 26:33-35). Meski Yesus tahu bahwa Petrus akan menyangkal dan menyakitiNya, tidak ada penghakiman yang dilakukan-Nya. Sebaliknya, Dia hanya berkata kepada Petrus, “Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu” (Lukas 22:32). Petrus tetap menjadi manusia di hati Yesus, meskipun esok hari ia menyangkaliNya. Yesus sabar terhadap semua orang “Belum juga kamu mengerti?” Pertanyaan dari Matius 16:9 ini adalah pertanyaan yang biasa ditanyakan Yesus. Dia tidak pernah bosan mengajar muridmurid-Nya. Yesus tahu bahwa mereka akan meninggalkan-Nya di saat yang paling kritis, namun Dia tidak pernah menyerah terhadap mereka. Lukas 7:18-28 memberikan ilustrasi yang baik tentang kesabaran Tuhan yang tidak ada batasnya itu. Yohanes Pembaptis sudah dipenjara dan segala sesuatu berjalan tidak seperti yang diharapkan. Dalam keadaannya yang tawar hati, Yohanes mengutus dua orang muridnya untuk bertanya kepada Yesus, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” (ayat 19). Meskipun Allah telah menyatakan Anak-Nya kepada Yohanes dengan terus terang dan sama sekali tidak ada alasan baginya untuk ragu, namun kenyataannya ia ragu. Tetapi perhatikanlah, Yesus tidak bereaksi negatif. Dia malah berpesan Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Pertumbuhan Iman

21

kepada murid-murid Yohanes untuk menguatkan guru mereka dengan hal-hal yang indah yang telah mereka lihat lewat perbuatanNya. Yesus menikmati berada di tengah orang-orang. Jangan Anda lupa bahwa Yesus pernah dituduh sebagai “seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa” (Lukas 7:34). Meskipun semua tuduhan itu sama sekali tidak benar, Yesus tidak berusaha memperbaiki citra diri-Nya dengan lebih membatasi pergaulan-Nya. Malahan, Dia rajin menghadiri berbagai pertemuan yang membuat kaum agamis kerap menahan nafas dan Dia tetap bergaul dengan orang-orang yang tahu bagaimana bersenangsenang. Dan tak diragukan lagi mereka sangat menikmati kebersamaan dengan Yesus sebagaimana Dia juga amat senang berada di dekat mereka. Ya, di dalam keseluruhan Injil kita membaca bahwa Yesus amat senang berada di antara orang-orang, ’sakit’ para sahabat-Nya, seperti, Zakeus si pemungut cukai yang curang maupun orang-orang di rumah Matius. Apakah menurut Anda Yesus itu semata-mata bersikap toleran terhadap Anda? Ataukah Dia sungguh-sungguh senang menghabiskan waktu bersama Anda? Apakah Dia Orang yang suka melakukan hal-hal “rohani” semata-mata dengan Anda? Ataukah Dia rindu untuk berbagi sukacita bersama Anda? (Yohanes 15:11). Yesus ada untuk semua orang. Pernahkah Anda mendapati seseorang yang selalu ada untuk Anda, selalu bersedia berdiri di dekat Anda dan siap melayani Anda? Tidak akan Anda temui orang seperti itu selain Yesus. Dia datang untuk berperang dan membebaskan umat-Nya (Lukas 4:18) dan membawa pengharapan.

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

22

Pertumbuhan Iman

Dia memandang setiap orang jauh lebih berharga daripada sekadar aturan agama buatan manusia. Dia berpihak kepada orangorang yang terbuang dan bukan kepada para pemimpin agama yang suka membenarkan diri (Lukas 6:1-5, 13:10-17; Markus 2:15-17). Bahkan Dia memberkati seorang perempuan “yang dikenal sebagai seorang berdosa” yang telah menunjukkan imannya dan menghardik orang-orang Farisi yang menghakiminya (Lukas 7:3650). Percayakah Anda bahwa Yesus ada untuk Anda? Karena kita dikasihi-Nya, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kita. -oo0oo-

Ulang Tahun Bp. Gembala Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Pengetahuan

23

KANONISASI

K

ata ‘kanon’ berasal dari bahasa Ibrani, qaneh yang artinya secara harafiah dapat diterjemahkan sebagai “ukuran” atau “tali pengukur” dan dalam bahasa Yunani berubah menjadi kanÔn dan mendapat makna yang lebih penting. Kanon adalah khazanah teks, terutama teks Alkitab atau Kitab Suci.

Selama berabad-abad banyak terjadi diskusi kitab manakah yang harus dimasukkan sebagai kanon Alkitab. Prosesnya rumit dan memakan waktu yang lama. Kanonisasi Alkitab adalah pengakuan buku-buku yang layak dimasukkan dalam Alkitab, yakni yang sungguh diilhami oleh Allah dan pengesahannya sebagai kumpulan tulisan suci yaitu Firman Allah dalam bahasa manusia, karena di dalamnya dimuat Sabda Allah yang tertulis. Sabda inilah yang menyatakan kasih Allah dan kehendak Allah yang bermanfaat bagi umat manusia di segala jaman. Secara historis, Alkitab telah menjadi norma yang berotoritas bagi iman dan kehidupan bergereja. Proses penetapan kanon dilakukan oleh berpuluh-puluh ahli Kitab Suci dan bahasa serta konsensus Bapa Gereja yang dengan teliti memilah banyak tulisan yang dianggap suci untuk menemukan kitab-kitab yang benar-benar suci dan diwahyukan Allah kemudian dijadikan satu. Para imam Yahudi dan keluarga Masoret telah menyusun Perjanjian Lama (PL), dalam konsensus kanon Ibrani di Jamna (CA-90). Alkitab tidak dihasilkan oleh pertemuan pemimpin agama tetapi merupakan proses sejarah yang dipimpin Roh Kudus dan baru di persidangan Pemimpin Agama mensahkannya. Kanonisasi PL diawali oleh tulisan Musa, Loh Batu yang berisi 10 Hukum ditaruh di dalam Tabut Perjanjian (Keluaran 40:20). Loh Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

24

Pengetahuan

Batu tersebut masih dalam Tabut (semacam peti) ketika Salomo membawa Tabut tersebut ke dalam Bait Allah yang baru saja didirikan (I Raja-raja 8:9). Kitab Taurat yang ditulis oleh Musa ditaruh di samping tabut Tuhan sebagai saksi atas kesalahan Israel (Ulangan 31:24-26; Keluaran 24:7). Yang dimaksudkan Taurat (The Book of Law) di sini diperkirakan adalah seluruh kitab Perjanjian Lama yang telah ditulis saat itu. Diperkirakan Ezra yang mengumpulkan semua kitab nabi-nabi paling akhir dalam PL dan menyatukannya menjadi kanon yang paling lengkap pada tahun 400 SM. Sekitar tahun 200 SM (sekitar 280-150 SM), PL diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani yang disebut Septuaginta. Penterjemahan ini dilakukan di Mesir. Pada waktu itu banyak orang Yahudi yang tinggal di Mesir. Fakta bahwa pada waktu itu PL telah diterjemahkan, berarti kanon PL telah lengkap dan semua kitab itu diterima sebagai Alkitab. Demikian juga halnya dengan proses sejarah kanon Perjanjian Baru (PB) sampai disahkan dalam konsensus para Bapa Gereja. Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, belum sebuah kitab pun ditulis mengenai diri dan ajaran-Nya, karena belum dirasa perlu – para saksi mata utama masih hidup. Jadi Injil masih dalam bentuk lisan, dari mulut ke mulut, oleh para rasul. Seiring berjalannya waktu, jumlah para saksi mata dan para rasul berkurang, dan semakin banyak ancaman pemberitaan ajaran-ajaran sesat. Pada masa itu Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Pengetahuan

25

banyak ditemukan tulisan-tulisan bercorak rohani, yang sebenarnya bukan Firman Allah. Oleh karena itu gereja merasa pentingnya ditentukan kitab-kitab mana sajakah yang dapat diakui berotoritas sebagai Firman Allah. Kemudian para rasul mulai menuliskan suratsuratnya untuk para jemaat, lalu perlahan-lahan dibuat salinan suratsurat itu untuk berbagai gereja dan salinan itu dibacakan dalam pertemuan gereja (Kolose 4:16; 1 Tesalonika 5:7, Wahyu 1:3). Tulisantulisan itu diinspirasikan oleh Tuhan (2 Petrus 1:20-21; Wahyu 22:18; Efesus 3:5). Pada waktu yang bersamaan, ada orang-orang yang menulis kitab-kitab tentang Yesus dan surat-surat ke gereja-gereja, yang tidak termasuk kanon, lambat laun gereja-gereja mulai jelas mengenai kitab-kitab mana yang diinspirasikan Roh Kudus. Proses kanonisasi PB mulai dari the Old Syriac – terjemahan PB pada abad kedua dalam bahasa Syria. Semua kitab ada kecuali 2 Petrus, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas, dan Wahyu sampai dengan pengesahan 27 kitab PB di konsili gereja di Carthago pada abad 397 M. Dari sekian banyak buku, ada buku-buku yang tak termasuk dalam kanon Alkitab, seperti Tobit, Yudit, Tambahan-tambahan pada Buku Ester, Kebijaksanaan Salomo, Yesus anak Sirakh, Barukh, Surat Nabi Yeremia, Tambahan-tambahan pada Buku Daniel, serta 1 Makabe dan 2 Makabe. Buku-buku inilah yang kemudian dimasukkan ke dalam kitab Deuterokanonika, yang secara harafiah berarti “kanon kedua” atau ada yang menyebut pula sebagai buku-buku apokrifa (“tersembunyi”). Jadi tanda-tanda kanonitas meliputi: 1. 2.

Kitab tersebut ditulis atau disahkan oleh para nabi/rasul. Kitab tersebut diakui otoritasnya di kalangan gereja mula-mula. Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

26

3.

Pengetahuan

Kitab tersebut mengajarkan hal yang selaras dengan kitab-kitab lainnya yang jelas termasuk dalam kanon.

Persoalan kanonisasi Alkitab kembali menjadi bahan percakapan di kalangan gereja dan umat Kristiani tatkala terbit buku Injil Barnabas, Holy Blood Holy Grail (1982), Da Vinci Code (2002) dan Injil Yudas (2006). Buku-buku itu cukup menggoncangkan kekristenan. Mengapa? Karena buku-buku tersebut banyak mengandung pengajaran yang berbeda dibandingkan dengan pengajaran di dalam kitab-kitab Injil yang telah dimiliki sebelumnya. Hal ini terutama berhubungan dengan jati diri Yesus, utamanya penyangkalan akan makna kematian Yesus di kayu salib. Bagaimana kita menyikapi munculnya buku-buku tersebut? Kita tidak perlu bingung dan gelisah seolah-olah satu kebenaran baru telah tersingkap yang akan segera meruntuhkan apa yang telah diimani selama ini. Sebaliknya, kita harus terus bertumbuh dalam iman dan dalam pengajaran yang benar sehingga dapat dengan tegas melawan pengajaran sesat yang bertentangan dengan yang diajarkan dalam Alkitab. Hal yang sama telah dilakukan oleh bapa-bapa gereja seperti Irenaneus dari Lyon ketika dia menulis “Against Heresies” (Melawan bidat-bidat/Ajarab-ajaran Sesat) yang ditulis sekitar tahun 180. Kenyataan tersebut di atas menunjukkan kepada kita bahwa berbagai penyesatan yang terjadi belakangan ini juga telah terjadi jauh sebelumnya, yaitu pada era Gereja Mula-mula. Dengan demikian, kita harus semakin sungguh-sungguh memperhatikan seruan dan peringatan Yesus: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!” (Markus 13:5). Ya, kita harus tetap waspada dan tetap berpegang teguh kepada kebenaran (2 Timotius 3:14). Sekali lagi kita harus meyakini, bahwa Alkitab adalah Firman Allah, karenanya Alkitab memiliki beberapa karakteristik yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab atau buku-buku manapun yakni:

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Pengetahuan

1.

2.

3.

4.

27

Berkuasa, Alkitab berkuasa dan memiliki wibawa tertinggi. Alkitab menyatakan apa yang benar dan salah secara mutlak, sehingga manusia wajib mempercayai dan mengikutinya. Cukup, Alkitab cukup untuk menyatakan kehendak Allah kepada manusia sesuai dengan yang Allah nyatakan. Alkitab tidak perlu ditambah atau dikurangi. Tidak ada kitab lain yang memiliki nilai otoritas dan kuasa yang setara dengan Alkitab. Tidak ada ayat di dalam Alkitab yang boleh dibuang dan dinyatakan tidak berlaku sampai akhir dunia ini. Tidak bisa Khilaf (infallible), karena Alkitab merupakan Firman Allah yang ditulis melalui pengilhaman Roh Kudus maka Alkitab tidak bersalah sedikitpun, tidak mungkin menyesatkan/khilaf) dalam maksud dan ajarannya. Tidak bisa salah (inerrancy), Alkitab tidak bisa salah karena bukan produk manusia. Alkitab diilhamkan oleh Allah sendiri dan Roh Kudus turut berperan dalam penulisannya. Karena itu Alkitab tidak bisa salah dalam ajaran, maksud, dan juga kalimatkalimatnya (baik secara geografis, historis, maupun teologis). Pemahaman ini khususnya menunjuk pada setiap huruf asli Alkitab yang tidak bersalah hingga detil kecil.

Betapa besar jasa penyalin-penyalin naskah Alkitab. Dari proses penulisan dan kanonisasi yang panjang dan berliku tersebut, tampak ketekunan dan ketelitian para penyalin naskah Alkitab. Kita telah melihat bahwa proses Kanonisasi Alkitab secara ketat membedakan ajaran yang dinyatakan dari Allah dan ajaran-ajaran salah. Jadi sekarang kita dapat membaca Alkitab kita dengan yakin bahwa isi Alkitab benar-benar Firman Allah. (Sumber: LAI)

-oo0oo-

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

28

Cermin Kehidupan

JEMBATAN MAAF i sebuah desa, hiduplah dua orang kakak beradik, yang sangat akrab. Entah karena apa mereka jatuh dalam pertengkaran serius. Dan ini adalah pertama kalinya mereka bertengkar sedemikian hebat. Padahal selama 40 Tahun mereka hidup rukun saling berdampingan, saling meminjamkan alat pertanian, dan saling bahu membahu dalam usaha perdagangan tanpa mengalami hambatan.

D

Namun kerja sama yang akrab itu kini retak. Mulai dari kesalahpahaman yang sepele saja. Kemudian berubah menjadi perbedaan pendapat yang besar. Dan akhirnya meledak dalam bentuk caci-maki. Beberapa minggu sudah berlalu, mereka saling berdiam diri dan tak tegur sapa. Suatu pagi, seseorang mengetuk rumah sang kakak. Di depan pintu berdiri seorang seorang pria membawa sekotak perkakas tukang kayu. “Maaf tuan, sebenarnya saya sedang mencari pekerjaan,” kata pria itu dengan ramah. “Barangkali tuan berkenan memberikan pekerjaan untuk saya selesaikan.” “Oh ya!” jawab sang kakak. “Saya punya sebuah pekerjaan untukmu. Kau lihat ladang pertanian diseberang sungai sana. Itu adalah rumah tetanggaku, ..ah sebetulnya itu adalah adikku. Minggu lalu ia mengeruk bendungan dengan Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Cermin Kehidupan

29

buldozer lalu mengalirkan airnya ke tengah padang rumput itu sehingga menjadi sungai yang memisahkan tanah kami. Hmm, barangkali ia melakukan itu untuk mengejekku, tetapi aku akan membalasnya lebih setimpal. Di situ ada gundukan kayu. Aku ingin kau membuat pagar setinggi 10 meter untukku sehingga aku tidak perlu lagi melihat rumahnya. Pokoknya aku ingin melupakannya.” Kata tukang kayu, “Saya mengerti. Belikan saya paku dan peralatan. Akan saya kerjakan sesuatu yang bisa membuat tuan merasa senang.” Kemudian sang kakak pergi ke kota untuk belanja berbagai kebutuhan dan menyiapkannya untuk si tukang kayu. Setelah itu ia meninggalkan tukang kayu bekerja sendiri. Sepanjang hari tukang kayu bekerja keras, mengukur, mengergaji dan memaku. Di sore hari ketika sang kakak petani itu kembali, tukang kayu itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Betapa terbelalaknya ia begitu melihat hasil pekerjaan tukang kayu itu. Sama sekali tidak ada pagar kayu sebagaimana yang dimintanya. Namun, yang ada adalah jembatan yang melintasi sungai yang menghubungkan ladang pertaniannya dengan ladang pertanian adiknya. Jembatan itu begitu indah dengan dikombinasi bebatuan yang diambil dari dasar sungai. Di seberang sana, terlihat sang adik bergegas berjalan menaiki jembatan itu dengan kedua tangannya terbuka lebar. “Kakakku, kau sungguh baik hati mau membuatkan jembatan ini. Padahal sikap dan ucapanku telah menyakiti hatimu. Maafkan aku.” Kata sang adik kepada kakaknya. Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

30

Cermin Kehidupan

Dua saudara itupun bertemu ditengah-tengah jembatan, saling berjabat tangan dan berpelukan. Melihat itu, tukang kayu pun membenahi perkakasnya dan bersiap-siap untuk pergi. “Hai, jangan pergi dulu. Tinggallah beberapa hari lagi. Kami mempunyai banyak pekerjaan untukmu,” pinta sang kakak. “Sungguh saya ingin sekali tinggal disini,” kata tukang kayu, “tetapi masih banyak jembatan lain yang harus saya selesaikan.” Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Kolose 3:13

-oo0oo-

Pemotongan kue Ulang Tahun Gereja yang ke-26 untuk para perintis jemaat: Bp. Untung, Ibu Yuwono dan ibu Parjan Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Kesaksian

31

JANGAN PERNAH MENYERAH TETAP BERSUKACITA SEKALIPUN ORANG-ORANG MENGUJI KESABARAN KITA Oleh: Thelma Wells

awon besar itu tidak mampu terbang, sebab tubuhnya terlalu besar sedangkan rentang sayapnya terlalu pendek. Namun kutu yang kecil dapat terbang dari satu bunga ke bunga lain di tengah cuaca hangat. Itulah sebabnya Thelma Wells lebih memilih serangga yang kedua sebagai maskotnya.

T

Thelma Wells adalah orang yang mungkin tidak ingin Anda temui bila Anda sedang mengalami saat-saat yang tidak menyenangkan. Namun bila saat ini Anda sedang mencari kata-kata penghiburan, Anda datang kepada wanita yang tepat. Memang akhir-akhir ini Thelma banyak hilir mudik ke berbagai negara bersama para pembicara lain yang tergabung dalam kelompok Women of Faith untuk bersaksi tentang kesetiaan Allah dalam hidupnya. Ia sangat cakap menularkan kehidupannya kepada orang lain. Antusiasmenya itu merupakan hasil kehidupan imannya. Sukacitanya telah diuji selama bertahun-tahun yang akhirnya muncul seperti emas. Salah satu ujian imannya ia alami ketika ia masih kanak-kanak. Saat itu ia berkunjung ke rumah neneknya. Namun hari yang bahagia itu berubah menjadi suram ketika kakeknya yang agak kejam, Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

32

Kesaksian

menguncinya di kamar kecil selama delapan jam! Thelma dipaksa membersihkan kamar kecil sementara kakeknya bekerja. Untuk melewatkan waktu, iapun bernyanyi lagu-lagu gereja sampai kelelahan dan tertidur di situ. Tentu banyak orang akan mengecam perlakuan seperti itu namun bagi Thelma hal itu tidak berlaku. Ia tidak mau membiarkan dirinya dipenuhi dendam. “Saya percaya bahwa lagu-lagu pujian kepada Allah melingkupi hati saya dan melindungi pikiran saya dari hal-hal yang salah,” ujarnya. Thelma menggantikan kemarahan dirinya dengan penyerahan diri kepada kedaulatan Allah. Sikap ini tidak pernah berubah sampai saat ini, sudah 30 tahun berlalu. “Ketika kakek saya meninggal tahun 1974, ia secara tertulis mewariskan nenek kepada saya,” ia mengenang peristiwa itu. Ia merawat neneknya sampai meninggal.

Hinaan di Tempat Lain Rohnya yang lembut kembali diuji ketika seorang profesor rasis di kampusnya tidak mengakui keberadaannya di kelas. Ia selalu melewati nama Thelma dalam pembagian kelompok dan tidak pernah memanggilnya untuk mengerjakan tugas di depan kelas. Sesudah satu semester, Thelma akhirnya memberanikan diri menghadap sang profesor dan menanyakan mengapa ia tidak mau mengakuinya di dalam kelas. Jawab dosen itu, “Saya tidak pernah mengajar orang berkulit hitam sebelumnya dan sekarang pun saya tidak berniat melakukannya.” Thelma pun membalas, Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Kesaksian

33

“Saya tidak peduli bagaimana niat Anda, namun Anda telah melakukan hal yang besar. Saya hanya ingin berterima kasih karena Anda telah mengajar saya, Thelma Wells, meskipun hanya sebentar.” Ia pun pamit. Sayangnya, sang profesor tidak pernah berubah pikiran. “Ya, saya memang sakit hati, merasa direndahkan dan marah,” aku Thelma, “namun saya meminta Allah menolong saya agar semua perasaan negatif itu pergi.” Ia pun memberikan tips-nya: “Untuk dapat menghindari perasaan marah dan sakit hati dari orang yang tidak menyenangkan, kita perlu berbicara kepada Allah, memujiNya, mempelajari firman-Nya dan berada di lingkungan saudarasaudara seiman yang akan menguatkan kita. Jangan biarkan kebencian memenuhi pikiran kita.” Berbekal sikap seperti itulah, pada 2001 Thelma mendirikan Daughters of Zion. Ia ingin orang lain pun mengetahui bila Allah dapat membawanya melewati masa-masa yang sulit dalam hidup ini, Allah yang sama akan menolong mereka juga. “Satu hal yang saya pelajari dalam setiap situasi buruk adalah bahwa kita tidak sedang berhenti, melainkan sedang berjalan melewatinya. Selalu ada sesuatu yang lebih baik di sisi lain.” -oo0oo-

PERHATIAN Mulai Januari 2007, Suara EL-Asah diterbitkan secara berkala dan diedarkan ke beberapa gereja di Yogyakarta. Penerbitan dan pengelolaan keuangan dikelola oleh badan tersendiri. Terimakasih

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

34

Proyek Pelayanan El-Asah 2006

ADA APA DENGAN PROYEK PELAYANAN EL-ASAH 2006 Oleh. Drs. Johanes Poerwadi

Para Juara Loba Melukis dan Mewarnai bersama Bp. Poerwadi, Bp. Bejo Santoso, Bp. Gembala dan dewan Juri

P

ada waktu kegiatan gerejani dinamakan Proyek Pelayanan EL-Asah 2006, penulis agak terkejut, mengapa kegiatan gerejani diproyekkan seperti kegiatan duniawi yang komersial. Namun setelah penulis hayati, makna dari kata proyek yang berarti rencana pekerjaan besar dengan sasaran khusus yang berkualitas dan waktu yang tepat, maka penulis tanpa ragu melangkah maju. Tindakan ini tentu tidak lepas dari dukungan Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Proyek Pelayanan El-Asah 2006

35

semua saudara seiman disertai dengan tekad bulat dan tentu saja keyakinan yang mendalam terhadap Kemampuan dan Kemahakuasaan Tuhan yang akan menyertai. Kegiatan proyek itu sendiri sebenarnya tidak seberapa besar, jika dibandingkan dengan gereja-gereja lain yang jauh lebih mapan. Proyek pertama dimulai dengan Perayaan Paskah dengan kegiatan lomba melukis, lomba memasak, lomba menghias telur, dan ibadah Paskah dengan Pembicara Bp. Pdt. Hengki Tohea.

Suasana Ibadah Paskah 2006 Proyek yang kedua di bulan Agustus adalah Hari Ulang Tahun Gereja EL-Asah yang ke-26 dengan mengadakan satu ide yang baru, EL-Asah Family Nite berupa acara ibadah yang dipimpin oleh Bp. Pdt. Drs. Yos Hartono, S.Th. dan kemudian diadakan acara Pesta Kebun yang ditandai dengan gubug-gubug yang khas. Acara pesta kebun ini juga diiringi dengan live music yang dimainkan oleh Sdr. Hari Tito dkk. Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

36

Proyek Pelayanan El-Asah 2006

Suasana saat pesta Kebun Pada tgl 15 Oktober 2006, diselenggarakan sebuah surprised party atas ulang tahun Bapak Gembala Samuel Tandiassa sekaligus acara ucapan syukur atas selesainya study S3 di Sekolah Tinggi Theologia Baptis di Semarang dengan gelar Doctor of Ministry dan predikat cumlaude. Kegiatan proyek pelayanan EL-Asah 2006 ditutup dengan acara perayaan NATAL berupa PAGELARAN SEMI KOLOSAL yang diiringi oleh grup musik pimpinan Sdr. Hari Tito dkk dan pertunjukan pantomin oleh Bp. Jemek Supardi, seorang pemain pantomin nasional. Pantomin ini menceritakan tentang suasana dunia yang semakin kacau, dan harapan satu-satunya yang dapat diandalkan hanya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Pagelaran Natal, dengan thema “Be Positive,” ini dipicu oleh adanya kegiatan Natal yang monoton dari tahun ke tahun sehingga acara pagelaran ini akhirnya dirancang dalam satu paket acara Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Proyek Pelayanan El-Asah 2006

37

menjadi satu kesatuan yang utuh. Adegan pertama sampai yang terakhir dalam pagelaran ini saling berkaitan dan klimaksnya ditutup dengan khotbah yang disampaikan oleh Bp. Pdt. Dr. Noor Anggraito.

Pagelaran NATAL: “Be Positive”

Jemaat Tuhan sedang Menikmati Puji-pujian Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

38

Proyek Pelayanan El-Asah 2006

Seluruh kegiatan Proyek Pelayanan EL-Asah 2006, termasuk perbaikan gereja, dan instalasi sound system menghabiskan dana yang cukup besar bagi Gereja Pantekosta EL-Asah yaitu sebesar Rp. 32.759.150,-. Dana ini semakin membengkak dengan adanya kerinduan jemaat untuk memiliki LCD. Puji Tuhan, LCD beserta instalasi pemasangannya seharga RP. 12.672.000,-, yang diidamidamkan akhirnya terwujud. Dengan demikian biaya seluruh kegiatan Proyek Pelayanan EL-Asah 2006 sebesar Rp. 45.431.150,-. Di balik keberhasilan, ada kendala yang dihadapi oleh Panitia Proyek Pelayanan EL-Asah, yaitu keuangan. Pada saat-saat event tinggal dua sampai tiga minggu, dana masih kurang dari cukup namun panitia tetap percaya bahwa Tuhan senantiasa mencukupi. Dan semua itu juga karena dukungan baik secara material maupun doa-doa dari segenap jemaat. Kiranya Tuhan sendiri yang senantiasa memberkati uluran tangan jemaat EL-Asah. Sesuai dengan judul tulisan ini, “ADA APA DENGAN PROYEK PELAYANAN EL-ASAH 2006” ada beberapa hal yang perlu dicatat: a.

Bersama Tuhan, semua bisa terjadi. Bersama Tuhan kita tidak hanya bermimpi, namun mimpi ini diubah menjadi kenyataan. Dari pengalaman selama tahun 2006, ternyata Tuhan selalu mengubah kemustahilan menjadi berkat. b. Proyek Pelayanan EL-Asah 2006 telah menambah iman percaya dan pelajaran iman bahwa bekerja dengan Tuhan tidak perlu takut karena Tuhan selalu menolong yang kita perlukan. Sehingga kita lebih berani membuat program yang lebih besar untuk kemuliaan Tuhan. c. Menambah kedewasaan jemaat. Jemaat belajar untuk tidak mempermasalahkan masalah, namun belajar mencari jalan terbaik dalam berkat Tuhan sehingga gereja aman, tentram, dan diberkati Tuhan.

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Proyek Pelayanan El-Asah 2006

39

d. Memperat tali persaudaraan dalam Tuhan. Persaudaraan dalam Tuhan indah untuk dirasakan dan dinikmati. e. Mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Selama masih diberikan kesempatan oleh Tuhan, hidup yang baik adalah selalu memuliakan nama Tuhan. Penulis bersyukur kepada Tuhan, juga berterima kasih kepada jemaat yang telah mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Penulis teringat khotbah Natal yang disampaikan oleh Bp. Pdt. Samuel Tandiassa bahwa kita patut meniru penyembahan yang dilakukan oleh orang-orang Majus: a.

b. c.

Untuk menyembah Yesus, Sang Raja, mereka harus mengadakan perjalanan yang jauh dan melelahkan. Jadi untuk menyembah Tuhan harus dikerjakan dengan tidak kenal lelah, capai, dan mengeluh. Selalu sujud di hadapan Yesus, artinya rajin beribadah. Membuka tempat harta benda untuk dipersembahkan kepada Tuhan.

Jadi di dalam kita beribadah, kita tidak hanya sujud di hadapan Tuhan, disertai tetesan air mata namun juga harus mempersembahkan tenaga, pikiran, serta harta benda. Hal ini mencerminkan satu persembahan yang utuh atau total. Proyek Pelayanan EL-Asah 2006 tidak akan berhenti sampai akhir 2006, di tahun 2007 masih banyak dan terbentang luas. Jadi kegiatan proyek pelayanan 2007 berjalan terus, sampai Tuhan Yesus datang menjemput kita. Khotbah Bp. Pdt. Samuel Tandiassa mengatakan bahwa dunia bertambah sulit dan suram, namun anak-anak Tuhan selalu disertai dan dijaga-Nya. Bahkan Tuhan berjanji akan memberkati tempat berbaring (rumah) dan anak cucu. Ini tertuang dalam perjanjian berkat dengan Tuhan, asal kita tetap mengakui bahwa Tuhan itu menjadi Allah kita, bagaimanapun Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

40

Proyek Pelayanan El-Asah 2006

situasi dan kondisinya yaitu kita harus tetap di dalam rumah Tuhan, tidak lari ke sana-sini dalam beribadah. Jangan lupa memberikan persepuluhan karena hukumnya wajib. Proyek Pelayanan EL-Asah 2006 adalah salah satu sarana untuk melaksanakan perjanjian kita dengan Tuhan. Oleh sebab itu Proyek Pelayanan EL-Asah selalu terbuka luas bagi jemaat yang mau bergabung dan berpartisipasi. Selamat tinggal Proyek Pelayanan EL-Asah 2006, selamat datang Proyek Pelayanan EL-Asah 2007. Tentu kita akan berlombalomba mengambil bagian dalam proyek ini. Bagi orang percaya, berkat selalu menanti orang percaya. Amin -oo0oo-

Suasana Perjamuan kasih tanggal 1 Januari 2007

Suara EL-Asah Edisi Januari 2007

Related Documents

Vol1no2 3 Pratiwi
October 2019 14