UMP Naik Setiap Tahun, Bagaimana dengan Kinerja Buruh? Ardan Adhi Chandra – detikFinance
Jakarta - Upah Minimum Provinsi (UMP) setiap tahunnya mengalami kenaikan. Di tahun 2017, kenaikan UMP minimal ditetapkan sebesar 8,25% sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan. Dengan adanya kenaikan UMP setiap tahun, lantas apakah kinerja buruh juga meningkat? "Ukurannya begini, kalau secara sektoral per industri kan buruh bagian dari ekonomi. Kinerja ekonomi dilihat dari pertumbuhan ekonomi nasional dan faktanya pertumbuhan naik tahun ini 5,1%," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Minggu (13/11/2016). Namun, untuk pertumbuhan industri per sektornya tidak diketahui dengan pasti berapa besarannya. Sehingga menurut Iqbal kinerja buruh yang rendah tidak dapat dibuktikan dengan angka. "Secara angka kita kan nggak punya, pemerintah nggak punya, BPS juga nggak punya. makanya mereka bilang rendah ukurannya mana," tuturnya. Di sisi lain, kinerja buruh juga dapat dilihat dari jumlah produk yang dihasilkan. Semakin banyak produk yang dihasilkan atau bahkan ada yang sampai diekspor menunjukkan adanya peningkatan kinerja buruh. "Kita bisa lihat juga dari berapa ekspor masing-masing, kalau ekspor naik maka output naik," ujar Iqbal. Selain itu, Iqbal juga menambahkan upah yang diterima buruh Indonesia merupakan yang paling rendah se-Asia Tenggara. Upah rata-rata buruh di Indonesia sebesar US$ 174 per bulan atau lebih rendah dari Vietnam US$ 181 per bulan. Sedangkan upah tertinggi buruh se-Asia Tenggara ada di Malaysia US$ 506 per bulan per bulan. "Thailand upah rata-rata US$ 357, Filipina US$ 206, Malaysia US$ 506, Vietnam US$ 181, dan Indonesia US$ 174. Indonesia lebih rendah dari Vietnam," ujar Iqbal. (dna/dna)