TUJUAN
3.1.1 Saraf Aksesori Spinal (CN XI) a. Untuk mengetahui adanya paralisis m. Sternokleidomastoideus b. Untuk mengetahui adanya paralisis m. Trapezius 3.1.2 Saraf Hipoglosal (CN XII) a. Untuk mengetahui keadaan normal pada lida b. Untuk mengetahui kesehatan lidah
CARA KERJA
3.1.3 Saraf Aksesori Spinal (CN XI) 1. Beritahu klien bahwa tindakan akan segera dimulai. 2. Atur lingkungan yang nyaman bagi klien,dan atur posisi duduk klien senyaman mungkin. 3. Lakukan cuci tangan 4. Lakukan pemeriksaan Nervus Asesorius: a. Mengetahui adanya paralisis m. sternokleidomastoideus 1) Mintahlah klien menolehkan kepala kearah yang sehat 2) Kemudian raba m. sternokleidomastoideus. Bila terdapat paralisis N. XI di sisi tersebut maka akan teraba m. sternokleidomastoideus tidak menegang b. Mengetahui adanya paralisis m. trapezius 1) Tekan
kedua
bahu
klien
ke
bawah,
sementara
itu
klien
akan
mempertahankan posisi kedua bahu tetap terangkat (bahu penderita yang sakit akan tampak lebih rendah daripda sisi yang sehat) 2) Morgo vertebralis scapula di sisi yang sakit tampak lebih kesamping daripada sisi yang sehat 5. Beritahu bahwa tindakan telah selesai 6. Kaji respon klien (subjektif dan obyektif) 7. Berikan reinforcement positif pada klien 8. Buat kontrak pertemuan selanjutnya
9. Akhiri kegiatan dengan baik dan lakukan cuci tangan
Gambar 3.19 Pemeriksaan m. sternocleidomastoideus
Gambar 3.20 Pemeriksaan m. Trapezius
RENTANG NORMAL
N XI
a. Pemeriksaan m. sternokleidomastoideus Normal : M. sternokleidomastoideus akan terlihat menegang saat seseorang menoleh
kearah
kiri
maupun
kanan
maka
akan
teraba
m.
sternokleidomastoideus yang menegang. Tidak normal : Apabila m. sterkleidomastoideus teraba tidak menegang. Hal tersebut disebut dengan adanya Paralisis (kelumpuhan) N XI pada m. sterkleidomastoideus
b. Pemeriksaan m. Trapezius Normal : Normalnya, kedua bahu akan mampu mengatasi tekanan dengan cukup baik. Postur dan posisi bahu akan simetris dan sama saat diangkat oleh klien. Tidak Normal : Apabila salah satu sisi pada bahu kiri maupun kanan posisinya lebih rendah atau tidak simetris. Hal tersebut disebut dengan Paralisis (Kelumpuhan) m . trapezius.
N XII Normal : Normalnya, lidah akan berada di garis tengah dan klien harus mampu menggerakannya dari kanan ke kiri dengan seimbang. Klien harus mampu menggerakan lidahnya ke atas dan kebawah. Tekanan yang dikeluarkan oleh lidah pada spatel harus sama di semua sisi. Bicara harus jelas, terutama pada bunyi huruf d, I, n dan t, yang membutuhkan penggunaan lidah. Tidak Normal : Dalam keadaan diam, lidah tidak simetris, biasanya bergeser ke daerah sehat karena tonus di sini menurun. Klien tidak dapat menggerakan lidah ke kanan atau kiri maupun ke arah atas dan bawah. Klien tidak dapat berbicara dengan jelas atau yang di sebut dengan dysarthria. Adanya tremor lidah. Hal ini timbul karena terjadinya parese atau kelumpuhan pada N. Hipoglossus.
3.1.4 Saraf Hipoglosal (CN XII) 1. Beritahu klien bahwa tindakan akan segera dimulai. 2. Atur lingkungan yang nyaman bagi klien,dan atur posisi duduk klien senyaman mungkin. 3. Lakukan cuci tangan 4. Lakukan pemeriksaan: a. Menjulurkan lidah
1) Pada lesi unilateral, lidah akan berdeviasi ke arah lesi. Pada Bell,s palsy (kelumpuhan saraf VII) bisa menimbulkan psositif palsu 2) Mengerakkan lidah ke lateral 3) Pada kelumpuhan bilateral dan berat, lidah tidak bisa digerakkan ke arah samping kanan dan kiri b. Tremor lidah 1) Perhatikan apakah ada tremor lidah dan atropi. Pada lesi perifer maka termor dan atropi papil psotif c. Articulasi 1) Perhatikan bicara dari klien, bila terdapat parese maka didapatkan dysarthria. 5. Beritahu bahwa tindakan telah selesai 6. Kaji respon klien (subjektif dan obyektif) 7. Berikan reinforcement positif pada klien 8. Buat kontrak pertemuan selanjutnya 9. Akhiri kegiatan dengan baik dan lakukan cuci tangan
Gambar 3.21 Pemeriksaan lidah